Pariwisata Alam Kotamadya Tanjungbalai Sebagai Kota Lintas Wisatawan Mancanegara

(1)

PARIWISATA ALAM KOTAMADYA TANJUNGBALAI

SEBAGAI KOTA LINTAS WISATAWAN MANCANEGARA

KERTAS KARYA

DIKERJAKAN OLEH :

ASWAD HASAN

NIM : 052204133

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA

MEDAN


(2)

PARIWISATA ALAM KOTAMADYA TANJUNGBALAI SEBAGAI KOTA LINTAS WISATAWAN MANCANEGARA

KERTAS KARYA Dikerjakan

O L E H

ASWAD HASAN NIM : 052204133 Pembimbing

Dr. Asmyta Surbakti, M.Si

Kertas Karya ini Diajukan Kepada Panitia Ujian

Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk Melengkapi Syarat Ujian Diploma III

Dalam Program Studi Pariwisata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN SUDI NON GELAR DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN


(3)

Disetujui Oleh:

PROGRAM DIPLOMA PARIWISATA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Medan, Maret 2010

PROGRAM STUDI PARIWISATA Ketua,


(4)

Pengesahan Diterima Oleh:

Panitia Ujian Program Pendidikan Non Gelar Sastra dan Budaya Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara, untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III dalam bidang Studi Pariwisata.

Tanggal : Hari :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dekan,

NIP.

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan 1. Dr. Asmyta Surbakti, M.Si (Dosen Pembimbing)

2. (Dosen Pembaca) 3. (Ketua Program Studi) 4. (Sekretaris Program Studi)


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul ……… 1.2 Pembatasan Masalah ……… 1.3 Tujuan Masalah ……… 1.4 Metode Pengumpulan Data ……… 1.4.1 Library Research/Penelitian Lapangan ……… 1.4.2 Field Research/Penelitian Lapangan ……… 1.5 Sistematika Penulisan ………

BAB II KEPARIWISATAAN

2.1 Defenisi Pariwisata ……… 2.2 Defenisi Wisatawan ……… 2.3 Pengertian Tour Guide Pemimpin Perjalanan Wisatawan ……… 2.4 Jenis-Jenis Pramuwisata ……….

BAB III SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM

3.1 Sejarah Singkat Kotamadya Tanjungbalai ... 3.2 Kepala Daerah Kotamadya Tanjungbalai ...


(6)

3.3 Keadaan Geografis Kotamadya Tanjungbalai ... 3.4 Kependudukan ... 3.5 Kebudayaan ...

BAB IV POTENSI WISATA ALAM KOTAMADYA TANJUNGBALAI DAN PENGEMBANGANNYA

4.1 Sarana ... 4.2 Sarana Pendukung Pariwisata Kotamadya Tanjungbalai ... 4.3 Prasaran ... 4.4 Beberapa Potensi Wisata Alam Kotamadya Tanjungbalai ...

KESIMPULAN SARAN


(7)

ABSTRAK

Pariwisata adalah penghasil devisa ketiga Negara Indonesia setelah pertanian dan industri. Indonesia dikenal memiliki potensi yang sangat besar dalam memajukan kepariwisataan di daerah-daerahnya karena didukung oleh keanekaragaman budaya dan adat-istiadat, keindahan alam, dan juga potensi sejarahnya yang dapat menarik minat wisatawan asing. Atas dasar tersebut maka kepariwisataan harus ditumbuhkembangkan secara maksimal sehingga menghasilkan manfaat bagi negara dan kesejahteraan penduduk setempat.

Kotamadya Tanjungbalai merupakan daerah yang sangat potensial sebagai kota lintas wisatawa karena merupakan tempat bertemunya berbagai bangsa. Pulau-pulau yang ada di sekitar Kotamadya Tanjungbalai antara lain pulau Simardan, Beting Kopah, dan Panton atau disebut juga Bagan Asahan.

Pada era globalisasi ini perkembangan pariwisata di Kotamadya Tanjungbalai semakin pesat, yakni dengan dikembangkannya pesisir pantai Sungai Asahan menjadi sebuah taman hiburan untuk keluarga serta juga sebagai sarana pertemuan para muda-mudi. Kepariwisatan Kotamadya Tanjungbalai memang dikenal potensial sebagai kota lintas wisatawan mancanegara lewa pulau-pulau yang ada di sekitarnya.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan kertas karya ini. Kertas karya ini ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi DIII Pariwisata pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dengan judul ”Pariwisata Alam Kotamadya Tanjungbalai Sebagai Kota Lintas Wisatawan Mancanegara”.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih memiliki kekurangan-kekurangan dikarenakan keterbatasan penulis dalam pengumpulan bahan dan pengerjaannya. Karena itu, dengan segala keterbatasan tersebut penulis menerima saran-saran yang bersifat melengkapi dan membangun.

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan dari beberapa pihak baik dalam bentuk materil maupun juga moril. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara,

2. Ibu Arwina Sufika S.E., M.Si, selaku Ketua Program Studi D III Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara,

3. Dr. Asmyta Surbakti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan motivasi dan bimbingannya,

4. Seluruh dosen pengajar, staf administrasi Fakultas Sastra USU khususnya staf administrasi Program Studi DIII Pariwisata.


(9)

5. Kedua orang tua saya tercinta, almarhum bapak saya yang selalu kurindu H. Hasan Basrim Manurung dan ibu saya yang tercinta Hj. Siti Arni Simanjuntak. 6. Ketujuh saudara kandung saya yang banyak memberikan motivaasi dan

dukungan buat saya untuk tetap terus berkarya.

7. Kepada kawan-kawan angkatan 2005 yang juga banyak memberikan motivasi untuk saya yaitu Sahat, Isro, Andika, dan lain-lain.

Medan, Maret 2011 Penulis,


(10)

ABSTRAK

Pariwisata adalah penghasil devisa ketiga Negara Indonesia setelah pertanian dan industri. Indonesia dikenal memiliki potensi yang sangat besar dalam memajukan kepariwisataan di daerah-daerahnya karena didukung oleh keanekaragaman budaya dan adat-istiadat, keindahan alam, dan juga potensi sejarahnya yang dapat menarik minat wisatawan asing. Atas dasar tersebut maka kepariwisataan harus ditumbuhkembangkan secara maksimal sehingga menghasilkan manfaat bagi negara dan kesejahteraan penduduk setempat.

Kotamadya Tanjungbalai merupakan daerah yang sangat potensial sebagai kota lintas wisatawa karena merupakan tempat bertemunya berbagai bangsa. Pulau-pulau yang ada di sekitar Kotamadya Tanjungbalai antara lain pulau Simardan, Beting Kopah, dan Panton atau disebut juga Bagan Asahan.

Pada era globalisasi ini perkembangan pariwisata di Kotamadya Tanjungbalai semakin pesat, yakni dengan dikembangkannya pesisir pantai Sungai Asahan menjadi sebuah taman hiburan untuk keluarga serta juga sebagai sarana pertemuan para muda-mudi. Kepariwisatan Kotamadya Tanjungbalai memang dikenal potensial sebagai kota lintas wisatawan mancanegara lewa pulau-pulau yang ada di sekitarnya.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan judul

Sektor industri kepariwisataan merupakan hal yang penting untuk dikembangkan karena terkait pertumbuhan ekonomi suatu tempat atau daerah. Perekonomian yang maju pesat tentu akan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan taraf kehidupan manusia secara menyeluruh. Dengan demikian , Kotamadya Tanjungbalai yang sudah lama dikenal sebagai kota yang bersifat lintas sektoral perlu dikembangkan untuk mengangkat potensi wisata alam yang dimilikinya.

Hal ini berarti dalam dunia kepariwisataan perlu adanya penanganan dan kerjasama oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah Kotamadya Tanjungbalai. Sehingga untuk lebih mendorong kinerja tersebut ditanamkan sadar wisata bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan kepariwisataan.

Dalam hubungannya dengan pengembangan program pemerintah pusat di bidang kepariwisataan diharapkan pemerintah Kotamadya dapat mengambil bagian dalam program tersebut. Kotamadya Tanjungbalai di Provinsi Sumatera Utara memiliki ciri khas tersendiri yakni dengan keanekaragaman etnis dan ras. Seperti etnis Batak (Batak Toba, Karo, Mandailing), Etnis Jawa, Tionghoa, serta Melayu.

Kotamadya Tanjungbalai memiliki banyak aspek yang mendukung yakni, sebagai kota kecil yang terletak di pesisir Pantai Sumatera memiliki pelabuhan


(12)

tempat arus masuk dan keluar kapal-kapal besar, kapal penumpang, kapal tongkang, kapal ikan, dan lain-lain. Pelabuhan ini juga banyak dijadikan tempat persinggahan sementara bagi kapal-kapal dari negara tetangga. Sehingga sangat memungkinkan terjadinya kontak sosial budaya. Kota Tanjungbalai sejak dahulu merupakan salah satu pusat perdagangan yang telah lama dikenal baik di dalam maupun luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Sehingga banyak diminati oleh para wisatawan asing dan lokal. Kotamadya Tanjungbalai menghubungkan jalur Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) seperti Kabupaten Asahan, Labuhan Batu, Pantai cermin, Bukit Lawang, Pantai Bahorok, Medan, dan juga Berastagi. Hasil laut Kotamadya Tanjungbalai dapat dijadikan sebagai produk pariwisata di bidang agrobisnis dan agrowisata.

Wisata kuliner laut tersebut dapat diolah dan dikelola. Alam, kebudayaan, dan kependudukan Kotamadya Tanjungbalai memiliki keunikan tersendiri seperti keanekaragaman suku, ras, dan agama yang harus dapat diperhatikan dan mendapat prioritas lebih dari Pemerintah Daerah Kotamadya Tanjungbalai.

1.2 Pembatasan Masalah

Kotamadya Tanjungbalai merupakan kota pintu gerbang dan sekaligus sebagai kota industri kecil dan juga kota perdagangan , sehingga perlu adanya pengelolaan yang lebih serius dari pemerintah daerah dalam hal pembangunan fasilitas berupa sarana dan prasarana. Sedangkan pada saat ini masih sulit ditemukan sarana-sarana yang lengkap di bidang kepariwisataan. Pemerintah Daerah Kotamadya Tanjungbalai belum memberikan perhatian pada bidang kepariwisataan dalam


(13)

pembangunannya. Masih banyak sarana infrastruktur yang rusak dan menyebabkan potensi yang dimiliki belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.

1.3 Tujuan Penelitian

Selain itu, tujuan penulisan kertas karya ini adalah dalam rangka menyelesaikan tugas akhir di bangku kuliah. Kertas karya ini membahas tentang kepariwisataan Kotamadya Tanjungbalai yang bertujuan untuk memberikan gambaran Kotamadya Tanjungbalai, penjelasan keindahan alamnya, ciri khas kebudayaannya serta juga pemerataan pembangunan dan potensial yang ada. Melalui penulisan kertas karya ini diharapkan Pemerintah Daerah setempat mampu memberikan perhatian khusus terhadap Kotamadya Tanjungbalai. Pelabuhan lautnya sangat mendukung dan memiliki peluang untuk dikembangkan pengembangan berbagai sektor industri. Selain pemerintah pusat juga diharapkan kepada pemerintah daerah agar kiranya menanamkan sadar wisata kepada dunia usaha sehingga dapat memberikan tanggapan-tanggapan yang bersifat membangun kepariwisataan Kotamadya Tanjungbalai.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Pada prinsipnya pengumpulan data merupakan suatu usaha untuk menjawab berbagai masalah yang terdapat dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, digunakan beberapa metode yang dapat mencerminkan kekuatan data yang dikumpulkan serta dianalisis dan sampai pada penarikan kesimpulan dan saran. Metode yang digunakan penulis adalah:


(14)

1.4.1 Library Research / Penelitian Kepustakaan

Berupa kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data dengan mengumpulkan bahan bacaan, literatur, analisa, dan interpretasi yang mewakili gambaran Kotamadya Tanjungbalai.

1.4.2 Field Research / Penelitian Lapangan

Cara untuk memperoleh data secara langsung dengan melakukan penelitian langsung ke objek yang diteliti. Seperti dengan melakukan kunjungan secara langsung dan dilakukan pencatatan secara terinci dan akurat. Data-data yang berbeda dikumpulkan dan ditarik kesimpulan dengan cara yang lebih terarah dan terkait sesuai dengan judul penelitian tersebut.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penulisan kertas karya yang berjudul “Pariwisata Alam Kotamadya Tanjungbalai Sebagai Kota Lintas Wisatawan Mancanegara” ini maka penulis membaginya dalam beberapa Bab yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Yang terdiri dari latar belakang penulisan yakni alasan memilih judul, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan.


(15)

BAB II : KEPARIWISATAAN

Meliputi pembahasan tentang kepariwisataan secara garis besar yaitu pengertian istilah pariwisata, pengembangan pariwisata, dan juga pembahasan tentang jenis-jenis pariwisata.

BAB III : SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM KOTAMADYA TANJUNGBALAI

Yang terdiri dari sejarah singkat Kotamadya Tanjungbalai, keadaan potensi alamnya, kependudukan dan kebudayaannya.

BAB IV : POTENSI WISATA ALAM KOTAMADYA TANJUNGBALAI

Meliputi sarana dan prasarana yang ada di Kotamadya Tanjungbalai sebagai pintu gerbang bagi pedagang dan wisatawan dari mancanegara.


(16)

BAB II

KEPARIWISATAAN

2.1 Istilah Pariwisata

Istilah pariwisata baru dikenal di Indonesia ketika berlangsung Musyawarah Nasional Tourism ke-2 pada 12-14 Juni 1958 yang diselenggarakan di Tretes, Jawa Timur. Sebelumnya kata pariwisata digunakan dalam bahasa Inggris yaitu tourism yang sering pula disebut sebagai turisme dalam bahasa Belanda.

Pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berputar, berkeliling, lengkap, berulang -ulang. Sedangkan wisata berarti berpergian ataupun perjalanan berkeliling ataupun dilakukan berputar putar dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam bahasa Inggris pariwisata disebut dengan istilah tour sedangkan pengertian jamak, kata kepariwisataan disebut dengan istilah tourism atau tourisme. Perkembangan selanjutnya istilah ini, pariwisata tetap menggunakan kata yang dipergunakan untuk perjalanan baik ke luar negeri maupun yang dilakukan di dalam negeri. Berikut ini beberapa pengertian pariwisata menurut pandangan beberapa ahli :

• Menurut Herman V. Shularard,

“…Tourisme is the sum of operation, mainly of an economic nature which directly related to the entry stay movement of foreigner inside certain country, city or region ( tourism traveler)”.


(17)

• Menurut Prof. Hunzker dan Prof. K.Krapt

”…Tourism is totally of relationship and phenomena arising from the travel and the stay of stranger, provide he does not imply the establishment of resident (tourism traveler)”.

• Menurut Undang-Undang No.9 Tahun 1990

Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan dibidang tersebut.

• Menurut E . Guyer Freuler

Pariwisata dalam artian modern merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan keselamatan cuaca ( Sumber: tourism traveler book )

• Menurut Institut of Tourism in Britain (sekarang Tourism Society in Britain)1976.

Pariwisata adalah kepergian orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu yang pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan tempat bekerja sehari-hari , serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut , yang mencakup kepergian untuk berbagai maksud dan tujuan termasuk juga kunjungan sehari-hari atau biasa disebut berdarmawisata.


(18)

2.2 Defenisi Wisatawan

Wisatawan berasa dari bahasa Sansekerta. Wisata yang berarti perjalanan dapat disamakan dengan kata travel (pengertian umum) dan tour (pengertian khusus) dalam bahasa Inggris.

Berikut ini beberapa pengertian wisatawan menurut pandangan beberapa ahli : • Wisatawan adalah setiap orang yang melakukan perjalanan ke tempat lain

dari tempat tinggalnya yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara dalam rangka menikmati objek dan daya tarik wisata.

• Menurut IUOTO ( International Union of Official Travel Organization) Wisatawan adalah pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjungi dan tujuan perjalanan dapat digolongkan kedalam klasifikasi sebagai berikut :

a. Pesiar (Leisure)

b. Hubungan dagang (Business Relation) • Menurut Objek terbagi atas ;

1. Cultural Tourism

2. Recooperational Tourism 3. Commercial Tourism 4. Sport Tourism 5. Political Tourism 6. Social Tourism 7. Religion Tourism


(19)

2.2.1 Pengertian Tour Guide (Pemimpin Perjalanan Wisata) a. Defenisi Tour Guide

Tour Guide disebut juga Tourist Guide yaitu pemandu Perjalanan Wisata. Tour Guide dalam bahasa Indonesia disebut Pramuwisata atau Duta Wisata.

Pramuwisata adalah seseorang yang member penjelasan kepada wisatawan dan traveller tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka berkunjung pada suatu objek yaitu tempat atau daerah wisata tertentu. Berikut ini adalah pengertian Tour Guide atau pramuwisata menurut pandangan beberapa ahli :

•Menurut Drs. Oka A. Yoety

a Guide is a person who shows the way, as specialy a person who is employed by travelers or turist for example in a strange country or to point out explain the sights.

•Menurut SK. Menhub No. SK. 234 /K.1970 (Sumber : Kepariwisataan Indonesia)

Pramuwisata adalah seseorang yang mempunyai kartu pramuwisata untuk menyelenggarakan bimbingan perjalanan serta penerangan tentang kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi kehidupan bangsa Indonesia atau penduduk di suatu daerah.

• Menurut Letak Geografis jenis pariwisata terbagi atas : 1. National Domestic Tourism.


(20)

3. International tourism

• Menurut umur yang melakukan perjalanan terbagi atas : 1. Youth Tourism

2. Adult Tourism

• Menurut jenis kelamin terbagi atas : 1. Masculine Tourism

2. Femiline Tourism

• Menurut Harga dan Tingkat Sosial terbagi atas : 1. Deluxe Tourism

2. Middle Tourism 3. Special Tourism 2.2.2 Jenis-Jenis Pariwisata

Berikut ini adalah berbagai jenis pariwisata yaitu :

• Menurut letak geografis di mana kegiatan kepariwisataan berkembang terbagi atas :

1. Pariwisata lokal (Local Tourism)

2. Kepariwisataan Regional ( Regional Tourism) 3. Kepariwisataan Nasional ( National Tourism) 4. Regional –international Tourism (National Tourism) 5. International Tourism

• Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran terbagi atas : 1. Out-going Tourism atau pariwisata pasif


(21)

1. Seasonal Tourism 2. Occasional Tourism • Menurut J Chisditoler Hollaway

Wisatawan adalah seseorang yang mengadakan perjalanan untuk melihat sesuatu yang lain kemudian mengetahui dan membayar sesuatu yang telah dilihat (Sumber: Around Tourism by Herman Lenn).

Melalui defenisi yang dikemukakan di atas, jelaslah bahwa yang disebut sebagai wisatawan itu adalah orang-orang yang:

a. Melakukan perjalanan lebih dari 24 jam atau sehari semalam

b. Sifat perjalanan yang untuk sementara waktu bilaman perjalanan selesai maka ia akan kembali ke tempat kediamannya semula.

c. Di tempat atau di daerah atau negara yang dikunjungi tersebut tidak ada unsure-unsur untuk mencari nafkah atau pekerjaan untuk menetap tinggal dalam bebrapa tahun.

2.3 Bentuk Pariwisata

Berikut ini adalah berbagai pariwisata :

• Menurut jumlah orang yang melakukan perjalanan terbagi atas : 1. Individual Tourism

2. Group Tourism

• Menurut maksud perjalanan yang dilakukan terbagi atas : 1. Recreational Tourism atau Leisure Tourism


(22)

3. Health Tourism 4. Sport Tourism 5. Conference Tourism

• Menurut alat pengangkutan yang digunakan terbagi atas : 1. Land Tourism

2. Sea River Tourism 3. Air Tourism

Wilayah dan/atau mengenai suatu obyek spesialisasi atau khusus terhadap para wisatawan.

• Menurut SK . Menparspostel No. KM. 82 /PW.102?MPPT-1998 Pramuwisata adalah sesorang yang member bimbingan , penerangan , dan petunjuk tentang objek wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan oleh wisatawan.

Dari seluruh yang dibuat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa Tour

guide itu adalah:

• Seseorang yang mampu mengadakan komunikasi dengan wisatawan dengan bahasa baik

• Berpengetahuan luas dan terutama mengenai informasi daerah objek atau atraksi wisata

• Bertugas menunjuk jalan dan menjaga keselamatan • Memperoleh bayaran dari wisatawan atau perusahaan

• Harus mempunyai Surat Izin Operasi yang dikeluarkan oleh Kadiparda (khususnya tourist guide Indonesia).


(23)

2.4 Jenis-Jenis Pramuwisata

Berdasarkan bidang keahliannya pramuwisata dibagi menjadi beberapa jenis antara lain:

Pramuwisata Umum (General Guide) adalah pramuwisata yang mempunyai pengetahuan mengenai kebudayaan alam, adalah aspirasi kehidupan bangsa dan penduduk secara umum yang memiliki izin untuk memberikan bimbingan perjalanan dan penerangan kepariwisataan dengan satu atau beberapa bahasa tertentu terhadap wisatawan baik secara perseorangan atau berkelompok.

Pramuwisata khusus (Special Guide) adalah pramuwisata yang mempunyai pengetahuan khusus dan mendalam mengenai objek wisata seperti kebudayaan, arkeologi, sejarah, tekhnik, perdagangan, keagamaan, ilmiah, margasatwa, perburuan, dan lain-lain yakni yang mempunyai izin untuk membimbing perjalanan dengan memberikan penerangan kepada wisatawan baik perseorangan atau kelompok dengan menggunakan satu bahasa atau beberapa bahasa

Pembimbing Darma Wisata (Tour Conductor) adalah pramuwisata senior yang mempunyai tanda pramuwisata untuk memimpin perjalanan suatu kelompok wisatawan yang melakukan perjalanan di suatu wilayah atau suatu negara guna memberikan asistensi perjalanan, bimbingan, dan penerangan mengenai objek wisata kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi kehidupan dari penduduk atau bangsa di wilayah yang dijelajahi


(24)

Pramuwisata Pengemudi (Driver Guide) adalah pramuwisata yang mempunyai Kartu Tanda Pramuwisata untuk memberikan bimbingan dan penerangan umum.


(25)

BAB III

SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM

3.1 Sejarah Singkat Kotamadya Tanjungbalai

Perjalanan Sultan Aceh Iskandar Muda ke Johor dan Malaka pada tahun 1612 dapar dikatakan sebagai awal dari sejarah Asahan. Dalam perjalanan tersebut rombongan Sultan Iskandar Muda beristirahat di sebuah kawasan hulu sungai. Sehingga dinamakan Asahan. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke sebuah Tanjung yang merupakan pertemuan antara Sungai Asahan dengan Sungai Silau. Setelah sekian lama menetap di daerah tersebut atau sekitar memakan waktu 2 tahun lebih, rombongan Sultan Iskandar bertemu dengan seorang raja yang bernama Raja Simargolang.

Dalam catatan sejarah Kerajaan Asahan pernah diperintah oleh delapan orang raja yang sejak raja pertama yaitu Raja Abdul Jalili Rahmadsyah pada tahun 1629 sampai dengan Kerajaan Sultan Syaibun Abdul Jalil pada tahun 1933. Ketika raja mangkat pada tanggal 17 April 1980 di Kota Medan, jenazah Sultan Syaiban Abdul Jalil dimakamkan di kompleks Masjid Raya Tanjungbalai.

Pertumbuhan dan perkembangan Kotamadya Tanjungbalai sejak didirikan sebagai Gementee berdasarkan Beshluit G.G pada tanggal 27 Juni 1917 dengan Stbl. 1917 No. 284 sebagai akibat dibukanya perkebunan-perkebunan di daerah Sumatera Timur termasuk daerah Asahan seperti H.A.P.M, SIPEF, London Sumatera Indonesia (Lonsum) dan lain-lain.


(26)

3.2 Kepala Daerah (Walikota) yang pernah memimpin kotamadya Tanjungbalai

Kepala daerah yang tercatat pernah memimpin Tanjungbalai sejak tahun 1946 sampai dengan sekarang adalah:

1. Abdul Eten

2. Rakoetta Sembiring

3. Datuk Edwarsyah Symasura 4. Wan Wasmayuddin

5. Zainal Abidin 6. Syaiful Alamsyah 7. Anwar Idris

8. Patuan Naga Nasution 9. Drs. H. Ibrahim Gani 10.H. Bahrun Damanik 11.Ir. H. Masyal Hutagalung 12.H. Badita Nizar Lubis

13.Drs. H. Abdul Muis Dalimunthe 14.Drs. H. Sutrisno Hadi

3.3 Keadaan Geografis Kotamadya Tanjungbalai

Sebelum Kotamadya Tanjungbalai diperluas dari 199 ha ( 2 km² ) hingga menjadi 60 km², kota ini pernah menjadi Kotamadya terpadat di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk lebih kurang 40.000 jiwa, dengan kepadatan penduduk


(27)

masing masing 20.000 jiwa per km². Oleh karena itu atas persetujuan pemerintah pusat melalui pemerintah daerah Kotamadya Tanjungbalai diperluas menjadi 112 km² dengan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 1987 tentang perubahan batas Wilayah Kotamadya Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan. Kotamadya Tanjungbalai terletak pada posisi khatulistiwa 2° 58’ LU DAN 98 ° LS, dengan luas wilayah 60. 529 km². Kotamadya Tanjungbalai dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Asahan dengan batasan sebagai berikut :

a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat, b. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Air Joman,

c. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sei Kepayang, dan d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat.

Letak dan posisi khatulistiwa Kotamadya Tanjungbalai berada diantara 2° 58’ LU dan 99°48’ LS. Sehingga menjadikan keadaan alamnya cenderung tropis ( hujan dan berawan).

Potensi curah hujan sepanjang tahunnya cukup stabil yaitu lebih kurang 0,5 mm pertahunnya. Curah hujan terjadi dengan maksimal pada akhir penghujung tahun yang dimulai dari bulan September, Oktober, November, dan Desember. Umumnya pada bulan-bulan ini ditandai dengan proses masa awal penanaman tumbuhan tanaman di perkebunan-perkebunan seperti tanaman kelapa, karet, kelapa sawit, padi dan juga cokelat.


(28)

3.4 Kependudukan

Berdasarkan sensus penduduk Kotamadya Tanjungbalai pada tahun 2004-2009, diperoleh data seperti tabel 3.1. namun dapat dikatakan, peningkatan angka penduduk terjadi pada tahun 2003. Pada tahun 2003 tingkat perekonomian masyarakat Tanjungbalai meningkat, sehingga para pendatang dari berbagai wilayah berdatangan dengan tujuan berdagang, sebagai nelayan, bahkan ada juga yang berprofesi kerja buruh dengan upah yang tinggi.

Berdasarkan data sensus penduduk dari Kantor Imigrasi dan Kependudukan Kotamadya Tanjungbalai, berikut ini dapat dilihat angka persentase kependudukan Kotamadya Tanjungbalai.

Data Sensus Penduduk 2004-2009

(Sumber: Kantor Imigrasi Tanjungbalai)

No TAHUN PRIA WANITA

1 2004 33% 45%

2 2005 36% 55%

3 2006 38% 57%

4 2007 39% 65%

5 2008 40% 60%

6 2009 45% 65%

Tabel 3.1

Letak dan posisi Kotamadya Tanjungbalai cukup strategis yakni berada di pesisir pantai dan dikelilingi oleh kawasan-kawasan yang perekonomiannya


(29)

rata-rata stabil sepanjang tahunnya. Batasan-batasan kawasan Kotamadya Tanjungbalai merupakan daerah-daerah areal perkebunan seperti sebagai berikut: a. Perkebunan kelapa kopra seperti di daerah Sei Kepayang,

b. Perkebunan kelapa sawit terdapat di daerah Labuhan Batu, c. Perkebunan karet terdapat di daerah Simpang Empat, dan d. Perikanan terdapat di daerah Tanjungbalai.

3.5 Kebudayaan

Adat istiadat Kotamadya Tanjungbalai terutama dalam hal perkawinan masyarakat lebih mengenal adat Melayu yaitu dengan cara meminang seorang mempelai atau lazimnya disebut pinangan. Pria melakukan pinangan terhadap yang dipelai biasanya disertai dengan mahar, yakni berupa uang atau barang-barang perhiasan. Kebudayaan masyarakat Kotamadya Tanjungbalai hampir dapat dikatakan lebih dominan ke arah kebudayaan Melayu.


(30)

BAB IV

PARIWISATA ALAM KOTAMADYA TANJUNGBALAI SEBAGAI KOTA LINTAS WISATAWAN MANCANEGARA

4.1 Sarana

Potensi wisata alam Kotamadya Tanjungbalai jika dipandang dari sisi panorama alam dan lingkungannya adalah sangat strategis dan signifikan jika dijadikan lokasi tempat wisata. Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) masyarakat Tanjungbalai pada tahun 2002 hingga tahun 2005 hanya memperoleh kenaikan beberapa persen saja yakni sekitar 46%. Sedangkan pada tahun 2006 sampai tahun 2009 meningkat dan mencapai angka menjadi 55%. Hal ini dikarenakan sumber Pendapatan Anggaran Daerah hanya dapat diperoleh dari pendapatan pajak bangunan saja, pajak kendaraan bermotor dan bea cukai. Sedangkan pendapatan dari kepariwisataan Kotamadya Tanjungbalai masih belum bisa memadai atau belum diperoleh secara maksimal. Pemerintah setempat belum melakukan pengembangan terhadap potensi wisata alam yang sudah ada sejak dahulunya padahal disini terdapat potensi untuk menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara .

Pemerintah daerah selaku kepala daerah atau disebut Walikota Kotamadya Tanjungbalai yaitu Drs. H. Sutrisno Hadi Sp.OG mencoba mencanangkan atau lebih tepat disebut memrioritaskan objek wisata yang dikembangkan telah sejak lama ada di daerah tersebut. Seperti objek – objek wisata yang mendukung dunia kepariwisataan yakni Pulau Leibos, Panton, (Bagan Asahan ), Jembatan Patembo


(31)

(yang menghubungkan kecamatan Seikepayang dengan Kotamadya Tanjungbalai), Beting kopah, serta juga Sungai Asahan. Jika potensi dimaksimalkan dalam beberapa tahun saja mungkin wisata Alam di Kotamadya Tanjungbalai akan semakin berkembang pesat.

Pulau Leibos terletak tepat di tengah sungai Asahan. Pulau ini dahulunya memang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Keindahan dan panorama dari pulau Leibos berupa tumbuhan bakaunya yang hingga sekarang masih subur dan alami dan menutupi sungai tersebut. Banyak sekali anak remaja berwisata ke pulau tersebut. Namun hingga sekarang masih juga belum ada perkembangan untuk dijadikan tempat lokasi wisata yang sebenarnya, yang layak untuk diperkenalkan ke dunia Internasional. Sementara itu, Pulau Simardan letaknya juga persis di tengah tengah Sungai Asahan, luas wilayah pulau ini ± 12 Km ditumbuhi tumbuhan bakau di pinggiran sungai tersebut.

Bagan Asahan atau masyarakat Tanjungbalai umumnya lebih sering menyebut Bagan Asahan ini dengan sebutan “ Panton “, letak bagan ini adalah di pinggiran Sungai Asahan yang sungainya sudah tidak tawar lagi, karena sebagian besar air sungai ini sudah berbaur dengan air laut. Lebih jelasnya letaknya persis berada di penyeberangan kapal kapal besar. Pangkalan ini telah lama dibangun oleh pemerintah daerah. Pangkalan ini memiliki panjang ± 450 meter, dengan jalan berupa aspal. Banyak sekali para pemancing berdatangan ke tempat ini, baik dari kalangan masyarakat atas, menengah bahkan juga masyarakat bawah. Angin yang sejuk sepoi ditambah disediakannya tempat tempat peristirahatan berupa pondok pondok kecil membuat tempat ini sangat nyaman sebagai tempat


(32)

beristirahat. Ada juga penjual berbagai makanan ringan dan minuman mineral yang telah disediakan. Pemerintah daerah berencana ingin membangun lagi pangkalan ini atau panton ini menjadi pangkalan bertaraf Internasional.

Potensi yang dimiliki Kotamadya Tanjungbalai sebagai kota lintas wisatawan mancanegara dapat dikategorikan ke dalam Pariwisata Alam. Menurut Yoeti (2000) Pariwisata Alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan wisata alam yang dalam hal ini termasuk pengusahaan objek dan daya tarik (ODTW) alam serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut. ODTW Wisata Alam adalah sumber daya alam dan tata lingkungan yang menjadi sasaran wisata di taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam, taman buru, taman wisata laut, serta kawasan hutan lainnya. Objek Wisata Alam merupakan objek wisata dengan daya tarik bersumber pada keindahan dan kekayaan alam.

Menurut Nuryanti (1995) peran penting alam sebagai sumber daya alam dalam industri kepariwisataan adalah sangat besar dan penting. Di berbagai ODTW di dunia memperlihatkan klasifikasi Wisata Alam tersebut sebagai ODTW potensial dan memiliki prosentase minat yang cukup tinggi. Di Indonesia, motivasi utama wisatawan adalah karena sumber daya lam. Indonesia memiliki 52,24% sumber daya alam sebagai dasar asetnya dan bandingkan dengan Australia yang memiliki 55,8% aset wisata jenis Wisata Alam (Weiler dalam Nuryanti, 1995) Indonesia yang merupakan negara kepulauan terdiri atas banyak pulau besar dan pulau kecil terbentang di sepanjang katulistiwa memiliki sumber daya Wisata Alam/Alam Hayati berupa hutan pantai, hutan bakau, hutan dataran


(33)

rendah, pegunungan dengan berbagai floranya, dan beragam fauna dengan kekhususan kebudayaannya (Joyosuharto, 1995).

4.2 Sarana Pendukung Pariwisata Kotamadya Tanjungbalai

Sarana sarana yang telah disediakan oleh Walikota Kotamadya Tanjungbalai untuk melengkapi proyek wisata alam yakni adanya berbagai transportasi darat dan laut. Hingga saat ini terdapat empat perusahaan swasta dan negeri yang memiliki transportasi laut yakni sebagai berikut :

1. Ferry Express Boeing 737 MZ ( PT. Starways Line no. 42. B) 2. Speed Boat Boeing 707 WZ ( PT. Flight Ocean no. 30 .F) 3. Ferry Express Boeing 707 WZ ( PT. Sky Ocean no. 21. G) 4. Ferry Express Boeing 637 WZ ( PT. Shield Ferry no. 32.H) Keempat perusahaan transportasi di atas terdiri dari beberapa rute saja yakni :

1. Ferry Express Boeing 737 MZ ( Tanjungbalai – Batam ) 2. Speed Boat Boeing 707 WZ

( Tanjungbalai – Malaysia ) 3. Ferry Express Boeing 707 WZ

( Tanjungbalai – Malaysia )

4. Ferry Express Boeing 637 WZ ( Tanjungbalai – Malaysia )


(34)

Sedangkan rute menuju negara Singapura masih belum disediakan oleh pemerintah daerah. Hal ini diperihatinkan agar tidak terjadinya tingkat ketergantungan ekspor dari negara tersebut. Sehingga pada tahun 2009 hanya pelabuhan Belawan saja yang memiliki rute transportasi laut menuju berbagai negara, seperti Singapura, Thailand, Brunei Darusasalam, Jakarta, dan Vietnam. Sedangkan untuk Kota Tanjung balai mungkin butuh waktu untuk beberapa tahun kedepan.

Sedangkan transportasi darat yaitu pemerintah daerah Kotamadya Tanjungbalai telah menyediakan sebagai berikut :

1. Bus KUPJ : Tanjungbalai – Kisaran – Tebing tinggi – Medan.

2. Bus Dirgantara : Tanjungbalai – Kisaran – Tebing tinggi – Sergai – Medan.

3. Bus INTRA: Tanjungbalai – Kota Pinang – Labuhan batu – Aek nopan – Aek Nabara – Pematang Siantar.

4. Bus Sartika : Tanjungbalai – Kota Pinang – Labuhan batu – Aek nopan – Aek nabara – Pematang Siantar.

5. KUPJ Tour : Tanjungbalai – Kisaran – Lima puluh – Tebing tinggi – Serdang Bedagai – Medan.

Upaya daerah untuk menjadikan Kota Pinang sebagai salah satu objek wisata ysng diminati baik wisata lokal atau asing sampai saat ini. Meskipun hanya beberapa persen saja telah dipersiapkan. Namun proses pencapaiannya tetap terus berjalan hingga saat sekarang ini yaitu secara bertahap, hal ini dikarenakan APBD pemerintah Kotamadya Tanjungbalai yang selama ini belum dapat digunakan


(35)

secara maksimal. Misalnya khusus dipergunakan untuk terealisasinya objek wisata Alam Tanjungbalai. Karena Anggaran pendidikan lebih diutamakan dalam hal ini. Walikota Tanjungbalai Drs. Hadi Sutrisno Hadi Sp.OG telah mengupayakan bahwa 20% dari APBD dikhususkan untuk biaya pendidikan wajib belajar 12 tahun. Hal ini telah terealisasi sejak dari tahun 2005, 2006, 2007, hingga 2011 sekarang ini. Sarana objek wisata yang telah disediakan bukan hanya untuk transportasi saja melainkan digunakan sebagai bisnis oleh para kalangan kalangan pengusaha.

4. 3. Prasarana

Pemerintah daerah Kota Tanjungbalai dalam menyambut Hari Ulang tahun yang ke – 389 lalu dalam penutupannya Walikota Tanjungbalai Drs. Sutrisno Hadi Sp. OG membacakan ketentuan ketentuan yang akan direalsasikan secara bertahap menyambut “ Visit Indonesia Year ”

Isi dari ketentuan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Menyadari alat – alat transportasi darat, air, dengan biaya relatif standar b. Memfasilitasi wisatawan – wisatawan lokal dan asing selama masih

tinggal di lokasi wisata Kotamadya Tanjungbalai

c. Memberikan peringatan – peringatan dan sanksi hukum bagi masyarakat setempat jika menyalahgunakan fasilitas –fasilitas yang telah di sediakan sebelumnya


(36)

d. Menyediakan sisa Anggaran APBD sebanyak 15 % difungsikan untuk pengembangan dan pembangunan objek – objek wisata alam Kotamadya Tanjungbalai

Dengan adanya ketentuann – ketentuan tersebut masyarakat Kotamadya Tanjungbalai hingga saat sekarang ini belum juga sadar wisata. Hanya kalangan – kalangan tertentu saja yang turut andil. Yakni kalangan – kalangan pengusaha. Hal ini disebabkan karena umumnya kalangan masyarakat bawah tidak banyak memiliki modal dalam usaha pengembangan objek wisata tersebut. Namun keikutsertaan masyarakat kalangan bawah dapat juga dimanfaatkan dalam kesahariannya untuk menjaga kebersihan dan pelestarian sungai Asahan, jalan – jalan umum, lokasi – lokasi wisata , bahkan juga jembatan terpanjang di Sumatera Utara ( Jembatan Patembo)

Seperti menanam pohon – pohon rindang di sekitar objek wisata, berjualan dagangan di tempat yang telah ditentukan, tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak bangunan – bangunan bersejarah milik negara, serta juga menjaga kelestarian tanaman – tanaman bakau di sepanjang Sungai Asahan. Karena di sepanjang perairan Sungai Asahan dapagt kita lihat hutan – hutan bakau yang masih 90 % nya masih utuh dan subur. Pulau – pulau kecil yangh terdampat di tengah – tengah Sungai Asahan masih tetap terlihat banyak ditumbuhi hutan – hutan bakau hingga sampai saat sekarang ini masih asri.

Sehingga dapat kita simpulkan ternyata kepedulian masyarakat masih ada dan turut andil dalam usaha menuju “ Visit Indonesia Year 2011 ”. Fasilitas hiburan dan rekreasi keluarga layak dibangun di objek meliputi tempat bermain


(37)

serta hiburan keluarga, arena jetski dan pemandian. Selain itu juga mengingat di sepanjang bibir pantai Pulau Besusen banyak ditemukan ikan dan udang, kolam pancing merupakan salah satu paket wisata unggulan baik bagi warga Asahan maupun masyarakat sekitarnya.

4.4 Beberapa Potensi Wisata Alam Kotamadya Tanjungbalai

Kotamadya memiliki potensi wisata alam yang sangat signifikan jika dikelola dan dikembangkan dengan baik. Jika adanya ikut campur tangan pemerintah daerah tertentu lokasi – lokasi yang strategis di Tanjungbalai sudah terkenal di dunia internasional.

Beberapa potensi wisata alam Kotamadya Tanjungbalai yakni tumbuh – tumbuhan bakau di sepanjang pesisir Sungai Asahan jika curah hujan mulai turun maka dedaunan tananman bakau ini sangatlah indah dinikmati, jika kita mengarungi di sekitar pinggiran Sungai Asahan dengan menggunakan perahu mesin kecil. Umumnya masyarakat yang tinggal di pesisir Sungai Asahan sudah tentu masing masing memiliki perahu kecil. Karena perahu inilah sumber mata pencaharian hidup mereka sehari hari. Di samping itu, mereka sehari hari kebanyakan membubut serta juga memancing di perairan Sungai Asahan tersebut.

Pulau Lebos yang terletak tepat di tengah – tengah Sungai Asahan. Pulau ini dahulunya memang sudah terdampar sejak zaman penjajahan Belanda. Keindahan dan panorama dari pulau Lebos yakni tumbuh – tumbuhan bakaunya yang hingga sekarang masih subur dan alami. Masih menutupi pulau tersebut.


(38)

Banyak sekali anak – anak remaja berwisata ke pulau ini. Terutama din hari Minggu. Bahkan sekolajh – sekolah dari luar daerah berdatangan kepulau ini. Namun hingga sekarang masih juga belum ada perkembangan untuk dijadikan tempat lokasi wisata yang sebenarnya yang layak untuk diperkenalkan ke dunia internasional.

Pulau Simardan yang terletaknya juga persis di tengah tengah Sungai Asahan memiliki luas wilayah pulau ± 12 ha. Keindahan dan panorama yang dapat dijadikan daya tarik dari Pulau Simardan juga banyaknya tanaman – tanaman bakau yang masih subur dan alami. Di pulau ini sudah banyak ditemukan tempat – tempat untuk bersantai. Sekaligus juga banyak yang berjualan disekitar pulau Simardan. Jika malam hari pulau ini sangatlah terang karena penerangannya cukup baik.

Bagan Asahan atau masyarakat Kotamadya Tanjungbalai umumnya lebih sering menyebut Bagan Asahan ini dengan sebutan “ PANTON ” letak bagan ini berada di pinggiran Sungai Asahan, yang sungainya sudah tidak tawar lagi rasanya, karena sebagian air sungai ini sudah berbaur dengan air laut. Aliran sungai ini berasal dari Perairan Danau Toba. Untuk lebih jelasnya lagi panton ini terletak persis berada pada penyebarangan kapal kapal besar ke Malaysia. Daya tarik dari panton ini adalah telah dibangunnya berupa pangkalan kapal – kapal besar. Pangkalan ini telah lama dibangun oleh pemerintah daerah. Pangkalan ini dibangun pada tahun 1984. Pangkalan ini memiliki panjang ± 450 meter. Dengan jalannya berupa aspal. Banyak sekali para pemancing berdatangan ke tempat ini baik dari kalangan masyarakat atas, menengah, bahkan juga kalangan masyarakat


(39)

bawah. Angin yang sepoi dan sejuk ditambah disediakannya tempat – tempat peristirahatan berupa pondok – pondok kecil. Ada juga penjual – penjual dengan berbagai dengan berbagai makanan ringan dan minuman mineral yang telah disediakan. Pemerintah daerah berencana ingin lebih membangun pangkalan ini atau Panton menjadin pangkalan bertaraf internasional.

Pariwisata alam merupakan suatu jenis pariwisata dimana segala sesuatu yang ada di dalamnya berhubungan dengan wisata alam dan usaha-usaha yang terkait dengan kegiatan pariwisata alam. Daya tarik alam yang dimaksud adalah objek berupa alam yang terbentuk karena hasil ciptaan Tuhan, seperti pantai, gunung, dan air. Tata lingkungan yang alami, seperti danau, laut, gunung dan tata lingkungan hasil budidaya manusia seperti perkebunan dan peternakan. Ismayanti (2010: 150) menjelaskan daya tarik wisata alam memberikan manfaat sebagai berikut.

a. Ekonomi

Dapat dikembangkan sebagai tempat yang mempunyai nilai ekonomis. Contoh potensi terumbu karang merupakan sumber yang memiliki produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi sehingga membantu meningkatkan pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir, bahkan devisa negara.

b. Ekologi

Dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik maupun abiotik di daratan atau perairan.


(40)

Memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang dikembangkan sebagai usaha pariwisata alam atau bahari.

d. Pendidikan dan penelitian

Merupakan obyek dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan penelitian.

e. Jaminan masa depan

Keanekaragaman sumber daya alam kawasan konservasi baik di darat maupun di perairan memiliki jaminan untuk dimanfaatkan secara batasan bagi kehidupan yang lebih baik untuk generasi kini dan yang akan datang. Pariwisata alam Kotamadya Tanjungbalai memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Banyak negara yang sudah berhasil atau yang sangat bergantung pada industri pariwisata yang merupakan sumber pendapatan dan pajak serta melibatkan pelayanan jasa yang melibatkan masyarakat secara luas baik langsung maupun tidak langsung. Pengembangan kepariwisataan dijelaskan (Ismayanti, 2000) seperti berikut.

a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi; b. Menghapus kemiskinan;

c. Mengatasi pengangguran;

d. Meningkatkan kesejahteraan rakyat;

e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; f. Memajukan kebudayaan;

g. Mengangkat citra bangsa; h. Memupuk rasa cinta Tanah Air;


(41)

i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan j. Mempercepat persahabatan antarbangsa.


(42)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tanjungbalai merupakan salah satu kota strategis yang terletak di antara 2 58’LU dan 99 48’LS dan berada dalam Kabupaten Asahan (Sumatera Utara). Dewasa ini masyarakat Kota Tanjungbalai belum terlalu responsif terhadap perkembangan pariwisata yang telah tersedia sebelumnya. Namun secara bertahap kesadaran itu mulai tampak di kalangan atasa dan juga kalangan bawah.

Kota Tanjungbalai memiliki Wisata Alam yang menjual potensi dan sangat menarik hati. Keikutsertaan pemerintah daerah telah dapat dibuktikan yakni dengan berdirinya bangunan-bangunan berupa jembatan, pondok-pondok, hotel-hotel, dan lain-lain.

Untuk saat sekarang ini dapat ditarik kesimpulan bahwa lokasi-lokasi strategis dan dinamis dimana di daerah kota kecil ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai objek wisata dan juga sebagai sumber devisa negara. Hal ini dapat direalisasikan oleh pemerintah daerah selaku kepala daerah Kota Tanjungbalai dalam waktu beberapa waktu tahun ke depan.

Tujuan pengembangan Wisata Alam di Tanjungbalai untuk memajukan bangsa ini dan terlebih lagi mengenalkan negara ini ke dunia luar dengan adanya atau munculnya daeah-daerah objek wisata yang tak kalah dengan objek wisata yang telah lama dikenal di kota-kota besar lainnya.


(43)

Sehingga dari semuanya itu bisa dipertimbangkan pada tahun 2012. kewilayahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi ”Visit Indonesia

Year”.

5.2 Saran

Pemerintah daerah seharusnya memusatkan potensi wisata pada lokasi yang telah ditentukan seperti penggunaan Anggaran Daerah digunakan secara baik dan proporsional. Ini perlu dilakukan karena hal ini sangat mendukung untuk pengembangan potensi wisata tersebut.

Pemerintah Kotamadya Tanjungbalai sangatlah berperan aktif dalam pengembangan wisata yang terletak di lokasi tersebut. Seperti mengembangkan dunia kepariwisataan di bidang sektoral yakni fasilitas-fasilitas yang telah ada sejak lama hendaknya di kelola dengan baik. Termasuk infrastruktur dan bagian-bagiannya.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Ismayanti. 2010. ”Pengantar Pariwisata”. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Joyosuharto, Sunardi. 1995. ”Aspek Ketersediaan (Supply) dan Tuntutan Kebutuhan (Demand) Dalam Pariwisata” (Fandeli, ed) dalam

Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Liberty, hlm: 45-54.

Karyono, A. Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: P.T. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Nuryanti, Wiendu. 1995. “Perencanaan Pembangunan Regional dan Kawasan Untuk Kepariwisataan Alam” (Fandeli, ed) dalam Dasar-Dasar

Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Liberty, hlm: 15-25.

Yoeti, H. Oka A. 2000. Ekowisata. Pariwisata Perwawasan Lingkungan Hidup. Jakarta: P.T. Pertja.


(1)

bawah. Angin yang sepoi dan sejuk ditambah disediakannya tempat – tempat peristirahatan berupa pondok – pondok kecil. Ada juga penjual – penjual dengan berbagai dengan berbagai makanan ringan dan minuman mineral yang telah disediakan. Pemerintah daerah berencana ingin lebih membangun pangkalan ini atau Panton menjadin pangkalan bertaraf internasional.

Pariwisata alam merupakan suatu jenis pariwisata dimana segala sesuatu yang ada di dalamnya berhubungan dengan wisata alam dan usaha-usaha yang terkait dengan kegiatan pariwisata alam. Daya tarik alam yang dimaksud adalah objek berupa alam yang terbentuk karena hasil ciptaan Tuhan, seperti pantai, gunung, dan air. Tata lingkungan yang alami, seperti danau, laut, gunung dan tata lingkungan hasil budidaya manusia seperti perkebunan dan peternakan. Ismayanti (2010: 150) menjelaskan daya tarik wisata alam memberikan manfaat sebagai berikut.

a. Ekonomi

Dapat dikembangkan sebagai tempat yang mempunyai nilai ekonomis. Contoh potensi terumbu karang merupakan sumber yang memiliki produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi sehingga membantu meningkatkan pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir, bahkan devisa negara.

b. Ekologi

Dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik maupun abiotik di daratan atau perairan.


(2)

Memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang dikembangkan sebagai usaha pariwisata alam atau bahari.

d. Pendidikan dan penelitian

Merupakan obyek dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan penelitian.

e. Jaminan masa depan

Keanekaragaman sumber daya alam kawasan konservasi baik di darat maupun di perairan memiliki jaminan untuk dimanfaatkan secara batasan bagi kehidupan yang lebih baik untuk generasi kini dan yang akan datang. Pariwisata alam Kotamadya Tanjungbalai memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Banyak negara yang sudah berhasil atau yang sangat bergantung pada industri pariwisata yang merupakan sumber pendapatan dan pajak serta melibatkan pelayanan jasa yang melibatkan masyarakat secara luas baik langsung maupun tidak langsung. Pengembangan kepariwisataan dijelaskan (Ismayanti, 2000) seperti berikut.

a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi; b. Menghapus kemiskinan;

c. Mengatasi pengangguran;

d. Meningkatkan kesejahteraan rakyat;

e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; f. Memajukan kebudayaan;


(3)

i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan j. Mempercepat persahabatan antarbangsa.


(4)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tanjungbalai merupakan salah satu kota strategis yang terletak di antara 2 58’LU dan 99 48’LS dan berada dalam Kabupaten Asahan (Sumatera Utara). Dewasa ini masyarakat Kota Tanjungbalai belum terlalu responsif terhadap perkembangan pariwisata yang telah tersedia sebelumnya. Namun secara bertahap kesadaran itu mulai tampak di kalangan atasa dan juga kalangan bawah.

Kota Tanjungbalai memiliki Wisata Alam yang menjual potensi dan sangat menarik hati. Keikutsertaan pemerintah daerah telah dapat dibuktikan yakni dengan berdirinya bangunan-bangunan berupa jembatan, pondok-pondok, hotel-hotel, dan lain-lain.

Untuk saat sekarang ini dapat ditarik kesimpulan bahwa lokasi-lokasi strategis dan dinamis dimana di daerah kota kecil ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai objek wisata dan juga sebagai sumber devisa negara. Hal ini dapat direalisasikan oleh pemerintah daerah selaku kepala daerah Kota Tanjungbalai dalam waktu beberapa waktu tahun ke depan.

Tujuan pengembangan Wisata Alam di Tanjungbalai untuk memajukan bangsa ini dan terlebih lagi mengenalkan negara ini ke dunia luar dengan adanya atau munculnya daeah-daerah objek wisata yang tak kalah dengan objek wisata


(5)

Sehingga dari semuanya itu bisa dipertimbangkan pada tahun 2012. kewilayahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi ”Visit Indonesia

Year”.

5.2 Saran

Pemerintah daerah seharusnya memusatkan potensi wisata pada lokasi yang telah ditentukan seperti penggunaan Anggaran Daerah digunakan secara baik dan proporsional. Ini perlu dilakukan karena hal ini sangat mendukung untuk pengembangan potensi wisata tersebut.

Pemerintah Kotamadya Tanjungbalai sangatlah berperan aktif dalam pengembangan wisata yang terletak di lokasi tersebut. Seperti mengembangkan dunia kepariwisataan di bidang sektoral yakni fasilitas-fasilitas yang telah ada sejak lama hendaknya di kelola dengan baik. Termasuk infrastruktur dan bagian-bagiannya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ismayanti. 2010. ”Pengantar Pariwisata”. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Joyosuharto, Sunardi. 1995. ”Aspek Ketersediaan (Supply) dan Tuntutan Kebutuhan (Demand) Dalam Pariwisata” (Fandeli, ed) dalam Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Liberty, hlm: 45-54. Karyono, A. Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: P.T. Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Nuryanti, Wiendu. 1995. “Perencanaan Pembangunan Regional dan Kawasan Untuk Kepariwisataan Alam” (Fandeli, ed) dalam Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Liberty, hlm: 15-25. Yoeti, H. Oka A. 2000. Ekowisata. Pariwisata Perwawasan Lingkungan Hidup.

Jakarta: P.T. Pertja.