Upaya Peningkatan Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Kota Medan (Studi Kasus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan)
UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATAWAN
MANCANEGARA DI KOTA MEDAN
(Studi Kasus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan)
GELADIKARYA
Oleh :
MARTINA FRIWATI
NIM : 067007011
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Geladikarya : Upaya Peningkatan Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Kota Medan (Studi Kasus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan)
Nama : Martina Friwati
NIM : 067007011
Program Studi : Magister Manajemen
Menyetujui: Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng Ketua
Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM Anggota
Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana
(3)
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sudah tidak diragukan lagi. Indonesia dengan keberagaman budaya merupakan tempat yang menarik bagi wisatawan sebagai alternatif tujuan wisata. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi objek wisata. Kota Medan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara menjadi pintu gerbang masuknya wisatawan ke Sumatera Utara dan telah berkembang menjadi kota metropolitan. Kota Medan merupakan kota yang memiliki potensi wisata dengan nilai historis dan keberagaman suku/ etnis yang dimiliki.
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di kota Medan selama tiga tahun terakhir tidak mencapai target yang diharapkan. Maka masalah yang menjadi topik dalam penelitian ini adalah masih belum tercapainya target jumlah kunjungan wisatawan di kota Medan.
Pemerintah kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bertugas melaksanakan pemasaran pariwisata guna meningkatkan kunjungan wisatawan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Sejalan dengan pelaksanaan tugas tersebut maka Disbudpar melakukan kebijakan pemasaran untuk tercapainya apa yang diharapkan sesuai visi yang ada, yaitu Mewujudkan Kota Medan Sebagai Daerah Tujuan Wisata.
Penelitian dilakukan dengan metode survey dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) sebagai alat pengumpul data. Kuisioner dibuat berdasarkan variabel-variabel bauran pemasaran kemudian data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Kota Medan pada periode penelitian. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah penarikan secara kebetulan (accidental sampling), dan sampel yang diambil adalah 95 wisman.
Dari kesimpulan diketahui bahwa kebijakan bauran pemasaran belum dilaksanakan dengan maksimal sehingga mengakibatkan realisasi kunjungan wisatawan tidak mencapai target yang diharapkan. Saran yang direkomendasikan adalah perbaikan pada variabel-variabel bauran pemasaran secara maksimal dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara di kota Medan.
(4)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan Geladikarya yang berjudul:
Upaya Peningkatan Kunjungan Wisatawan di Kota Medan (Studi Kasus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan)
adalah benar hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas.
Medan, Februari 2012 Yang membuat pernyataan
(5)
RIWAYAT HIDUP
Martina Friwati, lahir di Medan, tanggal 04 Februari 1981, anak pertama dari tiga bersaudara dari orang tua pasangan Bapak Sofyan Brahmana dan Ibu Yenny Sinuraya. Menikah dengan Daniel P. Sitepu tahun 2004 dan dikaruniai tiga anak yakni Joan Andra D Sitepu, Jean Amarel Sitepu dan Janice Alena M Sitepu.
Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) YKPP Pertamina Pangkalan Susu tahun 1993, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Budi Medan 2 Medan tahun 1996 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) St. Thomas 2 Medan tahun 1999. Pada tahun 1999 diterima di Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2006 diterima sebagai mahasiswa Program Pasca Sarjana (S2) Magister Manajemen USU Medan.
Penulis pernah bekerja sebagai sekretaris di salah satu NGO (Non Government Organization) di Medan pada tahun 2003. Pada tahun 2005 diterima bekerja di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan sebagai staff sampai dengan saat ini.
(6)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan Geladikarya ini dengan judul: “Upaya Peningkatan Kunjungan Wisatawan Di Kota Medan” (Studi Kasus Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan).
Geladikarya ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program studi Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. A Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara dan selaku Ketua Komisi Pembimbing.
3. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT selaku Sekretaris Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM selaku Anggota Komisi Pembimbing
5. Para Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar di Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara.
6. Para staf di sekretariat akademik Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara.
(7)
7. Rekan-rekan mahasiswa Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara, khususnya Angkatan XX.
8. Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Penyusunan Program, Kepala Seksi Pemasaran, dan seluruh Staf di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan yang telah bersedia meluangkan waktu membantu dalam penyelesaian Geladikarya ini.
9. Suami tercinta Daniel P. Sitepu, SE, Ayahanda Ir. Sofyan Brahmana dan Ibunda yang tercinta Yenni Sinuraya. Untuk anak-anakku tersayang Joan Andra D Sitepu, Jean Amarel Sitepu, Janice Alena M Sitepu atas segala doa dan dedikasi yang tak ternilai.
Penulis menyadari keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki sehingga Geladikarya ini masih belum sempurna. Saran-saran yang telah diberikan maupun kritik dari semua pihak sangat berguna dalam penyusunan Geladikarya ini, sehingga dapat mencapai sasaran dan bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Medan, Februari 2012
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ... i
Ringkasan Eksekutif ... ii
Lembar Pernyataan ... iii
Riwayat Hidup ... iv
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... ix
Daftar Gambar ... x
Daftar Lampiran ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Panelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Batasan dan Ruang Lingkup ... 4
BAB II KERANGKA TEORITIS ... 5
2.1 Penelitian Terdahulu ... 5
2.2 Pengertian Pariwisata ... 6
2.3 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran ... 7
2.4 Pengertian Jasa ... 8
2.5 Bauran Pemasaran Jasa ... 8
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 15
BAB IV METODE PENELITIAN ... 17
4.1 Metode Penelitian ... 17
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17
(9)
4.5 Analisis Data ... 19
BAB V GAMBARAN UMUM BADAN ORGANISASI ... 20
5.1 Kondisi Fisik Kota Medan ... 20
5.2 Visi dan Misi Kota Medan ... 21
5.3 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan ... 22
5.4 Potensi Wisata ... 26
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
6.1 Data Hasil Identifikasi ... 29
6.2 Evaluasi Hasil Penelitian ... 46
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 49
7.1 Kesimpulan ... 49
7.2 Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
(10)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Target dan Realisasi Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara (Wisman) ke Kota Medan ... 2
Tabel 1.2 Data Pengunjung di Objek Wisata di Kota Medan Tahun 2008-2011 ... 3
Tabel 5.1 Penyebaran Objek Wisata Kota Medan ... 28
Tabel 6.1 Karakteristik Wisatawan ... 29
Tabel 6.2 Pengetahuan Wisman tentang Objek-objek Wisata di Medan ... 32
Tabel 6.3 Pendapat Wisman tentang Fasilitas Transportasi ... 33
Tabel 6.4 Pendapat Wisman Mengenai Fasilitas akomodasi ... 33
Tabel 6.5 Pendapat Wisman Secara Umum Tentang Objek-objek Wisata Di Medan ... 34
Tabel 6.6 Kesesuaian Biaya Transportasi dan Akomodasi dengan Fasilitas ... 35
Tabel 6.7 Kesesuaian Biaya Masuk ke Objek Wisata dengan Kualitas36 Tabel 6.8 Ketersediaan Biro Perjalanan Wisata yang Menjual Paket Wisata ke Medan ... 37
Tabel 6.9 Tersedianya Iklan Pariwisata Medan di Media Massa ... 38
Tabel 6.10 Ketersediaan Brosur-brosur Pariwisata Medan ... 38
Tabel 6.11 Citra Kota Medan yang Terlihat di Media Massa ... 39
Tabel 6.12 Kecakapan Pegawai Pemerintah dalam Memberikan Informasi ... 40
Tabel 6.13 Pelayanan Pelaku-pelaku Pariwisata ... 41
Tabel 6.14 Keramahan Masyarakat Medan ... 41
Tabel 6.15 Pengalaman dalam Perjalanan ... 42
Tabel 6.16 Proses Pemesanan Transportasi dan Akomodasi ... 42
Tabel 6.17 Kebersihan WC Umum ... 43
Tabel 6.18 Kemudahan Menemukan Tempat Sampah ... 44
Tabel 6.19 Kemudahan Menemukan Tempat-tempat Parkir ... 45
Tabel 6.20 Kemudahan Menemukan Papan Petunjuk Arah ... 45
(11)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 15 Gambar 5.1 Struktur Organisasi Disbudpar Medan ... 27
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ... 52
(13)
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sudah tidak diragukan lagi. Indonesia dengan keberagaman budaya merupakan tempat yang menarik bagi wisatawan sebagai alternatif tujuan wisata. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi objek wisata. Kota Medan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara menjadi pintu gerbang masuknya wisatawan ke Sumatera Utara dan telah berkembang menjadi kota metropolitan. Kota Medan merupakan kota yang memiliki potensi wisata dengan nilai historis dan keberagaman suku/ etnis yang dimiliki.
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di kota Medan selama tiga tahun terakhir tidak mencapai target yang diharapkan. Maka masalah yang menjadi topik dalam penelitian ini adalah masih belum tercapainya target jumlah kunjungan wisatawan di kota Medan.
Pemerintah kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bertugas melaksanakan pemasaran pariwisata guna meningkatkan kunjungan wisatawan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Sejalan dengan pelaksanaan tugas tersebut maka Disbudpar melakukan kebijakan pemasaran untuk tercapainya apa yang diharapkan sesuai visi yang ada, yaitu Mewujudkan Kota Medan Sebagai Daerah Tujuan Wisata.
Penelitian dilakukan dengan metode survey dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) sebagai alat pengumpul data. Kuisioner dibuat berdasarkan variabel-variabel bauran pemasaran kemudian data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Kota Medan pada periode penelitian. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah penarikan secara kebetulan (accidental sampling), dan sampel yang diambil adalah 95 wisman.
Dari kesimpulan diketahui bahwa kebijakan bauran pemasaran belum dilaksanakan dengan maksimal sehingga mengakibatkan realisasi kunjungan wisatawan tidak mencapai target yang diharapkan. Saran yang direkomendasikan adalah perbaikan pada variabel-variabel bauran pemasaran secara maksimal dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara di kota Medan.
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sangat indah dan memiliki beranekaragam budaya. Semua itu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk dapat menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat dilokasi objek wisata.
Kota Medan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara menjadi pintu gerbang masuknya wisatawan ke Sumatera Utara, telah berkembang menjadi kota metropolitan dan mengandung banyak historis dan berbagai suku/ etnis yang ada. Kota Medan dibangun oleh Guru Patimpus pada tahun 1590 sampai saat ini terus berkembang dengan pesat sehingga mendorong banyak orang dan investor untuk berkunjung ke Kota Medan dalam rangka tujuan wisata maupun bisnis.
Untuk menjadikan Medan sebagai daerah tujuan wisata, Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bertugas melaksanakan pemasaran dan membuat perencanaan guna meningkatnya kunjungan wisatawan dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat setempat juga PAD (Pendapatan Asli Daerah) bidang kepariwisataan.
Sejalan dengan pelaksanaan tugas tersebut maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata membuat Rencana Kerja (Renja) setiap tahun. Untuk tercapainya apa yang diharapkan sesuai visi yang ada, yaitu Mewujudkan Kota Medan Sebagai Daerah Tujuan Wisata, dan untuk mensukseskan program Visit Medan Year 2012
(15)
maka Disbudpar melakukan kebijakan pemasaran. Perkembangan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Medan dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Target dan Realisasi Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Kota Medan
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Target (Orang) 174.523 191.975 202.000
Realisasi (Orang) 153.015 131.451 175.158
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan (2012)
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa performansi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke kota Medan selama tiga tahun terakhir tidak mencapai target yang diharapkan. Bahkan pada Tahun 2010, jumlah kunjungan wisman ke Medan hanya mencapai 131.451, yang berarti terjadi penurunan dari Tahun 2009 sebesar 21.564 kunjungan.
Kota Medan memiliki 35 objek wisata yang dikelompokkan menjadi 5 (lima) kategori yaitu Objek Wisata Alam, Budaya, Kerajinan, Kuliner dan Rekreasi dimana diantaranya ada 4 objek wisata unggulan yang pengembangan dan pengelolaannya dibina dan didampingi Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan. Keempat objek wisata unggulan tersebut adalah Istana Maimun, Mesjid Raya Al-Mahsun, Taman Buaya/ Penangkaran Buaya, dan Rumah Tjong A Fie. Data kunjungan ke 4 (empat) objek wisata unggulan kota Medan dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Jika melihat data yang ada, maka timbul pertanyaan mengapa target tidak tercapai? Padahal kota Medan memiliki potensi yang besar untuk menjadi kota
(16)
tujuan wisata dibagian barat Indonesia dengan beragam bentuk wisata seperti wisata bahari, wisata belanja, wisata sejarah dimana sektor-sektor pendukung kepariwisataan seperti hotel, restoran, biro perjalanan, pusat perbelanjaan saat ini telah memadai.
Tabel 1.2 Data Pengunjung di Objek Wisata di Kota Medan Tahun 2008- 2011 No Nama Objek Wisata Jenis Objek
Wisata
Jumlah Kunjungan
2008 2009 2010 2011 1 Istana Maimun Budaya 97.144 100.156 100.965 107.800 2 Mesjid Raya Al-Mahsun Budaya 5.340 4.800 5.000 3.740 3 Taman Buaya Rekreasi 23.453 24.000 24.933 24.150
4 Tjong A Fie Budaya 9.155 9.544 9.506 9.350
Sehubungan dengan hal ini, perlu pengkajian ilmiah sebagai dasar dalam pembenahan dan pembangunan dibidang pemasaran dalam upaya meningkatkan arus pariwisata ke kota Medan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah masih belum tercapainya target jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di kota Medan.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan langkah-langkah yang tepat diimplementasikan oleh Pemko Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Medan.
(17)
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah:
a. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan untuk dapat menarik kunjungan wisatawan di kota Medan.
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur dan referensi untuk penelitian lebih lanjut bagi MM-USU.
c. Menjadi pengalaman yang realistik bagi mahasisiwa untuk memecahkan masalah yang sejenis secara ilmiah.
1.5 Batasan dan Ruang Lingkup
Adapun batasan dan ruang lingkup penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan dengan lingkup penelitian pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan.
b. Data jumlah kunjungan wisatawan yang digunakan adalah data Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011.
c. Ruang lingkup penelitian ini adalah pada bauran pemasaran jasa pariwisata.
(18)
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1 Penelitian Terdahulu
Mica (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancanegara Terhadap Daerah Tujuan Wisata Sumatera Utara tentang adakah perbedaan pola perjalanan, kebiasaan, tingkat kepuasan dan rencana kedepan wisatawan mancanegara di DTW Sumatera Utara. Hasil penelitian didapat bahwa pola perjalanan, kebiasaan atau aktivitas dan atraksi, tingkat kepuasan, dan rencana kedepan wisatawan ketiga benua memperlihatkan perbedaan.
Kristian (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Kebijakan Produk dan Produksi dalam Upaya Meningkatkan Arus Pariwisata di Pulau Samosir Sumatera Utara, tentang bagaimana kebijakan produk dan promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir dalam upaya meningkatkan arus pariwisata di Pulau Samosir. Hasil penelitian didapat bahwa kebijakan Produk dan Promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir belum maksimal walaupun dalam kebijakan produk Dinas Pariwisata sudah melakukan pembinaan SDM pelaku pariwisata, pembenahan fisik dermaga, pemasangan lampu-lampu di sekitar dermaga, dan pembekalan promosi.
Felix (2011) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan dan Loyalitas Wisatawan di Pemandian Air Panas Alam Berastagi tentang sejauh mana faktor kualitas pelayanan mempengaruhi loyalitas wisatawan di pemandian air panas alam/ hot spring Berastagi. Hasil penelitian
(19)
didapat bahwa kepuasan wisatawan, hambatan peralihan, keluhan secara bervariasi mempengaruhi loyalitas wisatawan.
2.2 Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah sektor yang bisa menunjang kemajuan suatu daerah, terutama dengan adanya peraturan mengenai otonomi daerah. Dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1990 mengenai kepariwisataan Bab I, pasal 1 dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek atau daya tarik wisata. Sedangkan pada pasal 2 dijelaskan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
Dengan merujuk pada pengertian yang terkandung pada Undang-Undang tersebut, maka unsur-unsur didalam pariwisata sendiri terdiri dari:
1. Kegiatan perjalanan, maksudnya adalah suatu kegiatan yang bisa dilakukan perorangan ataupun perkelompok. Kegiatan tersebut adalah mendatangi suatu tempat yang dituju.
2. Dilakukan dengan sukarela, maksudnya adalah tidak ada paksaan untuk wisatawan agar datang ke tempat wisata.
3. Bersifat sementara, maksudnya wisatawan yang datang hanya untuk berkunjung tanpa menjadi penduduk daerah tersebut.
4. Perjalanan dilakukan dengan tujuan untuk menikmati objek wisata. Sedangkan pengertian wisatawan (tourist) menurut Yoeti (1985:123) yaitu pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang
(20)
dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi berikut ini:
a. Pesiar (leisure), seperti untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olah raga.
b. Hubungan dagang (business), keluarga, konperensi dan missi.
2.3 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (1999) yang dikutip oleh I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka, dengan cara membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok dari sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan konsumennya.
Untuk berhasilnya pemasaran perlu dibuat perencanaan strategik yang dibutuhkan sebagai proses untuk mengembangkan dan memelihara strategi yang cocok antar sasaran serta kemampuan organisasi dan peluang pemasaran yang berubah-ubah. Tujuan perencanaan strategik adalah mencari jalan yang memungkinkan organisasi menggunakan kekuatannya dengan baik dan mamanfaatkan peluang yang menarik yang ada di lingkungan .
Fungsi pemasaran dalam organisasi pariwisata nasional atau dalam suatu badan usaha pariwisata lain, (hotel, perusahaan angkutan, usaha-usaha perjalanan dan sebagainya) harus tunduk pada pola pikir dan kaidah-kaidah manajemen modern, yang mencakup:
(21)
a. mengorganisir fungsi pemasaran
b. menyediakan staf organisasi pemasaran
c. mengembangkan rencana jangka pendek dan menengah d. memimpin operasi pemasaran
e. mengukur penampilan dan melakukan pengawasan. (Wahab, 1989)
Selanjutnya menurut Kotler (1993:421), fungsi pemasaran dalam organisasi seharusnya tak hanya membuat rencana pemasaran yang efektif, tetapi juga melaksanakannya dengan baik. Pelaksanaan pemasaran merupakan proses merealisasikan rencana pemasaran ke usaha-usaha nyata, yang juga menunjukkan siapa mengerjakan apa, kapan dan bagaimana.
2.4 Pengertian Jasa
Menurut Kotler (1993) “Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.”
2.5 Bauran Pemasaran Jasa
Menurut Kotler yang dikutip oleh Pitana dan Surya Diarta (2009), bauran pemasaran merupakan salah satu konsep kunci dalam teori pemasaran modern. Setiap orang yang memutuskan untuk membeli produk pariwisata dipengaruhi oleh promosi penyedia produk, menilai produk yang ditawarkan, mempertimbangkan apakah akan membeli produk pada tingkat harga yang ditawarkan, dan akhirmya berpikir tentang seberapa mudah produk tersebut
(22)
didapat dan dibeli. Setiap aspek diatas secara hati-hati direncanakan oleh pemasar pariwisata dalam rangka meyakinkan wisatawan potensial untuk membeli produknya. Setiap aspek tersebut merupakan elemen dasar dari bauran pemasaran pariwisata (Pitana dan Surya Diarta, 2009)
Secara tradisional, kebanyakan pemasar telah memikirkan empat komponen dasar atau unsur-unsur bauran pemasaran: produk, harga, promosi dan tempat. Namun dalam pemasaran jasa empat komponen dasar tersebut diperluas menjadi 7 P yaitu: Produk (Product), Harga (Price), Tempat (Place) atau Distribusi, Promosi (Promotion), Orang (People), Proses (Process) dan Physical evidence.
2.5.1 Produk
Produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran. Produk dapat berupa barang dan dapat pula berupa jasa. Efektivitas perencanaan bauran pemasaran sangat tergantung pada kemampuan memilih target pasar, yang berarti juga kemampuan dalam mendiversifikasi produk, sehingga mampu memuaskan konsumen dalam level yang tinggi.
Produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pariwisata atau jasa yang dihasilkan dalam lingkup pariwisata dan jasa tidak diproduksi oleh satu perusahaan melainkan oleh berbagai badan usaha. Ada 4 (empat) ciri/syarat yang sangat diperlukan dalam produk pariwisata yaitu:
1. Akses
2. Sarana dan Prasarana 3. Tourist/Objek
(23)
Dilihat dari sudut pandang seorang wisatawan, produk wisata itu meliputi pengalaman yang paripurna sejak dia meninggalkan rumah sampai saat dia kembali lagi ke rumahnya.
2.5.2 Harga
Harga ditentukan oleh penjual dan pembeli setelah negosiasi. Harga umumnya memiliki peranan tertentu dalam pilihan pembelian karena harga dapat diubah dengan cepat, tidak seperti bauran pemasaran yang lain. Itu sebabnya mengapa harga disebut varabel bauran yang paling fleksibel.
Pitana dan Surya Diarta (2009), menyatakan bahwa penentuan harga bagi produk pariwisata harus memperhitungkan kompleksitas yang ditimbulkan oleh sifat musimannya, perbedaan dalam segmen pasar (liburan atau perjalanan bisnis), dan sebagainya. Beberapa metode penentuan harga yang biasanya dipakai adalah sebagai berikut:
a. cost-oriented pricing
cost-plus pricing, yaitu penentuan harga produk dalam hubungannya dengan marginal cost atau total cost, termasuk biaya overhead.
Rate of return, yang berfokus pada penciptaan keuntungan yang dihubungkan dengan modal yang diinvestasikan.
b. Demand-oriented pricing
Discrimination pricing, dimana produk dijual dalam dua atau lebih tingkat harga yang berbeda.
Backward pricing, dimana harga ditentukan berdasarkan apa yang konsumen ingin beli.
(24)
Market penetration pricing, yaitu harga ditetapkan lebih rendah dari semua kompetitor dalam rangka membuat pertumbuhan yang tinggi atas produk perusahaan.
Skimming price, dipergunakan jika terdapat keterbatasan suplai produk atau jika permintaan akan produk tidak dipengaruhi oleh pengenaan harga yang tinggi.
2.5.3 Distribusi
Secara garis besar pendistribusian diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
Karena sifat dan karakteristiknya yang khusus, produk pariwisata memerlukan bentuk distribusi yang juga khusus. Produk pariwisata merupakan suatu produk khusus, tidak ada transfer kepemilikan, tetapi produk dan pelayanannya secara langsung disewa atau dikonsumsi. Hanya saja sebelum dapat dikonsumsi, produk tersebut harus tersedia dan dapat diakses.
Dalam pendistribusian produk wisata, harus dipahami beberapa karakteristik berikut:
a. Tidak ada produk nyata yang akan didistribusikan.
b. Pariwisata umumnya melibatkan proses pembelian produk, tinggal, dan kembali ke tempat asal wisatawan. Proses pendistribusian produk harus mencakup semua tahapan ini.
c. Sebagian besar biaya distribusi produk terserap untuk biaya pembuatan barang cetakan yang menginformasikan produk pariwisata tersebut. Brosur biasanya tersedia di agen perjalanan.
(25)
d. Pendistribusian produk pariwisata sering dikendalikan oleh agen, bukan oleh penyedia produknya.
2.5.4 Promosi
Promosi pada zaman pemasaran modern sekarang ini tidak dapat diabaikan. Antara promosi dan produk tidak dapat dipisahkan, ini dua sejoli yang saling berangkulan untuk menuju suksesnya pemasaran.
Promosi merupakan kegiatan komunikasi dimana organisasi penyelenggara pariwisata berusaha mempengaruhi calon pelanggan agar bersedia untuk membeli produk yang ditawarkan.
Dalam kegiatan promosi, beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: - Efek komunikasi
Penggunaan surat, pembddbnagian brosur-brosur objek wisata, telepon, faksimili, e-mail dan alat penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung atau mendapatkan tanggapan langsung dari wisatawan.
- Advertising
Merupakan setiap bentuk komunikasi non personal dan dibayar melalui media massa, seperti surat kabar, majalah, radio dan sebagainya.
- Promosi penjualan
Melibatkan semua aktifitas yang menawarkan insentif untuk mempengaruhi konsumen, perantara produk atau mencapai target penjualan.
(26)
- Personal selling
Merupakan usaha untuk mendapatkan keuntungan melalui bentuk face to face atau telepon antara perwakilan penjual dengan calon pembeli. - Humas
Berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra organisasi.
2.5.5 Orang (People)
Rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan serta pemotivasian karyawan sangat penting. Yang termasuk dalam elemen orang (people) dalam geladikarya ini adalah pegawai pemerintah kota (Pemko), pegawai perusahaan bidang pariwisata dan masyarakat setempat.
Orang yang berhubungan dengan konsumen, baik langsung maupun tidak langsung, dapat dikatakan sebagai tenaga penjualan. Dalam hal ini tenaga penjualan termasuk pegawai Pemko, pegawai organisasi pariwisata dan masyarakat. Idealnya, seorang tenaga penjualan harus memiliki kemampuan, sikap peduli, inisiatif, dan bertanggungjawab dalam melayani. Jika hal ini sudah terpenuhi, maka tenaga penjualan sebenarnya sedang memasarkan pariwisata.
2.5.6 Proses
Menurut Bilson Simamora (2001), proses mencakup prosedur pelayanan, termasuk tahap-tahap yang dilalui serta lay-out ruangan. Layanan yang sama hasilnya bisa berbeda nilainya kalau prosesnya berbeda. Kecepatan dan ketepatan proses dapat dijadikan alat untuk merangsang minat konsumen.
Dari semua elemen bauran pemasaran jasa, elemen proses mencerminkan bagaimana semua elemen pemasaran dikoordinasikan untuk menjamin kualitas
(27)
dan konsistensi jasa yang diberikan kepada konsumen. Dengan demikian bagian pemasaran harus dilibatkan ketika desain proses jasa dibuat, karena pemasaran juga sering terlibat atau bertanggungjawab dalam pengawasan kualitas jasa.
2.5.7 Physical Evidence (Pendukung Fisik)
Pendukung fisik sangat perlu mengingat layanan tidak memiliki wujud sehingga menyebabkan jasa sulit untuk dievaluasi. Bukti fisik memberikan tanda-tanda, misalnya kualitas jasa.
(28)
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Untuk memudahkan penelitian, maka diperlukan suatu kerangka analisis yang merupakan kerangka berfikir sistematis guna menjelaskan bagaimana melakukan pendekatan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Kerangka konseptual penelitian dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Proses penelitian diawali dengan melakukan identifikasi terhadap kinerja
Performansi Kunjungan Wisatawan di kota Medan
Target Jumlah Kunjungan Realisasi Jumlah Kunjungan
GAP
Identifikasi Masalah
Survey melalui penyebaran kuisioner
Analisis Data
(29)
melalui wawancara (interview) dengan pihak yang berwenang di Disbudpar Medan. Kemudian dari proses identifikasi ditemukan adanya gap antara jumlah kunjungan wisatawan dengan target yang telah ditetapkan, yang menunjukkan kinerja pemasaran Disbudpar Medan yang belum maksimal. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dirumuskan masalah.
Untuk mengetahui respon wisatawan terhadap pariwisata kota Medan, akan dilakukan survey dengan metode kuisioner kepada sampel yang adalah wisatawan yang berkunjung di kota Medan. Dari hasil survey kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran dan rekomendasi perbaikan terhadap kinerja pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di kota Medan.
(30)
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif/ survei. Tujuan studi deskriptif menurut Uma Sekaran (2006) adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya.
Untuk mengumpulkan data tentang berbagai variabel penelitian maka dilakukan survei sebagai metode pokok. Sebagaimana diketahui, penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Metode survei dipandang lebih mudah dan praktis untuk mengumpulkan data tentang persepsi wisatawan terhadap objek wisata, sebab lebih efisien dan sesuai dengan situasi lapangan.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan di Jl. Prof. H.M. Yamin, SH No. 40 Medan mulai 21 Januari 2012 sampai dengan 24 Februari 2012.
4.3 Teknik Pengumpulan Data
(31)
a. Wawancara kepada pihak yang terkait dalam hal ini pada bidang pemasaran di Disbudpar kota Medan.
b. Memberikan daftar pertanyaan (kuisioner) kepada wisatawan mancanegara di kota Medan sebagai responden.
c. Mengumpulkan data yang diperlukan dari laporan-laporan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan.
4.4 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di kota Medan pada periode penelitian. Sampel diambil dengan menggunakan nonprobability sampling atau sampel tidak acak, dimana tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Menurut Uma Sekaran (1992) yang dikutip oleh Hasan Mustafa (2000), sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen.
Sejalan dengan itu metode pemilihan yang digunakan adalah penarikan secara kebetulan (accidental sampling). Artinya sampel dipilih secara kebetulan saja terutama ketika mereka menggunakan model transportasi yang difasilitasi oleh biro perjalanan wisata didalam melaksanakan kegiatan wisata (mengunjungi objek-objek wisata di Medan). Dalam hal ini peneliti bekerjasama dengan biro perjalanan wisata khususnya para guide untuk membantu menyebarkan kuisioner kepada para responden. Biro perjalanan wisata yang dipilih adalah 5 (lima) biro di
(32)
Medan yang paling dominan melayani wisatawan mancanegara yaitu Eka Sukma Wisata, Kings Star, Mutiara Holidays, Narasindo, dan Natrabu.
4.5 Analisis Data
Data yang dikumpulkan dianalisis dengan pendekatan statistik deskriptif. Statistik deskriptif ialah suatu teknik analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan situasi objek penelitian apa adanya tanpa bermaksud mengambil kesimpulan tertentu berdasarkan semua data yang telah terkumpul (Sinulingga, 2011).
(33)
BAB V
GAMBARAN UMUM BADAN ORGANISASI
5.1 Kondisi Fisik Kota Medan 5.1.1 Sejarah singkat
Kota Medan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara dan berkembang sebagai Kota Metropolitan mengandung banyak historis dan berbagai Suku/ Etnis yang ada, dimana Kota Medan dibangun oleh Guru Patimpus pada tahun 1590 sampai saat ini terus berkembang dengan pesat sehingga mendorong banyak orang dan investor untuk berkunjung ke Kota Medan dalam rangka tujuan wisata maupun bisnis.
Keberadaan dan perkembangan kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi historis yang panjang, dimulai dengan dibangunnya kampung Medan Putri oleh Guru Patimpus, kemudian berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang diproklamirkan oleh Tuanku Panglima Perungit yang memisahkan diri dari kekuasaan Kesultanan Aceh. Selanjutnya perkembangan kota Medan ditandai dengan perpindahan Ibu Kota Residen Sumatera Timur dari Bengkalis ke Medan Tahun 1887, sampai pada akhirnya diubah manjadi Gubernermen yang dipimpin oleh seorang Gubernur pada tahun 1915.
5.1.2 Kondisi Geografis
Kota Medan secara administratif memiliki luas 26.510 hektar atau 3,6% dari luas keseluruhan Provinsi Sumatera Utara, dengan jumlah penduduk sebanyak 2.102.105 jiwa, yang terdiri dari berbagai suku dan etnis. Wilayah kota Medan
(34)
sebelah barat, timur, dan selatan berbatasan dengan daerah kabupaten Deli Serdang dan sebelah utara berhadapan langsung dengan Selat Malaka.
Sebagai Ibu Kota Propinsi Sumatera Utara, Medan merupakan Kota Strategis dimana terdapat jalur pelayaran dan perdagangan Internasional dan bertetangga dekat dengan 3 (tiga) Negara Asia Tenggara (Malaysia, Singgapura, Thailand), posisi Geografis yang strategis ini menjadi Kota Medan menjadi Pintu Gerbang Utama bagi jalur Internasional dibagian barat Indonesia.
5.1.3 Budaya
Disamping Kota Medan sebagai pusat perdagangan regional maupun internasional, Kota Medan juga memiliki Keaneka ragaman Suku/ Etnis dan Agama dimana satu dan lainnya tetap saling menghargai sehingga menjadi kerukunan dalam kedamaian dimana hal ini menjadi sangat menguntungkan bagi perkembangan industri kepariwisataan di Medan yang kondusif.
Kota Medan sebagai Pintu Gerbang masuknya Wisatawan ke Sumatera Utara mempunyai kekayaan budaya lokal, baik secara fisik maupun non fisik yang tak ternilai dari berbagai suku/ etnis yang harus dijaga kelestariannya sehingga apa yang telah dimilliki dapat menjadi lebih baik.
5.2 Visi dan Misi Kota Medan
Visi kota Medan adalah “Kota Medan menjadi Kota Metropolitan yang Berdaya Saing, Nyaman, Peduli, dan Sejahtera”. Sedangkan misi kota Medan adalah:
1. Mewujudkan percepatan pembangunan wilayah lingkar luar, dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan usaha
(35)
kecil, menengah dan koperasi untuk kemajuan dan kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat kota.
2. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi yang lebih efisien, efektif, kreatif, inovatif dan responsif.
3. Penataan kota yang ramah lingkungan berdasarkan prinsip keadilan social ekonomi, membangun dan mengembangkan pendidikan, kesehatan, serta budaya daerah.
4. Meningkatkan suasana religius yang harmonis dalam kehidupan berbangsa serta bermasyarakat.
5.3 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Medan
Sejak tahun 1991 telah terbentuk Dinas Pariwisata Kota Medan, kemudian Pada tahun 2001 ditambah urusan kebudayaan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) kota Medan No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan jo. SK Walikota Medan No. 20/2002 tentang Tujuan dan Fungsi Dinas dan Kebudayaan Kota Medan. Dan perubahan terakhir dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota sebagai implementasi dari Peraturan Pemerintah RI No. 38 tahun 2007, jo. Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, yang merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota Medan melalui Sekretaris Daerah.
(36)
Dalam melaksanakan tugas, Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Merumuskan ketentuan/ kebijakan standar teknis, pelayanan dibidang kebudayaan dan pariwisata.
b. Melaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Pendek, Menengah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dibidang kebudayaan dan pariwisata sesuai dengan ketentuan yang ada.
c. Melaksanakan koordinasi/ kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak terkait.
d. Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kebudayaan dan pariwisata.
e. Menyelenggarakan pemberian perizinan dan pengawasan
f. Memberikan masukan kepada walikota sesuai bidang tugas dan fungsinya.
5.3.1Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan
Kemajuan kebudayaan dan pariwisata merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan pembangunan daerah dengan mewujudkan supremasi hukum, dan pemerintah yang bersih, mengupayakan pertumbuhan dalam bidang ekonomi, pembangunan, pengentasan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan rakyat, meningkatkan kerukunan kehidupan beragama, pelestarian budaya dan pemerataan pembangunan disegala bidang.
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan merumuskan visi yaitu “Menjadikan Kota Medan Sebagai Daerah Tujuan Wisata”.
(37)
Misi memberikan gambar untuk terwujudnya visi agar organisasi dapat terlaksana seperti apa yang diharapkan, maka diharapkan dari berbagai kalangan terutama pihak yang berkepentingan untuk mengetahui dan mendukung program serta hasil yang akan diperoleh. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai misi sebagai berikut:
a. Melindungi, melestarikan aset-aset kebudayaan daerah yang datangnya dari warisan leluhur dan memberikan kebebasan berekspresi dan berkreasi dalam kesenian budaya dengan mengacu kepada nilai-nilai agama dan alat budaya yang ada.
b. Meningkatkan, menampilkan atraksi budaya lokal dan kesenian daerah. Generasi-generasi penerus dari sejak dini harus diperkenalkan dan dididik untuk mempelajari budaya dan kesenian yang ada dan ditampilkan sesering mungkin untuk diketahui, diperkenalkan ke manca negara.
c. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata.
Objek wisata yang telah ada, sarana dan prasarana seperti jalan, penunjuk arah ke lokasi objek dibuat sebaik mungkin dan membangun kerjasama dengan pihak-pihak lain untuk pembangunan objek wisata baru terutama wisata rekreasi yang masih sangat minim di kota Medan. d. Meningkatkan pelayanan kepariwisataan terutama sadar wisata
masyarakat di daerah tujuan wisata.
Seluruh komponen pelaku pariwisata harus menyadari bahwa kepariwisataan dapat mengangkat harkat, martabat dan kesejahteraan rakyat, serta meningkatkan sistem informasi/ promosi baik dalam bentuk
(38)
publikasi manual maupun elektronik dan melibatkan stakeholder untuk saling menunjang dibidang masing-masing yang dilakukan secara profesional.
e. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan dalam bidang kepariwisataan.
f. Melaksanakan sosialisasi hukum dalam upaya peningkatan kesadaran hukum masyarakat terhadap kepariwisataan.
5.3.2Struktur Organisasi
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Pasal 7, Pembangunan Kepariwisataan meliputi:
a. Industri Pariwisata b. Destinasi Pariwisata c. Pemasaran dan
d. Kelembagaan Kepariwisataan
Dalam rangka mewujudkan Pembangunan Kepariwisataan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam melaksanakan tugas tetap beracuan kepada Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 dengan berdasarkan Azas Otonomi dan menselaraskannya dengan kondisi dan potensi yang ada serta dengan melakukan perbandingan sesuai dengan tugas masing-masing.
Struktur organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dapat dilihat pada Gambar 5.1. Dalam melaksanakan tugas, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan menyelenggarakan fungsi :
(39)
a. Merumuskan ketentuan/ kebijakan standar teknis, pelayanan dibidang Kebudayaan dan Pariwisata.
b. Melaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Pendek, Menengah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dibidang Kebudayaan dan
Pariwisata sesuai dengan Ketentuan yang ada.
c. Melaksanakan koordinasi/ kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak terkait.
d. Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kebudayaan dan pariwisata.
e. Menyelenggarakan pemberian perizinan dan pengawasan.
f. Memberikan masukan kepada Walikota dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai bidang tugas dan fungsinya.
5.4 Potensi Pariwisata
Kota Medan memiliki 35 objek wisata yang dikelompokkan menjadi 5 (lima) kategori yaitu Objek Wisata Alam, Budaya, Kerajinan, Kuliner dan Rekreasi dimana diantaranya ada 4 objek wisata unggulan yang pengembangan dan pengelolaannya dibina dan didampingi Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan. Keempat objek wisata unggulan tersebut adalah Istana Maimun, Mesjid Raya Al-Mahsun, Taman Buaya/ Penangkaran Buaya, dan Rumah Tjong A Fie. Potensi pariwisata di Kota Medan dapat terlihat pada Tabel 5.1.
(40)
Sumber: Disbudpar Medan, 2012
Gambar 5.1. Struktur Organisasi Disbudpar Medan SEKRETARIS KASUBBAG PENYUSUNAN PROGRAM KABID KEBUDAYAAN KABID SARANA PARIWISATA KABID PEMASARAN KABID ODTW SEKSI KESENIAN DAN BUDAYA SEKSI AKOMODASI WISATA SEKSI INFORMASI SEKSI HIBURAN UMUM SEKSI WISATA REKREASI SEKSI PROMOSI SEKSI RUMAH MAKAN RESTORAN DAN BAR SEKSI PERFILMAN SEKSI USAHA JASA PARIWISATA SEKSI PENYULUHAN DAN KERJASAMA WISATA SEKSI ATRAKSI DAN KESENIAN SEKSI SEJARAH DAN PURBAKALA KEPALA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MEDAN KASUBBAG KEUANGAN KASUBBAG UMUM DAN PERLENGKAPAN
(41)
Tabel 5.1 Penyebaran Objek Wisata Kota Medan
No NAMA OBJEK WISATA JENIS OBJEK
WISATA
ALAMAT/LOKASI
1 Istana Maimun Budaya/Sejarah Jl.Bridjend Katamso 2 Mesjid Raya Al-Mahsun Budaya/Sejarah Jl.Mesjid Raya 3 Gereja Katolik Budaya/Sejarah Jl. Pemuda 4 Klenteng Hindu Sri
Marlaman
Budaya/Sejarah Jl.H.Zainul Arifin 5 Mesjid Labuhan Budaya/Sejarah Labuhan Deli 6 Kebun Binatang Rekreasi/Fauna Sunggal
7 TPI Rekreasi Medan Labuhan
8 Taman Sri Deli Rekreasi Jl.Sisingamangaraja 9 Taman Ahmad Yani Rekreasi Jl.Jenderal Sudirman 10 TamanBuaya/ Penangkaran
Buaya
Rekreasi/Fauna Jl.Sunggal Desa Asam Kumbang
11 Danau Siombak Indah Alam /Bahari Medan Marelan 12 Ocean Fasifik Alam /Bahari Belawan
13 Perumahan Nelayan Indah Alam /Bahari Medan Labuhan 14 Rahmat Galery Rekreasi/Fauna Jl.S.Parman 15 Tanaman Bunga Angrek Rekreasi/Flora Jl.Ahmad Yani
16 Pekantan Kuliner Jl.Pandu
17 Merdeka Wolk Kuliner Jl.Balai Kota
18 Taman Lili Suhery Kuliner Jl.Listrik
19 Pagaruyung Kuliner Jl.Pagaruyung
20 Balai Kota Budaya/Sejarah Jl.Balai Kota 21 Menara PDAM Budaya/Sejarah Jl.SM.Raja 22 Kantor Pos Induk Budaya/Sejarah Jl.Balai Kota 23 Klenteng Budha Budaya/Sejarah Jl.Jendral Sudirman 24 Titi Gantung Budaya/Sejarah Stasiun PJKA
25 Pekan Raya Sumatera Utara Budaya/Sejarah Jl.Jend.Gatot Subroto 26 Musium Negeri Sumatera
Utara
Budaya/Sejarah Jl.H.M.Joni 27 Musium Bukit Barisan Budaya/Sejarah Jl.H.Zainul Arifin 28 Pusat Industri Kecil Menteng Kerajinan Jl.Rahmat Medan
Tenggara 29 Pabrik Bakaran Batu 1 Kerajinan Jl.Bromo
30 Perkebunan Tembakau Alam/Agrowisata Perkebunan Tembakau 31 Rumah Tjong A Fie Budaya/Sejarah Jl.Ahmad Yani
32 Vihara Maria Anne Budaya/Sejarah
33 Kesawan Town Budaya/Sejarah Jl.Ahamad Yani 34 London Sumatera Indonesia Budaya/Sejarah Jl.Kesawan 35 Gereja Immanuel Budaya/Sejarah Jl.Diponegoro
(42)
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
6.1 Data Hasil Identifikasi
Hasil olahan data primer yang merupakan deskripsi kuisioner berdasarkan pendapat 95 responden wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Medan dengan indikator Produk, Harga, Lokasi, Promosi, Orang, Pendukung Fisik, dan Proses diuraikan pada sub bab berikutnya.
6.1.1Karakteristik Responden
Hasil penelitian mengenai karakteristik wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Medan dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1 Karakteristik Wisatawan
Karakteristik (Orang) (%)
Umur
21 – 29 24 25,3
30 – 39 41 43,1
40 – 49 23 24,2
50+ 7 7,4
Jenis Kelamin Laki-laki 50 52,6
Perempuan 45 47,4
Pendidikan
SMP 0 0,0
SMU 21 22,1
Universitas 63 66,3
Pasca Sarjana 11 11,6
Asal
ASEAN 48 50,5
Asia Pasifik 25 26,3
Eropa 22 23,2
Pekerjaan
Pegawai Pemerintah 19 20
Manajer/Eksekutif 24 25,3
Profesor/Pengajar/Peneliti 13 13,7
Pegawai Pabrik 6 6,3
Pengusaha 33 34,7
Pendapatan Perbulan (US $)
Up to 361 4 4,2
362 – 482 10 10,5
483 – 602 19 20
603 – 723 23 24,2
724+ 39 41,1
(43)
Berdasarkan usia responden dapat dilihat bahwa wisatawan mancanegara (wisman) yang paling banyak yaitu berusia antara 30-39 tahun (43,1%). Hal ini dikarenakan usia tersebut adalah usia yang masih produktif untuk bekerja.
Sementara itu jika didasarkan menurut jenis kelamin, hasil penelitian menunjukkan bahwa wisman yang berjenis kelamin laki-laki sedikit lebih banyak daripada yang berjenis kelamin perempuan. Responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 50 orang (52,6%), sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 45 orang (47,4%).
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir pada penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas wisman adalah lulusan universitas (66,3%) dan selebihnya adalah lulusan SMU (22,1%) dan lulusan Pasca Sarjana (11,6%).
Sedangkan hasil penelitian berdasarkan negara asal menunjukkan bahwa mayoritas wisman yang berkunjung ke Medan adalah yang berasal dari negara-negara ASEAN yaitu sebanyak 48 responden (50,5%). Hal ini dikarenakan terdapat jalur penerbangan yang langsung menghubungkan negara-negara ASEAN khususnya Malaysia dengan Medan. Responden lainnya berasal dari negara-negara Asia Pasifik sebanyak 25 reponden (26,3%) dan Eropa sebanyak 22 responden (23,2%).
Berdasarkan pekerjaan, wisman yang berkunjung ke Medan paling banyak berprofesi sebagai pengusaha sebanyak 33 responden (34,7%), kemudian manajer/eksekutif sebanyak 24 responden (25,3%), pegawai pemerintah (20%), profesor/pengajar/peneliti (13,7%) dan yang paling sedikit adalah pegawai pabrik sebanyak 6 responden (6,3%).
(44)
Pendapatan perbulan wisman yang berkunjung ke Medan diatas US $ 724 (41,1%), US $ 603 sampai dengan US $ 723 (24,2%), antara US $ 483 – US $ 602 (20%), antara US $ 362 – US $ 482 (10,5%) dan yang paling sedikit adalah responden dengan pendapatan perbulan sampai dengan US $ 361 (4,2%). Hal ini menunjukkan bahwa usia produktif merupakan potensi bagi para wisman untuk memliki pendapatan lebih tinggi sehingga memiliki kesempatan untuk melakukan kunjungan wisata.
6.1.2Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk
Produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pariwisata atau jasa yang dihasilkan dalam lingkup pariwisata dan jasa tidak diproduksi oleh satu perusahaan melainkan oleh berbagai badan usaha. Disbudpar Kota Medan melakukan pembinaan produk wisata untuk meningkatkan mutu maupun pelayanan dari berbagai unsur produk wisata itu antara lain objek-objek wisata, jasa penginapan (akomodasi), jasa angkutan (transportasi) wisata, dan jasa tur. Pembinaan tersebut berupa:
1. Pemasangan Batu Tulis ( Prasasti ) pada objek wisata unggulan. 2. Perawatan obyek wisata unggulan
3. Renovasi/pemeliharaan gedung bersejarah Istana Maimun
Untuk Variabel produk, pertanyaan yang diajukan kepada responden terdiri dari pengetahuan wisman terhadap objek-objek wisata yang ada di Medan, pendapat wisman mengenai fasilitas transportasi, pendapat wisman mengenai fasilitas akomodasi dan pendapat wisman secara umum mengenai objek-objek wisata yang ada di Medan. Pada pertanyaan pertama yang bertujuan untuk
(45)
mengetahui apakah wisman sudah tahu apa saja objek-objek wisata yang ada di Medan, hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.2.
Dari Tabel 6.2 terlihat bahwa sebagian besar responden tahu apa objek-objek wisata yang ada di kota Medan sebelum mereka melakukan kunjungan (33,7%), dan 32,6% menyatakan cukup tahu. Responden lainnya menyatakan sangat tahu (20%), tidak tahu (9,5%) dan sangat tidak tahu (4,2%). Hal ini menunjukkan bahwa produk wisata yang ada di kota Medan cukup dikenal oleh sebagian besar responden.
Hal ini disebabkan karena sebagian besar wisman yang berkunjung ke Medan berasal dari negara-negara tentangga (ASEAN) yang pada umumnya berasal dari Malaysia dan Singapura sudah pernah melakukan kunjungan wisata ke Sumatera Utara sebelumnya. Dalam kunjungan wisatanya ke Sumatera Utara biasanya Agen Perjalanan Wisata memperkenalkan kota Medan sebagai Ibu Kota sehingga para wisman sedikit banyaknya mengetahui tentang pariwisata kota Medan.
Tabel 6.2 Pengetahuan Wisman tentang Objek-objek Wisata di Medan
Sangat Tahu
Tahu Cukup Tahu
Tidak Tahu
Sangat Tidak Tau
Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 19 32 31 9 4 95 Persentase (%) 20 33,7 32,6 9,5 4,2 100 Nilai 95 128 93 18 4 338 Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Untuk mengetahui pendapat wisman mengenai fasilitas transportasi yang mereka gunakan selama berwisata di Medan, responden banyak mengatakan cukup baik (42,1%) dan baik (41,1%). Hasil tersebut dikarenakan sebagian besar
(46)
responden mengunakan bus pariwisata yang nyaman dan didampingi oleh pemandu wisata yang mampu mengakomodir kebutuhan mereka.
Tabel 6.3 Pendapat Wisman tentang Fasilitas Transportasi
Sangat Baik
Baik Cukup Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 12 39 40 4 0 95 Persentase (%) 12,6 41,1 42,1 4,2 0 100 Nilai 60 156 120 8 0 344 Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Pada pertanyaan ketiga yang bertujuan untuk mengetahui pendapat responden mengenai fasilitas akomodasi, hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4 Pendapat Wisman Mengenai Fasilitas Akomodasi
Sangat Baik
Baik Cukup Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 11 38 36 10 0 95 Persentase (%) 11,6 40 37,9 10,5 0 100 Nilai 55 152 108 20 0 335 Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Untuk mengetahui pendapat para wisman mengenai fasilitas akomodasi yang mereka gunakan selama berwisata di kota Medan, responden banyak yang menyatakan bahwa fasilitas akomodasi di Medan sudah baik (40%) dan cukup baik (37,9%). Responden lain menyatakan sangat baik (11,6%) dan tidak baik (10,5%). Hal ini dikarenakan di Medan tersedia hotel-hotel berbintang yang bukan hanya menjual kamar, tapi juga menyediakan fasilitas-fasilitas lainnya seperti
(47)
ruang konvensi, fasilitas wifi, fitnes centre, kolam renang, bussiness centre, airline ticket office, ATM, drug store, restoran dan lainnya.
Pada pertanyaan keempat yang bertujuan untuk mengetahui pendapat wisatawan secara umum mengenai objek-objek wisata di medan, hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.5.
Tabel 6.5 Pendapat Wisatawan Secara Umum Tentang Objek-objek Wisata di Medan
Sangat Bagus
Bagus Cukup Bagus
Tidak Bagus
Sangat Tidak Bagus
Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 5 8 27 47 8 95 Persentase (%) 5,3 8,4 28,4 49,5 8,4 100
Nilai 25 32 81 94 8 240
Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Tabel 6.5 memperlihatkan pendapat para wisman mengenai objek-objek wisata di kota Medan secara umum dimana banyak dari responden yang menyatakan tidak bagus (49,5%). Hal dikarenakan kebanyakan objek-objek wisata yang ada di kota Medan kurang terawat dan tidak dikelola dengan maksimal sehingga dilihat secara kemasannya tidak menarik.
6.1.3Jawaban Responden terhadap Variabel Harga
Harga suatu produk ditetapkan untuk mendapatkan laba. Penetapan laba dapat diartikan sebagai usaha untuk mencapai net profit yang selalu diinginkan dan ditargetkan untuk mencapai ROI (Return On Investment) dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan sebagai organisasi pemerintahan bukanlah organisasi yang berorientasi mencari laba. Kebijakan
(48)
harga yang dilakukan adalah pembinaan kepada pelaku-pelaku pariwisata dalam bentuk pengaturan/ pengarahan terhadap pentapan harga kepada pengelola objek-objek wisata, pengusaha hotel, dan pengusaha biro perjalanan wisata.
Untuk variabel harga, pertanyaan yang diajukan responden adalah mengenai kesesuaian biaya transportasi dan akomodasi dengan fasilitas dan kesesuaian biaya masuk ke objek wisata dengan kualitas. Pada pertanyaan pertama yang bertujuan untuk mengetahui pendapat responden mengenai kesesuaian biaya transporasi dan akomodasi dengan fasilitas, hasil kuisioner tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.6.
Hasil pengisian kuisioner mengenai apakah biaya transportasi dan akomodasi yang digunakan sudah sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan adalah kebanyakan responden menyatakan cukup sesuai (45,3%). Hal ini menunjukkan bahwa menurut pendapat para wisman biaya yang mereka keluarkan untuk transportasi dan akomodasi di Medan cukup sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan oleh hotel-hotel dan biro perjalanan wisata. Responden lain menyatakan sesuai (28,4%), sangat sesuai (12,6%), tidak sesuai (10,5%), dan sangat tidak sesuai (3,2%).
Tabel 6.6 Kesesuaian Biaya Transportasi dan Akomodasi dengan Fasilitas
Sangat Sesuai
Sesuai Cukup Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 12 27 43 10 3 95 Persentase (%) 12,6 28,4 45,3 10,5 3,2 100 Nilai 60 108 129 20 3 320
(49)
Pada pertanyaan kedua yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan dari respoden mengenai kesesuaian biaya masuk ke objek wisata dengan kualitas, hasil kuisioner tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.7.
Pendapat wisman mengenai apakah biaya masuk ke objek wisata yang ada di Medan adalah banyak responden yang menjawab cukup sesuai (36,8%) dan sesuai (34,7%). Responden lainnya menyatakan tidak sesuai (14,8%), dan sangat sesuai (13,7%). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun menurut para wisman objek-objek wisata yang ada di Medan tidak bagus, namun hal tersebut cukup sesuai dengan biaya masuk ke objek wisata tersebut.
Tabel 6.7 Kesesuaian Biaya Masuk ke Objek Wisata dengan kualitas
Sangat Sesuai
Sesuai Cukup Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 13 33 35 14 0 95 Persentase (%) 13,7 34,7 36,8 14,8 0 100 Nilai 65 132 105 28 0 330
Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
6.1.4 Jawaban Responden terhadap Variabel Saluran Distribusi
Saluran distribusi dalam penelitian ini adalah biro-biro perjalanan wisata menjual produk wisata dalam bentuk tur. Pemko Medan melalui Disbudpar kota Medan mendorong biro-biro perjalanan wisata untuk menjual produk wisata Medan berupa city tour. Disamping itu, biro-biro perjalanan wisata tersebut juga didorong untuk melakukan kerjasama dengan biro-biro perjalanan wisata yang ada di luar negri untuk memasarkan produk city tour Medan tersebut.
Untuk ketersediaan biro perjalanan wisata di negara asal para wisman yang menjual produk paket wisata ke kota Medan terlihat pada Tabel 6.8.
(50)
Tabel 6.8 Ketersediaan Biro Perjalanan Wisata yang Menjual Paket Wisata Ke Medan
Sangat Banyak
Banyak Cukup Banyak
Sedikit Tidak Ada Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 5 29 30 23 8 95 Persentase (%) 5,3 30,5 31,6 24,2 8,4 100 Nilai 25 116 90 46 8 285
Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Responden menyatakan cukup banyak (31,6%), banyak (30,5%), sedikit (24,2%), tidak ada (8,4%) dan sangat banyak (5,3%). Hal ini menunjukkan bahwa cukup banyak agen perjalanan wisata di Medan yang menjual produk wisata Medan dengan menggunakan saluran distribusi yaitu biro perjalanan wisata yang ada di negara-negara lain.
6.1.5 Jawaban Responden terhadap Variabel Promosi
Dalam melakukan promosi, Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) membuat iklan melalui media massa seperti majalah, billboard, televisi dan lainnya. Disbudpar Medan juga melakukan promosi melalui brosur yang memperkenalkan berbagai produk wisata yang ada di Medan. Selain itu Disbudpar Medan juga menggunakan humas untuk menekan timbulnya persepsi negatif terhadap produk wisata Medan dan justru dapat meningkatkan citra kota Medan sebagai kota tujuan wisata.
Pada pertanyaan pertama mengenai banyaknya iklan-iklan tentang pariwisata kota Medan yang terdapat di Media Massa seperti majalah, billboard, televisi dan lain-lain, hasil penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 6.9.
(51)
menggambarkan bahwa upaya promosi melalui iklan yang dilakukan oleh Disbudpar Medan menurut responden belum sesuai harapan.
Tabel 6.9 Tersedianya Iklan Pariwisata Medan di Media Masa
Sangat Banyak
Banyak Cukup Banyak
Sedikit Tidak Ada Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 14 19 19 40 3 95 Persentase (%) 14,7 20 20 42,1 3,2 100 Nilai 70 76 57 80 3 286
Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Pada pertanyaan kedua yaitu mengenai ketersediaan brosur-brosur mengenai pariwisata kota Medan, hasil kuisionernya dapat dilihat pada Tabel 6.10
Tabel 6.10 Ketersediaan Brosur-brosur Pariwisata Medan
Sangat Banyak
Banyak Cukup Banyak
Sedikit Tidak Ada Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 15 31 27 22 0 95 Persentase (%) 15,79 32,63 28,42 23,16 0 100 Nilai 75 124 81 44 0 324
Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Dari Tabel 6.10 dapat dilihat bahwa sebanyak 32,63% dari responden menyatakan bahwa banyak tersedia brosur yang berisi tentang kepariwisataan kota Medan. Responden lain menyatakan cukup banyak (28,42%), sedikit (23,16%), dan sangat banyak (15,79%). Hal ini menunjukkan bahwa upaya promosi melalui penyebaran brosur sudah dilakukan dengan baik oleh Disbudpar Medan.
Untuk kesan atau citra tentang kota Medan yang tergambar di benak wisman melalui pemberitaan-pemberitaan di media massa dapat dilihat pada Tabel 6.11. Sebanyak 53,7% menyatakan bahwa citra kota Medan cukup baik. Hal ini
(52)
menunjukkan bahwa Pemko Medan dan Disbudpar Medan secara khusus mempunyai hubungan yang baik dengan media massa sebagai salah satu alat promosinya. Responden lainnya menyatakan baik (24,2%), tidak baik (10,5%), sangat baik (9,5%) dan sangat tidak baik (2,1%).
Tabel 6.11 Citra Kota Medan yang terlihat di Media Massa
Sangat Baik
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 9 23 51 10 2 95 Persentase (%) 9,5 24,2 53,7 10,5 2,1 100 Nilai 45 92 153 20 2 312
Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
6.1.6 Jawaban Responden terhadap Variabel Orang (People)
Disbudpar Kota Medan sangat memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikan kepada para wisman yang datang, dan memperkerjakan tenaga petugas informasi wisata di Disbudpar untuk mendukung program pemasaran pariwisata kota Medan. Kebijakan-kebijakan pemasaran yang dilakukan Disbudpar Medan pada variabel orang adalah:
1. Pelatihan pemandu wisata dan petugas informasi.
2. Pelatihan terhadap supir angkutan pariwisata dan supir taksi.
3. Sosialisasi mengenai pariwisata kota Medan dan pembinaan terhadap masyarakat setempat.
Penilaian responden terhadap variabel orang dapat dilihat dari jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan. Pada pertanyaan pertama yang bertujuan untuk mengetahui kecakapan atau kemampuan pegawai pemerintah, dalam hal ini
(53)
pegawai Disbudpar Medan, pendapat pada responden dapat dilihat pada Tabel 6.12.
Tabel 6.12. Kecakapan Pegawai Pemerintah dalam Memberikan Informasi
Sangat Baik
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 9 24 48 14 0 95 Persentase (%) 9,5 25,3 50,5 14,7 0 100 Nilai 45 96 144 28 0 313 Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Sebanyak 50,5% dari responden menyatakan bahwa kecakapan pegawai pemerintah dalam memberikan informasi cukup baik. Hal ini dikarenakan para pegawai yang ditempatkan sebagai petugas informasi wisata mendapatkan pelatihan secara berkala dengan tujuan agar mereka mampu melayani para wisatawan dalam hal memberikan informasi dengan baik. Responden lain menyatakan baik (25,3%), tidak baik (14,7%), dan sangat baik (9,5%).
Pada pertanyaan kedua yang bertujuan untuk mengetahui pendapat wisman mengenai pelayanan yang diberikan oleh karyawan di bidang pariwisata seperti pemandu wisata, karyawan hotel, karyawan agen perjalanan wisata dan sebagainya, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 6.13.
Sebanyak 43,2% dari responden menyatakan cukup puas dengan pelayanan para pelaku pariwisata dan 35,8% dari responden menyatakan puas, yang menyatakan tidak puas sebanyak 11,6%, sangat puas 8,4% dan sebanyak 1,1% menyatakan sangat tidak puas. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan karyawan dalam melayani para wisman cukup baik.
(54)
Tabel 6.13 Pelayanan Pelaku-pelaku pariwisata
Sangat Puas
Puas Cukup Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 8 34 41 11 1 95 Persentase (%) 8,4 35,8 43,2 11,6 1,1 100 Nilai 40 136 123 22 1 322
Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Untuk penilaian wisman mengenai keramahan masyarakat Medan dapat dilihat pada Tabel 6.14.
Tabel 6.14 Keramahan Masyarakat Medan
Sangat Ramah
Ramah Cukup Ramah Tidak Ramah Sangat Tidak Ramah Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 9 18 42 17 9 95 Persentase (%) 9,5 18,9 44,2 17,9 9,5 100 Nilai 45 72 126 34 9 286
Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Responden banyak yang menyatakan bahwa masyarakat Medan cukup ramah (44,2%), sedangkan yang menyatakan ramah hanya 18 responden (18,9%) dan tidak ramah (17,9%). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Medan cukup ramah terhadap para wisman.
6.1.7 Jawaban Responden terhadap Variabel Proses
Pada pertanyaan pertama yang menanyakan pengalaman wisman selama dalam perjalanan menuju kota Medan sampai pada waktu mereka akan pulang kembali ke negri asal, hasil penelitian menunjukkan bahwa 49,5% dari responden menyatakan bahwa perjalanan mereka cukup nyaman. Sedangkan yang
(55)
menyatakan nyaman adalah 35,8% dari responden dan selebihnya dapat dilihat pada Tabel 6.15.
Tabel 6.15 Pengalaman dalam Perjalanan
Sangat Nyaman
Nyaman Cukup Nyaman Tidak Nyaman Sangat Tidak Nyaman Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 9 34 47 5 0 95 Persentase (%) 9,5 35,8 49,5 5,3 0 100 Nilai 45 136 141 10 0 322 Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Pertanyaan kedua yakni proses pemesanan transportasi dan akomodasi bertujuan untuk mengetahui pendapat para wisman dalam proses pemesanan dapat dilihat pada Tabel 6.16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 44,2% dari responden menyatakan mudah dalam proses pemesanan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pemesanan, agen perjalanan wisata melakukan pelayanan yang baik sehingga para wisman tidak merasa kesulitan.
Tabel 6.16 Proses Pemesanan Transportasi dan Akomodasi
Sangat Mudah
Mudah Cukup Mudah
Sulit Sangat Sulit Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 12 42 33 7 1 95 Persentase (%) 12,6 44,2 34,7 7,4 1,1 100 Nilai 60 84 99 14 1 258 Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
6.1.8 Jawaban Responden terhadap Variabel Pendukung Fisik
Kebijakan yang dilakukan Disbudpar kota Medan sehubungan dengan variabel pendukung fisik adalah:
(56)
1. Pembuatan plank penunjuk arah ke objek wisata.
2. Membina pengelola objek-objek wisata mengenai pentingnya kebutuhan wisman terhadap ketersediaan sanitasi dan kebersihan serta lahan parkir.
3. Melakukan perawatan atau renovasi pada objek-objek pariwisata, termasuk pendukung fisiknya.
4. Melakukan koordinasi dengan dinas-dinas lain di bawah jajaran Pemko Medan yang terkait dengan kebutuhan-kebutuhan pendukung sektor pariwisata.
Untuk variabel pendukung fisik, pertanyaan yang diajukan kepada responden terdiri atas kebersihan WC umum (toilet), ketersediaan tempat sampah, ketersediaan lahan parkir, dan ketersediaan papan penunjuk jalan.
Pada pertanyaan kedua yang bertujuan untuk mengetahui pendapat responden mengenai kebersihan WC umum yang ada di tempat-tempat wisata di Medan, hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.17.
Tabel 6.17 Kebersihan WC Umum
Sangat Bersih
Bersih Cukup Bersih
Tidak Bersih
Sangat Tidak Bersih
Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 6 12 39 36 2 95 Persentase (%) 6,3 12,6 41,1 37,9 2,1 100 Nilai 30 48 117 72 2 269 Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Dari Tabel 6.17 dapat dilihat bahwa kebanyakan responden berpendapat bahwa toilet yang ada di tempat-tempat wisata cukup bersih (41,1%), namun
(57)
kebersihan toilet-toilet umum yang ada di tempat-tempat wisata belum sepenuhnya memenuhi harapan dari para wisman.
Pada pertanyaan kedua yang bertujuan untuk mengetahui pendapat wisatawan mengenai kemudahan menemukan tempat sampah di tempat-tempat wisata di Medan, hasil kuisionernya dapat dilihat pada Tabel 6.18.
6.18 Kemudahan Menemukan Tempat Sampah
Sangat Mudah
Mudah Cukup Mudah
Tidak Mudah
Sangat Tidak Mudah
Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 14 23 40 17 1 95 Persentase (%) 14,7 24,2 42,1 17,9 1,1 100 Nilai 70 136 120 34 1 361 Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Untuk pertanyaan tentang kemudahan para wisman dalam menemukan tempat sampah di kota Medan, para wisman banyak menyatakan cukup mudah (42,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa baik pemerintah maupun para pelaku pariwisata cukup memperhatikan kebersihan lingkungan demi kenyamanan para wisatawan.
Untuk pertanyaan ketiga yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai kemudahan dalam menemukan area parkir di Medan, hasil kuisioner tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.19.
(58)
Tabel 6.19 Kemudahan menemukan Tempat-tempat Parkir
Sangat Mudah
Mudah Cukup Mudah
Sulit Sangat Sulit Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 6 24 41 22 2 95 Persentase (%) 6,3 25,3 43,1 23,2 2,1 100 Nilai 30 96 123 44 2 295 Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Pada pertanyaan mengenai areal parkir, hasil penelitian menunjukkan bahwa 43,1% dari responden menyatakan cukup mudah dalam menemukan lahan parkir di Medan, sedangkan yang menyatakan mudah sebanyak 25,3%. Hal ini menunjukkan bahwa di Medan cukup banyak tersedia area-area parkir sehingga para wisman merasa cukup mudah dalam menemukan area parkir. Responden lainnya menyatakan sulit (23,2%), sangat mudah (6,3%) dan sangat sulit (2,1%).
Untuk pertanyaan keempat yang bertujuan untuk mengetahui pendapat responden mengenai kemudahan dalam menemukan papan petunjuk arah, hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.20.
Tabel 6.20 Kemudahan menemukan Papan Petunjuk Arah
Sangat Mudah
Mudah Cukup Mudah Tidak Mudah Sangat Tidak Mudah Total
Bobot 5 4 3 2 1
Frekuensi 15 33 31 16 0 95 Persentase (%) 15,8 34,7 32,6 16,8 0 100 Nilai 75 132 93 32 0 332 Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Untuk tingkat kemudahan dalam menemukan papan petunjuk arah, para wisman banyak yang menyatakan mudah (34,7%) dan cukup mudah (32,6%). Sedangkan yang menjawab tidak mudah sebanyak 16,8% dan yang menjawab
(59)
sangat mudah sebesar 15,8% dari jumlah responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden merasa mudah dalam menemukan papan petunjuk arah di kota Medan. Hal ini disebabkan karena pemerintah menyediakan papan petunjuk arah untuk memudahkan para wisatawan ataupun masyarakat dalam mencari lokasi.
6.2 Evaluasi Hasil Penelitian
Dari hasil jawaban responden diperoleh total nilai variabel seperti terlihat pada Tabel 6.21.
(60)
Tabel 6.21 Nilai dan Rata-rata Variabel Bauran Pemasaran
Variabel Nilai Jumlah Nilai Rata-rata Tiap Variabel
Nilai Rata-rata Tiap Responden Produk 338 1.257 314, 314,3/95 = 3,31
344 335 240
Harga 320 650 325 325/95 = 3,42 330
Saluran Distribusi
285 285 285 285/95 = 3
Promosi 286 922 307,33 307,33/95 = 3,23 324
312 Pelayanan
Pegawai
313 921 307 307/95 = 3,23 322
286
Proses 322 580 290 290/95 = 3,05 258
Pendukung Fisik
269 1.257 314,25 314,3/95 = 3,31 361
295 332
Total Rata-rata 3,22 Sumber: Hasil Penelitian 2012 (Data diolah)
Dari Tabel 6.21 dapat dilihat bahwa nilai tertinggi terdapat pada variabel Harga dengan nilai rata-rata variabel 325. Dapat disimpulkan bahwa dari perhitungan hasil deskripsi jawaban pertanyaan tiap variabel, kinerja bauran pemasaran harga yang paling sesuai dengan harapan wisman. Sedangkan nilai terendah adalah pada variabel saluran distribusi dengan nilai rata-rata variabel 285.
(61)
Butir pertanyaan yang memiliki total nilai tertinggi adalah pertanyaan pada variabel pendukung fisik yakni kemudahan menemukan tempat sampah di Medan dengan nilai 361. Sedangkan butir pertanyaan yang memiliki total nilai terendah adalah pertanyaan pada variabel produk yakni pendapat wisman mengenai objek-objek wisata di Medan secara umum dengan nilai 240.
Hasil penelitian ini secara keseluruhan memperlihatkan bahwa jika dilihat dari sisi kebijakan bauran pemasaran, maka upaya peningkatan kunjungan wisatawan belum maksimal. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai variabel yaitu 3,22 dari skala 1 sampai 5.
(62)
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka disimpulkan:
1. Kebijakan Bauran Pemasaran yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan belum maksimal walaupun dalam setiap variabel bauran pemasaran sudah ada dilakukan upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke kota Medan. Kurangnya dukungan kebijakan ini dapat mengakibatkan realisasi kunjungan wisatawan tidak mencapai target yang diharapkan atau bahkan mengakibatkan menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Medan.
2. Dari data hasil kuisioner kepada 95 orang wisman terlihat bahwa penilaian para wisman terhadap objek-objek wisata yang ada di Medan secara umum kurang baik dimana sebagian besar wisman menyatakan bahwa objek-objek wisata tersebut tidak bagus, dimana hal ini disebabkan oleh kemasannya yang kurang baik.
3. Dari hasil analisis data juga ditemukan bahwa variabel saluran distribusi kurang dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam menawarkan produk wisatanya. Hal ini disebabkan karena kerja sama dengan agen perjalanan wisata di negara-negara lain sebagai pasar sasaran belum terjalin dengan maksimal.
(63)
7.2 Saran
Dari hasil kesimpulan, penulis menyarankan:
1. Pemerintah Kota Medan (Pemko Medan) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) sebaiknya melakukan perbaikan pada variabel-variabel bauran pemasaran secara maksimal dalam rangka meningkatkan kunjungan wisman di kota Medan.
2. Pemko Medan melalui Disbudpar melakukan evaluasi terhadap kebijakan produk terutama dalam hal kemasan objek-objek wisata agar lebih menarik.
3. Melakukan evaluasi terhadap kinerja pemasaran dalam menggunakan saluran distribusi yaitu biro perjalanan wisata. Hal ini bisa dilakukan dengan cara tetap mempertahankan hubungan kerja sama dengan biro-biro perjalanan wisata yang sudah ada dan menjalin kerja sama yang baru dengan biro-biro perjalanan wisata lainnya yang potensial untuk menjual produk paket wisata ke kota Medan.
4. Pemerintah Kota Medan, dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan bersama-sama dengan pelaku pariwisata dan masyarakat setempat harus mempunyai komitmen dan bekerja sama untuk dapat mencapai sasaran meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang berdampak positif.
(64)
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R., Strategic Manajemen, Manajemen Strategis, Konsep, Edisi Kesepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2006
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993
Lukiastuti Fitri, Hamdani Muliawan, Manajemen Strategik dalam organisasi, CAPS, Jakarta, 2011-11-26
Pitana I. Gde, Diarta I. Ketut Surya, Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2009
Rencana Kerja 2001 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan
Sekaran, Uma, Metode Penelitian Bisnis, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta, 2006 Simamora Bilson, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001 Sinulingga Sukaria, Metode Penelitian, USU Press, Medan, 2011
Spillane, James J., Pariwisata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1987
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan
Wahab Salah, Manajemen Kepariwisataan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1989 Yoeti, Oka A., Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa, Bandung, 1985
(65)
Lampiran 1:
KUISIONER PENELITIAN
Dear Mr/Ms
We want to thank you who has taken the time to fill out this questionnaire. This questionnaire has been prepared solely for research/study purposes and has no other effects on it existence.
The purpose of this research/study was to determine what efforts that can be done to increase the number of tourists visiting to Medan. For that please you give an honest answer choices so that this research can be useful in accordance with the objectives in this study. Therefore we would expect you to answer every point in this questionnaire honestly in accordance with actual conditions to make this research/study useful for their intended purpose.
Medan, February 2012 Sincerely,
(1)
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R., Strategic Manajemen, Manajemen Strategis, Konsep, Edisi Kesepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2006
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993
Lukiastuti Fitri, Hamdani Muliawan, Manajemen Strategik dalam organisasi, CAPS, Jakarta, 2011-11-26
Pitana I. Gde, Diarta I. Ketut Surya, Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2009
Rencana Kerja 2001 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan
Sekaran, Uma, Metode Penelitian Bisnis, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta, 2006 Simamora Bilson, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001 Sinulingga Sukaria, Metode Penelitian, USU Press, Medan, 2011
Spillane, James J., Pariwisata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1987
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan
Wahab Salah, Manajemen Kepariwisataan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1989 Yoeti, Oka A., Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa, Bandung, 1985
(2)
Lampiran 1:
KUISIONER PENELITIAN
Dear Mr/Ms
We want to thank you who has taken the time to fill out this questionnaire. This questionnaire has been prepared solely for research/study purposes and has no other effects on it existence.
The purpose of this research/study was to determine what efforts that can be done to increase the number of tourists visiting to Medan. For that please you give an honest answer choices so that this research can be useful in accordance with the objectives in this study. Therefore we would expect you to answer every point in this questionnaire honestly in accordance with actual conditions to make this research/study useful for their intended purpose.
Medan, February 2012 Sincerely,
(3)
I. VISITOR PROFILE
Fill in the blank with sign (x) which you want to choose
Kriteria keterangan (v)
Age
a. 21 - 29 b. 30 – 39 c. 40 – 49 d. 50 + Gender
a. Male b. Female
Education
a. Junior b. Senior c. University
d. Graduate or Higher
Nationality
a. ASEAN b. Asia Pasific c. Europe
Occupation
a. Government Office b. Manager/executive
c. Professor/Teacher/Researcher d. Factory Worker
e. Private bussinessman/woman
Monthly Income (US $)
a. Up to 361 b. 362-482 c. 483-602 d. 603-723 e. 724+
(4)
II. QUESTIONNAIRE
Choose one of the most appropriate answer in your opinion by providing a cross (x) in the answer column, with one of this answer in 1-5 answer range:
a. Product
1. How much do you know about tourist attraction in Medan before you visiting?
Extremely Know Know Somewhat Know
Not Know Extremely Not Know
2. How good you think about the transportation facility during your tour in Medan?
Very Good Good Somewhat Good
Not Good Very Bad
3. How good you think about the accommodation in Medan?
Very Good Good Somewhat Good
Not Good Very Bad
4. In your opinion, how good is the tourist attraction in Medan?
Very Good Good Somewhat Good
Not Good Very Bad
b. Price
5. How suitable between the transportation and accomodation costs with the facilities that has been offered?
Very Good Good Somewhat Good
2 1
4 3
5 4
3 4
5 2 5
3 1
1 2
5 5 2
3 4
1
3 4
(5)
c. Distribution Chanel
7. How many travel agencies in your country that sells travel packages to Medan?
Very Much Much Many
Little None
d. Promotion
8. How many advertisment about Medan's tourism you can find in mass media (news paper, radio, TV, billboard, etc)?
Very Much Much Many
Little None
9. How hard you can find the Medan's tourism brochures at your country?
Very Much Much Many
Little None
10. How the image of Medan tourism abroad, seen from the mass media?
Very Good Good Somewhat Good
Not Good Verry Bad
e. Native People
11. How the capablity of Medan city government employee in providing tourism information to tourist?
Very Good Good Somewhat Good
Not Good Very Bad
12. How satisfied are you with the services of Medan's bussiness tourism people?
Extremely Satisfied Satisfied Somewhat Satisfied Dissatisfied Very Dissatisfied
13. How friendly Medan native people?
Extremely Friendly Friendly Somewhat Friendly Unfriendly Very Unfriendly
5 4
2 1
3
1 2
5 4 3
1 2
5 4 3
1 2
5 4 3
1 2
5 4 3
1 2
5 4 3
1 2
(6)
f. Proces
14. How comfortable your journey to Medan and way back to your country?
Extremely Comfortable Comfortable Somewhat Comfortable Uncomfortable Very Uncomfortable
15. How easy you can booked the transportation and accomodation?
Extremely Easy Easy Somewhat Easy Uneasy Very Uneasy
g. Physical Effidence
16. How is the sanitary in public toilets when you visit tourist attraction in Medan? Extremely Clean Clean Somewhat Clean Dirty Extremely Dirty
17. How easy can you find the trash can when you visit Medan?
Extremely Easy Easy Somewhat Easy Difficult Extremely Difficult
18. How easy can you find a parking spots in Medan?
Extremely Easy Easy Somewhat Easy Difficult Extremely Difficult
19. How easy can you find the information board and road directions in Medan?
Extremely Easy Easy Somewhat Easy Difficult Extremely Difficult
1 2
5 4 3
1 2
5 4 3
1 2
5 4 3
1 2
5 4 3
1 2
5 4 3
1 2