Rumusan Masalah Penelitian PENDAHULUAN

Tatang Syaripudin, 2015 FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA SEBAGAI TEORI PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKTEK PENDIDIKAN UMUM DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menengah bahkan kurikulum di Indonesia dianggap yang paling sering diubah dibandingkan dengan negara ma napun” Suryadi, 2012, hal. 84. Proyek pengadaan buku pelajaran dan peningkatan kualifikasi pendidikan guru telah dan sedang terus dilaksanakan. Demikian pula telah banyak penelitian pendidikan dilakukan di berbagai LPTK. Namun demikian, semua ini belum menyentuh akar penyebab permasalahan yang kita hadapi, karena upaya pemecahan masalah tersebut lebih cenderung berkenaan dengan aspek praksis. Sekalipun riset ilmu pendidikan telah banyak dilakukan, namun riset ini pun lebih berkenaan dengan pedagogik praktis, sebaliknya kurang menyentuh pedagogik teoretis dan bahkan sangat-sangat kurang menyentuh bidang filsafat pendidikan sebagai landasannya yang ideal. Keadaan demikian merupakan fenomena yang umum terjadi, sebagaimana dinyatakan O’neil bahwa: “Ironisnya, kapan saja seseorang menghadapi problema pendidikan yang mendesak dan harus segera ditemukan pemecahannya, cenderung untuk bergerak menjauhi yang ideal … dan berganti arah ke yang praktis …” 2008, hal. xxxiii . Hasil deduksi dari Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 disimpulkan bahwa penyelenggaraan pendidikan umum dalam konteks pendidikan nasional idealnya berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai- nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap perubahan zaman. Namun demikian, para ahli dan praktisi pendidikan – secara langsung atau pun tidak langsung serta disadari maupun tidak disadari – dalam tataran teoretis maupun praksisnya, turut dipengaruhi oleh filsafat pendidikan dengan latar belakang budaya tertentu yang dikemukakan oleh berbagai filsuf dari mana pun asalnya. Aplikasi secara membabibuta metode dan hasil riset kuantitatif dalam bidang pendidikan, merupaka n contoh “penerimaan” filsafat Positivisme dalam pendidikan yang cukup fenomenal terjadi belakangan ini. Hal ini sebagaimana dinyatakan Sanusi bahwa: “apabila di banyak lingkungan elit politik dan elit pengusaha lebih signifikan berkumandangnya sekularisme, ... sedang di banyak elit terpelajar lebih banyak tafsiran yang positifis-rasional- ilmiyah bebas-nilai value-free ” dalam Natawidjaja, 2008, hal. 53. Tatang Syaripudin, 2015 FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA SEBAGAI TEORI PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKTEK PENDIDIKAN UMUM DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Fenomena di atas menunjukkan bahwa penyelenggaraan pendidikan umum belum sepenuhnya mengacu kepada landasan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Adapun hal ini terjadi atas dasar dua kemungkinan sebagai penyebabnya. Pertama, kita belum memiliki kejelasan tentang landasan pendidikan umum yang seharusnya dianut, sehingga terombang-ambing ditengah-tengah pengaruh berbagai aliran filsafat pendidikan yang ada. Kedua, sesungguhnya kita sudah diwarisi tentang landasan pendidikan umum tersebut sebagaimana telah dirumuskan dan dipraktekkan oleh para pemikir dan praktisi pendidikan terdahulu, tetapi kita belum memiliki kejelasan tentang hal tersebut dan belum menginternalisasinya, akhirnya kita terombang-ambing pula karena tidak berfungsinya landasan pendidikan tersebut dalam praktek. Penulis berasumsi bahwa kemungkinan yang kedua itulah yang dialami oleh bangsa ini. Argumentasinya, bahwa dalam perjalanan sejarah bangsa kita, telah banyak pemikir dan praktisi yang memperjuangkan pendidikan secara kontekstual agar sesuai dengan eksistensi kita sebagai bangsa Indonesia, salah seorang dari mereka adalah Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara telah berpikir dan menyelenggarakan pendidikan yang bersifat kultural nasional. Ini dapat kita pahami dari fakta-fakta yang dikemukakan para ahli sejarah dalam konteks perjuangan beliau dalam upaya merebut kembali kemerdekaan bangsa Indonesia dari kaum penjajah dan dalam perjuangannya untuk mengisi kemerdekaan. Ki Hadjar Dewantara adalah salah seorang tokoh yang telah mewariskan hasil pemikirannya tentang pendidikan serta memberikan teladan pengaplikasiannya dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. 2. Rumusan Masalah Mengacu kepada uraian di atas, secara umum masalah penelitian ini adalah: Bagaimanakah deskripsi filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara, relevansinya sebagai teori pendidikan dan implikasinya terhadap praktek pendidikan umum dalam konteks pendidikan nasional? Masalah tersebut dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1 Bagaimanakah deskripsi filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara? Tatang Syaripudin, 2015 FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA SEBAGAI TEORI PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKTEK PENDIDIKAN UMUM DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 Apakah filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara relevan sebagai teori pendidikan dalam konteks pendidikan nasional ? 3 Apa sajakah implikasi filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara terhadap praktek pendidikan umum? Ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan sehubungan dengan masalah penelitian di atas, yaitu: filsafat pendidikan, relevansi, implikasi, teori pendidikan, praktek pendidikan umum, pendidikan nasional. 1 Filsafat Pendidikan Filsafat pendidikan adalah sistem konsep pendidikan yang bersifat komprehensif mendasar sebagai hasil berfikir reflektif sistematis dan kritis kontemplatif. Adapun sistem konsep pendidikan yang dimaksud adalah hasil pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang telah dipublikasikan dalam bentuk tulisan berupa artikel, brosur dan surat, serta pernyataan dalam pidato yang telah didokumentasikan oleh Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. 2 Relevansi Relevansi adalah hubungan sesuatu hal terhadap hal lainnya. Hubungan ini menggambarkan tentang kesesuaian antara dua hal atau beberapa hal. Dalam penelitian ini yang dimaksud relevansi adalah kesesuaian konsep filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara sebagai teori pendidikan dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan relevansinya dengan keadaan zaman. 3 Implikasi Implikasi adalah suatu pernyataan yang menunjukkan keterlibatan sesuatu hal terhadap hal lainnya; atau hal yang dapat dipahami sekalipun – sepanjang belum tersingkap – belum terekspresikan di dalam sesuatu yang tersurat, namun di dalamnya telah tersirat karena sesuatu yang dapat dipahami itu pada dasarnya berada dalam sesuatu yang tersurat. Di dalam logika, implikasi dinotasikan dengan lambang: p q jika p maka q. Ada dua jenis operasi implikasi, yaitu: 1 operasi implikasi dalam arti logika formal, dan 2 operasi implikasi dalam arti logika yang mengacu kepada suatu ontologi tertentu. Dalam penelitian Tatang Syaripudin, 2015 FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA SEBAGAI TEORI PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKTEK PENDIDIKAN UMUM DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ini, jenis operasi implikasi nomor 2 itulah yang digunakan. Kriteria kebenarannya dideskripsikan pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Kriteria Kebenaran Implikasi P q lalu P q i i i o i o Keterangan: i = pernyataan benar; o = pernyataan salah. Mengacu kepada uraian di atas, implikasi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai makna tersurat maupun tersirat tentang praktek pendidikan umum yang ideal dalam konteks pendidikan nasional yang diturunkan dari filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara. 4. Teori Pendidikan Dalam penelitian ini definisi teori pendidikan mengacu kepada pendapat Kneller tentang teori, yaitu sebagai ”a set of coherent thought” 1971, hal. 41. Kebenaran teori bukan didasarkan atas kesesuaiannya dengan realitas, melainkan dengan asumsi-asumsi yang berlaku atau asumsi-asumsi yang dianut. Teori demikian diperoleh dengan berpikir deduktif dari filsafat yang telah ada. Dalam hal ini, maka teori pendidikan merupakan seperangkat fikiran yang berkaitan erat sebagai petunjuk praktis. Teori pendidikan bukan sekedar penjelasan tentang fenomena pendidikan, melainkan merupakan petunjuk untuk menyelenggarakan danatau mengontrol praktek pendidikan. 5. Pendidikan Umum Pendidikan umum adalah program pendidikan bagi semua orang generasi muda, dalam rangka mengembangkan nilai-nilai, sikap-sikap, pemahaman- pemahaman dan keterampilan-keterampilan yang esensial berkenaan dengan masalah pribadi, sosial, dan keagamaan secara terintegrasi agar dapat hidup secara memuaskan dalam kedudukannya sebagai pribadi, anggota keluarga, pekerja maupun sebagai warga negara dalam masyarakat yang demokratis. Ini Tatang Syaripudin, 2015 FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA SEBAGAI TEORI PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKTEK PENDIDIKAN UMUM DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu hakikatnya adalah program pendidikan untuk semua orang dalam rangka memanusiakan manusia. 6. Pendidikan Nasional Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman Pasal 1 ayat 2 UU RI No. 20 Tahun 2003.

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan mendeskripsikan filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara, relevansinya sebagai teori pendidikan dan implikasinya terhadap praktek pendidikan umum dalam konteks pendidikan nasional. Secara khusus penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: 1. Filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara, meliputi konsep hakikat: realitas, manusia, pengetahuan, nilai, tujuan pendidikan, kurikulum isi pendidikan, metode, serta peranan pendidik dan anak didik. 2. Relevansi filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara sebagai teori pendidikan dalam konteks pendidikan nasional, meliputi relevansinya dengan: Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan relevansinya dengan keadaan zaman. 3. Implikasi filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara terhadap praktek pendidikan umum dalam konteks pendidikan nasional. Hal ini meliputi: dasar praktek pendidikan umum, tujuan praktek pendidikan umum, makna dan penyelenggaraan pendidikan umum, kurikulum, metode serta peranan pendidik dan anak didik.

D. Manfaat Penelitian Manfaat Teoretis. Penelitian ini merupakan salah satu upaya

pengembangan ilmu pendidikan teoretis, khususnya filsafat pendidikan. Hasil penelitian ini bermanfaat dalam rangka memperluas cakrawala dan kualitas wawasan kependidikan, sehingga pemahaman terhadap pendidikan yang dikemukakan Ki Hadjar Dewantara tidak hanya sebatas pada semboyan atau Tatang Syaripudin, 2015 FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA SEBAGAI TEORI PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKTEK PENDIDIKAN UMUM DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu simbol-simbolnya saja, melainkan sampai kepada akarnya. Selain itu, penelitian ini bermanfaat dalam upaya meningkatkan apresiasi terhadap pemikir dan fikiran tentang pendidikan nasional. Manfaat Praktis. Hasil penelitian ini memiliki manfaat praktis sebagai berikut: 1. Turut membangun konsep landasan filosofis pendidikan sebagai titik tolak studi maupun praktek pendidikan – khususnya praktek pendidikan umum – dalam konteks pendidikan nasional. Ini merupakan salah satu upaya dalam rangka mewujudkan amanat Pasal 1 Ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Memberikan masukan dalam rangka pengembangan kurikulum lembaga pendidikan tenaga kependidikan LPTK, yaitu berkenaan dengan mata kuliah dasar profesi MKDP danatau mata kuliah keahlian MKKF Fakultas Ilmu Pendidikan, khususnya mata kuliah landasan pendidikan dan mata kuliah filsafat pendidikan. 3. Memberikan masukan dalam upaya penanganan masalah pendidikan umum, khususnya masalah pendidikan karakter.

E. Struktur Organisasi Disertasi

Disertasi ini disusun menjadi lima bab, yaitu: bab I pendahuluan, bab II kajian pustaka, bab III metode penelitian, bab IV temuan dan pembahasan, serta bab V simpulan dan rekomendasi. Bab I Pendahuluan menyajikan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat teoritis dan manfaat praktis dari hasil penelitian serta organisasi penulisan disertasi. Bab II Kajian Pustaka mendeskripsikan empat hal pokok hasil kajian pustaka. Pertama, tentang hakikat teori pendidikan dan praktek pendidikan. Kedua, filsafat pendidikan sebagai teori pendidikan yang bersifat preskriptif. Ketiga, filsafat pendidikan umum. Keempat, filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Tatang Syaripudin, 2015 FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA SEBAGAI TEORI PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKTEK PENDIDIKAN UMUM DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bab III Metode Penelitian menjelaskan pendekatan dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan, instrumen penelitan yang digunakan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data penelitian. Bab IV Temuan dan Pembahasan mendeskripsikan temuan-temuan sebagai hasil penelitian sebagai jawaban atas masalah penelitian yang telah dirumuskan. Selanjutnya, bab ini mendeskripsikan pembahasan atas temuan- temuan penelitian yang dihasilkan. Bab V Simpulan dan Rekomendasi, bab ini menyajikan simpulan-simpulan dari hasil penelitian dan mengajukan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait berdasarkan hasil pembahasan penelitian.