1
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Bunga potong mawar merupakan salah satu tanaman hias dari sektor pertanian hortikultura. Tanaman ini sejak dahulu merupakan tumbuhan yang
ditanam orang sebagai hiasan. Bunga potong mawar banyak dibutuhkan untuk memperindah lingkungan sekitar, termasuk dekorasi ruangan dan halaman
rumah.Banyak masyarakat yang mengusahakan tanaman hias sebagai jenis usaha yang menjadi sumber pendapatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kondisi ekonomi dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan keindahan tanaman hias terus meningkat pesat. Perkembangan pembangunan hotel, kawasan
perumahan, perkantoran dan industri pariwisata mendorong peningkatan permintaan tanaman hias baik sebagai bunga potong maupun tanaman pot
Siswoputranto,1990. Permasalahan yang sering terjadi pada bunga potong mawar adalah lama
kesegaran bunga yang sangat singkat. Mawar memiliki masa kesegaran selama empat sampai lima hari, pendeknya umur kesegaran mawar disebabkan karena
mawar memiliki kandungan air tinggi. Hal ini merupakan kendala utama yang dihadapai oleh produk hasil pertanian yang menyebabkan umur simpan produk
menjadi pendek. Bunga potong yang dipasarkan harus mempunyai kualitas yang baik diantaranya mempunyai masa kesegaran yang cukup panjang. Sifat tersebut
sangat dipengaruhi oleh penanganan pascapanen Halevy et al, 1981. Menurut Santosa 1990 respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik
untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk aktivitas sel dan dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya. Selain itu
respirasi juga menghasilkan senyawa-senyawa antara yang berguna sebagai bahan sintesis berbagai senyawa lain. Hasil akhir respirasi adalah CO
2
yang berperan pada keseimbangan karbon dunia. Respirasi berlangsung siang-malam karena
cahaya bukan merupakan syarat. Fungsi utama larutan perendam adalah mempertahankan kesegaran bunga
potong selama mungkin. Kesegaran bunga potong yang singkat disebabkan oleh kekurangan nutrisi, laju respirasi yang tinggi, dan terhambatnya penyerapan cairan
yang dikarenakan xilem tersumbat oleh mikroorganisme Jones dan Hill, 1993. Upaya mempertahankan kesegaran bunga dengan menggunakan
bahansenyawa kimia telah berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi yang ada, bahan kimia tersebut merupakan sumber karbohidrat serta
bakterisida, hasil penelitian Murtiningsih dan Yulianingsih 1991 menunjukkan penggunaan larutan yang mengandung 5 ppm AgNO3; 2 sukrosa; 320 ppm
asam sitrat; dan 1500 ppm Physan-20 dapat meningkatkan daya simpan bunga potong anggrek Vanda Genta Bandung hingga mencapai 152 6,0 hari lebih
lama daripada kontrol. Selanjutnya Suciati 2002 menyatakan bahwa perendaman dalam larutan 6 sukrosa, 400 ppm asam sitrat, dan 100 ppm
aluminium sulfat mampu mempertahankan umur simpan bunga anggrek. Bahan pengawet yang dipakai adalah Chrysal clear flower food yang
selanjutnya akan disebut Chrysal. Chrysal merupakan larutan perendam yang mengandung sukrosa, dekstrosa serta asam sitrat yang dapat memperpanjang
umur bunga vaselife lebih dari 60 dibandingkan dengan penggunaan airsaja, mengurangi pH dan merangsang penyerapan air serta energi, memungkinkan
kesegaran bunga lebih dari tujuh hari. Penggunaan dekstrosa digunakan dalam
berbagai makanan untuk meningkatkan umur simpan, penggunaan sukrosa sebagai sumber energi setelah masa panenserta penggunaan asam sitrat berfungsi
sebagai bakterisida juga digunakan untuk menurunkan pH larutan. Faktor lain yang penting dalam mempertahankan kesegaran bunga adalah
ketersediaan air. Kehilangan air yang terjadi selama bunga dipajang diimbangi oleh penyerapan air dari media pajang. Air akan masuk lebih cepat apabila
penampang semakin lebar misalnya dengan cara memotong miring batang tanaman. Pemotongan miring tersebut dapat memperluas penampang masuknya
air. Sudut pemotongan tangkai yang miring sebesar 45° akan memperluas permukaan atau bidang serapan.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui konsentrasi bahan perendam Chrysal yang optimal
untuk menghasilkan kesegaran bunga paling lama.
2. Mengetahui perbedaan kesegaran dari bunga mawar yang tangkainya di
potong miring dan mendatar.
3. Mengetahui interaksi antara konsentrasi Chrysal dengan perlakuan
pemotongan bunga mawar terhadap kesegaran bunga mawar.
1.3 Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang di rumuskan dalam penelitian ini adalah 1. Berapakah konsentrasi Chrysal yang menghasilkan kesegaran bunga
paling lama ? 2. Apakah terdapat perbedaan kesegaran bunga mawar antara tangkai bunga
yang dipotong miring dan mendatar ? 3. Apakah ada interaksi antara konsentrasi Chrysal dengan perlakuan
pemotongan bunga mawar terhadap kesegaran bunga mawar ?
1.4 Hipotesis
1. Konsentrasi 5000 ppm Chrysal dapat menghasilkan kesegaran bunga mawar potong yang paling lama.
2. Tangkai bunga yang dipotong dengan kemiringan 45 akan menghasilkan
kesegaran bunga yang paling lama. 3. Terdapat interaksi antara konsentrasi Chrysal dengan perlakuan
pemotongan bunga mawar terhadap kesegaran bunga mawar.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mawar