Penggunaan Chrysal untuk Memperpanjang Kesegaran Bunga Potong Mawar ( Rosa Hybrida L.).

(1)

i

PENGGUNAAN CHRYSAL

UNTUKMEMPERPANJANG KESEGARAN

BUNGA POTONG MAWAR (Rosa hybrida L.)

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian Universitas Udayana

DIMAS MANDALA PUTRA NIM: 1105105019

KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

JURUSAN/PS. AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016


(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa hasil skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism.

Demikian penyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Denpasar, -6-2016 Yang menyatakan, Dimas Mandala Putra NIM. 1105105019


(3)

iii ABSTRAK

Dimas Mandala Putra, Nim. 1105105019, Judul "Penggunaan Chrysal untuk Memperpanjang Kesegaran Bunga Potong Mawar (Rosa hybrida L.) Pembimbing I : Ir. Hestin Yuswanti MP. Pembimbing II: Ida Ayu Putri Darmawati, SP.M.Si

Permintaan terhadap bunga potong mawar saat ini semakin meningkat namun permasalahan yang sering terjadi pada bunga potong mawar adalah lama kesegaran bunga yang sangat singkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperpanjang kesegaran bunga adalah dengan pemberian larutan perendam. Fungsi utama larutan perendam adalah mempertahankan kesegaran bunga potong selama mungkin.Chrysal merupakan larutan perendam yang mengandung sukrosa, dekstrosa serta asam sitrat yang dapat memperpanjang umur bunga (vaselife). Faktor lain yang penting dalam mempertahankan kesegaran bunga adalah ketersediaan air. Air akan masuk lebih cepat apabila penampang semakin lebar misalnya dengan cara memotong miring batang tanaman. Tujuan Penelitian untuk mengetahui konsentrasi bahan perendam Chrysal yang optimal untuk menghasilkan kesegaran bunga paling lama,mengetahui perbedaan kesegaran dari bunga mawar yang tangkainya dipotong miring dan mendatar, mengetahui interaksi antara konsentrasi Chrysal dengan perlakuan pemotongan bunga mawar terhadap kesegaran bunga mawar.Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor.Berdasarkan hasil penelitian, interaksi antara kosentrasi Chrysal (L) dengan pemotongan tangkai bunga (A) berpengaruh tidak nyata (p ฀ 0,05) terhadap semua variabel yang diamati. Secara faktor tunggal perlakuan pemotongan tangkai bunga (A) berpengaruh nyata (p >0,05) terhadap variabel kehilangan berat bunga, dan total larutan terserap, sedangkan konsentrasi Chrysal (L) berpengaruh sangat nyata terhadap bunga mulai mekar, lama kesegaran, dan total larutan terserap.


(4)

iv ABSTRACT

Dimas Mandala Putra, Nim. 1105105019, Title “Chrysal use to extend vaselife cut flowers (Rosa hybrida L.) roses”, Supervisor I: Ir. Hestin Yuswanti MP. Supervisor II: Ida Ayu Putri Darmawati, SP. M.Si

The demand for cut roses increasing but the problems that often occur in old rose cut flowers is the vaselife of flowers very short. One way that can be done to prolong the vaselife of flowers adaah by giving a solution of the marinade. The main function of a marinade solution is to maintain the vaselife of cut flowers as long as possible. Chrysal. Chrysal a marinade solution containing sucrose, dextrose and citric acid that can extend the life of flowers (vaselife) Another important factor in maintaining the vaselife of flowers is the availability of water. Water will go faster if the wider cross-section, for example by cutting the plant stem oblique. Objective To know the concentration of the shredded material

Chrysal optimized to produce a maximum vaselife of flowers. Knowing the difference in the vaselife of roses stalks in pieces tilt and horizontal concentration

Chrysal know the interaction between the treatment of cuts rose to the vaselife of roses. This research was conducted at the Laboratory of Post Harvest Technology Faculty of Agriculture, University of Udayana. This study uses a completely randomized factorial design with two factors. Based on this research, interaction between concentration Chrysal (L) by cutting the flower stalk (A) does not affect significantly (p ฀ 0.05) of all observed variables. In the single factor cutting flower stalk treatment (A) significant (p> 0.05) to variable interest weight loss, dantotal solution is absorbed, whereas the concentration of Chrysal (L) a very significant effect on the flowers begin to bloom, longer vaselife, and the total solution is absorbed.


(5)

v RINGKASAN

Permintaan terhadap bunga potong mawar saat ini semakin meningkat. Permasalahan yang sering terjadi pada bunga potong mawar adalah lama kesegaran bunga yang sangat singkat. Semakin tinggi tingkat laju respirasinya maka semakin cepat laju kemunduran bunga,fungsi utama larutan perendam adalah mempertahankan kesegaran bunga potong. Chrysal merupakan larutan perendam yang mengandung sukrosa, dekstrosa serta asam sitrat yang dapat memperpanjang umur bunga (vaselife). Faktor lain yang dapat mempertahankan kesegaran bunga adalah ketersediaan air. Air akan masuk lebih cepat apabila penampang semakin lebar misalnya dengan cara pemotongan

Tujuan penelitian untuk mengetahui konsentrasi bahan perendam

Chrysal yang optimal untuk menghasilkan kesegaran bunga paling lama, mengetahui perbedaan kesegaran dari bunga mawar yang tangkainya di potong miring dan mendatar, mengetahui interaksi antara konsentrasi Chrysal dengan perlakuan pemotongan bunga mawar terhadap kesegaran bunga mawar. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor.Berdasarkan hasil penelitian, interaksi antara kosentrasi Chrysal (L) dengan pemotongan tangkai bunga (A) berpengaruh tidak nyata (p ฀ 0,05) terhadap semua variabel yang diamati. Secara faktor tunggal perlakuan pemotongan tangkai bunga (A) berpengaruh nyata (p > 0,05) terhadap variabel kehilangan berat bunga, dantotal larutan terserap, sedangkan konsentrasi

Chrysal (L) berpengaruh sangat nyata terhadap bunga mulai mekar, lama kesegaran, dan total larutan terserap.


(6)

vi

Judul :Penggunaan Chrysal untuk Memperpanjang Kesegaran Bunga Potong Mawar (Rosa hybrida L.)

Nama : Dimas Mandala Putra NIM : 1105105019

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Hestin Yuswanti MP. Ida Ayu Putri Darmawati, SP.M.Si NIP : 19590315198703 2 004 NIP : 19710915200003 2 003

Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S. NIP. 19630515 198803 1 001


(7)

vii

PENGGUNAAN CHRYSAL UNTUK

MEMPERPANJANG KESEGARAN

BUNGA POTONG MAWAR (Rosa hybrida L.)

Dipersiapkan dan diajukan oleh Dimas Mandala Putra

1105105019

Telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji pada tanggal

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana No :107/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal : 7 Juni 2016 Tim Penguji Skripsi adalah:

Ketua: Ir. I Nyoman Gede Astawa, MP Anggota:

1. Dr.Ir. Rindang Dwiyani, M.sc 2. Ir. Utami, MS

3. Ir. Hestin Yuswanti, MP


(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

DIMAS MANDALA PUTRA lahir pada tanggal 12 Juni 1992 di kota Jakarta, Provinsi DKI Jakarta. Penulis merupakan anak ke-tiga dari tiga bersaudara dari pasangan (alm) H.Nawawi S.E dan Wiwiek setiawati S.E. Pendidikan formal penulis mulai dari Taman Kanak-Kanak muhamadyah pada tahun 1999. Setelah tamat dari pendidikan TK penulis melanjutkan pendidikan di SD Pangudi Luhur, Jakarta, pada tahun 1999dan lulus pada tahun 2005, Selanjutnya masuk ke SMP Pangudi Luhur pada tahun 2005 dan luluspada tahun 2008. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah pertama penulis meneruskan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Muhamadyah 3 pada 2008 dan luluspada tahun 2011. Pada tahun 2011 diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.

Selain menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi internal kampus dan pernah menjadi anggota klub Basket Fakultas Pertanian Universitas Udayana tahun 2011 sampai 2015.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Chrysal

untuk Memperpanjang Kesegaran Bunga potong Mawar (Rosa hybrida L.)” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan arahan pihak yang telah membimbing dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang telah memberikan berbagai fasilitas kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

2. Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S., selaku Ketua Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan juga sebagai Pembimbing Akademikyang telah memberikan berbagai fasilitas, perhatian, bimbingan dan semangat selama penulis menjadi mahasiswa.

3. Ir. Hestin Yuswanti, M.P, selaku Pembimbing I yang telah mendampingi, serta memberikan masukan dan saran kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

4. Ida Ayu Putri Darmawati, SP,M.Si, selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

5. Dr. Ir. Gede Wijana, M.S. selaku KPUP Jurusan/Progrm Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana atas segala pengarahan yang diberikan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

6. Ibu tercinta Wiwiek Setiawaty yang selalu memberikan dorongan, motivasi, kasih sayang dan doa untuk kesuksesan penulis.

7. Kakakku tersayang Winda Ayu Utami dan Nanda Kurniawan serta juga teman-teman ku tersayang Adinda Rizki Nurana, Ernia, Yohan,


(10)

x

Exel, Vita, Susan yang setia menemani, membantu dan memberi semangat selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

8. Kepada semua teman-teman di Fakultas Pertanian, terutama Agroekoteknologi angkatan 2011 dan teman-teman lainnya yang tidak mungkin disebutkan penulis satu persatu yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama ini.

Selanjutnya besar harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi pembaca yang memerlukan informasi tentang “penggunaan chrysal untuk memperpanjang kesegaran bunga potong mawar (Rosa hybrida L.)

Denpasar, 27 Maret 2016


(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI ... ii

ABSTRAK... ... iii

ABSTRACT... ... iv

RINGKASAN... ... v

HALAMAN PENGESAHAN... ... vi

TIM PENGUJI... ... vii

RIWAYAT HIDUP... ... viii

KATA PENGANTAR... ... ix

DAFTAR ISI... ... xi

DAFTAR TABEL... ... xiii

DAFTAR GAMBAR... ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... ... xv

I. PENDAHULUAN... ... 1

1.1 Latar Belakang... ... 1

1.2 Tujuan ... ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... ... 4

1.4 Hipotesis ... ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA... ... 5

2.1 Botani Tanaman Mawar... ... 5

2.1.1 Deskripsi Mawar Holland... ... 6

2.2. Bunga Potong dan Kegunaannya... ... 7

2.3.Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Bunga Potong Mawar ... 8

2.4.Perendam Kesegaran Bunga Potong... ... 12

III. METODE PENELITIAN... ... 14

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian... ... 14

3.2 Alat dan Bahan ... 14

3.3 Rancangan Penelitian... ... 14

3.4 Pelaksanaan Penelitian……… ... 15

3.4.1. Persiapan Bunga potong mawar... ... 15


(12)

xii

3.5 Pengamatan dan Pengumpulan Data... ... 16

3.6 Analisis data ... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... ... 18

4.1 Hasil penelitian ... 18

4.2 Pembahasan ... ... 21

V. KESIMPULAN DAN SARAN... ... 24

5.1 Kesimpulan... ... 24


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

4.1 Signifikansi Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Chrysal (L) dan Pengaruh Perlakuan Pemotongan Tangkai Bunga (A) serta

Interaksi (L X A) terhadap Variabel Pengamatan ... 18 4.2 Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Chrysal (L) dan Pemotongan

Tangkai Bunga (A) terhadap Variabel Pengamatan Bunga Mulai Mekar, Lama Kesegaran, Presentase (%) Bunga Segar,


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

3.1 Gambar Denah Penelitian... 14 4.1 Gambar Pola Laju Respirasi CO2 pada Konsentrasi Chrysal.. 20

4.2 Gambar Pola Laju Respirasi CO2 pada Pemotongan

Tangkai Bunga... 21 4.3 Gambar Lama Kesegaran Bunga Potong Mawar... 22


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Dokumentasi Penelitian... 27 2. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam

Bunga Mulai Mekar... 31 3. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam

Lama Kesegaran Bunga... 35 4. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam

Persentase Bunga Segar... 36 5. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam


(16)

1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bunga potong mawar merupakan salah satu tanaman hias dari sektor pertanian hortikultura. Tanaman ini sejak dahulu merupakan tumbuhan yang ditanam orang sebagai hiasan. Bunga potong mawar banyak dibutuhkan untuk memperindah lingkungan sekitar, termasuk dekorasi ruangan dan halaman rumah.Banyak masyarakat yang mengusahakan tanaman hias sebagai jenis usaha yang menjadi sumber pendapatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kondisi ekonomi dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan keindahan tanaman hias terus meningkat pesat. Perkembangan pembangunan hotel, kawasan perumahan, perkantoran dan industri pariwisata mendorong peningkatan permintaan tanaman hias baik sebagai bunga potong maupun tanaman pot (Siswoputranto,1990).

Permasalahan yang sering terjadi pada bunga potong mawar adalah lama kesegaran bunga yang sangat singkat. Mawar memiliki masa kesegaran selama empat sampai lima hari, pendeknya umur kesegaran mawar disebabkan karena mawar memiliki kandungan air tinggi. Hal ini merupakan kendala utama yang dihadapai oleh produk hasil pertanian yang menyebabkan umur simpan produk menjadi pendek. Bunga potong yang dipasarkan harus mempunyai kualitas yang baik diantaranya mempunyai masa kesegaran yang cukup panjang. Sifat tersebut sangat dipengaruhi oleh penanganan pascapanen (Halevy et al, 1981).

Menurut Santosa (1990) respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk aktivitas sel dan dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya. Selain itu


(17)

2

respirasi juga menghasilkan senyawa-senyawa antara yang berguna sebagai bahan

sintesis berbagai senyawa lain. Hasil akhir respirasi adalah CO2 yang berperan

pada keseimbangan karbon dunia. Respirasi berlangsung siang-malam karena cahaya bukan merupakan syarat.

Fungsi utama larutan perendam adalah mempertahankan kesegaran bunga potong selama mungkin. Kesegaran bunga potong yang singkat disebabkan oleh kekurangan nutrisi, laju respirasi yang tinggi, dan terhambatnya penyerapan cairan yang dikarenakan xilem tersumbat oleh mikroorganisme (Jones dan Hill, 1993).

Upaya mempertahankan kesegaran bunga dengan menggunakan bahan/senyawa kimia telah berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi yang ada, bahan kimia tersebut merupakan sumber karbohidrat serta bakterisida, hasil penelitian Murtiningsih dan Yulianingsih (1991) menunjukkan penggunaan larutan yang mengandung 5 ppm AgNO3; 2% sukrosa; 320 ppm asam sitrat; dan 1500 ppm Physan-20 dapat meningkatkan daya simpan bunga potong anggrek Vanda Genta Bandung hingga mencapai 152% (6,0 hari lebih lama daripada kontrol). Selanjutnya Suciati (2002) menyatakan bahwa perendaman dalam larutan 6% sukrosa, 400 ppm asam sitrat, dan 100 ppm aluminium sulfat mampu mempertahankan umur simpan bunga anggrek.

Bahan pengawet yang dipakai adalah Chrysal clear flower food yang

selanjutnya akan disebut Chrysal. Chrysal merupakan larutan perendam yang

mengandung sukrosa, dekstrosa serta asam sitrat yang dapat memperpanjang umur bunga (vaselife) lebih dari 60% dibandingkan dengan penggunaan airsaja, mengurangi pH dan merangsang penyerapan air serta energi, memungkinkan


(18)

3

berbagai makanan untuk meningkatkan umur simpan, penggunaan sukrosa sebagai sumber energi setelah masa panenserta penggunaan asam sitrat berfungsi sebagai bakterisida juga digunakan untuk menurunkan pH larutan.

Faktor lain yang penting dalam mempertahankan kesegaran bunga adalah ketersediaan air. Kehilangan air yang terjadi selama bunga dipajang diimbangi oleh penyerapan air dari media pajang. Air akan masuk lebih cepat apabila penampang semakin lebar misalnya dengan cara memotong miring batang tanaman. Pemotongan miring tersebut dapat memperluas penampang masuknya air. Sudut pemotongan tangkai yang miring sebesar 45° akan memperluas permukaan atau bidang serapan.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui konsentrasi bahan perendam Chrysal yang optimal

untuk menghasilkan kesegaran bunga paling lama.

2. Mengetahui perbedaan kesegaran dari bunga mawar yang tangkainya di

potong miring dan mendatar.

3. Mengetahui interaksi antara konsentrasi Chrysal dengan perlakuan


(19)

4

1.3 Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang di rumuskan dalam penelitian ini adalah

1. Berapakah konsentrasi Chrysal yang menghasilkan kesegaran bunga

paling lama ?

2. Apakah terdapat perbedaan kesegaran bunga mawar antara tangkai bunga

yang dipotong miring dan mendatar ?

3. Apakah ada interaksi antara konsentrasi Chrysal dengan perlakuan

pemotongan bunga mawar terhadap kesegaran bunga mawar ?

1.4 Hipotesis

1. Konsentrasi 5000 ppm Chrysal dapat menghasilkan kesegaran bunga

mawar potong yang paling lama.

2. Tangkai bunga yang dipotong dengan kemiringan 450akan menghasilkan

kesegaran bunga yang paling lama.

3. Terdapat interaksi antara konsentrasi Chrysal dengan perlakuan


(20)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Mawar

Menurut Tjitrosoepomo (1996), Morfologi tanaman mawar adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathopyta Sub- Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rosales Famili : Rosaceae Genus : Rosa

Spesies : Rosa hybrida L

Tanaman mawar berbentuk semak dan tergolong tanaman yang mempunyai umur panjang atau tahunan. Memiliki stuktur batang berkayu, bercabang banyak, menghasilkan bunga secara terus menerus. Selama siklus hidupnya tanaman mawar terus tumbuh seolah-olah tidak terbatas dan masa produksinya berulang-ulang (Rukmana, 1995). Bunga mawar memiliki malai yang berbentuk sederhana hingga seperti karangan bunga. Helaian mahkota bunganya ada yang selapis dan ada yang bersusun. Semua jenis bunga mawar yang ada berduri melengkung ke bawah dan tajam (Rismunandar, 1992). Bunga mawar termasuk bunga yang sempurna yang dapat membentuk biji dan mudah untuk memperoleh tanaman hibrida baru. Warna bunga mawar bervariasi dari putih, merah,merah muda, kuning dan lain-lain.

Menurut Sukarno dan Nampiah (1989) benang sari dan putik bunga mawar tersusun pada dasar bunga (reseptakel) yang berbentuk guci. Sukarno dan Nampiah (1989) menyatakan bahwa bunga mawar dapat dibedakan berdasarkan


(21)

6

mahkota bunganya yaitu:mawar berbunga single, semi doble, dan double. Bunga mawar berbunga single adalah bunga mawar yang mahkotanya terdiri dari lima sampai tujuh lembar yang berada dalam satu lingkar,untuk bunga mawar berbunga semi double memiliki mahkota sepuluh sapai dua puluh lembar yang tersebar lebih dari satu lingkaran. Sedangkan mawar berbunga doble adalah memiliki mahkota bunga lebih dari dua puluh lembar dalam satu lingkaran.

2.1.1 Deskripsi Bunga Mawar Holland

Mahkota bunga (corolla) mawar semi holland pada umumnya terdiri atas banyak helai daun bunga (helai daun bunga disebut juga dengan petal) mahkota yang tersusun bertumpukan dan membentuk lapisan-lapisan indah dengan berbagai macam warna pada umumnya seperti merah (sexy red), merah muda pucat (pink universe), merah muda keunguan (rivaivel), kuning (mohana), oranye (voodoo), putih (white avalanche), ungu (cool water). Mawar semi holland dilengkapi dengan perhiasan kelopak bunga yang umumnya terdiri atas lima helai berwarna hijau tepat berada di bawah mahkotanya. Batangnya berkayu tegak lurus berwarna hijau tua, menempel dan menjadi satu dengan kelopak bunganya. Batangnya dilindungi dengan duri yang pada umumnya berwarna hijau kecoklat-coklatan atau kemerah-merahan atau kombinasi antara warna tersebut dengan tinggi antara 30 – 80 cm dan daunnya berwarna hijau, majemuk dimana tiap daunnya terdiri atas tiga hingga tiga belas anak daun dan berbentuk lonjong meruncing dengan tulangnya yang menyirip, berujung runcing dan tepiannya beringgit. Sistem perakaran bunga mawar sebenarnya tunggang, namun karena bunga mawar holland dikembangkan dengan cara okulasi (penggabungan stek


(22)

7

mawar holland dengan mawar lokal), maka akar yang dihasilkan adalah akar serabut.

2.2 Bunga Potong dan Kegunaannya

Bunga potong merupakan bunga yang dimanfaatkan sebagai rangkaian bunga untuk berbagai macam keperluan dalam hidup manusia. Selain sebagai rangkaian bunga, bunga potong juga bisa dipakai sebagai bahan industri, upacara keagaman, dan lain-lain. Beberapa orang percaya melalui rangkaian bunga mereka mampu mengekpresikan kemampuan estetikanya.

Bunga mawar mempunyai popularitas yang tidak pudar, sampai saat ini bunga mawar mempunyai banyak makna, diantaranya lambang cinta kasih, keindahan, rasa hormat, dan sukacita (Rukmana,1995). Selain itu bunga mawar sering sekali digunakan sarana pemujaan, sehingga bunga mawar memiliki nilai skaral dan magis (Sumartono, 1982) juga bernilai ekonomi tinggi karena dapat dipasarkan secara luas (Sukarno dan Nampiah, 1989).

Selanjutnya Rismunandar (1992) mengemukakan ada lima syarat untuk tanaman yang dapat dipakai sebagai bunga potong, yaitu: a) memiliki warna yang indah, mulus, bersih dan tidak bernoda, serta berbau wangi, b) bunga mampu bertahan lama setelah dipanen atau dipotong, c) mempunyai tangkai yang panjang dan kuat, d) bunganya tidak mudah rusak dalam pengemasan atau pengepakan dan e) bunganya dihasilkan dari tanaman mudah berbunga tanpa mengenal musim.

Wiryanto (1993) menyatakan ada dua kriteria yang menentukan mutu bunga potong, antara lain: (1) umur simpan, merupakan lamanya bunga tetap segar dan indah setelah dipotong dari tanaman induknya, dan (2) penampilan fisik, adalah faktor yang menjadi daya tarik atau keindahan visual (aroma dan tekstur


(23)

8

bunga, tangkai, daun, dan warna bunga) yang merupakan standar mutu bunga. Saat pemanenan atau pemotongan bunga yang baik adalah pada waktu pagi di saat bunga masih segar. Pemanenan dapat juga dilakukan pada sore hari, karena pada waktu penyerapan air oleh bunga lebih banyak daripada penguapannya sehingga bunga lebih segar dan mengandung air (Widyawan dan Sarwintyas, 1994).

Menurut Soekarwati (1999) pemanenan bunga potong dapat dilakukan ketika bunga telah mekar penuh seperti bunga krisan, gerbera, anthurium, dan dahlia. Namun ada sebagian bunga potong yang dipanen pada saat bunga masih kuncup atau sebelum bunga mekar seperti mawar, lily, gladiol, dan sedap malam. Pemanenan yang dilakukan tidak pada saat yang tepat akan mempengaruhi keawetan bunga.

Umumnya bunga yang dipanen pada saat mekar penuh, mempunyai umur simpan yang lebih pendek dibanding bunga yang dipanen sebelum mekar. Ciri-ciri bunga mawar yang siap dipetik untuk tujuan bunga potong adalah kuntum bunga nya belum mekar penuh dan berukuran normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium setelah mekar penuh (Warinentek, 2002).

2.3 Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Bunga Potong Mawar

Faktor yang mempengaruhi kesegaran bunga potong dapat digolongan menjadi dua faktor yaitu: internal (genetik) dan faktor eksternal (lingkungan, penanganan pasca panen, dan larutan perendam). Faktor lingkungan diantaranya suhu dan kelembaban, suhu yang tinggi mampu mempercepat proses kelayuan karena proses respirasinya cepat sebaliknya dengan kelembaban tinggi kesegaran bunga akan lebih lama karena dengan kelembaban yang tinggi dapat mengurangi


(24)

9

laju respirasi. Jika dilihat dari pasca panennya dapat dikatakan dengan penanganan yang baik mampu memperkecil kehilangan air dan memperkecil kerusakan akibat gesekan dalam transportasinya. Sedangkan larutan perendam mempunyai kegunaan untuk menyediakan kebutuhan air dan sumber energi yang mampu memberikan kesegaran bunga yang lebih lama.

Selain hal tersebut, Susilawaty (1999) mengemukakan bahwa umur kesegaran (vaselife) bunga juga dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Respirasi, merupakan proses penggabungan oksigen dari udara dengan unsur karbon didalam jaringan terutama gula dan selanjutnya membentuk berbagai hasil dekomposisi terutama CO2 dan air (Soesarsono, 1981). Respirasi berhubungan erat dengan penggunaan cadangan karbohidrat. Respirasi yang berlangsung cepat mengurangi cadangan karbohidrat yang dapat mengakibatkan kelayuan. Selain itu pada suhu yang rendah enzim-enzim yang berperan pada proses respirasi tidak aktif, sehingga proses respirasi dapat diperlambat (Prince dan Tamaya, 1989).

2. Kehilangan air, bunga setelah dipotong secara langsung air yang ada di dalam jaringan akan berkurang, dan apabila air yang hilang tersebut berlebihan akan mempercepat kelayuan kehilangan air 10% atau lebih dari berat umumnya cukup untuk merusak bunga (Soesarsono, 1981). 3. Mikroorganisme, berbagai mikroorganisme lepas panen yang dapat

menyerang bunga dan menyebabkan penurunan mutu. 4. Ketidakmampuan batang mengabsorsi air.


(25)

10

Soesarsono (1981) menambahkan ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi kesegaran bunga, antara lain: (1) memar dan luka, (2) perubahan warna, pembiruan pada mawar, atau pemucatan (fading) warna akan menurukan daya jual, (3) akumulasi etilen, dan (4) kerusakan dingin. Bunga potong amat peka terhadap lingkungannya terutama suhu, kekurangan air, dan cahaya matahari. Menurut Soekarwati (1996) suhu sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis yang dapat menurukan kesegaran bunga, kandungan oksigen yang rendah disekitar bunga akan menghambat proses respirasi dan menurunkan tingkat kerusakan bunga. Meningkatnya kandungan CO2 di lingkungan bunga akan menurunkan laju respirasi, proses oksidasi dan menurunkan pengaruh etilen, namun jumlah yang tinggi mungkin akan meracuni bunga itu sendiri.

Titsokottjo (1996, dalam Handayani, 2003) menyebutkan bahwa bunga potong sangat sensitif terhadap kekurangan air, karena luasnya permukaan transpirasi menyebabkan kelayuan pada leher bunga mawar sebelum mekar dan kelayuan pada bunga sehingga menyebabkan tidak mekar. Menurut Yayasan Bunga Nusantara dan Direktorat Jendral Peratanian Tanaman Pangan (1987) penanganan pasca panen harus diperhatikan dengan tujuan: (1) memperkecil respirasi dan penguapan air, (2) mencegah infeksi atau luka, (3) memelihara estetika dan penampakan, dan (4) memperoleh harga tinggi.

Rismunandar (1992) mengemukakan bahwa penanganan pasca panen akan mempengaruhi kesegaran bunga potong. Oleh karna itu ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pasca panen antara lain:


(26)

11

1. Pemetikan

Waktu pemetikan atau cara pemotongan adalah hal yang harus di perhatikan saat memanen bunga. Memanen bunga mawar adalah salah satu kunci apabila dipotong terlalu kuncup akan mengurangi kesegarannya, apabila di panen terlalu mekar maka vaselifenya akan singkat, dan waktu panen yang baik adalah pagi atau sore hari karena penguapan tidak terlalu tinggi.

2. Pengangkutan

Pengangkutan bunga potong dilakukan hati-hati agar bunga tidak terkena goncangan atau gesekan yang akan menurunkan kualitas bunga.

3. Pengumpulan

Ketika melakukan pengumpulan diusahakan bunga tidak terkena sinar matahari langsung karena dapat menyebabkan kehilangan air (water loss). 4. Penyortiran

Setelah pengumpulan dilakukan pembersihan tangkai,daun, atau bunga yang rusak perlu dibuang, kemudian melanjutkan penyortiran agar dapat menentukan kelas dan ukurannya.

5. Penyimpanan

Cara penyimpanan bunga potong berbeda-beda tergantung dari jenis bunga.

6. Pengemasan

Pengemasan dilakukan bertujuan untuk menjaga dan melindungi selama dalam pengangkutan agar tidak terjadi kerusakan secara mekanis yang mengakibatkan kerusakan mutu bunga.


(27)

12

Larutan perendam merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan lamanya kesegaran bunga potong selain faktor lingkungan dan pasca panen. Halevy dan Mayak (1981) mengemukanan bahwa penambahan zat yang terdiri dari air, gula, germisida, hormone tumbuh dan senyawa mineral dalam larutan dapat memperpanjang umur simpan. Menurut Eryatno (1987) penggunaan larutan perendam menangulangi kerusakan yang dapat diterapkan pada penanganan pasca panen bunga potong yang berfungsi sebagai: (1) penyediaan gula, (2) menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat menyumbat tangkai bunga dalam menyerap larutan, dan (3) senyawa pengasaman.

2.4 Perendaman Kesegaran Bunga Potong

Mempertahankan kesegaran bunga merupakan salah satu aspek penting dalam usaha bunga potong. Perlakuan dengan menempatkan tangkai bunga ke air hanya akan membuat bunga lebih segar (Sudjito, 1994). Perendaman tangkai bunga dengan larutan perendam bertujuan agar mempertahankan kualitas dan memperpanjang umur simpan dalam pajangan karena dalam larutan tersebut terdapat zat yang dapat menghambat senyawa etilen yang dapat menyebabkan kelayuan pada bunga (Murtinigsih, 1991). Oleh karena itu dengan penggunaan larutan perendaman kimia berperan dalam memperlambat proses kelayuan bunga, karena bunga sensitive terhadap dehidrasi. Maka dari itu bunga yang telah dipanen harus diimbangi airnya dengan larutan perendam yang mengandung air dan senyawa lain yang diperlukan. Dari banyaknya bahan pengawet yang dipakai adalah Chrysal clear flower food yang selanjutnya akan disebut Chrysal. Chrysal


(28)

13

yang berbentuk Kristal berwarna putih yang fungsinya untuk memperpanjang masa simpan bunga potong (Atjung, 1975 dalam Sudjito,1994).


(1)

bunga, tangkai, daun, dan warna bunga) yang merupakan standar mutu bunga. Saat pemanenan atau pemotongan bunga yang baik adalah pada waktu pagi di saat bunga masih segar. Pemanenan dapat juga dilakukan pada sore hari, karena pada waktu penyerapan air oleh bunga lebih banyak daripada penguapannya sehingga bunga lebih segar dan mengandung air (Widyawan dan Sarwintyas, 1994).

Menurut Soekarwati (1999) pemanenan bunga potong dapat dilakukan ketika bunga telah mekar penuh seperti bunga krisan, gerbera, anthurium, dan dahlia. Namun ada sebagian bunga potong yang dipanen pada saat bunga masih kuncup atau sebelum bunga mekar seperti mawar, lily, gladiol, dan sedap malam. Pemanenan yang dilakukan tidak pada saat yang tepat akan mempengaruhi keawetan bunga.

Umumnya bunga yang dipanen pada saat mekar penuh, mempunyai umur simpan yang lebih pendek dibanding bunga yang dipanen sebelum mekar. Ciri-ciri bunga mawar yang siap dipetik untuk tujuan bunga potong adalah kuntum bunga nya belum mekar penuh dan berukuran normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium setelah mekar penuh (Warinentek, 2002).

2.3 Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Bunga Potong Mawar Faktor yang mempengaruhi kesegaran bunga potong dapat digolongan menjadi dua faktor yaitu: internal (genetik) dan faktor eksternal (lingkungan, penanganan pasca panen, dan larutan perendam). Faktor lingkungan diantaranya suhu dan kelembaban, suhu yang tinggi mampu mempercepat proses kelayuan karena proses respirasinya cepat sebaliknya dengan kelembaban tinggi kesegaran bunga akan lebih lama karena dengan kelembaban yang tinggi dapat mengurangi


(2)

laju respirasi. Jika dilihat dari pasca panennya dapat dikatakan dengan penanganan yang baik mampu memperkecil kehilangan air dan memperkecil kerusakan akibat gesekan dalam transportasinya. Sedangkan larutan perendam mempunyai kegunaan untuk menyediakan kebutuhan air dan sumber energi yang mampu memberikan kesegaran bunga yang lebih lama.

Selain hal tersebut, Susilawaty (1999) mengemukakan bahwa umur kesegaran (vaselife) bunga juga dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Respirasi, merupakan proses penggabungan oksigen dari udara dengan unsur karbon didalam jaringan terutama gula dan selanjutnya membentuk berbagai hasil dekomposisi terutama CO2 dan air (Soesarsono, 1981). Respirasi berhubungan erat dengan penggunaan cadangan karbohidrat. Respirasi yang berlangsung cepat mengurangi cadangan karbohidrat yang dapat mengakibatkan kelayuan. Selain itu pada suhu yang rendah enzim-enzim yang berperan pada proses respirasi tidak aktif, sehingga proses respirasi dapat diperlambat (Prince dan Tamaya, 1989).

2. Kehilangan air, bunga setelah dipotong secara langsung air yang ada di dalam jaringan akan berkurang, dan apabila air yang hilang tersebut berlebihan akan mempercepat kelayuan kehilangan air 10% atau lebih dari berat umumnya cukup untuk merusak bunga (Soesarsono, 1981). 3. Mikroorganisme, berbagai mikroorganisme lepas panen yang dapat

menyerang bunga dan menyebabkan penurunan mutu. 4. Ketidakmampuan batang mengabsorsi air.


(3)

Soesarsono (1981) menambahkan ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi kesegaran bunga, antara lain: (1) memar dan luka, (2) perubahan warna, pembiruan pada mawar, atau pemucatan (fading) warna akan menurukan daya jual, (3) akumulasi etilen, dan (4) kerusakan dingin. Bunga potong amat peka terhadap lingkungannya terutama suhu, kekurangan air, dan cahaya matahari. Menurut Soekarwati (1996) suhu sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis yang dapat menurukan kesegaran bunga, kandungan oksigen yang rendah disekitar bunga akan menghambat proses respirasi dan menurunkan tingkat kerusakan bunga. Meningkatnya kandungan CO2 di lingkungan bunga akan menurunkan laju respirasi, proses oksidasi dan menurunkan pengaruh etilen, namun jumlah yang tinggi mungkin akan meracuni bunga itu sendiri.

Titsokottjo (1996, dalam Handayani, 2003) menyebutkan bahwa bunga potong sangat sensitif terhadap kekurangan air, karena luasnya permukaan transpirasi menyebabkan kelayuan pada leher bunga mawar sebelum mekar dan kelayuan pada bunga sehingga menyebabkan tidak mekar. Menurut Yayasan Bunga Nusantara dan Direktorat Jendral Peratanian Tanaman Pangan (1987) penanganan pasca panen harus diperhatikan dengan tujuan: (1) memperkecil respirasi dan penguapan air, (2) mencegah infeksi atau luka, (3) memelihara estetika dan penampakan, dan (4) memperoleh harga tinggi.

Rismunandar (1992) mengemukakan bahwa penanganan pasca panen akan mempengaruhi kesegaran bunga potong. Oleh karna itu ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pasca panen antara lain:


(4)

1. Pemetikan

Waktu pemetikan atau cara pemotongan adalah hal yang harus di perhatikan saat memanen bunga. Memanen bunga mawar adalah salah satu kunci apabila dipotong terlalu kuncup akan mengurangi kesegarannya, apabila di panen terlalu mekar maka vaselifenya akan singkat, dan waktu panen yang baik adalah pagi atau sore hari karena penguapan tidak terlalu tinggi.

2. Pengangkutan

Pengangkutan bunga potong dilakukan hati-hati agar bunga tidak terkena goncangan atau gesekan yang akan menurunkan kualitas bunga.

3. Pengumpulan

Ketika melakukan pengumpulan diusahakan bunga tidak terkena sinar matahari langsung karena dapat menyebabkan kehilangan air (water loss). 4. Penyortiran

Setelah pengumpulan dilakukan pembersihan tangkai,daun, atau bunga yang rusak perlu dibuang, kemudian melanjutkan penyortiran agar dapat menentukan kelas dan ukurannya.

5. Penyimpanan

Cara penyimpanan bunga potong berbeda-beda tergantung dari jenis bunga.

6. Pengemasan

Pengemasan dilakukan bertujuan untuk menjaga dan melindungi selama dalam pengangkutan agar tidak terjadi kerusakan secara mekanis yang mengakibatkan kerusakan mutu bunga.


(5)

Larutan perendam merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan lamanya kesegaran bunga potong selain faktor lingkungan dan pasca panen. Halevy dan Mayak (1981) mengemukanan bahwa penambahan zat yang terdiri dari air, gula, germisida, hormone tumbuh dan senyawa mineral dalam larutan dapat memperpanjang umur simpan. Menurut Eryatno (1987) penggunaan larutan perendam menangulangi kerusakan yang dapat diterapkan pada penanganan pasca panen bunga potong yang berfungsi sebagai: (1) penyediaan gula, (2) menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat menyumbat tangkai bunga dalam menyerap larutan, dan (3) senyawa pengasaman.

2.4 Perendaman Kesegaran Bunga Potong

Mempertahankan kesegaran bunga merupakan salah satu aspek penting dalam usaha bunga potong. Perlakuan dengan menempatkan tangkai bunga ke air hanya akan membuat bunga lebih segar (Sudjito, 1994). Perendaman tangkai bunga dengan larutan perendam bertujuan agar mempertahankan kualitas dan memperpanjang umur simpan dalam pajangan karena dalam larutan tersebut terdapat zat yang dapat menghambat senyawa etilen yang dapat menyebabkan kelayuan pada bunga (Murtinigsih, 1991). Oleh karena itu dengan penggunaan larutan perendaman kimia berperan dalam memperlambat proses kelayuan bunga, karena bunga sensitive terhadap dehidrasi. Maka dari itu bunga yang telah dipanen harus diimbangi airnya dengan larutan perendam yang mengandung air dan senyawa lain yang diperlukan. Dari banyaknya bahan pengawet yang dipakai adalah Chrysal clear flower food yang selanjutnya akan disebut Chrysal. Chrysal


(6)

yang berbentuk Kristal berwarna putih yang fungsinya untuk memperpanjang masa simpan bunga potong (Atjung, 1975 dalam Sudjito,1994).