Aktivitas dakwah bil-haal Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta di bawah bimbingan Drs. H. M. Idris Abdul Shomad, MA

AKTIVITAS DAKWAH BIL-HAAL PONDOK PESANTREN
DARUNNAJAHJAKARTA

Skripsi
Di Ajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam
(S. Sos. I)

Oleh
Nur Apriyanti
103053028715

JURUSAN MANAJEMEN DAK\VAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1428 H /2007

AKTIVITAS DAKWAH BIL-HAAL PONDOK PESANTREN
DARUNNJAHJAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih
Gelar sarjana Sosial Islam (S.Sos. I)

Disusun Oleh:

Nur Afriyanti
niセQZ@

103053028715

DiBawah Bimbingan:

Dr'i- H.M. Idris abdul Shomad,MA
NIP:150311326

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
VIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2007


PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini berjudul Aktivitas Dakwah Bil- Haal Pondok Pesantren
Darunnajah Jakarta. Telah di ujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas
dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada Tanggal 12
September 2007. Skripsi nini telah diterima sebagai Gelar Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjanah Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I). Pada program Studi
Manajemen Dakwah.

Jakarta, 12 Sep tern ber 2007
SIDA NG MUNAQASY AH
Ketua Merangkap Anggota

Sekretaris Merangkap Anggota

セ@
:

セイォ・」。ウエキゥェケL@


Dr. Morodi, MA
NIP. 150254102

ュセ@

MA

NIP. 150287029

ANGGOTA
PENGUJI II

PENGUJI I

OセM
Drs. M. Sungaidi, MA
NIP. 150282640

Noor Bekti Negoro, SE,.M.Si
NIP. 150293230


PEMBIMBING

fu"-'· H. M. Idris Abdul Somad, MA
r

NIP. 150311326

LEMBARPERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:
l. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk

memenuhi salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Strata di VIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di VIN Syarif
Hidayatu!Iah Jakarta
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan basil karya asali saya
atau merupakan hasil jiblakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sangsi yang berlakn di VIN Sayarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat, 12 September 2007

Nur Apriyanti

ABSTRAK
Nur apriyanti. Aktivitas Dakwah Bil-Haal Pondok Pesantren Darunnajah
Jakarta

Di Bawah Bimbingan Drs. H. M. Idris Abdul Shomad, MA
Dakwah merupakan suatu keharusan dalam rangka mengembangkan
agama. Dakwah hams dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman sekarang
yang sudah maju dalam ha! teknologi maupun ilmu pengetahuan. Sebab aktifitas
dakwah yang maju akan membawa pengaruh terhadap kemajuan agama dan
sebaliknya al-tifitas dal-wah yang lesu akan berakibat pada kemunduran agama.
Karena adanya hubungan timbal balik seperti itu Maka, dapat dimengerti jika
Islam meletakkan kewajiban dakwah diatas setiap pemeluknya
Kehadiran Pesantren ditengah masyarakat tidak hanya sebagai lembaga
pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga dakwah. Pesantren memiliki integritas

yang tinggi dengan masyarakat sekitarnya dan menjadikan rujukan moral bagi
kehidupan umum.Masyarakat umum memandang Pesantren sebagai komunitas
khusus yang ideal terutama kehidupan moral keagamaan. Pondok Pesantren
Darunnajal1 merupakan lembaga pendidikan mencakup lembaga dakwah yang
memberi peran penting sebagai wadah untuk membekali ihnu yang diperlukan
masyarakat nanti
Tttjuan penelitian ini, untuk mengetahui analisis atau aktivitas Dakwah
Bil-Haal Pondok Pesantren Darunnajah apa saja yang dilakukan Pondok
Pesantren Darunnajal1 dalam menjalankan aktivitas dakwah.
Aktivitas dakwah yang dilakukan Pondok Pesantren Darunnajal1 Dakwah
Bil-Lisan diantaranya:Melalui lembaga pendidikan, Melalui tabligh-tabligh umum
Peringatan hari besar Islam, Pengajian rutin dakwah. Dakwah Bil-Qalam, adapun
dakwah ini pondok pesantren Darunnajah sedang merencanakan penerbitan bukubuk11 keagamaan yang berkaitan tentang pondok pesantren Darunnajah.Dakwah
Bil-Haal diantaranya pemberian beasiswa, penyembelihan hewan qurban,
pemberian zakat dan penyantunan anak yatim.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif sedangkan pengumpulan data, analisis data digunakan teknik
observasi, wawancara dan pengumpulan data, analisis data digunakan penaksiran
logika yang dihubungkan dengan konteks aktivitas dakwah.
Penelitian ini secara tmium dapat disimpulkan bahwa aktivitas dakwah

yang dilakukan pondok pesantren Darunnajah sangat efeh.'tif dan efesien

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain memanjatkan untaian puji
dan syukur kehadiarat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
senantiasa berlimpah kepada penulis, Sehingga penulis diberikan kemampuan,
kekuatan serta ketabahan hati dalam menyeleasaikan skripsi ini. Sholawat serta
salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, Manusia panutan
karena akhlak mulianya berpedoman kepada Al-Qur'an, beserta para keluarga dan
para sahabat beliau.
Kini tiba saat dinanti-nantikan, sebuah perjalanan panjang yang penuh
dengan perjuangan walau dengan jalan yang tertatih-tatih dan melelahkan.
Akhirnya penulis mampu menyelesaikan studi di kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali kesulitan dan
hambatan yang dihadapi, serta saat ini juga masihjauh dari kesempurnaan. Dan ha!
ini tidak terlepas dari sifat manusia sebagai mahluk yang disebut oleh Nabi ''Al-

Jnsan Mina! Khoto Wal Al-Nisyan" Manusia tempatnyasalah dan lupa.

Selanjutnya penulis ingin sekali mengucapkan ribuan terima kasih tiada
tara dan tiada terhingga atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada
penulis, yang tak terhingga kepada:

1.

Dr. Murodi, MA, Sebagai Dekan Fal'llltas Dakwah dan Komunikasi,
beserta jajarannya. Drs. Hasanuddin MA selaku Ketua Jurusan
Manajemen Dakwah, Drs.A Selaku Seketaris Jurusan Manajemen
Dakwah.dan Dosen-dosen yang tidak pernah mengenal Ielah dalam
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

2.

Dr. H. M Idris. Abdul Shomad, MA sebagai Dosen Pembimbing skripsi

ini yang dengan tulus dan ikhlas rneluangkan waktunya untuk rnembaca
dan rnengkoreksi skripsi ini, sehingga penulis rnerasa terbimbing seperti
apa yang diharapkan.
3. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

fasilitas kepustakaan sebagai bahan referensi dalam pembuatan skripsi_
penulis.

4. Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah KH. Mahrus Amin dan Drs.l:l
Sofwan Manaf, M.Si. berserta seluruh jajarannya yang telah membantu
penulis mendapatkan data dan informasi untuk penulisan skripsi ini.
5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan tulus ikhlas memberi
pengorbanan baik material maupun spiritual kepada penulis sejak lahir
sampai sekarang. I Love U ..... Mam
6. Kakak-kakakkn tercinta Bang Udin (Alm), Mpo' Nunung, Bang Ozi,
Kak'Pipit dan (Alm) adikkn Novi serta keponakan-keponakankn yang
lucu-lucu Yudhi, Fahrni, Iqbal dan Zidan yang senantiasa mencurahkan
segala perhatian dan kasih sayangnya se1ta motivasi yang selalu diberikan
hingga selesainya penulisan skripsi ini.
7. Teman-temankn Jurusan MD angkatan 2003-2004: fikri,jamhur, irul,mu2,
ari, ulil, acim, eyya, igor, urnu, hilal, emma, alawi, aam, ikin, dilah, zaman,
syarif, mustofa, amir, urnang, andri, komenk, apimg, burhan, azis, marhali
dan lainnya (sorry yang ga disebut namanya).

8. Buat Sahabatku Las,Kokom, Asih, Ella dan Tatun semoga persahabatan
kita tetap terjaga.
9. Alumni Pondok Pesantren Darullllajah angkatan 26 khususnya Neni dan
Yayuk
10. Buat Edi, Rama, Buluk, Iwe, dani dan daulay makasih yach sudah izinin
penulis numpang istirahat dikala penulis capek dan Ielah
11. Buat waiz, inal, kimung, aril dan irul makasih yach penulis merasa senang
bisa kenal dan dekat dengan kalian semua
12. Dan yang terakhir Panji Patra yang tersayang yang selalu disampingku,
membimbing, memoti vasi, yang sabar menunggu serta perhatian dan kasih
sayang yang tulus yang diberikan selama ini, sebagai tempat bertanya
manakala ada kegelisahan yang penulis rasakan dan akan menjadi teman
hidup untuk masa depan. Semoga Allah selalu melampangkan langkahmu

Akhimya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang
telah diberikan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para
pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalal1
semata karena kekurangan yang penulis miliki


Jakarta, September 2007

Nur Apriyanti

DAFTARISI

KAT A PENGANTAR ............................................................................... .
DAFTAR 181...............................................................................................
BAB

BAB

I

iv

PENDAHULUAN
A. Latar Beiakang Masaiah......................................................

I

B. Pembatasan dan Perumusan Masaiah .................................

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................

6

D. Metodoiogi dan tahapan Penuiisan .....................................

7

E. Sistematika Penulisan .........................................................

8

II TINJAUAN TEORI AKTIVITAS DAN DAKWAH
A. Pengerian Aktivitas dan Dakwah ........................................

I0

I. Pengertian Aktivitas ......................................................

I0

2. Pengertian dakwah secara um urn..................................

II

3. Bentuk-bentuk Metode Dakwah ...................................

14

4. Macam-macam Dakwah ...............................................

19

5. Unsur-unsur Dakwah ....................................................

23

6. Pengertian Dakwah Bil-HaaI ........................................

37

7. Urgensi Dakwah Bil-haaI daiam Kegiatan Dakwah .....

39

B. PENGERTIAN PONDOK PESANTREN

BAB

I. Pengertian Pondok Pesantren........................................

41

2. Fungsi Pondok Pesantren ..............................................

43

3. Bentuk-bentuk Pondok Pesantren .................................

44

III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darunnajah .............

47

B. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darunnajah .....................

50

C. Tujuan Di Dirikannya Darunnajah.....................................

51

BAB

IV AKTIVITAS DAKWAH PONDOK PESANTREN
DARUNNAJAH
A. Bentuk-bentuk Aktivitas Dakwah Darunnajah ...................

53

I. Bidang Dakwah.............................................................

56

2. Bidang Sosial ................................................................

57

3. Bidang Pendidikan........................................................

61

B. Tujuan dan Sasaran dan Aktivitas Dakwah ... ................ .. ...

63

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Yang di Alami Pondok
Pesantren Darunnajal1 ............................... ............. ........ .....
64
BAB

V PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................

67

B. Saran-Saran..........................................................................

68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam datang kepada Nabi Muhammad SAW sebagai agama yang
universal. Agama untuk seluruh umat manusia. Oleh karena itu, Islam
disyiarkan kepada seluruh umat manusia tanpa membedakan suku, ras dan
bangsa yang ada didunia ini. Kepada Islamlah seluruh manusia digiring untuk
dijadikan pedoman hidup. Bergabung menjadi umat yang satu dibawah
bimbingan Allah dan Rasullullah SAW.
Islam merupakan agama samawi yang didalamnya terdapat ajaran
untuk melaksanakan dakwah baik secara berkelompok maupun secara
individual. Di mana dakwah itu harus selalu dilakukan baik secara lisan,
tulisan atau dicontohkan dalam perbuatan sehari-hari dengan demikian dapat
juga dikatakan bahwa Islam adalah agama dakwah. Dalam Al-Qur'an Allah
telah menyeru manusia untuk melaksanakan dakwah secara berkelompok dan
telah mendorong berdirinya organisasi-prganisasi Islam dengan tujuan
berdakwah.
Islam Merupakan agama Dakwah yaitu agama yang menugaskan
umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam ke seluruh umat manusia
sebagai rahmat seluruh alam. Usaha penyebaran Dakwah pada zaman
sekarang ini sudah semakin berat dan kompleks. Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi membawa banyak perubahan bagi masyarakat baik dalam cara

2

berfikir, bersikap dan bertingkah laku. Oleh karena itu, Metode dakwah
sekarang ini kurang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan
perubahan sosial serta perkembangan masyarakat. Ketidakseimbangan antara
hubungan dakwah dengan perubahan sosial ini disebabkan dakwah Islam
masih lemah dalam manajemennya.
Di samping itu, "Islam" sebagai agama disebut agama dakwah,
maksudnya adalah agama yang disebarluaskan dengan cara damai, tidak lewat
kekerasan. Walaupun ada terjadi peperangan dalam sejarah Islam, baik itu di
zaman Nabi Muhammad SAW masih hidup atau di zaman sahabat dan
sesudahnya, peperangan itu bukanlah dalam rangka menyebarkan atau
mendakwahkan Islam, tetapi dalam rangka mempertahankan diri umat Islam
atau melepaskan masyarakat dari penindasan penguasa yang tirani. Dalam
Islam setiap peperangan yang dilakukan umat Islam untuk menyebarkan
ajaran Islam. Dalam beberapa kasus peperangan yang dimenangkan oleh umat
Islam dimasa Nabi saw hidup, Nabi sendiri tidak pemah memaksa penduduk
daerah yang ditundukkan atau orang yang dikalahkan untuk masuk Islam.
Untuk menghadapi masalah-masalah dakwah yang semakin berat dan
meningkat itu, penyelenggaraan dakwah tidak mungkin dapat dilakukan oleh
sendiri-sendiri tetapi harus dilaksanakan oleh para pelaksana dakwah secara
bersama-sama serta menggunakan sistem kerja yang efektif dan efesien.
Dalam menghadapi masyarakat obyek dakwah yang sangat kompleks dan
dengan problem yang kompleks pula, maka penyelenggara dakwah akan dapat
berialan

secara

efektif dan

efesien

apabila

terlebih

dahulu

dapat

3

mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah-masalah yang akan dihadapi
kemudian atas dasar pengenalan situasi dan kondisi tersebut disusunlah
dakwah yang tepat.
Dakwah merupakan suatu keharusan dalam rangka mengembangkan
agama. Dakwah harus dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman
sekarang yang sudah maju dalam ha! teknologi maupun ilmu pengetahuan.
Sebab aktifitas dakwah yang maju akan membawa pengaruh terhadap
kemajuan agama dan sebaliknya aktifitas dakwah yang lesu akan berakibat
pada kemunduran agama. Karena adanya hubungan timbal balik seperti itu
Maka, dapat dimengerti jika Islam meletakkan kewajiban dakwah diatas setiap
pemeluknya. 1
K.H. Didin Hafidudin mengatakan bahwa pesantren adalah salah satu
badan Iqomatuddien, yang memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi kegiatan
Tafaquhu Fiddien ( pengajaran, pemahaman dan pendalaman ajaran agama

Islam ) dan fungsi Indzar ( menyampaikan dan mendakwahkan ajaran Islam
kepada masyarakat. 2• Sedangkan kata Pondok Pesantren atau santri berasal
dari dua kata yaitu Pondok dan Pesantren. Kata Pondok berasal dari kata
funduqun yang artinya hotel atau penginapan. 3 Sedangkan kata pesantren atau

santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru mengaji. Sumber lainnya

1

2

Andy Dermawan, dkk, Melodo/ogi ilmu Dakwah, ( Yogyakarta:LESFI,2002)hal Xiii
Didin Hafidudin. Dakwah Aktual. Jakarta:Gema Insani Press. 1998, ha! 120-122

4

mengatakan bahwa kata itu berasal dari Bahasa India Shastri dari kata Shastra
berarti buku-buku suci, buku agama atau buku tentang ilimu pengetahuan. 4
Menurut Hidayat yang dikutip oleh Imam Munijat dalam disertasinya
menyatakan bahwa Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama yang
pada umumnya "bersifat Tradisional" dan berkembang dilingkungan
masyarakat pedesaan. 5 .Dengan demikian pengertian pondok pesantren adalah
tempat orang-orang atau pemuda menginap (bertempat tinggal) yang dibarengi
dengan

suatu

kegiatan

untuk

mempelajari,

memahami,

mendalami,

menghayati dan mengamalkan ajaran Islam. 6
Dengan demikian peran lembaga dakwah seperi Pondok Pesantren
mengacu kearah sana sangatlah dibutuhkan dan perlu mendapatkan dukungan
dari berbagai pihak, mengingat permasalahan yang akan dihadapi umat Islam
sekarang ini sangat kompleks.Pondok Pesantren sebagai lembaga dakwah dan
lembaga pendidikan berdiri sebagai jawaban terhadap panggilan keagamaan
untuk menegakkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama melalui pendidikan
keagamaan dan kegiatan dakwah sekaligus pengayoman dan dukungan pada
kelompo-kelompok yang bersedia menjalankan perintah agama dan mengatur
hubungan antar mereka.
Kehadiran Pesantren di tengah masyarakat tidak hanya sebagai
lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga dakwah. Pesantren memiliki
integritas yang tinggi dengan masyarakat sekitarnya dan meajadikan rujukan

4

5

H. A. Hafidz dasuku, dkk, Ensik/opedia Islam, Jakrta PT Ikhtiar Baru, 1994, hal 99
PPrnn PPsnnlre.n Dalam PenfYembanr!an Masvarakat Pedesaan.
lm::irn Mnn::ii::it

5

moral bagi kehidupan umum.Masyarakat umum memandang Pesantren
sebagai komunitas khusus yang ideal terutama kehidupan moral keagamaan. 7
Eksistensi Pesantren sebagai suatu lembaga keagamaan telah cukup
jelas karena motif, tujuan serta usahanya bersumber pada agama. Pesantren
akan hilang motif apabila corak keagamaannya hilang, memungkinkan
perannya tidak akan jelas.
penulis memilih Pondok Pesantren Darunnajah sebagai suatu Pondok
Pesantren yang telah berdiri sejak I april 1974.Pondok Pesantren Darunnajah
yang terletak di Kecamatan Pesanggrahan Kelurahan Ulujami Jakarta Selatan
berkembang di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas beragama Islam.
Walaupun demikian Pondok Pesantren Darunnajah ini terus berupaya
mengadakan dakwahnya pada masyarakat sekitar. Sekalipun masih banyak
hambatan dan gangguan yang datang tiada bertepi tetapi Pondok Pesantren
Darunnajah mempunyai prinsip atau tujuan yang sangat berarti guna
menegakkan agama Islam.
Sesuai dengan keberadaannya dan fungsinya sebagai lembaga dakwah.
Pondok Pesantren Darunnajah pada perkembangan selanjutnya berusaha untuk
menerapkan manajemen modern untuk mengembangkan syiar Islam pada
masyarakat. Pondok Pesantren Darunnajah mempunyai ciri khas pada
masyarakat dalam hal dakwah. hal ini kita dapat melihat dalam kuatnya
memegang fungsi dan tujuan yang khusus dari sebuah Pesantren sebagai
lembaga pendidikan modern dan sebagai pusat syiar Islam. Hal tersebut bisa

7

Mastuhu, Dinamika Si stem Pesantren ( Jakarta: INIS, I994 ) ha! 60

6

dilihat dalam perkembangan nilai dan tata cara kepesantrenan tetap
diperhatikan dan diutamakan.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pembatasan masalah agar tidak terjadi pelebaran permasalahan yang
dibahas, Maka dalam skripsi ini penulis akan membatasinya pada masalah
bagaimana penerapan manajemen dakwah bil-haal Pondok Pesantren
Darunnajah dalam kegiatan dakwah bil-haal pada masyarakat.
Agar dalam pembahasannya lebih terarah dan terproses maka, penulis
perlu membuat rumusan-rumusan yang menurut penulis merupakan ha! yang
tak bisa disepelekan dari pembahasan ini. Penulisan skripsi ini dirumuskan
dalam rangka menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
a. Apa saja bentuk-bentuk Dakwah bil-haal Pondok Pesantren Darunnajah
b. Bagaimana tujuan dan sasaran dari aktivitas dakwah bil-haal yang
dilakukan Pondok Pesantren Darunnajah
c. Faktor Pendukung dan Penghambat aktivitas dakwah bi!- haal yang
dilakukan Pondok Pesantren Darunnajah

7

C. Manfaat dan Tujuan Penelitian
Dalam penelitian skripsi ini ada dua manfaat teoritis dan manfaat
praktis.
I. Manfaat teoritis
a. Sebagai bahan masukan bagi Pondok Pesantren lainnya pada
umumnya dan Pondok Pesantren Darunnajah pada khususnya dalam
pelaksanaan aktivitas dakwah bil- haal.
b. Penelitian

ini

diharapkan

dapat

menambah

wawasan

tentang

pelaksanaan dakwah bil-haal
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis untuk mendapatkan Gelar Sarajana Sosial Islam dan
mengembnagkan pemikiran yang berarti
b. Penelitian

diharapkan

dapat

memberikan

gambaran

tentang

melaksanaan dakwah bil-haal Pondok Pesantren Darunnajah
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
I. Untuk mengetahui sejauh mana Aktivitas Dakwah bi!- haal yang

dilakukan pondok pesantren Darunnajah dalam kegiatan dakwah
2. Mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat yang di alami
Pondok Pesantren Darunnajah dalam aktivitas dakwah bil-haal yang
dilakukan.

8

D. Metodologi Penulisan Dan Tahapan Penulisan

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menggunakan penelitian
kualitatif. Penelitian Kualitatif di mulai dengan adanya masalah spesifik dan
diteliti secara khusus yang akan diangkat kepermukaan, tanpa adanya maksud
untuk generalisasi. Proses penelitiannya mempunyai suatu periode yang
dilakukan berulang-ulang, sehingga keadaan yang sesungguhnya dapat
diungkap secara cermat dan lengkap.
Teknik pengumpulan data, dengan cara

Data lapangan dan data

kepustakaan
1. Data Lapangan

Untuk memperoleh data lapangan ini, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data :
a. Observasi dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan aktivitas dakwah bil-haal yang dilakukan Pondok
Pesantren Darunnajah
b. Wawancara yaitu dengan mengadakan interview secara face to face
kepada pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah dan beberapa tokoh
masyarakat yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Darunnajah
2. Data Kepustakaan

Untuk melengkapi data-data yang bersifat teoritis atau kepustakaan
penulis melakukan penelaahan atau pengkajian terhadap berbagai literatur
seperti: Buku, Modul, Afenda dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan

9

dengan judul di atas sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara
kepustakaan.
Dalam teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku
"Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi" terbitan UIN Jakarta Press
tahun 2002

E. Sistematika Penulisan

Untuk

memperoleh

pembahasan

skripsi

ini

secara sistematis

penulisannya dibagi kedalam 5 ( lima ) bab, terdiri dari sub-sub bab. Adapun
sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

BABIPENDAHULUAN

Meliputi Latar Belakang, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Metode Dan Tahapan Penelitian dan Sistematika
Penulisan

BAB II PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan secara teoritis mengenai tentang Pengertian
Aktifitas, Pengertian Dakwah Secara Umum, Bentuk-Bentuk Metode Dakwah
dan Macam-Macam Dakwah, Unsur-unsur Dakwah, Pengertian Dakwah BilHaal dan Urgensi Dakwah Bil-Haal Dalam Kegiatan Dakwah, Pengertian
Pondok Pesantren, Fungsi Pondok Pesantren d7an Bentuk-bentuk Pesantren

BABII

A. Pengertian Aktivitas dan Dakwah
1. Pengertian Aktivitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas diartikan sebagai
segala bentuk keaktifan dan kegiatan 1
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan atau
kesibukan yang dilakukan manusia. Namun, berarti atau tidaknya kegiatan
tersebut bergantung pada individu tersebut. Karena, menurut Samuel
Soeitoe sebenamya, aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan. Beliau
mengatakan bahwa aktivitas dipandang sebagai usaha mencapai atau
memenuhi Tuhan2
Salah satu kebutuhan manusia adalah menuntut ilmu untuk menjadi
pintar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Maka manusia harus belajar
dengan cara bersekolah ( mengikuti majelis atau tempat-tempat ilmu,
membaca buku, berdiskusi dan kegiatan-kegiatan lainnya) temyata untuk
memenuhi satu kebutuhan saja manusia harus melakukan berbagai
aktivitas.
Seseorang yang mgm mendalami ilmu agama dan hubungan
interaksi masyarakat yang Islami misalnya tentu Ia harus melakukan
aktivitas-aktivitas yang dapat membantu tercapainya keinginan tersebut.
Seperti membaca buku-buku keagamaan, mengikuti pengajian-pengajian,
1

Deoartemen Pendidikan dan Kebudavan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta:

12

melakukan diskusi tentang keagamaan dan kemasyarakatan, mengkaji
norma-norma ajaran Islam tentang hubungan manusia atau tak kalah
pentingnya adalah mengaplikasikan atau menerapkan ajaran atau ilmu
yang telah didapatkan kedalam kehidupan yang nyata.
Menurut ilmu sosiologi aktivitas diartikan dengan segala bentuk
kegiatan yang ada di masyarakat seperti gotong royong atau kerja bakti
disebut sebagai aktivitas- aktivias sosial baik yang berdasarkan hubungan
tetangga ataupun hubungan kekerabatan. 3
2. Pengertian Dakwah Secara Umum
Menurut Bahasa kata dakwah berasal dari Bahasa Arab yang
merupakan bentuk masdar dari kata kerja Da 'aa, Yad' uu, da 'watan yang
mempunyai arti menyeru, mengajak dan memanggil4
Dakwah menurut istilah, mengendung beberapa arti yang beraneka
ragam. Banyak ahli ilmu dakwah memberikan definisi dakwah yang
berbeda- beda. Hal ini terkait dari sudut mana mereka memberikan
pandangannya tentang dakwah. Untuk lebih jelasnya penulis akan
kemukakan beberapa definisi menurut para ahli diantaranya:
a. Dalam Buku Teori dan Praktek Dakwh Islamiah, H.S.M. Nasarudin
Latif memberikan definisi dakwah," Setiap usaha atau aktifitas dengan
lisan atau tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak dan

3
ョセイヲゥィ@

mZゥイエセ@

Sojogyo dan Pujiwati Sojogyo, Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan, ( Yogyakarta
l TnivP.rc:.itv Prt>_c:.c:. lQQQ) r.P-t-1?. iilicl 1 h::1J ?.R

13

memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT,
sesuai dengan garis-garis dan syariat serta akhlak Islamiah. 5
b. Menurut Quraisy Shihab dalam bukunya membumikan Al-Qur'an,
Dakwah adalah "Seruan atau ajakan kepada keinsyafan/usaha
mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempuma baik
secara pribadi maupun masyarakat6 •
c. Aboebakar Atjeh dalam bukunya, Beberapa Catatan Mengenai

Dakwah Islam, mengatakan, "Dakwah adalah seruan kepada seluruh
umat manusia untuk kembali pada ajaran hidup sepanjang ajaran
Allah yang benar,dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat
yang baik. 7
d. Masdar Helmi mengatakan bahwa dakwah adalah, "Mengajak dan

menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah (Islam)
termasuk amr ma 'ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh
kebahagiaan didunia dan akhirat ". 8
Setelah mengetahui berbagai makna kata dakwah menurut bahasa,
maka yang menjadi fokus bahasan dalam tulisan ini adalah dakwah dalam
arti mengajak dan menyeru. Sebenarnya masih banyak lagi takrif dakwah
yang dikemukakan oleh para ulama yang lain akan tetapi beberapa takrif
diatas sudah dapat memberikan gambaran takrif mengenai dakwah. Dari
' Nasaruddin Latif, Teori dan Praktik Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Firma Dara, tt), h.11
6
H. M. Quraisy Shihab, "Membumikan Al-Qur'an", (Jakarta: MIZAN, 1993) cet ke-19,
hal. 194
7

1971).h 6

Abue Bakar Atceh, Beberapa Catalan Mengenai Dakwah Islam, (Semarang, Romadoni,

14

uraian diatas dapat dipahami bahwa dakwah secara makro berarti upaya
pembebasan umat manusia secara fundamental, yaitu aktualisasi teologis
(iman yang dimanifestasikan dalam system kegiatan dalam bidang sosial
kemasyarakatan).

Kondisi

ini

dilaksanakan

secara

teratur

untuk

memengaruhi cara merasa, berfikir dan bertindak pada dataran kenyataan
individual dan sosio cultural dalam rangka mewujudkan ajaran Islam
dalam semua segi kehidupan. 9
Walaupun beberapa takrif dakwah di atas berbeda redaksinya akan
tetapi setiap redaksinya memiliki tiga unsur pengertian pokok, yaitu:
a. Dakwah adalah proses penyampaian agama Islam dari seseorang
kepada orang lain.
b. dakwah adalah penyampaian ajaran Islam tersebut dapat berupa amr

ma'ruf nahi mun'kar (ajaran kepada kebaikan) dan nahi mun'kar
(mencegah kemunkaran).
c. Usaha tersebut dilakukan secara sadar dengan tujuan terbentuknya
suatu individu atau masyarakat yang taat dan mengamalkan
sepenuhnya seluruh ajaran Islam.
d. dakwah adalah interaksi dan dakwal1 merupkan perubahan
Dengan demikian dakwah adalah segala bentuk aktivitas
penyampaian ajaran Islam kepada orang lain dengan berbagai cara yang
bijaksana untuk terciptanya individu dan masyarakat yang menghayati dan
mengamalkan ajaran Islam dalam semua lapangan kehidupan.

15

3. Bentuk-Bentuk Metode Dakwah dan Macam-Macam Dakwah

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk"

Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa metode dakwah itu
meliputi tiga cangkupan antara lain:

a. Al-Hikmah
Kata "hikmah" dalam Al-Qur'an disebutkan sebanyak 20 kali
baik dalam bentuk nakiroh maupun ma'rifat. Bentuk masdarnya
adalah "hukman"

yang diartikan secara makna aslinya adalah

mencegah. Jika dikaitkan dengan hokum berarti mencegah dari
kezaliman,

dan jika dikaitkan dengan dakwah maka berarti

menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas
dakwah.
M. Abduh berpendapat bahwa, Hikmah adalah mengetahui
rahasia dan faedah didalam tiap-tiap ha!. Hikmah juga digunakan
dalam arti ucapan yang sedikit lafazh akan tetapi banyak makna.
Ataupun diartikan meletakkan sesuatu pada tempat atau semestinya. 10

17

menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan
argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif. Oleh karena itu, alhikmah adalah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara
kemampuan teoritis dan praktis dalam dakwah.

b. Al-Mau 'izhatil al- Hasanah
Secara bahasa, Mau 'idzatil hasanah terdiri dari dua kata,
mau'izhah dan hasanah. Kata mau'izhah berasal dari kata wa'adza-

ya 'idzu-wa 'dzan- 'idzatan yang berarti, nasihat, bimbingan, pendidikan
dan peringatan. 12, sementara hasanah merupakan kebalikan dari

sayyi 'ah yang artinya kebaikan lawannya kejelekan.
Adapun pengertian secara istilah, ada beberapa pendapat antara lain:
I) Menurut Imam Abdullah bin Ahmad an- Nasafi yang dikutip oleh
H. Hasanuddin adalah sebagai berikut:

"al-Mau 'izhah al-Hasanah" adalah (perkataan-perkataan) yang
tidak tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau memberikan nasihat
dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan AlQur 'an. 13
2) Menurut Abd. Hamid al-Bilali al- Mau'izhah al- Hasanah
merupakan salah satu manhaj (metode) dalam dakwah untuk

12

l .oi.:: M::1'l11f Muniid fi nl-/,11crhnh wn A '/nm (Rein1t'. Dar Fikr. 19R6) h. 907. Ihnu

18

mengajak kejalan Allah dengan memberikan nasihat atau
membimbing dengan lemah lembut agar mereka berbuat baik. 14
Menurut K.H. Mahfudz kata tersebut mengandung arti:
1) Didengar orang, lebih banyak lebih baik suara panggilannya.
2) Diturut orang, lebih banyak lebih baik maksud tujuannya
sehingga menjadi lebih besar kuantitas manusia yang kembali
kejalan Tuhannya yaitujalan Allah SWT.
Jadi, kalau kita telusuri kesimpulan dari mau 'adzatul
hasanah, akn mengandung arti kata-kata yang masuk kedalam

kalbu dengan penuh kasih saying dan kedalam perasaan dengan
penuh

kelembutan,

tidak

membongkar

atau

membeberkan

kesalahan orang lain sebab kelemah-lembutan dalam menasehati
sering kali dapt meluluhkan hati yang keras dan menjinakkan kalbu
yang liar, ia lebih mudah melahirkan kebaikan daripada larngan
dan ancaman.
c. Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan

Dari segi etimologi (Bahasa) lafazh mujadalah terambil dari
kata "jadala" yang bermakna memintal, melilit. Apabila ditambahkan
alif pada huruf jim yang mengikuti wazan Faa ala, ''jaadala" dapat
bermakna berdebat, dan Mujadalah (perdebatan). 15

14

Abdul Hamid al-Bilali, Fiqh al-Dakwahfi ingkar al-Mungkar (Kuwait: Dar al-Dakwah,
1989) h. 260

19

Kata "jadala" dapat bermakna menarik tali dan mengikat-mya
guna menguatkan sesuatu. Orang yang berdebat bagaikan menarik
dengan ucapan untuk menyakinkan lawannya dengan menguatkn
pendapatnya melalui argumentasi yang disampaikan. 16
Dari segi istilah (Terminologi) terdapat beberapa pengertian
Mujadalah berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak
secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahimya
permusuhan diantara keduanya. 17 Sedangkan menurut Dr. Sayyid
Muhammad Thantawi ialah, suatu upaya yang bertujuan untuk
mengalahkan pendapt lawan dengan cara menyajikan argumentasi dan
bukti yang kuat.
Menurut tafsir an-Nasafi, kata ini mengandung arti:

"Berbantahlah dengan baik yaitu dengan jalan yang sebaik-baiknya
dalam bermujadalah, antara lain dengan perkataan yang lunak,
lemah lembut, tidak dengan ucapan yang kasar atau dengan
menggunakan sesuatu (perkataan) yang bias menyadarkan hati,
membangunkan jiwa dan menerangi aka! pikiran, ini merupakan
penolakan bagi orang yng enggn melakukan perdebatan dalam
agama."

16
17

Quraisy Shihab, Tafsir a/-Misbah, Lentera Hati, 2000, cet.Ke-1, h.553.
World Assemblv of Muslim Youth IWAMY). Fii [J,hulil Hiwnr. Maktahah Wahhah

20

Dari pengertian diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa, alMujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak
secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar
lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan
argumentasi dan bukti yang kuat.
4. Adapun macam-macam dakwah antara lain:

a. Dakwah Bil-Lisan
Dakwah bil-lisan merupakan sebuah ajakan dakwah dengan
menggunakan lisan, antara lain:
I) Mudzakarah

: Mengingatkan orang lain jika berbuat salah,
baik dalam ibadah maupun perbuatan

2) Qaulun Ma'rufan

Dengan berbicara dalam pergaulannya seharihari yang disertai dengan misi agama, yaitu
agan1a Allah dan agama Islam.

3) N asehatuddin

: Memberi nasihat kepada orang lain yang tengah
dilanda masalah kehidupan agar mampu
melaksanakan agamanya yang baik.

4) Majelis Ta'lim

Penjelasan terhadap bab-bab ajaran agama
dengan menggunakan kitab dan diakhiri
dengan dialog

5) Pengajian Umum

: Menyajikan materi dakwah didepan umum. Isi
dari materi dakwah tidak terlalu banyak, tetapi

21

Berdebat dengan menggunakan argumentasi

6) Mujadalah

serta alasan dan diakhiri dengan kesepakatan
bersama dengan menarik suatu kesimpulan 18
Dakwah bil-lisan "i-maqal" mereupakan kegiatan yang bersifat
verbal melalui lisan dan tulisan. Metode bil-lisan adalah cara yang
digunakan dalam menyampaikan ajaran Islam melalui lisan. Bentuknya
dapat berupa ceramah keagamaan, pengajian dalam segala bentuknya.
Dalam ceramah tersebut da'I dapat melucu baik melalui kata-kata maupun
gerakan badan, anggota tubuh dan mimic wajah. Dan dakwah bil-lisan
mempunyai beberapa metode yaitu:
1) Metode Bil-Lisanil Maktub

Dilaksankan

Nabi

Muhammad

melalui

korespondensi

atau

penyampaian surat keberbagai pihak.
2) Metode Bil-Lisanil Maqal

Dengan menggunakan tutur kata secara lisan dalam menyampaikan
pesan dakwahnya, yang paling penting dicacat dari metode ini adalah
Nabi tidak pemah menampilkan kelucuan yang berlebihan. Metode ini
merupakan dasar acuan dari metode lisan seperti diungkapkan diatas,
namun tidak menampilkan aspek humomya.
3) Metode Bil-Lisanil Haaf

Sebuah metode berdakwah melalui perbuatan dan perilaku konkret
yang dilakukan secara langsung oleh Rasulullah. Metode ini

22

sebenarnya dapat mencakup metode " amal uswah" dank upon atau
penyatunan sebagaimana dilakukan Da'I di Indonesia. 19
Sebuah metode berdakwah melalui perbuatan dan perilaku konkret
yang dilakukan secara langsung oleh Rasulullah.

Metode ini

sebenarnya dapat mencakup metode" amal uswah" dan kupon atau
penyatunan sebagaimana dilakukan da'I di Indonesia.
b. Dakwah Bil-Haaf
Kata ha! menurut bahasa berarti berubah, ha!, ikhwal, bias juga
berarti perpindahan, gerakan (bergerak), berarti menunjukkan keadaan
(ha! keadaan). Menurut Alamsyah Ratu Prawira Negara, dakwah bi!haal dapat dicontohkan seperti usaha membantu orang jahat untuk
menjadi individu yang tawakal dan penuh tauabat atau upaya-upaya
untuk mendidik orang bodoh agar menjadi lebih berilmu. 20
Aqib Suminto memberikan pengertian dakwah bil-haal itu
sendiri adalah amaliah yang berupa mengembangkan masyarakat
dalam rangka mewujudkan tatanan social, ekonomi, budaya yang
sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. 21 Berkaitan dengan dakwah
bil-haal pula, Husein As-Segaf berpendapat, bahwa dakwah bi! haal
adalah " seluruh kegiatan dakwah dalam bentuk perbuatan nyata untuk

19

Moesa A.Machfoeld, Filsafat Dakwah,( I/mu Dakwah dan Penerapannya), Jakarta: PT
Bulan Bintang, 2004 cet.ke-2.hal.108-109
20
Alamsyah Ratu !'rawira Negara, Dakwah Bil Hal Menu/up Jurang Dhuafa, Jakarta:
Panii MasvarakatNo_41_ ?.I

mセゥ@

19R')_ Hal 14

23

meningkatkan

kesejahteraan

umat

dalam

rangka

memecahkan

persoalan suatu lingkungan masyarakat. 22
Dalam kegiatan dakwah bil-haal tidak terlepas dari lima prinsip
yang utama, kelima prinsip tersebut menurut Husein As-Segaf adalah:
a. Dakwah bil-haal harus mampu menghubungkan ajaran Islam
dengan kondisi sosial budaya atau masyarakat tertentu.
b. Dakwah bil-haal bersifat pemecahan masalah yang di hadapi umat
dalam suatu wilayah tertentu.
c. Dakwah bil-haal harus mampu mendorong dan menggerakkan
kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah dalam
masyarakat misalnya dalam bidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi, dan lain sebagainya.
d. Dakwah

bil-haal

harus

mampu

membangkitkan

swadaya

masyarakat, agar mereka dapat membangun dirinya, sekaligus
dapat memberikan manfaat masyarakat sekitarnya.
e. Dakwah bil-haal mampu mendorong semangat kerja keras dan
kebersamaan dalam rangka meningkatkan hubungan kerja sama
yang harmonis dan produktif terutama untuk saling memenuhi
kebutuhannya. 23
Menurut

Murasa

Sarkani

Putra

dalam

tulisannya

mengungkapkan dakwah bil-haal sebagai berikut: " Dakwah bil-haal

adalah dakwah dengan perbuatan nyata atau memberikan contoh

24

teladan seperti mendirikan panti asuhan, mendirikan klinik-klinik serta
pelestarian lingkungan hidup untuk dakwah bil-haal ini telah banyak
menekankan hal-hal yang bersifat fasilitatif, materialistik ". 24

Menurut M.

Dawam Raharjo dakwah pada masyarakt

Indonesia diarahkan pada dua lapisan yaitu lapisan atas dan lapisan
bawah. 25
Dakwah ke lapisan alas dilakukan dengan cara mempelajari
berbagai kecenderungan masyarakat yang sedang berubah kea rah
modem industrial. Di mana dakwah berperan dalam mengarahkan
kehidupan mereka, sehingga di harapkan mereka mempunyai
"pegangan" dalam proses perubahan tersebut.
Sedangkan dakwah ke alpisan bawah adalah dengan dakwah
bil-haal, yaitu dakwah yang ditekankan pada perubahan dan perbaikan
kondisi material itu, diharapkan dapat dicegah kecenderungan kearah
kekufuran atau pindah agama karena mendapat santunan. 26
Nampaklah jelas bahwa dakwah bil-haal lebih tertuju pada
sikap perilaku yang mengarah kepada perubahan terhadap kondisi
yang kurang baik atau kepada yang lebih baik atau sempuma. Contoh
yang

lebih

utama

dari

perubahan

dakwah

bil-haal

seperti

meningkatkan taraf hidup masyarakat bawah, meningkatkan kesehatan
kaum dhuafa, meningkatkan kesejahteraan, memberikan pendidikan
24

Murasa Sarkani Putra, dakwah Bil-Haal dan Pendidikan Seumur Hidup, (Jakarta: Panji
Masyarakat), XXII 693, 1991, hal. 166
25 l\A n.,. 11 ,,,m O,,h.,.r:,.. f,,.1,-,l,-,J,,1.,,../

f,,,1,.,/,.,,..,,.,..,,,;,,..

A,..,. D,., .. ;1,,.,1,,., D.-..1:#;/, dLNセ@

D;,,,,..J,,.,L.

25

aplikatif dan lain-lain.Oleh karena itu dalam aplikasi dakwah bil-haal
diperlukan langkah-langkah antara lain:
a. Dakwah melalui pembinaan sumber daya manusia.
b. Dakwah melalui institusi.
c. Dakwah melalui infra struktur. 27
Dakwah Bil- haal barangkali merupakan koreksi terhadap
dakwah selama ini yang banyak terfokus kepada dakwah mimbar yang
monoton. Sementara dana dan daya habis untuk kegiatan itu tanpa
perubahan berarti. Selama ini majelis-majelis taklim nampaknya belurn
menyentuh

masalah-masalah

riil

dalam

masyarakat.

Kegiatan

dakwahnya masih berkisar pada masalah ibadah shalat dan akhlak.

c. Dakwah Bil-Qalam
Dakwah bil-qalam adalah dakwah yang dilakukan melalui
tulisan, dakwah ini memerlukan keahlian khusus dalam ha! menulis
dan merangkai kata-kata sehingga penerima dakwah tersebut akan
tertarik

untuk

membacanya tanpa

mengurangi

maksud

yang

terkandung didalamnya, dakwal1 tersebut dapat dilakukan melalui
media massa seperti surat kabar, buku, majalah, bulletin maupun lewat
internet.
Dengan memahami secara cermat pembagian dakwah tersebut,
maka jelaslah bahwa dakwah tidak cukup di indentikan hanya dengan
ceramah atau pidato belaka, pengertian dakwah sangatlah luas dalam

26

hal ini disamping dakwah yang dilakukan dengan lisan, misalnya
melalui media penyiaran (broadcasting), kepandaian dakwah bil-qalam
yaitu melalui media massa (journalism) juga perlu di galakkan sebagai
perwujudkan dakwah di eraglobalisasi. Demikianlah juga dengan
dakwah bil-haal yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak.
5. Unsur-Unsur Dakwah
Yang dimaksud dengan unsur-unsur dakwah adalah komponenkomponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah. Diantaranya
adalah:
a. Da 'I (Pelaku Dakwah)
Yang dimaksud da' I adalah orang yang melaksanakan dakwah
baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu,
kelompok atau berbentuk lembaga. Da'l sering disebut kebanyakan
orang dengan sebutab Mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran
Islam). Akan tetapi, sebagaimana telah disebutkan pada pembahasan
dimuka tersebut sebenarnya lebih sempit dari sebutan da'I yang
sebenarnya.
Da'i juga harus tahu apa yang disajikan dakwah tentang Allah,
alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan dakwah untuk
memberikan solusi terhadap problema yang dihadapi manusia, juga

28

mustamain (juru penerang) yang menyeru mengajak dan memberi
pengajrn dan pelajaran agama Islam. 30

3) M.

Natsir,

Pembawa

dakwah

merupakan

orang

yang

memperingatkan atau memanggil supaya memilih, yaitu memilih
jalan yang membawa pada keuntungan. 31

Namun pada dasarnya semua pribadi Muslim itu berperan secara
otomatis sebagai mubaligh, atau orang yang menyampaikan atau
dalam bahasa komunikasi dikenal sebagai komunikator. Untuk itu
dalam komunikasi dakwah yang berperan sebagai da'I atau
mubaligh32 adalah:
a) Secara umum adalah setiap Muslim atau Muslimat yang
mukallaf (dewasa) dimana bagi mereka kewajiban dakwah

merupakan suatu yang melekat tidak terpisahkan dari misinya
sebagai penganut Islam, sesuai dengan perintah; " Sampaikan
walaupun hanya satu ayat"

b) Secara khusus adalah mereka yang mengambil spesialisasi
khusus (mutakhasis) dalam bidang agama Islam yang dikenal
panggilan dengan ulama.
Untuk mewujudkan seorang da'I yang professional yang mampu
memecahkan kondisi amd'unya sesuai dengan perkembangan dan
dinamika yang dihadapi oleh objek dakwah, ada beberapa kriteria. Adapun

30

hmsセ@

Nasamddin Lathief. Tenri dan Prakiek Dakwah. (Jakarta. Firma Dara.It). h. 20

29

siafat-sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang da'I secara umum
adalah:
1) Mendalami Al-Qur'an dan Sunnah dan sejarah kehidupan Rasul
serta Khulafaurrasyidin.
2) Memahami keadaan masyarakat yang akan dihadapi
3) Berani dalam mengungkapkan kebenaran kapan pun dan dimana
pun
4) Ikhlas dalam menjalankan atau melaksanakan tugas dakwah tanpa
tergiur oleh nikmat materi yang hanya sementara
5) Satu kata dengan perbuatan
6) Terjauh dari hal-hal yang menjatuhkan harga diri.
Karena pentingnya fungsi da'I ini, maka banyak Al-Qur'an dan
Hadist yang memberikan sifat-sifat dan etika yang harus dimiliki oleh da'I.
Quraish Shihab menambahkan bahwa dari masing-masing wahyu pertama
al-Qur'an telah terlihat dengan jelas prinsip-prinsip pokok yang digariskan
al-Qur'an bagi manusia pelaku dakwah, yaitu:
1) Da'i harus selalu membaca yang tertulis dan tertulis segala ha!
yang berhubungan dengan masyarakatnya agar dakwahnya selalu
segar dan menyentuh, sesuai dengan ayat yang pertama kali turun.
2) Da'i harus siap mental menghadapi situasi yang akan dialaminya.

30

3) Da'i

harus me.miliki sikap mental yang terpuji, sadar akan

imbalan yang akan didambakan dari upaya dakwah sesuai dengan
surah al-Mudatsir. 33

b. Mad'u (Mitra Dakwah atau Penerima Dakwah)
Unsur dakwah yang kedua adalah mad'u, yaitu manusia yang
menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai
individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama
Islam maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara
keseluruhan. Sesuai dengan firman Allah QS. Saba'28

"Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan mnusia tiada mengetahui.
(QS.Saba: 28)"
Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah
bertujuan untuk mengajak mereka mengikuti agama Islam. Sedangkan
kepada

orang-orang yang

beragama Islam

dakwah bertujuan

meningkatkan kualitas iman, Islam dan ihsan. Mereka yang menerima
dakwah ini lebih tepat disebut mitra dakwah, daripada sebutan objek
dakwah, sebab sebutan yang kedua lebih mencerminkan kepasifan
penerima dakwah, padahal sebenarnya dakwah adalah suatu tindakan
menjadikan orang lain sebagai kawan berfikir tentang keimanan,

31

syari'ah dan akhlak kemudian untuk diupayakan, dihayati dan
diamalkan bersama-sama.

Mad'u (Mitra Dakwah) terdiri berbagai macam golongan
manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad'u sama dengan
menggolongkan manusia itu sendiri, profesi, ekonomi dan seterusnya.
Penggolongan Mad 'u tersebut antara lain sebagai berikut:
1) Dari segi sosiologis, masyarakat !erasing, pedesaan, perkotaan,
kota kecil, serta masyarakat didaerah majinal dari kota besar.
2) Dari struktur kelembagaan, ada golongan priyayi, abangan dan
santri, terutama pada masyarakat Jawa.
3) Dari segi tingkatan usia, ada golongan anak-anak, remaja dan
golongan orang tua.
4) Dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang, seniman, buruh
dan pegawai negeri.
5) Dari segi tingkatan sosial ekonomis, ada golongan kaya,
menengah dan miskin.
6) Dari

segi

khusus

ada

masyarakat

tunasusila,

tunawisma,

tunakarya, narapidana dan sebagainya. 34
Sedangkan Muhammad Abduh membagi mad'u menjadi tiga
golongan (hampir sama dengan pembagian diatas),yaitu:
1) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dan dapat
berpikir secara kriktis, cepat menagkap persoalan.

32

2) Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat
berpikir secara kriktis dan mendalam, belum dapat menangkap
pengertian-pengertian yang tinggi.
3) Golongan yang berbeda dengan golongan diatas mereka senang
membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak
sanggup mendalam benar
Disamping

semua

golongan

mad'u

diatas,

ada

lagi

penggolongan yang berdasarkan response mereka. Berdasarkan
response mad'u terhadap dakwah, mereka dapat digolongkan:
1) Golongan simpati aktif, yaitu mad 'u yang menaruh simpati dan
secara aktif memberi dukungan moril dan materil terhadap
kesuksesan dakwah. Mereka juga berusaha mengatasi hal-hakl
yang dianggapnya merintangi jalannya dakwah bahkan mereka
bersedia berkorban segalanya untuk kepentingan Allah.
2) Golongan pasif, yaitu mad'u yang masa bodoh terhadap dakwah,
tidak merintangi dakwah.
3) Golongan antipati, yaitu mad'u yang tidak rela atau tidak suka
akan terlaksananya dakwah. Mereka berusaha dengan berbagai
cara untuk merintangi atau meningggalkan dakwah.
c. Madddah (Materi Dakwah)
Unsur lain selalu ada dalam proses dakwah A1addah atau
materi dakwah. Maddah dakwah adalah masalah isi pesan atau materi
vanQ disamnaikan da'T nada mad'11 Dahm hal ini •nrlah i?lao hahwa

33

yang menjadi madddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Oleh
karena itu, membahas yang menjadi maddah dakwah adalah membahas
ajaran Islam itu sendiri, sebab semua ajaran Islam yang sangat luas itu
bisa dijadikan maddah dakwah Islam. Akan tetapi ajaran Islam yang
dijadikan maddah dakwah itu pada garis besarnya adalah Akidah,
Syari'ah dan Akhlaq.
Pada saat sekarang, materi-materi yang disajikan cenderung
dikaitkan dengan kehidupan kemasyarakatan. Pada dasarnya materimateri tersebut dapat tercemin dalam tiga ha! ha!, yaitu:
1) Bagaimana

ide-ide

mengembangkan

agama

gairah muda

dipaparkan
untuk

sehingga

mengetahui

dapat
hakikat-

hakikatnya melalui partisipasi positif mereka.
2) Sehubungan agama ditunjukan kepada masyarakat luas yang
sedang membangun, khususnya dibidang sosial, ekonomi, dan
budaya.
3) Studi tentang dasar-dasar pokok berbagai agama yang menjadi
sumber pokok sebagai agama yang dapat menjadi alndasan
bersama demi mewujudkan kerjasama antar pemeluk tanpa
mengabaikan identitas masing-masing.
Karena luasnya ajaran Islam maka setiap Da'I harus selalu
berusaha dan terns menerus mempelajari dan menggali ajaran agama
Islam serta mencermati tentang situasi dan kondisi sosial masyarakat,
•ehinPPa materi clakwah clanat cliterima nlf>h nhiek clakwah clP.nPan

34 --

baik. Namun pada dasarnya materi dakwah itu tergantung dengan
dakwab yang hendak dicapai. Materi dakwab sudab tentu prinsipprinsip ajaran itu sendiri mencakup ibdab, syari'ab, dan muamalab
yang meliputi seluruh aspek kehidupan didunia ini.
Karena itu materi dakwah harus dapat menyentuh seluruh
aspek kehidupan manusia, baik yang berkaitan dengan kehidupan atau
dunia materi maupun dunia rohaninya, aka! dan jiwanya. Artinya,
materi dakwah yng disampaikan hams dapa menggugah aspek aka! dan
aspek

emosi

penerimanya

serta

berkaitan

dengan

kebutuhan

jasmaninya. 35
Dari semua materi dakwab yang disampaikan itu hendaknya
janganlab bersifat normativ seperti terdapat dalam Al-Qur'an dan
sunnab, tetapi harus juga bersifat empiris dan operasional. Sehingga
materi dakwah yang disampaikan baik secara kiasan maupun tulisan
tentang permsalahan pemahaman ajaran keagamaan, hendaknya ada
keseimbangan antara dimensi esoteris agar pola kehidupan keagamaan
umat tidak bersifat formalistik dan ritualistik belaka, sehingga terdapat
sikap keselerasan antara sikap batin dan perilaku. Sehingga apa yang
dapat dikatakan materi dakwab itu paling tidak yang harus
diperhatikan oleh seorang da'i.

35

d. Wasilah (Media Dakwah)
Unsur dakwah yang keempat adalah wasilah atau media
dakwah yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi
dakwah (ajaran Islam) kepada mad'u. untuk menyampaikan ajaran
Islam kepada umat, dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah.
Hamzah Ya'kub membagi wasilah dakwah menjdi lima macam yaitu
lisan, tulisan, lukisan, audio visual, akhlak.
Pada dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah
yang

dapat

merangsang

indera-indera

manusia

serta

dapat

menimbulkan perhatian untuk meneri