9
B. Analisa Kondisi Setempat
Terkait analisa lingkungan, terdapat beberapa aspek yang diperhatikan dalam penataan aktivitas kuliner, berikut uraiannya:
a. Analisa Kondisi Jalan Slamet Riyadi Jalan Utama 1
b. Analisa Kondisi Bangunan
c. Analisa Kondisi Pembatas Jalur Hijau
d. Analisa Kondisi Vegetasi
e. Analisa Jalur City Walk
f. Analisa Kondisi Jalan Diponegoro Jalan Utama 2
g. Analisa Kondisi Jalur Lambat
4.2.2 Analisa dan Konsep Ruang
Berdasarkan data jalan pada Dinas Perhubungan, objek perencanaan dan perancangan yang dipilih untuk pelaksanaan Car Free Day CFD adalah kawasan
jalan Slamet Riyadi, yaitu sepanjang 3.47 km. Di sepanjang jalan Slamet Riyadi, di sebelah utara jalan terdapat trotoar, jalur lambat, dan batas taman. Sebelah
selatan jalan terdapat batas taman dan jalur City Walk.
10
Batasan Site Jl. Slamet Riyadi Solo: •
Jalan Slamet Riyadi = bundaran Stasiun Purwosari – bundaran Gladag : Panjang jalan = 3.47 km
Lebar jalan : - trotoar sebelah utara = 2 m
- jalur lambat = 3 m - taman kanan dan kiri jalan = ± 1.5 m
- jalur cepat jalan utama = 14 m - jalur rel kereta api = 2.7 m
- jalur City Walk = 6 m •
Jalan Diponegoro = simpangempat Pasar Pon–simpangtiga Mangkunegaran: Panjang jalan = 2.5 m
Lebar trotoar dari arah selatan ke utara, kanan = 6 m dan kiri 5 m •
Jalan sekitar Jl. Slamet Riyadi : Jl. Muwardi, lebar menyempit = 12 – 10 m
Jl. Wahidin Gendengan, lebar = 10 m Jl. Gatot Subroto selatan Ngarsopuro, lebar = 8 m
• Lokasi Parkir = Stasiun Purwosari, Telkomsel, Diamond, Kota Barat, Jl.
Kalitan, Solo Grand Mall SGM, Jl. Dr. Cipto, Stadion R. Maladi, Jl. Museum, Jl. Dr. Supomo, Jl. Honggowongso, area parkir Beteng, Jl. Kartini,
Jl. Teuku Umar, Jl. Imam Bonjol.
A. Analisa Lay Out Aktivitas
Penataan Aktivitas Kuliner sebelum
11
Penataan Aktivitas Kuliner setelah
● Lay out aktivitas di Jalan Slamet Riyadi
● Lay out aktivitas di Jalan Diponegoro area Ngarsopuro
B. Standar Besaran Ruang
Perhitungan hasil besaran ruang dari kebutuhan masing-masing stand jenis pedagang kuliner, sebagai berikut:
. STAND
ACARA
STAND ACARA
.
12
1. Makanan Berat
● Asumsi 30 org lesehan tempat duduk
30 x 0.65 = 19.5 Flow 20 = 13
∴ Luas = 19.5 + 13 = 32.5 m²
2. Makanan Ringan
● Asumsi 30 org lesehan 30 x 0.65 = 19.5
Flow 20 = 13 ∴ Luas = 19.5 + 13 = 32.5 m²
● Asumsi 20 org tempat duduk 20 x 1.8 = 36
Flow 20 = 7.2 ∴ Luas = 36 + 7.2 = 43.2 m²
3. Minuman Kemasan
● Asumsi 10 org lesehan 10 x 0.65 = 6.5
Flow 20 = 1.3 ∴ Luas = 6.5 + 1.3 = 7.8 m²
● Asumsi 20 org tempat duduk 20 x 1.8 = 36
Flow 20 = 7.2 ∴ Luas = 36 + 7.2 = 43.2 m²
4. Jajanan Siap Saji
● Asumsi 10 org lesehan 10 x 0.65 = 6.5
Flow 20 = 1.3 ∴ Luas = 6.5 + 1.3 = 7.8 m²
● Asumsi 20 org tempat duduk 20 x 1.8 = 36
Flow 20 = 7.2 ∴ Luas = 36 + 7.2 = 43.2 m²
Sumber : Penulis, 2012
4.2.3 Analisa dan Konsep Desain Produk
Hasil analisa dan konsep secara makro, maka kawasan yang dihasilkan adalah dalam bentuk mikro. Terkait area CFD ditinjau dari fasilitas analisisnya
sebagai berikut : a
Sign b
Tempat Sampah c
Sitting Group d
Peparkiran
4.2.4 Analisa dan Konsep Tampilan Arsitektur Exterior
Berdasarkan hasil analisis dari tiap-tiap segmen, memperoleh rekomendasi sebagai berikut:
• Segmen Olahraga: diperlukan style yang mencerminkan aktivitas olahraga. Bahan dari tenda dapat berupa gambar orang berolahraga atau
13
benda yang digunakan sebagai medianya. Contohnya bola, sepeda, dan sebagainya.
• Segmen Edukasi Pendidikan: diperlukan style yang mengajarkan sesuatu. Bahan yang digunakan menggunakan gambar atau icon
pendidikan. Misalnya dengan simbol buku, alat tulis, sekolah, dan sebagainya.
• Segmen Seni dan Budaya: diperlukan style yang mencerminkan aktivitas kesenian, seperti selendang, topeng, patung, hasil karya
seseorang, dan sebagainya. • Segmen Hiburan: diperlukan style yang mencerminkan aktivitas
hiburan. Contohnya, pertunjukkan musik dapat berupa simbol gitar atau mikrofon, permainan anak dapat berupa boneka atau mobil, dan
sebagainya. Kesan yang ditimbulkan seyogyanya menarik dan meriah.
4.2.5 Analisis dan Konsep Struktur dan Utilitas A. Analisis Struktur Desain
Dilihat dari pola perilaku pengunjung, dimana lebih sering melihat-lihat daripada mengunjungi stand, maka stand yang akan didesain berupa Stand
Beratap dan Stand Terbuka. Keterangan :
• Terkait struktur penyangga media, dapat berupa pipa pralon berdiameter 3-5 cm. Dirakit dengan pipa lengkung berdiameter serupa sehingga dapat
digabung hingga membentuk stand seperti diatas. Konsep struktur yang digunakan tentunya knockdown dan moveable, dimana dapat memudahkan
penggunanya. • Media penutup stand, dapat berupa kain atau plastik poster produk yang
dapat digabung dengan kerangka stand.
14
B. Analisis Utilitas Site
Pada taman di jalur City Walk terdapat ground tank dan saluran air hujan. Jalur hijau taman terdapat ground tank di setiap ± 10 m. Kebutuhan pengguna
SCFD dalam hal sanitasi adalah dengan ditambahi desain alternatif yaitu Toilet Portable.
Gambar 4.15 : Toilet Portabel dan Detailnya Sumber: Penyusun, 2012
4.2.6 Analisis dan Konsep Penekanan Arsitektur
Mendesain fasilitas Car Free Day di kawasan Jalan Slamet Riyadi, ditekankan pada fasilitas yang knockdown bongkar-pasang dan moveable
dipindahkan serta berwujud portable. 1.
Sign atau tanda
Gambar 4.16 : Sign di City Walk Sumber: Penyusun, 2012
2. Stand Kuliner
Gambar 4.17 : Lay out Lesehan di Trotoar
Sumber: Penyusun, 2012
15
Gambar 4.18 : Lay out Tempat Duduk di Jalur City Walk
Sumber: Penyusun, 2012
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
● Mendesain fasilitas Car Free Day di kawasan Jalan Slamet Riyadi, ditekankan pada fasilitas yang knockdown bongkar-pasang dan moveable
dipindahkan serta berwujud portable. • Terkait pelengkap stand agar memudahkan pengunjung untuk memperoleh
informasi, diperlukan Portable Pamflet Display. Display tersebut berkonsep knockdown dan moveable dimana dapat memudahkan penggunanya.
• Terkait pembatas area kegiatan diperlukan traffic cone, agar aktivitas yang berlangsung tidak tercampur dengan stand lainnya.
5.2 Saran
• Pengunjung dapat menggunakan fasilitas yang ada di area SCFD untuk menyalurkan aspirasinya terhadap program acara tersebut.
● Ciptakan suasana yang menyenangkan dimana dapat menarik pengunjung dan dapat menjadi peluang berwirausaha.
16
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Edy. 2005. Analisa Ruang Publik Arsitektur Kota. Semarang: Universitas Diponegoro.
Darmawan, Edy dan Ariko Ratnatami. 2005. Bentuk Makna Ekspresi Arsitektur Kota Dalam Suatu Kajian Penelitian. Semarang: Universitas Diponegoro.
Budihardjo, Eko dan Sudanti Hardjohubojo. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan. Bandung: Alumni.
Yunus, Hadi Sabari. 2000. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sasongko. 1986. Pengantar Perencanaan Kota. Jakarta: Erlangga. Lauren, Joyce Marcella. 2004. 2004. Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta:
Gramedia. Wunas, Shirly. 2011. Kota Humanis Integrasi Guna Lahan dan Transportasi di
Wilayah Suburban. Surabaya: Brilian Internasional. Gallion, Arthur B. dan Simon Eisner. 1994. Pengantar Perencanaan Kota.
Jakarta: Erlangga. Catanese, Anthony J dan James C. Snyder. 1996. Perencanaan Kota. Jakarta:
Erlangga. http:www.sragenpos.com2012klatencar-free-day-warga-klaten-antusias-
sambut-cfd-181935, Diakses hari Selasa, tanggal 15 Mei 2012, pukul 16.30 WIB.
http:www.sragenpos.com2012solocar-free-day-sajian-kuliner-tradisional-nan- inovatif-dari-aspartan-manjakan-pengunjung-185437, Diakses hari Selasa,
tanggal 15 Mei 2012, pukul 16.30 WIB. http:dishub-surakarta.compage21469solo-car-free-day.html, Diakses hari
Selasa, tanggal 15 Mei 2012, pukul 16.30 WIB. CAR FREE DAY: Berburu yang Enak di Car Free DayAhmad Hartanto. 2012.
http:www.harianjogja.com2012lifestylekulinercar-free-day-berburu- yang-enak-di-car-free-day-176687, Diakses hari Selasa, tanggal 15 Mei
2012, pukul 16.30 WIB.