commit to user
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekstraksi
Ekstrak adalah produk tanaman obat yang dibuat dengan jalan menyari sebagian atau seluruh bagian tanaman obat yang sebelumnya dilarutkan dalam
cairan alkohol. Hasil penyarian tersebut kemudian diuapkan sehingga diperoleh cairan kental Yuli, 1997
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
Simplisia yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-lain.
Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam
golongan minyak
atsiri, alkaloid,
flavonoid dan
lain-lain Anoim, 2000.
Hal-hal yang sangat mempengaruhi lama waktu proses ekstraksi antar lain:
1. Kapasitas produk mesin 2. Jenis bahan baku herbal
3. Kandungan zat aktif bahan herbal 4. Pelarut yang dipakai yang sesuai dengan kandungan zat aktif
Hasil akhir yang diperoleh pada proses ekstraksi adalah: ekstrak kental liquid kental yang mengandung senyawa kandungan yang diinginkan dari
bahan baku tanaman tanpa adanya ampas tanaman. Hasil ekstrak liquid kental di atas dapat dilanjutkan ke proses lebih lanjut, seperti berikut ini :
1. Dibuat ekstrak powder kapsul ekstrak 2. Ekstrak granul instant
3. Ekstrak powder instant untuk minuman 4. Kaplet ekstrak
Anonim, 2011
c
4
commit to user
B. Tanaman Kumis Kucing
Tanaman kumis kucing atau Orthosiphon sramineus Benth. adalah termasuk familia Libiatae, tempat pertumbuhannya di beberapa daerah di
Tanah Air kita, suka sekali akan keadaan yang agak basah. Daun-daunnya berkhasiat obat, pengumpulan daun biasanya dilakukan
ketika tanaman ini berbunga, daun-daun ini berbau aromatic, lemah, rasanya kalau diperhatikan benar agak asin, agak pahit dan sepet. Uraian makroskopik:
1. Daunnya berwarna hijau, merupakan daun tunggal, bertangkai, berbentuk bulat telur, ada pula yang belah ketupat memanjang seperti lidah tombak.
2. Keadaan daun agak rapuh, panjang 4cm-12cm, lebar 5cm-8cm, 3. Tepi-tepinya bergerigi kasar tidak beraturan, ujung daun dan pangkalnya
meruncing, 4. Tepi daun dan tulang daun berbulu, warna tulang daun ini hijau, tetapi ada
pula yang keunguan. G. Kartasapoetra, 1992.
Daun kumis kucing berkhasiat sebagai peluruh air seni deuretik, radang kandung kemih, ginjal, dan untuk obat rematik. Senyawa kimia yang
terdapat dalam daun kumis, antara lain garam kalium dan senyawa saponin Rusli dan Nasution, 1979. Akhir-akhir ini dilaporkan oleh Flachsman 1985
bahwa kandungan utama yang paling stabil dalam daun kumis kucing ialah sinesetin. Sedang menurut Sumaryono 1990, komponen yang terdapat dalam
daun kumis kucing hasil ekstraksi dalam methanol dan air ialah 9 plafon- plafon lipofilik, di antaranya sinensetin, 2 flavonol glikosida dan 9 turunan
dari asam kaffeik. Yuli, 1997. Sinonim
:Orthosiphon stamineus Benth.;O grandiflorus BId. Klasifikasi
:Spermathophyta Sub Divisio
:Angiospermae Kelas
:Dicotyledonae
commit to user
Bangsa :Tubiflorae
Suku :Labiatae
Marga :Orthosipon
Jenis :Orthosipon spicatus B.B.S.
Nama umumdagang :Kumis Kucing
Nama Daerah :
Sumatera :Kumis Kucing melayu
Jawa :Kumis Kucing sunda Remujung Jawa Tengah
Deskripsi Habitus
:Semak, tahunan, tinggi 50-150cm Batang
:Berkayu, segi empat, beruas, bercabang, coklat kehijauan.
Daun :Tunggal, bulat telur, panjang 7-10cm, lebar 8-
50cm, tepi bergerigi, ujung dan pangkal runcing, tipis, hijau.
Bunga :Majemuk, bentuk malai, di ujung ranting dan
cabang, kelopak berlekatan, ujung terbagi empat, hijau, benang sari empat, kepala sari ungu, putik
satu, putih, mahkota bentik bibir, putih. Buah
:Kotak, bulat telur, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji :Kecil, masih muda hijau setelah tua hitam
Akar :Tunggang, putih kotor.
Daun orthosiphon spicatus berkhasiat sebagai peluru air seni, obat batu ginjal, obat kencing manis, obat tekanan darah tinggi, dan obat untuk peluruh
commit to user
seni. Kandungan kimia orthosipon spicatus mengandung alkaloid, saponin, flavonoida, dan polifenol Hutapea, 1993.
C. Maserasi