Pengelolaan Keuangan Daerah Pengelolaan Pengeluaran daerah

periode terhadap periode-periode sebelumnya, sehingga dapat diketahui bagaimana kecenderungan yang terjadi. Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil judul yaitu “ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN 2009-2011”. B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengelolaan Keuangan Daerah

Menurut UU No. 32 tahun 2004 pasal 157 dan UU NMo. 33 Tahun 2004 pasal 6 serta PP No. 64 tahun 2000, sumber-sumber penerimaan daerah adalah sebagai berikut: a. Pendapatan Asli Daerah Penerimaan sendiri yang diperoleh daerah dari sumber-sumber wilayah sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah antara lain: 1 Hasil Pajak Daerah 2 Hasil Retribusi 3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, antara lain: aset daerah. b. Dana Perimbangan Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari penerimaan anggaran pendapatan belanja daerah APBD yang dialokasikan pada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Adapun pos-pos dana perimbangan tersebut antara lain: 1 Bagian daerah dari penerimaan pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, dan penerimaan sumber daya alam seperti: kehutanan, perikanan, pertambangan, minyak dan gas. 2 Dana alokasi Umum DAU 3 Dana Alokasi Khusus DAK

2. Pengelolaan Pengeluaran daerah

Menurut peraturan mentri dalam negeri No. 59 tahun 2007, belanja daerah terdiri dari belanja urusan wajib dan belanja urusan pilihan. a. Belanja urusan wajib meliputi: 1 Pendidikan; 2 Kesehatan; 3 Pekerjaan umum; 4 Perumahan rakyat; 5 Penataan ruang; 6 Perencanaan pembangunan; 7 Perhubungan; 8 Lingkungan hidup; 9 Pertanahan; 10 Kependudukan dan catatan sipil; 11 Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; 12 Keluarga berencana dan keluarga sejahtera; 13 Sosial; 14 Ketenagakerjaan; 15 Koperasi dan usaha kecil dan menengah; 16 Penanaman modal; 17 Kebudayaan; 18 Kepemudaan dan olahraga; 19 Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; 20 Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrsi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian; 21 Ketahanan pangan; 22 Pemberdayaan masyarakat dan desa; 23 Statistik; 24 Kearsipan; 25 Komunikasi dan informatika;dan 26 Perpustakaan. b. Belanja Urusan Pilihan, meliputi: 1 Pertanian; 2 Kehutanan; 3 Energi dan sumber daya mineral; 4 Pariwisata; 5 Kelautan dan perikanan; 6 Perdagangan; 7 Industri;dan 8 Ketransmigrasian. Menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006, mengklasifikasikan belanja daerah menjadi belanja langsung dan tidak langsung. a. Belanja Tidak Langsung Merupakan jenis belanja yang diukur dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari suatu program dan kegiatan, meliputi: 1 Belanja pegawai 2 Belanja bunga 3 Belanja subsidi 4 Belanja hibah 5 Belanja bantuan sosial 6 Belanja bagi hasil 7 Bantuan keuangan 8 Belanja tak terduga b. Belanja Langsung Belanja langsung merupakan jenis belanja yang dapat diukur dengan hasil dari suatu program dan kegiatan yang dianggarkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut, meliputi: 1 Belanja pegawai 2 Belanja barang dan jasa 3 Belanja modal

3. APBD