BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Infeksi merupakan suatu masalah kesehatan yang serius, data WHO menyebutkan 43 juta dari 58 juta penduduk dunia menigggal akibat penyakit ini
Gannon, 2000. Infeksi disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogen yang masuk ke dalam bagian tubuh melalui lingkungan yang dapat mengganggu
aktivitas biologis Gibson,1996. Dalam suatu pengkajian statistika dilaporkan infeksi disebabkan oleh bakteri patogen diantaranya Stapylococcus aureus dan
Bacillus subtilis yang merupakan bakteri penyebab infeksi oportunistik pada luka operasi Oksad et al.,2011. Salah satu rumah sakit di Jerman menyebutkan
sekitar 37,2 pasien adalah penderita infeksi Staphylococcus aureus yang merupakan bakteri Gram positif penyebab infeksi kulit yaitu septikemia dan
endokarditis Kraus dan Peschel, 2008 . Kelapa sawit merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh baik terutama di
kawasan Afrika, Asia dan Amerika Latin Setyamindjaja, 1991. Hampir setiap bagian tanamannya memiliki manfaat yang dapat digunakan untuk pengobatan.
Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa buah kelapa sawit dapat digunakan untuk mengobati penyakit kulit dan juga sebagai antidotum, biji buah digunakan
sebagai antikejang pada demam Chong et al., 2008. Selain itu hasil olahannya yang berupa minyak kelapa sawit memiliki aktivitas antikanker, pereda nyeri
kepala, diuretik dan rematik Sasidharan et al., 2009. Penelitian lain menyebutkan bahwa ekstrak metanol daun kelapa sawit memiliki beberapa
aktivitas diantaranya adalah antihipertensi dan kardiovaskuler Jaffri et al., 2010, hepatoprotektor, antioksidant Sasidharan et al., 2009, dan meningkatkan
produksi estrogen Namvar et al., 2009. Dalam berbagai kalangan masyarakat, salah satunya di Afrika Selatan perasan daun kelapa sawit digunakan untuk
mengobati luka infeksi pada kulit.
1
Menurut penelitian yang dilakukan Vijayarathna 2012 ekstrak metanol daun kelapa sawit memiliki aktivitas antibakteri dan antifungi yang ditunjukkan
dengan adanya zona hambat pada beberapa bakteri seperti Bacillus subtilis dengan konsentrasi hambat minimum atau KHM sebesar 12,5 mgml, Escherichia coli
12,5 mgml, Pseudomonas aeruginosa 6,25 mgml, Staphylococcus aureus 6,25 mgml, Salmonella typhi 6,25 mgml, Klebsiella pneumonia 50 mgml, Proteus
mirabilis 50mgml, dan Candida albicans 6,25 mgml Sasidharan et al., 2010. Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian tentang aktivitas antibakteri
ekstrak daun kelapa sawit dengan pelarut yang berbeda yaitu etanol dan dilakukan fraksinasi dengan berbagai pelarut seperti n-heksan, kloroform, etil asetat, dan
etanol-air ekstrak tersebut kemudian diuji aktivitas antibakterinya terhadap Stapylococcus aureus dan Bacillus subtilis.
B. Perumusan Masalah