terbentuk dua baris duri yang tajam dan keras dikedua sisinya. Anak daun tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun, yang dibatasi oleh suatu lidi yang
berfungsi sebagai tulang daun, bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, dan bunga betina agak bulat, buahnya tersusun dari kulit buah yang licin dan keras
epicarp, daging buah mesocarp dari susunan serabut yang mengandung minyak, kulit biji endocarp atau tempurung yang berwarna hitam dan keras,
daging biji endosperm yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta lembaga embryo, buah yang sangat muda berwarna hijau pucat. Semakin tua
warnanya berubah menjadi hijau kehitaman, kemudian menjadi kuning muda, dan setelah matang menjadi merah kuning Sundram et al., 2003
c. Kandungan kimia
Daun kelapa sawit mengandung beberapa komponen kimia. Penelitian Sasidharan 2010 menyebutkan ekstrak metanol daun kelapa sawit memiliki
kandungan senyawa yaitu tannin, saponin, alkaloid, steroid, dan terpenoid, luteolin dan chyrisiol Nyanayo et al., 2010.
d. Penggunaan tumbuhan
Perasan daun kelapa sawit digunakan untuk mengobati luka infeksi pada kulit Sasidharan et al., 2009, kulit buahnya dapat digunakan sebagai antidote dan
serbuk akarnya digunakan untuk mengobati gonorrhea, menoragi dan bonkitis Chong, et,al.,2008
2. Flavonoid
Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder yang dihasilkan oleh beberapa bagian tanaman seperti pada daun, akar, batang, kulit, bunga dan biji
Sriningsih, et al., 2013. Salah satu flavonoid yang terdapat dalam daun kelapa sawit adalah apigenin dan luteolin Tahir, et al., 2012.
a. Luteolin
Luteolin adalah salah satu flavonoid yang terdapat dalam tanaman divisi magnoliophyta, Briophyta, Pterodophyta dan Pinophyta Ozarowski, et al., 2012.
Dalam tanaman luteolin berada dalam bentuk glikosida, seperti 8-C-glukosida orientin, 6-C-glukosida isoorientin atau 7-O-glukosida Ozarowski, et al.,
2012. Daun kelapa sawit adalah salah satu tanaman tropis divisi magnoliphyta
Setyamidjaja, 1999. Berdasarkan penelitin Tahir, et al., 2012 luteolin yang terdapat didalam daun kelapa sawit berada dalam bentuk 6-C-glukosida
isoorientin dan 8-C-glukosida orientin. Luteolin merupakan salah satu dari flavonoid yang memiliki kepolaran yang rendah Andersen dan Markham, 2006
yang mudah larut dalam pelarut semi polar seperti dietil eter, diklorometan dan etil asetat Ferreira, O Pinho, P, 2012.
Dalam penelitian Ozarowski, et al., 2012 luteolin memiliki potensi dalam mencegah dan mengobati berbagai penyakit seperti anti inflamasi, antioksidan dan
antikanker. Penelitian lain menyebutkan adanya kemampuan luteolin sebagai antibakteri yang mampu menghambat pertumbuhan MRSA Methycillin-Resistent
Staphylococcus aureus Tahir, et al., 2012..
3. Staphylococcus aureus
a. Taksonomi dan klasifikasi bakteri
Klasifikasi Staphylococcus aureus sebagai berikut : Divisi
: Protophyta Sub Divisi
: Schizomycetae Kelas
: Schizomycetes
Ordo :
Eubakteriales Famili
: Mikrococcaceae Genus
: Staphylococcus Spesies :
Staphylococcus aureus Salle, 1961. Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram positif yang berbentuk seperti
bola baik tunggal maupun berpasangan dengan diameter 0,5 sampai 1,5 µm
Pelczar dan Chan, 1988. Pada temperatur 37 C° bakteri ini dapat tumbuh baik dengan kondisi mikroaerofilik maupun aerobic Jawetz dan Adelberg, 1991.
4. Bacillus subtilis