Joko Yuwono, 2013 Konseling Bagi Ibu Yang Memiliki Anak Autistik Melalui Pendekatan Koloaboratif
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
ibu mengalami masa krisis dalam menghadapi anak autistik. Selain itu, masa anak usia dini merupakan masa yang paling efektif untuk meningkatkan perkembangan
anak autistik. 4 ibu yang memiliki anak autistik anak pertama dan atau kedua diasumsikan mereka belum memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam
mengasuhmenghadapi anak, apalagi anak autistik. 5 ibu dari anak autistik yang tidak bekerja ibu rumah tangga.
Selanjutnya, untuk informan kedua yang dapat memberikan informasi tambahan tentang gambaran perilaku ibu terhadap anak autistik dan perkembangan
anak autistik diambil dari terapis dimana anak autistik belajar. Berikut daftar informan kedua dalam penelitian ini.
Tabel 3.5. Tabel Informan Terapis
NO NAMA
LULUSAN TEMPAT
BEKERJA JABATAN
1. BS
D3 OT EFT
Penanggungjawab program anak 2.
NR S1, PLB
AL IKH Penanggungjawab program anak
3. RR
SI PLB AC
Penanggungjawab program anak
2. Teknik dan Instrumen Penelitian
a Teknik Wawancara Semi Terstruktur
Teknik yang digunakan dalam penelitian tahap kedua ini adalah wawancara semi terstruktur. Yang dimaksud dengan teknik wawancara semi terstruktur adalah
pewawancara telah menyiapkan topik dan daftar pertanyaan sebagai pemandu wawancara sebelum aktivitas wawancara dilakukan. Pewawancara terus menelusuri
topik yang diharapkan melalui jawaban yang diberikan partisipan. Jadi peneliti tidak
Joko Yuwono, 2013 Konseling Bagi Ibu Yang Memiliki Anak Autistik Melalui Pendekatan Koloaboratif
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
harus memberikan pertanyaan sesuai daftar pertanyaan yang terdapat pada panduan wawancara. Sarosa, 2012. Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan
wawancara maka dilakukan ujicoba wawancara untuk mengetahui tingkat kesulitan dan tingkat pemahaman informan terhadap pertanyaan yang diberikan. panduan
wawancara terlampir Teknik wawancara semi terstruktur dilaksanakan dengan menggunakan
panduan wawancara. Peneliti sesegera mungkin menulis hasil wawancara dan selanjutnya mengkonfirmasikan hasil wawancara dengan informan sehingga dapat
memberikan tambahan dan koreksi. Kvale, 1996. Di bawah ini adalah tabel kisi-kisi penggunaan teknik wawancara tentang perilaku ibu terhadap anak autistik.
Tabel 3.6. Kisi-Kisi Panduan Wawancara Tentang Perilaku Ibu Terhadap Anak Autistik
No Aspek Ruang Lingkup
Instrumen Informan
1. Latar belakang ibu
Pendidikan Keluarga
Pedoman Ibu Ibu
2. Pemahaman ibu tentang
anak autistik Pengertian
anak autistik
Pemahaman tentang perkembangan anak
autistik Manajemen
penanganan anak
autistik
Joko Yuwono, 2013 Konseling Bagi Ibu Yang Memiliki Anak Autistik Melalui Pendekatan Koloaboratif
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Selain hal tersebut di atas, untuk mempermudah dan memfokuskan topik dalam melakukan wawancara, peneliti memberikan checklist terlebih dahulu kepada
ibu yang memiliki anak autistik dimana checklist berisikan daftar pertanyaan untuk memperoleh gambaran perilaku ibu terhadap anak autistik. Berdasarkan hasil tersebut
peneliti mengorganisir topik wawancara berdasarkan berbagai masalah yang dihadapi ibu yang memiliki anak autistik.
Untuk mengungkap perilaku ibu terhadap anak autistik peneliti mengembangkan kisi-kisi berdasarkan kerangka teori tentang perilaku yang
menjelaskan bahwa perilaku adalah respon atau reaksi individu terhadap
3. Permasalahan
dan hambatan yang di hadapi
ibu terhadap keluarga dan anak autistik
Dukunganketerliba tan keluarga lain
Hubungan ibu
dengan terapis Pemahaman cara
menangani anak
autistik Informasi tentang
anak autistik Emosionalperasaan
ibu terhadap anak autistik
Keterlibatan ibu
dalam menanga-ni anak autistik.
wawancara
Joko Yuwono, 2013 Konseling Bagi Ibu Yang Memiliki Anak Autistik Melalui Pendekatan Koloaboratif
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
stimulusrangsangan dari luarlingkungan baik benda maupun kejadiansituasi. Bentuk respon atau reaksi individu dapat berupa kegiatan, tindakan ataupun aktifitas
nyata seperti berjalan, makan, memukul, menjewer, menangis, jengkel, bingung, menolong, marah dan sebagainya. Mengacu pendapat tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku ibu terhadap anak autistik adalah reaksi atau respon ibu terhadap kehadiran anak autistik dalam keluarga yang berupa
perlakuan atau tindakan terhadap anak autistik. Perilaku ibu terhadap anak autistik dibatasi pada tiga perilaku yakni reaksi emosiperasaan ibu terhadap anak autistik,
partisipasi dalam membantu perkembangan anak autistik dan perlakuan secara fisik ibu terhadap anak autistik. Dari tiga hal inilah peneliti mengembangkan instrumen
berupa check list untuk mengungkap perilaku ibu terhadap anak autistik dan panduan wawancara. checklist terlampir.
Adapun kisi-kisi perilaku ibu terhadap anak autistik dipaparkan dalam tabel di
bawah ini. Tabel 3.7. Kisi-Kisi Perilaku Ibu Terhadap Anak Autsitik
Variabel Subvariabel
Indikator
Partisipasiketerlibatan Ibu dalam proses penanganan
anak autistik Keterlibatan Ibu
Bermain dengan anak Memberi terapi anak
Mengatur kegiatan terapi Mengatur makanan anak
Mengisi waktu luang Pertemuan dengan para terapis
Membuat jadwal kegiatan anak Pendampingan anak
Perasaan sedih Mengeluh terhadap keadaan
anak
Joko Yuwono, 2013 Konseling Bagi Ibu Yang Memiliki Anak Autistik Melalui Pendekatan Koloaboratif
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Perilaku Ibu
terhadap Anak
Autistik Emosi ibu terhadap anak
autistik Seringkali berbicara kasar
Penerimaan terhadap anak Perasaan Malu
Persaaan kesal Mudah marah saat bersama
anak Mudah tertekanstress
Kecemasan
terhadap masa
depan anak Perlakuan fisik terhadap
anak autistik Memukul anak
Mencubit anak Mengunci anak
Menakuti anak dengan sesuatu Menjewermenyentil telinga
Menarik tangan anak
b Observasi
Untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan perkembangan anak autistik, peneliti menggunakan teknik observasi partisipan. Teknik observasi partisipan adalah
observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan melibatkan diri dalam proses terapi. Peneliti berperan sebagai terapis dan atau asisten guna melihat langsung dan mencatat
perkembangan anak autistik. Yang dimaksud dengan terapis adalah individu yang memberikan materi kepada anak autistik seperti guru dan siswa. Sedang asisten
terapis adalah peneliti berperan membantu kegiatan terapi yang dilakukan oleh terapis anak autistik itu sendiri. Dalam proses observasi ini, peneliti tetap ditemani terapis
dimana anak autistik tersebut belajar. Hal ini dilakukan karena anak autistik tidak mudah untuk berganti-ganti terapis dalam waktu yang sangat singkat. kesulitan
beradaptasi dengan orang baru. Dalam proses observasi ini, peneliti membuat checklist yang berisikan
perkembangan anak autistik usia dini dan melakukan pencatatan secara
Joko Yuwono, 2013 Konseling Bagi Ibu Yang Memiliki Anak Autistik Melalui Pendekatan Koloaboratif
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
diskriptifkualitatif. Catatan kualitatif sangat berguna untuk menggambarkan keadaan seacara konkrit. Untuk memudahkan informasi perkembangan anak autistik yang
dibutuhkan maka dibuatlah kisi-kisi perkembangan anak autistik berdasarkan ciri-ciri anak autistik yakni aspek kognitif, komunikasi dan bahasa serta perilakuTriad
Impairment Wing’s. Yuwono, 2010. Kemampuan anak juga ditambahkan aspek kognitif pada kemampuan komunikasi dan bahasa. Berikut di bawah ini tabel kisi-kisi
perkembangan anak autistik.
Tabel 3.8. Tabel Kisi-Kisi Perkembangan Anak Autistik
ASPEK PERKEMBANGAN
SUB-ASPEK PERKEMBANGAN
INDIKATOR
Perilaku
Acuh tak acuh. Perilaku tak terarah ; mondar-mandir, lari-
lari, manjat-manjat, berputar-putar, lompat- lompat dsb.
Kelekatan terhadap benda tertentu. Perilaku tak terarah.
Rigid routine. Tantrum.
Obsessive-Compulsive Behavior. Terpukau terhadap benda yang berputar atau
benda yang bergerak.
Joko Yuwono, 2013 Konseling Bagi Ibu Yang Memiliki Anak Autistik Melalui Pendekatan Koloaboratif
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Gangguan Perkembangan Anak
Autistik Interaksi Sosial
Tidak mau menatap mata.
Dipanggil tidak menoleh.
Tak mau bermain dengan teman
sebayanya.
Asyikbermain dengan
dirinya sendiri.
Tidak ada empati dalam lingkungan
sosial
Komunikasi dan
bahasakognitif
Terlambat bicara. Tak ada usaha untuk berkomunikasi secara
non verbal dengan bahasa tubuh. Meracau dengan bahasa yang tak dapat
dipahami.
Membeo echolalia. Tak memahami pembicaraan orang lain.
c Dokumen Perkembangan Anak Autistik
Konseling kolaboratif bagi ibu yang memiliki anak autistik dilakukan dengan tujuan untuk mengubah perilaku ibu yang kurang baik menjadi lebih baik. Dengan
perubahan perilaku ibu yang semakin baik diharapkan diikuti dengan perkembangan anak autistik yang semakin baik pula. Perilaku ibu yang baik diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap perkembangan anak karena setidaknya ibu lebih memahami anak, mengerti cara merespon perilaku anak hingga bagaimana cara
menangani dengan baik dan benar. Oleh karena itu, untuk mengungkap level perkembangan anak autistik yang meliputi aspek perkembangan perilaku, interaksi
sosial, komunikasi dan bahasa, maka peneliti mengumpulkan dokumen yang berupa laporan perkembangan anak autistik. dokumen catatan perkembangan anak
terlampir.
Joko Yuwono, 2013 Konseling Bagi Ibu Yang Memiliki Anak Autistik Melalui Pendekatan Koloaboratif
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3. Teknik Analisis Data