Identifikasi Masalah Batasan Masalah

écrits et, dans le meilleur des cas, vivre de sa plume ; il ne dépend plus seulement de la générosité des mécènes. “ Kata littérature dalam pengertian modern pada abad XVIII dan mengacu pada teks-teks yang memiliki dimensi estetika. Pada saat yang sama sebuah fakta sosial baru : penulis dapat menjual tulisan-tulisannya dan dalam kasus terbaik, hidup dari pena; dia tidak semata-mata hanya tergantung pada kemurahan hati pelanggan. ” Dalam kutipan di atas, sastra digambarkan sebagai sesuatu yang memiliki dimensi estetik dan memiliki nilai apresiasi yang tinggi. Fananie 2003:4 mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk tulisan pada umumnya yang tidak mengandung unsur estetika bahasa, estetika isi, imajinasi tidak dapat dikategorikan sebagai karya sastra. Dengan demikian, referensi makna yang didasarkan pada referensi harfiah dari pengertian sastra tidak dapat dipakai sebagai perwujudan pengertian sastra itu sendiri. Secara mendasar, suatu teks sastra setidaknya harus mengandung tiga aspek utama yaitu, décore memberikan sesuatu kepada pembaca, délectare memberikan kenikmatan melalui unsur estetik, dan movere mampu mengerakkan kreativitas pembaca. Jadi sastra adalah sesuatu yang memberi kenikmatan dan kreativitas kepada pembaca. Dari sekian bentuk karya sastra seperti esai, puisi, roman, cerita pendek, drama, roman-lah yang paling banyak dibaca oleh para pembaca. Menurut van Leeuwen Jassin via Nurgiyantoro, 2013: 18 roman berarti cerita prosa yang melukiskan pengalaman-pengalaman batin dari beberapa orang yang berhubungan satu dengan yang lain dalam suatu keadaan. Hal ini roman memfokuskan kisah tokohnya dari lahir sampai meninggal dan melukiskan kehidupan tokoh serta lingkungan sekitarnya. Wolf via Tarigan, 1985:164 menyatakan istilah roman atau novel adalah terutama sekali sebuah eksplorasi atau suatu kronik penghidupan, merenungkan dan melukiskan dalam bentuk yang tertentu, pengaruh, ikatan, hasil, kehancuran atau tercapainya gerak-gerik manusia. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa roman adalah karya sastra yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya. Karya sastra tersebut menceritakan berbagai permasalahan dari beberapa orang yang berhubungan satu dengan yang lain dalam suatu keadaan tertentu.

B. Analisis Unsur-unsur Intrinsik dalam Roman

Unsur-unsur pembangun sebuah roman dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur inilah yang sering banyak disebut para kritikus dalam rangka mengkaji atau membicarakan roman atau karya sastra pada umumnya. Unsur intrinsik intrinsic adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan suatu teks hadir sebagai teks sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah roman adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Kepaduan antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah roman berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita pembaca, unsur-unsur cerita inilah yang akan dijumpai saat membaca sebuah roman.