Laporan Tugas Akhir
11
Bab 2 Landasan Teori
minimum yang ditetapkan, daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1,0 sampai 1,5 kg cm
2
. Daerah yang makin lebar biasanya baik bagi pompa karena memberikan waktu lebih lama untuk
berhenti, tetapi seringkali menimbulkan efek yang negatif pada peralatan plambing. Dalam sistem ini udara yang terkompresi akan
menekan air ke dalam sistem distribusi dan setelah berulang kali diperlukan tangki tekan yang besar. Untuk mengatasi hal ini maka
tekanan awal udara dalam tangki dibuat lebih besar dari tekanan atmosfer dengan mem asukkan udara kempa ke dalam tangki.
Kelebihan sistem tangki tekan yaitu :
1.
Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan tangki atap.
2.
Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama pompa-pompa lainya.
3.
Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas menara.
Sedangkan kekurangannya yaitu :
1.
Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kgcm
2
sangat besar dibandingkan dengan sistem tangki atap yang hampir tidak ada
fluktuasinya. Fluktuasi yang besar ini dapat menimbulkan fluktuasi aliran air yang cukup berarti pada alat plambing, dan pada
alat pemanas gas dapat menghasilkan air dengan temperatur yang berubah-ubah.
2.
Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap beberapa hari sekali harus ditam bahkan udara kempa dengan
kompresor atau dengan menguras seluruh air dalam tangki tekan.
commit to user
Laporan Tugas Akhir
12
B ab 2 Landasan Teori
3.
Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai suatu sistem pengaturan otom atik pompa penyediaan air saja dan bukan
sebagai sistem penyimpanan air seperti tangki atap.
4.
Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif
Sumber :
www.ilmutekniksipil.com
Gambar 2.4 Sistem Tangki Atap 2.1.2.3
Yang dipasang pada alat plambing 1.
Perangkap jenis “P”, berbentuk menyerupai huruf “P” dan banyak digunakan. Perangkap jenis ini dapat diandalkan dan sangat stabil
kalau dipasang pipa ven. Perangkap jenis “P” biasanya dipasang pada kloset,
lavatory
, dan lain-lain
.
2. Perangkap jenis “S”, berbentuk menyerupai huruf “S” dan seringkali
menimbulkan kesulitan akibat efek siphon, biasanya dipasang pada lavatory. Gambar 2.4 perangkap jenis P dan perangkap jenis S:
Atap
Lantai 3
Lantai 2
Lantai 1
Meteran air
Katup penutup
Bak cuci tangan
Katup gelontor
Muka tanah
Kompresor Tangki
Tekan Pompa
Basement Tangki air
bawah
Katup pelampung
Peluap
commit to user
Laporan Tugas Akhir
13
B ab 2 Landasan Teori
Sumber :
Soufya n M. Noerba mba ng dan Ta keo Morimura , 2000
Gambar 2.5 Perangkap Udara Jenis P dan S. 3
Yang dipasang pada pipa pembuangan 1.
Perangkap jenis “U”, berbentuk menyerupai huruf “U” dan dipasang pada pipa pembuangan mendatar, umumnya untuk pembuangan air
hujan. Kelemahan jenis ini adalah memberikan tambahan tahanan terhadap aliran. Perangkap jenis ini biasanya dipasang pada peturasan,
pada pipa pembuangan air hujan di dalam tanah. 2.
Perangkap jenis “tabung”, mempunyai sekat berbentuk “tabung”, sehingga mengandung air lebih banyak dibandingkan jenis-jenis
lainnya sehingga air penutup tidak mudah hilang, biasanya dipasang pada
floor dra in
dan bak cuci dapur
Soufya n M. Noerbamba ng da n Ta keo Mor imura , 2000.
commit to user
Laporan Tugas Akhir
14
B ab 2 Landasan Teori
Sumber :
Soufya n M. Noerba mba ng dan Ta keo Morimura , 2000
Gambar 2.6 Perangkap Udara Jenis U dan Tabung
4 Alat Plambing
Definisi alat plambing
Istilah “alat plambing” digunakan untuk semua peralatan yang dipasang didalam ataupun di luar gedung, untuk menyediakan air memasukan air
panas atau air dingin, dan untuk menerima mengeluarkan air buangan, atau secara singkat dapat dikatakan semua peralatan yang dipasang pada :
Bahan yang dianjurkan sebagai alat plambing harus memenuhi syarat- syarat berikut :
1. Tidak menyerap air atau, sedikit sekali 2. Mudah dibersihkan
3. Tidak berkarat dan tidak mudah aus 4. Relatif mudah dibuat
5. Mudah dipasang
Peralatan Saniter
Peralatan saniter pada gedung ini yang hanya menggunakan air bersih adalah bak cuci tangan, janitor, bak cuci piring
pantry
, dan pancuran
commit to user
Laporan Tugas Akhir
15
B ab 2 Landasan Teori
mandi, peralatan saniter umumnya dibuat dari bahan porselen atau keramik. Bahan ini sangat popular karena biaya pembuatannya cukup
murah, dan ditinjau dari segi sanitasi sangat baik. Bahan lain yang cukup banyak digunakan di Indonesia adalah “teraso”, walaupun untuk
membersihkan lebih sulit dari pada bahan porselen. Beberapa jenis peralatan saniter yang menggunakan air bersih pada gedung ini, sebagai
berikut : 1. Bak cuci tangan
Pada gedung ini, bak cuci tangan meliputi bak cuci tangan kecil dan bak cuci tangan. Bak cuci tangan kecil ialah tempat untuk menyuci tangan
wastafel, sedangkan bak cuci tangan pada gedung ini ialah tempat yang digunakan untuk mengambil air berwudhu, dimana pemakaian air
bersih pada bak cuci tangan ini terlalu banyak.
Sumber :
repository.gunada rma.a c.id
Gambar 2.7 Contoh Bak Cuci Tangan 2.
Wa stafel
Tempat untuk mencuci tangan. Biasanya berada di dekat ruang makan, didapur atau didalam kamar mandi baik pribadi maupun umum.
commit to user
Laporan Tugas Akhir
16
B ab 2 Landasan Teori
Sumber :
ba mba ng pr ia nton o.multiply.co m
Gambar 2.8 Contoh
Wa sta fel
3. Janitor
Janitor adalah tempat pencucian pembersihan kain pel dan biasanya juga dipakai untuk menyuci pakaian
laundry
, tapi pada gedung ini janitor hanya digunakan untuk tempat pencucian kain pel saja
Sumber :
repository.gunada rma .ac.id
Gambar 2.9 Contoh Janitor
commit to user
Laporan Tugas Akhir
17
B ab 2 Landasan Teori
4. Bak cuci piring
pantry
Bak cuci piring
pantry
ini adalah tempat pencuci piring untuk para penghuni gedung ini.
Sumber :
repository.gunada rma .ac.id
Gambar 2.10 Contoh Bak Cuci Piring
5. Keran penyiram tanaman Keran penyiram tanaman ini, untuk menyiramkan tanaman di sekitar bangunan
gedung ini.
Sumber :
repository.gunada rma .ac.id
Gambar 2.11 Contoh Keran Penyiram Tanaman
commit to user
Laporan Tugas Akhir
18
Bab 2 Landasan Teori