PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN (POE) TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Swadhipa Natar Semester Genap T. P 2011/2012)

(1)

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Swadhipa Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

ADHITIAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

v

POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Swadhipa Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

ADHITIAN

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

vi

AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Swadhipa Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama :

A

dhitian

Nomor Pokok Mahasiswa : 0543024001

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si. Dr. Tri Jalmo, M.Si.

NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19610910 198603 1 005

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(4)

vii Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Adhitian

Nomor Pokok Mahasiswa : 0543024001 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang pernah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan

sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 1 Februari 2013 Yang menyatakan

Adhitian


(5)

viii 1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M.Si. _____________

Sekretaris : Dr. Tri Jalmo, M.Si. _____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang M. Biomed. _____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(6)

xii

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala kemudahan, limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini. Teriring doa, rasa syukur dan

segala kerendahan hati.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Ayahanda Ir. Ridwan Darwis dan Ibunda Yusniati

Terimakasih yang tak terhingga karena telah melahirkan, membesarkan, kasih sayang, mendidik serta selalu mendoakan dengan tulus ikhlas untukku...

Alhamdulillah...

Insan pilihan ALLAH SWT yang menjadi bidadariku (Tora JS, S. Pd)

Terimakasih untuk cinta, kasih sayang, kesetiaan, dan pengorbanan yang telah diberikan dari pertama bertemu... Subhanallah...Allahu Akbar....

Kakak-kakakku, K Adndrian Sonata (K Ayi) , K Irvan Agustian

(K Ipan)

Kakak-kakakku yang selalu memotivasi agar aku hidup lebih baik dan mengajariku menjadi manusia yang sesungguhnya dalam kehidupan ini

Para Pendidikku (Guru-guru dan dosen-dosenku yang mulia)

Terima kasih atas ilmu bimbingan yang diberikan pada ku hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu dan memberikan pengalaman hidup yang berarti untukku


(7)

xiii

Penulis dilahirkan di Solok (Sumatera Barat) pada tanggal 15 Januari 1986, yang merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan bahagia Bapak Ridwan Darwis dan Ibu Yusniati

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri Jember Lor VI Jember tahun 1993 yang diselesaikan pada tahun 1999. Tahun 1999 diterima di SMP Negeri 10 Jember yang diselesaikan pada tahun 2002. Tahun 2002 diterima SMA Negeri 5 Jember. Kemudian pindah sekolah dan diterima di SMA Negeri 5 Bandar Lampung tahun 2003 yang diselesaikan tahun 2005 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Lampung

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Swadhipa Natar, dan pada tahun 2012 penulis melakukan penelitian di SMA Swadhipa Natar untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).


(8)

xiv

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum

sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.

( QS Ar-Ra d : 11)

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan

mengingat Allah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi

tentram

(QS. Ar-Ra d : 28)

Kita harus tetap menjalani hidup ini, walaupun pahit. Susah

ataupun senang kita harus tetap bersyukur kepada Allah SWT

(Penulis)

Jadikan ucapan dalam rangka berdzikir dan diamlah dalam rangka

berfikir serta renungkanlah dalam rangka mengambil pelajaran


(9)

xvii

Tabel Halaman

1. Kriteria N-Gain ... . 36 2. Lembar observasi aktivitas siswa ... 39 3. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 41 4. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas N-gainsiswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol ... 42 5. Hasil uji t N-gain, pretest, postest siswa pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol... 43 6. Hasil persentase setiap aspek aktivitas belajar siswa kelas eksperimen


(10)

xviii

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... ... 9 2. Desain pretes postes tak ekuivalen ... 27 3. Contoh salah satu jawaban siswa untuk aspek memprediksi (predict)

pada LKS kelas eksperimen (POE) ... 46 4. Contoh salah satu jawaban siswa untuk aspek mengamati (observe)

pada LKS kelas ekperimen (POE) ... 48 5. Contoh salah satu jawaban siswa untuk aspek menjelaskan (explain)

pada LKS kelas ekperimen (POE) ... 50 6. Foto penelitian pada kelas eksperimen (POE) ... 174


(11)

A. Latar Belakang

Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan dalam dunia pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan dari suatu bangsa. Menurut Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Trianto, 2010:1).

Proses pembelajaran di sekolah saat ini sangat menekankan pada konsep teoritis yang pada kenyataanya tidak cukup memenuhi kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari-hari karena tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan

sebenarnya. Dibutuhkan pengalaman yang baik agar siswa mampu menjalani kehidupan dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya di lingkungan masyarakat. Idealnya aktifitas pembelajaran tidak hanya difokuskan pada


(12)

upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan juga bagaimana menggunakan segenap ilmu pengetahuan yang telah didapat dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan ilmu pengetahuan siswa juga dapat menghadapi situasi baru atau memecahkan masalah khusus yang berkaitan dengan bidang studi yang dipelajari. Proses pembelajaran yang aktif akan merangsang siswa untuk terbiasa menyelesaikan masalahnya, sehingga siswa mampu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari (Wena, 2009:52).

Hasil wawancara dengan guru Biologi kelas XI di SMA Swadhipa Natar, diketahui bahwa mata pelajaran biologi terutama materi pokok Sistem Pencernaan Makanan ini disampaikan dengan menggunakan metode diskusi. Padahal materi ini mempunyai karakteristik khusus yaitu membahas

mekanisme proses yang rumit sehingga sulit untuk dipahami, serta melibatkan organ yang sesuai dengan struktur dan fungsinya yang kompleks. Kelemahan penggunaan metode diskusi di SMA Swadhipa Natar adalah siswa yang pintar saja yang aktif terlibat dalam diskusi bahkan permasalahan diskusi meluas sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai semua, dan metode diskusi hanya didominasi oleh beberapa siswa.

Kurang tepatnya metode yang digunakan guru ini kemungkinan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa kelas XI pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011 khususnya pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan adalah 62, sedangkan persentase rata-rata ketuntasan belajarnya adalah 57%. Nilai rata-rata ini belum mencapai standar ketuntasan belajar


(13)

minimal di sekolah yaitu 100% siswa mencapai KKM ≥65. Rendahnya nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan tersebut diduga karena beberapa masalah dalam pembelajaran diantaranya adalah guru belum pernah menggunakan model-model

pembelajaran yang membuat aktivitas belajar siswa menjadi lebih aktif. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu digunakan model pembelajaran yang dapat membuat aktivitas belajar siswa lebih aktif dan dapat

meningkatkan penguasaan materi biologi siswa. Model pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat membuat guru tidak lagi menjadi sumber informasi yang menyebabkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran menjadi pasif dan tidak menguasai materi dengan baik.

Hal ini diduga memberi dampak pada rendahnya penguasaan materi dan aktivitas belajar siswa, karena proses pembelajaran dengan metode diskusi menyebabkan segala informasi yang diberikan oleh guru saat diskusi hanya siswa pintar saja yang dapat menerima, sehingga siswa yang kurang pintar tidak memiliki kemampuan untuk menggali dan mencari tahu sendiri suatu informasi, sehingga hasil belajar rendah.

Melalui proses pembelajaran diharapkan dapat terjadi aktivitas siswa yaitu siswa mau dan mampu mengungkapkan pendapat sesuai dengan apa yang ia pahami. Selain itu diharapkan pula siswa mampu beinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa sendiri maupun antara siswa dengan guru, apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam belajar. Siswa dapat mengkaji


(14)

dan menganalisis permasalahan-permasalahan yang terkait dengan materi pelajaran (Safitri: 2007:1).

Berdasarkan kajian literatur diduga model pembelajaranPredict, Observe, Explain(POE) efektif dalam meningkatkan penguasaan materi siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan. Karena model pembelajaran POE ini lebih menekankan siswa untuk melakukan suatu pembuktian mengenai konsep yang sudah ada secara langsung, sehingga konsep yang didapatkan tidak akan mudah luntur dari pikiran siswa (Wahyudhi, 2011:1).

Model Pembelajaran POE terdiri dari tiga fase yaitu:Predictatau dugaan, Observeatau pengamatan danExplainatau penjelasan. Dalam model ini siswa diminta untuk menduga apa yang akan terjadi terhadap suatu fenomena yang akan dipelajari, kemudian guru melakukan kegiatan dan siswa mengamati apa yang dilakukan guru sambil mencocokkan dengan dugaannya dan terakhir siswa diminta untuk menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi. Jika dugaan mereka sama dengan hasil pengamatan maka akan terjadi penguatan konsep yang dimiliki siswa, sebaliknya jika yang diamati berbeda dengan yang diduga siswa maka akan terjadi kognitif konflik yang perlu adanya proses akomodasi kognitif dalam pikiran siswa. Hal ini juga menunjukkan kepada guru bahwa siswa telah mempunyai pengetahuan dan pengertian awal (existing knowledge and underrstanding)dan dapat dijadikan sebagaistarting pointuntuk

membangun ide-ide baru berdasarkan bukti yang mereka saksikan (Wahyudhi, 2011:1).


(15)

Berdasarkan penelitian Nurjanah (2008:5) diketahui bahwa penerapan model pembelajaranPredict-Observe-Explaindapat meningkatkan penguasaan konsep tekanan dan keterampilan berpikir kreatif siswa MTs Negeri Bandung tahun pelajaran 2008/2009. Sedangkan penelitian Novitasari (2010:64) diketahui pembelajaran POE memperlihatkan beberapa keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran biasa. Beberapa keunggulan tersebut diantaranya, siswa melakukan kegiatan prediksi, melakukan pengamatan, menginterpretasi data hasil pengamatan, dan mengkomunikasikan hasil pengamatan. Sehingga pembelajaran yang dilakukan bersifat menemukan konsep pada materi pokok ekosistem. Siswa pun belajar lebih aktif, sesuai dengan perolehan jawaban angket yang menunjukkan sebanyak 74,4% keaktifan siswa lebih tergali.

Dari latar tersebut maka akan dilakukan penelitian dengan judul”Pengaruh Penggunaan Model PembelajaranPredict, Observe, Explain(POE) Terhadap Penguasaan Materi dan Aktivitas Siswa pada Materi Pokok Sistem

Pencernaan Makanan di SMA Swadhipa NatarTahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh yang signifikan pada penggunaan model pembelajaran POE terhadap penguasaan materi oleh siswa SMA Swadhipa Natar pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan?


(16)

2. Adakah pengaruh yang signifikan pada penggunaan model pembelajaran POE terhadap aktivitas belajar siswa SMA Swadhipa Natar pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran POE terhadap penguasaan materi oleh siswa SMA Swadhipa Natar pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

2. Pengaruh penggunaan model pembelajaran POE terhadap aktivitas belajar siswa SMA Swadhipa Natar pada materi pokok Sistem Pencernaan

Makanan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman dalam merencanakan dan menggunakan model pembelajaran POE dalam pembelajaran biologi; 2. Bagi siswa, mendapat pengalaman belajar yang berbeda dengan

menggunakan model pembelajaran POE dalam pembelajaran sistem pencernaan makanan;

3. Bagi guru/calon guru biologi, dapat dijadikan sebagai alternatif bagi guru untuk memilih model pembelajaran POE untuk meningkatkan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok sistem pencernaan makanan dan menggali aktivitas belajar siswa;


(17)

4. Bagi sekolah, mendapatkan sumbangan pemikiran sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah khususnya dan pendidikan umumnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Model Pembelajaran POE adalah model pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yang dimulai dengan penyajian persoalan biologi dimana peserta didik diajak untuk menduga

kemungkinan yang terjadi dilanjutkan dengan mengobservasi dengan melakukan pengamatan langsung terhadap persoalan biologi dan kemudian dibuktikan dengan melakukan percobaan untuk dapat menemukan kebenaran dari dugaan awal dalam bentuk penjelasan. 2. Penguasaan materi yang diperoleh dari hasilpretest,postest, dan N-gain

pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

3. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa yang relevan dengan proses pembelajaran. Indikator–indikator aktivitas belajar yang diamati yaitu : aktivitas memprediksi, aktivitas mengamati, aktivitas menjelaskan, aktivitas bekerjasama dengan kelompok, aktivitas membuat kesimpulan. 4. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA2 dan

XI IPA1semester genap Swadhipa Natar.

F. Kerangka Pikir

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan


(18)

diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran dilakukan. Dalam pembelajaran guru merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Oleh sebab itu, apa yang dilakukan oleh seorang guru harus mengarah pada pencapaian tujuan untuk meningkatkan penguasaan materi serta aktivitas belajar siswa. Guru tidak lagi menjadi sumber informasi yang menyebabkan aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran menjadi pasif. Ada baiknya guru memilih model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran POE. Model pembelajaran POE adalah model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mengeksplorasi dan meneguhkan gagasannya, khususnya pada tahap prediksi dan pemberian alasan, tahap observasi dapat memberikan situasi konflik pada peserta didik berkenaan dengan prediksi awalnya, tahap ini memungkinkan terjadinya rekonstruksi dan revisi gagasan awal.

Penggunaan model pembelajaran POE diharapkan dapat meningkatkan peran aktif siswa karena dalam pembelajaran ini menekankan pada pengalaman secara langsung baik menggunakan eksperimen maupun observasi atau yang lainnya. Sehingga siswa diharapkan dapat meningkatkan penguasaan materi dan aktivitas belajar siswa.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel X dan variabel Y. Variabel X adalah variabel bebas yaitu model pembelajaran POE dan variabel terikat yaitu penguasaan materi oleh siswa kelas XI SMA Swadhipa Natar pada


(19)

materi pokok sistem pencernaan makanan. Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini :

Keterangan : X = Variabel bebas dengan menggunakan model pembelajaran Predict, Observe, Explain(POE) ; Y1 = Variabel terikat yaitu penguasaan materi ; Y2 = Aktivitas belajar siswa pada materi pokok sistem pencernaan makanan.

Gambar 1. Desain kerangka pikir.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah:

1) Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan model pembelajaran POE terhadap penguasaan materi oleh siswa SMA Swadhipa Natar pada materi pokok sistem pencernaan makanan. H1= Ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan model pembelajaran

POE terhadap penguasaan materi oleh siswa Swadhipa Natar pada materi pokok sistem pencernaan makanan.

X

Y1


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model PembelajaranPredict, Observe, Explain(POE)

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Trianto, 2010:22). Model pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting. Model pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajaran, sintaksnya (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya (Trianto, 2010:23).

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi pembelajaran, metode dan prosedur. Model pembelajaran mempunyai beberapa ciri khusus yang tidak dimiliki strategi, metode dan prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah (1) rasional teoritis yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya; (2) tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil; dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran ini dapat tercapai (Trianto, 2010:23).


(21)

Model pembelajaranPredict, Observe, Explain(POE) adalah salah satu pilihan tepat yang dapat digunakan oleh para pendidik untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan berkualitas. Model pembelajaran Predict, Observe, Explain(POE) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yang dimulai dengan penyajian masalah dimana peserta didik diajak untuk memberikan dugaan sementara terhadap kemungkinan yang terjadi, dilanjutkan dengan observasi atau pengamatan langsung terhadap masalah pembelajaran sains dan menemukan kebenaran dari prediksi awal dalam bentuk penjelasan (Nurjanah, 2008:12).

Model pembelajaran POE dinyatakan sebagai strategi yang efisien untuk memperoleh dan meningkatkan konsepsi sains peserta didik. Strategi ini mensyaratkan prediksi peserta didik atas prediksinya, lalu peserta didik melakukan eksperimen untuk mencari tahu kecocokan prediksinya, dan akhirnya peserta didik menjelaskan kecocokan atau ketidakcocokan antara hasil pengamatan dengan prediksinya. Model pembelajaran POE dapat membantu peserta didik mengeksplorasi dan meneguhkan gagasannya, khususnya pada tahap prediksi dan pemberian alasan. Tahap Observasi dapat memberikan situasi konflik pada peserta didik berkenaan dengan prediksi awalnya, tahap ini memungkinkan terjadinya rekonstruksi dan revisi gagasan awal (White dan Gunstone dalam Novitasari, 2010:8).

Tiga langkah utama model pembelajaran POE, yaitu: (1)Predictionatau membuat prediksi, membuat dugaan terhadap suatu peristiwa pembelajaran sains, (2)Observation, melakukan pengamatan pada gambar tentang apa yang


(22)

terjadi. Pertanyaan pokok dalam observasi adalah apakah prediksinya memang terjadi atau tidak, (3)Explaination, yaitu memberi penjelasan. Penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan (prediksi) dengan yang sungguh terjadi (Argasepta, 2010:1).

Tahapan pembelajaran POE secara lebih rinci menurut Novitasari (2010:9-10) diuraikan sebagai berikut:

a. Terlebih dahulu siswa diajak untuk memprediksi apa yang akan terjadi, mereka tidak diperkenankan untuk mengobservasi secara mendetail. b. Menuliskan apa yang memotivasi prediksi mereka untuk mengetahui

jawabannya.

c. Menanyakan kepada siswa alasan prediksi berdasarkan teori yang mereka sampaikan. Hal ini bermanfaat untuk menemukan adanya miskonsepsi atau perkembangan pengetahuan yang siswa miliki. Hal tersebut

memberikan informasi untuk merancang urutan pembelajaran berikutnya. d. Penjelasan dan evaluasi tentang prediksi siswa dan mendengarkan prediksi

siswa lain untuk memulai mengevaluasi pemahaman mereka dan mengkonstruksi pengetahuan mereka yang baru.

Kegiatan yang harus dilakukan oleh guru adalah mengatur demonstrasi yang berhubungan dengan topik pembelajaran dan menyampaikan apa yang harus dilakukan oleh siswa.

Secara singkat model pembelajaran POE menurut Haysom dan Bowen (2010:X-XI), meliputi beberapa langkah sebagai berikut:


(23)

1. Orientasi dan Motivasi

POE dimulai dengan memberikan orientasi dan motivasi untuk menimbulkan pertanyaan menantang yang dapat diatasi melalui percobaan.

2. Memperkenalkan Percobaan

Perkenalkan percobaan. Menghubungkan ke pembahasan sebelumnya akan membantu membuatnya bermakna.

3. Prediksi dari gagasan yang dibuat siswa

Sebelum melakukan percobaan, meminta siswa untuk menuliskan pada lembar kerja apa yang mereka memprediksi akan terjadi, bersama dengan alasan untuk prediksi mereka. Latihan ini berharga bagi para siswa dan guru. Membuat alasan mereka eksplisit membantu siswa menjadi lebih sadar oleh pemikiran mereka sendiri. Ini juga menyediakan guru dengan pengetahuan yang bermanfaat dan kesempatan untuk merencanakan ke depan.

4. Membahas Prediksi mereka

Ini adalah proses dua tahap. Pertama, meminta siswa untuk berbagi prediksi mereka di depan kelas. Kedua, membahas prediksi dan alasan yang mereka buat.

5. Pengamatan

Siswa melakukan percobaan dan menuliskan pengamatan mereka. 6. Penjelasan

Siswa membentuk kembali ide-ide mereka melalui berbicara dan menulis. Ini berguna bagi siswa untuk membahas penjelasan mereka tentang apa


(24)

yang mereka amati dengan tetangga atau dalam kelompok kecil sebelum merumuskan penjelasan tertulis.

7. Memberikan Penjelasan Ilmiah

Perkenalkan penjelasan ilmiah dengan mengatakan, "Ini adalah apa yang para ilmuwan pikirkan," dan "Ini adalah penjelasan yang benar". Banyak guru memilih untuk meminta siswa untuk menulis penjelasan dalam buku catatan mereka atau di lembaran catatan mereka aktivitas. Para siswa kemudian dapat diundang untuk membandingkan penjelasan mereka dengan para ilmuwan , mencari persamaan dan perbedaan (kesempatan lain bagi mereka untuk rekonstruksi ide-ide yang mereka buat.

8. Follow-Up

Memberikan awal yang berharga bagi para siswa untuk membantu mereka kembali atau menerapkan ide-ide ilmiah mereka munculkan dan mulai menghargai betapa berguna mereka dalam menjelaskan fenomena alam.

Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran POE menurut Nurjanah (2008:15-16) adalah sebagai berikut :

a. Kelebihan model pembelajaran POE

1. Merangsang peserta didik untuk lebih kreatif khususnya dalam mengajukan prediksi.

2. Dengan melakukan eksperimen untuk menguji prediksinya dapat mengurangi verbalisme.

3. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sebab peserta didik tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi melalui eksperimen.


(25)

4. Dengan cara mengamati secara langsung peserta didik akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan kenyataan. Dengan demikian peserta didik akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

b. Kelemahan model pembelajaran POE

1. Memerlukan persiapan yang lebih matang, terutama berkaitan

penyajian persoalan pembelajaran IPA dan kegiatan eksperimen yang akan dilakukan untuk membuktikan prediksi yang diajukan peserta didik.

2. Untuk kegiatan eksperimen, memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai.

3. Untuk melakukan kegiatan eksperimen, memerlukan kemampuan dan keterampilan yang khusus bagi guru, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.

4. Memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran peserta didik.

B. Penguasaan Materi

Materi pembelajaran (bahan ajar) merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar (Depdiknas, 2003:23). SedangkanAwaluddin(2008:1) menyatakan bahwa materi pembelajaran merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.


(26)

Penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan materi bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2008:115). Menurut Piaget (Oktarina, 2008:18) pertumbuhan intelektual manusia terjadi karena adanya proses kontinyu yang menunjukkan equilibrium dan disequilibrium, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud penguasaan materi adalah kemampuan yang telah dimiliki siswa setelah ia menerima bahan pelajaran. Penguasaan materi siswa merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif.

Penguasaan materi merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah : (1) informasi non verbal, (2) informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 1991:131).


(27)

Penguasaan materi merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar itu pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik. Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi adalah:

a. Proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar

b. Dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan (Sadiman, 2008: 22).

Penguasaan materi menurut rumusan Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:23-28) ada enam ranah kognitif yang terdiri atas:

1. Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2. Understandmencakup kemampuan memahami arti dan makna hal yang dipelajari.

3. Applymencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4. Analyzemencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik, misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang telah kecil.


(28)

5. Evaluatemencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

6. Createmencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Thoha (1994:1) menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2008:53) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan.

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan disebutposttest atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal ataupretest.Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan penguasaan materi sehingga meningkatkan mutu pembelajaran (Daryanto, 1999:195-196).

Bentuk instrument penilaian tes menurut Depdiknas (2003: 10) adalah pilihan ganda, uraian objektif, uraian non objektif, dan portofolio serta unjuk kerja. Bentuk soal pilihan ganda dapat mencakup banyak materi, penskorannya


(29)

objektif, dan dapat dikoreksi dengan komputer. Kaidah-kaidah dalam pembuatan butir soal bentuk pilihan ganda adalah:

1. Pokok soal harus jelas,

2. Pilihan jawaban homogen dalam arti isi, 3. Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama, 4. Tidak ada petunjuk jawaban benar,

5. Hindari menggunakan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah, 6. Pilihan jawaban angka diurutkan,

7. Semua pilihan jawaban logis, 8. Jangan menggunakan negatif ganda,

9. Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes, 10. Bahasa Indonesia yang digunakan harus baku,

11. Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.

Penskoran soal pilihan ganda salah satunya dapat dilakukan dengan penskoran tanpa ada koreksi terhadap jawaban tebakan. Penskoran tanpa koreksi

terhadap jawaban tebakan adalah satu untuk tiap butir yang dijawab benar, sehingga jumlah skor yang diperoleh siswa adalah banyaknya butir yang dijawab benar. Butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol (Depdiknas, 2003: 17).

Tingkat penguasaan materi oleh siswa dapat diketahui melalui pedoman penilaian. Bila nilai siswa≥ 66 maka dikategorikan baik, bila 55 sampai 66

maka dikategorikan cukup baik, dan bila nilai siswa < 66 maka dikategorikan kurang baik (Arikunto, 2003:245).


(30)

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004:171). Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Aktivitas siswa tidak cukup hanya dengan mendengarkan atau mencatat seperti yang lazim dilaksanakan selama ini. Akan tetapi perlu adanya aktivitas-aktivitas positif lain yang dilakukan oleh siswa. Diedrich (dalam Sardiman, 2007: 100-101) membuat suatu data yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut :

1. ”Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.


(31)

5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan per-cobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, me-mecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup”.

Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 2003:36).

Dalam suatu proses pembelajaran, penting bagi siswa untuk melakukan berbagai aktivitas yang relevan. Menurut Djamarah dan Zain (2006:40) menyatakan bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Aktivitas anak didik dalam hal ini, baik secara fisik maupun secara mental, aktif. Inilah yang sesuai dengan konsep CBSA. Jadi,


(32)

tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar mengajar, kalau anak didik hanya pasif. Karena anak didiklah yang belajar, maka merekalah yang harus melakukannya.

Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2009:170). Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004:6).

D. Sistem Pencernaan

Makanan yang kita makan akan dipecah-pecah menjadi molekul yang lebih sederhana sehingga dapat dimanfaatkan oleh sel-sel tubuh. Proses pemecahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dikenal sebagai proses pencernaan. Proses pencernaan terjadi di dalam organ pencernaan. Organ pencernaan manusia dimulai dari mulut dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati dan pankreas (Syamsuri, 2007:2).


(33)

 Sistem Pencernaan Makanan Manusia

Bagian-bagian yang membentuk saluran pencernaan makanan menurut Priadi (2010:87-92) adalah:

1. Mulut

Makanan masuk ke dalam tubuh pertama kali melewati rongga mulut. Pada rongga mulut terdapat beberapa bagian yang berperan dalam proses pencernaan yakni gigi, lidah, dan kelenjar ludah.

2. Kerongkongan

Dari dalam mulut, makanan akan masuk menuju kerongkongan. Sebelum ke kerongkongan, pada pangkal tenggorokan (laring) terdapat bagian yang memiliki katup dinamakan epiglotis berfungsi mengatur masuknya makanan dan udara ke dalam tubuh.

3. Lambung

Lambung terletak di bawah sekat rongga badan atau di bagian atas rongga perut. Lambung mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu menyimpan makanan, mengaduk makanan, dan mempersiapkan proses hidrolisis sistematik protein. Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu kardiak, fundus, dan pilorus.

4. Usus (Intestinum)

Usus adalah saluran tempat mencerna makanan, absorpsi zat makanan, serta tempat fermentasi dan pembusukan ampas makanan oleh bakteri. Manusia mempunyai dua macam usus, yaitu usus halus (intestinum teneu) dan usus besar/kolon (intestinum crassum).


(34)

5. Anus

Feses yang terkumpul dalam rektum dikeluarkan melalui saluran

pengeluaran yang dinamakan anus. Proses pengeluaran feses lewat anus ini disebut proses defikasi.

 Sistem Pencernaan Makanan Ruminansia

Ruminansia adalah kelompok mamalia yang memamah kembali makanan hasil kunyahannya (memamah biak). Kelompok hewan ini sangat

bergantung pada bakteri pengurai selulosa di lambung untuk memecah selulosa. Lambung ruminansia terdiri dari empat bagian, yaiturumen/ perut besar,retikulum/ perut jala,omasum/ perut kitab,abomasum/ perut masam (Priadi, 2010:93).

 Gangguan Pada Sistem Pencernaan Makanan Manusia

Berikut ini adalah berapa contoh gangguan pada sistem pencernaan pada manusia menurut Priadi (2010:94) yaitu:

a. Diare, yaitu iritasi pada selaput dinding kolon.

b. Sembelit (konstipasi), yaitu gangguan yang disebabkan usus besar. c. Hemoroid (wasir), yaitu pembengkakan vena di daerah anus.

d. Kolik (kanker lambung), adalah kanker yang berkembang di bagian perut dan dapat menyebar ke organ lainnya; terutama esofagus.

e. Hepatitis, yaitu radang pada hati akibat infeksi virus.

f. Apendiksitis, yaitu kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. g. Penyakit gigi, seperti karies (gigi keropos), periodental, infeksi Vincent,


(35)

 Gangguan Pada Sistem Pencernaan Makanan Hewan Ruminansia

Berikut ini adalah berapa contoh gangguan pada sistem pencernaan pada hewan ruminansia menurut Ojomori (2011:1) yaitu:

a. Penyakit pada rongga mulut seperti gigi aus, radang mulut, difteri pada pedet, radang lidah maupun radang kelenjar ludah.

b. Penyakit pada daerah tekak dan kerongkongan sebagai contoh radang tekak, sumbatan pada tekak, kelumpuhan tekak, sumbatan kerongkongan dan kejang kerongkongan.

c. Penyakit pada lambung pada ternak ruminansia adalah indigesti akut, indigesti vagus, parakeratosis rumen, lambung sarat dan sumbatan pilorus.

d. Penyakit pada usus adalah penyakit radang usus dan sumbatan usus. e. Diare pada hewan ruminansia.


(36)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swadhipa Natar pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Waktu penelitian pada bulan Mei 2012.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Swadhipa Natar semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA2sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA1sebagai kelas kontrol yang telah dipilih secara acak (cluster random sampling).Cluster random samplingadalah populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau clustermisalnya kelas sebagai cluster (Margono, 2005:127).

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desainpretest-postest kelompok non ekuivalen (Hadjar, 1999:334). Pada desain penelitian ini kelompok eksperimen (XI IPA2) diberi perlakuan penggunaan model; pembelajaranPredict, Observe, Explain(POE) dan kelompok kontrol (XI IPA1) diberi perlakuan metode pembelajaran diskusi. Pembelajaran pada


(37)

kelompok kontrol disesuaikan dengan rencana pembelajaran guru mata pelajaran biologi kelas XI pada materi sistem pencernaan makanan. Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mendapatpretest-postest sehingga struktur desainnya sebagai berikut:

Kelompok pretes perlakuan postes

I1 O1 X O2

I2 O1 C O2

Keterangan: I1= kelasPredict, Observe, Explain(POE); X = perlakuan eksperimen (dengan menggunakan model pembelajaranPredict, Observe, Explain(POE)); I2= kelas kontrol; C = perlakuan kontrol (dengan menggunakan metode pembelajaran Diskusi); O1 =pretest; O2 = posttest(modifikasi dari Hadjar,1999:336).

Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non- ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut:

1. Pra penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke fakultas untuk observasi ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang kelas yang akan diteliti.


(38)

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). e. Membuat instrumen penelitian yang terdiri dari bahan kajian kelompok,

dan soal test formatif berupa soalpretest-postest.

f. Membuat lembar observasi kegiatan belajar mengajar berupa lembar observasi aktivitas siswa dan catatan lapangan.

g. Membentuk kelompok diskusi siswa yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa atau nilai kognitifnya, 3 siswa dengan nilai tinggi, 3 siswa dengan nilai sedang, dan 1 siswa dengan nilai yang rendah. Setiap kelompok terdiri dari 7 orang siswa (Lie, 2004:42). Nilai diperoleh dari dokumentasi pada guru kelas.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran POE untuk kelompok eksperimen dan metode pembelajaran diskusi untuk kelompok kontrol. Penelitian ini direncanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

Kelas eksperimen dengan menggunakan model POE. a. Pendahuluan

1. Siswa mengerjakan soalpretestpada pertemuan I berupa soal pilihan jamak dan essay tentang sub materi sistem pencernaan pada manusia dan hewan ruminansia, kelainan/penyakit pada sistem pencernaan manusia.


(39)

2. Siswa dibacakan standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan indikator pembelajaran oleh guru.

3. Siswa digali pengetahuan awalnya oleh guru (apersepsi) dengan memberikan pertanyaan (pertemuan I) :“Bagaimana urutansaluran pencernaan di dalam tubuh manusia berdasarkan materi yang kalian dapat sewaktu SD atau SMP?”; (pertemuan II) mengajukan

pertanyaan:“Bagaimana urutan saluran pencernaan pada hewan ruminansia berdasarkan materi yang kalian dapat sewaktu SD atau SMP?”; (pertemuan III) mengajukan pertanyaan:“kelainan/penyakit apa saja yang terjadi pada sistem pencernaan pada manusia dan hewan ruminansia?”.

4. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan cara mengajukan pertanyaan (pertemuan I):“Kenapa sebelum berangkat sekolah dianjurkan sarapan? Guru menjelaskan fungsi makanan pada tubuh kita dan guru menjelaskan bahwa sarapan yang kalian makan tadi pagi melalui beberapa organ yang menyusun sistem pencernaan makanan, untuk itu kita perlu mempelajari organ-organ yang menyusun sistem pencernaan makanan dan jalur perjalanan makanan melalui organ-organ sistem pencernaan makanan pada manusia”; (pertemuan II): ”Guru menjelaskan jalur perjalanan makanan melalui organ-organ sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, guru

memberitahu tentang manfaat siswa mempelajari tentang sistem

pencernaan makanan pada hewan ruminansia”;(pertemuan III):“Guru menjelaskan penyebab sakit perut, yaitu banyak makan cuka dapat


(40)

meningkatkan produksi asam lambung. Selanjutnya guru memberitahu tentang manfaat siswa mempelajari tentang kelainan/ penyakit pada sistem pencernaan makanan”.

b. Kegiatan inti

1. Siswa dibentuk ke dalam 5 kelompok oleh guru, masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 siswa.

2. Siswa disajikan materi sebagai pengantar oleh guru. Pertemuan pertama membahas sub materi sistem pencernaan pada manusia, pertemuan kedua membahas sub materi sistem pencernaan pada hewan ruminansia, dan pertemuan ketiga membahas sub materi kelainan/ penyakit pada sistem pencernaan manusia dan hewan ruminansia. 3. Siswa diberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan sub materi sistem pencernaan pada manusia (pertemuan I), sub materi sistem pencernaan pada hewan ruminansia (pertemuan II), dan sub materi kelainan/ penyakit pada sistem pencernaan manusia dan hewan ruminansia (pertemuan III). 4. Siswa membuat prediksi yang berkaitan dengan sub materi sistem

pencernaan pada manusia (pertemuan I), sub materi sistem pencernaan pada hewan ruminansia (pertemuan II), dan sub materi kelainan/ penyakit pada sistem pencernaan manusia dan hewan ruminansia (pertemuan III).

5. Siswa memberikan alasan dari prediksi yang diambil yang berkaitan pada materi sistem pencernaan pada manusia (pertemuan I), materi sistem pencernaan pada hewan ruminansia (pertemuan II), dan materi


(41)

kelainan/ penyakit pada sistem pencernaan manusia dan hewan ruminansia (pertemuan III).

6. Siswa melakukan observasi dan membuat kesimpulan berupa hasil pengamatan tentang materi sistem pencernaan pada manusia (pertemuan I), materi sistem pencernaan pada hewan

ruminansia(pertemuan II), dan materi kelainan/ penyakit pada sistem pencernaan manusia dan hewan ruminansia (pertemuan III).

7. Siswa memberi penjelasan (explain) tentang materi sistem pencernaan pada manusia (pertemuan I), materi sistem pencernaan pada hewan ruminansia(pertemuan II), dan materi kelainan/ penyakit pada sistem pencernaan manusia dan hewan ruminansia (pertemuan III).

8. Siswa mempresentasikan hasil pengamatan yang telah dilakukan. c. Penutup

1. Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan.

2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai konsep yang belum dipahami.

3. Siswa mengerjakan soalpostestpada pertemuan III berupa soal pilihan jamak dan essay tentang sub materi sistem pencernaan pada manusia dan hewan ruminansia, kelainan/penyakit pada sistem pencernaan manusia.

4. Siswa diminta untuk mengulangi mempelajari konsep dan mengaitkannya dengan materi selanjutnya.

Kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran diskusi. a. Pendahuluan


(42)

1. Siswa mengerjakan soalpretestpada pertemuan I berupa soal pilihan jamak dan essay tentang sub materi sistem pencernaan pada manusia dan hewan ruminansia, kelainan/penyakit pada sistem pencernaan manusia.

2. Siswa dibacakan standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan indikator pembelajaran oleh guru.

3. Siswa digali pengetahuan awalnya oleh guru (apersepsi) dengan memberikan pertanyaan (pertemuan I) :“Bagaimana urutan saluran pencernaan di dalam tubuh manusia berdasarkan materi yang kalian dapat sewaktu SD atau SMP?”; (pertemuan II) mengajukan

pertanyaan“Bagaimana urutan saluran pencernaan pada hewan ruminansia berdasarkan materi yang kalian dapat sewaktu SD atau SMP?”; (pertemuan III) mengajukan pertanyaan “kelainan/penyakit apa saja yang terjadi pada sistem pencernaan pada manusia dan hewan ruminansia?”.

4. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan cara mengajukan pertanyaan (pertemuan I):“Kenapa sebelum berangkat sekolah di anjurkan sarapan? Guru menjelaskan fungsi makanan pada tubuh kita dan guru menjelaskan bahwa sarapan yang kalian makan tadi pagi melalui beberapa organ yang menyusun sistem pencernaan makanan, untuk itu kita perlu mempelajari organ-organ yang menyusun sistem pencernaan makanan dan jalur perjalanan makanan melalui organ-organ sistem pencernaan makananpada manusia”;(pertemuan II): ”Guru menjelaskan jalur perjalanan makanan melalui organ-organ


(43)

sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, guru memberitahu tentang manfaat siswa mempelajari tentang sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia ”;(pertemuan III): “Guru menjelaskan penyebab sakit perut, yaitu banyak makan cuka dapat meningkatkan produksi asam lambung. Selanjutnya guru memberitahu tentang manfaat siswa mempelajari tentang kelainan/ penyakit pada sistem pencernaan makanan”.

b. Kegiatan Inti

1. Siswa dibentuk ke dalam 5 kelompok oleh guru, masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 siswa.

2. Siswa disajikan materi sebagai pengantar oleh guru. Pertemuan pertama membahas sub materi sistem pencernaan pada manusia, pertemuan kedua membahas sub materi sistem pencernaan pada hewan ruminansia, dan pertemuan ketiga membahas sub materi kelainan/ penyakit pada sistem pencernaan manusia dan hewan ruminansia. 3. Siswa diberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan sub materi sistem pencernaan pada manusia (pertemuan I), sub materi sistem pencernaan pada hewan ruminansia (pertemuan II), dan sub materi kelainan/ penyakit pada sistem pencernaan manusia dan hewan ruminansia (pertemuan III). 4. Siswa diberikan petunjuk oleh guru mengenai cara mengerjakan LKS. 5. Siswa dibimbing dan diawasi oleh guru saat diskusi kelompok.


(44)

6. Salah satu kelompok siswa ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain berhak menyanggah ataupun

menambahkan informasi untuk melengkapi jawaban.

7. Siswa mendapatkan tambahan informasi yang belum lengkap dari guru.

c. Penutup

1. Bersama–sama siswa menyimpulkan sub materi sistem pencernaan pada manusia (pertemuan I), sub materi sistem pencernaan hewan ruminansia (pertemuan II), dan sub materi kelainan/penyakit pada sistem pencernaan manusia dan hewan ruminansia (pertemuan III). 2. Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan.

3. Siswa mendapat kesempatan untuk bertanya mengenai konsep yang belum dipahami.

4. Siswa mengerjakan soalpostestpada pertemuan III berupa soal pilihan jamak dan essay tentang sub materi sistem pencernaan pada manusia dan hewan ruminansia, kelainan/penyakit pada sistem pencernaan manusia.

5. Siswa diminta untuk mengulangi mempelajari konsep dan mengaitkannya dengan materi selanjutnya.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data


(45)

Data penguasaan materi siswa pada materi sistem pencernaan makanan berupa data kuantitatif yang diperoleh dari nilaipretestdanpostest. Kemudian dihitung selisih antara nilaipretestdenganpostest, lalu dianalisis secara statistik.

b. Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa berupa data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: a. Penguasaan Materi

Data kognitif berupa nilaipretest-postes.Pretestdilakukan di awal pertemuan I, danpostestdilakukan di akhir pertemuan II. Pretestdan postestdilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk soal adalah soal pilihan jamak dan essay.Pretestyang diberikan pada awal pertemuan I mempunyai bentuk dan jumlah yang sama denganpostestyang diberikan di akhir pertemuan II.

Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, diperlukan suatu analisis data untuk memperoleh kesimpulan. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t

menggunakansoftwareSPSS versi 17. Untuk mendapat N-gainyakni dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


(46)

XY

Z–Y

Keterangan : X = Nilai rata-ratapostest

Y = Nilai rata-ratapretest

Z = Skor Maksimum (dimodifikasi dari Loranz, 2008:3).

Tabel 1. KriteriaN-gainyang diperoleh siswa Nilai rata-rata

N-gain(g)

Kriteria

g > 70 Tinggi

30 < g≤ 70 Sedang

g < 30 Rendah

Dimodifikasi dari Hake (1999:1)

b. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses

pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: aktivitas siswa memprediksi, mengamati, menjelaskan, bekerjasama dengan teman, membuat kesimpulan.

F. Teknik Analisis Data

a). Penguasaan Materi 1. Uji normalitas data

X 100 N-gain =


(47)

Uji normalitas data dihitung menggunakan ujiLillieforsdengan menggunakansoftwereSPSS versi 17.

a. Rumusan hipotesis

H0= data berdistribusi normal H1= data tidak berdistribusi normal b. Kriteria pengujian

Terima Ho jikaLhitung> Ltabel dan tolak Ho jika Lhitung < Ltabel

(Sudjana, 2005: 468) atau terima Ho jika p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan, dan Marzuki, 2002:118).

2. Uji kesamaan dua varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Rumusan Hipotesis

H0= kedua data mempunyai varians yang sama H1= kedua data mempunyai varians berbeda b. Kriteria Uji

- Jika Fhitung< Ftabelatau probabilitasnya > 0,05 maka H0diterima - Jika Fhitung> Ftabelatau probabilitasnya < 0,05 maka H0ditolak


(48)

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17. a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0= Rata-rata N-Gain kedua sampel sama H1= Rata-rata N-Gain kedua sampel tidak sama 2) Kriteria Uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka H0diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabelmaka H0ditolak (Pratisto, 2004:18)

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis

H0= rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1= rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2) Kriteria Uji :

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka H0diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabel, maka H0ditolak (Pratisto, 2004:12).

b) Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi.


(49)

Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A. Memprediksi

1. Tidak mengemukakan prediksinya saat memprediksi suatu masalah (diam saja).

2. Mengemukakan prediksi saat memprediksi suatu masalah namun tidak memahami dalam pembahasan pada materi pokok sistem pencernaan makanan.

3. Mengemukakan prediksi yang benar saat memprediksi suatu masalah sesuai dengan pembahasan pada materi pokok sistem pencernaan makanan.

B. Mengamati

1. Tidak melakukan pengamatan dengan baik dalam proses pembelajaran bersama anggota kelompok (diam saja).

2. Melakukan pengamatan dengan baik dalam proses pembelajaran bersama anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan

permasalahan sistem pencernaan makanan dalam LKS.

3. Melakukan pengamatan dengan baik dalam proses pembelajaran bersama anggota kelompok untuk memecahkan permasalahan pada LKS sesuai dengan model pembelajaranPredict, Observe, Explain (POE) atau pada materi pokok sistem pencernaan makanan.

C. Menjelaskan

1. Tidak mengemukakan penjelasan dari materi pokok sistem pencernaan makanan (diam saja).

No Nama

Aspek yang diamati

Xi

A B C D E

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

4


(50)

2. Mengemukakan penjelasan dari materi pokok sistem pencernaan makanan namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok.

3. Mengemukakan penjelasan dari materi pokok sistem pencernaan makanan sesuai dengan pembahasan pada materi pokok.

D. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok:

1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja).

2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan dalam LKS pada materi pokok sistem pencernaan makanan.

3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan permasalahan dalam LKS pada materi pokok sistem pencernaan makanan.

E. Membuat Kesimpulan

1. Tidak membuat kesimpulan dari materi pokok sistem pencernaan makanan (diam saja).

2. Membuat kesimpulan dari materi pokok sistem pencernaan makanan namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok.

3. Membuat kesimpulan dari materi pokok sistem pencernaan makanan sesuai dengan pembahasan pada materi pokok.

Data aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

100

x

n

x

X

i

Keterangan : X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi= Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum Hake (dalam Belina, 2008:37).

Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 3.


(51)

Tabel 3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Interval Kategori

0,00–29,99 Sangat Rendah

30,00–54,99 Rendah

55,00–74,99 Sedang

75,00–89,99 Tinggi

90,00–100,00 Sangat Tinggi


(52)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan model pembelajaranPredict, Observe, Explain (POE) berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan oleh siswa SMA Swadhipa Natar.

2. Model pembelajaranPredict, Observe, Explain (POE)meningkatkan aktivitas belajar pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan oleh siswa SMA Swadhipa Natar.

B. Saran

Dengan adanya kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini maka peneliti menyarankan sebaiknya :

1. Kepada guru biologi dapat menggunakan model pembelajaranPredict, Observe, Explain (POE) sebagai alternatif dalam menyampaikan materi pokok Sistem Pencernaan Makanan karena dapat membuat siswa ikut aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan penguasaan materi siswa. 2. Kepada calon peneliti yang akan menggunakan model pembelajaran


(53)

menarik bagi siswa seperti animasi dan video dan waktu yang cukup untuk menerapkan model POE ini sehingga siswa dapat lebih aktif dan tertarik saat mengerjakan LKS dan waktu yang tersedia akan menjadi lebih efektif. 3. Model pembelajaranPredict, Observe, and Explain (POE) adalah model

pembelajaran yang urutan proses membangun pengetahuan dengan terlebih dulu meramalkan solusi dari permasalahan, lalu melakukan eksperimen untuk membuktikan ramalan dan terakhir menjelaskan hasil eksperimen, sintaks model pembelajaran ini mungkin akan memakan waktu yang banyak, sehingga kepada calon peneliti berikutnya hendaknya merancang kesesuaian waktu dengan materi pokok agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan siswa tidak terburu-buru dalam belajar di kelas serta ilmu yang didapat tidak mudah hilang dalam ingatan siswa.


(54)

Argasepta, A. 2010.Model Pembelajaran IPA POE. 14 November 2011 : 15:16 WIB. http://Agra septa Metode Pembelajaran IPA POE «Blog.html. Jakarta.

Arohman. 2010.Penerapan model pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) dan pembelajaran tradisional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa XI IPA MAN I Bandung pada materi pokok Sistem Ekskresi Tahun Ajaran 2009-2010. 16 Juli: 19.08 WIB.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=5297. Bandung. Arikunto, S. 2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.

. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bina Aksara. Awaluddin, A. 2008.Materi Ajar.20 Oktober 2011 : 22.10 WIB.

http://andhysastera.blogspot.com/. Jakarta.

Belina, W. W. 2008.Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas VIII di salah satu SMP Swasta di Kota Bandung).Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Daryanto, H. 2007.Evaluasi Pendidikan.Jakarta. Rineka Cipta.

Depdiknas. 2003.Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMA. 17 Oktober 2011;11.52 WIB. http://sasterpadu.tripod.com/sas_store/Biologi.Pdf. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Asdi Mahasatya.

Djamarah, S. B dan A. Zain. 2006.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.

Falmer Press. 2010. POE and Practical works. (Online).tersedia di http://www.aare.edu.au/01pap/mth01583.htm (1 Oktober 2012)


(55)

Hake, R. R. 1999.Analyzing Changed/Gain Scores.Indiana University USA. (Online) http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf (15 Januari 2012: 15.32 WIB)

Hamalik, O. 2004.Proses Belajar Mengajar.Jakarta. Bumi Aksara.

Haysom, J dan M. Bowen. 2010.Predict, Observe, Explain Activities Enhancing Sccientific Understanding. NSTA (National Science Teachers

Association) Press.

Lie, A. 2004.Mempraktikan Cooperative Learning di ruang-ruang kelas. Jakarta Gramedia.

Loranz, D. 2008.Gain Score. 10 Desember 2011 : 11:10 WIB.

http://www.tmcc.edu/vp/octsu/assesment/downlod/document/reports/arc hives/discipline/0708/SLOAP.HYSDiscipline Rep0708.pdf.

Margono, S. 2005.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta. Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002.Statistik Terapan untuk Penelitian

Ilmu-Ilmu Sosial. Yogjakarta. Gajah Mada Univercity Press.

Nurjanah. 2009.Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Tekanan dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa MTS (Implementasi Dari Diklat Guru Sains MTs Tahun 2008). 21 November 2011 : 21.11 WIB. bdk_bdg@depag.web.id. Bandung.

Novitasari. 2010.Pengaruh Strategi Predict-Observe-Explain (POE) Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Konsep Ekosistem. 09 Desember 2011 : 00.45 WIB.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=767. Bandung. Ojomori. 2011. Gangguan penyakit pada sistem pencernaan hewan ruminansia. 18

Maret 2012 : 15.00 WIB.

http://www.ojimori.com/2011/10/22/gangguan-penyakit-pada-sistem-pencernaan-pada-rumenansia/. Jakarta.

Oktarina, E. 2008.Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Aktifitas dan Penguasaan Materi Biologi. Skripsi. Program Studi

Pendidikan Biologi. Bandar Lampung. Universitas Lampung. Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan


(56)

Remaja Rosdakarya Offset.

Riyanto, Y. 2001.Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya. SIC. Rohani, A. 1997.Media Instruksional Edukatif. Jakarta. Rineka Cipta. Sadiman., Raharjo., Raharjito dan Anung. 2008.Media Pendidikan. Jakarta.

Grafindo Persada.

Safitri, Y. 2007. Aplikasi Pembelajaran Dengan Penggunaan Macromedia Flash Untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Biologi Melalui Metode Jigsaw Di SMA Al Islam 2 Surakarta (skripsi). Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Sanjaya, W. 2009.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana.

Sardiman, A. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Yogjakarta. Rajawali.

Slameto. 1991.Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester.Jakarta. Bumi Aksara.

. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Sudjana. 2005.Metode Statistik. Bandung. Tarsito.

Syamsuri, I. 2007.Biologi Untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta. Erlangga. Thoha, M. 1994.Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Grafindo Persada. Trianto. 2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta.

Kencana.

Wahyudhi, R. A. 2011.Beberapa pengembangan dari model POE. 11 November 2011: 11.11 WIB. http://beberapa-pengembangan-dari-model POE.html. Jawa Tengah.

Wena, M. 2009.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta. Bumi Aksara.


(1)

41

Tabel 3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Interval Kategori

0,00–29,99 Sangat Rendah

30,00–54,99 Rendah

55,00–74,99 Sedang

75,00–89,99 Tinggi

90,00–100,00 Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37).


(2)

58

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan model pembelajaranPredict, Observe, Explain (POE) berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan oleh siswa SMA Swadhipa Natar.

2. Model pembelajaranPredict, Observe, Explain (POE)meningkatkan aktivitas belajar pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan oleh siswa SMA Swadhipa Natar.

B. Saran

Dengan adanya kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini maka peneliti menyarankan sebaiknya :

1. Kepada guru biologi dapat menggunakan model pembelajaranPredict, Observe, Explain (POE) sebagai alternatif dalam menyampaikan materi pokok Sistem Pencernaan Makanan karena dapat membuat siswa ikut aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan penguasaan materi siswa. 2. Kepada calon peneliti yang akan menggunakan model pembelajaran


(3)

59

menarik bagi siswa seperti animasi dan video dan waktu yang cukup untuk menerapkan model POE ini sehingga siswa dapat lebih aktif dan tertarik saat mengerjakan LKS dan waktu yang tersedia akan menjadi lebih efektif. 3. Model pembelajaranPredict, Observe, and Explain (POE) adalah model

pembelajaran yang urutan proses membangun pengetahuan dengan terlebih dulu meramalkan solusi dari permasalahan, lalu melakukan eksperimen untuk membuktikan ramalan dan terakhir menjelaskan hasil eksperimen, sintaks model pembelajaran ini mungkin akan memakan waktu yang banyak, sehingga kepada calon peneliti berikutnya hendaknya merancang kesesuaian waktu dengan materi pokok agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan siswa tidak terburu-buru dalam belajar di kelas serta ilmu yang didapat tidak mudah hilang dalam ingatan siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Argasepta, A. 2010.Model Pembelajaran IPA POE. 14 November 2011 : 15:16 WIB. http://Agra septa Metode Pembelajaran IPA POE «Blog.html. Jakarta.

Arohman. 2010.Penerapan model pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) dan pembelajaran tradisional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa XI IPA MAN I Bandung pada materi pokok Sistem Ekskresi Tahun Ajaran 2009-2010. 16 Juli: 19.08 WIB.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=5297. Bandung. Arikunto, S. 2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.

. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bina Aksara. Awaluddin, A. 2008.Materi Ajar.20 Oktober 2011 : 22.10 WIB.

http://andhysastera.blogspot.com/. Jakarta.

Belina, W. W. 2008.Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas VIII di salah satu SMP Swasta di Kota Bandung).Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Daryanto, H. 2007.Evaluasi Pendidikan.Jakarta. Rineka Cipta.

Depdiknas. 2003.Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMA. 17 Oktober 2011;11.52 WIB. http://sasterpadu.tripod.com/sas_store/Biologi.Pdf. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Asdi Mahasatya.

Djamarah, S. B dan A. Zain. 2006.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.

Falmer Press. 2010. POE and Practical works. (Online).tersedia di http://www.aare.edu.au/01pap/mth01583.htm (1 Oktober 2012)


(5)

Hadjar, I. 1999.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan.Jakarta. Grafindo Persada.

Hake, R. R. 1999.Analyzing Changed/Gain Scores.Indiana University USA. (Online) http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf (15 Januari 2012: 15.32 WIB)

Hamalik, O. 2004.Proses Belajar Mengajar.Jakarta. Bumi Aksara.

Haysom, J dan M. Bowen. 2010.Predict, Observe, Explain Activities Enhancing Sccientific Understanding. NSTA (National Science Teachers

Association) Press.

Lie, A. 2004.Mempraktikan Cooperative Learning di ruang-ruang kelas. Jakarta Gramedia.

Loranz, D. 2008.Gain Score. 10 Desember 2011 : 11:10 WIB.

http://www.tmcc.edu/vp/octsu/assesment/downlod/document/reports/arc hives/discipline/0708/SLOAP.HYSDiscipline Rep0708.pdf.

Margono, S. 2005.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta. Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002.Statistik Terapan untuk Penelitian

Ilmu-Ilmu Sosial. Yogjakarta. Gajah Mada Univercity Press.

Nurjanah. 2009.Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Tekanan dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa MTS (Implementasi Dari Diklat Guru Sains MTs Tahun 2008). 21 November 2011 : 21.11 WIB. bdk_bdg@depag.web.id. Bandung.

Novitasari. 2010.Pengaruh Strategi Predict-Observe-Explain (POE) Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Konsep Ekosistem. 09 Desember 2011 : 00.45 WIB.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=767. Bandung. Ojomori. 2011. Gangguan penyakit pada sistem pencernaan hewan ruminansia. 18

Maret 2012 : 15.00 WIB.

http://www.ojimori.com/2011/10/22/gangguan-penyakit-pada-sistem-pencernaan-pada-rumenansia/. Jakarta.

Oktarina, E. 2008.Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Aktifitas dan Penguasaan Materi Biologi. Skripsi. Program Studi

Pendidikan Biologi. Bandar Lampung. Universitas Lampung. Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan


(6)

Priadi, A. 2010.Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta. Yudhistira.

Purwanto, N. 2008.Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosdakarya Offset.

Riyanto, Y. 2001.Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya. SIC. Rohani, A. 1997.Media Instruksional Edukatif. Jakarta. Rineka Cipta. Sadiman., Raharjo., Raharjito dan Anung. 2008.Media Pendidikan. Jakarta.

Grafindo Persada.

Safitri, Y. 2007. Aplikasi Pembelajaran Dengan Penggunaan Macromedia Flash Untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Biologi Melalui Metode Jigsaw Di SMA Al Islam 2 Surakarta (skripsi). Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Sanjaya, W. 2009.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana.

Sardiman, A. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Yogjakarta. Rajawali.

Slameto. 1991.Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester.Jakarta. Bumi Aksara.

. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Sudjana. 2005.Metode Statistik. Bandung. Tarsito.

Syamsuri, I. 2007.Biologi Untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta. Erlangga. Thoha, M. 1994.Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Grafindo Persada. Trianto. 2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta.

Kencana.

Wahyudhi, R. A. 2011.Beberapa pengembangan dari model POE. 11 November 2011: 11.11 WIB. http://beberapa-pengembangan-dari-model POE.html. Jawa Tengah.

Wena, M. 2009.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta. Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN (POE) TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Swadhipa Natar Semester Genap T. P 2011/2012)

0 8 56

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJAN GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Studi Quasi Experimen pada siswa kelas XI SMA Al Kautsar Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)

1 20 56

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 16 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 7 57

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajara

0 23 54

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (Think Pair Share) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas XI MAN 1 Metro Semester Genap TP 2011/2012)

0 12 55

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

0 24 64

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 26

EFEKTIVITAS MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA N 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 28

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN GALLERY WALK TERHADAP PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Natar Tahun Ajaran 2012/2013)

0 15 55

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL MELALUI MODEL TPS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Natar Lampung Selatan Tahun Ajaran 2012/2013)

0 6 46