PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP

OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh MERI YUSTINA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ii ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP

OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

Oleh MERI YUSTINA

Penguasaan konsep materi pokok Sistem Pencernaan Makanan pada siswa kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar Lampung belum tercapai secara maksimal. Hal ini diduga karena guru belum pernah menggunakan media dan model yang sesuai. Untuk mengatasi hal itu, telah dilakukan penelitian menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing.

Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap Aktivitas dan Penguasaan Konsep pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas XI2 sebagai kelas eksperimen, dan siswa kelas XI4 sebagai kelas kontrol. Pemilihan sampel secara cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan desain pretes-postes tak ekuivalen. Data kuantitatif berupa Penguasaan Konsep siswa yang diperoleh dari pretes, postes dan N-gain.


(3)

iii

Data pretest, postest dan N-gain siswa tersebut kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji t dengan bantuan program SPSS 17.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan konsep materi pokok sistem pencernaan makanan pada siswa yang menggunakan Model pembelajaran Snowball Throwing; (2)

penguasaan konsep materi pokok sistem pencernaan makanan pada siswa yang pembelajarannya menggunakan Model pembelajaran Snowball Throwing (N-gain 65,23) lebih tinggi daripada siswa yang pembelajarannya tanpa menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing (N-gain 41,28); (3) aktivitas belajar siswa yang meliputi aktivitas mengemukakan pendapat, bertanya, bekerja sama,bertukar informasi, dan persentasi yang menggunakan Model pembelajaran Snowball Throwing dengan peningkatan (9,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa Model pembelajaran Snowball Throwing, dengan peningkatan (5,7%). Jadi, penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing berpengaruh terhadap penguasaan konsep materi pokok Sistem Pencernaan Makanan pada siswa kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012.

Kata kunci : Snowball Throwing, Penguasaan Konsep, Sistem Pencernaan Makanan.


(4)

iv

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP

OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

Oleh

MERI YUSTINA Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

v

Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

Nama : Meri Yustina

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024037

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M. Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd NIP 195708031986031004 NIP 197707152008012020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si


(6)

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M. Si. …………...

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd. M.Pd. …………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed …………...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(7)

vii

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Meri Yustina

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024037 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang pernah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan

sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, September 2012 Yang menyatakan

Meri Yustina NPM. 0743024037


(8)

(9)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi (Lampung Barat) pada tanggal 23 Juli 1989, yang merupakan anak ke empat dari empat bersaudara pasangan bahagia Bapak Thamrin dan Ibu Nur Asni.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri I Sukabumi pada Tahun 1995 yang diselesaikan pada tahun 2001. Tahun 2001 diterima di SMP Negeri I Batu Brak yang diselesaikan pada tahun 2004. Tahun 2004 diterima SMA Bina Mulya Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2007 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Gajah Mada Bandar Lampung, dan pada tahun 2012 penulis melakukan penelitian di SMA Gajah Mada Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).


(10)

ix

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala kemudahan, limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini. Teriring doa, rasa syukur dan

segala kerendahan hati.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Aki (Thamrin) dan Ibu (Nur Asni)

Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga untukku... I will always love you ..

Kakak – Amd. Suhirlan (Atin), Surya dewi Amd (Cinggah),

Yeni yulyana S.Pd (Wo)

Terimakasih untuk segala cinta dan dukungan yang kalian berikan untukku...

Keponakan ku Tercinta – Nola Gustamara, M. Nuril Yudha

Pratama, Deril febriyan Alzaki

Terimakasih atas cunta dan kasih saying yang telah diberikan untukku …

Para Pendidikku (Guru-guruku)

Terima kasih atas bimbingan yang diberikan hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu...

Insan pilihan ALLAH SWT yang kelak akan menjadi imamku


(11)

x

Motto

“Dan sesungguhnya Allah akan menolong siapa yang menolong

agamanya. Sesungguhnya Alah Maha Perkasa lagi Maha

Kuasa ”

(Al Hajj: 40)

“Sabar memiliki dua sisi .. sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain

adalah bersyukur kepada Allah SWT ..”

(Ibnu Mas’ud)

“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi

berusahalah untuk menjadi manusia yang berguna …”

(Einstein)

“Semua hal yang terjadi pada diri kita adalah tergantung dari

diri kita sendiri dan apa yang kita lakukan …

(Penulis)

Jangan takut untuk bermimpi besar, sebab orang yang tak punya

mimpi berarti tak punya cita-cita dan masa depan.”


(12)

xi

SANWACANA

Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM

PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua jurusan pendidikan MIPA.

3. Neni Hasnunidah, S.Pd, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I atas kesabaran, bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis.


(13)

xii

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II atas kesabaran, bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis.

6. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembahas atas kesabaran, bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis.

7. Tugiman Alfian, selaku Kepala SMA Gajah Mada Bandar Lampung, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

8. Rosa Triana, S. Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan masukan dan arahan selama penelitian.

9. Teristimewa Aki Tercinta Thamrin dan Ibunda Tersayang Nur Asni yang selalu mendoakan, meyayangi dan menjadi penyemangat dalam hidupku. 10.Kaka-kakak ku tersayang Ahmad Suhirlan (Atin), Nuryati (kaka), Surya Dewi

Amd, (Cinggah), Yusril M. Nur (Atin), Yeni Yulyana S.Pd (Wo), serta keluarga besar ku keponakan tersayang Nola Gustamara, M. Nuril Yudha Pratama, Deril Febriyan Alzaki, terimakasih atas motivasi, doa, dan dukungannya.

11.Keluarga kecilku di kampus, Emilda Novalia S.Pd, Yeni Erikania, Mega Sari, Pebriani, Aria Seprinda, Nurvita Sari , Reni Yunita S.IP, Robi Sugara.

Terimakasih atas kebersamaan dan kasih sayang yang telah kita jalani selama ini.

12. Sahabat-sahabatku di Biologi’07 dan seluruh mahasiswa Pendidikan Biologi, Terimakasih untuk semuanya.

13.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.. Bandar Lampung, September 2012


(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR GAMBAR...xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... .. 1

B. Rumusan Masalah ... .. 6

C. Tujuan Penelitian ... .. 7

D. Manfaat Penelitian ... .. 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... .. 8

F. Kerangka Pikir ... .. 9

G. Hipotesis Penelitian ... . 11

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Snowball Throwing ... .. 12

B. Aktivitas Belajar ... .. 15

C. Penguasaan Konsep ... .. 19

D. Sistem Pencernaan ... 21

III.METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

C. Desain penelitian ... 27

D. Prosedur penelitian 1. Prapenelitian ... 28

2. Pelaksanaan Penelitian ... 29

E. Jenis dan Tekhnik Pengambilan Data 1. Jenis Data ... 35

2. Tekhnik Pengambilan Data. ... 35

F. Teknik Analisis data 1. Analisis Data ... 38

a. Uji Normalitas Data ... 39

b. Uji Kesamaan Dua Varian ... 39

2. Pengujian Hipotesis ... 40

a. Aktivitas Siswa... 38

b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 40


(15)

xiv

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 48

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA... 59

LAMPIRAN 1. Perangkat-perangkat Pembelajaran ... 62

2. Data Hasil Penelitian... ... 116

3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 139

5. Foto-foto Penelitian ... 151


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Lembar observasi aktivitas siswa ... 36 2. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 38 3. Data penguaasaan konsep ... 42 4. Hasil uji t N-gain penguasaan konsep biologi oleh siswa pada

kelas eksperimen dan kontrol ... 44 5. Hasil uji t dan uji Mann-Whitney U N-gain setiap indikator hasil belajar

kognitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... .. 46 6. Hasil rata-rata setiap aspek aktivitas belajar siswa kelas eksperimen

Dan kontrol...47 7. Nilai pretest, postest, dan N-gain kelas eksperimen. ... 116 8. Nilai pretest, postest, dan N-gain kelas kontrol ... 117 9. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

pertemuan I (kelas eksperimen…... 130 10. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

pertemuan II (kelas eksperimen) ... 132 11. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

pertemuan I (kelas kontrol) ... 134 12. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran


(17)

xvii

13. Data statistik uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol…. 139

14. Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol... 139

15. Data statistik uji homogenitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... ...140

16. Data statistik N-gain ... 141

17. Uji t N-gain ... 141

18. Uji satu pihak N-gain ... 142

19. Data statistik uji normalitas pretest dan postest kelas eksperimen dan kontrol ... 143

20. Hasil uji normalitas data pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 144

21. Data statistik uji homogenitas pretest dan postest kelas eksperimen... 146

22. Data statistik uji homogenitas pretest dan postest kelas kontrol ... 146

23. Data statistik pretest ... . 147

24. Uji t pretest ... . 148

25. Data statistik postest ... . 148

26. Uji t postest ... . 149


(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ... 10 2. Grafik rata-rata pretest, postest dan N-gain penguasaan konsep

biologi oleh siswa………... 48

3. Grafik perbedaan aktivitas siswa.………. ... 54


(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Oleh karena itu proses ini perlu mendapat perhatian dan pemikiran yakni bagaimana menciptakan proses belajar mengajar yang optimal. Dalam proses belajar mengajar sebaiknya siswa dilibatkan secara langsung sebagai proses pemberian pengalaman belajar pada siswa. Keterlibatan dan aktivitas siswa yang besar dalam pembelajaran diharapkan akan dapat meningkatkan penguasaan konsep biologi pada siswa (Anonim, 2009:1).

Keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar mengajar adalah “jantung” dari proses belajar yang efektif. Di dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan partisipasi siswa agar siswa aktif dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak terasa membosankan. Kegiatan belajar yang terfokus kepada guru, sehingga terjadi komunikasi satu arah, maka anak didik menjadi pasif, sehingga menimbulkan rasa jenuh dan bosan siswa dalam belajar, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai tidak tercapai (Asrofudin, 2011:1).


(20)

2 Hasil observasi dan wawancara pendahuluan guru Biologi kelas XI di SMA Gajah Mada Bandar Lampung menunjukkan bahwa pembelajaran Biologi yang di sampaikan di dalam kelas menggunakan metode diskusi sehingga masih menganggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami. Hal itu disebabkan karena siswa kurang mengetahui dan memahami manfaat ilmu Biologi secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya siswa cepat merasa bosan dan tidak tertarik pada materi pelajaran yang kurang bervariasi dan hanya berpegang teguh pada buku-buku paket saja.

Memberdayakan aktivitas dan penguasaan konsep belajar diharapkan dapat berpengaruh terhadap penguasaan konsep sehingga membantu siswa untuk mencapai standar ketuntasan belajar minimal di sekolah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas XI pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 khususnya pada Materi Pokok Sistem Pencernaan Makanan adalah 62, sedangkan persentase rata-rata ketuntasan belajarnya adalah 56,7%. Nilai rata-rata ini belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan disekolah adalah 65, dengan ketuntasan belajarnya adalah 100%.

Selanjutnya dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, ketidak tercapaian ketuntasan belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: ( 1) kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran, (2) bila guru mengajukan pertanyaan hanya sedikit siswa yang dapat menjawab dan bila guru memberikan kesempatan bertanya maka sedikit pula yang bertanya,


(21)

3 (3) bila guru memberikan pekerjaan rumah banyak siswa yang menyalin hasil pekerjaan temannya.Hal ini bukan sepenuhnya kesalahan siswa, namun seluruh elemen dalam bidang pendidikan pun harus berbenah. Maka dari itu diperlukan suatu upaya yang berorientasi pada peningkatan aktivitas dan penguasaan konsep belajar siswa melalui pembelajaran yang efektif yaitu suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor.

Dari fenomena tersebut penulis beranggapan bahwa kesalahan dalam proses pembelajaran yang menyangkut dalam beberapa komponen pembelajaran seperti tujuan, bahan, model dan alat, serta penilaian. Salah satu kendala yang dirasakan dalam pembelajaran Biologi adalah masalah strategi pembelajaran. Selama ini proses pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan metode ceramah. Guru sangat dominan sedangkan siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru. Siswa tidak dibiasakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar, seperti melakukan praktikum, pengamatan, kerja kelompok dan kegiatan lainnya. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, kegiatan belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Sardiman (2004: 95) berpendapat bahwa “belajar adalah perbuatan, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas”.


(22)

4

Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan pendapat sadirman (2004: 99) bahwa:

“dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas tidak mungkin proses belajar akan berjalan dengan baik. Aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan untuk dapat menunjang prestasi belajar.”

Mulyono (2001 : 26), aktivitas artinya “kegiatan atau keaktivan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Selanjutnya menurut Sunyono ( 2009 : 6) aktivitas adalah segala kegiatan belajar seperti melakukan praktikum,

pengamatan, kerja kelompok dan kegiatan lainnya, yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Hamalik (2001: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,

emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Sedangkan, Sardiman (2003 : 22) menyatakan: “Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada


(23)

5 siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Natawijaya dalam Depdiknas (2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar

mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.

Model yang tepat dalam pembelajaran adalah salah satu faktor agar aktivitas dan penguasaan konsep belajar dapat tercapai oleh siswa. Dalam kesempatan ini peneliti menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing guna melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pertanyaan dari orang lain, dan menyampaikan pertanyaan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya, (Suhana, 2009 : 49 , dan Widodo, 2009 : 1 ). Dengan demikian, diharapkan melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing ini siswa dapat ikut berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik.

Beberapa penelitian yang menguji efektivitas model pembelajaran Snowball Throwing adalah penelitian Widodo (2009 : 54), yang menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep oleh siswa. Ratmiyati (2008:1), bahwa pembelajaran model Snowball Throwing dapat meningkatkan prestasi belajar


(24)

6 biologi khususnya pada materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan pada siswa.

Dari uraian di atas maka akan dilakukan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Konsep Oleh siswa Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan pada kelas XI IPA di SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan pada kelas XI IPA di SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012?


(25)

7 C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitan ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan pada kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012.

2. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap Penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan pada kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam :

1. Bagi peneliti, yaitu memberikan pengalaman sebagai calon guru dan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing.

2. Bagi siswa

Membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan, memahami dan menguasi konsep materi pembelajaran dengan rasa nyaman dan menyenangkan, serta membantu siswa untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar.

3. Bagi guru, yaitu menjadikan model pembelajaran Snowball Throwing sebagai alternatif model pembelajaran untuk diterapkan dalam


(26)

8 4. Bagi sekolah

Sebagai sumbangan pemikiran agar dapat meningkatkan kualitas belajar di sekolah khususnya mata pelajaran biologi disekolah dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman maka diperlukan ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran dengan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.

2. Aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang meliputi kemampuan mengemukakan pendapat / ide , kemampuan bertanya,kemampuan bekerjasama dengan teman

menyelesaikan tugas, dan bertukar informasi dengan teman.

3. Penguasaan konsep yang diperoleh dari rata-ratas hasil pretest dan postest pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

4. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4 semester genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung.

5. Materi pokok dalam pembelajaran untuk penelitian ini adalah Sistem Pencernaan Makanan.


(27)

9

F. Kerangka Pikir

Pelajaran Biologi termasuk salah satu mata pelajaran IPA yang kurang dipahami oleh siswa SMA karena materi Biologi banyak yang bersifat hapalan.

Di SMA Gajah Mada Bandar Lampung nilai Biologi pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan masih rendah. Rendahnya aktivitas dan penguasaan konsep disebabkan oleh pembelajaran yang masih menggunakan metode Diskusi tanpa memperhatikan aktivitas belajar yang berpusat pada siswanya. Pembelajaran dengan metode diskusi cenderung berjalan satu arah dari guru ke siswa, menyebabkan pembelajaran terkesan hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa saja.

Pembelajaran dengan metode diskusi yang menghasilkan aktivitas dan penguasaan konsep yang masih rendah perlu diperbaiki dengan cara menerapkan model, pendekatan, dan strategi pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing yaitu suatu model pembelajaran lemparan pertanyaan tidak mengggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik, akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.

Penguasaan konsep merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Untuk mencapai penguasaan konsep dalam


(28)

10 pembelajaran tidak cukup dengan hanya membaca ataupun mendengarkan saja, tetapi perlu dilakukan pembelajaran kreatif dengan pemecahan suatu masalah. Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur melalui evaluasi yang dilaksanakan setelah pelajaran berlangsung.

Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing ini diharapkan dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan siswa tidak hanya terbatas mendengarkan penjelasan guru saja, tetapi juga siswa dapat berpikir kreatif dan dapat melakukan pemecahan suatu masalah dalam belajar, sehingga guru dapat melihat aktivitas dan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran tersebut.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Dimana variabel bebas adalah pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing dan variabel terikat adalah aktivitas dan penguasaan konsep biologi siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

Model hubungan variabel bebas dengan variabel terikat :

Keterangan :

X = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing

= Aktivitas belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

Penguasaan konsep belajar siswa pada materi pokok sistem pencernaan Makanan.

Gambar 1. Diagram Kerangka Pikir X


(29)

11

G.Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 :Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

H1 : Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing tidak dapat meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.


(30)

12

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Snowball Throwing

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya model pembelajaran dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan untuk mengimplementasikan suatu model secara spesifik. Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan model atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Apabila ada pendekatan, strategi, model, teknik, dan bahkan taktik pembelajaran telah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah suatu model pembelajaran. Jadi model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru (Suyanto, 2009:1).

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, diantaranya adalah: (1) rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik; (2) tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (3) langkah-langkah mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal; dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai (Anonim, 2009:1).


(31)

13 Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran di

kelas. Diantara tanggung jawab guru dalam pembelajaran adalah menstimulasi dan memotivasi siswa. Mendiagnosis dan mengatasi kesulitan siswa serta menyediakan pengalaman untuk menumbuhkan pemahaman siswa (Suherman dkk, 2001:76). Oleh karena itu, guru harus menyediakan dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk belajar secara aktif,sedemikian rupa sehingga para siswa dapat menciptakan, membangun, mendiskusikan, membandingkan, bekerjasama, dan melakukan eksperimentasi dalam kegiatan belajarnya (Setyosari, 1997:53).

Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing didasarkan pada teori yang diungkapkan oleh Anonim (2010:1) bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa harus mengacu pada peningkatan aktivitas siswa. Pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran akan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi siswa.

Keberhasilan suatu tujuan pembelajaran tidak terlepas dari model pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Menurut Usman (2002:32) sebenarnya keunggulan suatu metode pembelajaran terletak pada beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi, dan kondisi, kemampuan dan pribadi guru, serta sarana dan prasarana yang digunakan. Menurut Trimo (dalam Mitra, 2009: 12) Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif baik dari segi fisik, mental, dan emosional yang diramu dengan kegiatan melempar pertanyaan seperti “melempar bola salju”. Snowball artinya bola salju sedangkan Throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju.


(32)

14 Hal yang mendasari pentingnya penerapannya model pembelajaran Snowball

Throwing adalah paradigma pembelajaran efektif yang merupakan rekomendasi

dari UNESCO, yakni, belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be), (Depdiknas, 2005: 5).

Menurut Widodo (2009 : 1) model pembelajaran Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang aktif melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran talking stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya. Pada model pembelajaran Snowball Throwing siswa dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Menurut Widodo (2009 : 2) model pembelajaran Snowball Throwing memiliki kelebihan yaitu dapat melatih kesiapan siswa dan siswa dapat saling memberikan pengetahuan, sedangkan kelemahanya yaitu pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.


(33)

15 Ada delapan langkah kegiatan dalam model pembelajaran Snowball Throwing, (Hanafiah dan Suhana 2009 : 49), yaitu:

1. Guru menyajikan materi tentang Sistem Pencernaan Makanan.

2. Guru membentuk kelompok – kelompok dan memanggil masing – masing ketua kelompok.

3. Guru memberikan sub materi pokok LKS untuk dikerjakan setiap kelompok pada ketua kelompok.

4. Kemudian siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi pokok yang sudah dijelaskan. 5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa

ke siswa yang lain selama lebih kurang 5 menit (dapat disesuaikan). 6. Setelah siswa dapat satu bola atau satu pertanyaan yang diberikan

kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

7. Evaluasi. 8. Penutup. B. Aktivitas Belajar

Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2003: 97).

Aktivitas belajar memiliki beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru,


(34)

16 sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa. Pada pandangan ilmu jiwa modern menerjemahkan jiwa manusia itu sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensi, dan energi sendiri. Oleh karena itu dalam belajar siswa harus aktif agar potensinya berkembang. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2003: 99), “Belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif.”

Dalam kegiatan belajar terdapat dua aktivitas yaitu aktivitas fisik dan aktivitas mental. Kedua aktivitas ini harus selalu berkait, artinya harus terjadi keserasian antara kedua aktivitas tersebut agar hasil belajar yang dihasilkan optimal. Hal ini seperti yang dikemukakan Sardiman (2003:100), aktivitas belajar adalah aktivitas fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait.

Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, maka semakin baik pembelajaran yang terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2003:95), belajar memerlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar.” Aktivitas sangat diperlukan dalam pembelajaran agar pembelajaran menjadi efektif, seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2001:171): “Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.”


(35)

17 Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran Biologi sangat diperlukan adanya keterlibatan siswa secara aktif agar belajar menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang baik. Nasution (2003:85) mengatakan bahwa aktivitas adalah segala tingkah laku atau usaha manusia, atau apa saja yang dikerjakan, diamati oleh seseorang mencakup kerja pikiran dan badan. Aktivitas siswa tidak cukup hanya dengan mendengarkan atau mencatat, tetapi perlu adanya aktivitas-aktivitas positif lain yag dilakukan siswa.

Aktivitas siswa diklasifikasikan dalam 8 kelas, (Diedrich dalam Sardiman, 2003:101), yaitu:

1. Visual activities (kegiatan visual), misalnya membaca, melihat gambar, demonstrasi, percobaan, mengamati orang lain.

2. Oral Activities (kegiatan lisan), misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya,

memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.

3. Listening Activities (kegiatan mendengarkan), misalnya mendengarkan uraian,

percakapan, diskusi, musik dan pidato.

4. Writing Activities (kegiatan menulis), misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5. Drawing Activities (kegiatan menggambar), yaitu menggambar, membuat

grafik, peta, dan diagram.

6. Motor Activities (kegiatan metrik), misalnya melakukan kegiatan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, berternak.

7. Mental Activities (kegiatan mental), misalnya menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emotional Activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat,


(36)

18 Dari bagian-bagian di atas, peneliti berfokus pada beberapa aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran yang menunjang peningkatan aktivitas siswa. Aktivitas tersebut antara lain: (1) Kemampuan bekerja sama dengan teman, (2) Kemampuan melakukan kegiatan diskusi, (3) Kemampuan bertukar informasi dengan teman.

“Penggunaan aktivitas besar nilainya bagi pengajaran pada siswa, sebab: 1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

integral.

3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa. 4. Siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. 6. Mempererat hubungan sekolah, masyarakat da orang tua dengan guru.

7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkrit sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalitas.

8. Pengajaran di sekolah menjadi lebih hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat, (Hamalik 2004 :174).

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan aktivitas pada pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa, serta dapat mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran Biologi, siswa diharapkan benar-benar aktif, sehingga apa yang dipelajari akan lebih lama diingat agar diperoleh hasil


(37)

19 yang maksimal. Suatu konsep mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah yang tepat, jelas dan menarik. Dengan demikian, guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang sesuai agar aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan, (Hamalik 2004:175).

C. Penguasaan Konsep

Materi pembelajaran merupakan bahan ajar utama minimal yang harus dipelajari oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang sudah dirumuskan dalam kurikulum (Muhammad, 2003:17). Dengan materi pembelajaran memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Materi pembelajaran merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi

pembelajaran (Awaluddin, 2010:1).

Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2001:115).

Penguasaan konsep merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah : (1) informasi non verbal, (2) informasi fakta dan

pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang


(38)

20 lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 2001:131).

Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2004:23-28) ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut : (1) Pengetahuan, mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan, (2)

Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang

dipelajari, (3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, (4) Analisis, mencakup

kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian- bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik,

(5) Sintesis, mencakup kemampuan menbentuk suatu pola baru, (6). Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Thoha (1994:1) bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Salah satu instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2001:53) tes merupakan alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.


(39)

21 Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postest atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal atau pretest. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan

pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran

(Daryanto, 1999:195-196).

D. Sistem Pencernaan

Proses pencernaaan makanan pada manusia merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk memecah bahan makanan menjadi struktur yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh sel-sel tubuh. terjadi di luar sel disebut pencernaan ekstra seluler.Sistem pencernaan manusia tersusun dari saluran pencernaan (mulu, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus ) dan kelenjar pencernaan (hati dan pancreas), (Sudjadi dan Laila, 2007:149).

1. Mulut( Cavum Oris ).

Manusia memasukkan makanan ke dalam tubuh dengan cara ditelan, cara ini disebut ingesti.Mulit dilengkapi dengan beberapa alat tubuh, yaitu lidah, gigi dan kelenjar saliva (air liur).


(40)

22 Lidah berfungsi untuk membantu membolak-balikkan makanan,membantu mendorong makanan saat ditelan, sebagai alat pengecap atau perasa, serta merupakan alat indra yang sensitive terhadap suhu dingin/panas dan tekanan. b. Gigi ( Dentis )

Gigi bayi pertama kali muncul sesudah berusia enam bulan, disebut gigi susu yang berjumlah 20, seperti : Delapan gigi seri (insisivus/I), untuk memotong makanan, Empat gigi taaring (caninus/C), untuk mencabik-cabik makanan, Delapan gigi geraham untuk mengunyah makanan. Pada anak berusia 6-14 tahun, gigi susu akan tanggal dan diganti oleh gigi tetap yang berjumlaah 32.

c. Kelenjar Ludah ( Glandula Saliva )

Saliva digunakan untuk memudahkan penelanan makanan, membantu mencerna makanan secara kimiawi karena mmengandung enzim amylase (ptyalin) dan lipase, serta melindungi selaput mulut terhadap suhu panas atau dingin dan kondisi asam atau basa.

Dalam rongga mulut manusia terdapat tiga pasang kelenjar saliva, yaitu glandula parotis ( menghasilkan saliva atau ludah), glandula sublingualis (menghasilkan air dan lendir), dan glandula submandibularis (menghasilkan air dan lender).

2. Kerongkongan, dan Lambung

a. Kerongkongan( Esopagus )

Kerongkongan merupakan sebuah tabung lurus, berotot, dan berdinding tebal. Bolus akan melalui kerongkongan menuju lambung yang disebabkan oleh gerak


(41)

23 peristaltik dinding kerongkongan. Gerak peristaltis adalah gerak bergelombang dari depan sampai belakang yang ditimbulkan oleh kontraksi dan relaksasi otot yang terjadi secara berurutan.

b. Lambung ( Ventrikulus )

Lambung (ventrikulus) terletak dibawah sekat rongga badan atau dibagian atas rongga perut. Lambung mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu menyimpan makanan, mengaduk makanan, dan mempersiapkan proses hidrolisis enzimatik protein. Lambug terdiri atas tiga bagian, Makanan pertama kali masuk melalui kardiak,. Kemudian makanan mmenuju fundus dan filorus. Pilorus berdekatan dengan otot pengunci yang berguna untuk mengatur penyaluran makanan ke usus.Dalam lambung, makanan akan dicerna hingga menjadi kimus (bubur usus) yang berwarmna kekuningan dan berifat asam. Sifat asam dengan cepat dinetraalkan oleh sekresi cairan bersifat basa dari hati dan pancreas.

3. Hati dan Pankreas

Hati merupakan kelenjar pencernaan yang tersebar, bobotnya dapat mencapai 2 kg. fungsinya menghasilkan empedu (bilus), tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah berupa glikogen, menyerap unsure besi dari darah yang telah rusak, tempat penyimpanan darah, tempat fibrinogen dan heparin, tempat penghancuran sel darah merah. Empedu disimpan dalam kantong empedu sebelum masuk ke usus. Empedu bersifat basa sehingga menetralkan zat makanan bersifat asam yang keluar dari lambung serta membuat pH yang baik untuk kerja enzim pancreas dan enzim usus. Empedu juga mengandung garam empedu yang membantu proses hidrolisis lemak di usus, ( Priadi, 2009:90).


(42)

24

1. Usus (Intestinum) dan Anus

Makan dari lambung masuk ke dalam usus. Usus adalah saluran tempat pencernaan makanan, absorpsi zat makanan, serta tempat fermentasi dan pembusukan ampas makanan oleh bakteri. Manusia mempunyai dua macam usus yaitu, usus halus (intestinum tenue) dan usus besar (intestinum crassum).

1. Struktur Usus Halus ( Intestinum Tenue )

Terdiri atas tiga bagian yaitu, Duodenum (usus dua belas jari) panjang kira-kira 25 cm, berbentuk U, dan menjadi muara saluran empedu serta pankreas. Jejenum (usus kosong). Bagian kedua usus halus dengan panjang kiara-kira 7 cm. Ileum (usus penyerapan), bagian terakhir usus halus dengan panjang kira-kira 1 cm. Proses penyerapan makanan di dalam usus halus sel-sel nya menyerap zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.Material sisa yang tidak dapat dipergunakan lagi oleh tubuh disalurkan ke usus besar. Pada penyerapan lemak, asam lemak bereaksi dengan garam empedu membentuk sabun atau emulsi, kemudian bersama gliserol di serap ke dalam jonjot usus. Dalam jonjot usus, asam lemak terpisah dengan garam empedu dan mengikat gliserin membentuk lemak (fospolipid). Fospolipid dilepaskan kedalam system getah bening berupa bulatan kecil berlapis protein (kilomikron),kemudian di bawa ke vena di dekat jantung, (Priadi,2009:91).


(43)

25 Kolon manusua terbagi menjadi tiga bagian , yaitu bagian naik (asenden), melintang (transenden), dan turun (transenden). Saluran kolon berakhir pada suatu ruang yang disebut rekktum. Rektum bermuara di permukaan tubuh dalam lubang yang disebut anus. Dalam rectum terdapat otot yang berfungsi untuk mmenahan turunnya feses ke anus disebut katup Houston.

Antara usus besar dan usus halus di pisahkan oleh klep yang disebut ileosekum yang berguna untuk mencegah makanan agar tidak kembali ke usus halus. Pada ujung ileosekum terdapat apendiks (umbai cacing),usus buntu). Kolon menyerap kembali air dan garam yang berasal dari zat-zat buangan dari usus halus, (Sudjadi dan Laila, 2007:187).

B. Sistem Pencernaan Makanan Ruminansia

Ruminansia adalak kelompok mamalia yang memamah kembali makanan hasil kunyahannya (memamah biak). Kelompok hewan ini sangat bergantung pada bakteri pengurai selulosa di lambung untuk memecah selulosa. Lambung ruminansia terdiri atas empat bagian, yaitu rumen (perut besar), retikulum (perut jala) omasum (perut kitab), dan obamasum (perut masam). (Endang dan Idun, 2009:237)

C. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Makanan Manusia

Berikut beberapa contoh gangguan pada sisitem pencernaan manusia .

a. Gastritis, yaitu radang akut atau kronis pada lapisan mukosa dinding lambung. b. Hepatitis, yaitu radang hati akibat infeksi virus.


(44)

26 c. Diare, yaitu iritasi pada selaput dinding kolon akibat adanya bakteri disentri. d. Apendiksitis, yaitu peradangan dan pembengkakan usus buntu.

e. Hemoroid (wasir), yaitu pembengkakan vena di daerah anus. f. Parotitis, yaitu radang akibat infeksi virus rabulosa inflans.

g. Kolik (kanker lambung), gangguan yang disebabkan makanan masuk terlalu banyak, (Endang dan Idun, 2009:237).


(45)

27

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada siswa kelas XI semester genap Tahun Ajaran 2011/2012.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa adalah 66 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Sampel tersebut adalah siswa-siswi kelas XI IPA 2 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa-siswi kelas XI IPA 4 yang berjumlah 34 siswa sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu, karena menurut Sugiyono (2009:76), menyatakan desain penelitian mengambil dua kelompok subjek dari populasi meliputi kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pada kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing sedangkan pada


(46)

28 kelas kontrol tanpa menggunakan model Snowball Throwing yaitu dengan menggunakan metode Diskusi. Kedua kelas mendapatkan soal tes yang sama, yaitu pretest dan postest.

Sehingga struktur desainnya adalah sebagai berikut:

Ket:

I : Kelas Eksperimen II : Kelas Kontrol O1 : Pretest

O2 : Postest

X1 : Perlakuan dengan model Snowball Throwing

X2 :Metode Diskusi, (Modifikasi oleh Riyanto, 2001: 43) Gambar 1. Desain Pretest- Postest non ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut, sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah: a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah.

Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. Kelompok Pretes Perlakuan Postes

I O1 X1

O2


(47)

29 b. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

c. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). g. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretest-postest berupa soal

essay.

h. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

i. Pembentukan kelompok belajar yang terdiri dari delapan kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode diskusi tanpa menggunakan model Snowball Throwing. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua pertemuan.

Pertemuan I membahas sub materi organ-organ pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan proses pencernaan makanan pada manusia. Pertemuan II membahas sub materi sistem pencernaan pada hewan vertebrata dan gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan pada manusia.

Kelas eksperimen (Model Snowball Throwing)

a) Kegiatan awal

1. Guru memberikan pretest pada pertemuan I berupa soal essay tentang macam-macam organ pencernaan makanan pada manusia


(48)

30 dan hewan vertebrata, proses pencernaan makanan, serta

gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan manusia. 2. Guru menyajikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar

(KD), Indikator dan tujuan pembelajaran. 3. Guru memberikan apersepsi dengan cara:

Pertemuan- I; mengajukan pertanyaan “ Apakah sebelum berangkat sekolah kalian sudah sarapan pagi ?”

Pertemuan- II; mengajukan pertanyaan “ Bagian tubuh manakah yang kalian pegang saat sakit perut ? dan apakah kalian

mengetahui bagaimana hewan vertebrata seperti sapi mencerna makanannya?”.

4. Guru memberikan motivasi dengan cara:

Pertemuan- I; “Guru memberikan penjelasan lambung pada manusia dan lambung pada sapi. Guru meminta siswa untuk merinci perbedaan sistem pencernaan pada manusia dan pada hewan ruminansia. Selanjutnya guru memberitahu tentang manfaat siswa mempelajari tentang sistem pencernaan pada hewan

ruminansia“.

pertemuan- II;“Guru emberikan penjelasan apabila kita memakan gorengan dengan banyak Cuka menyebabkan perut kita menjadi sakit? Guru menjelaskan penyebab sakit perut, yaitu banyak makan cuka dapat meningkatkan produksi asam lambung. Selanjutnya guru memberitahu tentang manfaat siswa mempelajari tentang ganguan pada sistem pencernaan ?”.


(49)

31 5. Membentuk kelompok siswa dengan cara membagi siswa dalam

delapan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

6. Guru menyajikan materi sebagai pengantar :

Pertemuan- I; menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi organ-organ dalam sistem pencernaan makann manusia.

Pertemuan- II; menjelaskan struktur dan proses pencernaan pada hewan vertebrata terutama hewan ruminansia, dan gangguan atau penyakit yang terjadi dalam sistem pencernaan makanan.

b) Kegiatan Inti

1. Guru menyajikan materi dan membentuk kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok.

2. Guru memberikan sub materi LKS untuk dikerjakan setiap kelompok pada ketua kelompok.

3. Masing-masing kelompok diberikan selembar kertas yang telah disediakan guru, untuk menulis pertanyaan apa saja yang menyangkut materi pokok yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok,

2. Kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu sisw ke siswa lain selama kurang lebih 5 menit. Setelah siswa dapat satu bola/pertanyaan diberikan kesempatan pada siswa tersebut untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergiliran.


(50)

32 3. Guru bersama siswa melakukan koreksi bersama – sama.

Kemudian guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

d) Kegiatan Penutup

1. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Guru memberikan postest untuk pertemuan terakhir (pertemuan II), berupa soal pilihan essay tentang macam-macam organ pencernaan makanan pada manusia dan hewan vertebrata, proses pencernaan makanan, serta gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan manusia.

3. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari selanjutnya.

4. Guru menutup kegiatan pembelajaran.

Kelas Kontrol (Metode Diskusi)

a) Kegiatan Awal

1. Guru memberikan pretest pada pertemuan I berupa soal essay tentang macam-macam organ pencernaan makanan pada manusia dan hewan vertebrata, proses pencernaan makanan, serta

gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan manusia. 2. Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar


(51)

33 3. Guru memberikan apersepsi dengan cara :

Pertemuan- I; mengajukan pertanyaan “ Apakah sebelum berangkat sekolah kalian sudah sarapan pagi ?”

Pertemuan –II ; mengajukan pertanyaan “ Bagian tubuh

manakah yang kalian pegang saat sakit perut ? dan Apakah kalian mengetahui bagaimanan hewan vertebrata seperti sapi mencerna makanannya ?”.

4. Guru memberikan motivasi dengan cara :

Pertemuan- I ; “Guru memberikan penjelasan lambung pada manusia dan lambung pada sapi. Guru meminta siswa untuk merinci perbedaan sistem pencernaan pada manusia dan pada hewan ruminansia. Selanjutnya guru memberitahu tentang manfaat siswa mempelajari tentang sistem pencernaan pada hewan ruminansia“.

Pertemuan- II ; Guru emberikan penjelasan apabila kita memakan gorengan dengan banyak Cuka menyebabkan perut kita menjadi sakit? Guru menjelaskan penyebab sakit perut, yaitu banyak makan cuka dapat meningkatkan produksi asam lambung. Selanjutnya guru memberitahu tentang manfaat siswa mempelajari tentang ganguan pada sistem pencernaan ?”


(52)

34 b) Kegiatan Inti

1. Guru menyajikan materi sebagai pengantar, pertemuan pertama membahas sub materi kaitan struktur, fungsi dan proses organ-organ pada sistem pencernaan makanan pada manusia.

2. Guru menyajikan materi sebagai pengantar, pertemuan kedua struktur dan proses pencernaan makanan pada manusia dan hewan vertebrata serta gangguan/kelainan penyakit pada sistem pencernaan makanan.

3. Guru memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berisi pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan sub materi organ-organ pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan proses pencernaan makanan pada manusia (Pertemuan 1) dan sub materi sistem pencernaan pada hewan vertebrata dan gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan pada manusia (Pertemuan 2). 4. Guru memberikan petunjuk kepada siswa mengenai cara

mengerjakan LKS.

5. Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.

6. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan atau perbedaan pendapat antar kelompok.

c) Kegiatan Penutup

1. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang diajarkan.


(53)

35 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai konsep yang belum dipahami.

3. Guru memberikan postest pada pertemuan terakhir (pertemuan II), berupa soal essay tentang macam-macam organ pencernaan makanan pada manusia dan hewan vertebrata, proses pencernaan makanan, dan gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan manusia.

4. Guru menutup kegiatan pembelajaran.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

a. Aktivitas Siswa berupa data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa.

b. Penguasaan Konsep

Jenis data penguasaan konsep berupa data kuantitatif yang diperoleh dari nilai pretest dan postest pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: a) Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan


(54)

36 dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Sumber: Sunyono (2009:11) Keterangan :

A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat/ide (diam saja)

2. Mengemukakan pendapat/ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan. 3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada

materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

B. Kemampuan Bertanya

1. Tidak mengajukan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

C.Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok

1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja).

2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan dalam LKS pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

No Nama A Aspek yang diamati B C D E Xi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

4


(55)

37 3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan

permasalahan dalam LKS pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

D. Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja).

2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan Sistem Pencernaan Makanan dalam LKS.

3. Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan pada LKS sesuai dengan model pembelajaran Snowball Throwing atau pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

E.Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.

b) Penguasaan Konsep

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretest dan postest. Pretest dilakukan di awal pertemuan I, dan postest dilakukan di akhir pertemuan II. Pretest dan postest dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk soal adalah soal essay. Pretest yang diberikan pada awal pertemuan I mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan postest yang diberikan di akhir pertemuan II.


(56)

38

F. Teknik Analisis Data

a) Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

n x100

x X

i

Keterangan : X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum (15) Hake (dalam Belina, 2008:37)

Indeks aktivitas siswa ditentukan berdasarkan Interval klasifikasi indeks aktivitas siswa kemudian menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Interval Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37).


(57)

39 b). Penguasaan Konsep

1. Uji normalitas data

Uji normalitas data (N-gain) dihitu

ng menggunakan uji Liliefors dengan menggunakan software SPSS versi 17. Untuk mendapat N-gain yakni dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

X – Y

Skor Maksimum -Y

Keterangan : X = Nilai rata-rata pretest

Y = Nilai rata-rata postest (dimodifikasi dari Loranz, 2008:3). a. Rumusan hipotesis

H0 = data berdistribusi normal H1 = data tidak berdistribusi normal b. Kriteria pengujian

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2005:466).

2. Uji kesamaan dua varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Rumusan Hipotesis

H0 = kedua data mempunyai varians yang sama H1 = kedua data mempunyai varians berbeda

X 100 N-gain =


(58)

40 b. Kriteria Uji

- Jika χ2hitung < χ 2 tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima - Jika χ2hitung > χ 2 tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004:18).

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17. a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-Gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-Gain kedua sampel tidak sama 2) Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:18).

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis

H0 = Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap Penguasaan Konsep sama dengan pada penggunaan metode Diskusi.

H1 = Rata-rata penguasaan konsep dengan penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing sama dengan

penggunaan metode Diskusi. 2) Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:12).

c. Uji hipotesis dengan uji U Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1 ≠ μ2 1) Hipotesis


(59)

41 Ho : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

sama

H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama

2) Kriteria Uji :

Ho ditolak jika sig< 0,05


(60)

57

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Model Pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan Kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung.

2. Model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan Penguasaan Konsep Biologi Oleh Siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan Kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung.

B. Saran

Dengan adanya kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini maka peneliti menyarankan sebaiknya :

1. Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan materi pokok sistem pencernaan makanan karena dapat membuat siswa ikut aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.


(61)

58

2. Kepada calon peneliti yang akan menggunakan model Snowball Throwing

untuk lebih bisa menekankan kepada siswa tentang tugasnya pada saat diskusi sehingga waktu yang disediakan akan lebih efektif.

3. Model pembelajaran Snowball Throwing ialah model pembelajaran dengan sintaks yang memerlukan waktu yang lama, sehingga guru hendaknya merancang kesesuaian waktu dengan materi pokok agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.


(62)

43

DAFTARA PUSTAKA

Anonim. 2010. Pembelajaran. Dalam http:/www.google.com. (09 Desember

2011; 08.45 WIB).

Asrofudin. 2011. Kegiatan Belajar Mengajar. www.blogrankings.com // 2982

html. (25 Desember 2011): 13.35 WIB.

Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.

Awaluddin, A. 2010. Materi Ajar.http// andhysastera.blogspot.com (11 desember

2010): 16.35 WIB.

Bellina, W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa dalam

Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model PBI (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas VIII di salah satu SMP Swasta di Kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. http://digilib.upi.edu./pasca/available/etd-0519108-104827/. (08 Desember 2011): 17.05 WIB.

Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2004. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Edangn, dan Idun. 2009. Biologi 2. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama.

Hamalik, Oemar . 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Mulyono. 2001. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Muhammad, H. 2003. Pengembangan Khusus Pengembangan silabus berbasis

Kompetensi. http:// www. Google.com. (21 febuari 2011): 14.58 WIB.

Nasution, M.A. 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.


(63)

Natawijaya, dalam Depdiknas . 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan Dengan SPSS Versi 12. Jakarta: Bumi Aksara.

Ratmiyati. 2008. Pembelajaran Model Snowball Throwing Dan Student Team

Achievement Division (STAD) Ditinjau Dari Sikap Sosial Dan Aktivitas Belajar Siswa. http/www.uns.ac.id/?p=282. (10 Desember 2011, 10.30 WIB).

Sardiman, A. M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Sudjadi, B. dan S. Laila. 2007. Biologi untuk kelas 2. Jakarta.Yudhistira.

Riyanto. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Sugiyono. 2009. Model Pembelajaran Tindakan Kelas. http//blog.unila.ac.id/

sunyono/files/2009/06/ptk.pdf. (07 Mei 2011): 17.45 WIB.

Sudjana. 2005. Statistik Dasar. Tarsito. Bandung.

Slameto. 2001. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta.

Jakarta.

Setyosari. 1997. Modul Penelitian Tindakan Kelas.

http//blog.unila.ac.id/Sunyono/files/2009/06/ptk.pdf. (29 Desember 2010, 17.10WIB).

Suherman. 2001. Strategi Pembelajaran Aktif. Insan Madani. Yogyakarta.

Trimo. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Kolaborasi Metode

Quantum Theacing dan Sanowball Throwing. http//www.google.com/ (4 Desember 2011, 09.30 WIB).

Thoha, M. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Grafindo Persada.

Widodo. 2009. Model pembelajaran Snowball Throwing.

http//wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-18-snowball-throwing/. (10 Desember 2011, 10.00 WIB).


(64)

(1)

tidak sama

2) Kriteria Uji :

Ho ditolak jika sig< 0,05


(2)

57

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Model Pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan Kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung.

2. Model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan Penguasaan Konsep Biologi Oleh Siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan Kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung. B. Saran

Dengan adanya kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini maka peneliti menyarankan sebaiknya :

1. Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan materi pokok sistem pencernaan makanan karena dapat membuat siswa ikut aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.


(3)

diskusi sehingga waktu yang disediakan akan lebih efektif.

3. Model pembelajaran Snowball Throwing ialah model pembelajaran dengan sintaks yang memerlukan waktu yang lama, sehingga guru hendaknya merancang kesesuaian waktu dengan materi pokok agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.


(4)

43

DAFTARA PUSTAKA

Anonim. 2010. Pembelajaran. Dalam http:/www.google.com. (09 Desember 2011; 08.45 WIB).

Asrofudin. 2011. Kegiatan Belajar Mengajar. www.blogrankings.com // 2982 html. (25 Desember 2011): 13.35 WIB.

Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. Awaluddin, A. 2010. Materi Ajar.http// andhysastera.blogspot.com (11 desember

2010): 16.35 WIB.

Bellina, W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model PBI (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas VIII di salah satu SMP Swasta di Kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. http://digilib.upi.edu./pasca/available/etd-0519108-104827/. (08 Desember 2011): 17.05 WIB.

Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2004. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Edangn, dan Idun. 2009. Biologi 2. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama.

Hamalik, Oemar . 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Mulyono. 2001. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Muhammad, H. 2003. Pengembangan Khusus Pengembangan silabus berbasis Kompetensi. http:// www. Google.com. (21 febuari 2011): 14.58 WIB. Nasution, M.A. 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.


(5)

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS Versi 12. Jakarta: Bumi Aksara.

Ratmiyati. 2008. Pembelajaran Model Snowball Throwing Dan Student Team Achievement Division (STAD) Ditinjau Dari Sikap Sosial Dan Aktivitas Belajar Siswa. http/www.uns.ac.id/?p=282. (10 Desember 2011, 10.30 WIB).

Sardiman, A. M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudjadi, B. dan S. Laila. 2007. Biologi untuk kelas 2. Jakarta.Yudhistira. Riyanto. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Sugiyono. 2009. Model Pembelajaran Tindakan Kelas. http//blog.unila.ac.id/ sunyono/files/2009/06/ptk.pdf. (07 Mei 2011): 17.45 WIB.

Sudjana. 2005. Statistik Dasar. Tarsito. Bandung.

Slameto. 2001. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta. Jakarta.

Setyosari. 1997. Modul Penelitian Tindakan Kelas.

http//blog.unila.ac.id/Sunyono/files/2009/06/ptk.pdf. (29 Desember 2010, 17.10WIB).

Suherman. 2001. Strategi Pembelajaran Aktif. Insan Madani. Yogyakarta. Trimo. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Kolaborasi Metode

Quantum Theacing dan Sanowball Throwing. http//www.google.com/ (4 Desember 2011, 09.30 WIB).

Thoha, M. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Grafindo Persada. Widodo. 2009. Model pembelajaran Snowball Throwing.

http//wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-18-snowball-throwing/. (10 Desember 2011, 10.00 WIB).


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN (POE) TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Swadhipa Natar Semester Genap T. P 2011/2012)

0 8 56

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 55

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJAN GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Studi Quasi Experimen pada siswa kelas XI SMA Al Kautsar Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)

1 20 56

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajara

0 23 54

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

0 24 64

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH OLEH SISWA PADA MATERI PEMCEMARAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Pada Siswa kelas X Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2

1 14 57

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 26

EFEKTIVITAS MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA N 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 28

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI BIOLOGI PADA MATERI POKOK KINGDOM PLANTAE (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Bina Mulya Bandar Lampung Semester Genap Tah

4 62 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think Pair Share (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM ( Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 7 48