PERANAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TANGGUNGJAWAB WARGA NEGARA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 NEGARA BATIN KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2010

(1)

ABSTRAK

PERANAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PEMBENTUKAN

SIKAP TANGGUNGJAWAB WARGA NEGARA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 NEGARA BATIN KABUPATEN WAY KANAN

TAHUN PELAJARAN 2010 Oleh :

PURILEILA

Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, trampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimankah peranan aktivitas belajar pad mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam pembentukan sikap tanggungjawab warga negara pada siswa kelas VIII SMPN 1 Negara Batin. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang peranan aktivitas belajar pada mata pelajaran PKn dalam pembentukan sikap tanggungjawb warga negara.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk memaparkan suatu fakta, data, tentang peranan aktivitas belajar pada mata pelajaran PKn dalam pembentukan sikap tanggungjawab warga negara pada siswa kelas VIII SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 148 responden. Sedangkan sampel pada penelitian ini sebanya 37 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui angket dan wawancara terhadap siswa kelas VIII.

Berdasarkan analisis data pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peranan aktivitas belajar pada mata pelajaran PKn dalam pembentukan sikap pembentukan tanggungjawab warga negara mempunyai pengaruh yang erat. Dalam hal ini dapat dilihat dari Hasil X2 hitung = 36,25 kemudian dikonsultasikan dengan tabel chi-kuadrat pada derajat kebebasan = 4 maka diperoleh X2 tabel = 9,49 dengan demikian X2 hitung lebih besar dari X2 tabel (X2 hit > X2 tab) yaitu 36,25 > 13,3. Serta mempunyai derajat pengaruh antara variabel dalam kategori tinggi dengan koefisien Chit = 0,70 dan koefisien Cmax = 0,812 terletak pada

pengaruh 0,83 koefisien tinggi.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang erat antara peranan aktivitas belajar pada mata pelajaran PKn terhadap pembentukan sikap tanggung jawab warga negara pada siswa kelas VIII di SMPN 1 Negara Batin tahun pelajaran 2009 / 2010.


(2)

V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini terdapat pengaruh yang cukup erat antara aktivitas belajar pada mata pelajaran PKn dengan sikap tanggung jawab warga negara. Pada siswa kelas VIII SMPN 1 Negara Batin Way Kanan tahun pelajaran 2009 / 2010 sebagai berikut :

1. Aktivitas belajar pada mata pelajaran PKn dimanas 17 responden (45,945%)

aktif dengan kategori bertanggung jawab. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada siswa kelas VIII di SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan belum memiliki sikap tanggung jawab yang tinggi dengan kata lain aktivitas belajarnya masih kurang aktif.

2. Sikap tanggung jawab warga negara cenderung berperilaku bertanggung jawab 16 responden (43,244%) dengan kategori aktif, hal ini menunjukkan bahwa masih ada siswa kelas VIII SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan.

3. Dilihat dari aktivitas belajar pada mata pelajaran PKn peran aktivitas belajar pada mata pelajaran PKn dalam pembentukan sikap tanggung jawab warga negara belum berhasil, hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa yang


(3)

berjumlah 45,946% dan sikap tanggung jawab warga negara yang berjumlah 43,244% dan dari hasil uji keeratan antara variabel dalam kategori tinggi dengan koefisien Chit 0,70 dan Cmax 0,812 terletak pada pengaruh 0,83

koefisien tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian disarankan :

1. Kepada para guru diharapkan agar lebih disiplin motivasi dan meningkatkan kinerja yang lebih baik.

2. Kepada sekolah diharapkan fasilitas dilengkapi, menciptakan kondisi

lingkungan kerja yang kondusif

3. Kepada siswa diharapkan memiliki motivasi belajar dan minat belajar yang lebih baik.


(4)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional antara lain menjadi manusia yang taqwa, warga negara yang baik, dan manusia yang berbudi pekerti luhur. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). Dalam Undang-Undang itu telah dirumuskan tujuan pendidikan nasional yang merumuskan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatit, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Sekertariat Negara, 2003 :62)

Sekolah adalah salah satu wahana strategis untuk mengembangkan dan mencapai tujuan pendidikan melalui proses pendidikan yang menyatukan pengembangan ranah pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai untuk mengembangkan


(5)

kepribadian dan perwujudan diri peserta didik. Hal ini disebabkan sekolah memiliki program terarah dan terencana, serta memiliki komponen-komponen pendidikan yang saling berinteraksi dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Secara integratif membina tercapainya sifat-sifat diharapkan dimiliki oleh seorang warga Negara Indonesia yang terdidik.

Pencapaian tujuan pendidikan ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor internal (dalam diri), maupun faktor eksternal (dari luar diri). Faktor ekstrnal terdiri dari mutu pendidikan, fasilitas belajar mengajar, situasi belajar serta sarana dan prasarana. Sedangkan faktor internal dipengaruhi oleh situasi yang ada dalam diri masing-masing siswa misalnya. Salah satu indikasi sikap tanggung jawab harus ada dalam diri siswa. Dalam pembentukan sikap tanggung jawab warga negara peran mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan atau disingkat PKn sangat penting. Karena mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan kewarganegaraan atau disingkat PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam suatu jenjang pendidikan, karena dalam mata pelajaran PKn sangat menekankan perkembangan moral dan budi pekerti anak. Pendidikan kewarganegaraan sebelumnya dikenal dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP), yang selanjutnya diganti dengan nama Pendidikan Pancasila dan


(6)

Kewarganegaraan (PPKn) namun selanjutnya diganti dengan nama Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sampai sekarang.

Sebagai mata pelajaran yang penting pada semua jenjang pendidikan, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentu saja memiliki tujuan. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi, Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, Berinteraksi dengan bangsa-bangsa-bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (Tim Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006)

Selain itu dalam modul kapita selekta PKn (2006 : 7) disebutkan bahwa mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan bertujuan meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan memahami, menghayati dan meyakini nilai-nilai Pancasila. Pedoman berprilaku dalam kehidupan dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan serta memberi bekal kemampuan untuk belajar lebih lanjut.

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa tujuan yang diajarkan pendidikan kewarganegaraan adalah menanamkan sikap dan prilaku kepada siswa yang didasarkan atas nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila agar siswa


(7)

menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Namun pada hakikatnya tidak hanya bertanggung jawab dalam mengembangkan ranah pengetahuannya saja, lebih jauh diharapkan pula mampu secara integratif memadukan pengembangan ranah pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai untuk mengembangkan kepribadian dan perwujudan diri peserta didik. Dengan Kata lain siswa tidak hanya berhasil secara teoritis atau hanya sebatas penguasaan materi saja, namun diharapkan mampu dan proaktif dalam mengaplikasikan hasil belajar akademik dalam sikap dan perilaku di kehidupan sehari-hari, baik lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Pada kenyataannya tidak semua peserta didik mau dan mampu memadukan atau menyeimbangkan antara penguasaan materi dengan sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan harus mengembangkan anak didik agar mampu menolong dirinya sendiri, untuk itu anak didik perlu mendapatkan berbagai pengalaman dalam mengembangkan konsep-konsep, prinsip, generalisasi, intelek, inisiatif; kreativitas, kehendak dan emosi.

Pendidikan harus berusaha agar proses itu berlangsung secara berdaya guna, dan berhasil guna. Pendidikan yang berhasil harus mampu mengubah tingkah laku yang meliputi bentuk kemampuan yang ditolongkan dalam tiga domain atau kategori perilaku belajar oleh Bloom dan kawan-kawan dikutip dalam Abu Ahmadi (1991:223) hasil analisis perilaku akademik ini dikenal dengan taksonomi bloom, yaitu :


(8)

1. Kawasan Kognitif

Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar terdiri dari :

a. Pengetahuan (knowledge)

b. Pemahaman (comprehension)

c. Penerapan (application) d. Penguraian (analysis)

e. Memadukan (synthesis)

f. Penilaian (evaluation)

2. Kawasan Afektif

Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, terdiri dari : a. Penerimaan (receiving/attending)

b. Sambutan (responding)

c. Penilaian (valuing)

Dalam mewujudkan tujuan tersebut adalah bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Sebagai bidang studi, PKn membawa misi khusus dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan yang pencapaiannya dibebankan kepada bidang studi (tujuan kurikuler), dalam hal ini bidang studi PKn, adalah membimbing generasi muda untuk mengembangkan warganegara yang cerdas terampil, berkarakter dan bertanggung jawab yang setia kepada bangsa dan Negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam


(9)

kebiasaan bertanggung jawab dan bertidak sesuai dengan amanat pancasila dan UUD 1945.

Merujuk pada semua rumusan aturan normatif tersebut dapat dikemukakan bahwa untuk dapat mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seria peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencapai tujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, perlu dikembangkan proses pendidikan yang bermutu, membelajarkan sepanjang hayat, optimalisasi pembentukan kepribadian yang bermoral, akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global, dan peberdayaan peran serta masyarakat.

Dalam konteks itulah maka perlu dilakukan upaya sistematis dan sistemik untuk menjadikan sekolah sebagai wahana pengembangan warga negara yang bertanggung jawab melalui pendidikan kewanganegaraan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan suatu masyarakat dalam skala kecil, sehingga gagasan untuk mewujudkan masyarakat madani perlu dilakukan dalam tata

kehidupan sekolah. Salah satu caranya adalah melalui Pendidikan

Kewarganegaraan yang dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik, sedini mungkin sehingga kelak menjadi warga negara yang bertanggung jawab.


(10)

Proses pembelajaran dan penilaian dalam Pendidikan Kewarganegaraan pada umumnya lebih menekankan pada dampak instruksional yang terbatas pada penguasaan materi atau dengan kata lain hanya menekankan pada dimensi kognitif saja. hakikatnya pendidikan kewarganegaraan tidak hanya berlangsung dalam pembelajaran didalam kelas, melainkan pula melalui pendidikan secara lebih luas. Diharapkan dengan mempelajari PKn siswa menjadi berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapi isu kewarganegaraan dan dapat bertanggung jawab dalam tindakannya sehingga diharapkan tidak terjadi salah mengartikan kata demokrasi yang seharusnya tetap pada kaidah-kaidah hukum, norma yang ada untuk menghargai dan menghormati kewajiban dan hak orang lain.

Pemberian Pendidikan Kewarganegaraan kepada peserta didik untuk dapat mewujudkan peserta didik yang bertanggung jawab tentu menemui hambatan yang kiranya dapat mempengaruhi akan hasil pemberian materi Pendidikan Kewarganegaraan, yang sudah tentu pula berpengaruh bagi kehidupan dalam maupun luar sekolah, dapat dianalis bahwa hal tersebut akan berdampak sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran dan penilaian dalam Pendidikan Kewarganegaraan lebih

menekankan pada dampak instruksional yang terbatas pada penguasaan materi atau dengan kata lain hanya menekankan pada dimensi kognitif saja.

2. Pengelolaan kelas belum mampu menciptakan suasana kondusif dan

produktif untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa melalui perlibatannya secara proaktif dan interaktif baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas, sehingga berakibat pada miskinnya


(11)

pengalaman belajar yang bermakna untuk mengembangkan kehidupan dan perilaku siswa.

3. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai wahana sosio pedagogis untuk mendapatkan kontribusi yang signifikan untuk menyeimbangkan antara penguasaan teori dan praktik pembiasaan perilaku dan keterampilan dalam berkehidupan yang bertanggung jawab.

Tabel 1. Berdasarkan hasil survey penulis melihat masih banyak siswa yang kurang menunjukkan ciri-ciri sikap tanggung jawab.

No Ciri tanggung jawab Prilaku

1 Masih banyak siswa yang terlambat

masuk sekolah

Tidak bertanggung jawab

2 Siswa jarang mengerjakan tugas dengan

baik

Tidak bertanggung jawab

3 Masih banyak siswa yang tidak

mengembalikan buku perpustakaan

tepat waktu

Tidak bertanggung jawab

4 Masih banyak siswa yang belum

menunaikan kewajibannya seperti : melaksanakan tugas piket dan upacara

Tidak bertanggung jawab

Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa SMPN 01 Negara Batin Kabupaten Way Kanan Kelas VIII kurang memiliki sikap tanggung jawab sebagai pelajar, dan sebagai warga Negara, yang dapat diandalkan sebagai penerus bangsa, dan dapat melahirkan warga negara yang bertanggung jawab dan demokratis.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :


(12)

1. Upaya –Upaya yang dapat di lakukan untuk membentuk sikap atau perilaku bertanggung jawab.

2. Peranan mata pelajaran Pkn dalam membentuk sikap atau perilaku

bertanggung jawab.

3. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya sikap atau perilaku yang tidak bertanggung jawab.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas jangkauannya, maka penelitian ini permasalahannya akan dibatasi pada peranan aktivitas belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembentukan sikap tanggung jawab warga negara, pada siswa kelas VIII SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009 / 2010.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan aktivitas belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembentukan sikap tanggung jawab warga negara, pada siswa kelas VIII di SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan tahun ajaran 2009 / 2010.


(13)

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang peranan aktivitas belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk sikap tanggung jawab warga Negara, pada siswa kelas VIII di SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009 / 2010.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep-konsep ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang prilaku yang mencerminkan pendidikan moral Pancasila.

b. Kegunaan Praktis

1. Sebagai calon guru hasil penelitian ini dapat dijadikan suplemen materi pokok tentang Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa kelas VIII semester

2. Sebagai bahan pemikiran bagi sekolah khususnya SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan dalam membangun budaya sekolah yang bertanggung jawab melalui pengembangan materi pendidikan kewarganegaraan secara intrakurikuler dan berbagai kegiatan kewarganegaraan baik melalui mata pelajaran lainnya maupun kegiatan pembiasaan hidup bertanggung jawab di lingkungan sekolah. 3. Suplemen materi Pkn tentang tentang Pendidikan Moral Pancasila


(14)

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu pendidikan dengan wilayah kajian pendidikan kewarganegaraan (PKn), yang berkaitan dengan pengajaran dan implikasinya pada materi pokok tentang Pancasila sebagai dasar negara dan idiologi bangsa.

2. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perilaku siswa dengan pembentukan sikap tanggung jawab warga negara di SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009 / 2010.

3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009 / 2010.

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan.

5. Ruang Lingkup Waktu

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkan izin penelitian pendahuluan oleh Dekan FKIP Universitas Lampung, dari tanggal 16 November 2009 sampai dengan selesai.


(1)

kebiasaan bertanggung jawab dan bertidak sesuai dengan amanat pancasila dan UUD 1945.

Merujuk pada semua rumusan aturan normatif tersebut dapat dikemukakan bahwa untuk dapat mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seria peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencapai tujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, perlu dikembangkan proses pendidikan yang bermutu, membelajarkan sepanjang hayat, optimalisasi pembentukan kepribadian yang bermoral, akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global, dan peberdayaan peran serta masyarakat.

Dalam konteks itulah maka perlu dilakukan upaya sistematis dan sistemik untuk menjadikan sekolah sebagai wahana pengembangan warga negara yang bertanggung jawab melalui pendidikan kewanganegaraan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan suatu masyarakat dalam skala kecil, sehingga gagasan untuk mewujudkan masyarakat madani perlu dilakukan dalam tata kehidupan sekolah. Salah satu caranya adalah melalui Pendidikan Kewarganegaraan yang dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik, sedini mungkin sehingga kelak menjadi warga negara yang bertanggung jawab.


(2)

Proses pembelajaran dan penilaian dalam Pendidikan Kewarganegaraan pada umumnya lebih menekankan pada dampak instruksional yang terbatas pada penguasaan materi atau dengan kata lain hanya menekankan pada dimensi kognitif saja. hakikatnya pendidikan kewarganegaraan tidak hanya berlangsung dalam pembelajaran didalam kelas, melainkan pula melalui pendidikan secara lebih luas. Diharapkan dengan mempelajari PKn siswa menjadi berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapi isu kewarganegaraan dan dapat bertanggung jawab dalam tindakannya sehingga diharapkan tidak terjadi salah mengartikan kata demokrasi yang seharusnya tetap pada kaidah-kaidah hukum, norma yang ada untuk menghargai dan menghormati kewajiban dan hak orang lain.

Pemberian Pendidikan Kewarganegaraan kepada peserta didik untuk dapat mewujudkan peserta didik yang bertanggung jawab tentu menemui hambatan yang kiranya dapat mempengaruhi akan hasil pemberian materi Pendidikan Kewarganegaraan, yang sudah tentu pula berpengaruh bagi kehidupan dalam maupun luar sekolah, dapat dianalis bahwa hal tersebut akan berdampak sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran dan penilaian dalam Pendidikan Kewarganegaraan lebih menekankan pada dampak instruksional yang terbatas pada penguasaan materi atau dengan kata lain hanya menekankan pada dimensi kognitif saja. 2. Pengelolaan kelas belum mampu menciptakan suasana kondusif dan

produktif untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa melalui perlibatannya secara proaktif dan interaktif baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas, sehingga berakibat pada miskinnya


(3)

pengalaman belajar yang bermakna untuk mengembangkan kehidupan dan perilaku siswa.

3. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai wahana sosio pedagogis untuk mendapatkan kontribusi yang signifikan untuk menyeimbangkan antara penguasaan teori dan praktik pembiasaan perilaku dan keterampilan dalam berkehidupan yang bertanggung jawab.

Tabel 1. Berdasarkan hasil survey penulis melihat masih banyak

siswa yang kurang menunjukkan ciri-ciri sikap tanggung jawab.

No Ciri tanggung jawab Prilaku

1 Masih banyak siswa yang terlambat masuk sekolah

Tidak bertanggung jawab 2 Siswa jarang mengerjakan tugas dengan

baik

Tidak bertanggung jawab 3 Masih banyak siswa yang tidak

mengembalikan buku perpustakaan tepat waktu

Tidak bertanggung jawab

4 Masih banyak siswa yang belum menunaikan kewajibannya seperti : melaksanakan tugas piket dan upacara

Tidak bertanggung jawab

Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa SMPN 01 Negara Batin Kabupaten Way Kanan Kelas VIII kurang memiliki sikap tanggung jawab sebagai pelajar, dan sebagai warga Negara, yang dapat diandalkan sebagai penerus bangsa, dan dapat melahirkan warga negara yang bertanggung jawab dan demokratis.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :


(4)

1. Upaya –Upaya yang dapat di lakukan untuk membentuk sikap atau perilaku bertanggung jawab.

2. Peranan mata pelajaran Pkn dalam membentuk sikap atau perilaku bertanggung jawab.

3. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya sikap atau perilaku yang tidak bertanggung jawab.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas jangkauannya, maka penelitian ini permasalahannya akan dibatasi pada peranan aktivitas belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembentukan sikap tanggung jawab warga negara, pada siswa kelas VIII SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009 / 2010.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan aktivitas belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembentukan sikap tanggung jawab warga negara, pada siswa kelas VIII di SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan tahun ajaran 2009 / 2010.


(5)

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang peranan aktivitas belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk sikap tanggung jawab warga Negara, pada siswa kelas VIII di SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009 / 2010.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep-konsep ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang prilaku yang mencerminkan pendidikan moral Pancasila.

b. Kegunaan Praktis

1. Sebagai calon guru hasil penelitian ini dapat dijadikan suplemen materi pokok tentang Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa kelas VIII semester

2. Sebagai bahan pemikiran bagi sekolah khususnya SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan dalam membangun budaya sekolah yang bertanggung jawab melalui pengembangan materi pendidikan kewarganegaraan secara intrakurikuler dan berbagai kegiatan kewarganegaraan baik melalui mata pelajaran lainnya maupun kegiatan pembiasaan hidup bertanggung jawab di lingkungan sekolah. 3. Suplemen materi Pkn tentang tentang Pendidikan Moral Pancasila


(6)

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu pendidikan dengan wilayah kajian pendidikan kewarganegaraan (PKn), yang berkaitan dengan pengajaran dan implikasinya pada materi pokok tentang Pancasila sebagai dasar negara dan idiologi bangsa.

2. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perilaku siswa dengan pembentukan sikap tanggung jawab warga negara di SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009 / 2010.

3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2009 / 2010.

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Negara Batin Kabupaten Way Kanan.

5. Ruang Lingkup Waktu

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkan izin penelitian pendahuluan oleh Dekan FKIP Universitas Lampung, dari tanggal 16 November 2009 sampai dengan selesai.


Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

PERANAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TANGGUNGJAWAB WARGA NEGARA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 NEGARA BATIN KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2010

0 6 16

PERANAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TANGGUNGJAWAB WARGA NEGARA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 NEGARA BATIN KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2010

0 7 14

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 1 BHAKTI NEGARA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 23 54

PERANAN MATA PELAJARAN PKn DALAM MEMBINA SIKAP TOLERANSI ANTAR SISWA KELAS VIII SMPN 35 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

1 17 22

penguatan nilai-nilai karakter terhadap siswa untuk membentuk sikap menjadi warga negara yang baik (good citizenship) melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (studi pada sisiwa kelas VIII SMP N 1 Banyudono).

0 0 17

Model Pembentukan Warga Negara Demokratis dalam Mata Pelajaran PKn abstrak

0 0 2

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012 2013 SMPN 2 KERAMBITAN TABANAN

0 0 11

Kata kunci : Penilaian, Kinerja Mata Pelajaran PPKn, Tanggungjawab Warga Negara Pendahuluan - KONTRIBUSI PENILAIAN KINERJA MATA PELAJARAN PPKn DALAM MENUMBUHKAN TANGGUNGJAWAB WARGA NEGARA

0 0 15