PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 1 BHAKTI NEGARA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE

INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

KELAS V SD NEGERI 1 BHAKTI NEGARA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh : Mega Rina Wati

Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) hanya 10 siswa (28,58%) dari jumlah keseluruhan 35 siswa dan nilai rata-rata kelasnya rendah yaitu 47,7. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui metode inquiry.

Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan tes. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran, sedangkan tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode inquiry pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan persentase aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada siklus I aktivitas siswa berada pada kualifikasi cukup aktif dengan rata-rata persentase 56,56%, siklus II kualifikasi aktif dengan rata-rata persentase 65,8%, dan pada siklus III menjadi sangat aktif dengan rata-rata persentase 81,64%. Pada hasil belajar siswa, siswa yang mencapai ketuntasan pada siklus I sebesar 60,00% dengan nilai rata-rata 52,22, siklus II menjadi 85,71% dengan kualifikasi sangat tinggi dan nilai rata-rata 60,14 dengan kualifikasi tinggi, dan pada siklus III meningkat menjadi 88,57% dengan nilai rata-rata 70,94 dengan kualifikasi tinggi. Pada kinerja guru siklus I rata-rata parsentase 59,45 % dengan kualifikasi cukup, siklus II rata-rata persentase 72,42% dengan kualifikasi aktif, dan siklus III rata-rata persentase 84,32% dengan kualifikasi sangat aktif.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode inquiry dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan Tahun 2011/2012.


(2)

BAB III

METODEPENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis PTK yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal classroom action research (Wardhani, dkk., 2007:1.3). Menurut Arikunto (2006:58) yang dimaksud dengan PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi dikelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi didalam kelas. Sesuai dengan metode PTK, prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting) (Wardhani, dkk., 2007: 2.4).

B. Rencana Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 1 Bhakti Negara Way Kanan. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 selama kurang lebih 4 bulan. Kegiatan penelitian dimulai dari tahap persiapan


(3)

(penyusunan proposal PTK, seminar proposal, penyusunan RPP dan lembar kerja siswa) sampai tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan.

C. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipasi antara peneliti dengan guru kelas V SDN 1 Bhakti Negara Way Kanan. Adapun subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN 1 Bhakti Negara Way Kanan dengan jumlah 35 anak terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.

D. Sumber Data

Sumber data adalah pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan atau data. Sumber data tersebut antara lain:

1. Guru berupa data kualitatif.

2. Siswa berupa data kualitatif dan kuantitatif.

E. Teknik Pengumpul Data

Pengumpulan data ini dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan.

1. Non tes, Observasi, dilakukan dengan cara mengamati aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.

2. Tes, digunakan untuk mengetahui tentang sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang telah diajarkan.

F. Alat Pengumpulan Data

1. Lembar panduan observasi, digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode inquiry. 2. Tes, berupa evaluasi, berfungsi untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa


(4)

tersebut dibuat mengacu pada kompetensi dan materi pembelajaran yang telah disampaikan pada tiap-tiap siklus.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Digunakan untuk menganalisis aktivitas belajar siswa, serta menganalisis kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

a. Nilai aktivitas setiap siswa diperoleh dengan rumus:

NP =

Mx %

Keterangan:

NP = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap

(sumber dari Purwanto, 2008: 102)

Setelah diperoleh persentase hasil kegiatan siswa, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi seperti pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 3.1. Kualifikasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Nilai Aktivitas (NA) Yang

Diperoleh Kualifikasi

80% ≤ NA ≤ 100% Sangat Aktif

60% ≤ NA < 80% Aktif

40% ≤ NA < 60% Cukup Aktif

20% ≤ NA < 40% Kurang Aktif

0% ≤ NA < 20 % Sangat Kurang Aktif

(sumber Prayitno, 2010:49)


(5)

Data kinerja guru diperoleh dari pengalaman langsung kinerja guru ketika melaksanakan pembelajaran di kelas. Analisis kualitatif pada lembar penilaian kinerja guru, menggunakan teknik persentase:

Keterangan

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diharapkan siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap

(sumber dari Purwanto, 2009: 41)

Setelah diperoleh persentase mengenai kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi kinerja guru seperti pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kualifikasi Hasil Observasi Kinerja Guru Nilai Aktivitas (NA) Yang

Diperoleh Kualifikasi

80% ≤ NA ≤ 100% Sangat Aktif

60% ≤ NA < 80% Aktif

40% ≤ NA < 60% Cukup Aktif

20% ≤ NA < 40% Kurang Aktif

0% ≤ NA < 20 % Sangat Kurang Aktif

(sumber Prayitno, 2010:49)

2. Analisis Kuantitatif

a. Nilai yang didapat berupa data kuantitatif seperti tes hasil belajar siswa secara individual dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

NP= � %


(6)

S = nilai yang di cari/ diharapkan

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab N = skor maksimum dari tes

100 = bilangan tetap

(sumber: Adaptasi Purwanto, 2008: 112).

b. Nilai rata-rata seluruh siswa didapat dengan menggunakan rumus: Rumus : X = ��

Keterangan:

X = rata-rata hitung nilai

N = banyak siswa

X1 = nilai siswa

(sumber: Herriyanto, dkk., 2008: 4.2)

c. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal, digunakan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan Klasikal =siswa yang tuntas belajarsiswa

(sumber : Purwanto, 2008: 102)

Tabel 3.3. Ktitaria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa %

Tingkat keberhasilan (%) Arti

>80% Sangat Tinggi

60-79% Tinggi

40-59% Sedang

20-39% Rendah

<20% Sangat Rendah

(sumber: Aqib, dkk., 2009: 41) H. Indikator Keberhasilan Pembelajaran

Penggunaanmetode inquiry pada pembelajaran matematika dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila:

1. Persentase aktivitas siswa meningkat setiap siklusnya, dan mencapai ≥ 75% yang aktif.


(7)

Tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai ≥75%, dengan kriteria ketuntasan minimun yang telah ditentukan sekolah yaitu sebesar 51.

I. Prosedur Penilaian

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, di mana siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali namun dilaksanakan beberapa kali hingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Daur ulang dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), mengobservasi tindakan (observing) dan melakukan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (Hopkins dalam Arikunto, 2006: 105)

Perencanaan I

Pelaksanaan I SIKLUS I

Pengamatan I Refleksi I


(8)

Gambar 2. Diagram Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Modifikasi dari Arikunto (2006:16)

J. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus memiliki empat tahap kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Adapun siklus tersebut antara lain:

1. Siklus I

Pada siklus 1 materi pembelajaran adalah “mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar”.

1) Tahap Perencanaan (planning)

1. Menetapkan materi pelajaran, yaitu materi kelas V sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini di SDN 1 Bhakti Negara Way Kanan. 2. Membuat pemetaan SKKD dan silabus.

3. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP).

4. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. 5. Menyiapkan intrumen yang digunakan dalam siklus PTK (lembar

observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung).

Pelaksanaan II SIKLUS II

Refleksi II

Pengamatan II

Perencanaan III

Pelaksanaan III SIKLUS III

Refleksi III


(9)

6. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2) Tahap pelaksanaan (Acting) a. Kegiatan Awal

1. Guru menertibkan siswa untuk belajar.

2. Guru menyampaikan apersepsi berupa menyampaikan tujuan pembelajaran dengan mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi yang lalu.

3. Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang telah lalu.

b. Kegiatan Inti

1. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 6 sampai 7 siswa.

2. Guru meminta ketua kelas untuk maju kedepan dan mengambil amplop yang berisi gambar bangun datar dan LKS.

3. Siswa diberikan waktu selama kurang lebih lima menit untuk membaca soal dan menjawab soal yang terdapat di LKS, kemudian siswa menulis hipotesis atau jawaban sementara dari pertanyaan yang ada di LKS.

4. Siswamengamati gambar yang telah diberikan kepada masing-masing kelompok untuk mempermudah siswa mengerjakan LKS dan menemukan jawaban yang tepat.

5. Setelah siswa menemukan jawaban kemudian didiskusikan bersama kelompok dan menyimpulkan jawaban.


(10)

6. Masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja tentang sifat-sifat bangun datar dan dilanjutkan dengan menuliskan jawaban dipapan tulis. Kegiatan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: siswa menuliskan jawaban dipapan tulis secara bergantian.

7. Guru memberikan penguatan kepada kelompok yang maju.

8. Kelompok yang lainnya diminta untuk menanggapi jawaban dari temannya yang maju.

c. Kegiatan Akhir

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi sifat-sifat bangun datar yang belum dipahami.

2. Siswa diberi penguatan dan pesan-pesan moral.

3. Di akhir pembelajaran guru memberikan tes evaluasi hasil belajar. 4. Guru memberikan pekerjaan rumah.

3) Observasi (observing)

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan memberikan tanda ceklis pada lembar panduan observasi mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Refleksi (reflection)

Dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh guru baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses pembelajaran berlansung. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran akan dilakukan perbaikan pada siklus II. Sedangkan kelebihan atau kebaikan pada siklus I perlu dipertahankan untuk siklus


(11)

selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran yang akan datang.

2. Siklus II

Pada siklus II materi pembelajaran adalah “sifat-sifat kesebangunan dan simetri”. 1) Tahap Perencanaan (planning)

1. Menetapkan materi pelajaran, yaitu mengenai sifat-sifat kesebangunan dan simetri kelas V sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini di SDN 1 Bhakti Negara Way Kanan.

2. Membuat pemetaan SKKD dan silabus.

3. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP).

4. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. 5. Menyiapkan intrumen yang digunakan dalam siklus PTK (lembar

observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru, instrumen penilaian hasil belajar, dan lembar kerja siswa.

6. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2) Tahap pelaksanaan (Acting) a. Kegiatan Awal

1. Guru menertibkan siswa untuk belajar.

2. Guru menyampaikan apersepsi berupa menyampaikan tujuan pembelajaran dengan mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi yang lalu.

3. Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang telah lalu.


(12)

b. Kegiatan Inti

1. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 6 sampai 7 siswa.

2. Guru meminta ketua kelas untuk maju kedepan dan mengambil amplop yang berisi gambar bangun datar dan LKS.

3. Siswa diberikan waktu selama kurang lebih lima menit untuk membaca soal dan menjawab soal yang terdapat di LKS, kemudian siswa menulis hipotesis atau jawaban sementara dari pertanyaan yang ada di LKS.

4. Siswa mengamati gambar yang telah diberikan kepada masing-masing kelompok untuk mempermudah siswa mengerjakan LKS dan menemukan jawaban yang tepat.

5. Setelah siswa menemukan jawaban kemudian didiskusikan bersama kelompok dan menyimpulkan jawaban.

6. Masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja tentang sifat-sifat bangun datar dan dilanjutkan dengan menuliskan jawaban dipapan tulis. Kegiatan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: siswa menuliskan jawaban dipapan tulis secara bergantian.

7. Guru memberikan penguatan kepada kelompok yang maju.

8. Kelompok yang lainnya diminta untuk menanggapi jawaban dari temannya yang maju.

c. Kegiatan Akhir

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi sifat-sifat kesebangunan dan simetri yang belum dipahami.


(13)

2. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa.

3) Observasi (observing)

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan memberikan tanda ceklis pada lembar panduan observasi mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Refleksi (reflection)

Dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh guru baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses pembelajaran berlansung. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran akan dilakukan perbaikan pada siklus II. Sedangkan kelebihan atau kebaikan pada siklus I perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran yang akan datang.

3. Siklus III

Pada siklus III materi pembelajaran adalah “luas bangun datar sederhana”. 1) Tahap Perencanaan (planning)

1. Menetapkan materi pelajaran, yaitu materi kelas V sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini di SDN 1 Bhakti Negara Way Kanan. 2. Membuat pemetaan SKKD dan silabus.

3. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP).


(14)

5. Menyiapkan intrumen yang digunakan dalam siklus PTK (lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung).

6. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2) Tahap pelaksanaan (Acting) a. Kegiatan Awal

1. Guru menertibkan siswa untuk belajar.

2. Guru menyampaikan apersepsi berupa menyampaikan tujuan pembelajaran dengan mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi yang lalu.

3. Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang telah lalu.

b. Kegiatan Inti

1. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 6 sampai 7 siswa.

2. Guru meminta ketua kelas untuk maju kedepan dan mengambil amplop yang berisi gambar bangun datar dan LKS.

3. Siswa diberikan waktu selama kurang lebih lima menit untuk membaca soal dan menjawab soal yang terdapat di LKS, kemudian siswa menulis hipotesis atau jawaban sementara dari pertanyaan yang ada di LKS.

4. Siswamengamati gambar yang telah diberikan kepada masing-masing kelompok untuk mempermudah siswa mengerjakan LKS dan menemukan jawaban yang tepat.


(15)

5. Setelah siswa menemukan jawaban kemudian didiskusikan bersama kelompok dan menyimpulkan jawaban.

6. Masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja tentang sifat-sifat bangun datar dan dilanjutkan dengan menuliskan jawaban dipapan tulis. Kegiatan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: siswa menuliskan jawaban dipapan tulis secara bergantian.

7. Guru memberikan penguatan kepada kelompok yang maju.

8. Kelompok yang lainnya diminta untuk menanggapi jawaban dari temannya yang maju.

c. Kegiatan Akhir

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi luas bangun datar sederhana yang belum dipahami.

2. Guru memberikan tugas rumah.

3) Observasi (observing)

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan memberikan tanda ceklis pada lembar panduan observasi mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Refleksi (reflection)

Dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus II yang dilakukan oleh guru baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses pembelajaran berlansung. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran akan dilakukan perbaikan pada siklus III. Sedangkan


(16)

kelebihan atau kebaikan pada siklus II perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran yang akan datang.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Metode Inquiry 1. Pengertian Metode

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan (dalam blogspirit.com).

Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sudjana (dalam blogspot.com, 2011) “metode ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan Sutikno (blogspot.com, 2011) menyatakan, “Metode adalah cara -cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”. Berdasarkan pendapat di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa Metode merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Tujuan proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik.


(18)

Inquiry adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan pengamatan untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis (Schmidt dalam http://anandasatriamawan. Blogspot.com/2009/02/latihan inquiry.html).

Menurut (supriatna, dkk., 2007: 139) tujuan inquiry adalah meningkatkan keterlibatan, siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, mengarahkan siswa sebagai pelajar seumur hidup, mengurangi ketergantungan siswa kepada guru dalam proses pembelajaran, melatih siswa memanfaatkan sumber informasi dalam lingkungan.

(Kindsvatter dalam http://edusogem.blogspot.com/2010/11/pengertian-inquiry.html) lebih menjelaskan Inquiry sebagai motode pengajaran dimana guru melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematik. Yang utama dari metode Inquiry adalah menggunakan pendekatan induktif dalam menemukan pengetahuan dan berpusat kepada keaktifan siswa. Jadi bukan pembelajaran yang berpusat pada guru, melainkan kepada siswa. Itulah sebabnya pendekatan ini sangat dekat dengan prinsip kontruktivis, dimana pengetahuan itu dikonstruksi oleh siswa. Yang pantas dicatat dari metode ini adalah isi dan proses penyelidikan diajarkan bersama dalam waktu yang bersamaan. Siswa melalui proses penyelidikan akhirnya sampai kepada isi pengetahuan itu sendiri.

Inquiry merupakan suatu cara atau metode yang dilakukan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut: guru membagi tugas kepada siswa untuk meneliti masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka dalam


(19)

kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik (Roestiyah, 2001: 75).

Disimpulkan bahwa metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri berbagai penemuan atas berbagai persoalan dengan penuh percaya diri.

3. Langkah-langkah Metode Inquiry

Menurut Hairuddin (2007: 1.13) kegiatan inquiry dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: merumuskan masalah, menyusun hipotesis, mengamati/melakukan observasi, menganalisis dan menyajikan data, kemudian mengomunikasikan.

Gambar 1.Langkah-langkah Metode Inquiry. (Adaptasi dari Hairuddin, 2007: 1.13)

Ada tiga sasaran utama yang hendak dicapai dalam pelaksanaan metode inquiry, yakni (1) keterlibatan pembelajar secara maksimal dalam keseluruhan proses belajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada kompetensi yang hendak dicapai, dan (3) mengembangkan rasa percaya diri pada

Mengamati/me- lakukan observasi Menyusun

hipotesis Merumuskan

masalah

Mengomunikasikan Menganalisis dan


(20)

pembelajar atas proses dan temuan yang mereka jalani dan hasilkan (Gulo dalam Sarimanah, http://eri-sunpak.blogspot.com). Untuk itu suasana kelas yang terbuka hendaknya diciptakan sehingga pembelajar dapat mengemukakan berbagai pertanyaan dan dapat berdiskusi dengan leluasa.

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inquiry

Setiap metode pembelajaran pasti memiliki keunggulan dan kekurangan di dalamnya, sama halnya dengan metode inquiry yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut akan diuraikan kelebihan dan kekurangan metode inquiry. Roestiyah (2001: 76) mengungkapkan kelebihan metode inquiry sebagai berikut:

1. Dapat membentuk dan mengembangkan “self-consept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

3. Mendorong siswa untuk berpikir objektif, jujur dan terbuka.

4. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

5. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. 6. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8. Memberi kesempatan siswa untuk belajar mandiri.

9. Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.

Amanullah (dalam

http://aman-hidayah.blogspot.com/2008/01/model-pembelajaran-inkuiri.html.) mengungkapkan kekurangan metode inquiry

sebagai berikut:

1. Guru dituntut untuk kreatif.


(21)

3. Untuk mengimplementasikannya perlu waktu relatif lama. 4. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

5. Sulit merencanakan pembelajaran karena benturan kebiasaan.

6. Keberhasilan belajar ditentukan dalam menguasai materi sehingga tidak semua guru mampu mengimplementasikannya.

Upaya untuk menekan kelemahan metode inquiry adalah dengan cara guru harus menguasai materi pembelajaran dan mempersiapkan terlebih dahulu perlengkapan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Materi yang diberikan harus dibatasi, sehingga materi tidak meluas dan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam pembelajaran. Selain itu guru juga harus lebih memperhatikan aktivitas siswa pada saat diskusi berlangsung dengan cara memberikan bimbingan kepada setiap kelompok secara intensif.

B. Pengertian aktivitas

Aktivitas memegang peranan penting dalam belajar. Menurut Sriyono (http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/) aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas – tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Sedangkan menurut Haditono (http://repository.upi.edu /operator/upload/s_bio_ 0602790_chapter2.pdf) aktivitas adalah melakukan suatu kegiatan tertentu secara aktif. Aktivitas menunjukkan kebutuhan untuk aktif bekerja dan melakukan


(22)

kegiatan-kegiatan tertentu. Hal ini sejalan dengan Mulyono (http://repository.upi.edu /operator/upload/s_bio_ 0602790_chapter2.pdf) aktivitas artinya “kegiatan atau keaktivan”, sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maipun nonfisik.

Berdasarkan beberapa pendapat, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas adalah perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar dan melakukan suatu kegiatan secara aktif.

C. Pengertian Belajar

Belajar tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Karena dengan belajar akan diperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, walaupun dibutuhkan waktu tidak sebentar. Dengan belajar seseoarang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang semua itu baik bagi dirinya maupun orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri. Menurut Hamalik (2001: 27) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Sedangakan menurut Rahmat, dkk. (2006: 49) belajar adalah kegiatan seseorang untuk mendapatkan pengetahuan baru baik dilakukan sengaja maupun secara kebetulan. Belajar dapat melibatkan kegiatan penguasaan informasi baru atau keterampilan berbagai sikap baru, pengertian, atau nilai. Belajar biasanya disertai perubahan prilaku yang terjadi didalam dan sepanjang hidupnya. Syah (2002: 113) pun menyatakan bahwa tahapan perubahan tingkah perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif menurut. Hal ini Sejalan dengan Bruner dalam Aisyah, dkk. (2007:


(23)

1-5) yang mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-ahal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya.

Sejalan dengan pendapat diatas Mursell (2008: 22) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu usaha mencari dan memahami pengertian, makna, dan pemahaman. Bila usaha itu gagal, maka dapat dikatakan pembelajarannya juga gagal. Selanjutnya Sardiman (2011: 20) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha mencari dan menemukan hal-hal baru sehingga mengakibatkan perubahan tingkah laku atau kemampuan yang dicapai seseorang.

D. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan faktor yang menentukan proses belajar siswa, karena pada dasarnya belajar adalah berbuat. Menurut (Sardiman, 2008: 10) aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar, kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Sedangkan Piaget (Sardiman, 2008: 10) menerangkan bahwa seorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir, agar anak itu berpikir sendiri harus ada kesempatan untuk berbuat sendiri. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Sejalan dengan pendapat di atas Trinandita (Ahmad http://id.shvoong.com/ socialscies/1961162-aktivitas-belajar/) proses pembelajaran yang paling mendasari


(24)

adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar. Selanjutnya Poerwadarminta (shvoong.com: 2011) aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Dalam hal kegiatan-kegiatan belajar, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional.

E. Hasil Belajar

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti materi tersebut. Menurut (Syarufudin, 2006: 90) hasil belajar yang diharapkan tentunya akan terwujud sebagai hasil atau usaha-usaha yang dilakukan oleh objek didik melalui cara-cara yang baik. Sedangakan menurut Sudjana (Kunandar, 2010: 276) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses dengan menggunakan alat pengukur, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, bentuk tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.


(25)

Sejalan dengan pendapat di atas Abdurrahman (2003: 37) mengemukakan bahwa hasil belajar dalam kemampuan anak yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan Hamalik (2001: 183) mengatakan bahwa hasil belajar dikalangan para siswa disebabkan oleh berbagai alternatif faktor-faktor, antara lain faktor kematangan akibat dari kemajuan umur kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberikan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian hasil belajar adalah suatu perubahan pada diri siswa setelah mereka melakukan suatu proses belajar. Berhasil atau tidaknya siswa itu tergantung pada faktor-faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri, baik faktor internal maupun faktor eksternal.

F. Pembelajaran matematika Berdasarkan Metode Inquiry

Pembelajaran matematika di SD dilakukan berdasarkan standar kompetensi memahami suatu permasalahan yang disampaikan secara lisan dengan kompetensi dasar memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

Adapun pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan metode inquiry sebagai berikut :

1. Merumuskan masalah untuk dipecahkan siswa.

Guru membagi siswa kedalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 sampai 7 siswa. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang masalah-masalah yang harus dipecahkan sebelum mengerjakan tugas.

2. Menyusun hipotesis

Siswa diberi waktu untuk menyelesaikan soal, setelah itu menyusun jawaban sementara dari soal yang diberikan oleh guru.


(26)

Setelah siswa menyusun jawaban sementara kemudian siswa berdiskusi dengan kelompok untuk menemukan jawaban yang tepat atas soal-soal dari guru.

4. Menganalisis dan menyajikan data

Guru membimbing siswa untuk menganalisis berbagai soal-soal yang di berikan, dan membimbing siswa menyusun jawaban atas temuan mereka sehingga data yang disajikan tersusun dengan rapi.

5. Mengomunikasikan

Setelah siswa merumuskan masalah, menyusun hipotesis, mengamati, menganalis dan menyajikan data, langkah selanjutnya adalah menuliskan hasil kerja di papan tulis, dan kelompok lain menangapi jawaban kelompok yang maju.

G. Pengertian Pembelajaran Matematika

Belajar matematika akan lebih berhasil jika pelaksanaan pembelajaran difokuskan kepada konsep-konsep yang ada dalam bahasan, yang diajarkan selain hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur. Menurut (Syarif blogspot.com, 2008) pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang (siswa) melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika.

Adapun pengertian matematika menurut (Suwangsih, 2006: 3) ialah kata matematika berasal dari bahasa latin “Mathematika” yang mulanya diambil dari perkataan Yunani “Mathematike” yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (nalar).


(27)

Sedangkan menurut Johnson dan James (Suwangsih, 2006: 4) matematika adalah pola berpikir, pola menggorganisasikan, pembuktian yang logis menurut, matematika juga dapat diartikan sebagai bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenaranya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahanya terdapat pada keterurutan dan keharmonisanya.

Sejalan dengan pendapat diatas Ruseffendi (Herumawan, 2008: 1) matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya dalil. Selanjutnya Subarinah (2006: 1) yang mengatakan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Matematika pada hakikatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antara konsep dan strukturnya. Ciri khas matematika yang harus diketahui oleh guru sehingga mereka dapat membelajarkan matematika dengan tepat, mulai dari konsep-konsep sederhana sampai yang kompleks.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian matematika adalah cara berpikir struktur yang terorganisasi dengan menggunakan istilah definisi yang cermat, jelas dan akurat berupa bahasa simbol.

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: apabila dalam pembelajaran matematika menggunakan metode inquiry dengan


(28)

langkah-langkah yang tepat, maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan dapat meningkat.


(29)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE

INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

KELAS V SD NEGERI 1 BHAKTI NEGARA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh Mega Rina Wati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(30)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 (ayat 1) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Syarifudin, 2006: 24-25).

Pendidikan dilakukan guna mencetak sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi perkembangan zaman yang terus berubah dari waktu ke waktu. Pentingnya arti pendidikan menuntut guru untuk lebih bertanggungjawab dalam proses pembelajaran sehingga terjadi peningkatan pada pengetahuan dan keterampilan siswa. Oleh karena itu pendidikan tidak lain dari usaha mengajarkan berbagai disiplin pengetahuan terpilih sebagai pembimbing kehidupan yang terbaik, diantaranya adalah matematika.

Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Namun siswa sekolah dasar masih berfikir bahwa pembelajaran matematika itu pembelajaran yang menakutkan dan tidak menarik bagi siswa. Karna itu diperlukan metode pembelajaran matematika yang memungkinkan siswa untuk belajar metematika yang lebih baik. Salah satunya adalah metode Inquiry ini dapat meningkatkan komunikasi dan hubungan antar siswa di kelas dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran cepat tercapai.


(31)

Aisyah (2007: 1.4) mengemukakan bahwa tujuan matematika sekolah, khusus di SD agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

”(1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasi konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecakan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang modal matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari metematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah”.

Hasil survey dan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 1 Bhakti Negara menunjukkan bahwa hasil pembelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara masih tergolong rendah. Berdasarkan nilai ulangan harian pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012, masih terdapat 10 dari 35 siswa atau 28,58% siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar berdasarkan KKM, sedangkan KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 51. Nilai rata-rata kelas rendah yaitu 47,7.

Sedangkan aktivitas belajar siswa masih rendah, hal ini terlihat dari siswa yang jarang bertanya jika menemukan kesulitan dalam belajar, dan jika siswa diberi soal atau pertanyaan dari guru siswa cenderung pasif. Selain hal tersebut rendahnya aktivitas siswa ditambah penilaian siswa yang umumnya mengatakan bahwa pembelajaran matematika dianggap sebagai pembelajaran yang menakutkan bagi siswa. Kekurang pahaman yang dimiliki siswa selalu menimbulkan ketakutan siswa pada guru yang mengajar. Selain itu metode mengajar yang digunakan guru kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Kemudian perlu dilakukan tindakan pembelajaran yang tepat yaitu dengan meningkatkan aktivitas dan hasil


(32)

belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara melalui metode Inquiry pada mata pelajaran matematika.

Menurut Kourilsky (Hamalik, 2001: 220) bahwa pengajaran berdasarkan inquiry adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok siswa mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural. Jadi, dengan menggunakan metode inquiry proses belajar mengajar tidak lagi terpusat oleh guru sehingga siswa tidak pasif. Metode inquiry menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, narasumber, dan penyuluh kelompok. Siswa didorong untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengangkat judul ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Inquiry pada Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat diuraikan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran matematika, antara lain sebagai berikut:

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri Bhakti Negara Way Kanan.

2. Siswa jarang bertanya jika menemukan kesulitan dalam belajar. 3. Siswa pasif menjawab pertanyaan dari guru.

4. Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang menakutkan.

5. Metode mengajar yang digunakan guru kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar.


(33)

6. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara hanya 10 siswa (28,58%) dari 35 siswa yang belum mencapai nilai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 51. Nilai rata-rata kelas 47,7. Kurangnya minat belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara.

7. Perlu dilakukan tindakan pembelajaran yang tepat yaitu dengan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah langkah-langkah meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode inquiry, pada siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimanakah langkah-langkah meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode inquiry, padasiswa kelas V SD Negeri 1 Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012?

D. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan tahun Pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran matematika SD dengan menggunakan metode inquiry.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran matematika SD dengan menggunakan metode inquiry.


(34)

E. Manfaat Penelitian

Hasil peneliti tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Siswa

Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui metode inquiry pada siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Guru

Memperluas wawasan dan pengetahuan guru di SD mengenai metode pembelajaran sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran dan

meningkatkan kemampuan profesional guru dalam menyelenggarakan

pembelajaran di kelas. 3. Sekolah

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah b. Membantu menciptakan inovasi pembelajaran di kelas 4. Peneliti

a. Meningkatkan pengetahuan mengenai konsep-konsep yang berkaitan tentang pembelajaran dengan menerapkan metode inquiry.


(35)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE

INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

KELAS V SD NEGERI 1 BHAKTI NEGARA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh Mega Rina Wati

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(36)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Way Kanan, pada tanggal 19 Agustus 1990. Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Suyanto dan Ibu Wiwik Widayati.

Penulis mengenal pendidikan pertama di Taman Kanak-kanak (TK) Darma Wanita Bhaktinegara di Baradatu yang diselesaikan pada tahun 1996. Dilanjutkan dengan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bhaktinegara diselesaikan pada tahun 2002. Penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Bhakti Baradatu yang diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Bhakti Baradatu diselesaikan pada tahun 2008.

Setelah pendidikannya di SMA, penulis mengikuti tes SNM-PTN Universitas Lampung dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Lampung Program Studi S-I PGSD pada tahun 2008.


(37)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Langkah-langkah Metode Inquiry………. 10

2. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas... 28

3. Diagram Kenaikan Rata-rata Aktivitas Siswa... 74

4. Diagram Kenaikan Rata-rata Kinerja Guru... 76

5. Diagram Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa... 78


(38)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Inquiry………... 7

B. Pengertian Aktivitas………... 12

C. Pengertian Belajar………. 13

D. Aktivitas Belajar……… 15

E. Hasil Belajar……….. 16

F. Pembelajaran Matematika Berdasarkan Metode Inquiry……….. 17

G. Pengertian Pembelajaran Matematika………... 18

H. Hipotesis Tindakan……… 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 21

B. Rencana Penelitian... 22

C. Subjek Penelitian... 22

D. Sumber Data... 22

E. Teknik Pengumpulan Data... 23

F. Alat Pengumpulan Data... 23

G. Teknik Analisis Data... 23

H. Indikator Keberhasilan Penelitian... 26

I. Prosedur Penilaian………. 27

J. Urutan Penelitian Tindakan Kelas………. 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SD Negeri 1 Bhakti Negara... 38

B. Prosedur Penelitian... 39

C. Hasil Penelitian... 41

1. Siklus I... 41

2. Siklus II... 52

3. Siklus III... 64


(39)

ii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 81 B. Saran... 82 DAFTAR PUSTAKA


(40)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keterangan... 86

2. Surat Penelitian Pendahuluan... 87

3. Surat Izin Penelitian... 88

4. Surat Pernyataan... 89

5. Surat Keterangan Penelitian... 90

6. Pemetaan/Analisis SK-KD... 91

7. Silabus Pembelajaran... 94

8. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I... 97

9. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1... 123

10. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2... 137

11. Silabus Pembelajaran……….. 145

12. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II... 147

13. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1... 172

14. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2... 182

15. Silabus Pembelajaran………192

16. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus III... 194

17. Lembar Kerja Siswa Siklus III Pertemuan 1... 215

18. Lembar Kerja Siswa Siklus III Pertemuan 2... 230

19. Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1... 245

20. Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2... 246

21. Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1... 247

22. Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2... 248

23. Aktivitas Siswa Siklus III Pertemuan 1... 249

24. Aktivitas Siswa Siklus III Pertemuan 2... 250

25. Aspek-aspek Aktivitas Siswa... 251

26. Analisis Data Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1... 256

27. Analisis Data Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 ... 258

28. Analisis Data Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1... 260

29. Analisis Data Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2... 262

30. Analisis Data Kinerja Guru Siklus III Pertemuan 1... 264

31. Analisis Data Kinerja Guru Siklus III Pertemuan 2... 266

32. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I, II, III... 268


(41)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kualifikasi Hasil Observasi AktifitasSiswa... 24

3.2 Kualifikasi Hasil Observasi Kinerja Guru... 25

3.3 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa... 26

4.4 Aktivitas Siswa Siklus I... 48

4.5 Kinerja Guru Siklus I... 50

4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus I... 51

4.7 Aktivitas Siswa Siklus II... 60

4.8 Kinerja Guru Siklus II...61

4.9 Hasil Belajar Siswa Siklus II...62

4.10 Aktivitas Siswa Siklus III... 70

4.11 Kinerja Guru Siklus III... 71

4.12 Hasil Belajar Siswa Siklus III... 72

4.13 Rekapitulasi Aktivitas Siswa... 74

4.14 Rekapitulasi Data Persentase Kinerja Guru... 76

4.15 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa... 77


(42)

MOTTO

“ Tak ada usaha yang sia

-sia apabila kita selalu berusaha


(43)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Hj. Nelly Astuti, M. Pd.

Sekertaris : Drs. Mugiadi, M. Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Muncarno, M. Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003


(44)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: nama mahasiswa : Mega Rina Wati

NPM : 0813053043

jurusan : Ilmu Pendidikan

program studi : S 1 PGSD

fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Lampung

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Inquiry Pada Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012” tersebut adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan milik orang lain ataupun dibuatkan oleh orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat apabila dikemudian hari ternyata peryataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, 07 November 2012 Yang membuat pernyataan,

Mega Rina Wati NPM 0813053043


(45)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur dan kerendahan hati karya ini kupersembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Suyanto dan Ibu Wiwik Widayati yang selalu berdoa demi keberhasilanku, semoga Tuhan mengampuni dosa-dosanya dan menyayangi keduanya sebagaimana telah menyayangiku sejak kecil.

2. Adikku Sasmita Indriani dan Aditya Wahyu Widianto, terima kasih atas motivasi, dukungan, dan

doanya hingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Sahabat-sahabatku atas segala kebersamaan, motivasi, dukungan, bantuan, doa, serta nasihat yang selalu diberikan kepadaku.

4. Temanku dalam satu bimbingan skripsi (Renshi), terimakasih atas kebersamaannya dan diskusinya selama ini, semoga bermanfaat.

5. Yoki Setianto yang selalu ada dihatiku, yang telah memberiku semangat, dukungan, doanya dan selalu mengingatkanku dalam segala hal. Terimakasih atas motivasi yang sangat berharga untukku, semoga Tuhan membalas amal ibadahmu dan dikabulkan semua doamu. Amien.

6. Teman-teman satu angkatan dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(46)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Inquiry Pada Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama Mahasiswa : Mega Rina Wati

NPM : 0813053043

Program Studi : S 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Nelly Astuti, M. Pd. Drs. Mugiadi, M. Pd.

NIP 131760216000000000 NIP 195205111972071001

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. NIP 19510507 198103 1 002


(47)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Inquiry pada Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Hariyanto, M. S., selaku Rektor Universitas Lampung; 2. Bapak Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD FKIP Universitas Lampung dan Pembimbing Akademik;

5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua PGSD UPP Metro;

6. Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti, M. Pd., selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya meluangkan waktu bagi peneliti guna memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penuh dengan kesabaran dan ketelitian dalam pengoreksian isi skripsi peneliti sehingga menjadikan karya ini menjadi lebih baik dan mudah dipahami;


(48)

7. Bapak Drs. Mugiadi, M. Pd., selaku Pembimbing Kedua atas kesediaaannya meluangkan waktu bagi peneliti guna memberikan bimbingan, saran dan kritik, serta ilmu pengetahuannya guna masukan penting terhadap skripsi ini;

8. Bapak Drs. Muncarno, M. Pd., selaku Dosen Penguji atas saran, kritik, dan motivasi yang telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini;

9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang penuh rasa kekeluargaan, baik ketika berada di kampus maupun di luar kampus;

10.Bapak Hariyanto, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Bhakti Negara yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD tersebut;

11.Ibu Siti Marhamah., guru matematika kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara selaku teman sejawat yang telah banyak membantu peneliti sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar;

12.Siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara atas partisipasi aktifnya sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik;

13.Rekan-rekan seperjuangan, mahasiswa S-1 PGSD angkatan 2008, terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini;

14.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu yang telah banyak membantu peneliti, memberikan motivasi serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dan saran Bapak, Ibu dan Saudara-Saudara mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan segala kerendahan hati, peneliti mohon maaf jika dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik isi maupun penulisan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis butuhkan dari semua pihak.


(49)

Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para guru sebagai acuan dalam pengembangan pembelajaran di kelas dalam usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Metro, Mei 2012 Penulis


(50)

83

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Adjie, Nahrowi dan Maulana. 2006. Pemecahan Masalah Matematika. UPI PRESS. Bandung.

Ahmad, Defri. Januari 2010. Aktivitas Belajar.

http://id.shvoong.com/socialsciences/1961162-aktifitas-belajar/. Diakses pada 27 Desember 2011.

Aisyah, Nyimas dkk. 2007. (Bahan Ajar cetak) Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Direktorat Jendral Pendidikan Nasional. Jakarta.

Amanullah, Fajri. Januari 2008. Model Pembelajaran Inkuiri. http://aman-hidayah.blogspot.com/2008/01/model-pembelajaran-inkuiri.html. Diakses pada 4 Januari 2011.

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.

Aripiyah, Nur. 2006. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Bulakpacing 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam Materi Pecahan Melalui Bantuan Alat Peraga Benda Konkret (Skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Depdiknas. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Dikti. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. PT

Rineka Cipta. Jakarta.


(51)

84

Haditono,Mulyono.

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0602790_chapter2.pdf. Diakses pada tanggal 19 Januari 2012.

Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Depdiknas. Jakarta. Herrhyanto. Nar. 2008. Statiska Dasar. Universitas Terbuka. Jakarta.

Herumawan. 2008. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Karya Tulis Ilmiah. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

. 2010. Pengertian Inquiry.

http://edusogem.blogspot.com/2010/11/pengertian-inquiry.html. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2012.

. 2009. Pengertian Metode.

http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/ pengertian-metode.html. Diakses pada tanggal 25 Desember 2011.

Mursell, J. 2008. Mengajar dengan Sukses. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Poerwadarminta. 2011. Pengertian Aktivitas Belajar. http://id.shvoong.com /social-sciences/education/2241185-pengertian-aktivitas-belajar/22 Desember,

2011. Diakses tanggal 7 Januari 2012.

Rahmat, Cece, dkk. 2006. Psikologi Pendidikan. UPI PRESS.Bandung.

Ruseffendi, E.T., dkk.1997. Pendidikan Matematika 3. Universitas Terbuka. Jakarta. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Grafindo Persada. Jakarta.


(52)

85

Sarimanah, Eri. April 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran Bahasa. http://eri-sunpak.blogspot.com/2009/04/metode-dan-teknik-pembelajaran-bahasa.html. Diakses pada 7 Januari 2012.

Sriyono. 2008. Prestasi Belajar. http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/. Diakses pada 19 Januari 2012.

Sudjana dan Sutikno. 2010 Definisi / pengertian metode pembelajaran menurut beberapa ahli http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-definisi-metode pembelajaran.html. Diakses pada tanggal 20 Desember 2011.

Subarinah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Jakarata.

Supriatna, dkk. 2007. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI PRESS. Bandung

Suwangsih, Erna. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI PRESS. Bandung. Syarifuddin, Tatang dan Nuraini. 2006. Landasan Pendidikan. UPI PRESS. Bandung. Syarif. Pembelajaran Matematika. Syarif Artikel Blogspot. November. 2008.

Blogger. 28 Desember 2011 http:

//syarifartikel.blogspot.com/2008/11/pembelajaran- matematika-di-sd.html. Syah, Muhibbin.2002. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada. Bandung. Wardhani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta. Wardhani, Sri dkk. 2010. Intrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes Dalam

Pembelajaran Matematika di SD (versi ebook). Pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan (P4TK) matematika

yogyakarta. Diunduh pada tanggal 2 januari 2012 dari:

http://ebook.p4tkmatematika.org/2010/06/ pembelajaran-kemampuan-pemecahan-masalah-matematika-di-sd/.


(53)

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara pada pembelajaran matematika dengan melalui penggunaan metode inquiry dapat disimpulkan:

1. Melalui penggunaan metode inquiry pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara. Hal ini dapat dilihat pada persentase rata-rata setiap siklusnya. Pada siklus I persentase aktivitas siswa mencapai 56,56% dengan kualifikasi “cukup aktif”, pada siklus II mencapai 65,80% dengan kualifikasi “aktif”, dan pada siklus III meningkat lagi yaitu mencapai 81,64% dengan kualifikasi “sangat aktif”.

2. Melalui penggunaan metode inquiry pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara. Hal ini dapat dilihat pada persentase hasil belajar siswa setiap siklusnya. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 52,22 dengan kualifikasi cukup aktif, pada siklus II terjadi peningkatan yaitu 60,14 dengan kualifikasi aktif, dan pada siklus III lebih baik lagi yaitu mencapai 70,94 dengan kualifikasi aktif.


(54)

82

Ketuntasan hasil belajar juga meningkat, pada siklus I hanya 21 siswa (60,00%) dengan kualifikasi cukup aktif, pada siklus II meningkat menjadi 30 siswa (85,71%) dengan kualifikasi aktif, dan meningkat lagi menjadi 31 siswa (88,57%) dengan kualifikasi sangat aktif pada siklus III.

Dengan demikian, melalui penggunaan metode inquiry dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan peneliti diatas, berikut ini disampaikan saran yang dapat diberikan.

1. Kepada siswa, untuk senantiasa membudayakan belajar dan menghitung, guna memperkaya ilmu pengetahuan dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Kepada guru, agar selalu menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dalam setiap pembelajaran, serta lebih berinovasi dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Kepada pihak sekolah, sekolah hendaknya memfasilitasi kebutuhan guru dalam pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik dan memberikan arahan bahwa banyak metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, salah satunya metode inquiry.


(1)

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Metro, Mei 2012 Penulis


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Adjie, Nahrowi dan Maulana. 2006. Pemecahan Masalah Matematika. UPI PRESS. Bandung.

Ahmad, Defri. Januari 2010. Aktivitas Belajar.

http://id.shvoong.com/socialsciences/1961162-aktifitas-belajar/. Diakses pada 27 Desember 2011.

Aisyah, Nyimas dkk. 2007. (Bahan Ajar cetak) Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Direktorat Jendral Pendidikan Nasional. Jakarta.

Amanullah, Fajri. Januari 2008. Model Pembelajaran Inkuiri. http://aman-hidayah.blogspot.com/2008/01/model-pembelajaran-inkuiri.html. Diakses pada 4 Januari 2011.

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.

Aripiyah, Nur. 2006. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Bulakpacing 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam Materi Pecahan Melalui Bantuan Alat Peraga Benda Konkret (Skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Depdiknas. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Dikti. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. PT

Rineka Cipta. Jakarta.


(3)

Haditono,Mulyono.

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0602790_chapter2.pdf. Diakses pada tanggal 19 Januari 2012.

Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Depdiknas. Jakarta. Herrhyanto. Nar. 2008. Statiska Dasar. Universitas Terbuka. Jakarta.

Herumawan. 2008. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Karya Tulis Ilmiah. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

. 2010. Pengertian Inquiry.

http://edusogem.blogspot.com/2010/11/pengertian-inquiry.html. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2012.

. 2009. Pengertian Metode.

http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/ pengertian-metode.html. Diakses pada tanggal 25 Desember 2011.

Mursell, J. 2008. Mengajar dengan Sukses. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Poerwadarminta. 2011. Pengertian Aktivitas Belajar. http://id.shvoong.com /social-sciences/education/2241185-pengertian-aktivitas-belajar/22 Desember,

2011. Diakses tanggal 7 Januari 2012.

Rahmat, Cece, dkk. 2006. Psikologi Pendidikan. UPI PRESS.Bandung.

Ruseffendi, E.T., dkk.1997. Pendidikan Matematika 3. Universitas Terbuka. Jakarta. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Grafindo Persada. Jakarta.


(4)

Sarimanah, Eri. April 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran Bahasa. http://eri-sunpak.blogspot.com/2009/04/metode-dan-teknik-pembelajaran-bahasa.html. Diakses pada 7 Januari 2012.

Sriyono. 2008. Prestasi Belajar. http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/. Diakses pada 19 Januari 2012.

Sudjana dan Sutikno. 2010 Definisi / pengertian metode pembelajaran menurut beberapa ahli http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-definisi-metode pembelajaran.html. Diakses pada tanggal 20 Desember 2011.

Subarinah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Jakarata.

Supriatna, dkk. 2007. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI PRESS. Bandung

Suwangsih, Erna. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI PRESS. Bandung. Syarifuddin, Tatang dan Nuraini. 2006. Landasan Pendidikan. UPI PRESS. Bandung. Syarif. Pembelajaran Matematika. Syarif Artikel Blogspot. November. 2008.

Blogger. 28 Desember 2011 http:

//syarifartikel.blogspot.com/2008/11/pembelajaran- matematika-di-sd.html. Syah, Muhibbin.2002. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada. Bandung. Wardhani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta. Wardhani, Sri dkk. 2010. Intrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes Dalam

Pembelajaran Matematika di SD (versi ebook). Pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan (P4TK) matematika yogyakarta. Diunduh pada tanggal 2 januari 2012 dari: http://ebook.p4tkmatematika.org/2010/06/ pembelajaran-kemampuan-pemecahan-masalah-matematika-di-sd/.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara pada pembelajaran matematika dengan melalui penggunaan metode inquiry dapat disimpulkan:

1. Melalui penggunaan metode inquiry pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara. Hal ini dapat dilihat pada persentase rata-rata setiap siklusnya. Pada siklus I persentase aktivitas siswa mencapai 56,56% dengan kualifikasi “cukup aktif”, pada siklus II mencapai 65,80% dengan kualifikasi “aktif”, dan pada siklus III meningkat lagi yaitu mencapai 81,64% dengan kualifikasi “sangat aktif”.

2. Melalui penggunaan metode inquiry pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara. Hal ini dapat dilihat pada persentase hasil belajar siswa setiap siklusnya. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 52,22 dengan kualifikasi cukup aktif, pada siklus II terjadi peningkatan yaitu 60,14 dengan kualifikasi aktif, dan pada siklus III lebih baik lagi yaitu mencapai 70,94 dengan kualifikasi aktif.


(6)

Ketuntasan hasil belajar juga meningkat, pada siklus I hanya 21 siswa (60,00%) dengan kualifikasi cukup aktif, pada siklus II meningkat menjadi 30 siswa (85,71%) dengan kualifikasi aktif, dan meningkat lagi menjadi 31 siswa (88,57%) dengan kualifikasi sangat aktif pada siklus III.

Dengan demikian, melalui penggunaan metode inquiry dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan peneliti diatas, berikut ini disampaikan saran yang dapat diberikan.

1. Kepada siswa, untuk senantiasa membudayakan belajar dan menghitung, guna memperkaya ilmu pengetahuan dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Kepada guru, agar selalu menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dalam setiap pembelajaran, serta lebih berinovasi dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Kepada pihak sekolah, sekolah hendaknya memfasilitasi kebutuhan guru dalam pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik dan memberikan arahan bahwa banyak metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, salah satunya metode inquiry.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 1 BHAKTI NEGARA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 23 54

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SD NEGERI 1 TALANG JAWA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 34

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SD NEGERI 1 TALANG JAWA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 36

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 1 WAYHALOM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 67

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARN TEMATIK PADA SISWA KELAS II DI SD NEGERI 1 BHAKTI NEGARA KABUPATEN WAY KANAN

0 5 54

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG MAS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 53

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG MAS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 51

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY SISWA KELAS V SEMESTER GANJIL SD NEGERI 1 MARGOSARI KECAMATAN PAGELARAN UTARA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 9 53

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI KARANG TARUNA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 17 31