25
pada deskripsi yang benar-benar detail untuk memperkuat karakter cerita. Jadi, selain siswa menulis pengalaman yang dialaminya, siswa juga dapat berselancar
dalam imajinasinya baru kemudian ia menuangkan dalam bentuk tulisan sehingga hasil karangan tersebut akan menjadi lebih hidup dan menarik untuk dibaca.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarlan uraian tersebut, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah keterampilan menulis pengalaman pribadi dan tingkah laku siswa kelas V
SD N 6 Petompon Semarang akan meningkat jika dalam pembelajarannya digunakan model explicit instruction.
26
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab metode penelitian ini diuraikan mengenai satu metode yang digunakan dalam penelitian yang meliputi desain penelitian, subjek penelitian,
variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas dengan dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II. Sebelum siklus I, terlebih
dahulu dilakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberikan tindakan. Siklus I bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa. Siklus
I digunakan sebagai refleksi untuk melaksanakan siklus II. Hasil proses tindakan pada siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis
setelah dilakukan perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I. Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut.
27
P RP
R T R T
O O Gambar 1: Model Penelitian Tindakan Kelas
Keterangan: Siklus I
Siklus II P = Rencana tindakan I
RP = Revisi perencanaan T = Tindakan I
T = Tindakan II O = Observasi I
O = Observasi II R = Refleksi I
R = Refleksi II
Secara lebih rinci kegiatan-kegiatan tiap siklus penulis sampaikan pada bagian berikut ini:
3.1.1 Prosedur Tindakan pada Silkus I
Prosedur penelitian tindakan kelas pada siklus I terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, dapat diuraikan sebagai berikut.
Siklus II
Siklus I
28
3.1.1.1 Perencanaan Pada tahap perencanan siklus I dilakukan persiapan pembelajaran menulis
karangan berdasarkan pengalaman dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dahulu sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan. Ini digunakan
sebagai program kerja atau pedoman peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Selain itu, peneliti menyiapkan soal yang akan diajukan melalui lembar tes menulis karangan berdasarkan pengalaman beserta aspek-aspek penilaiannya.
Peneliti juga mempersiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar observasi, lembar wawancara, lembar jurnal, dan dokumentasi yang berupa foto pada saat
pembelajaran. Setelah menyiapkan alat tes dan nontes, peneliti mempersiapkan kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan dan melakukan kolaborasi
dengan guru mata pelajaran dan dosen pembimbing. 3.1.1.2 Tindakan
Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan oleh guru sebagai upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi di sekolah yang bersangkutan. Peningkatan
yang terjadi atau perubahan yang terjadi merupakan suatu solusi. Siswa diajarkan untuk berlatih menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan model
pembelajaran explicit instruction. Peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari siswa yang berupa latihan-latihan dan tugas-tugas yang telah diberikan, yang
nantinya akan menunjukan perkembangan hasil belajar menulis karangan berdasarkan pengalaman yang dilakukan siswa, dan peneliti juga melakukan
29
penilaian proses dan penilaian kebiasaan menulis siswa dengan penilaian berbasis kelas.
Pada tahap pendahuluan dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1 guru mempresensi siswa, 2 guru mengatur kondisi kelas yang kondusif dan
mempersiapkan materi, 3 guru melakukan apersepsi melalui kegiatan tanya jawab, 4 guru menyampaikan tujuan dan manfaat yang akan diperoleh siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini. Pada tahap inti dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1 guru
membagikan contoh karangan berdasarkan pengalaman, 2 siswa diminta mengamati dan berdiskusi contoh karangan yang telah diberikan, 3 guru
mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, 4 guru memberikan penguatan tentang materi menulis
karangan berdasarkan pengalaman, 5 guru bersama siswa menentukan jenis pengalaman yang akan dibuat, 6 siswa menulis karangan berdasarkan
pengalaman, 7 siswa diminta mempresentasikan karangan hasil buatannya ke depan kelas, 8 guru bersama siswa mengadakan evaluasi.
Pada tahap akhir akan dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1 guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang
belum dipahami, 2 guru bersama siswa merefleksi hasil belajar menulis karangan berdasarkan pengalaman.
30
3.1.1.3 Observasi Observasi adalah mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa selama
penelitian berlangsung untuk mengetahui dampak pelaksanaan tindakan dan respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Pengamatan dilakukan
melalui data tes dan nontes. Data observasi diperoleh melalui beberapa cara, antara lain dengan: 1 tes
unjuk kerja menulis karangan yang digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis karangan berdasarkan pengalaman siswa serta peningkatannya setelah
dilakukan selama 1 siklus, 2 observasi atau pengamatan untuk mengetahui perilaku siswa dalam kegiatan menulis di dalam pembelajaran di kelas, 3 jurnal
guru, aspek-aspek yang terdapat dalam jurnal siklus I, 4 wawancara yang dilakukan kepada siswa dalam pembelajaran menulis karangan berdasarkan
pengalaman dengan model explicit instruction, 5 dokumentasi foto sebagai laporan berupa gambaran aktivitas siswa selama penelitian.
3.1.1.4 Refleksi Berdasarkan hasil tes menulis karangan berasarkan pengalaman setelah
dilakukan pembelajaran pada siklus I mencapai skor rata-rata sebesar 64,82 atau dalam ketgori cukup. Walau hasil tersebut belum memenuhi target yang
diharapkan yaitu 70,00 atau dalam kategori baik. Kurangnya siswa dalam berkonsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung menyebabkan belum
tercapainya skor yang ditargetkan. Sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam menggunakan kebahasaan penggunaan diksi dan EYD.
31
Pada data nontes siklus I yang berupa observasi dapat diketahui bahwa siswa senang dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
menggunakan model pembelajaran explicit intruction.. Melalui jurnal siswa siklus I diketahui bahwa beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis
karangan berdasarkan pengalaman yaitu pada kebahasaan penggunaan diksi dan EYD. Hal ini sebagai bukti bahwa pembelajaran belum mencapai hasil yang
diharapkan. Walaupun menurut pendapat siswa, mereka senang dengan pembelajaran menulis karangan berdasarkan pengalaman yang dilakukan oleh
guru dengan menggunakan model explicit intruction. Menurut hasil wawancara yang dilakukan terhadap tiga siswa pada siklus
I, masing-masing memberikan keterangan yang berbeda. Siswa yang mendapat nilai tinggi dan nilai sedang mereka mengatakan bahwa sudah tidak ada lagi
kesulitan dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. Tetapi, siswa yang mendapat nilai rendah mengaku masih menemukan kesulitan dalam menulis
karangan berasarkan pengalaman. Hasil wawancara tersebut sebagai bukti bahwa pada siklus I pembelajaran belum mencapa hasil yang maksimal. Oleh karena itu,
perlu dilakukan tindakan pada sikus II. Hasil dokumentasi foto membuktikan bahwa pada proses pembelajaran
masih ada siswa yang melakukan sikap negatif. Hal ini terlihat dari gambar yang diambil pada waktu pembelajaran berlangsung. Kondisi kelas masih terlihat
kurang kondusif. Oleh karena itu, pada siklus II perlu sesekali adanya pengaturan kelas yang baik agar lebih kondusif.
32
Hasil refleksi baik dari data tes maupun nontes pada siklus I belum mencapai hasil yang maksimal. Hasil refleksi tersebut sebagai acuan untuk
perbaikan pada siklus II, sehingga target yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Pada pembelajaran siklus II yang akan dilakukan, selain siswa mengalami
peningkatan dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman juga diharapkan terjadinya perubahan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran.
3.1.2 Prosedur Tindakan pada Siklus II
Setelah melakukan kegiatan refleksi hasil pembelajaran pada siklus I, dilakukan perbaikan dengan melakukan pembelajaran menulis karangan
berdasarkan pengalaman dengan model explicit instruction dalam pelaksanaan siklus II. Pada siklus II ini dilakukan perbaikan dan penyempurnaan yang meliputi
model pembelajaran, teknik dan sarana yang digunakan dalam penelitian mulai dari tahap perencanaan sampai kegiatan refleksi.
3.1.2.1 Perencanaan Pada tahap perencanaan pada siklus II ini peneliti menyiapkan hal-hal yang
akan dilaksanakan pada siklus II dengan memperbaiki hasil refleksi pada siklus I. Adapun rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II adalah 1
membuat perbaikan rencana pelaksaan pembelajaran menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan model explicit instruction yang materinya masih
sama dengan siklus I. Namun demikian, diupayakan dapat memperbaiki masalah dan kekurangan-kekurangan pada siklus I, 2 menyiapkan lembar observasi,
lembar wawancara, lembar jurnal, dan dokumentasi foto, untuk memperoleh data
33
nontes siklus II, dan 3 menyiapkan perangkat tes menulis karangan berdasarkan pengalaman dan kriteria penilaian.
3.1.2.2 Tindakan Tindakan pada siklus II adalah penyempurnaan pada siklus I. Kekurangan
atau kelemahan-kelemahan dalam tindakan pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Tindakan yang akan dilaksanakan peneliti dalam siklus II adalah sebagai berikut:
Pada tahap pendahuluan dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1 guru mempresensi siswa, 2 Guru mengatur kondisi kelas yang kondusif dan
mempersiapkan materi, 3 guru melakukan apersepsi melalui kegiatan tanya jawab, 4 guru menyampaikan tujuan dan manfaat yang akan diperoleh siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini. Pada tahap inti dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1 siswa
bersama guru berdiskusi tentang kesalahan yang masih dilakukan siswa pada siklus I dan cara mengatasinya, 2 siswa diminta untuk memperhatikan secara
seksama penjelasan guru, 3 guru melakukan penguatan dan melakukan bimbingan secara klasikal dan individu, 4 siswa diminta untuk membuat
karangan berdasarkan pengalaman dengan tema yang berbeda pada siklus I, 5 siswa mempresentasikan hasil karangannya ke depan kelas, 6 guru bersama siswa
menganalisis karangan yang telah dipresentasikan . Pada tahap akhir dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1 guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, 2 guru bersama siswa merefleksi hasil belajar menulis karangan
berdasarkan pengalaman.
34
3.1.2.3 Observasi Observasi dalam siklus II juga masih sama dengan siklus I yaitu dilakukan
melalui data tes dan nontes. Pengamatan melalui data tes dilakukan dengan mengamati hasil tes unutk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan. Pengamatan
melalui data nontes dilakukan dengan pelaksanaan observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto saat proses pembelajaran berlangsung. Peningkatan yang
dicapai siswa dan kelemahan yang muncul juga menjadi sasaran dalam obsevasi. 3.1.2.4 Refleksi
Hasil tes menulis karangan berdasarkan pengalaman yang telah dicapai siswa setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II telah mencapai nilai
ketuntasan, yaitu nilai rata-rata siswa mencapai 75,65. Hal ini dikarenakan siswa sudah lebih memperhatikan setiap aspek dalam menulis karangan berdasarkan
pengalaman, terutama aspek kebahasaan penggunaan diksi dan EYD. Pada siklus II ini siswa sudah dapat menuliskan karangan berdasarkan
pengalaman dengan benar, sehingga karangan yang dibuat mudah dipahami. Hampir sebagian besar siswa berhasil menguasai aspek yang harus ada pada
sebuah karangan. Baik pada aspek pengembangan gagasan ide, kesesuaian dan kejelasan isi cerita, kelengkapan unsur, aspek kebahasaan penggunaan diksi dan
EYD, dan kerapian tulisan. Pada siklus II ini guru memberikan materi dan penjelasan lebih jelas lagi.
Tidak ada siswa yang ramai pada saat guru menyampaikan materi. Bahkan siswa sudah tidak merasa malu menanyakan materi yang menurutnya sulit dan belum
dimengerti. Guru juga memberi motivasi agar siswa lebih berkosentrasi pada saat
35
menulis karangan berdasarkan pengalaman agar hasil yang dicapai siswa lebih memuaskan.
Selain itu, pada siklus II ini berdasarkan hasil nontes juga terlihat adanya perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik dibandingkan pada siklus I. Hal ini
dapat dilihat dari hasil observasi siklus II yang menunjukan adanya peningkatan persentase perilaku siswa. Pada kegiatan pengisian jurnal terlihat adanya
perubahan perilaku siswa. Pada siklus I siswa yang mengisi jurnal dengan tidak serius. Pada siklus II ini siswa sudah mulai menunjukkan adanya keseriusan.
Siswa Menanggapi dengan positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sebagian besar siswa senang dengan kegiatan diskusi dan presentasi.
Mereka juga berpendapat bahwa pembelajaran ini sangat menyenangkan. Keadaan seperti ini sebagai bukti adanya perubahan perilaku siswa yang positif.
Berdasarkan hasil nontes dokumentasi foto dapat diketahui pembelajaran terlihat semakin tenang, serius, dan kondusif. Siswa sangat aktif, tidak malu
bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Selama proses pembelajaran tingkah laku siswa sangat aktif hingga akhir pembelajaran. Semua kegiatan ini
tergambar dalam dokumentasi foto sebagai bukti visual untuk menguatkan data- data nontes yang lainnya.
Dari keadaan ini dapat diketahui terjadi perbedaan yang cukup jauh antara situasi pada siklus I dengan situasi siklus II. Pada siklus I masih banyak siswa
yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar dan masih banyak siswa yang menunjukkan perilaku yang kurang positif. Pada siklus II masalah-masalah
tersebut telah teratasi dengan baik.
36
3.2 Subjek Penelitian