11
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.” Pembagian jenis bank tersebut hanya mendasaarkan pada segi funsi
bank, dimaksudkan untuk memperjelas ruang lingkup dan batas kegiatan yang dapat diselenggarakannya Djumhana, 2006 : 111.
D. Pengertian BPR
Bank Perkreditan Rakyat adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan
danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
Menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai
berikut, Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Perkreditan Desa, Bank Pegawai, Lumbung Pilihan Nagari LPN, Lembaga
Perkreditan Desa LPD, Badan Kredit Desa BKD, Badan Kredit Keccamatan BKK, Kredit Usaha Rakyat Kecil BKPD, danatau
lembaga – lembaga lainnya yang dipersamakan berdasarkan Undang –
12
Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan tatacara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Ketentuan tersebut diberlakukan karena mengingat bahwa keberadaan lembaga
– lembaga tersebut telah berkembang dari lingkungan masyarakat Indonesia, serta masih diperlukan oleh masyarakat, maka
keberadaan lembaga dimaksud diakui. Oleh karena itu Undang – Undang
Nomor 7 Tahun 1992 memberikan kejelasan status lembaga – lembaga
dimaksud. Untuk menjamin kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan pengawasan, maka persyaratan dan tatacara pemberian status
lembaga-lembaga dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. https:id.wikipedia.orgwikiBank_Perkreditan_Rakyat
E. Pengertian Kredit
Kredit berasal dari bahasa Yunani credere
yang berarti kepercayaan truth atau faith. Oleh karena itu dasar dari kredit adalah
kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit kreditor percaya bahwa penerima kredit debitur pada masa yang akan
datang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa barang, uang atau jasa Abdullah
dan Tantri, 2014 :162. Dalam Abdullah dan Tantri 2014 Raymond P. Kent mengatakan
bahwa kredit adalah hak untuk menerima pembayaran kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan
datang, karena penyerahan barang – barang sekarang. Menurut Undang –
13
Undang No. 10 Tahun 1998 dirumuskan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam – meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnyasetelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dari pengertian di atas, menunjukkan bahwa prestasi yang wajib
dilakukan oleh debitor atas kredit yang diberikan kepadanya adalah tidak semata
– mata melunasi utangnya tetapi juga disertai dengan bunga sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
F. Unsur – Unsur Kredit