Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten sukoharjo Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo Deskripsi Jabatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 4 d. Pengkoordinasian, fasilitasi dan pembinaan kegiatan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah, e. Pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah, f. Pengelolaan urusan ketatausahaan.

3. Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten sukoharjo

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo mempunyai visi yaitu Terwujudnya peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya, pengelolaan keuangan daerah dan peningkatan pendapatan daerah dengan semangat desentralisasi, demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo mempunyai misi sebagai berikut: a. Meningkatkan kualitas sumber daya pengelolaan keuangan daerah, b. Meningkatkan fungsi perencanaan dan penyusunan anggaran daerah, c. Meningkatkan fungsi pemungutan pendapatan daerah dan efisiensi belanja daerah, d. Meningkatkan fungsi pengendalian kas daerah, perbendaharaan umum daerah dan verifikasi serta perhitungan anggaran, pertanggungjawaban keuangan daerah. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5

4. Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Gambar I.I Gambar struktur organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo Sumber:DPPKAD Kab.Sukoharjo SUBBAG PROGRAM SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT SUBBAG KEUANGAN BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN SEKSI VERIFIK ASI SEKSI AKUNTA NSI SEKSI FASILITA SI PENY LAP KEU BIDANG KAS SEKSI PENGEL UARAN SEKSI PENERI MAAN SEKSI PENGEN DALIAN DAN PELAPO RAN BIDANG ASET DAERAH SEKSI PERUBAH AN STATUS HUKUM SEKSI PENDAYA GUNAAN ASET DAERAH SEKSI PENATAU SAHAAN ASET DAERAH SEKSI PENYUS UNAN ANGGA RAN SEKSI PERENCANA AN ANGGARAN BIDANG PENDAPATAN BIDANG ANGGARAN BIDANG PERBENDAHARA AN SEKSI PELAKS ANAAN ANGGA RAN SEKSI PENETAPAN SEKSI PENDAFTAR AN DAN PENDATAAN SEKSI PENERIMAAN , PENAGIHAN DAN PELAPORAN SEKSI PERBENDA HARAAN II SEKSI PERBENDA HARAAN I SEKSI PERBENDA HARAAN III KEPALA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL UPTD commit to user 6

5. Deskripsi Jabatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Penjabaran tugas pokok diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 44 Tahun 2008 sebagai berikut: a. Kepala Dinas Kepala Dinas DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. b. Sekretariat Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan membina dan mengendalikan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi, keuangan, kepegawaian dan umum. Sekretariat, terdiri dari: 1 Sub Bagian Program Sub Bagian Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan. 2 Sub Bagian keuangan Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi keuangan dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan. 3 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi umum, organisasi dan commit to user 7 tatalaksana, pengurusan rumah tangga, perlengkapan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan, serta pengelolaan administrasi kepegawaian. c. Bidang Anggaran Bidang Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang anggaran. Bidang Anggaran, terdiri dari: 1 Seksi Perencanaan Anggaran Seksi Perencanaan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perencanaan anggaran. 2 Seksi Penyusunan Anggaran Seksi Penyusunan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penyusunan anggaran. 3 Seksi Pelaksanaan Anggaran Seksi Pelaksanaan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pelaksanaan anggaran. d. Bidang Pendapatan Bidang Pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam merumuskan kebijakan, commit to user 8 mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang pendapatan. Bidang Pendapatan, terdiri dari: 1 Seksi Pendaftaran dan Pendataan Seksi Pendaftaran dan Pendataan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pendaftaran dan pendataan. 2 Seksi Penetapan Seksi Penetapan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penetapan. 3 Seksi Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penerimaan, penagihan dan pelaporan. e. Bidang Perbendaharaan Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang perbendaharaan. Bidang Perbendaharaan, terdiri dari: 1 Seksi Perbendaharaan I Seksi Perbendaharaan I dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, commit to user 9 koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan I. 2 Seksi Perbendaharaan I Seksi Perbendaharaan II dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan II. 3 Seksi Perbendaharaan I Seksi Perbendaharaan III dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan III. f. Bidang Akuntansi Bidang Akuntansi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang akuntansi. Bidang Akuntansi, terdiri dari: 1 Seksi Verifikasi Seksi Verifikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Akuntansi dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang akuntansi. 2 Seksi Akuntansi Seksi Akuntansi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Akuntansi dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang akuntansi. commit to user 10 3 Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Akuntansi dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang fasilitasi penyusunan laporan keuangan. g. Bidang Kas Bidang Kas dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang kas. Bidang Kas, terdiri dari: 1 Seksi Penerimaan Seksi Penerimaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kas dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penerimaan. 2 Seksi Pengeluaran Seksi Pengeluaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kas dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengeluaran. 3 Seksi Pengendalian dan Pelaporan Seksi Pengendalian dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kas dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengendalian dan pelaporan. h. Bidang Aset dan Investasi Daerah Bidang Aset dan Investasi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas commit to user 11 Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang aset dan investasi daerah. Bidang Aset dan Investasi Daerah, terdiri dari: 1 Seksi Penatausahaan Aset Daerah Seksi Penatausahaan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penatausahaan aset daerah. 2 Seksi Pendayagunaan Aset Daerah Seksi Pendayagunaan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pendayagunaan aset daerah. 3 Seksi Investasi Daerah Seksi Investasi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang investasi daerah. i. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas pokok Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. C. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemerintah Daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut azas otonomi dan tugas commit to user 12 pembantuan.Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan serta potensi,dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan antarsusunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah. Aspek hubungan wewenang memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia, agar daerah mampu menjalankan perannya, daerah diberi kewenangan yang seluas-luasnya disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara. Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti darah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah, daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peranserta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan hal tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata bertanggungjawab, prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Adapun yang dimaksud dengan otonomi yang bertanggungjawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk commit to user 13 memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional. Seiring dengan prinsip itu penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. Penyelenggaraan fungsi pemrintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber peerimaan yang cukup kepada daerah, dengan mengacu kepada Undang-Undang tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, dimana besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian kewenangan antara Pemerintah dan Daerah. Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang antara lain berupa kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah sesuaidengan urusan pemerintah yang diserahkan, kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah dan hak untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah dan dana perimbangan lainnya, hak untuk mengelola kekayaan dan mendapatkan sumber-sumber pendapatan yang sah serta sumber-sumber pembiayaan. Sehubungan dengan hal tersebut diatas pemerintah daerah harus berusaha untuk mandiri dan bertanggungjawab dalam pengelolaan keuangan daerah, salah satu alternatif yang ditempuh agar daerah mempunyai kemampuan keuangan adalah harus mampu meningkatkan dan memaksialkan pendapatan daerah. Sumber pandapatan daerah berasal dari: 1. PAD Pendapatan Asli Daerah meliputi a. Hasil pajak daerah, b. Retribusi daerah, c. Hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan commit to user 14 d. lain-lain pendapatan daerah yang sah 2. Dana perimbangan terdiri dari Dana bagi hasil yang barsumber dari pajak dan sumber daya alam, Dana alokasi umum, Dana alokasi khusus; 3. Pinjaman daerah; dan 4. Lain-lain penerimaan daerah yang sah Demikian juga Kabupaten sukoharjo yang berusaha memaksimalkan Pendapatan dari pajak daerah. Di Kabupaten Sukoharjo ada 7 tujuh pajak daerah yaitu: pajak restoran, pajak reklame, pajak hiburan,pajak parkir, pajak galian C, pajak air tanah dan pajak Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Pajak daerah merupakan Kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, hal sangat berkaitan sekali dengan kesadaran warga masyarakat sabagai wajib. Otonomi daerah merupakan pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah yang lebih leluasa untuk mengelola sumber daya yang dimiliki dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri. Dengan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab, setiap daerah dituntut untuk meningkatkan kemandirian. Salah satu tolak ukur untuk melihat kesiapan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah dengan mengukur seberapa besar kemampuan keuangan suatu daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah atau pemerintahan sendiri. Sumber keuangan tersebut salah satunya berasal dari Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Hasil pajak daerah perlu diusahakan agar menjadi pemasukan yang potensial terhadap PAD. Pajak daerah merupakan aset pemerintah daerah yang dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. commit to user 15 Dari penerimaan sektor pajak daerah diharapkan dapat mendukung sumber pembiayaan daerah dalam menyelenggarakan pembangunan daerah, sehingga akan meningkatkan dan meratakan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Upaya peningkatan PAD dapat dapat dilakukan salah satunya dengan meningkatkan efisiensi sumber daya dan sarana yang terbatas serta meningkatkan efektifitas pemungutan yaitu dengan mengoptimalkan potensi yang ada, serta terus diupayakan menggali sumber-sumber pendapatan baru yang potensinya memungkinkan, sehingga dapat dipungut pajak sesuai dengan ketentuan yang ada. Pemungutan pajak daerah merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran wajib pajak untuk langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak daerah sebagai pencerminan kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota anggota masyarakat wajib pajak. Pemerintah dalam hal ini aparatur perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang telah digariskan dalam Peraturan Perundang- undangan Perpajakan. Evaluasi penerimaan pajak reklame perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah realisasi yang diperoleh dan apakah target penerimaan pajak relame dapat tercapai serta mangetahui kontribusi dan tingkat pertumbuhan penerimaan pajak reklame. Mengingat pajak reklame merupakan salah satu penerimaan daerah yang sangat potensial, maka Pemerintah Daerah perlu mengupayakan untuk mengoptimalkan pendapatan dari sektor pajak reklame yang ada. Dari uraian diatas maka penulis bermaksud mengambil judul: KONTRIBUSI PAJAK REKLAME DALAM MENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2011. commit to user 16 D. RUMUSAN MASALAH Pemerintah Daerah yang dalam hal ini adalah Kabupaten Sukoharjo harus mampu menggali semua sumber PAD-nya. Salah satu nya yang bersumber dari pajak daerah, yaitu pajak reklame. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Seberapa besar kontribusi pajak reklame terhadap PAD di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011? 2. Bagaimana target dan realisasi penerimaan pajak reklame di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011? 3. Seberapa besar pertumbuhan pajak reklame di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011? 4. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan DPPKAD Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo untuk mengoptimalkan realisasi penerimaan pajak reklame pada tahun 2011? E. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kontribusi pajak reklame terhadap PAD di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011. 2. Mengetahui bagaimana target dan realisasi penerimaan pajak reklame di Kabupten Sukoharjo pada tahun 2011. 3. Mengetahui tingkat pertumbuhan pajak reklame terhadap PAD di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011. 4. mengetahui upaya-upaya yang dilakukan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo untuk mengoptimalkan realisasi penerimaan pajak reklame pada tahun 2011. F. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo, dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan bagi DPPKAD Kabupaten commit to user 17 Sukoharjo dalam upaya untuk meningkatkan PAD khususnya dari sektor pajak reklame. 2. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan menerapkan ilmu pengetahuan di bidang perpajakan yang telah diperoleh dari bangku kuliah ke dalam kenyataan yang sesungguhnya serta menambah wawasan tentang pajak reklame, terutama dalam memberikan kontribusi terhadap PAD Kabupaten Sukoharjo. 3. Bagi pembaca, dapat digunakan sebagai acuan atau bahan referensi bagi peneliti selanjutnya, serta untuk menambah pengetahuan pembaca, khususnya tentang potensi pajak reklame. commit to user 18 BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian pajak Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontra prestasi yang langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum Mardiasmo: 2009. Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan Waluyo: 2007. Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang tertuang melalui norma- norma umum, dan yang dapat dipaksakan tanpa adakalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah Suandy: 2008. Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung yang hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan negara Manihuruk: 2009. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur- unsur sebagai berikut: Iuran dari rakyat kepada negara, yang berhak memungut pajak adalah negara. Iuran tersebut berupa uang bukan barang. Berdasarkan Undang- Undang, pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. Tanpa jasa timbal balik atau kontrasepsi dari negara secara langsung, dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. Digunakan untuk commit to user 19 membiayai rumah tangga negara, untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Fungsi pajak Fungsi pajak adalah kegunaan pokok dan manfaat pokok pajak. Sebagai alat untuk menentukan politik perekonomian, pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam meningkatkan kesejahteraan umum, suatu negara tidak akan mungkin menghendaki merosotnya kehidupan ekonomi masyarakat. Dilihat dari aspek pemungutannya pajak mempunyai dua fungsi yang dikemukakan oleh Halim 2007, yaitu: afungsi budgeter, fungsi ini terletak dan lazim dilakukan pada sektor publik dan pajak disini merupakan suatu alat yang dapat dipergunakan untuk memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke dalam kas Negaradaerah sesuai dengan waktunya dalam rangka membiayai seluruh pengeluaran rutin dan pembangunan pemerintah pusatdaerah. bfungsi pengaturan, merupakan fungsi yang dipergunakan oleh pemerintah pusatdaerah untuk mencapai tujuan tertentu yang berada diluar sektor keuangan Negaradaerah, konsep ini paling sering dipergunakan pada sektor swasta. Pengelompokan pajak Pajak dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu pengelompokkan menurut golongannya, menurut sifatnya dan menurut lembaga pemungutannya. 1. Menurut Golongan Pengelompokkan pajak menurut golongan seperti yang ditulis oleh Resmi 2008 menyatakan bahwa : “Menurut golongannya ada dua yaitu: a pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. bpajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga”. commit to user 20 Sedangkan pengelompokkan pajak menurut golongannya seperti yang ditulis oleh Waluyo 2009, menyatakan bahwa: “Menurut Golongannya ada dua yaitu: a pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan. b pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai. Dari kedua pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa pembagian pajak menurut golongannya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain atau pajak yang dipikul seseorang atau badan. Sedangkan pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dipikul atau dilimpahkan kepada orang lain. 2. Menurut sifat Pengelompokkan pajak menurut sifatnya terbagi menjadi dua seperti yang ditulis oleh Resmi 2007, yaitu: a pajak subjektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau perngenan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya. b pajak objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan keadaan pribadi subjek pajak wajib pajak maupun tempat tinggal. Sedangkan Mardiasmo 2008 mendefinisikan pengelompokkan pajak menurut sifatnya ada dua, yaitu: a pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan. b pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Dari kedua pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengelompokkan pajak menurut sifatnya dapat digolongkan menjadi pajak subyektif dan obyektif. Pajak obyektif yaitu pajak yang berpangkal atau commit to user 21 erat hubungannya dengan subjek pajak dengan memperhatikan keadaan dari wajib pajak. 3. Menurut Lembaga Pemungutan Pengelompokkan pajak menurut lembaga pemungutannya menurut Resmi 2009, pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu: “Menurut lembaga pemungutan: apajak negara adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. bpajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik daerah tingkat I pajak provinsi maupun daerah tingkat II pajak kabupatenkota dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing”. Dari pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengelompokkan pajak menurut lembaga pemungutannya dapat digolongkan menjadi pajak pusat dan daerah. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yaitu Direktorat Jenderal Pajak. Sedangkan pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah tingkat II. Sistem pemungutan pajak Waluyo 2008 mendefinisikan pemungutan pajak ada 3, yaitu:a Official Assesment System: merupakan sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. b Self Assessment System: merupakan sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menghitung sendiri besarnya pajak yang terutang. c With Holding System: merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan dan bukan wajib pajak yang bersangkutan untuk menghitung dan menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Pajak Daerah commit to user 22 Pengertian pajak daerah menurut UU No.28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang. Pajak daerah dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang yang berlaku, dimana hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah. Penggolongan pajak daerah menurut UU No.28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah termasuk klasifikasi pajak menurut wewenang pemungutnya. Artinya, pihak yang berwenang dan berhak memungut pajak daerah adalah Pemerintah Daerah. Selanjutnya, pajak daerah ini diklasifikasikan kembali menurut wilayah kekuasaan pihak pemungutnya. Menurut wilayah pemungutannya, pajak daerah dibagi menjadi dua yaitu: pajak provinsi dan pajak kabupatenkota. 1 Pajak Propinsi Merupakan pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat propinsi. Pajak propinsi yang berlaku di Indonesia sampai saat ini berikut penjelasannya. Pajak Kendaraan Bermotor merupakan pajak yang dikenakan terhadap pemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknis berupa motor atau peralatan lainnya. Pajak Kendaraan diatas Air merupakan pajak yang dikenakan terhadap pemilikan dan atau penguasaan kendaraan diatas air. Kendaraan diatas air adalah semua kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang digunakan diatas air. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor merupakan pajak yang dikenakan terhadap penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha. commit to user 23 Bea Balik Nama Kendaraan diatas Air merupakan pajak yang dikenakan terhadap penyerahan hak milik kendaraan diatas air sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor merupakan pajak atas bahan bakar yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan diatas air. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan merupakan pajak yang dikenakan terhadap pengambilan dan pemanfaatan air, baik air bawah tanah maupun air permukaan untuk digunakan bagi orang pribadi atau badan, kecuali untuk keperluan dasar rumah tangga dan pertanian rakyat. 2 Pajak KabupatenKota Merupakan pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat kabupatenkota. Pajak kabupatenkota yang berlaku di Indonesia sampai saat ini berikut penjelasannya. Pajak Hotel merupakan pajak atas pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginapistirahat, memperoleh pelayanan, danatau fasilitas lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali utuk pertokoan dan perkantoran. Pajak Restoran merupakan pajak atas pelayanan restoran. Restoran adalah tempat menyantap makanan danatau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa bogacatering. Pajak Hiburan merupakan pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah semua jenis pertunjukkan, permainan, danatau keramaian dengan nama dan bentuk apapun, yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas olahraga. commit to user 24 Pajak Reklame merupakan pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa, atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah. Pajak Parkir merupakan pajak yang dikenakan atas tempat parkir yang disediakan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan atas pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garansi kendaraan bermotor yang memungut bayaran. Pajak Penerangan Jalan merupakan pajak atas penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan dan rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah. Dalam hal tenaga listrik disediakan oleh PLN, maka pemungutannya dilakukan oleh PLN. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C merupakan pajak atas kegiatan pengambilan bahan galian yang terdiri dari asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, marmer, pasir, kerikil, tanah liat,dll. Pengertian Pajak Reklame Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame Siahaan: 2010. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 tahun 2003 Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa, commit to user 25 atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah. Maksud dan tujuan pelaksanaan pajak reklame adalah sebagai berikut: a. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang kota dalam hal pemasangan reklame b. Menciptakan ketertiban dan keindahan kota dengan menggunakan standar reklame yang telah ditentukan c. Memberikan kepastian hukum bagi pemasangan reklame d. Meningkatkan Pendapatan Asli daerah Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 tahun 2003 tentang pajak reklame, jenis-jenis penyelenggaraan reklame meliputi: reklame papanbillboardmegatron, reklame baliho, reklame bersinar, reklame kain, reklame melekat stiker, reklame selebaran, reklame berjalan termasuk pada kendaraan, reklame udara, reklame suara, reklame peragaan, reklame filmslide, reklame neon sign, reklame neon box. Pajak Reklame merupakan pajak terfavorit pemerintah daerah karena penerimaan dari pajak ini cukup besar Ismail: 2008. Dasar Hukum Pajak Reklame Dasar hukum yang dipakai untuk pajak reklame meliputi: a. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 tahun 2003 tentang pajak reklame, b. Peraturan Bupati Kabupaten Sukohaharjo Nomor 53 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 tahun 2003 tentang pajak reklame, c. Undang-Undang No.28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. commit to user 26 Subjek dan Objek Pajak Reklame Subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau melakukan pemesanan reklame. Sedangkan objek pajak reklame dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu: reklame tetap dan reklame insidental. Reklame tetap atau permanen adalah reklame yang bersifat tetap atau tidak berubah selama bertahun-tahun kecuali ada bencana atau perusahaan mengalami kebangkrutan. Pembayaran pajaknya adalah dibayar dimuka dan untuk jangka waktu 1 tahun atau 12 bulan. Harus dibayar lunas setelah melalui perizinan. Reklame insidental adalah pemasangan reklame yang dilakukan secara temporer dengan durasi waktu harian, mingguan, dan bulanan. Pembayaran pajaknya dilakukan sesuai kebutuhan. Yang termasuk dalam katagori reklame insidental seperti spanduk, umbul-umbul, cover board, banner, baliho, balon udara, dan selebaran. Serta yang dikecualikan dari objek pajak reklame antara lain sebagai berikut: penyelenggaraan reklame oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah; penyelenggaraan reklame melalui televisi, radio, dan warta harian; penyelenggaraan reklame oleh organisasi politiksosialkemasyarakatan yang semata-mata untuk kepentingan politiksosialkemasyarakatan yang bersangkutan; penyelenggaraan reklame suara oleh pengusaha kecilbakulpenjaja pedagang kaki lima. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Reklame Tarif pajak reklame ditetapkan adalah sebesar 25. Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak, yaitu nilai sewa reklame. Nilai sewa reklame dihitung dengan menjumlahkan Nilai Jual Objek Reklame NJOR dan nilai strategis. Perhitungan NJOR berdasarkan ukuran, biaya pemasangan, biaya pemeliharaan, lama pemasangan, lokasi dan jenis reklame. Nilai strategis lokasi reklame merupakan ukuran nilai yang ditetapkan pada titik lokasi pemasangan reklame tersebut berdasarkan kriteria kepadatan pemanfaatan commit to user 27 tata ruang kota untuk berbagai aspek kegiatan usaha. Hasil perhitungan nilai sewa reklame merupakan jumlah dari unsur nilai sewa reklame sesuai dengan data masing-masing jenis reklame yang dipasang. Tata Cara Pengajuan Permohonan Izin Reklame Wajib pajak mengajukan permohonan secara tertulis dengan mengisi formulir dengan menyebutkan sekurang-kurangnya:1 tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan, 2 nama dan alamat wajib pajak, 3 jenis dan isi reklame yang akan dipasang, 4 bunyi, kata-kata, kalimat, dan penjelasannya dengan surat pernyataan, 5 pernyataan kesanggupan memasang lampu penerangan untuk papan reklame jenis billboard, 6 pernyataan kesanggupan mencantumkan tulisan “Kabupaten Sukoharjo”, 7 lokasi yang dimohon dan telah mendapatkan persetujuan dari instansi terkait, 8 tanda tangan dan nama terang wajib pajak. Surat permohonan tersebut harus disampaikan selambat-lambatnya 7 hari sebelum dipasangnya reklame. Izin penyelenggaraan reklame baru dikeluarkan setelah dibayarnya pajak reklame dan pembayaran lain sesuai ketentuan yang berlaku. Penyelenggaraan reklame harus memenuhi ketentuan antara lain: a reklame jenis billboard dengan ukuran 24 meter atau lebih harus dipasangi lampu bersinar dan ada logo serta tulisan “Kabupaten Sukoharjo”, b jarak pandang antara reklame satu dengan yang lain tidak boleh saling menutupi, c materi reklame tidak boleh berisi tulisan yang mendiskreditkan pemerintah dan bersifat politis serta gambar porno. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Reklame Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan SSPD Surat Setoran Pajak Daerah di kas daerah. Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus disetor ke kas daerah paling lambat 1x24 jam atau dalam waktu yang ditentukan Bupati melalui Kepala DPPKAD. Wajib pajak dapat mengangsur pajak terutang secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2 setiap bulan dari jumlah commit to user 28 pajak yang belum atau kurang bayar. Persyaratan untuk dapat mengangsur pajak terutang atau menunda pembayaran pajak adalah sebagai berikut: 1 Wajib pajak mengajukan surat permohonan secara tertulis kepada Bupati melalui Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD dengan menyebutkan sekurang-kurangnya: a tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan, b Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah NPWPD, c nama dan alamat wajib pajak, d besarnya pajak terutang, e alasan yang jelas, f kurun waktu pembayaran angsuran atau batas waktu penundaan pembayaran yang dimohonkan, g tanda tangan dan nama terang wajib pajak, 2 Surat permohonan tersebut harus disampaikan selambat-lambatnya 7 hari sejak tanggal diterima SKPD Surat Ketetapan Pajak Daerah dan dibuktikan dengan tanda terima. Pembayaran atas penundaan tersebut dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah SSPD di kas daerah atau pemegang kas penerima. Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban membayar pajak dan biaya lain-lain, maka petugas Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD berhak melakukan penagihan. Ilyas 2009 mendefinisikan penagihan adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memperlihatkan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melakukan penyitaan, melaksanakan penyandraan, dan menjual barang yang disita. Penagihan yang dilakukan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut: a. Surat teguran atau surat peringatan dikeluarkan Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 hari sejak saat jatuh tempo pembayaran. b. Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 7 hari setelah tanggal surat teguran atau surat peringatan atau commit to user 29 surat lain yang sejenis, jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan surat paksa yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD. Surat paksa tersebut diterbitkan setelah lewat 21 hari sejak tanggal surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis. c. Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2x24 jam sesudah tanggal pemberitahuan surat paksa, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP. d. Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak belum juga melunasi utang pajaknya, setelah lewat 10 hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara. B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun