Kontribusi pajak reklame dalam meningkatkan pendapatan asli daerah kabupaten sukoharjo tahun 2011 anhar

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

TUGAS AKHIR

KONTRIBUSI PAJAK REKLAME DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

2011

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi Perpajakan

Disusun oleh :

Anhar Ripwan Maskani

F3409006

DIPLOMA III AKUNTANSI PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF ADVERTISEMENT TAX TO THE INCREASE OF LOCAL ORIGINAL INCOME OF SUKOHARJO REGENCY IN 2011

Anhar Ripwan Maskani F3409006

The local financial source derives from local original income, one of which derives from advertisement tax.

The objectives of research is to find out the realization obtained and whether or not the targeted advertisement tax revenue can be obtained, to find out the contribution and advertisement tax revenue growth rate, and the attempts taken by the Local Income, Financial Management and Asset Office (DPPKAD) of Sukoharjo Regency.

Based on the research conducted, the contribution given to local original income in 2011 was 1.634%, had meet the target and the growth rate increased compared with the previous year.

The writer recommended the DPPKAD of Sukoharjo Regency to improve the apparatus empowerment particularly concerning the registration and advertisement tax collection as well as to improve the inter-division coordination existing in DPPKAD of Sukoharjo regency that so far still showed low coordination.


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tugas akhir dengan judul KONTRIBUSI PAJAK REKLAME DALAM

MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN

SUKOHARJO TAHUN 2011, telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk

diajukan guna mencapai derajat Ahli MadyaProgram Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juni 2012 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan Judul:

KONTRIBUSI PAJAK REKLAME DALAM MENINGKATKAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2011

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma 3 Akuntansi Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Juli 2012 Penguji,

1. Lulus Kurniasih. S.E., M.Si.,


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Banyak orang yang gagal tidak sadar betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan ketika mereka menyerah”

Karya ini dipersembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu

tercinta

2. Adikku


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat yang telah diberikan kepada penulis, sehingga segala petunjuk dan kemudahan telah didapatkan dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam menyusun tugas akhir ini penyusun telah berusaha dengan sebaik-baiknya agar laporan ini dapat sesuai dengan yang diharapkan, namun penulis yakin apa yang telah dikerjakan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun demi kebaikan dalam pengerjaan tugas akhir ini.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penyusun tidaklah bekerja sendiri, akan tetapi banyak pihak-pihak yang dengan tulus ikhlas memberikan segala bentuk bantuannya demi kebaikan dalam pengerjaan tugas akhir ini. Oleh karena itu terima kasih yang sebesar-besarnya secara khusus penulis ucapkan kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya,

2. Untuk kedua orang tua dan juga adikku tercinta yang telah memberikan

dukungan moral dan semangat, serta doa yang selalu menyertai dari awal pelaksanaan hingga terselesaikannya tuga akhir ini,

3. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

telah memberikan banyak kemudahan serta bimbingannya selama penulis melakukan magang selama satu bulan,

8. Seluruh teman-teman DIII Perpajakan angkatan 2009 yang banyak

memberikan dukungan dan kerjasama dalam segala tugas dan kegiatan akademik selama ini,

9. Seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan tugas akhir.

Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir yang telah dibuat ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi para pembaca, khususnya bagi seluruh pihak yang ingin menambah pengetahuan di bidang perpajakan.

Surakarta, Juli 2012


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAKSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH DAERAH SUKOHARJO ... 1


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

3. Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo ... 4

4. Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo ... 5

5. Deskripsi Jabatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo ... 6

C. LATAR BELAKANG ... 11

D. RUMUSAN MASALAH ... 16

E. TUJUAN PENELITIAN ... 16

F. MANFAAT PENELITIAN ... 16

II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 18

A. TINJAUAN PUSTAKA ... 18

Pengertian pajak ... 18

Fungsi pajak ... 19

Pengelompokan pajak ... 19

Sistem pemungutan pajak ... 21

Pajak daerah ... 22

Pengertian pajak reklame ... 24

Dasar hukum pajak reklame ... 25

Subyek dan obyek pajak reklame ... 26

Dasar pengenaan dan tarif pajak reklame ... 26

Tata cara pengajuan izin reklame ... 27

Tata cara pembayaran dan penagihan pajak reklame ... 27

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 29

1. Kontribusi pajak reklame terhadap PAD tahun 2011 ... 29

2. Target dan realisasi penerimaan reklame tahun 2011 ... 31


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan realisasi ... 34

III. TEMUAN

A.KELEBIHAN ... 36

B.KELEMAHAN ... 36

IV. PENUTUP

A.KESIMPULAN ... 38

B.REKOMENDASI ... 39

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF ADVERTISEMENT TAX TO THE INCREASE OF LOCAL ORIGINAL INCOME OF SUKOHARJO REGENCY IN 2011

Anhar Ripwan Maskani F3409006

The local financial source derives from local original income, one of which derives from advertisement tax.

The objectives of research is to find out the realization obtained and whether or not the targeted advertisement tax revenue can be obtained, to find out the contribution and advertisement tax revenue growth rate, and the attempts taken by the Local Income, Financial Management and Asset Office (DPPKAD) of Sukoharjo Regency.

Based on the research conducted, the contribution given to local original income in 2011 was 1.634%, had meet the target and the growth rate increased compared with the previous year.

The writer recommended the DPPKAD of Sukoharjo Regency to improve the apparatus empowerment particularly concerning the registration and advertisement tax collection as well as to improve the inter-division coordination existing in DPPKAD of Sukoharjo regency that so far still showed low coordination.


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN

SUKOHARJO

1. Lokasi Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu dari 35 daerah Kabupaten atau Kotamadya di Jawa Tengah bagian timur yang terletak antara:

Bagian ujung sebelah timur : 11° 52° 30° Bujur timur

Bagian ujung sebelah barat : 11° 37° 30° Bujur timur

Bagian ujung sebelah utara : 7° 37° 30° Bujur selatan

Bagian ujung sebelah selatan : 7° 45° 00° Bujur selatan

2. Batas wilayah Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo, antara lain:

Sebelah utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar

Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar

Sebelah selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Gunung Kidul

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Sebelah barat : Kabupaten Klaten

3. Pembangunan Daerah Kabupaten Sukoharjo

Pembangunan di Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan secara terpola dan terpadu dengan mengelompokkan sub wilayah pembanguan yang terdiri dari:

a. Sub Wilayah Pembangunan I

Meliputi wilayah Kecamatan Kartasura dan Kecamatan Gatak dengan pusat pengembangan di Kecamatan Kartasura. Potensi pengembangan: pertanian tanaman pangan, industri, perdagangan, perhubungan, pemukiman/perumahan dan pariwisata.

b. Sub Wilayah Pembangunan II

Meliputi wilayah Kecamatan Grogol dan Kecamatan Baki dengan pusat pengembangan di Kecamatan Grogol. Potensi pengembangan: pertanian,

tanaman pangan, industri, perdagangan, pemukiman/perumahan dan


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

c. Sub Wilayah Pembangunan III

Meliputi wilayah Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Polokarto dan Kecamatan Bendosari bagian utara, selatan dan timur dengan pusat pengembangan di Kota Mojolaban. Potensi pengembangan: pertanian tanaman pangan, perikanan,

perkebunan, peternakan, industri, perdagangan, perhubungan,

pemukinan/perumahan dan pariwisata.

d. Sub Wilayah Pembangunan IV

Meliputi wilayah Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Bendosari bagian barat dengan pusat pengembangan di Kota Sukoharjo. Potensi pengembangan:

pertanian tanaman pangan, perikanan, perdagangan, pemerintahan,

pemukiman/perumahan dan pariwisata, industri, pariwisata dan pendidikan.

e. Sub Wilayah Pembangunan V

Meliputi wilayah Kecamatan Nguter dengan pusat pengembangan di Kota Nguter. Potensi Pengembangan: Industri, pertanian tanaman pangan, peternakan dan perdagangan.

f. Sub Wilayah Pembangunan VI

Meliputi wilayah Kecamatan Tawangsari, Kecamatan Bulu dan Kecamatan

Weru dengan pusat pengembangan di kota Tawangsari. Potensi

pengembangan: pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, perkebunan, perdagangan, perhubungan, pertambangan/bahan galian, industri kecil dan pariwisata.

B.GAMBARAN UMUM INSTANSI/LEMBAGA

1. Sejarah Singkat berdirinya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa perangkat daerah terdiri dari unsur staf yang mempunyai tugas membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas Bupati dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik diwadahi dalam lembaga teknis daaerah dalam


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bentuk badan/kantor/rumah sakit, dan unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka sejak tahun 2009 terbentuklah Organisasi Dinas Daerah yaitu Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atau disingkat menjadi DPPKAD.

2. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo, Pasal 11 menyebutkan bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang pengelolaan keuangan dan aset-aset daerah. Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Sukoharjo Nomor 44 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo, Pasal 3 menyebutkan bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan

aset daerah,

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

d. Pengkoordinasian, fasilitasi dan pembinaan kegiatan di bidang pendapatan,

pengelolaan keuangan dan aset daerah,

e. Pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,

f. Pengelolaan urusan ketatausahaan.

3. Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten sukoharjo

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo mempunyai visi yaitu Terwujudnya peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya, pengelolaan keuangan daerah dan peningkatan pendapatan daerah dengan semangat desentralisasi, demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat.

Selain itu, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo mempunyai misi sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas sumber daya pengelolaan keuangan daerah,

b. Meningkatkan fungsi perencanaan dan penyusunan anggaran daerah,

c. Meningkatkan fungsi pemungutan pendapatan daerah dan efisiensi belanja

daerah,

d. Meningkatkan fungsi pengendalian kas daerah, perbendaharaan umum daerah

dan verifikasi serta perhitungan anggaran, pertanggungjawaban keuangan daerah.


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Gambar I.I

Gambar struktur organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Sumber:DPPKAD Kab.Sukoharjo SUBBAG PROGRAM SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT SUBBAG KEUANGAN BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN SEKSI VERIFIK ASI SEKSI AKUNTA NSI SEKSI FASILITA SI PENY LAP KEU BIDANG KAS SEKSI PENGEL UARAN SEKSI PENERI MAAN SEKSI PENGEN DALIAN DAN PELAPO RAN BIDANG ASET DAERAH SEKSI PERUBAH AN STATUS HUKUM SEKSI PENDAYA GUNAAN ASET DAERAH SEKSI PENATAU SAHAAN ASET DAERAH SEKSI PENYUS UNAN ANGGA RAN SEKSI PERENCANA AN ANGGARAN BIDANG PENDAPATAN BIDANG ANGGARAN BIDANG PERBENDAHARA AN SEKSI PELAKS ANAAN ANGGA RAN SEKSI PENETAPAN SEKSI PENDAFTAR AN DAN PENDATAAN SEKSI PENERIMAAN , PENAGIHAN DAN PELAPORAN SEKSI PERBENDA HARAAN II

SEKSI PERBENDA HARAAN I

SEKSI PERBENDA HARAAN III

KEPALA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

5. Deskripsi Jabatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Penjabaran tugas pokok diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 44 Tahun 2008 sebagai berikut:

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

b. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah dalam merumuskan kebijakan,

mengoordinasikan membina dan mengendalikan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi, keuangan, kepegawaian dan umum.

Sekretariat, terdiri dari:

1) Sub Bagian Program

Sub Bagian Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan.

2) Sub Bagian keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,

pengendalian kegiatan administrasi keuangan dan pelaporan

pertanggungjawaban keuangan.

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi umum, organisasi dan


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tatalaksana, pengurusan rumah tangga, perlengkapan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan, serta pengelolaan administrasi kepegawaian.

c. Bidang Anggaran

Bidang Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang anggaran.

Bidang Anggaran, terdiri dari:

1) Seksi Perencanaan Anggaran

Seksi Perencanaan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perencanaan anggaran.

2) Seksi Penyusunan Anggaran

Seksi Penyusunan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penyusunan anggaran.

3) Seksi Pelaksanaan Anggaran

Seksi Pelaksanaan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang pendapatan.

Bidang Pendapatan, terdiri dari:

1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan

Seksi Pendaftaran dan Pendataan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pendaftaran dan pendataan.

2) Seksi Penetapan

Seksi Penetapan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penetapan.

3) Seksi Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan

Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pendapatan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penerimaan, penagihan dan pelaporan.

e. Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang perbendaharaan.

Bidang Perbendaharaan, terdiri dari:

1) Seksi Perbendaharaan I

Seksi Perbendaharaan I dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan I.

2) Seksi Perbendaharaan I

Seksi Perbendaharaan II dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan II.

3) Seksi Perbendaharaan I

Seksi Perbendaharaan III dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan III.

f. Bidang Akuntansi

Bidang Akuntansi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang akuntansi.

Bidang Akuntansi, terdiri dari:

1) Seksi Verifikasi

Seksi Verifikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Akuntansi dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3) Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan

Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Akuntansi dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang fasilitasi penyusunan laporan keuangan.

g. Bidang Kas

Bidang Kas dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah dalam merumuskan kebijakan,

mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang kas. Bidang Kas, terdiri dari:

1) Seksi Penerimaan

Seksi Penerimaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kas dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penerimaan.

2) Seksi Pengeluaran

Seksi Pengeluaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kas dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengeluaran.

3) Seksi Pengendalian dan Pelaporan

Seksi Pengendalian dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kas dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengendalian dan pelaporan.

h. Bidang Aset dan Investasi Daerah

Bidang Aset dan Investasi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang aset dan investasi daerah.

Bidang Aset dan Investasi Daerah, terdiri dari:

1) Seksi Penatausahaan Aset Daerah

Seksi Penatausahaan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penatausahaan aset daerah.

2) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah

Seksi Pendayagunaan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pendayagunaan aset daerah.

3) Seksi Investasi Daerah

Seksi Investasi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang investasi daerah.

i. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas pokok Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pembantuan.Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan serta potensi,dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas

penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan

antarsusunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah. Aspek hubungan wewenang memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia, agar daerah mampu menjalankan perannya, daerah diberi kewenangan yang seluas-luasnya disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.

Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti darah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah, daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peranserta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

Sejalan dengan hal tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata bertanggungjawab, prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Adapun yang dimaksud dengan otonomi yang bertanggungjawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

Seiring dengan prinsip itu penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat.

Penyelenggaraan fungsi pemrintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber peerimaan yang cukup kepada daerah, dengan mengacu kepada Undang-Undang tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, dimana besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian kewenangan antara Pemerintah dan Daerah.

Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang antara lain berupa kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah sesuaidengan

urusan pemerintah yang diserahkan, kewenangan memungut dan

mendayagunakan pajak dan retribusi daerah dan hak untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah dan dana perimbangan lainnya, hak untuk mengelola kekayaan dan mendapatkan sumber-sumber pendapatan yang sah serta sumber-sumber pembiayaan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas pemerintah daerah harus berusaha untuk mandiri dan bertanggungjawab dalam pengelolaan keuangan daerah, salah satu alternatif yang ditempuh agar daerah mempunyai kemampuan keuangan adalah harus mampu meningkatkan dan memaksialkan pendapatan daerah.

Sumber pandapatan daerah berasal dari:


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14 d. lain-lain pendapatan daerah yang sah

2. Dana perimbangan terdiri dari Dana bagi hasil yang barsumber dari pajak

dan sumber daya alam, Dana alokasi umum, Dana alokasi khusus;

3. Pinjaman daerah; dan

4. Lain-lain penerimaan daerah yang sah

Demikian juga Kabupaten sukoharjo yang berusaha memaksimalkan Pendapatan dari pajak daerah. Di Kabupaten Sukoharjo ada 7 (tujuh) pajak daerah yaitu: pajak restoran, pajak reklame, pajak hiburan,pajak parkir, pajak galian C, pajak air tanah dan pajak Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Pajak daerah merupakan Kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, hal sangat berkaitan sekali dengan kesadaran warga masyarakat sabagai wajib.

Otonomi daerah merupakan pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah yang lebih leluasa untuk mengelola sumber daya yang dimiliki dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri. Dengan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab, setiap daerah dituntut untuk meningkatkan kemandirian. Salah satu tolak ukur untuk melihat kesiapan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah dengan mengukur seberapa besar kemampuan keuangan suatu daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah atau pemerintahan sendiri. Sumber keuangan tersebut salah satunya berasal dari Pendapatan Asli Daerah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Hasil pajak daerah perlu diusahakan agar menjadi pemasukan yang potensial terhadap PAD. Pajak daerah merupakan aset pemerintah daerah yang dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari penerimaan sektor pajak daerah diharapkan dapat mendukung sumber pembiayaan daerah dalam menyelenggarakan pembangunan daerah, sehingga akan meningkatkan dan meratakan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Upaya peningkatan PAD dapat dapat dilakukan salah satunya dengan meningkatkan efisiensi sumber daya dan sarana yang terbatas serta meningkatkan efektifitas pemungutan yaitu dengan mengoptimalkan potensi yang ada, serta terus diupayakan menggali sumber-sumber pendapatan baru yang potensinya memungkinkan, sehingga dapat dipungut pajak sesuai dengan ketentuan yang ada.

Pemungutan pajak daerah merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran wajib pajak untuk langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak daerah sebagai pencerminan kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota anggota masyarakat wajib pajak. Pemerintah dalam hal ini aparatur perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang telah digariskan dalam Peraturan Perundang-undangan Perpajakan.

Evaluasi penerimaan pajak reklame perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah realisasi yang diperoleh dan apakah target penerimaan pajak relame dapat tercapai serta mangetahui kontribusi dan tingkat pertumbuhan penerimaan pajak reklame. Mengingat pajak reklame merupakan salah satu penerimaan daerah yang sangat potensial, maka Pemerintah Daerah perlu mengupayakan untuk mengoptimalkan pendapatan dari sektor pajak reklame


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

D. RUMUSAN MASALAH

Pemerintah Daerah yang dalam hal ini adalah Kabupaten Sukoharjo harus mampu menggali semua sumber PAD-nya. Salah satu nya yang bersumber dari pajak daerah, yaitu pajak reklame. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Seberapa besar kontribusi pajak reklame terhadap PAD di Kabupaten

Sukoharjo pada tahun 2011?

2. Bagaimana target dan realisasi penerimaan pajak reklame di Kabupaten

Sukoharjo pada tahun 2011?

3. Seberapa besar pertumbuhan pajak reklame di Kabupaten Sukoharjo pada

tahun 2011?

4. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan DPPKAD (Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) Kabupaten Sukoharjo untuk mengoptimalkan realisasi penerimaan pajak reklame pada tahun 2011?

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kontribusi pajak reklame terhadap PAD di Kabupaten

Sukoharjo pada tahun 2011.

2. Mengetahui bagaimana target dan realisasi penerimaan pajak reklame di

Kabupten Sukoharjo pada tahun 2011.

3. Mengetahui tingkat pertumbuhan pajak reklame terhadap PAD di

Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011.

4. mengetahui upaya-upaya yang dilakukan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

untuk mengoptimalkan realisasi penerimaan pajak reklame pada tahun 2011.

F. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo, dapat digunakan sebagai


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sukoharjo dalam upaya untuk meningkatkan PAD khususnya dari sektor pajak reklame.

2. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan menerapkan ilmu

pengetahuan di bidang perpajakan yang telah diperoleh dari bangku kuliah ke dalam kenyataan yang sesungguhnya serta menambah wawasan tentang pajak reklame, terutama dalam memberikan kontribusi terhadap PAD Kabupaten Sukoharjo.

3. Bagi pembaca, dapat digunakan sebagai acuan atau bahan referensi bagi

peneliti selanjutnya, serta untuk menambah pengetahuan pembaca, khususnya tentang potensi pajak reklame.


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.TINJAUAN PUSTAKA Pengertian pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi ) yang langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum (Mardiasmo: 2009).

Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo: 2007).

Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang tertuang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan tanpa adakalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah (Suandy: 2008).

Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung yang hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan negara (Manihuruk: 2009).

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

Iuran dari rakyat kepada negara, yang berhak memungut pajak adalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang). Berdasarkan Undang-Undang, pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. Tanpa jasa timbal balik atau kontrasepsi dari negara secara langsung, dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. Digunakan untuk


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

membiayai rumah tangga negara, untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Fungsi pajak

Fungsi pajak adalah kegunaan pokok dan manfaat pokok pajak. Sebagai alat untuk menentukan politik perekonomian, pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam meningkatkan kesejahteraan umum, suatu negara tidak akan mungkin menghendaki merosotnya kehidupan ekonomi masyarakat. Dilihat dari aspek pemungutannya pajak mempunyai dua fungsi yang dikemukakan oleh Halim (2007), yaitu: a)fungsi budgeter, fungsi ini terletak dan lazim dilakukan pada sektor publik dan pajak disini merupakan suatu alat yang dapat dipergunakan untuk memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke dalam kas Negara/daerah sesuai dengan waktunya dalam rangka membiayai seluruh pengeluaran rutin dan pembangunan pemerintah pusat/daerah. b)fungsi pengaturan, merupakan fungsi yang dipergunakan oleh pemerintah pusat/daerah untuk mencapai tujuan tertentu yang berada diluar sektor keuangan Negara/daerah, konsep ini paling sering dipergunakan pada sektor swasta.

Pengelompokan pajak

Pajak dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu

pengelompokkan menurut golongannya, menurut sifatnya dan menurut lembaga pemungutannya.

1. Menurut Golongan


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Sedangkan pengelompokkan pajak menurut golongannya seperti yang ditulis oleh Waluyo (2009), menyatakan bahwa: “Menurut Golongannya ada dua yaitu: a) pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan. b) pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai."

Dari kedua pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa pembagian pajak menurut golongannya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain atau pajak yang dipikul seseorang atau badan. Sedangkan pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dipikul atau dilimpahkan kepada orang lain.

2. Menurut sifat

Pengelompokkan pajak menurut sifatnya terbagi menjadi dua seperti yang ditulis oleh Resmi (2007), yaitu: a) pajak subjektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau perngenan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya. b) pajak objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan keadaan pribadi subjek pajak /wajib pajak maupun tempat tinggal. Sedangkan Mardiasmo (2008) mendefinisikan pengelompokkan pajak menurut sifatnya ada dua, yaitu: a) pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan. b) pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Dari kedua pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengelompokkan pajak menurut sifatnya dapat digolongkan menjadi pajak subyektif dan obyektif. Pajak obyektif yaitu pajak yang berpangkal atau


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

erat hubungannya dengan subjek pajak dengan memperhatikan keadaan dari wajib pajak.

3. Menurut Lembaga Pemungutan

Pengelompokkan pajak menurut lembaga pemungutannya menurut Resmi (2009), pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu: “Menurut lembaga pemungutan: a)pajak negara adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. b)pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik daerah tingkat I (pajak provinsi) maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing”.

Dari pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa

pengelompokkan pajak menurut lembaga pemungutannya dapat

digolongkan menjadi pajak pusat dan daerah. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yaitu Direktorat Jenderal Pajak. Sedangkan pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah tingkat II.

Sistem pemungutan pajak

Waluyo (2008) mendefinisikan pemungutan pajak ada 3, yaitu:a)Official

Assesment System: merupakan sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

oleh wajib pajak. b)Self Assessment System: merupakan sistem pemungutan

yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menghitung sendiri


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Pengertian pajak daerah menurut UU No.28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang. Pajak daerah dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang yang berlaku, dimana hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah.

Penggolongan pajak daerah menurut UU No.28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah termasuk klasifikasi pajak menurut wewenang pemungutnya. Artinya, pihak yang berwenang dan berhak memungut pajak daerah adalah Pemerintah Daerah. Selanjutnya, pajak daerah ini diklasifikasikan kembali menurut wilayah kekuasaan pihak pemungutnya. Menurut wilayah pemungutannya, pajak daerah dibagi menjadi dua yaitu: pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota.

1) Pajak Propinsi

Merupakan pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat propinsi. Pajak propinsi yang berlaku di Indonesia sampai saat ini berikut penjelasannya.

Pajak Kendaraan Bermotor merupakan pajak yang dikenakan terhadap pemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknis berupa motor atau peralatan lainnya.

Pajak Kendaraan diatas Air merupakan pajak yang dikenakan terhadap pemilikan dan atau penguasaan kendaraan diatas air. Kendaraan diatas air adalah semua kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang digunakan diatas air.

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor merupakan pajak yang dikenakan terhadap penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha.


(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bea Balik Nama Kendaraan diatas Air merupakan pajak yang dikenakan terhadap penyerahan hak milik kendaraan diatas air sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha.

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor merupakan pajak atas bahan bakar yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan diatas air.

Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan merupakan pajak yang dikenakan terhadap pengambilan dan pemanfaatan air, baik air bawah tanah maupun air permukaan untuk digunakan bagi orang pribadi atau badan, kecuali untuk keperluan dasar rumah tangga dan pertanian rakyat.

2) Pajak Kabupaten/Kota

Merupakan pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat kabupaten/kota. Pajak kabupaten/kota yang berlaku di Indonesia sampai saat ini berikut penjelasannya.

Pajak Hotel merupakan pajak atas pelayanan hotel. Hotel adalah

bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat

menginap/istirahat, memperoleh pelayanan, dan/atau fasilitas lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali utuk pertokoan dan perkantoran.

Pajak Restoran merupakan pajak atas pelayanan restoran. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan/atau minuman yang disediakan


(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Pajak Reklame merupakan pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa, atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah.

Pajak Parkir merupakan pajak yang dikenakan atas tempat parkir yang disediakan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan atas pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garansi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.

Pajak Penerangan Jalan merupakan pajak atas penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan dan rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah. Dalam hal tenaga listrik disediakan oleh PLN, maka pemungutannya dilakukan oleh PLN.

Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C merupakan pajak atas kegiatan pengambilan bahan galian yang terdiri dari asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, marmer, pasir, kerikil, tanah liat,dll.

Pengertian Pajak Reklame

Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame (Siahaan: 2010). Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 tahun 2003 Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk susunan dan

corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk

memperkenalkan, menganjurkan, atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa,


(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah. Maksud dan tujuan pelaksanaan pajak reklame adalah sebagai berikut:

a. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang kota dalam hal pemasangan reklame

b. Menciptakan ketertiban dan keindahan kota dengan menggunakan standar

reklame yang telah ditentukan

c. Memberikan kepastian hukum bagi pemasangan reklame

d. Meningkatkan Pendapatan Asli daerah

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 tahun 2003 tentang pajak reklame, jenis-jenis penyelenggaraan reklame meliputi: reklame papan/billboard/megatron, reklame baliho, reklame bersinar, reklame kain, reklame melekat (stiker), reklame selebaran, reklame berjalan (termasuk pada kendaraan), reklame udara, reklame suara, reklame peragaan, reklame film/slide, reklame neon sign, reklame neon box.

Pajak Reklame merupakan pajak terfavorit pemerintah daerah karena penerimaan dari pajak ini cukup besar (Ismail: 2008).

Dasar Hukum Pajak Reklame

Dasar hukum yang dipakai untuk pajak reklame meliputi:

a. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 tahun 2003 tentang

pajak reklame,

b. Peraturan Bupati Kabupaten Sukohaharjo Nomor 53 tahun 2006 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 tahun 2003 tentang pajak reklame,


(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Subjek dan Objek Pajak Reklame

Subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau melakukan pemesanan reklame. Sedangkan objek pajak reklame dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu: reklame tetap dan reklame insidental.

Reklame tetap atau permanen adalah reklame yang bersifat tetap atau tidak berubah selama bertahun-tahun kecuali ada bencana atau perusahaan mengalami kebangkrutan. Pembayaran pajaknya adalah dibayar dimuka dan untuk jangka waktu 1 tahun atau 12 bulan. Harus dibayar lunas setelah melalui perizinan.

Reklame insidental adalah pemasangan reklame yang dilakukan secara temporer dengan durasi waktu harian, mingguan, dan bulanan. Pembayaran pajaknya dilakukan sesuai kebutuhan. Yang termasuk dalam katagori reklame insidental seperti spanduk, umbul-umbul, cover board, banner, baliho, balon udara, dan selebaran. Serta yang dikecualikan dari objek pajak reklame antara lain sebagai berikut: penyelenggaraan reklame oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah; penyelenggaraan reklame melalui televisi, radio, dan

warta harian; penyelenggaraan reklame oleh organisasi

politik/sosial/kemasyarakatan yang semata-mata untuk kepentingan

politik/sosial/kemasyarakatan yang bersangkutan; penyelenggaraan reklame suara oleh pengusaha kecil/bakul/penjaja/ pedagang kaki lima.

Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Reklame

Tarif pajak reklame ditetapkan adalah sebesar 25%. Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak, yaitu nilai sewa reklame. Nilai sewa reklame dihitung dengan menjumlahkan Nilai Jual Objek Reklame (NJOR) dan nilai strategis. Perhitungan NJOR berdasarkan ukuran, biaya pemasangan, biaya pemeliharaan, lama pemasangan, lokasi dan jenis reklame. Nilai strategis lokasi reklame merupakan ukuran nilai yang ditetapkan pada titik lokasi pemasangan reklame tersebut berdasarkan kriteria kepadatan pemanfaatan


(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tata ruang kota untuk berbagai aspek kegiatan usaha. Hasil perhitungan nilai sewa reklame merupakan jumlah dari unsur nilai sewa reklame sesuai dengan data masing-masing jenis reklame yang dipasang.

Tata Cara Pengajuan Permohonan Izin Reklame

Wajib pajak mengajukan permohonan secara tertulis dengan mengisi formulir dengan menyebutkan sekurang-kurangnya:1) tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan, 2) nama dan alamat wajib pajak, 3) jenis dan isi reklame yang akan dipasang, 4) bunyi, kata-kata, kalimat, dan penjelasannya (dengan surat pernyataan), 5) pernyataan kesanggupan memasang lampu penerangan untuk papan reklame jenis billboard, 6) pernyataan kesanggupan mencantumkan tulisan “Kabupaten Sukoharjo”, 7) lokasi yang dimohon dan telah mendapatkan persetujuan dari instansi terkait, 8) tanda tangan dan nama terang wajib pajak.

Surat permohonan tersebut harus disampaikan selambat-lambatnya 7 hari sebelum dipasangnya reklame. Izin penyelenggaraan reklame baru dikeluarkan setelah dibayarnya pajak reklame dan pembayaran lain sesuai ketentuan yang berlaku. Penyelenggaraan reklame harus memenuhi ketentuan antara lain: a) reklame jenis billboard dengan ukuran 24 meter atau lebih harus dipasangi lampu (bersinar) dan ada logo serta tulisan “Kabupaten Sukoharjo”, b) jarak pandang antara reklame satu dengan yang lain tidak boleh saling menutupi, c) materi reklame tidak boleh berisi tulisan yang mendiskreditkan pemerintah dan bersifat politis serta gambar porno.


(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pajak yang belum atau kurang bayar. Persyaratan untuk dapat mengangsur pajak terutang atau menunda pembayaran pajak adalah sebagai berikut:

1) Wajib pajak mengajukan surat permohonan secara tertulis kepada Bupati

melalui Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) dengan menyebutkan sekurang-kurangnya: a) tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan, b) Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD), c) nama dan alamat wajib pajak, d) besarnya pajak terutang, e) alasan yang jelas, f) kurun waktu pembayaran angsuran atau batas waktu penundaan pembayaran yang dimohonkan, g) tanda tangan dan nama terang wajib pajak,

2) Surat permohonan tersebut harus disampaikan selambat-lambatnya 7 hari

sejak tanggal diterima SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) dan dibuktikan dengan tanda terima.

Pembayaran atas penundaan tersebut dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) di kas daerah atau pemegang kas penerima.

Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban membayar pajak dan biaya lain-lain, maka petugas Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) berhak melakukan penagihan. Ilyas (2009) mendefinisikan penagihan adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau

memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,

memperlihatkan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melakukan penyitaan, melaksanakan penyandraan, dan menjual barang yang disita. Penagihan yang dilakukan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:

a. Surat teguran atau surat peringatan dikeluarkan Kepala Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.

b. Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam


(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

surat lain yang sejenis, jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan surat paksa yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD). Surat paksa tersebut diterbitkan setelah lewat 21 hari sejak tanggal surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis.

c. Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2x24

jam sesudah tanggal pemberitahuan surat paksa, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP).

d. Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak belum juga melunasi utang

pajaknya, setelah lewat 10 hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP), Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.

B.ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2011

Istilah “kontribusi” mempunyai arti khusus dalam akuntansi dan dapat didefenisikan sebagai selisih antara nilai penjualan dengan biaya variabel. Sedangkan Kata “kontribusi” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010) berarti “iuran uang atau sumbangan”.

Cara menghitung besarnya pajak reklame menurut Peraturan Bupati Kabupaten Sukoharjo Nomor 53 Tahun 2006 dengan rumus:

Sebagai contoh PT. X memasang reklame di Lokasi B di tanah


(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Baliho : 25% x[(3.000 + 1.000) + 1.000.000]

: 25% x 1.004.000

: 251.000

Spanduk : 25% x[(500 + 250) + 75.000]

: 25% x 75.750

: 18.937,50

Poster : 25% x[(250 + 250) + 7.760]

: 25% x 8.260

: 2.065

Selebaran : 25% x [(250 + 250) + 3.880]

: 25% x 4.380

: 1.095

Jadi total yang harus dibayarkan oleh PT. X adalah sebesar Rp. 1.535.097,50.

Jika potensi penerimaan pajak reklame semakin besar dan pemerintah daerah dapat mengoptimalkan sumber penerimaannya, salah satunya target dan realisasi pajak reklame, yang nantinya akan meningkatkan total hasil pajak daerah. Jika pajak daerah meningkat, maka akan memberikan peluang kepada peningkatan Pendapatan asli daerah. Sehingga secara otomatis akan mengurangi rasio ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat.

Pajak reklame merupakan pajak daerah penyumbang terbesar ketiga setelah Pajak Penerangan Jalan dan Pajak Air Tanah di Kabupaten Sukoharjo. Untuk itu, perlu diketahui besarnya kontribusi atau sumbangan pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu dengan membandingkan antara pajak reklame dengan PAD. Menurut Prakoso (2003) untuk menghitung kontribusi realisasi penerimaan pajak reklame dapat dihitung dengan rumus:

Kontribusi = realisasi pajak reklame x 100%


(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Besarnya PAD tahun 2010 adalah Rp. 66.632.949.777, sedangkan untuk tahun 2011 adalah Rp. 96.166.806.526. Perkembangan pajak reklame tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat dari tabel di berikut ini:

Tabel II.1

Kontribusi pajak reklame tahun 2010 dan 2011

Jenis pajak reklame

Tahun Anggaran

(dalam rupiah)

Penerimaan

(dalam rupiah)

%

Papan/bb/video/mega 2010 1.265.575.000 1.339.920.600 105,87 %

2011 1.265.575.000 1.248.560.050 98,656 %

Kain(mmt/spanduk) 2010 186.300.000 183.385.100 98,43 %

2011 186.300.000 205.083.625 110,082 %

Selebaran/poster 2010 10.350.000 10.189.200 98,45 %

2011 10.350.000 6.379.550 61,64 %

Baliho 2010 172.500.000 106..311.150 61,63 %

2011 172.500.000 176.276.250 102,19 %

Neon sign 2010 7.475.000 15.587.350 208,53 %

2011 7.475.000 10.612.700 141,976 %

Neon box 2010 197.800.000 187.207.000 94,64 %

2011 197.800.000 223.152.050 112,82 %

JUMLAH 2010 1.840.000.000 1.842.600.400 100,141 %

2011 1.840.000.000 1.870.064.225 101,634 %

Sumber: Laporan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Sukoharjo.

Dari rumus di atas besarnya kontribusi pajak reklame terhadap PAD pada tahun 2011 adalah 1,945 %.

2. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011

Pajak reklame merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup potensial. Keberhasilan suatu daerah dapat diukur dengan melihat kemampuan daerah dalam menghasilkan PAD yang kemudian digunakan untuk pembiayaan pengeluaran daerah.

Penerimaan pajak reklame dapat diketahui dengan membandingkan target terhadap realisasi penerimaan pajak reklame. Target pajak reklame


(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

penerimaan pajak reklame berdasar laporan target dan realisasi pendapatan pajak reklame Kabupaten Sukoharjo tahun 2011. Efektivitas adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menilai apakah pemungutan yang dilakukan

sudah maksimal sehingga dapat diperoleh hasil yang

memuaskan/ditargetkan. Sedangkan Halim (2008) mendefenisikan

efektivitas sebagai “ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya”. Kebijakan akan tampak efektif apabila mampu menaikkan pajak reklame dalam prosentase terbesar. Semakin besar efektivitas, maka semakin tinggi tingkat efektivitasnya penerimaan. Untuk menghitung tingkat efektivitas penerimaan pajak reklame menggunakan rumus:

Keterangan:

RPPR : Realisasi Penerimaan pajak Reklame TPRR : Target Penerimaan Pajak Reklame

Dengan melihat tabel II.1, selama tahun 2011 penerimaan pajak reklame untuk reklame kain, baliho, neon sign, neon box sudah efektif, karena sudah melebihi target yaitu 100%. Sedangkan untuk reklame papan/billboard dan selebaran/poster belum efektif karena belum mencapai target 100%. Penerimaan tidak efektif mungkin dikarenakan perusahaan enggan memasang iklan jenis tersebut atau kondisi perekonomian yang sedang lesu, sehingga para pengusaha mengurangi biaya promosi dengan media reklame.

Pencapaian target dan realisasi pajak reklame di Kabupaten Sukoharjo tidak lepas dari peran aktif pegawai DPPKAD Kabupaten Sukoharjo. Tetapi banyak faktor-faktor yang mengurangi penerimaan pajak reklame, yaitu:

a. Banyaknya spanduk ilegal yang tidak berijin didukung dengan

keterbatasan petugas dalam melakukan pengawasan dan penertiban,

b. Poster dan spanduk yang berukuran kecil dalam jumlah banyak yang

tidak membayar pajak,

Ratio efektifitas = RPPR x 100%


(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Wajib pajak tidak disiplin membayar pajak reklame sesuai yang

ditetapkan dalam ketentuan, karena tingkat kesadaran wajib pajak masih rendah,

d. Minimnya kuantitas petugas dalam pemungutan pajak reklame,

dikarenakan pegawai di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo hanya berjumlah 16 orang yang harus mengurusi 9 pajak daerah dan PBB.

e. Kurangnya sarana dan prasarana bagi para petugas dalam pemungutan

pajak reklame, sehingga hasil kerja para petugas kurang maksimal.

3. Tingkat Pertumbuhan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2011

Penerimaan target dan realisasi pajak reklame merupakan dasar untuk mengetahui seberapa besar laju pertumbuhannya. Laju pertumbuhan ini digunakan untuk mengukur kenaikan atau perkembangan penerimaan pajak reklame dari tahun ke tahun. Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan pajak reklame menggunakan rumus sebagai berikut (Halim: 2008):

Keterangan:

G : Laju pertumbuhan Rtn : Realisasi tahun ke-n

Rto : Realisasi tahun sebelumnya

Dilihat dari tabel II.1 pertumbuhan pajak reklame tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 27.463.855. Kalau dihitung dengan rumus diatas pertumbuhan pajak reklame sebesar 1,49%. Berarti pemerintah Kabupaten Sukoharjo berhasil dalam

G = Rtn – Rto x 100 %


(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

apabila pengendalian dilaksanakan dengan baik jangan sampai ada yang sudah kadaluarsa dan pajak tidak tertagih.

Prosentase tingkat pertumbuhan penerimaan pajak reklame dalam hal kenaikan realisasi penerimaan pajak reklame tidak selalu sama setiap tahunnya, hal ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang sedang lesu, sehingga para pengusaha mengurangi biaya promosi dengan media reklame.

4. Upaya-Upaya Yang Dilakukan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo Untuk Mengoptimalkan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame Tahun 2011

Untuk meningkatkan kemandirian daerah, pemerintah daerah harus berupaya secara terus menerus menggali dan meningkatkan sumber keuangannya sendiri. Salah satu masalah yang dihadapi dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah adalah kelemahan dalam hal pengukuran/penilaian atas pungutan daerah. Untuk mendukung upaya peningkatan pendapatan asli daerah perlu diadakan pengkuran/penilaian sumber-sumber pendapatan asli daerah agar dapat dipungut secara berkesinambungan tanpa memperburuk alokasi faktor-faktor produksi dan keadilan (Halim: 2008).

Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo berupaya untuk mengoptimalisasi realisasi penerimaan pajak reklame dengan melakukan berbagai usaha sebagai berikut:

a. Membuka titik-titik tempat pemasangan reklame baru di tempat-tempat

yang strategis sehingga para pengusaha akan tertarik memasang reklame untuk menginformasikan dan mengenalkan produk mereka kepada masyarakat,

b. Intensifikasi pendataan dan pemungutan dalam hal pemasangan reklame

baru,

c. Melakukan penertiban terhadap pemasangan reklame yang telah habis

masa ijinnya dengan bekerja sama dengan Satpol PP Kabupaten Sukoharjo,

d. Melakukan kerjasama antara pemerintah daerah dengan biro iklan dalam


(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pengelolaan lokasi titik-titik reklame pada pihak swasta, misalnya dalam pemasangan reklame di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Kartasura.


(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III TEMUAN

A. KELEBIHAN

1. Pajak reklame merupakan pajak daerah penyumbang terbesar ketiga setelah

Pajak Penerangan Jalan dan Pajak Air Tanah di Kabupaten Sukoharjo. Besarnya kontribusi pajak reklame terhadap PAD pada tahun 2011 adalah 1,945 %.

2. Selama tahun 2010 dan 2011 penerimaan pajak reklame sudah efektif,

karena dalam dua tahun terakhir sudah melebihi target.

3. Pertumbuhan pajak reklame tahun 2011 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun 2010.

4. Adanya kerja sama antara pemerintah daerah dalam hal ini DPPKAD

Kabupaten Sukoharjo dengan biro iklan untuk meningkatkan penerimaan pajak reklame dengan cara memberikan peluang pengelolaan lokasi titik-titik reklame pada biro iklan.

5. Semakin banyaknya titik-titik tempat pemasangan reklame baru

ditempat-tempat yang strategis sehingga para pengusaha akan tertarik memasang reklame untuk menginformasikan dan mengenalkan produk mereka kepada masyarakat.

6. DPPKAD Kabupaten Sukoharjo selalu melakukan pendataan dan

pemungutan dalam hal pemasangan reklame baru.

7. DPPKAD Kabupaten Sukoharjo selalu melakukan penertiban terhadap

pemasangan reklame yang telah habis masa ijinnya dengan bekerja sama dengan Satpol PP Kabupaten Sukoharjo.

B. KELEMAHAN

1. Banyak spanduk ilegal yang tidak berijin didukung dengan keterbatasan

petugas dalam melakukan pengawasan dan penertiban.

2. Poster dan spanduk yang berukuran kecil dalam jumlah banyak yang tidak


(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Wajib pajak tidak disiplin membayar pajak reklame sesuai yang ditetapkan

dalam ketentuan, karena tingkat kesadaran wajib pajak masih rendah.

4. Minimnya kuantitas petugas dalam pemungutan pajak reklame, dikarenakan

pegawai di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo hanya berjumlah 16 orang yang harus mengurusi 9 pajak daerah dan PBB.

5. Kurangnya sarana dan prasarana bagi para petugas dalam pemungutan pajak

reklame, sehingga hasil kerja para petugas kurang maksimal. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah peralatan pendukung untuk pengawasan dan penertiban reklame, misalnya: kendaraan, alat pemotong besi, tangga untuk melepas billboard/baliho/papan dan peralatan lainnya.


(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kontribusi yang diberikan terhadap PAD selama tahun 2011 adalah 1,634

%. Penurunan dan peningkatan prosentase kontribusi ini dipengaruhi besar kecilnya kontribusi jenis PAD lainnya yaitu hasil pajak daerah non pajak reklame, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Jika potensi penerimaan pajak reklame semakin besar dan pemerintah daerah dapat mengoptimalkan sumber penerimaannya, salah satunya target dan realisasi pajak reklame, yang nantinya akan meningkatkan total hasil pajak daerah. Jika pajak daerah meningkat, maka akan memberikan peluang kepada peningkatan Pendapatan asli daerah. Sehingga secara otomatis akan mengurangi rasio ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat.

2. Selama tahun 2010 dan 2011 penerimaan pajak reklame sudah efektif,

karena dalam dua tahun terakhir sudah melebihi target. Besarnya penerimaan tahun 2010 adalah 100,141 % dan pada tahun 2011 adalah 101,634 %. Pencapaian target dan realisasi pajak reklame di Kabupaten Sukoharjo tidak lepas dari peran aktif pegawai DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.

3. Tingkat pertumbuhan pajak reklame tahun 2011 mengalami peningkatan

dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 27.463.855. Kalau dihitung dengan rumus pertumbuhan pajak reklame adalah 1,49%. Berarti

pemerintah Kabupaten Sukoharjo berhasil dalam meningkatkan

keberhasilannya dalam memungut pajak. Prosentase kenaikan realisasi penerimaan pajak reklamenya tidak selalu sama setiap tahunnya, hal ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang sedang lesu, sehingga para pengusaha mengurangi biaya promosi dengan media reklame. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak reklame tidak optimal dan tidak seperti yang ditargetkan disebabkan oleh banyaknya spanduk ilegal yang


(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tidak berijin didukung dengan keterbatasan petugas dalam melakukan pengawasan dan penertiban, poster dan spanduk yangberukuran kecil dalam jumlah banyak yang tidak membayar pajak, Wajib pajak tidak disiplin membayar pajak reklame sesuai yang ditetapkan dalam ketentuan, karena tingkat kesadaran wajib pajak masih rendah, minimnya kuantitas petugas dalam pemungutan pajak reklame sehingga penerimaan pajak reklame kurang optimal, kurangnya sarana dan prasarana bagi para petugas dalam pemungutan pajak reklame, sehingga hasil kerja para petugas kurang maksimal.

4. Upaya-upaya yang dilakukan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo untuk

mengoptimalkan realisasi penerimaan pajak reklame adalah membuka titik-titik tempat pemasangan reklame baru di tempat-tempat yang strategis, intensifikasi pendataan dan pemungutan dalam hal pemasangan reklame baru, melakukan penertiban terhadap pemasangan reklame yang telah habis masa ijinnya dengan bekerja sama dengan Satpol PP Kabupaten Sukoharjo, dan melakukan kerjasama antara pemerintah daerah dengan biro iklan dalam mengembangkan dunia periklanan.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan rekomendasi atau saran sebagai berikut:

1. Perlu adanya peningkatan pendayagunaan aparatur khususnya yang terkait

dalam hal pendataan dan penagihan pajak reklame serta peningkatan dalam koordinasi antar sub bagian yang ada di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo yang selama ini masih menunjukkan rendahnya koordinasi


(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

3. DPPKAD Kabupaten Sukoharjo hendaknya mengenakan sanksi yang

tegas terhadap wajib pajak yang menunggak membayar pajak agar memberi efek jera bagi wajib pajak dan wajib pajak lainnya tidak ingin mencoba melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Perlu adanya peningkatan pelayanan dan penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat, sehingga akan memberikan tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak reklame tinggi.

4. Perlu adanya penambahan petugas dalam pemungutan pajak reklame,

karena petugas yang mengurusi pajak reklame sangat kurang. Dengan adanya penambahan pegawai akan memberikan hasil yang maksimal, misalnya: membantu pendataan dan pemungutan pajak reklame, membantu untuk pengawasan dan penertiban reklame, dan lain-lain.

5. Menambah peralatan pendukung untuk pengawasan dan penertiban

reklame, sehingga petugas mampu melakukan pengawasan dan penertiban reklame dengan baik. Dengan pengawasan dan penertiban penerimaan pajak reklame bisa maksimal, karena adanya pengawasan dan penertiban wajib pajak akan jera melanggar peraturan yang ditetapkan dan membayar pajak reklame.


(1)

commit to user

35

pengelolaan lokasi titik-titik reklame pada pihak swasta, misalnya dalam pemasangan reklame di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Kartasura.


(2)

commit to user

36 BAB III TEMUAN

A. KELEBIHAN

1. Pajak reklame merupakan pajak daerah penyumbang terbesar ketiga setelah

Pajak Penerangan Jalan dan Pajak Air Tanah di Kabupaten Sukoharjo. Besarnya kontribusi pajak reklame terhadap PAD pada tahun 2011 adalah 1,945 %.

2. Selama tahun 2010 dan 2011 penerimaan pajak reklame sudah efektif,

karena dalam dua tahun terakhir sudah melebihi target.

3. Pertumbuhan pajak reklame tahun 2011 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun 2010.

4. Adanya kerja sama antara pemerintah daerah dalam hal ini DPPKAD

Kabupaten Sukoharjo dengan biro iklan untuk meningkatkan penerimaan pajak reklame dengan cara memberikan peluang pengelolaan lokasi titik-titik reklame pada biro iklan.

5. Semakin banyaknya titik-titik tempat pemasangan reklame baru

ditempat-tempat yang strategis sehingga para pengusaha akan tertarik memasang reklame untuk menginformasikan dan mengenalkan produk mereka kepada masyarakat.

6. DPPKAD Kabupaten Sukoharjo selalu melakukan pendataan dan

pemungutan dalam hal pemasangan reklame baru.

7. DPPKAD Kabupaten Sukoharjo selalu melakukan penertiban terhadap

pemasangan reklame yang telah habis masa ijinnya dengan bekerja sama dengan Satpol PP Kabupaten Sukoharjo.

B. KELEMAHAN

1. Banyak spanduk ilegal yang tidak berijin didukung dengan keterbatasan

petugas dalam melakukan pengawasan dan penertiban.

2. Poster dan spanduk yang berukuran kecil dalam jumlah banyak yang tidak


(3)

commit to user

37

3. Wajib pajak tidak disiplin membayar pajak reklame sesuai yang ditetapkan

dalam ketentuan, karena tingkat kesadaran wajib pajak masih rendah.

4. Minimnya kuantitas petugas dalam pemungutan pajak reklame, dikarenakan

pegawai di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo hanya berjumlah 16 orang yang harus mengurusi 9 pajak daerah dan PBB.

5. Kurangnya sarana dan prasarana bagi para petugas dalam pemungutan pajak

reklame, sehingga hasil kerja para petugas kurang maksimal. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah peralatan pendukung untuk pengawasan dan penertiban reklame, misalnya: kendaraan, alat pemotong besi, tangga untuk melepas billboard/baliho/papan dan peralatan lainnya.


(4)

commit to user

38 BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kontribusi yang diberikan terhadap PAD selama tahun 2011 adalah 1,634

%. Penurunan dan peningkatan prosentase kontribusi ini dipengaruhi besar kecilnya kontribusi jenis PAD lainnya yaitu hasil pajak daerah non pajak reklame, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Jika potensi penerimaan pajak reklame semakin besar dan pemerintah daerah dapat mengoptimalkan sumber penerimaannya, salah satunya target dan realisasi pajak reklame, yang nantinya akan meningkatkan total hasil pajak daerah. Jika pajak daerah meningkat, maka akan memberikan peluang kepada peningkatan Pendapatan asli daerah. Sehingga secara otomatis akan mengurangi rasio ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat.

2. Selama tahun 2010 dan 2011 penerimaan pajak reklame sudah efektif,

karena dalam dua tahun terakhir sudah melebihi target. Besarnya penerimaan tahun 2010 adalah 100,141 % dan pada tahun 2011 adalah 101,634 %. Pencapaian target dan realisasi pajak reklame di Kabupaten Sukoharjo tidak lepas dari peran aktif pegawai DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.

3. Tingkat pertumbuhan pajak reklame tahun 2011 mengalami peningkatan

dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 27.463.855. Kalau dihitung dengan rumus pertumbuhan pajak reklame adalah 1,49%. Berarti

pemerintah Kabupaten Sukoharjo berhasil dalam meningkatkan

keberhasilannya dalam memungut pajak. Prosentase kenaikan realisasi penerimaan pajak reklamenya tidak selalu sama setiap tahunnya, hal ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang sedang lesu, sehingga para pengusaha mengurangi biaya promosi dengan media reklame. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak reklame tidak optimal dan tidak seperti yang ditargetkan disebabkan oleh banyaknya spanduk ilegal yang


(5)

commit to user

39

tidak berijin didukung dengan keterbatasan petugas dalam melakukan pengawasan dan penertiban, poster dan spanduk yangberukuran kecil dalam jumlah banyak yang tidak membayar pajak, Wajib pajak tidak disiplin membayar pajak reklame sesuai yang ditetapkan dalam ketentuan, karena tingkat kesadaran wajib pajak masih rendah, minimnya kuantitas petugas dalam pemungutan pajak reklame sehingga penerimaan pajak reklame kurang optimal, kurangnya sarana dan prasarana bagi para petugas dalam pemungutan pajak reklame, sehingga hasil kerja para petugas kurang maksimal.

4. Upaya-upaya yang dilakukan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo untuk

mengoptimalkan realisasi penerimaan pajak reklame adalah membuka titik-titik tempat pemasangan reklame baru di tempat-tempat yang strategis, intensifikasi pendataan dan pemungutan dalam hal pemasangan reklame baru, melakukan penertiban terhadap pemasangan reklame yang telah habis masa ijinnya dengan bekerja sama dengan Satpol PP Kabupaten Sukoharjo, dan melakukan kerjasama antara pemerintah daerah dengan biro iklan dalam mengembangkan dunia periklanan.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan rekomendasi atau saran sebagai berikut:

1. Perlu adanya peningkatan pendayagunaan aparatur khususnya yang terkait

dalam hal pendataan dan penagihan pajak reklame serta peningkatan dalam koordinasi antar sub bagian yang ada di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo yang selama ini masih menunjukkan rendahnya koordinasi tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui peran serta Kepala DPPKAD dalam melaksanakan kontrol terhadap tugas pokok dan fungsi masing-masing sub bagian.

2. DPPKAD Kabupaten Sukoharjo seharusnya melakukan penertiban

terhadap poster dan spanduk yang berukuran kecil, sehingga para pengusaha mau membayar pajak reklame.


(6)

commit to user

40

3. DPPKAD Kabupaten Sukoharjo hendaknya mengenakan sanksi yang

tegas terhadap wajib pajak yang menunggak membayar pajak agar memberi efek jera bagi wajib pajak dan wajib pajak lainnya tidak ingin mencoba melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Perlu adanya peningkatan pelayanan dan penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat, sehingga akan memberikan tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak reklame tinggi.

4. Perlu adanya penambahan petugas dalam pemungutan pajak reklame,

karena petugas yang mengurusi pajak reklame sangat kurang. Dengan adanya penambahan pegawai akan memberikan hasil yang maksimal, misalnya: membantu pendataan dan pemungutan pajak reklame, membantu untuk pengawasan dan penertiban reklame, dan lain-lain.

5. Menambah peralatan pendukung untuk pengawasan dan penertiban

reklame, sehingga petugas mampu melakukan pengawasan dan penertiban reklame dengan baik. Dengan pengawasan dan penertiban penerimaan pajak reklame bisa maksimal, karena adanya pengawasan dan penertiban wajib pajak akan jera melanggar peraturan yang ditetapkan dan membayar pajak reklame.