individu dalam menghasilkan ide, originalitas produk, dan pikiran yang berdaya gunabermanfaat useful thinking.
Kreativitas merupakan aspek utama bagi individu dan organisasi. Kreativitas bermanfaat karena dapat diterapkan setiap hari di berbagai
aspek kehidupan Runco 2004. Motivasi, cara berpikir, sikap terbuka atas pengalaman baru yang „tidak biasa‟, kepercayaan dan ambisi diri, dan
dipadu dengan kemampuan berpikir divergen, toleran terhadap ambiguitas dan berani mengambil risiko, merupakan faktor-faktor yang dapat
memberi kontribusi bagi munculnya kreativitas Runco, 2004. Dengan demikian berdasarkan berbagai pengertian yang telah
diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas dapat didefinisikan sebagai originalitas tingkah laku yang bermanfaat useful
dalam menghadapi perubahan serta merupakan sebuah gagasan ideation yang merefleksikan perilaku individu dalam menghasilkan ide,
originalitas produk, dan pikiran yang berdaya guna useful thinking.
2.1.2 Teori Dasar Kreativitas
Teori Humanistik Munandar, 2002 memandang kreativitas sebagai hasil dari adanya kesehatan psikologis tingkat tinggi, sehingga dalam teori
ini kreativitas dapat berkembang selama masa hidup dan tidak terbatas pada lima tahun mendatang.
Salah seorang tokoh dari teori Humanistik ini mengungkapkan bahwa konsep kreativitas pada dasarnya sebagai suatu proses. Konsep
tersebut dijelaskan oleh Rogers 1954, h. 249 –260 sebagai : “The
emergence in action of a novel relational product, growing out of the uniqueness of the individual on the one hand and the materials, events,
people or circumstances of his life on the other .”
Rogers 1982 mengungkapkan bahwa sumber dari kreativitas tersebut
ditunjukan dengan
adanya kecenderungan
untuk mengaktualisasikan
diri, mewujudkan
potensi, dorongan
untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan
diri dan mengaktifkan semua kemampuan individu. Selanjutnya, Rogers 1961 dalam Runco et al, 2011 menambahkan
bahwa: Creativity may be inextricable from self- actualization “there must
be something observable, some product of creation. Though my fantasies may be extremely novel, they cannot usefully be defined as creative unless
they eventuate in some observable product ” Berdasarkan konsep Rogers
terebut, maka kreativitas tidaklah terpisah dari aktualisasi diri, karena ada sesuatu yang dapat dilihat diobservasi, ada hasil dari kreasi, dan terwujud
dalam hasil produk yang dapat diamati. Konsep kreativitas Rogers ini didukung oleh Runco 2004 yang
mengemukakan bahwa kreativitas merupakan suatu respon yang berguna dan efektif untuk menghadapi perubahan serta berpengaruh terhadap
kesehatan fisik dan psikologis. Hal tersebut sejalan dengan konsep dari teori humanistik yang memandang kreativitas sebagai hasil dari adanya
kesehatan psikologis tingkat tinggi. Runco 2004 mencetuskan konsep kreativitas sebagai originalitas
tingkah laku; sebuah respon yang efektif dan bermanfaat useful untuk menghadapi perubahan; merupakan sebuah gagasan ideation yang
merefleksikan perilaku individu dalam menghasilkan ide, originalitas produk, dan pikiran yang berdaya gunabermanfaat useful thinking, yang
terdiri dari 3 aspek antara lain: 1.
Aspek penggunaan ide-ide the individual’s use of ideas, 2.
Aspek apresiasi terhadap ide the appreciation of ideas, dan
3. Aspek keterampilan bermain dengan ide the skill with ideas.
Adapun perkembangan konsep mengenai kreativitas ini sebenarnya telah menarik perhatian sejumlah ahli sejak Guilford pada tahun 1950
mengemukakan ide ini dalam forum Asosiasi Psikologi Amerika American Psychologycal Assosiation. Guilford 1967 dalam Baer 2011
mengistilahkan kreativitas sebagai produksi divergen divergent production atau sering juga disebut berpikir divergen. Produksi divergen
mempunyai empat komponen, yaitu kelancaran fluency, fleksibilitas flexibility, keaslian originality, dan elaborasi elaboration.
Konsep kreativitas menurut Guilford 1950 ini merupakan kemampuan berpikir divergen atau pemikiran yang menjajaki bermacam-
macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan yang sama benarnya Munandar, 2002. Sedangkan konsep kreativitas menurut Rogers 1982
merupakan kecenderungan-kecenderungan
seseorang untuk
mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukan di atas, dalam
penelitian ini teori yang digunakan adalah teori kreativitas dengan menggunakan konsep yang dikemukan oleh Runco 2004. Teori ini
menekankan bahwa kreativitas merupakan originalitas tingkah laku; dapat didefinisikan sebagai sebuah respon yang efektif dan bermanfaat useful
untuk menghadapi perubahan; merupakan sebuah gagasan ideation yang merefleksikan perilaku individu dalam menghasilkan ide, originalitas
produk, dan pikiran yang berdaya gunabermanfaat useful thinking. Dalam kaitannya dengan kreativitas siswa, teori tersebut sesuai dengan
karakteristik penelitian, di mana para siswa harus memiliki originalitas tingkah laku, memiliki sebuah respon yang efektif dan bermanfaat baik
dalam belajar, berkarya serta untuk menghadapi perubahan, memiliki
gagasan ideation yang direfleksikan dalam perilakunya dalam menghasilkan ide-ide, originalitas produk, dan pikiran yang berdaya
gunabermanfaat.
2.1.3 Aspek-Aspek Kreativitas Siswa