BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan parameter utama dalam penelitian ilmiah, karena tinjauan pustaka merupakan dasar pijakan untuk
membangun suatu konstruk teoretik, sebagai acuan dasar dalam membangun kerangka berpikir, dan menyusun hipotesis penelitian.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam bab ini akan diuraikan teori-teori yang mendasari kreativitas dan bagaimana hubungan antara kreativitas
dengan faktor-faktor yang memengaruhinya yaitu motivasi intrinsik dan efikasi diri.
2.1. KREATIVITAS
2.1.1 Pengertian Kreativitas Siswa
Dalam suatu kesempatan, Hurlock 1993 mengungkapkan bahwa kreativitas dapat dikaitkan dengan kecerdasan yang tinggi, kejeniusan, dan
imajinasi fantasi. Munandar 1992 mengartikan kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran mampu mencetuskan
banyak gagasan dan jawaban, keluwesan mampu melihat masalah dari sudut pandang berbeda, dan orisinilitas dalam berpikir, serta kemampuan
untuk mengelaborasi mengembangkan, memperkaya dan memperinci suatu gagasan.
Sementara itu, kreativitas dapat diartikan sebagai sebuah gagasan ideation yang baru novel, original serta berguna Plucker et al., 2004;
Sternberg et al., 2005. Selanjutnya Munandar 1999 mengungkapkan bahwa kreativitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran,
kelenturan fleksibilitas dan originalitas dalam berfikir. Ia menjelaskan
biasanya anak yang kreatif memiliki rasa ingin tahu yang besar, memiliki minat yang luas dan menyukai aktivitas yang kreatif. Adapun anak dan
remaja yang kreatif biasanya cukup mandiri, memiliki rasa percaya diri, dan lebih berani mengambil risiko dengan perhitungan daripada anak-
anak pada umumnya. Selanjutnya, anak kreatif melakukan sesuatu yang amat berarti, penting, dan disukai, tanpa menghiraukan kritik atau ejekan
dari orang lain. Mereka tidak takut untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat walaupun mungkin tidak disetujui orang lain.
Anak yang kreatif adalah orang yang inovatif, berani untuk berbeda daripada orang lain, menonjol, membuat kejutan, atau menyimpang dari
tradisi. Rasa percaya diri, keuletan, dan ketekunan membuat anak kreatif tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuan. Mereka juga biasanya
mempunyai rasa humor yang tinggi, dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang, serta memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide atau
konsep. Pada kesempatan yang sama, Semiawan dalam Akbar, dkk. 2001
menjelaskan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Kreativitas meliputi baik ciri-ciri aptitude seperti: kelancaran fluency, keluwesan flexibility dan keaslian originality dalam pemikiran maupun
ciri-ciri non-aptitude seperti: rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.
Selanjutnya, Runco 2004 menyatakan bahwa kreativitas merupakan originalitas tingkah laku; dapat didefinisikan sebagai sebuah
respon yang efektif dan bermanfaat useful untuk menghadapi perubahan; merupakan sebuah gagasan ideation yang merefleksikan perilaku
individu dalam menghasilkan ide, originalitas produk, dan pikiran yang berdaya gunabermanfaat useful thinking.
Kreativitas merupakan aspek utama bagi individu dan organisasi. Kreativitas bermanfaat karena dapat diterapkan setiap hari di berbagai
aspek kehidupan Runco 2004. Motivasi, cara berpikir, sikap terbuka atas pengalaman baru yang „tidak biasa‟, kepercayaan dan ambisi diri, dan
dipadu dengan kemampuan berpikir divergen, toleran terhadap ambiguitas dan berani mengambil risiko, merupakan faktor-faktor yang dapat
memberi kontribusi bagi munculnya kreativitas Runco, 2004. Dengan demikian berdasarkan berbagai pengertian yang telah
diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas dapat didefinisikan sebagai originalitas tingkah laku yang bermanfaat useful
dalam menghadapi perubahan serta merupakan sebuah gagasan ideation yang merefleksikan perilaku individu dalam menghasilkan ide,
originalitas produk, dan pikiran yang berdaya guna useful thinking.
2.1.2 Teori Dasar Kreativitas