UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN GERAK DASAR SERVIS BACKHAND BULUTANGKIS MELALUI MODEL BERPASANGAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SINARWAYA PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN GERAK DASAR SERVIS BACKHAND BULUTANGKIS MELALUI MODEL BERPASANGAN

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SINARWAYA PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh M A S N U R I

Usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus terampil dalam mengajar dan juga menguasai materi pembelajaran. Proses pembelajaran diperlukan adanya kemampuan

mengajar yang baik karena pembelajaran pendidikan jasmani sangat membutuhkan keterampilan gerak dalam pelaksanaan belajar mengajar.

Seorang guru dalam proses belajar mengajar perlu menciptakan kondisi yang dapat

mendorong siswa agar lebih giat dan aktif dalam belajar. Proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik apabila guru menyampaikan materi dan menggunakan sarana mengajar dengan baik.

Jenis penelitian adalah penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Dengan tiga siklus, setiap siklus memiliki kegiatan yang beda. Siklus pertama melakukan latihan mandiri menggunakan raket dan shuttlecock bulutangkis yang telah di modifikasi, siklus yang ke dua melakukan gerak dasar Backhand bulutangkis secara berpasangan dengan menggunakan raket dan shuttlecock yang telah di modifikasi, siklus yang ketiga melakukan gerak dasar Backhand bulutangkis secara berpasangan dengan menggunakan raket,shuttlecock, net dan lapangan yang telah di modifikasi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu sebanyak 20 siswa.

Pengumpulan data di ambil dari tes berupa pengamatan kemampuan gerak dasar Backhand bulutangkis yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan gerak lanjutan. Hasil penelitian ini menunjukan : Adanya peningkatan melalui modifikasi pembelajaran pada masing-masing setiap siklus. Siklus pertama menghasilkan peningkatan sebesar 30,00 %, siklus kedua sebesar 55,00 %, dan siklus ketiga 100%.


(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orangdi dalam kehidupanya, demikian pulah dengan pendidikan jasmani yang di ajarkan di sekolah-sekolah.

Pendidikan jasmani berusaha mencapai tujuan pendidikan melalui aktifitas jasmani dan pembinaan hidup sehat, baik sehat jasmani maupun rohaninya. Selain itu pendidikan jasmani mempunyai fungsi, salah satunya adalah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pada anak.Menurut Arma dan Agus (1994: 15-16), pertumbuhan dan perkembangan yang di harapkan oleh anak meliputi beberapa ranah antara lain ranah efektif, ranah kognitif, ranah psikomotor dan ranah jasmani.

Pendidikan jasmani pada dasarnya adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani, maka pendidikan jasmani dapat di lakukan di sekolah dan juga luar sekolah. Dalam kurikulum pendidikan jasmani tahun 2004, di jelaskan tujuan pendidikan jasmani yaitu meningkatkan kebugaran anak didik sekolah dengan ketentuan yang berbasis kopetensi untuk tingkat satuan pendidikan.

Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang di laksanakan sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 terdapat tujuan dari pendidikan nasional yaitu sebagai berikut : pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi wargan Negara demokratis serta


(3)

Dalam Undang-Undang System Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tahun 2003 diterangkan bahwa system Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan mutu, relavansi dan efisiensi dan pengelolaan manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai tuntutan perubahan kehidupan local, nasional dan global sehingga diperlukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Sedangkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 2004 diamanatkan, antara lain ;1) pengupayaan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia yang berkualitas tinggi dengan meningkatkan anggaran pendidikan secara berarti,2) peningkatan mutu lembaga pendidikan yang di selenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah utuk menetapkan system pendidikan yang efektif dan efesien dalam menhadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, dan seni.

Oleh karena itu, dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 3 Tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional, dijelaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standard an kebutuhan pemerintah dan pemerintah daerah serta badan usaha yang bergerak dalam bidang

pembangunan perumahan dan permukimanberkewajiban menyediakan prasarana olahraga sebagai fasilitas umum dengan standar dan kebutuhan yang ditetapkan oleh pemerintah yang lelanjutnya di serahkan kepada pemerintah daerah sebagai asset/milik pemeritah daerah setempat. Hal itu untuk menjamin terlaksananya pendidikan keolahragaan yang merata dan bermutu bagi setiap warga masyarakat.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan


(4)

gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan modal, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pembangunan nasional.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Salah satu materi pembelajaran dalam pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah permainan bulutangkis. Permainan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Prestasi Indonesia dalam cabang olahraga bulutangkis ini terbilang cukup menggembirakan. Ini terlihat dari perjuangan para atlet bulutangkis di Japan super series., Indonesia super series dan Malaysia super series yang baru beberapa waktu lalu

berlangsung.

Olahraga bulutangkis dapat dimainkan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan dapat dilakukan didalam maupun di luar ruangan. Dari waktu ke waktu perkembangan bulutangkis ini makin pesat, halini disebabkan makin tingginya kemampuan penguasaan teknik dari para pemainya. Dengan kemampuan teknik bermain yang cukup tinggi yang dimiliki oleh rata-rata pemain, maka akan dapat memberikan suatu permainan yang bermutu. Untuk mendapat suatu penguasaan permainan yang baik, maka dari sejak dini para pemain harus sudah di berikan pelajaran teknik dasar, sehingga dengan teknik dasar yang telah dikuasainya itu pemain akan dapat mengembangkan kemampuanya di masa


(5)

yang akan datang. Untuk menjadi pembulutangkis yang handal perlu berbagai macam persyaratan, salah satunya adalah penguasaan teknik dasar Backhand bulutangkis.

Backhand adalah teknik dasar bulutangkis yang perlu dikuasai secara benar oleh setiap calon pebulutangkis oleh karena itu cara dan teknik pegangan raket yang benar

merupakan modal penting untuk dapat menguasai gerak dasar Backhand bulutangkis dengan baik, apabila teknik pemeegangan raket salah sejak awal maka sulit meningkatkan kemampuan gerak dasar Backhand bulutangkis.

Bagi siwa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu, menguasai teknik pegangan raket yang benar menjadi suatu kendala. Hal ini dikarenakan ukuran raket dan tinggi badan siswa yang tidak proposional. Siswa yang memainkan raket yang panjang (raket dengan ukuran normal) sulit melakukan pukulan dengan benar karena tinggi tubuh siswa tidak sesuai dengan panjang raket tersebut. Akhirnya siswa menunggu luncuran shuttlecock (kok) agar lebih dekat, padahal jika menunggu luncuran kok menjadi lebih dekat, tangan pada bagian sikunya menjadi menekuk dan ini merupakan awal teknik pukulan yang salah. Semua kesalaha-kesalahan teknik tersebut menyebabkan rendahnya kemampuan gerak dasar Backhand siswa.

Selain itu juga tidak memadainya sarana dan prasarana bulutangkis di SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu antara lain Lapangan yang besar membuat permainan kurang menarik bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu, karena jangkauan untuk mencapai kok terlalu jauh, untuk memukulnya dari ujung ke ujung juga terlalu jauh, membuat siswa jadi memaksakan diri. Selain itu belum tentu semua siswa bisa memukul sejauh itu. Akibatnya, siswa memukul dengan seluruh kekuatan tubuhnya, seluruh tanganya dan seluruh ayunan. Padahal kunci, kekuatan pukul dalam bulutangkis juga terletak pada bagian memanfaatan force ( tenaga luncuran kok).


(6)

Kendala raket yang lebih panjang, lapangan yang terlalu luas dan net yang terlalu tinggi secara tidak langsung mengakibatkan rendahnya kemampuangerak dasar Backhand siswa. Oleh karena itu penulis melakukan upanya meningkatkan kemampuan gerak dasar

Backhand permainan bulutangkis siswa SD melalui alat modifikasi permainan

bulutangkis.dengan alat modifikasi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa SD diharapkan memberikan kontribusi yang cukup tinggi untuk dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar Backhand bulutangkis siswa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu dan memperbaiki teknik dasar permainan bulutangkis sejak dini.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah ditemukan di astas dapat di identifikasi masalah yang di hadapi antara lain :

1. Rendahnya keterampilan gerak dasar Backhand pada siswa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu.

2. Sulitnya menguasai teknik pegangan raket yang benar bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu.

3. Tidak sesuainya sarana dan prasarana bulutangkis ( raket, kok, net dan lapangan bulutangkis ukuran normal) menyebabkan rendahnya kemampuan gerak dasar Backhand bulutangkis siswa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu. C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalampenelitian ini adalah :

1. Bagaimana cara mengatasi ketidak sesuaian alat yang di gunakan dalam pembelajaran bulutangkis?”


(7)

2. Bagaimana proses pembelajaran Backhand bulutangkis menggunakan alat modifikasi?”

3. Mengapa pembelajaran bulutangkis menggunakan modifikasi prasarana dan sarana?” 4. Apakah alat modifikasi permainan bulutangkis dapat meningkatkan kemampuan

gerak dasar Backhand siswa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu?”

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan gerak dasar Backhand bulutangkis siswa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu dengan menggunakan alat modifikasi permainan bulutangkis yaitu raket, kok, net dan lapangan bulutangkis.

2. Melalui pembelajaran dengan menggunakan alat modifikasi memperoleh gambaran yang jelas tentang keterampilan gerak dasar Backhand siswa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi wawasan dan masukan bagi 1. Bagi Peneliti

dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian dalam mengajarkan pembelajaran gerak dasar Backhand bulutangkis.

2. Bagi Guru dan Pelatih

Bahan masukan bagi para guru dan pelatih bulutangkis untuk memperbaiki proses pembelajaran olahraga bulutangkis serta meningkatkan proses pembelajaran agar lebih bermakna.


(8)

Penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar Backhand bulutangkis khususnya pada siswa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu. 4. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan informasi yang bermanfaat dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran penjaskes khususnya gerak dasar Backhand bulutangkis pada siswa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu.

5. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP UNILA. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi seluruh mahasiswa program studi penjaskes sebagai bahan acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya dan kontribusi yang mengembangkan proses pembelajaran gerak dasar Backhand dalam bulutangkis.

F. Batasan Istilah

1. Bulutangkis adalah merupakan olahraga yang dimainkan dengan menggunakan raket, kok, net dan lapangan bulutangkis dengan teknik pukulan yang bervariasi mulai dari yang relatif lambat hingga yang sangat cepat disertai dengan gerakan tipuan” Grice (2007).

2. Backhandyaitu pemain yang memegan raket pada tangan kanan (bukan kidal), pada sisi kanan tubuhnya atau setiap pukulan yang dilakukan disisi kanan tubuh” Poole (2007)

3. Modifikasi diartikan menganalisis sekaligus mengembangkan materipelajaran dengan cara meruntunkanya dalam bentuk aktivitas belajar yang profesioal sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya” Samsudin (2006:71)

4. Pengertian gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi di tinjau dari titik pandang tertentu, sekali hal ini sudah dilakukan maka gerak itu, tanpa


(9)

memikirkan gerak itu transkusi atau rotasi maka dengan itu dapat ditentukan jarak dan arah dari titik pangkalnya” Soedarminto (1993). Jadi pengertian gerak pemindahan tempat keempat lain sesuai dengan tujuan tertentu.

5. Gerak dasar adalah gerak yang berkembannya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Kemampuan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks”Lutan (1998).


(10)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendekatan Pembelajaran

Pandangan mengenai konsem pengajaran terus-menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan kemajuan ilmu teknologi pendidikan. Aspek-aspek pembelajaran yang meliputi aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis ialah pandangan hidup yang melandasi sikap si perancang system yang terarah pada kenyataan, sedangkan aspek proses ialah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual.

Menurut Omar Hamalik (2008: 126) Ciri-ciri pendekatan pembalajaran ada dua cirri utama pendekatan system pembelajaran, yakni (1). Pendekatan system sebagai suatu pandangan tentu mengenai proses pembelajaran dimana berlangsung kegiatan belajar megajar, terjadinya interaksi antara siswa dan guru, dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar secara efektif;(2). Penggunaan metodologi untuk merancang system pembelajaran, yang meliputi prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penilaian keseluruhan proses pembelajaran, yang tertuju ke pencapaian tujuan pembelajaran tertentu (konsep, prinsip, keterampilan, sikap dan nilai, kreativitas). Dengan metodologi ini akan dihasilak suatu system pembelajaran yang memanfaatkan sumber-sumber manusiawi dan non manusiawi secara efisien dan efektif.

Menurut Roestiyah N.K (1998:8) belajar adalah suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan pada individu, sedangkan mengajar adalah menciptakan system lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. System lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan intruksional yang


(11)

ingin dicapai, materi yang di ajarkan guru, siswa, jenis kegiatan yang di lakukan, serta sarana dan prasarana.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, menyusun rencana pembelajaran sangat dibutuhkan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan usaha mencapai tujuan dapat tercapai. Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan

pembelajaran dapat dikatakan terjadi proses perubahan prilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu pengalaman.

Dari penjabaran konsep pembelajaran tersebut, maka dapat di identifikasikan dua aspek penting yang ada dalam kegiatan pembelajaran. Aspek pertama adalah aspek hasil belajar yakni perubahan perilaku pada diri siswa. Aspek kedua adalah aspek belajar yakni sejumlah pengalaman intelektual, emosional, dan fisik pada diri siswa.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:136) tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran disekolah secara oprasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi dirinya sendiri. Kegiatan pengajaran seringkali di dasarkan pada dua premis yang terkadang tidak di ungkapkan secara jelas, yaitu :

1. Siswa belajar sesuatu bukan karena hal yang dipelajari menarik atau menyenangkan baginya, tetapi siswa belajar hanya ingin menghindarkan diri dari ketidaksenangan bila ia tidak belajar. Berdasarkan premis ini, timbul tindakan yang mengondisikan adanya ancaman tidak naik kelas, nilai rendah, hukuman dan yang lain, agar siswa belajar.


(12)

2. Guru merupakan motor penggerak yang membuat siswa terus-menerus belajar, dari pihak siswa tiada kegiatan belajar spontan. Siswa seringkali dipandang sebagai gentong kosong yang harus diisi oleh guru dengan air pengetahuan.

Dengan adanya dua premis seperti yang di ungkapkan tersebut mengakibatkan kegiatan pembelajaran cenderung menjadi kegiatan “penjajahan” atau “penjinakan” dari pada sebagai kegiatan pembelajaran dan pemanusiaan. Terjadinya penjajahan atau penjinakan, karena siswa benar-benar di jadikan objek kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dikembangkan beberapa pendekatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran tidak hanya sebatas kegiatan penjajahan atau penjinakan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:158-170) pendekatan pembelajaran antara lain : 1. Pengorganisasian siswa 2. Pembelajaran secara kelompok 3. Pembelajaran secara klasikal.

B. Prinsip-Prinsip Pengembangan Pengalaman Belajar

Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang di temukan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relative berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam mengajar. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motifasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual.

1. Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peran yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengalaman informasi terungkap bahwa tanpanya adanya perhatian tak


(13)

mungkin terjadi belajar, menurut Gage dan Berliner dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:42). Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhanya. Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang

menggerakkan aktivitas seseorang motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motvasi merupakan salah satu tujuan dalam

mengajar. Sedangkan sebagai alat, motivasi merupakan salah satu factor seperti halnya inlelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan

keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan. 2. Keaktifan

Kecenderungan psikologi dewasa ini mengenggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai

kemampuan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi bila anak aktif mengalami sendiri.

3. Keterlibatan langsung/berpengalaman

Edgar Dale dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:45), dalam penggolongan

pengalaman belajar yang di tuangkan dalam kerucut pengalamanya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamatisecara

langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

4. Pengulangan

Prinsip pengulangan dalam belajar sangat penting walaupun dengan tujuan yang beda. Yang pertama pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa sedangkan yang


(14)

kedua dan ketiga pengulangan untuk membentuk respon yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan. Walaupun kita tidak dapat menerima bahwa belajar adalah pengulangan seperti yang dikemukakan di atas, karena tidak dapat di pakai untuk menerangkan semua bentuk belajar, namun prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran. Dalam belajar masih tetap di perlukan

latihan/pengulangan. 5. Tantangan

Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dalam belajar dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.

6. Balikan dan penguatan

Format sajian pembelajaran yang berupa Tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode ini akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan semangat.

7. Perbedaan individual

Perbedaan individual sangat berpengaruh dapa cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran.


(15)

Dalam kegiatan belajar-mengajar guru dihadapkan pada siswa, guru berusaha

menyampaikan suatu hal yang disebut pesan. Para pakar teori belajar masing-masing mengembangkan strategi pembelajaran berdasarkan beberapa sudut pandang yaitu :

1. Pembelajaran penerimaan (reception lerning)

Pendekatan ini bisa disebut juga dengan proses informasi yang mencangkup penerimaan terhadap prinsip-prinsip umum,aturan-aturan serta ilustrasi khusus. Pengujian dilakukan dengan tes yang menuntut pernyataan ulangmengenai prinsip-prinsip dan contoh yang telah diberikan.

2. Pembelajaran Penemuan ( discovery learning)

Belajar penemuan dapat juga disebut juga proses pengalaman, siswa melakukan tindakan dan mengamati pengaruh-pengaruhnya. Pengaruh tersebut mungkin sebagai ajaran atau hukuman atau mungkin memberikan keterangan mengenai hubungan sebab akibat, siswa membuat kesimpulan atas prinsip-prinsip umum berdasarkan pemahaman terhadap pembelajaran.

3. Pembelajaran penguasaan (mastery learning)

Belajar tuntas adalah strategi pembelajaran yang di individualisasikan dengan menggunakan kedekatan kelompok. Pendekatan ini memungkinkan para siswa belajar bersama-sama dengan memperhatikan bakat dan ketekunan siswa,

pemberian waktu yang cukup, dan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan. 4. Pembelajaran Terpadu (unit learning)

Pendekatan pembelajaran terpadu berpangkal dari teori psikologi Gestalt. Pembelajaran terpadu adalah suatu system pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah atau proyek, yang dipelajari atau dipecahkan oleh siswa baik secara individual maupun secara kelompok dengan metode yang bervariasi dan dengan bimbingan guru guna mengembangkan pribadi siswa secara utuh dan terigregrasi.


(16)

D. Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang di gunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upanya mencapai tijuan kurikulum. Satu metode mengandung pengertian terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswadalam proses pembelajaran. Metode dilaksanakan melalui prosedur tertentu. Dewasa ini, keaktifan siswa belajar mendapat tekanan utama dibandingkan dengan keaktifan siswa yang bertindak sebagai fasilitator dan

pembimbing bagi siswa. Karena itu, istilah metode yang lebih menekankan pada

kegiatan guru,selanjutnya diganti dengan istilah strategi pembelajaran yang menekankan kepada kegiatan siswa.

Metode atau strategi pembelajaran menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh siswa dan guru.dalam hubungan ini, ada tiga alternative pendekatan yang dapat digunakan, yakni :

1. Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran, di mana materi pembelajaran terutama sumber dari mata pelajaran. Penyampaianya dilakukan melalui komunikasi antar guru dan siswa. Guru sebagai penyampaian pesan atau komunikator, siswa sebagai penerima pesan.

2. Pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran di laksanakan berdasarkan kebutuhan, niat dan kemampuan siswa. Dalam pendekatan ini lebih banyak digunakan metode dalam rangka individualisasi pembelajaran. Seperti belajar mandiri, belajar modular, paket belajar dan sebagainya.

3. Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat. Pendekatan ini bertujuan mengintegrasikan sekolah dan masyarakat untuk memperbaiki kehidupan


(17)

sekolah atau siswa berkunjung ke masyarakat. Metode yang digunakan terdiri dari : karyawisata, nara sumber, kerja pengalaman, survai, proyek pengabdian/pelayanan masyarakat, berkemah dan unit.

E. Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan

meningkatkan individu secara organic, neuromaskular, perceptual, kognitif dan

emosional, dalam rangka system pendidikan nasional. Departemen Pendidikan Nasional (2004:1) pendidikan jasmani adalah satu proses pendidikan seorang baik sebagai

perorangan ataupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Abdul Ghofur yang dikutip oleh Arma dan Agus (1994:5). Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani siswa di sosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga.

Suparman (2000:7) mengatakan bahwa pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajaranya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi dan seimbang.


(18)

Pembinaan dan pengembangan pendidikan jasmani merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang bertujuan pada peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, serta mencapai pertumbuhan fisik dan mental. Hal ini sesuai pendapat Syarifuddin (1990:2), yang mengartikan pendidikan jasmani adalah suatu susunan kegiatan manusia yang direncanakan untuk merancang dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan dan perkembangan, kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai dan sikap bagi warga Negara sebagai kelengkapan dari pendidikan.

Melalui program pendidikan jasmani yang teratur, terencana,terarah dan terimbang, diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Liputan tujuan itu terdiri dari pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial dan moral spiritual.

Lutan (1999-2000:1) mengatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses

pendidikan.karena itu pula, tujuanpun bersifat mendidik. Dalam pelaksanaanya aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan jasmani adalah proses ajar melalui aktivitas jasmani, dan sekaligus pula sebagai proses ajar untuk menguasai keterampilan jasmani.dari

penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat seutuhnya. Pendidikan jasmani mengemban misi pendidikan, sebab tujuan yang ingin di capai selaras dengan tujuan pendidikan pada umumnya. Karena itu, pelaksanaanya pun selalu memperhatikan praktik-praktik yang bersifat mendidik. Melalui aneka


(19)

pengalaman belajar berupa aktivitas jasmani yang terpilih, baik berupa bermain maupun kegiatan olahraga, upaya itu dilaksanakan secara terencana dan teratur untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Pendidikan selalu berorientasi untuk menyongsong masa depan. Karena dikenal tujuan jangka panjang yang akan tercapai selama masa yang cukup panjang (20-25 tahun), dan tujuan jangka menengah (5-10 tahun) sebagai sasaran antara mencapai tujuan jangka panjang tersebut.

Dalam proses belajar mengajar yang berlangsung secara terencana dan berulang-ulang, terjadi suasana saling mempengaruhi, dengan catatan pihak guru pendidikan jasmani bertugas untuk mengelola tiga hal : (1) perilaku peserta didik, (2) tugas ajar, dan (3) menciptakan atmosfir belajar.

Pendidikan jasmani dan kesehatan mempunyai peran penting dalam pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam memantapkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial serta emosional yang selaras dan sebanding. Dalam Suparman (2000:7).

Bucher dalam Samsudin (2006) mengemukakan tujuan pendidikan jasmani sekolah dasar yaitu :

1. Anak harus dipandang sebagai individu dengan kebutuhan fisik, mental emosional dan sosial yang berbeda.

2. Keterampilan gerak dan kognitif harus mendapat penekanan.

3. Anak harus meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, kelenturan, kemampuan dan koordinasi serta harus belajar bagaimana faktor-faktor tersebut memainkan peran dalam peningkatan kebugaran jasmani.


(20)

4. Pertumbuhan sosial dalam olahraga harus harus menjadi bagian penting dari semua program.

Fokus program pendidikan jasmani sekolah dasar :

1. Program penjas harus memberikan kesempatan untuk memperoleh kesenangan, belajar keterampilan baru dan belajar sebagai cabang olahraga.

2. Anak juga membutuhkan latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

3. Pada tingkat usia ini hamper pasti bahwa pendidikan jasmani dipanang sebagai tempat untuk membentuk persahabatan yang baru.

4. Anak juga menekankan bahwa program pendidikan jasmani memberikan kesempatan untuk beraksi (show off) dan juga mampu menghilangkan ketegangan.

F. Belajar Mengajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiranya tentang

belajar”. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi secara terus menerus yang hasilnya dapat dilihat secara menetap. Dalam belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, diantaranya adalah factor internal dan factor eksternal. Factor internal berasal dari dalam diri siswa diantaranya niat, motifasi, kecerdasan, kondisi, pancaindra. Factor eksternal diantaranya adalah lingkungan, sarana belajar, guru dan kurikulum, dalam Syaiful Bahri Djaramah (2002).

Mengajar memerlukan suatu ilmu. Oleh karena itu bagi seorang pendidik atau guru yang akan mendidik dan mengajar diperlukan ilmu tersebut, yang dinamakan ditaktik.

Diktaktik adalah suatu istilah dari bahasa yunani : Didascein yang berarti “saya mengajar” atau ilmu mengajar atau ilmu yang mempelajari dan member syarat-syarat umum yang diperlukan untuk memberikan pelajaran dengan baik kepada murid dan


(21)

orang lain. Jadi ditaktik memberikan petunjuk-petunjuk umum untuk mengajar, dan berlaku untuk segala pelajaran dalam mata pelajaran apapun, dalam mengajar ada 3 faktor yang harus diperhatikan Roestiyah N.K (1998:1) :

1. Pengajar – yang mengajar, yang memberikan bahan, yang memotivasi. 2. Pelajar – yang menerima, yang menyerap dan menggunakanya.

3. Bahan pelajaranya.

Nasution (1994:114) mengatakan bahwa mengajar adalah pekerjaan transformatif yang dilakukan oleh seorang guru atau oleh suatu tim dalam rangka mengoptimalisasikan pencapaian tingkat kematangan dan tujuan belajar anak didik.

Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses membimbing siswa/anak didik dalam kegiatan belajar baik formal maupun non formal yang

dilakukan secara berkesinambungan dan terstruktur.

G. Belajar Gerak

Pengertian belajar gerak tidak lepas dari pengertian belajar pada umumnya. Belajar gerak merupakan bagian dari belajar. Belajar yang menekankan pada aktivitas gerak tubuh disebut belajar gerak.

Soedarminto (1993-197) mengatakan bahwa gerak merupakan kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari titik pandang tertentu, sekali hal ini sudah dilakukan maka gerak itu, tanpa memikirkan gerak itu transkusi atau rotasi maka dengan itu dapat ditemukan jarak dan arah dari titik pangkalnya. Jadi pengertian gerak

perpindahan tempat ketempat lain sesuai dengan tujuan tertentu.

Lutan (1998) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, (1) lokomotor,(2) gerak non lokomotor, (3) manipulative. Lutan (1998) mendefinisikan


(22)

gerak lokomotor adalah” gerak yang digunakan untuk mempermudah tubuh dari suatu tempat ketempat lain atau memproyeksikan tubuh keatas misalnya : jalan, lompat dan berguling”. Gerak non lokomotor” adalah keterampilan yang dilakukan tanpa

memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun tangan atau bagian tubuh yang lain. Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi mata kaki, mata tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.

Toho Cholik Mutohir Cholik (2004:1) mengatakan bahwa belajar keterampilan dan kemampuan motorik merupakan sesuatu yang berkembang secara terus menerus sesuai dengan tingkat perkembanganya. Perilaku motorik adalah tanggapan atau reaksi anak yang berwujud dalam gerakan (sikap) badan, dalah Toho Cholik Mutohir Cholik (2004:25). Ahli lain berpendapat bahwa perilaku adalah fungsi seluruh syaraf yang dilakukan oleh stuktur subkortikal yang terletak di daerah basal otak.

Dalam kehidupan manusia, keterampilan motorik memegang peran yang sangat pokok. Orang yang memiliki suatu keterampilan motorik mampu melakukan suatu rangkaian gerak jasmani dalam urutan tertentu, dalam mengadakan koordinasi antar gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu. Keterampilan semacam itu disebut “motorik” karena otot, urat dan persendian terlibat secara langsung sehingga keterampilan sungguh-sungguh berakar dalam kejasmanian, dalam Nasution (1994:18). Dalam proses belajar keterampilan motorik tidak hanya perubahan yang bersifat psikomotorik yang dicapai, tetapi juga bersifat kognitif dan efektif. Seperti yang di ungkapkan oleh Schmidt yang dikutip oleh Lutan (1998:102), bahwa belajar motorik


(23)

adalah seperangkat proses yang berlainan dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku terampil.

H. Bermain Bulutangkis

Bulutangkis adalah sebuah cabang olshrsgs ysng memukul dan menangkis bola yang terbuat dari bulu. Permainan ini dilakukan oleh dua orang (tunggal) atau empat orang (ganda).

Permainan ini menggunakan rangkaian bulu yang ditata dalam sepotong gabus sebagai bolanya dan raket sebagai alat pemukulnya, di atas sebidang lapangan. Inti permainan ini adalah memasukan kok dilapangan lawan melalui net setinggi 1,55 meter dari lantai. Jarring ini membatasi kedua bagian lapangan dimana para pemain berdiri dan

melakukan gerakan-gerakan tipuan (Pendidikan Jasmani SMK Jilid 3 Tingkat III). Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang membutuhkan daya tahan keseluruhan, di samping menunjukkan cirri sebagai aktivitas jasmani yang memerlukan kemampuan anaerobic, jika disimak hanya dari aspek pelaksanaan pukulan satu persatu. Namun rangkaian gerakan secara keseluruhan yang dilaksanakan dalam satu permainan, menunjukkan sifat sebagai cabang olahraga anaerobic-anaerobik dominan. Cirri ini disimpulkan dari sifat cabang olahraga bulutangkis berdasarkan tuntunan kondisi fisik. Tidak dipungkiri bahwa cabang ini memerlukan kecepatan dan mobilitas pergerakan di kombinasikan dengan agilitas yang biasanya dimanfaatkan untuk menutup lapangan atau untuk mengejar kok kesegala arah. Pergerakanya cepat dan disusul dengan perubahan arah, baik kemuka, kebelakang, ke samping kiri dan kanan.


(24)

Seluruh gerakan yang ada dalam bulutangkis bersumber dari tiga keterampilan dasar, yaitu keterampilan lokomotor, keterampilan non lokomotor, dan keterampilan

manipulatif. Subarjah (2000:17). Dalam rumpun gerak lokomotor meliputi gerakan menggeser,melangkah, berlari, memutar badan dan melompat. Dan gerak non lokomotor meliputi dari sikap berdiri (stance) saat servis atau menerima servis, gerak melenting, menjangkau, atau merubah berbagai posisi badan. Sedangkan dalam rumpun gerak manipulatif terwakili oleh adanya gerakan memukul kok dengan raket dari berbagai posisi.

Berkaitan dengan kecakapan bermain bulutangkis ini Subarjah (2000:21)

mengemukakan bahwa “untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik, kita lebih dahulu menguasai beberapa teknik atau keterampilan dasar permainan ini (bulutangkis)”. Dan Poole (2002:11) mengatakan bahwa “dengan keterampilan dasar seseorang sudah dapat memainkan pertandingan bulutangkis”. Hal yang sama juga dikatakan oleh Arma (1994:186) bahwa “dengan menguasai keterampilan dasar saja seorang telah dapat bermain bulutangkis seseorang akan terwujud bila telah menguasai beberapa teknik atau keterampilan dasar permainan bulutangkis.

I. Teknik Dasar Bulutangkis

1. Pegangan Raket (grip)

Bulutangkis dikenal sebagai olahraga yang banyak menggunakan pergelangan tangan. Karena itu, benar tidaknya cara memegang raket akan sangan menentukan kualitas pukulan seseorang. Salah satu teknik dasar bulu tangkis yang sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap calon pebulutangkis adalah pegangan raket. Cara dan teknik pemegangan raket yang betul, merupakan modal penting untuk dapat bermain


(25)

dari sejak awal, sulit sekali meningkatkan kualitas permainan. Pegangan raket yang benar adalah dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan semua jenis pukulan dan permainan bulutangkis dimana raket harus di pegang dengan menggunakan jari-jari tangan (ruas jari-jari tangan ) dengan luwes, rileks, namun harus tetap bertenaga pada saat memukul kok. Hindari memegang raket dengan cara menggunakan telapak tangan (seperti memegang golok).

Teknik memegang raket yang di anggap baik adalah teknik memegang yang dapat digunakan untuk menerima atau mengembalikan kok dengan mudah. Bagian

pegangan raket dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas dan bagian bawah. Memegang raket pada bagian atas biasanya dilakukan pada waktu melakukan pukulan yang cepat atau pada saat bertahan. Sedangkan pegangan bawah banyak dilakukan pemain pada waktu melakukan serangan terutama pada waktu melakukan smesh. Memegang raket pada umumnya dapat dilakukan dengan cara Backhand .

Untuk tahap awal para pemula biasanya diajarkan cara memegang raket Backhand.

Pegangan raket yang benar dengan memanfaatnkan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul kok, dapat meningkatkan mutu pukulan dan mempercepat laju jalanya kok, dalam Icuk Sugiarto, (2004).

Cara memegang raket Backhand

- Satu satunya perbedaan cara pegangan “backhand” adalah letak ibu jari yang dipindahkan dari kedudukan melingkari sisi pegangan raket menjadi posisi tegak pada sudut kiri atas dari pegangan tersebut. Ini memungkinkan anda

menggunakan sisi dalam dari ibu jari sebagai pengungkit ketika melakan gerakan memutar lengan dan tangan pada pukulan “backhand”


(26)

1) Peserta dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes, dan tetap rileks, tetapi mempunyai tenaga.

2) Lakukan gerakan raket kea rah kanan, dan kiri, dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan. Begitu juga gerakan kedepan dan kebelakang. Sehingga terasa betul terjadi perubahan pada pergelangan tangan.

3) Gerakan pergelangan tangan ke atas dank e bawah

4) Memukul kok ke tembok dengan menggunakan raket yang telah dimodifikasi.

2. Sikap dan Posisi Tubuh Gerak Dasar Backhand Bulutangkis

Bulutangkis

1. Sikap posisi dan berdiri di lapangan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah :

a) Harus berdiri sedemikian rupa, sehingga berat badan tetap berada pada kedua kaki dan tetap menjaga keseimbangan tubuh.

b) Tekuk kedua lutut,berdiri pada ujung kaki, sehingga posisi pinggang tetap tegak dan rileks. Kedua kaki terbuka sejajaratau salah satu kaki diletakkan di depan kaki lainya.

c) Kedua lengan dengan siku bengok pada posisi disamping badan, sehingga lengan bagian atas yang memegang raket tetap bebas bergerak.

d) Raket harus dipegang sedemikian rupa, sehingga kepala (daunya) raket berada lebih tinggi dari kepala.


(27)

e) Senantiasa waspada dan perhatikan jalanya kok selama permainan berlangsung.

2. Sikap dan tahap kerja langkah kaki

Beberapa faktor yang harus diperhatikan

adalah :

a) Senantiasa berdiri dengan sikap posisi yang tepat diatas lapangan.

b) Lakukan gerakan langkah kedepan, kebelakang kesamping kanan dan kiri pada saat memukul kok, sambil tetap memperhatikan keseimbangan tubuh.

c) Gerak langkah sambil meluncur cepat, sangat efektif sebagai upaya untuk memukul kok.

d) Hindari berdiri dengan telapak kaki dilantai (bertelapak) pada saat menunggu datangnya kok, atau pada saat bergerak untuk memukul kok.

J. Pengertian Sarana Dan Prasarana

Istilah sarana mengandung arti sesuatu yang dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam pembelajaran penjaskes. Termasuk didalamnya peralatan (apparatus), yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan siswa untuk melakukan kegiatan diatasnya, didalamnya atau diantaranya atau dibawahnya contohnya raket, dan shuttle coock. Sedangkan perlengkapan (device) yaitu sesuatu yang melengkapi kebutuhan prasarana. Contohnya : net, bendera, garis batas, dll. Jadi sarana olahraga dapat di definisikan sebagai peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga Samsudin (2006).

Prasarana berarti segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau pembangunan). Dalam olahraga prasarana didefinisikan sebagai


(28)

sesuatu yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relative permanen. Salah satu sifat tersebut adalah ‘susah dipindahkan’. Prasarana olahraga juga dapat didefinisikan sebagai tempat atau ruang termasuk lingkungan yang digunakan untuk kegiatan olahraga dan atau penyelenggaraan keolahragaan. Undang-Undang Republik Indonesia NO 3 (2005)

K. Hakikat Modifikasi

Minimnya sarana dan prasarana yang tidak sesuai dalam melakukan pembelajaran, akan terjadi kendala untuk mencapai tujuan dalam belajar, ini menurut seorang guru harus lebih kreatif. Guru harus bisa memodifikasi alat pemanfaatan prasarana dan sarana seadanya. Pemberian materi pembelajaran dengan menggunakan peralatan sederhana dilapangan atau alat bantu buatan guru sendiri dinamakan pembelajaran dengan modifikasi.

Secara harfiah modifikasi berarti perubahan., dan bila dikaitkan dengan gerakan maka dapat diartikan adanya perubahan cara melakukan gerak dasar Backhand dan alat yang digunakan. “Modifikasi diartikan menganalisis sekaligus mengembangkan materi

pembelajaran dengan cara meruntunkanya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya Samsudin (2006:71). Pengertian tersebut mengandung makna bahwa dalam belajar keterampilan gerak dasar Backhand

bulutangkis pada peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pengalaman gerak, dan fasilitas dan peralatan yang tersedia.

Samsudin (2006:72) mengemukakan tujuan modifikasi sebagai berikut : 1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran.

2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpatisipasi. 3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.


(29)

1. Modifikasi Raket Bulutangkis

Modifikasi raket dilakukan untuk meminimalisir kesulitan siswa dalam melakukan gerak dasar Backhand bulutangkis sekaligus untuk merangsang kemampuan siswa tersebut. Panjang raket asli tidak seimbang dengan tinggi badan siswa SD sehingga membuat siswa sering melakukan kesalahan dalam melakukan gerak dasar Backhand

bulutangkis. Oleh karena itu raket dimodifikasi dengan menggunakan bahan dasar papan/triplek yang dibentuk menyerupai raket asli dengan panjang pegang dirubah menjadi panjang 40 cm dan garis tengah antara 12 cm-15 cm.

2. Modifikasi Shuttlecock

Shuttlecock yang biasanya juga disebut kok, biasanya terbuat dari bulu angsa buatan pabrik, umumnya sudah memiliki standar yang di tentukan IBF. Berat kok sekitar 5,67 gram. Bulu angsa yang menancap digabus yang dibungkus kulit berwarna putih berjumlah antara 14-16 buah, dan di ikat dua tali agar tidak mudah lepas. Modifikasi shuttle kok dilakukan untuk menyesuaikan dengan modifikasi yang dilakukan pada raket. Modifikasi raket yang dibuat dari bahan papan/triplek mengharuskan

menggunakan kok yang terbuat dari bahan karet yang diberi rumbai-rumbai plastic atau bulu-bulu ayam yang di tancap-tancapkan, sehingga hasil pantulanya lebih sempurna.

3. Modifikasi Net

Modifikasi net dilakukan untuk menyesuaikan dengan postur tubuh siswa SD dan sekaligus untuk merangsang siswa agar lebih aktif dan kreatif. Net dibuat lebih rendah agar hasil pukulan siswa mampu mencapai tinggi net. Tinggi net asli pada lapangan bulutangkis yang biasanya dihitung dari lantai hingga ke ujung tiang 1,55 meter, maka


(30)

dikurangi hingga menjadi sekitar 130 cm, net yang biasanya dibuat dari nilon atau buatan pabrik diubah menjadi bahan tali raffia ridangkai menyeruapai net asli.

4. Modifikasi Lapangan

Ukuran lapangan dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan kemampuan jangkauan siswa. Ukuran lapangan yang tadinya berukuran untuk ganda berukuran panjang 13,40 meter dan lebah 6,10 meter, serta untuk tunggal berukuran panjang 13,40 meter dan lebar 5,18 meter, diubah menjadi lebah 4 meter dan panjang 8 meter.

L. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar keguanaanya dalam penyelidikan ilmiah karena dapat menjadi penuntun kearah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus di cari pemecahnya. Semua istilah hipotesis dari bahasa yunani berasal dari dua penggalan kata yaitu “hupo” (sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori) karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenaranya, maka perlu diuji kebenaranya. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul, dalam Arikunto (2002). Berdasarkan keterangan fikir telah disampaikan, maka diajukan hipotesis yaitu :

Ha

: “ Jika menggunakan alat

modifikasi meningkatkan kemampuan

gerak dasar Backhand bulutangkis siswa SD”. Ha.1


(31)

mandiri kedinding meningkatkan kemampuan gerak dasar Backhand bulutangkis siswa SD.

Ha.2 :” Jika menggunakan raket dank ok modifikasi serta latihan memukul secara berpasangan meningkatkan kemampuan gerak dasar Backhand

bulutangkis siswa SD.

Ha.3 :”Jika menggunakan raket, kok, net dan lapangan modifikasi serta

latihan memukul secara berpasangan dilapangan bulutangkis, meningkatkan kemampuan gerak dasar Backhand bulutangkis siswa SD.


(32)

I. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) atau disebut juga dengan Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Focus penelitian tindakan kelas (PTK) adalah pada siswa atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, dalam Aqib (2006). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaborafif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Masalah berawal dari guru.

2. Tujuanya memperbaiki pembelajaran.

3. Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian. 4. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.

5. Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti.

Sedangkan tujuan utama dari penelitian tindakan kelas (PTK) adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan serta untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan actual pembelajaran di kelasnya atau di sekolahnya sendiri.


(33)

Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitiansampai tiga siklus dan setiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran atau spiral yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Seperti yang di gambarkan di bawah

Gambar 5. Siklus Tindakan Kelas Depdikbud (1999)

Keterangan gambar :

A = Merencanakan (rencana) : tindakan apa yang dilakukan untuk

memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap yang di inginkan.

B = Melaksanakan (tindakan) : apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang di inginkan.

C = Observasi : mengamati atas hasil yang dilaksanakan tes.

D = Refleksi : peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil dari berbagai kriteria.

B. Rancangan Penelitian dDdD

dDdC

dDdB dDdD dDdC

dDdB dDdD dDdC

dDdB dDdI dDdII dDdIII


(34)

Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai tiga siklus (emanbelas kali pertemuan) dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda tetapi saling berkaitan. Dalam pelaksanaanya, setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya.

Siklus I

1. Pertemuan pertama adalah tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam bermain bulutangkis.

2. Pertemuan yang selanjutnya adalah pemberian materi bagaimana cara memegang raket Backhand serta memukul bola mandiri dengan menggunakan alat-alat yang telah dimodifikasi, diakhir pembelajaran dilakukan tes akhir dari siklus pertama namun awal dari siklus kedua, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa setelah diberi materi pegangan raket Backhand.

Siklus II

1. Siklus kedua diberikan materi bagaimana cara melakukan gerakan langkah kai, teknik dasar Backhand bulutangkis serta memukul bola secara berpasangan dengan menggunakan alat-alat (raket dank kok) yang telah dimodifikasi.

2. Diakhir pembelajaran dilakukan tes akhir dari siklus kedua namun awal dari siklus ketiga, tujuanya untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa setelah diberikan materi gerakan langkah kaki, teknik dasar Backhand bulutangkis serta memukul bola secara berpasangan.

Siklus III

1. Siklus kedua diberikan materi bagaimana cara melakukan gerak dasar Backhand bulutangkis secara keseluruhan mulai dari pegangan raket, gerakan langkah kaki dan


(35)

keterampilan gerak dasar Backhand bulutangkis menggunakan alat-alat (raket, kok, net dan lapangan).

2. Diakhir pembelajaran dilakukan tes yang terakhir dari seluruh siklus yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa setelah diberikan materi gerak dasar Backhand bulutangkis secara keseluruhan mulai dari pegangan raket Backhand, gerakan langkah kaki, latihan memukul bola mandiri, dari memukul bola secara berpasangan.

C. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Bulutangkis Siklus I

1. Rencana

a. Menyiapkan scenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatanyang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan penutup.

b. Menyiapkan instrument penelitian berupa indicator-indikator gerak dasar Backhand bulutangkis yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan gerakan akhir.

c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handicame atau kamera) d. Menyiapkan alat-alat bulutangkis untuk memproses pembelajaran.

e. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran bulutangkis khususnya gerak dasar Backhand.


(36)

a. Siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya raket dan siswa terbagi dengan merata setiap barisnya.

b. Menjelaskan pentingnya gerakan kaki, tangan, perkenaan bola, gerakan badan dan mempraktekan gerak dasar Backhand bulutangkis dari tahap persiapan,

pelaksanaan dan gerakan lanjutan.

c. Melakukan gerak dasar Backhand bulutangkis kedinding dengan menggunakan raket dank ok yang telah dimodifikasi.

d. Setiap siswa melakukan sebanyak 5x gerakan secara bergantian.

e. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengoreksi kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.

3. Observasi

a. Darihasil observasi, diamati apakah suasana dengan melakukan gerak dasar Backhand bulutangkis kedinding menggunakan raket dank ok yang telah dimodifikasi dapat berjalan dengan baik.

b. Setelah tindakan dilakukan,diamati, dan dikoreksi memberikan waktu

pengulangan, dievaluasi dari hasil tindakan pada siklus pertama. Posisi tahap persiapan, pelaksanaan dan gerak akhir.

4. Refleksi

a. Dari data hasil observasi disimpulkan dan di diskusikan. b. Di diskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.

Siklus II 1. Rencana

a. Menyiapkan scenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.


(37)

b. Menyiapkan instrument penilaian berupa indicator-indikator gerak dasar Backhand bulutangkis yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan gerakan akhir.

c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handicame atau kamera). d. Menyiapkan alat-alat bulutangkis untuk proses pembelajaran.

e. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran bulutangkis khususnya gerak dasar Backhand.

2. Tindakan

a. Langkah-langkah dalam tindakan siklus kedua adalah siswadibariskan

sesuaidenganbanyaknya raket dan siswa terbagi dengan merata setiap barisnya. b. Menjelaskan pentingnya proses kaki, tangan, perkenaan bola, gerakan badan dan

mempraktekan gerak dasar Backhand bulutangkis dari tahap persiapan, pelaksanaan gerakan dan gerakan lanjutan secara berurutan.

c. Melakukan gerakan Backhand bulutangkis berpasangan dengan menggunakan raket dank ok yang telah dimodifikasi.

d. Setiap siswa melakukan sebanyak 5x gerakan secara bergantian.

e. Diberikan pengulangan gerak dasar Backhand bulutangkis secara berurutan. 3. Observasi

a. Dari hasil observasi, diamati apakah suasana dalam proses pembelajaran dalam melakukan gerak dasar Backhand bulutangkis berpasangan menggunakan raket dank kok yang telah dimodifikasi.

b. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dari nilai atau dievaluasi dari hasil pada siklus kedua.

4. Refleksi


(38)

b. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga. Siklus III

1. Rencana

a. Menyiapkan scenario pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

b. Menyiapkan instrument penelitian berupa indicator-indikator gerak dasar Backhand bulutangkis yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan gerakan akhir.

c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handicame atau kamera). d. Menyiapkan alat-alat bulutangkis untuk proses pembelajaran.

e. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran bulutangkis khususnya gerak dasar Backhand.

2. Tindakan

a. Langkah-langkah dalam tindakan siklus kadua adalah siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya raket dan siswa tebagi dengan merata setiap barisnya.

b. Menjelaskan pentingnya gerakan kaki, tangan, perkenaan bola, gerakan badan dan mempraktekan gerak dasar Backhand bulutangkis dari tahap persiapan,

pelaksanaan dan gerakan lanjutan secara berurutan.

c. Melakukan gerak dasar Backhand bulutangkis berpasangan dengan menggunakan raket, kok, net dan lapangan yang telah dimodifikasi.

d. Setiap siswa melakukan sebanyak 5x gerakan secara bergantian.

e. Diberiakan peluang gerak dasar Backhand bulutangkis secara berurutan. 3. Observasi


(39)

a. Dari hasil observasi, diamati apakan suasana dalam proses pembelajaran dengan melakukan gerak dasar Backhand bulutangkis berpasangan menggunakan raket, kok, net dan lapangan yang telah dimodifikasi dapat berjalan dengan baik. b. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberi waktu pengulangan dan

dinilai maka dapat diketahui prosentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan. 4. Refleksi

Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.

D. Tempat dan Waktu 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu. 2. Pelaksanaan penelitian

Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian ini dari 16 x pertemuan adalah dua bulan.

E. Instrumen Penelitian

Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya. Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian gerak dasar Backhand dalam bulutangkis menurut Feir and cuning ham dalam Muhajir (1997:58). Jika siswa memenuhi setiap aspek pada pelaksanaan pembelajaran diatas maka siswa mendapat nilai 1-5. Sedang aspek-aspek dari tahap gerakan tersebut meliputi : format penilaian gerak dasarBackhand bulutangkis terlampir.


(40)

Setelah data terkumpul dari tindakan setiap siklus, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, persentase dan normative. Untuk melihat kualitas hasil tindakan setiap siklus digunakan rumus (Subagio 1991:107 dan Surisman 1997) sebagai berikut :

=

100%

Keterangan :

P : prosentase keberhasilan

F : jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar N : jumlah siswa yang mengikuti ujian tes


(41)

I. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan menggunakan alat modifikasi dapat member peningkatan ketarampilan gerak dasar Backhand bulutangkis pada siswa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Pembelajaran dengan menggunakan alat modifikasi efektif untuk menungkatkan pembelajaran Backhand bulutangkis siswa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu Tahun Pelajarn 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, selanjutnya dianjurkan beberapa saran sebagai berikut : 1. Kepada siswa kelas V SD Negeri 1 Sinarwaya Pringsewu agar selalu berupaya

meningkatkan gerak dasar Backhand bulutangkis.

2. Kepada rekan guru pendidikan jasmani baik pada jenjang pendidikan tingkat dasar maupun tingkat menengah agar dapat memanfaatkan pendekatan pembelajaran dengan alat modifikasi untuk mengajar pembelajaran bulutangkis.

3. Kepada pembaca supaya penelitian ini ditindak lanjuti kearah yang lebih luas lagi, untuk mengadakan penelitian berikutnya.


(42)

(43)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN GERAK DASAR SERVIS BACKHAND BULUTANGKIS MELALUI MODEL BERPASANGAN PADA SISWA

KELAS V

SD NEGERI 1 SINARWAYA PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh MASNURI

Skripsi

Sebagaisalahsatusyaratuntukmencapaigelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program studiPendidikanJasmanidanKesehatan Jurusanilmupendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(44)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. ModifikasiRaketBulutangkis 2. Modifikasi Shuttlecock 3. Modifikasi Net

4. ModifikasiLapangan 5. Sikluskajitidak


(45)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakang B. IdentifikasiMasalah C. RumusanMsalah D. TujuanPenelitian E. ManfaatPenelitian F. BatasanIstilah

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. PendekatanPembelajaran B. Prinsip-prinsipPengembanganPengalamanBelajar C. StrategiPembelajaran D. MetodePembelajaran E. PendidikanJasmaniSekolahdasar F. Belajarmengajar G. BelajarGerak H. BermainBulutangkis I. TeknikDasarBulutangkis J. PengertiansaranadanPrasarana K. HakikatModifikasi L. Hipotesis

III. METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian

B. RancanganPenelitian

C. Proses PembelajaranKeterampilanGerakDasarBulutangkis D. TempatdanWaktu

E. Instrument Penelitian F. TeknikAnalisis Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HasilPenelitian B. Pembahasan

1. RefleksiHasilPenelitianPeningkatanKeterampilanGerakDasar Backhand Bulutangkis


(46)

b. Siklus II c. Siklus III

2. HasilAnalisisKeterampilanGerakDasar Backhand danBulutangkis 3. DeskripsidanEfektifitasPembelajaranSetiapSiklus

C. UjiHipotesis

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan B. Saran

VI. DAFTAR PUSTAKA


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal, 2006.penelitian tindakan kelas. Yrama Widya

Arma Abdullah dan Agus Munadji,1994. Dasar-dasar pendidikan jasmani, Depdikbud Dirjen Dikti, Jakarta.

Cholik Toho Motohir dan Gusril. 2004. Perkembangan motorik pada masa anak-

anak. Proyek pengembangan dan keserasian kebijakan olahraga, direktorat jendral

olahraga depdiknas, Jakarta.

Departemen pendidikan nasional 2004. Kurikulum penjaskes, Jakarta. Depdikbud. 1999. Penelitian tindakan kelas. Depdikbud, direktorat jendral

pendidikan menengah umum. IKIP, Yogyakarta.

Depdiknas. 2003. Undang-undang republic Indonesia No 20 tahun 2003 tentang

system pendidikan nasional. Depdiknas, Jakarta.

Depdiknas. 2005. Undang-undang republic Indonesia No 3 tahun 2005 tentang

system keolahragaan nasional. Depdiknas.Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan pembelajaran. Rineka cipta, Jakarta. Grice Tony, 2007.bulutangkis petunjuk praktis untuk pemula dan lanjut. PT. raja

grafindo persada, Jakarta.

Hamalik Oemar, 2008. Kurikulum pembelajaran. Bumi aksara, Jakarta.

Lutan, Rusli, 1998. Belajar keterampilan motorik, pengantar teori dan metode. Drijen dikti, PPLPTK, Jakarta.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang.1999/2000. Pengukuran dan evaluasi

penjaskes. Buku teks setara D-III. Depdikbud jendral pendidikan dasar dan menengah,

Jakarta.

Muhajir, 1997. Pendidikan jasmani dan kesehatan untuk SMK 2. Erlangga, Bandung.

Nasution, Noehi 1994. Psikologi pendidikan. Universitas terbuka depdikbud, Jakarta.

PB PBSI, 2005. Pedoman praktis bermain bulutangkis. Jakarta. Poole james,2002. Belajar bulutangkis.CV. pionir jaya, Bandung. Poole james,2007. Belajar bulutangkis.CV. pionir jaya, Bandung.


(48)

Roestiyah N.K.1998. diktatik metodik. bumi aksara, Jakarta.

Samsudin,2006. Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

SD/MI. prenada media group, Jakarta.

Soeparman Soerdarminto.1993.kinesiologi. PPD02241/3 SKS. Jakarta.

Subarjah Herman,(2000). Pendekatan keterampilan taktis dalam pembelajaran

bulutangkis : konsep dan metode DEPDIKNAS direktoray jendral pendidikan dasar

dan menengah, penerbit direktorat jendral olahraga, Jakarta.

Sugiarto, Icuk 2004.Total badminton. Setyaki eka anugerah, Solo.

Suparman, Eddy.Dkk.2000pendidikan jasmani dan kesehatan. Angkasa, bandung.

Surisman, laporan penelitian tindakan kelas (1997), upaya meningkatkan

kreatifitas siswa melalui alat peraga dalam proses belajar mengajar matematika SD 2 segalamider Bandar lampung.

Syaiful Bahri Djamarah,2002. Psikologi belajar, PT rineka cipta, Jakarta.


(49)

DAFTAR TABEL

1. RekapitulasiRefleksiJumlahSiswa yang mendapatnilai 1-5 setiapsiklusgerakdasar Backhand Bulutangkis

2. Deskripsihasil PTK pembelajaranketerampilangerakdasar Backhand Bulutangkis 3. Rekapitulasianalisishasilpembelajaranketerampilangerakdasar Backhand

Bulutangkissiklus I

4. Rekapitulasianalisishasilpembelajaranketerampilangerakdasar Backhand Bulutangkissiklus II

5. Rekapitulasianalisishasilpembelajaranketerampilangerakdasar Backhand Bulutangkis 6. Hasilketuntasanlatihanketerampilangerakdasar Backhand


(50)

JudulSkripsi : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUK

BULUTANGKIS

PADASISWA KELAS V SDN 1

PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN2011/2012

NamaMahasiswa : MASNURI

NomorPokokMahasiswa : 1013118026

Program Studi : PendidikanJasmanidanKesehatan Fakultas : KeguruandanIlmupendidikan

Pembimbing I

Drs. Herman Tarigan, M.Pd

NIP. 196012311988031018

1. Tim Penguji

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PUKULAN GERAK DASAR SERVIS BACKHAND BULUTANGKIS MELALUI MODEL BERPASANGAN PADASISWA KELAS V SDN 1 SINARWAYA

PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN2011/2012 MASNURI 1013118026 : PendidikanJasmanidanKesehatan : KeguruandanIlmupendidikan MENYETUJUI 1. KomisiPembimbing

Drs. Herman Tarigan, M.Pd

NIP. 196012311988031018

Pembimbing II

Drs. Ade Jubaedi, M.Pd

NIP.

2. Ketua Program Studi

Drs. Wiyono, M.Pd

NIP.

PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BACKHAND MELALUI MODEL BERPASANGAN

SINARWAYA PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN2011/2012


(51)

Ketua Sekretaris Penguji

BukanPembimbing

2. DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan :

:

:

:


(52)

MOTTO

Janganmaujadipengecuthidupsekaliharusberarti

Ada yang berubah, ada yang bertahan

Karenajamantakbisadilawan

Yang pasti

Kepercayaanharusdiperjuangkan.

Janganlahhendaknyakamukuatirtentangapaunjuga, tetapi

Nyatakanlahdalamsegalahhalkeinginanmukepada Allah dalamdo’a

Dan pemahamandenganucapansyukur.

Sebelumberbuat, lihatlahterlebihdahuludariberbagaisegidan

Pertanggungjawabkanperbuatanmudenganapa yang kamuperbuat

Janganmenghindarikegegelan, sebaliknya, pelajarilahdenganhati

Hatidanpenuhimajinasikarenapastiadahikmahnya.


(53)

PERSEMBAHAN

Karyasederhanainisangan special kupersembahkanuntuk :

Allah SWT sang penciptaalamsemestauntukhidupdantalenta yang

telahdiberikan……

Istri yang amatsayasayangidankucintai…..

Keduaanak-anaku yang selalumemberikankeceriaan……


(54)

RIWAYAT HIDUP

PenulisbernamaMasnuridilahirkan di Sinarwaya 12 Maret 1969. Dari

pasanganbapakKhoiridanibuKhotmah, danmerupakananakke 1

dariempatbersaudara.

Pendidikan yang pertamaditempuhadalahSekolahDasar (SD) NegeriSinarwayapadatahun 1983tamat. SekolahMenengahPertama (SMP) Swasta di Kalirejotahun 1986tamat. Sekolah Guru Olahraga (SGO) diselesaikanpadatahun 1989. Padatahun 2004penulismelanjutkan di

Pendidikan UT Bandar Lampung. Selesaipadatahun 2006.

Demikianriwayathiduppenulissampaikandanmudah-mudahanpenulisdapatmenjadi orang yang bergunabagi Agama, Keluarga, Masyarakat, Bangsadan Negara.


(55)

SANWACANA

Assalamu’alaikumWr. Wb

Pujusyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT YangMahaPemurahdanMahaPenyayang

yang telahmelimpahkanrahmatdanhidayah-nya,

sehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsiinimeskipunjauhdarikesempurnaan.

Skripsiinidisusununtukmemenuhisalahsatusyaratdalammenyelesaikan program studi SI penjaskespadajurusanIlmuPendidikanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan.

Dalampenulisanskripsiiniberjudul “

UpayaMeningkatkanKemampuanPukulanGerakDasarServis Backhand BulutangkisMelalui Model BerpasanganPadaSiswaKelas V SD N 1 SinarwayaPringsewuTahunPelajaran 2011/2012 ”. Penulisbanyakmemperolehbantuandariberbagaipihakterutamakepadabapak Drs. Herman Tarigan, M. Pd. Selakupembimbingutama, danbapak Drs. Ade Jubaedi, M. Pd.

SelakupembimbingAkademikdansekaliguspembimbingkedua. Atasbibmbingan yang

bermanfaatdalampenyelesaianskripsiinipenulismengucapkanterimakasih.

Di sampingitupadakesempataninijugapenulismengucapkanterimakasih yangtakterhinggakepada :


(1)

JudulSkripsi : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUK

BULUTANGKIS

PADASISWA KELAS V SDN 1

PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN2011/2012 NamaMahasiswa : MASNURI

NomorPokokMahasiswa : 1013118026

Program Studi : PendidikanJasmanidanKesehatan Fakultas : KeguruandanIlmupendidikan

Pembimbing I

Drs. Herman Tarigan, M.Pd NIP. 196012311988031018

1. Tim Penguji

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PUKULAN GERAK DASAR SERVIS BACKHAND BULUTANGKIS MELALUI MODEL BERPASANGAN PADASISWA KELAS V SDN 1 SINARWAYA

PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN2011/2012 MASNURI 1013118026 : PendidikanJasmanidanKesehatan : KeguruandanIlmupendidikan MENYETUJUI 1. KomisiPembimbing

Drs. Herman Tarigan, M.Pd NIP. 196012311988031018

Pembimbing II

Drs. Ade Jubaedi, M.Pd NIP.

2. Ketua Program Studi

Drs. Wiyono, M.Pd NIP.

PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BACKHAND MELALUI MODEL BERPASANGAN

SINARWAYA PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN2011/2012


(2)

Ketua Sekretaris Penguji

BukanPembimbing

2. DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan :

:

:

:


(3)

MOTTO

Janganmaujadipengecuthidupsekaliharusberarti

Ada yang berubah, ada yang bertahan

Karenajamantakbisadilawan

Yang pasti

Kepercayaanharusdiperjuangkan.

Janganlahhendaknyakamukuatirtentangapaunjuga, tetapi

Nyatakanlahdalamsegalahhalkeinginanmukepada Allah dalamdo’a

Dan pemahamandenganucapansyukur.

Sebelumberbuat, lihatlahterlebihdahuludariberbagaisegidan

Pertanggungjawabkanperbuatanmudenganapa yang kamuperbuat

Janganmenghindarikegegelan, sebaliknya, pelajarilahdenganhati

Hatidanpenuhimajinasikarenapastiadahikmahnya.


(4)

PERSEMBAHAN

Karyasederhanainisangan special kupersembahkanuntuk :

Allah SWT sang penciptaalamsemestauntukhidupdantalenta yang

telahdiberikan……

Istri yang amatsayasayangidankucintai…..

Keduaanak-anaku yang selalumemberikankeceriaan……

Almamater-ku FKIP UNILA, tempat yang telahmendidikku


(5)

RIWAYAT HIDUP

PenulisbernamaMasnuridilahirkan di Sinarwaya 12 Maret 1969. Dari

pasanganbapakKhoiridanibuKhotmah, danmerupakananakke 1

dariempatbersaudara.

Pendidikan yang pertamaditempuhadalahSekolahDasar (SD) NegeriSinarwayapadatahun 1983tamat. SekolahMenengahPertama (SMP) Swasta di Kalirejotahun 1986tamat. Sekolah Guru Olahraga (SGO) diselesaikanpadatahun 1989. Padatahun 2004penulismelanjutkan di

Pendidikan UT Bandar Lampung. Selesaipadatahun 2006.

Demikianriwayathiduppenulissampaikandanmudah-mudahanpenulisdapatmenjadi orang yang bergunabagi Agama, Keluarga, Masyarakat, Bangsadan Negara.


(6)

SANWACANA

Assalamu’alaikumWr. Wb

Pujusyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT YangMahaPemurahdanMahaPenyayang

yang telahmelimpahkanrahmatdanhidayah-nya,

sehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsiinimeskipunjauhdarikesempurnaan.

Skripsiinidisusununtukmemenuhisalahsatusyaratdalammenyelesaikan program studi SI penjaskespadajurusanIlmuPendidikanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan.

Dalampenulisanskripsiiniberjudul “

UpayaMeningkatkanKemampuanPukulanGerakDasarServis Backhand BulutangkisMelalui Model BerpasanganPadaSiswaKelas V SD N 1 SinarwayaPringsewuTahunPelajaran

2011/2012 ”. Penulisbanyakmemperolehbantuandariberbagaipihakterutamakepadabapak Drs.

Herman Tarigan, M. Pd. Selakupembimbingutama, danbapak Drs. Ade Jubaedi, M. Pd.

SelakupembimbingAkademikdansekaliguspembimbingkedua. Atasbibmbingan yang

bermanfaatdalampenyelesaianskripsiinipenulismengucapkanterimakasih.

Di sampingitupadakesempataninijugapenulismengucapkanterimakasih yangtakterhinggakepada :


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR SERVIS BACKHAND PENDEK MELALUI MODIFIKASI ALAT DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS VIII D DI SMP NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2011/2012

1 56 71

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS PANJANG FOREHAND DALAM BERMAIN BULUTANGKIS MELALUI ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMUR PUTRI BANDAR LAMPUNG

1 12 27

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAMULYA JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 46

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR BACKHAND DALAM BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SUKAMAJU PUGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS PADA SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD N 2 KEBAGUSAN GEDONGTATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS PADA SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD N 2 KEBAGUSAN GEDONGTATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

5 53 47

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR PUKULAN BACKHAND TENIS MEJA DENGAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGRI BERENUNG KECAMATAN GEDONG TATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

5 28 53

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN GERAK DASAR SERVIS FOREHAND BULUTANGKIS MELALUI MODEL BERPASANGAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUKOHARUM PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

2 47 56

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN GERAK DASAR SERVIS BACKHAND BULUTANGKIS MELALUI MODEL BERPASANGAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SINARWAYA PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

1 14 55

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR PUKULAN BACKHAND DALAM TENISMEJA DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SD N NEGERI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 35 53