PENGGUNAAN SARANA BIDANG MIRING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR GULING DEPAN PADA PEMBELAJARAN SENAM DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH GADINGREJO

(1)

i ABSTRAK

PENGGUNAAN SARANA BIDANG MIRING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR GULING DEPAN

PADA PEMBELAJARAN SENAM DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH GADINGREJO

Oleh

WIDODO PRASETIYO

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan belajar guling depan menggunakan sarana bidang miring pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA

Muhammadiyah Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu yang berjumlah 20 siswa, dengan perincian 7 laki-laki dan 13 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes Guling depan.

Hasil penelitian menunjukkan: setiap siklus adanya peningkatan kemampuan guling depan menggunakan sarana bidang miring, dan bila dilihat dari KKM pada siklus pertama diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar sebesar 40 %, ternyata dapat meningkatkan kemampuan guling depan secara signifikan, pada siklus kedua diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 85 %, artinya hasil penggunaan sarana bidang miring sebagai upaya menumbuhkan motivasi guling depan menunjukan telah terjadi peningkatan. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kemampuan guling depan pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gadingrejo Kabupaten Pringsewu sangat efektif setelah melalui penggunaan sarana bidang miring secara berkesinambungan.


(2)

ii

Judul Skripsi : PENGGUNAAN SARANA BIDANG MIRING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BELAJAR GULING DEPAN PADA PEMBELAJARAN SENAM DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH GADINGREJO

Nama Mahasiswa : WIDODO PRASETIYO Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118082

Program Studi : Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Komisi Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002 NIP. 19580127 198503 1 003


(3)

iii

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Usman Adam, M.Pd. …………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(4)

iv

PENGGUNAAN SARANA BIDANG MIRING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR GULING DEPAN

PADA PEMBELAJARAN SENAM DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH GADINGREJO

Oleh

WIDODO PRASETIYO Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

v

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Widodo Prasetiyo

NPM : 1013118082

Tempat tanggal lahir : Pujorahayu, 01 Juli 1978

Alamat : Pujorahayu Kecamatan Negerikaton Kab. Pesawaran

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGGUNAAN SARANA BIDANG MIRING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR GULING DEPAN PADA PEMBELAJARAN SENAM DI

KELAS X SMA MUHAMMADIYAH GADINGREJO”

adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus – 20 September 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, dan apabila pernyataan ini tidak benar penulis bersedia untuk dituntut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bandar Lampung, Oktober 2012


(6)

vi

PENGGUNAAN SARANA BIDANG MIRING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR GULING DEPAN

PADA PEMBELAJARAN SENAM DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH GADINGREJO

(Skripsi)

Oleh

WIDODO PRASETIYO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita

kemanusiaan, untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan kecerdasan otak dan ketrampilan jasmani, maka sekolah-sekolah di Indonesia diberikan pendidikan olahraga. Peranan dan fungsi guru penjas yang baik akan terwujud apabila memiliki inisiatif, kreatifitas dan inovatif serta selektif dalam memilih dan menentukan suatu metode atau pendekatan pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya.

Pengertian pendidikan jasmani dalam pedoman khusus yang diterbitkan oleh Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2003, mengemukakan definisi Pendidikan Jasmani sebagai berikut : “Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didisain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif serta kecerdasan emosi”.

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani siswa di sosialisasikan kedalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Tidaklah mengherankan bahwa pendidikan jasmani


(8)

merupakan bagian pendidikan menyeluruh dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh Djamil Ibrahim. (1995) bahwa :

“Perndidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan sesorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadra dan sistematik melaului berbagai kegiatan Jasmani dalam rangka peningkatkan kemampuan dan ketrampilan jasmani,

pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Sedangkan Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam

permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi yang optimal.”

Bila disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktitifitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat seutuhnya.

B. Belajar Mengajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang “belajar”. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil dan tujuan.

Pengertian ini sangat berbeda dengan Surachmad, Winarno, (1990) adalah “Belajar dimaknai sebagai proses tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkah laku ini mencakup aspek

pengetahuan, ketrampilan dan sikap”. Tingkah laku dapat menjadi dua kelompok yaitu dapat diamati dan yang tidak. Tingkah laku yang dapat diamati disebut dengan behavoral performance, sedangkan yang tidak diamati disebut behavioral tendency. Sedangkan mengajar menurut pandangan Ratna Willis. (1988) adalah


(9)

upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar

menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif.

C. Belajar Motorik

Menurut Ratna Willis. (1988), Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut rumusan tersebut bearti bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasa latihan, melainkan perubahan prilaku. Sedangkan mengajar menurut pandangan Roestiyah. (1982 : 5 ), adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif


(10)

D. Belajar Gerak

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon muscular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh. Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerakan ketrampilan tertentu misalnya gerak-gerak ketrampilan

olahraga. Di dalam mempelajari gerakan olahraga, atlet berusaha untuk mengerti gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian apa yang dimengerti itu

dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang

dipelajari. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan mengamati gerakan kemudian mencoba menirukan berulang-ulang; menerapkan pola-pola gerak tertentu pada situasi tertentu yang dihadapi; dan juga dalam bentuk kegiatan menciptakan pola-pola gerak baru untuk tujuan tertentu.

Dalam gerak juga terdapat istikah “ranah gerak. Kata ranah adalah terjemahan dari kata “domain” yang bisa dartikan bagian atau unsur. Gerak tubuh merupakan salah satu kemampuan manusia untuk melaksanakan hidupnya. Gerak tubuh manusia bias diklasifikasikan menjadi bebrapa macam.

Rusli Lutan. (1993) membedakan gerakan tubuh manusia menjadi enam

klasifikasi. Enam klasifikasi gerakan tubuh menurut Rusli Lutan sebagai berikut: 1. Gerak refleks

2. Gerak dasar fundamental 3. Kemampuan perceptual 4. Kemampuan fisik


(11)

5. Gerak Keterampilan 6. Komunikasi non diskursif

Keenam klasifikasi tersebut merupakan suatu kesatuan yang membentuk gerakan tubuh manusia, dan merupakan suatu urutan mulai dari yang bersifat bawan sejak lahir sampai ke taraf paling tinggi yang bisa dilakukan oleh manusia.

Belajar gerak sangat berhubungan dengan latihan, maka Lutan (1988 ; 309) memaparkan sebagai berikut

“Pada waktu yang permulaan latihan, kemampuan itu barangkali memiliki kemampuan yang sama; tetapi selanjutnya kemampuan atau abilitas itu bertalian dengan kepekaan kinesthetic, dan tak bertalian dengan orientasi spatial. Ketika si pelaku semakin terampil, mereka seperti tidak menggunakan abilitas yang berbeda untuk menghasilkan suatu kegiatan ketimbang ketika masih belum terampil. Latihan menghasilkan perubahn dalam kemampuan yang melandasi suatu tugas gerak”.

Dalam hal ini jelas bahwa perubahan seperangkat kemampuan adalah akibat latihan dari waktu ke waktu. Dari penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa kegiatan belajar dalam Pendidikan Jasmani merupakan prasyarat penting untuk menguasai ketrampilan. Untuk memperoleh suatu ketrampilan olahraga

diperlukan aktivitas belajar dari tiap individu. Tanpa belajar atau berlatih tidak mungkin ada perubahan yang diharapkan pada diri seseorang, baik tingkahnya, penampilannya maupun sikapnya. Dalam hal kegiatan Pendidikan Jasmani ketrampilan itu perlu dipelajari secara sistematik dan teratur.


(12)

E. Senam

Senam yaitu latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis, dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis (depdikbud, 1988). Senam adalah istilah atau nama salah satu caabang olahraga. Sebagai cabang olahraga, senam mempunyai dominan atau daerah batas-batasan sendiri, mempunyai ruang lingkupyang tertentu. Senam terlemahan dari kata ”gymnastiek” (bahasa Belanda), ”gymnastics” (bahasa Inggris),

”thymnastiek” asal kata dari ”gymnos” (bahasa Greka). Gymnos berarti telanjang,

gymnastiek pada zaman kuno me,amg dilakukan dengan badan telanjang atau setengah telanjang. Maksutnya agar gerkan dapat dilakukan tnpa gangguan sehingga menjadisempurna. Tempat berlatih senam di zaman Yunani Kuno disebut gymnasium.

Untuk mengetahui pengertian senam, kita harus mengetahui ciri-ciri dan kaidah-kaidahnya antara lain:

1. Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau di ciptakan dengan sengaja.

2. Gerakan-geerakannya harus selalu berguna untuk menyampai tujuan tertentu (meningkatkan kelenyukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan tubuh, menambah keterampilan, menambah keindahan gerak, meningkatkan keindahan tubuh).

3. Gerakan harus selalu tersusun dan sistimatis’

Berdasar pengertian di atas, batasan senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana,disusun dengan sistimatis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis.


(13)

F. Pengertian Senam Latai

Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise, tetapi ada juga yang menamakan tumbling. Senam lantai merupakan salah satu rumpun dari senam. Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada matras. Unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di

udara,menumpu dengan tangan atau kaki untuk memperthankan sikap seimbang atau pada saatmeloncaat kedepan atau ke belakang. Bentuk latihannya merupakan gerakan dasardari senam perkakas (alat). Pada dasarnya, bentuk-bentuk katihan bagi putra dan putri adalah sama, hanya unuk putri anyak unsur gerak balet. Jenis senam juga di sebut latihan bebas karena pada waktu melakukan gerakan pesenam tidak mempergunakan suatu peralatan khusus.

G. Guling depan a. Guling depan

Yang dimaksud guling depan ialah gerakan badan berguling ke arah depan melalui bagian belakang badan (tengkuk), pinggul, pinggang, dan panggul bagian belakang. Dapat dilakuan dengan cara sebagai berikut :

1. Sikap permulaan jonngkok, pantat agak tinggi, kedua lengan lurus ke depan.

2. Luruskan tungkai badan condong kedepan, tangan menumpu pada matras selebar bahu, tarik dagu ke dada, tengkkuk pada matras.

3. Saat punggung menginai matras, bongkokkan tungkai, tarik paha ke dada, tangan menolak, gerakan guling di teruskan hingga berakhir pada sikap


(14)

jongkok, tangan melekat pada tulang kering atau tangan lurus dengan pandangan lurus ke depan.

Gambar ; 1.2. Guling depan

H. Bidang Miring

Bidang miring adalah suatu permukaan datar yang memiliki suatu sudut, yang bukan sudut tegak lurus, terhadap permukaan horizontal. Penerapan bidang miring dapat mengatasi hambatan besar dengan menerapkan gaya yang relatif lebih kecil melalui jarak yang lebih jauh, dari pada jika beban itu diangkat vertikal. Dalam istilah teknik sipil, kemiringan (rasio tinggi dan jarak) sering disebut dengan gradien Abdullah, Mikrajudin., (2007).

Bidang miring merupakan salah satu jenis alat yang digunakan untuk

memindahkan benda dengan lintasan yang miring. Dengan menggunakan bidang miring beban yang berat dapat dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi atau ke tempat yang rendah dengan lebih mudah, artinya gaya yang kita keluarkan menjadi lebih kecil bila dibanding tidak menggunakan bidang miring. Arikunto, Suharsimi., (2010).


(15)

Gambar ; 1.1. Bidang Miring

I. Model Pembelajaran

Menurut Rusli Lutan (dalam Rahmat Hermawan, 1998), bahwa beberapa model pembelajaran pendidikan jasmani menurut Mosston adalah gaya komando

(command style), pemberian tugas (task teaching), pengajaran individu (individual teaching), pengajaran berpasangan (reciprocal teaching), pengajaran kelompok (group teaching), pemecahan masalah (problem solving), dan penemuan

terbimbing (guided discovery).

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman mengajar yang selama ini dilakukan, untuk mengatasi tingkat kesulitan dan mengatasi rasa ketakutan siswa dalam melaksanakan pembelajaran gerak guling depan maka penggunaan sarana bidang miring sangat tepat untuk meningkatkan pembelajaran gerak tersebut, karena kemungkinan siswa mendapat bantuan dari bidang miring dalam melakukan gerakan tersebut sangat besar, sehingga keadaan ini menjadi motivasi pula dalam meningkatkan keberanian siswa dalam belajar gerak yang dianggap sangat kompleks tersebut.


(16)

J. Modifikasi permainan senam lantai 1. Guling depan

o Pemain : Guling depan. Tidak terbatas

o Peralatan : Menggunakan sarana bidang miring o Tempat : Gedung atau tempat bermain

o Keahlian : Kelenturan dan kelentukan tubuh

o Permainan : Tujuannya untuk mengetahui peningkatan kemampuan guling depan di lakukan oleh masing-masing siswa.

K. Kerangka Pikir

Kemampuan awal siswa adalah kemampuan yang telah dipunyai oleh siswa sebelum melakukan pembelajaran yang akan diberikan. Kemampuan awal ini menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan

disampaikan oleh guru. Kemampuan awal siswa penting diketahui oleh guru sebelum ia memulai dalam pembelajaran, karena dengan demikian dapat diketahui apakah siswa telah memiliki kemampuan yang merupakan persyaratan dalam mengikuti pembelajaran. Dengan mengetahui hal tersebut, guru akan dapat merancang pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sarana bidang miring memiliki dampak yang positif terhadap kegiatan pembelajaran yakni dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan gerak dasar guling depan siswa. Hal ini menunjukan bahwa


(17)

penggunaan sarana bidang miring sangatlah efektif dalam pembelajaran guling depan.

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

L. Hipotesis

Hipotesis merupakan petunjuk arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “Jika menggunakan sarana bidang miring diterapkan pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gadingrejo Kabupaten Pringsewu maka kemampuan guling depan dapat ditingkatkan”.

Metode

Pembelajaran Aktivitas Belajar


(18)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode. Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gadingrejo dengan alasan bahwa siswa kelas X memilki kemampuan yang kurang dalam melakukan kegiatan belajar mengajar Pendidikan Jasmani khusunya dalam senam lantai yakni Guling depan.

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.

Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :

1. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik.

2. Bersifat kolaboratif

3. Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang efektif dan efesien.


(19)

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan kemampuan ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual

pembelajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri. Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda.

Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi soasial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan professional. Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gadingrejo yang berjumlah 20 orang, dengan pertimbangan bahwa siswa di kelas tersebut mendapat nilai dibawah standar rata-rata untuk pelajaran pendidikan jasmani khususnya senam lantai yakni guling depan.


(20)

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah Gadingrejo pada siswa kelas X.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan.

D. Proses Pembelajaran Guling Depan Tes Awal

Rencana :

1. Menyiapkan RPP dalam pelajaran guling depan pada siswa kelas X

2. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran (matras). 3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 4. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan

Jasmani khusunya Senam Lantai yakni guling depan.

Tindakan :

1. Memberikan penjelasan dan mengenalkan alat yang akan digunakan pada pembelajaran di tes awal.

2. Melakukan latihan guling depan secara bergantian. 3. Menyuruh siswa melakukan gerakan guling depan.


(21)

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan serta dinilai menggunakan alat perekam yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian.

Refleksi :

1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisis, bahwa pelaksanaan tes awal dengan proses pembelajaran gerak dasar guling depan, namun masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus pertama, yang mana penulis berencana memberikan latihan guling depan Pada siklus berikutnya

Siklus I Rencana :

1. Menyiapkan RPP dalam pelajaran guling depan pada siswa kelas X 2. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran (matras,

bidang miring).

3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 4. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan

Jasmani khusunya Senam Lantai yakni guling depan.

Tindakan :

1. Memberikan penjelasan dan mengenalkan alat yang akan digunakan pada pembelajaran di siklus pertama.


(22)

2. Melakukan latihan guling depan secara bergantian.

3. Menyuruh siswa melakukan gerakan guling depan menggunakan papan dan matras yang dibuat dengan tingkat kemiringan 300.

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan serta dinilai menggunakan alat perekam yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian.

Refleksi :

1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisis, bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama dengan menggunakan media bidang miring sangat

berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar guling depan, namun masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis berencana memberikan latihan guling depan Pada siklus berikutnya

Siklus II Rencana :

1. Menyiapkan RPP dalam materi pembelajaran gerak dasar senam lantai yaitu guling depan

2. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran (matras, bidang miring).


(23)

4. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani khususnya senam lantai yakni guling depan

Tindakan :

1. Memberikan petunjuk, tentang pelaksanaan pembelajaran 2. Melakukan latihan guling depan

3. Menyuruh siswa melakukan guling depan pada matras.

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi, kemudian diberikan waktu pengulangan serta /dievaluasi menggunakan alat perekam yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian

Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan media bidang miring sangat berpengaruh

2. Karena hasil tindakan telah meningkat atau mencapai kriteria ketuntasan belajar sekita 65%5 maka tindakan berikutnya dihentikan

E. Teknik Pengumpulan data

Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial atau gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatn langsung (Kartini

Kartono, 1983 : 142). Metode ini penulis gunakan untuk mengungkap-kan data tentang kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani Senam Lantai yakni guling depan.


(24)

F. Analisis data

Setelah data terkumpul melalui tes dan pengukuran, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, prosentase dan normative. Untuk melihat hasil tindakan dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu (1) rerata mutlak, rerata kelas, dan (3) ketuntasan belajar.

Rumus yang digunakan Aqib, (2008) sebagai berikut: P = X 100 %

Keterangan:

P = Prosentase keberhasilam

F = jumlah frekuensi yang dilakukan N = jumlah siswa yang mengikuti tes

Uji persyaratan tes ini diperoleh melalui pemberian tes guling depan dengan persyaratan instrument tes sebagai berikut:

Tabel 1. Instrumen Pengambilan Data Guling depan Nama :...

Kelas : ... L/P

No Aspek Prediktor Skor Total

1 Posisi Awal - Sikap permulaan jongkok, kedua

tangan menumpu pada matras selebar bahu.

- Kedua kaki diluruskan, siku tangan


(25)

ditekuk, kepala dilipat sampai dagu menyentuh dada.

2 Pelaksanaan - Mengguling ke depan dengan mendaratkan tengkuk terlebih dahulu dan kedua kaki dilipat rapat pada dada.

- Kedua tangan melemaskan tumpuan dari matras, pegang mata kaki dan berusaha bangun

3 Sikap akhir - Kembali berusaha bangun

Berdasarkan instrument pada table diatas jadi presentase keberhasilan adalah P = X 100 %

= X 100 % = 0,25 %

G. Validnya Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga ceriteria validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau berfungsinya tindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi.


(26)

Didasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah memberikan dampak terhadap upaya meningkatkan kemampuan siswa melakukan gerakan guling depan menggunakan media bidang miring.


(27)

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Melalui media bidang miring dapat meningkatkan kemampuan guling depan pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gadingrejo kabupaten Pringsewu 2. Dengan meningkatnya kemampuan guling depan tersebut maka pembelajaran

dan aktivitas gerak pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gadingrejo bisa dikatakan efektif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka perlu diajukan beberapa saran sebagai berikut:,

1. Agar hasil penelitian ini lebih komprehensif terutama dalam upaya peningkatan atau perbaikan tingkat kebugaran jasmani bagi siswa sekolah menengah atas, sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode yang berbeda dan obyek penelitian dari aspek yang berbeda pula.

2. Perlu penelitian yang sejenis tapi pada tingkat dan jenjang pendidikan yang berbeda


(28)

3. Perlu melakukan penelitian yang sejenis pada kelas yang berbeda agar

diperoleh hasil yang dapat dijadikan perbandingan, apakah penggunaan sarana bidang miring sebagai upaya menumbuhkan motivasi belajar guling depan akan selalu efektif .


(29)

Gambar Halaman

1.GambarBidang Miring ………. 14


(30)

vi

Penulis dilahirkan di Pujorahayu pada tanggal 01 Juli 1978 dengan nama lengkap Widodo Prasetiyo, merupakan anak ke empat dari enam bersaudara, puteri pasangan Bapak Sumarwoto (Alm) dan Ibu Mugiharti (Alm). Pendidikan formal yang di tempuh penulis adalah :

1. Sekolah dasar (SD) Negeri 1 Muara Pujorahayu pada tahun 1990.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Gadingejo selesai tahun 1993.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Gadingrejo selesai pada tahun 1996.

4. Diploma III (D3) Manajemen informatika Amik Adiguna Bandar lampung selesai pada tahun 2000.

Pada tahun 2010 meneruskan jenjang pendidikan kesarjanaan pada Universitas Lampung Jurusan Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dalam Jabatan.


(31)

vii

MOTTO


(32)

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulis ini kepada :

1.

Kedua Orang Tua ku Tercinta Ayahanda Sumarwoto, (Alm)

dan Ibunda tercinta Mugiharti (Alm) atas jasa mu lah Ananda

untuk mencapai cita-cita.

2.

Ibunda ku yang telah mendidikku, memberi kasih sayang,

semangat dan nasehat serta doa demi keberhasilan ku.

3.

Istri dan anak-anak Tercinta yang telah memberi semangat,

support, masukan serta saran dalam menyelesaikan Laporan

Skripsi ini.

4.

Kepala sekolah dan rekan guru di SMA Muhammadiyah Gadingrejo

yang selalu memberi dukungan.

5.

Sahabat-sahabatku yang selalu menemani perjuanganku bersama-sama

dari awal sampai akhir masa kuliahku di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

6.

Almamater Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung tercinta


(33)

ix

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul “Penggunaan Sarana Bidang Miring Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Belajar Guling Depan Pada Siswa Kelas X SMA

Muhammadiyah Gadingrejo Kabupaten Pringsewu” adalah dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.

4. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd selaku selaku Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.


(34)

x studi.

6. Segenap Staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SMA Muhammadiyah Gadingrejo yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas X.

8. Siswa-siswi kelas X SMA Muhammadiyah Gadingrejo, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam Jabatan terutama kelompok Sukimin, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb. Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis


(35)

(36)

DAFTAR PUSTAKA

.

Abdullah, A.Manadji, A. 1994, Materi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Erlangga, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Aqib, Zainal, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Depdikbud, 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, jakarta: Balai Pustaka

Depdikbud, 1989, UU RI No. 2 Tahun 1982 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta penjelasannya. Jakarta: Balai Pustaka

Depdikbud, 1995, Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Untuk Umur 13-16 Tahun,Jakarta

Depdiknas, 2003. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta

Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford

TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria : Deakin University.

Hermawan Rahmat, 1998, Usaha Manajemen kKelas dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Yang Inovatif dan Prediktif di SDN 3 Gedung Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung, Universitas Lampung, Lampung.

Ibrahim Djamil. 1995. Makalah: Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Jakarta: Balitbang Depdikbud.

Kartono, Kartini, 1986, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Alumni Bandung. Lutan Rusli (1988) Belajar Keterampilan Motorik, P2LPTK, Jakarta

Lutan Rusli, Suherman Adang, 2000, Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes, DEPDIKNAS, DIRJEN Pendidikan Dasar dan Menengah.


(37)

Muhadjir, Noeng, 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD, Yogyakarta.

Mikrajudin, Abdullah., (2007), IPA Fisika SMP dan MTs Untuk Kelas VII, Esis, Jakarta.

Sumodisardjono, sadoso, 1990, Pengetahuan Praktisi Kesehatan dan Olahraga, PT. Gramedia, Jakarta.

Surachmad, Winarno, 1990, Pengantar Penelitian Ilmaih Dasar dan Metode Teknik, PT. Tarsiti, Bandung.

Roestiyah. 1982. Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: IKIP Jakarta.

SK Mendikbud No. 0413/ U/ 1987. Perubahan nama Pendidikan Olahraga Kesehatan (ORKES) diganti menjadi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes).


(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

Tabel Halaman

1 HasilskorPeningkatanKemampuanSiswadalamGulingDepan… 27

2.KriteriaKetuntasan Minimal (IKKM) BelajarGerakGulingDepan PadaSiswaKelas X SMA MuhammadiyahGadingrejo………28

3. RekapitulasipengambilannilaigulingdepanTesAwal ……… 29 3. RekapitulasipengambilannilaigulingdepanSiklus I ……… 31 4. RekapitulasipengambilannilaigulingdepanSiklus II ……… 34


(1)

39


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 HasilskorPeningkatanKemampuanSiswadalamGulingDepan… 27 2.KriteriaKetuntasan Minimal (IKKM) BelajarGerakGulingDepan

PadaSiswaKelas X SMA MuhammadiyahGadingrejo………28

3. RekapitulasipengambilannilaigulingdepanTesAwal ……… 29 3. RekapitulasipengambilannilaigulingdepanSiklus I ……… 31 4. RekapitulasipengambilannilaigulingdepanSiklus II ……… 34


Dokumen yang terkait

Penggunaan Sarana Bidang Miring Sebagai Upaya Menumbuhkan Motivasi Belajar Guling Depan Pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Gadingrejo Kabupaten Pringsewu”

2 53 39

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG DENGAN PENGURANGAN SUDUT KEMIRINGAN ALAT BANTU BIDANG MIRING SECARA BERTAHAP PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI SISWA KELAS V SDN 1 HARJODOWO TAHUN PELAJARAN

0 7 119

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MELALUI MODEL PERMAINAN PADA KELAS V SD NEGERI 1 MERGASANA KECAMATAN KERTANEGARA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2012

0 7 81

PENERAPAN PEMBELAJARAN URET SUSU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DI DEPAN KELAS PADA SISWA KELAS X.2 Penerapan Pembelajaran Uret Susu Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Di Depan Kelas Pada Siswa Kelas X.2 SMA Muhammadiyah 4 Andong Dengan Pembe

0 1 15

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING BELAKANG MENGGUNAKAN MEDIA BIDANG MIRING DAN AUDIO VISUAL PADA SISWAS KELAS X TKJ B SMK TEKNO-SA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 2 11

Pembelajaran Guling Depan Menggunakan Bidang Miring Bergaris Lurus Untuk Meningkatkan Hasil belajar Pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 1 Jatiyoso Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 0 19

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING DEPAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 1 GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN DENGAN MENGGUNAKAN MATRAS MIRING PADA SISWA KELAS IV SDN MARGASARI 04 KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014.

0 0 1

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI PENERAPAN BIDANG MIRING SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GEMURUH PADAMARA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 16

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN BIDANG MIRING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN SENAM LANTAI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII D SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2016 2017

0 0 18