Penggunaan Sarana Bidang Miring Sebagai Upaya Menumbuhkan Motivasi Belajar Guling Depan Pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Gadingrejo Kabupaten Pringsewu”

(1)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1 Siklus pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 14 2 Persiapan Pembelajaran Guling Kebelakang...


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... i

DAFTAR GAMBAR... ii

DAFTAR LAMPIRAN... iii

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Kegunaan Penelitian... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

A. Pendidikan Jasmani... 5

B. Belajar Mengajar... 6

C. Belajar Motorik……... 7

D. Belajar Gerak... 8

E.Senam………... 9

F. Pengertian Senam Lantai... 11

G. Roll Depan dan Roll Belakang……….. 11

H. Model Latihan Kelompok……….. 13

I. Modifikasi Permainan Senam Lantai………. 14

III. METODE PENELITIAN... 16

A. Jenis Penelitian... 16

B. Subyek Penelitian... 17 .

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian... 17

D. Rancangan Penelititan... 18

E. Teknik Pengumpulan Data... 20

F. Analisis Data…………... 21

G. Validnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 21


(3)

A..Hasil Penelitian... 22

B. Pembahasan... 23

V. SIMPULAN DAN SARAN... 27

A. Simpulan... 27

B. Saran... 27 DAFTAR PUSTAKA


(4)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1 Surat Izin Peneliitian dari FKIP Universitas Lampung

2 Surat Izin Penelitian dari Kepala Sekolah SD Negeri 2 Bulukarto ... 3 Data Hasil Penelitian setiap Siklus... 4 Instrumen Penelitian... 5 Photo Pelaksanaan Penelitian...


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1 Hasil Skor Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Guling

Belakang... 18 2 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Belajar Gerak Guling


(6)

MOTTO


(7)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulis ini kepada :

1. Kedua Orang Tua ku Tercinta Ayahanda Sumarwoto, (Alm)

dan Ibunda tercinta Mugiharti (Alm) atas jasa mu lah Ananda

untuk mencapai cita-cita.

2. Ibunda ku yang telah mendidikku, memberi kasih sayang,

semangat dan nasehat serta doa demi keberhasilan ku.

3. Istri dan anak-anak Tercinta yang telah memberi semangat,

support, masukan serta saran dalam menyelesaikan Laporan

Skripsi ini.

4. Kepala sekolah dan rekan guru di SMA Muhammadiyah Gadingrejo

yang selalu memberi dukungan.

5. ahabat-sahabatku yang selalu menemani perjuanganku bersama-sama

dari awal sampai akhir masa kuliahku di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

6. Almamater Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung tercinta


(8)

(9)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul“Penggunaan Sarana Bidang MiringSebagai Upaya Menumbuhkan Motivasi Belajar Guling Depan Pada Siswa Kelas X SMA

Muhammadiyah Gadingrejo Kabupaten Pringsewu”adalah dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 3. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd selaku selaku Penguji Utama yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan.

4. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.


(10)

6. Segenap Staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SMA Muhammadiyah Gadingrejo yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas X.

8. Siswa-siswi kelas X SMA Muhammadiyah Gadingrejo, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam Jabatan terutama kelompok Sukimin, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb. Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis


(11)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya pendidikan jaSD ni menurut Djamil (1995:1) ialah suatu bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jaSD ni dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jaSD ni, mental, sosial, serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Hasil yang diharapkan dari pendidikan jaSD ni adalah selain penguasaan berbagai

keterampilan gerak dasar juga kondisi fisik atau derajat sehat yang baik, sehingga dihasilkan tingkat kebugaran jaSD ni yang prima.

Pendidikan jaSD ni adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jaSD ni untuk memperoleh pertumbuhan jaSD ni, kesehatan dan kesegaran jaSD ni, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watakserta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila. Secara eksplisit istilah pendidikan jaSD ni dibedakan dengan olahraga. Dalam arti sempit olahraga didentikkan sebagai gerakbadan. Olahraga ditilik dari asal katanya dari bahasa jawa olah yang berarti melatih diri dan rogo (raga) berarti badan. Secara luas olahraga dapat diartikan sebagai segala kegiatan atau usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan-kekuatan jaSD niah


(12)

2

maupun rokhaniah pada setiap manusia. Definisi lain yang dilontarkan pada Lokakarya Nasional Pembangunan Olahraga (Abdul Gafur, 1983:8-9) secara eksplisit berbeda dengan pendidikan jaSD ni. Definisi tersebut dikembangkan penulis (Cholik Mutohir, 1992) sebagai berikut:

Olahragaadalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jaSD niah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jaSD ni yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusiaIndonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

Pendidikan kesehatan merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan kesehatan adalah usaha yang diberikan berupa bimbingan atau tuntunan kepada seseorang atau anak didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek pribadi (fisik, mental, sosial) agar dapat tumbuh dan berkembang secara harmonis.

Setelah munculnya SK Mendikbud RI No. 0413/U/1987 yang menyatakan bahwa pendidikan olahraga dan kesehatan (orkes) pada kurikulum yang telah disempurnakan, berubah namanya menjadi Pendidikan JaSD ni yang berlaku mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah menengah pertama (SMP). Kemudian menyusul lahirnya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 2 tahun 1989 menjadi “Pendidikan JaSD ni dan


(13)

3

Kesehatan”, yaitu sebagai salah satu bahan kajian dan pelajaran yang wajib termuat dalam isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan.

Dalam kurikulum 1994, mata pelajaran Pendidikan JaSD ni merupakan salah satu mata pelajaran inti bagi Sekolah Menengah Pertama (SMP)., bahwa tujuan pendidikan jaSD ni dan kesehatan di sekolah ialah membantu siswa untuk perbaikan derajat kesehatan dan kebugaran jaSD ni melalaui pengertian, pengembangan positif dan ketrampilan gerak dasar serta berbagai aktivitas JaSD ni, agar dapat ;

a. Memacu pertumbuhan

b. Mengembangkan kesehatan dan kesegaran jaSD ni, ketrampilan gerak dan cabang olahraga.

c. Mengerti akan pentingnya kesehatan, kebugaran jaSD ni dan olahraga terhadap perkembangan jaSD ni dan mental.

d. Mengerti peraturan dan dapat mewasiti pertandingan.

e. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan.

f. Menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang dengan bermain.

Oleh karena itu, pendidikan jaSD ni dan kesehatan di sekolah dasar ditekankan pada ;


(14)

4

b. Merangsang pertumbuhan dan perkebangan jaSD ni, serta perkembangan gerak

c. Memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kebugaran jaSD ni

d. Menyembuhkan suatu penyakit dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap suatu penyakit

e. Mengurangi kejenuhan

f. Menanamkan disiplin, kerjasama, sportivitas, dan mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku

g. Meningkatkan daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (Kurikulum Pendidikan Dasar, 1994)

Dapat disimpulkan bahwapendidikan jaSD nimerupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jaSD ni dan direncanakan secara

sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromoskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional.

Di SD N 1 Wates Gadingrejo, bebrapa tugas gerak dalam materi senam lantai masih menjadi tugas gerak yang kompleks bagi siswa, salah satunya adalah gerak senam lantai yakni Guling depan. Namun, bila dianalisis lebih jauh lagi mengenai karakteristik geraknya memang cukup sulit bagi ukuran siswa SD N 1 Wates terutama siswa putri, oleh karena itu disini penulis memberikan perubahan model dengan menggunakan metode latihan dengan menggunakan sarana bidang miring.


(15)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Aktifitas olahraga hanya dilakukan siswa pada jam pelajaran pendidikan jaSD Di SD N 1 Wates ni saja.

2. Jam istirahat sekolah lebih banyak dihabiskan dengan mengobrol dan jajan. 3. Lemahnya konsentrasi siswa dalam menerima materi yang diberikan. C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah penelitian sebagai berikut :”Apakah dengan menggunakansarana bidang miring dapat menumbuhkan motivasi belajar guling depan pada pembelajaran senam di kelas 2 SD N 1 Wates Gadingrejo?”

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan gerak dasar senam lantai yakni guling depan dengan menggunakan sarana bidang miring.

2. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran senam lantai yakni guling depan dengan menggunakan sarana bidang miring.

3. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar senam lantai yakni guling depan setelah diberikan latihan dengan menggunakan sarana bidang miring.


(16)

6

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi:

1. Bagi siswa

Sebagai upaya untuk meningkatkan gerak dasar senam lantai. 2. Bagi guru penjas

Sebagai bahan perbandingan untuk meningkatkan gerak dasar senam lantai para siswanya melalui berbagai metode yang ada

3. Bagi Program Studi

Sebagai bahan rujukan bagi para mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan senam.

4. Bagi FKIP

Sebagai bahan masukan untuk perpustakaan khususnya bagi mahasiswa yang berminat mengembangkan ilmu keolahragaan dan pendidikan ja SD N 1 Wates ni.


(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita kemanusiaan, untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan kecerdasan otak dan ketrampilan jasmani, maka sekolah-sekolah di Indonesia diberikan pendidikan olahraga. Peranan dan fungsi guru penjas yang baik akan terwujud apabila memiliki inisiatif, kreatifitas dan inovatif serta selektif dalam memilih dan menentukan suatu metode atau pendekatan pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya.

Pengertian pendidikan jasmani dalam pedoman khusus yang diterbitkan oleh Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2003,

mengemukakan definisi Pendidikan Jasmani sebagai berikut :

“Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didisain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif serta kecerdasan emosi”. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani siswa di sosialisasikan kedalam aktivitas jasmani

termasuk keterampilan berolahraga. Tidaklah mengherankan bahwa

pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan menyeluruh dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani yang


(18)

dikemukakan oleh Toho Cholik Mutohir dan Menurut Engkos Kosasih (1995:2) bahwa :

“Perndidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan sesorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadra dan sistematik melaului berbagai kegiatan Jasmani dalam rangka peningkatkan kemampuan dan ketrampilan jasmani,

pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Sedangkan Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam

permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi yang optimal.” Bila disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktitifitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat seutuhnya.

B. Belajar Mengajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang “belajar”. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil dan tujuan.

Pengertian ini sangat berbeda dengan Husdarta dan Saputra (2002 : 2) adalah “Belajar dimaknai sebagai proses tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkah laku ini mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap”. Tingkah laku dapat menjadi dua kelompok yaitu dapat diamati dan yang tidak. Tingkah laku yang dapat

diamati disebut denganbehavoral performance, sedangkan yang tidak diamati disebutbehavioral tendency.Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan (1977 : 5 ), adalah upaya dalam memberikan rangsangan


(19)

(stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif.

C. Belajar Motorik

Menurut Tabrani Rusyani (1989 : 7), Belajar adalah memodifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut rumusan tersebut bearti bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasa latihan, melainkan perubahan prilaku. Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan (1977 : 5 ), adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif


(20)

D. Belajar Gerak

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon muscular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh. Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerakan ketrampilan tertentu misalnya gerak-gerak

ketrampilan olahraga. Di dalam mempelajari gerakan olahraga, atlet berusaha untuk mengerti gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian apa yang

dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan mengamati gerakan kemudian mencoba menirukan berulang-ulang;

menerapkan pola-pola gerak tertentu pada situasi tertentu yang dihadapi; dan juga dalam bentuk kegiatan menciptakan pola-pola gerak baru untuk tujuan tertentu.

Dalam gerak juga terdapat istikah “ranah gerak. Kata ranah adalah terjemahan dari kata “domain” yang bisa dartikan bagian atau unsur. Gerak tubuh merupakan salah satu kemampuan manusia untuk melaksanakan


(21)

Anita j. Harrow (1972) membedakan gerakan tubuh manusia menjadi enam klasifikasi. Enam klasifikasi gerakan tubuh menurut Anita j. Harrow

1. Gerak refleks

2. Gerak dasar fundamental 3. Kemampuan perceptual 4. Kemampuan fisik 5. Gerak Keterampilan 6. Komunikasi non diskursif

Keenam klasifikasi tersebut merupakan suatu kesatuan yang membentuk gerakan tubuh manusia, dan merupakan suatu urutan mulai dari yang bersifat bawan sejak lahir sampai ke taraf paling tinggi yang bisa dilakukan oleh manusia.

Belajar gerak sangat berhubungan dengan latihan, maka Lutan (1988 ; 309) memaparkan sebagai berikut

“Pada waktu yang permulaan latihan, kemampuan itu barangkali memiliki kemampuan yang sama; tetapi selanjutnya kemampuan atau abilitas itu bertalian dengan kepekaan kinesthetic, dan tak bertalian dengan orientasi spatial. Ketika si pelaku semakin terampil, mereka seperti tidak menggunakan abilitas yang berbeda untuk menghasilkan suatu kegiatan ketimbang ketika masih belum terampil. Latihan menghasilkan perubahn dalam kemampuan yang melandasi suatu tugas gerak”.

Dalam hal ini jelas bahwa perubahan seperangkat kemampuan adalah akibat latihan dari waktu ke waktu. Dari penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa kegiatan belajar dalam Pendidikan Jasmani merupakan prasyarat penting untuk menguasai ketrampilan. Untuk memperoleh suatu ketrampilan olahraga


(22)

diperlukan aktivitas belajar dari tiap individu. Tanpa belajar atau berlatih tidak mungkin ada perubahan yang diharapkan pada diri seseorang, baik

tingkahnya, penampilannya maupun sikapnya. Dalam hal kegiatan Pendidikan Jasmani ketrampilan itu perlu dipelajari secara sistematik dan teratur.

E. Senam

Senam yaitu latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis, dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis (depdikbud, 1983/1984).enamadalah istilah atau nama salah satu caabang olahraga. Sebagai cabang olahraga, senam mempunyai dominan atau daerah batas-batasan sendiri, mempunyai ruang lingkupyang tertentu. Senam terlemahan dari kata”gymnastiek”(bahasa Belanda), ”gymnastics” (bahasa Inggris),”thymnastiek” asal kata dari

gymnos”(bahasa Greka).Gymnosberarti telanjang,gymnastiekpada zaman kuno me,amg dilakukan dengan badan telanjang atau setengah telanjang. Maksutnya agar gerkan dapat dilakukan tnpa gangguan sehingga

menjadisempurna. Tempat berlatih senam di zaman yunani Kuno disebut gymnasium.

Untuk mengetahui pengertian senam, kita harus mengetahui ciri-ciri dan kidaaah-kaidahnya antara lain:

1. Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau di ciptakan dengan sengaja.

2. Gerakan-geerakannya harus selalu berguna untuk menyampai tujuan tertentu (meningkatkan kelenyukan, memperbaiki sikap dan gerak atau


(23)

keindahan tubuh, menambah keterampilan, menambah keindahan gerak, meningkatkan keindahan tubuh).

3. Gerakan harus selalu tersusun dan sistimatis’

Berdasar pengertian di atas, batasan senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana,disusun dengan sistimatis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonnnnnis.

F. Pengertian Senam Latai

Senam lantai pada umumnya disebutfloor exercise, tetapi ada juga yang menamakan tumbling. Senam lantai merupakan salah satu rumpun dari senam. Senam lantaiadalah latihan senam yang dilakukan pada matras. Unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di

udara,menumpu dengan tangan atau kakiuntuk memperthankan sikap seimbang atau pada saatmeloncaat kedepan atau ke belakang. Bentuk latihannya

merupakan gerakan dasardari senam perkakas (alat). Pada dasarnya, bentuk-bentuk katihan bagi putra dan putri adalah sama, hanya unuk putri anyak unsur gerak balet. Jenis senam juga di sebut latihan bebas karena pada waktu


(24)

G. Roll depan dan Roll belakang a.Roll depan

Yang dimaksud roll depan ialah gerakan badan berguling ke arah depan melalui bagian belakang badan (tengkuk), pinggul, pinggang, dan panggul bagian belakang. Dapat dilakuan dengan cara sebagai berikut :

1. Sikap permulaan jonngkok, pantat agak tinggi, kedua lengan lurus ke depan.

2. Luruskan tungkai badan condong kedepan, tangan menumpu pada matras selebar bahu, tarik dagu ke dada, tengkkuk pada matras. 3. Saat punggung menginai matras, bongkokkan tungkai, tarik paha kke

dada, tangan menolak, gerakan engguling di truskan hinnngga berakhir pada sikap jongkok, tangan melekat pada tulang kering atau tangan lurus dengan pandangan lurus ke depan.


(25)

b. Roll belakang

Definisi guling ke belakang atau pengertian guling ke belakang adalah dimana posisi badan tetap harus membulat, yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditundukkan sampai dagu melekat di dada.

Cara melakukannya :

a. Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat

b. Kepala ditundukkan kemudian kaki menolak ke belakang

c. Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segera dilipat ke samping telinga dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak.

d. Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala, dengan dibantu oleh kedua tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di atas matras, ke sikap jongkok.

H. Model Latihan Kelompok

Menurut Rusli Lutan (dalam Rahmat Hermawan, 1998), bahwa beberapa model pembelajaran pendidikan jasmani menurut Mosston adalah gaya komando (command style), pemberian tugas (task teaching), pengajaran individu (individual teaching), pengajaran berpasangan (reciprocal

teaching), pengajaran kelompok (group teaching), pemecahan masalah

(problem solving), dan penemuan terbimbing (guided discovery).


(26)

dilakukan, untuk mengatasi tingkat kesulitan dan mengatasi rasa ketakutan siswa dalam melaksanakan pembelajaran gerak hand stand roll maka model pembelajarn kelompok sangat tepat untuk meningkatkan pembelajaran gerak tersebut, karena kemungkinan siswa mendapat bantuan dari temannya dalam melakukan gerakan tersebut sangat besar, sehingga keadaan ini menjadi motivasi pula dalam meningkatkan keberanian siswa dalam belajar gerak yang dianggap sangat kompleks tersebut

I. Modifikasi permainan senam lantai 1. Roll depan berpasangan

o Pemain : 2-5 pasang. Tedak terbatas o Peralatan : Tidak mengunakan peralatan o Tempat : Gedung atau tempat bermain o Keahlian : Kelenturan dan kelenturan tubuh

o Permainan : Tujuannyauntuk mengetahui tim yang sampai duluan di finis dengan sukses. Di lakukan secara berpasangan dan orang pertama berdiri dan orang yang kedua berposisi tidur denngan kedua kaki di tekuk, lalu orang pertama memegang mata kaki orang kedua dengan cara membungkuk ban orang kedua pun juga memegang mata kaki orang pertama. Setelah itu dilakukan gulingkan roll depan secara beruritan dan seirama dengan pasangan masing-masing.

o Sekor : Tim yang sampai duluan menjadi pemenang. o Variasi : Gunakan pemindahan dalam bentuk lain.


(27)

2. Roll belakanng berpasanngan

o Pemain : 2-5 pasang orang. Tedak terbatas o Peralatan : Tedak mengunakan peralatan. o Tempat : Gedung atau tempat bermain o Kahlian : Kelenyukan dan kelenturan tubuh

o Permainan : Tujuannya untuk mengetahui tim yang sampai dahulu di finis dengan sukses. Masing-masing tim berpasangan. Orang pertama berdiri dan orang kedua tidur terlentang dengan kedua kaki diangkat keatas. Orang pertama memegang mata kakinya orang kedua, lalu orang pertama menarik sekkuat-kuatnya kaki orang yang kedua tersebut agar mendapat dorangan berguling ke belakang. Kemudian lakuan guling kebekakang sampai funis.

o Sekor : Tim yanng sampai duluan menjadi pemenang. o Variasi :Gunakan pemindahan dalam benuk lain.


(28)

17

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode. Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan

dilaksanakan pada siswa kelas II SDN 1 Wates Gadingrejo dengan alasan bahwa siswa kelas II memilki kemampuan yang kurang dalam melakukan kegiatan belajar mengajar Pendidikan Jasmani khusunya dalam senam lantai yakni Roll depan dan Roll belakang

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.

Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :

1. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik.

2. Bersifat kolaboratif

3. Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang efektif dan efesien.

4. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan


(29)

18

kemampuan ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual

pembelajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri. Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda

Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi soasial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan professional. Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 1 Wates Gadingrejo yang berjumlah 20 orang, dengan pertimbangan bahwa siswa di kelas tersebut

mendapat nilai dibawah standar rata-rata untuk pelajaran pendidikan jasmani khususnya senam lantai yakni roll depan dan roll belakang.

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Tempat Penelitian


(30)

19

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan.

D. Proses Pembelajaran Roll Depan dan Roll Belakang Siklus I

Rencana :

1. Menyiapkan RPP dalam pelajarn roll depan dan roll belakang pada siswa kelas 2

2. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran

3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 4. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan

Jasmani khusunya Senam Lantai yakni Roll depan dan roll belakang dan membagi siswa dalam beberapa kelompok

Tindakan :

1. Memberikan penjelasan dan mengenalkan alat yang akan digunakan pada pembelajaran di siklus pertama.

2. Melakukan latihan roll depan dan roll belakang secara berpasangan dan orang pertama berdiri dan orang yang kedua berposisi tidur dengan kedua kaki di tekuk, lalu orang pertama memegang mata kaki orang kedua dengan cara membungkuk badan orang kedua pun juga memegang mata kaki orang pertama. Setelah itu dilakukan gulingkan roll depan secara berurutan dan seirama dengan pasangan masing-masing.


(31)

20

3. Menyuruh siswa melakukan gerakan roll depan dan roll belakangmelalui model pembelajaran kelompok..

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan serta dinilaimenggunakan alat perekam yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian.

Refleksi :

1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisis, bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama dengan model pembelajaran kelompok sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar Roll depan dan roll belakang, namun masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis berencana memberikan latihan Roll depan dan roll belakang Pada siklus berikutnya

Siklus II Rencana :

1. Menyiapkan RPP dalam materi pembelajaran gerak adasar roll depan dan roll belakang

2. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran

3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 4. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan


(32)

21

Tindakan :

1. Memberikan petunjuk, tentang pelaksanaan pembelajaran

2. Melakukan latihan roll depan dan belakang dalam bentuk berpasangan dalam bentuk kelompok

3. Menyuruh siswa melakukan roll depan dan roll belakangdalam model pembelajaran kelompok

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi, kemudian diberikan waktu pengulangan serta /dievaluasi menggunakan alat perekam yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian

Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan model pembelajaran latihan kelompok sangat berpengaruh

2. Karena hasil tindakan telkah meningkat atau mencapai kriteria ketuntasan belajar sekita 65%5 maka tindakan berikutnya dihentikan

E. Teknik Pengumpulan data

Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena social atau gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatn langsung (Kartini Kartono, 1983 : 142). Metode ini penulis gunakan untuk mengungkap-kan data tentang kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidimengungkap-kan jasmani Senam Lantai yakni Roll depan dan Roll belakang.


(33)

22

F. Analisis data

Setelah data terkumpul melalui tes dan pengukuran, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, prosentase dan normative. Untuk melihat has il tindakan dapat dilihat dari tigas sisi, yaitu (1) rerata mutlak, rerata kelas, dan (3) ketuntasan belajar.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

P = X 100 % (subagio dalam Fajar, 2005:36)

Keterangan:

P = Prosentase keberhasilam

F = jumlah frekuensi yang dilakukan N = jumlah siswa yang mengikuti tes

G. Validnya Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau berfungsinyatindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi.

Didasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah memberikan dampak terhadap dalam upaya peningkatan gerak dasar siswa melakukan gerakan Roll depan dan roll belakang melalui model pembelajaran latihan kelompok.


(34)

(35)

0 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Melalui media bidang miring dapat meningkatkan kemampuan guling depan pada siswa kelas 2Di SD N 1 WatesGadingrejo kabupaten Pringsewu

2. Dengan meningkatnya kemampuan guling depan tersebut maka pembelajaran dan aktivitas gerak pada siswa kelas 2Di SD N 1 WatesGadingrejo bisa

dikatakan efektif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka perlu diajukan beberapa saran sebagai berikut:,

1. Agar hasil penelitian ini lebih komprehensif terutama dalam upaya peningkatan atau perbaikan tingkat kebugaran jasmani bagi siswa sekolah menengah atas, sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode yang berbeda dan obyek penelitian dari aspek yang berbeda pula.

2. Perlu penelitian yang sejenis tapi pada tingkat dan jenjang pendidikan yang berbeda


(36)

✁1 3. Perlu melakukan penelitian yang sejenis pada kelas yang berbeda agar

diperoleh hasil yang dapat dijadikan perbandingan, apakah penggunaan sarana bidang miring sebagai upaya menumbuhkan motivasi belajar guling depan akan selalu efektif


(37)

Daftar Pustaka

.

Abdullah, A.Manadji, A. 1994,Materi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Erlangga, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk, 2006,Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Depdikbud, 1995,Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Untuk Umur 10-12 Tahun,Jakarta

Depdikbud, 1988. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Senam di Sekolah Dasar Kelas I s/d VI mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta

Djamil Ibrahim. 1995. Makalah:Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Jakarta: Balitbang Depdikbud.

Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford

TeachingProject”.The Action Research Reader Geelong Victoria : Deakin University.

Kartono, Kartini, 1986,Pengantar Metodologi Riset Sosial, Alumni Bandung. Muhadjir, Noeng, 1997.Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD,

Yogyakarta.

danteskaze.wordpress.com, artikelpenjas.blogspot.com

Purnomo Ananto. 1995. Buletin Kesegaran Jasmani Edisi 2/tahun II: Pengaruh

Kesegaran Jasmani Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP.Jakarta:

Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Depdikbud.

Rusli Lutan, Suherman Adang, 2000,Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes, DEPDIKNAS, DIRJEN Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sumodisardjono, sadoso, 1990,Pengetahuan Praktisi Kesehatan dan Olahraga, PT. Gramedia, Jakarta.

Surachmad, Winarno, 1990,Pengantar Penelitian Ilmaih Dasar dan Metode Teknik, PT. Tarsiti, Bandung.


(38)

Unverstas Lampung, 1985,Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Unila Press, Bandar Lampung.

www.kebugaran jasmani wikipedia.com

Yandianto, 1998,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. www. Google.co.id

Hermawan Rahmat, 1998,Usaha Manajemen kKelas dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Yang Inovatif dan Prediktif di SDN 3 Gedung Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung, Universitas Lampung, Lampung.


(39)

(1)

(2)

0 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Melalui media bidang miring dapat meningkatkan kemampuan guling depan pada siswa kelas 2Di SD N 1 WatesGadingrejo kabupaten Pringsewu

2. Dengan meningkatnya kemampuan guling depan tersebut maka pembelajaran dan aktivitas gerak pada siswa kelas 2Di SD N 1 WatesGadingrejo bisa

dikatakan efektif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka perlu diajukan beberapa saran sebagai berikut:,

1. Agar hasil penelitian ini lebih komprehensif terutama dalam upaya peningkatan atau perbaikan tingkat kebugaran jasmani bagi siswa sekolah menengah atas, sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode yang berbeda dan obyek penelitian dari aspek yang berbeda pula.

2. Perlu penelitian yang sejenis tapi pada tingkat dan jenjang pendidikan yang berbeda


(3)

✁1 3. Perlu melakukan penelitian yang sejenis pada kelas yang berbeda agar

diperoleh hasil yang dapat dijadikan perbandingan, apakah penggunaan sarana bidang miring sebagai upaya menumbuhkan motivasi belajar guling depan akan selalu efektif


(4)

Daftar Pustaka

.

Abdullah, A.Manadji, A. 1994,Materi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Erlangga, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk, 2006,Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Depdikbud, 1995,Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Untuk Umur 10-12 Tahun,Jakarta

Depdikbud, 1988. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Senam di Sekolah Dasar Kelas I s/d VI mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta

Djamil Ibrahim. 1995. Makalah:Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Balitbang Depdikbud.

Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford

TeachingProject”.The Action Research Reader Geelong Victoria : Deakin University.

Kartono, Kartini, 1986,Pengantar Metodologi Riset Sosial, Alumni Bandung. Muhadjir, Noeng, 1997.Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD,

Yogyakarta.

danteskaze.wordpress.com, artikelpenjas.blogspot.com

Purnomo Ananto. 1995. Buletin Kesegaran Jasmani Edisi 2/tahun II: Pengaruh Kesegaran Jasmani Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP.Jakarta: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Depdikbud.

Rusli Lutan, Suherman Adang, 2000,Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes, DEPDIKNAS, DIRJEN Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sumodisardjono, sadoso, 1990,Pengetahuan Praktisi Kesehatan dan Olahraga, PT. Gramedia, Jakarta.

Surachmad, Winarno, 1990,Pengantar Penelitian Ilmaih Dasar dan Metode Teknik, PT. Tarsiti, Bandung.


(5)

Unverstas Lampung, 1985,Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Unila Press, Bandar Lampung.

www.kebugaran jasmani wikipedia.com

Yandianto, 1998,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. www. Google.co.id

Hermawan Rahmat, 1998,Usaha Manajemen kKelas dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Yang Inovatif dan Prediktif di SDN 3 Gedung Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung, Universitas Lampung, Lampung.


(6)

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN SARANA BIDANG MIRING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR GULING DEPAN PADA PEMBELAJARAN SENAM DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH GADINGREJO

3 38 43

UPAYA MENNINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI (GULING DEPAN) DENGAN MEDIA MODIFIKASI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KECAMATAN BORBOR KABUPATEN TOBASA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 22

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP MUHAMMADIYAH 1 GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

1 21 125

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING BELAKANG MENGGUNAKAN MEDIA BIDANG MIRING DAN AUDIO VISUAL PADA SISWAS KELAS X TKJ B SMK TEKNO-SA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 2 11

Pembelajaran Guling Depan Menggunakan Bidang Miring Bergaris Lurus Untuk Meningkatkan Hasil belajar Pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 1 Jatiyoso Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 0 19

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN DENGAN MENGGUNAKAN MATRAS MIRING PADA SISWA KELAS IV SDN MARGASARI 04 KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014.

0 0 1

PENERAPAN ALAT BANTU BIDANG MIRING DAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN JONGKOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEDUNGBENDO I ARJOSARI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

1 0 17

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI PENERAPAN BIDANG MIRING SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GEMURUH PADAMARA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 16

OPTIMALISASI PENERAPAN MEDIA BIDANG MIRING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 WONOSARI KEC. SADANG KAB. KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 16

KOMUNIKASI PERSUASIF DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PEMUDA MUSLIM KARANG TARUNA DI DESA GADINGREJO INDUK KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU - Raden Intan Repository

0 0 141