PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VIII-D SEMESTER GANJIL SMPN 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VIII-D SEMESTER

GANJIL SMPN 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh

DANIMAH NURMAN

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran kemampuan menulis surat dinas siswa rendah, nilai rata-rata 60,87. Hal ini belum mencapai KKM yang dtentukan yaitu 67,00. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran kemampuan menulis dengan menggunakan metode pemberian tugas, pada siswa kelas VIII-D semester ganjil SMP N 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20010/2011, dengan subjek penelitian berjumlah 32 orang yang terdiri atas 16 putri dan 16 putra.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada siklus satu, pembelajaran menulis menerapkan metode pemberian tugas secara kelompok, dan siklus dua, pembelajaran menulis menerapkan metode pemberian tugas secara individu.


(2)

Danimah Nurman Aspek yang yang diamati pada setiap siklus adalah aktivitas siswa dan guru, serta proses pembelajaran menulis dengan menerapkan metode pemberian tugas.

Hasil penelitian kemampuan menulis surat dinas setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus satu nilai rata-rata siswa 63,59 dengan persentase 59,38% siswa yang mencapai KKM 19 siswa, sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM 13 siswa. Pada siklus dua nilai rata-rata siswa 83,71 dengan persentasi 93,75%, siswa yang mencapai KKM 30 siswa, sedangkan yang tidak mencapai KKM 2 siswa. Berdasarkan indikator keberhasilan pada siklus dua, bahwa metode pemberian tugas yang diterapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis pada siswa kelas VIII-D SMP N 23 Bandar Lampung.


(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VIII-D

SEMESTER GANJIL SMPN 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Penelitian Tindakan Kelas

OLEH

DANIMAH NURMAN

PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2011


(4)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VIII-D

SEMESTER GANJIL SMPN 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Penelitian Tindakan Kelas

OLEH

DANIMAH NURMAN

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah JurusanPendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruandan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung

PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG


(5)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 3.2 Hasil Tes Awal (Prasiklus) ... 48

4.1 Hasil Peningkatan Prasiklus ke Siklus I... 65

4.2 Hasil Peningkatan Siklus I ke Siklus II... 77

4.3 Data Ketuntasan Hasil Belajar ... 81


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

MOTTO ... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xix

DAFTAR GRAFIK... xx

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

Manfaat Praktis ... 4

a. Manfaat bagi Siswa... 4

b. Manfaat bagi Guru ... 4

II. LANDASAN TEORI A. Menulis ... 5

1. Pengertian Menulis ... 5

2. Langkah-langkah Menulis ... 5

B. Surat ... 6

1. Pengertian Surat ... 6

2. Bahasa Surat... 7

3. Kemampuan Menulis Surat Dinas ... 7

4. Ciri-ciri Surat Dinas ... 8

5. Sistematika Surat ... 8

6. Fungsi Surat Dinas... 19

7. Bagian-bagian Surat Dinas... 20


(7)

C. Laporan... 25

1. Pengertian Laporan ... 25

2. Sistematika Laporan... 25

D. Bahasa Petunjuk ... 26

1. Pengertian Bahasa Petunjuk ... 26

2. Ciri Ragam Bahasa Petunjuk ... 26

3. Tujuan Bahasa Petunjuk ... 27

E. Metode Pembelajaran... 29

1. Pengertian Metode ... 29

2. Macam-macam Metode... 29

3. Metode Pemberian Tugas ... 30

III. PROSEDUR PENELITIAN A. Rancangan Peneltian ... 35

B. Subjek Penelitian... 36

C. Tempat dan Waktu Penelitian... 36

D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas... 37

1. Perencanaan ... 38

2. Pelaksanaan Tindakan ... 39

3. Observasi ... 41

4. Refleksi ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data... 42

F. Teknik Analisis Data... 43

G. Hasil Tes Awal... 47

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 50

1. Siklus Satu ... 50

1.1 Perencanaan ... 51

1.2 Tindakan ... 52

1.3 Pengamatan/ observasi... 58

1.4 Refleksi ... 62

2. Siklus Kedua ... 66

2.1 Perencanaan ... 66

2.2 Tindakan ... 67

2.3 Observasi... 71

2.4 Refleksi ... 75

B. Pembahasan ... 78

1. Rencana Pelaksanaan Tindakan ... 78

2. Proses Pelaksanaan dan Evaluasi Pembelajaran ... 79


(8)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 84

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP Siklus I……… 89

2. RPP Siklus II... 97

3. Hasil Tes Menulis Prasiklus... 102

4. Hasil Tes Menulis Siklus Satu. ... 103

5. Hasil Tes Menulis Siklus Dua... 104

6. Hasil Komulatif Prasiklus. ... 105

7. Hasil Komulatif Siklus Satu... 106

8. Hasil Komulatif Siklus Dua. ... 107

9. Hasil Observasi Aktivitas Guru di Kelas pada Siklus Satu .... 108

10. Hasil Observasi Aktivitas Guru di Kelas pada Siklus dua... 110

11. Contoh Surat Dinas. ... 112

12. Catatan Lapangan Siklus I... 113

13. Catatan Lapangan Siklus II... 114

14. Istrumen Tes I Siklus I ... 115

15. Instrumen Tes II Siklus I ... 116

16. Instrumen Tes I Siklus II ... 117

17. Matrik Catatan Teman Sejawat Siklus I ... 118


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Indikator Uji Kemampuan Menulis Surat Dinas ... 42

3.2 Hasil Tes Awal(Prasiklus) ... 47

3.3 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis ... 49

3.4 Tolok Ukur Hasil Penilaian Menulis ... 49

4.1 Hasil Uji Kemampuan Menulis Pertemuan I Siklus I... 55

4.2 Hasil Uji Kemampuan Menulis Pertemuan II Siklus II ... 59

4.3 Rata-Rata Nilai Kemampuan Menulis Siklus I ... 61

4.4 Hasil Klasikal Kemampuan Menulis Siklus I ... 62

4.5 Rangkuman hasil Praasiklus ke Siklus I ... 65

4.6 Hasil Uji Kemampuan Menulis Siklus II ... 72

4.7 Hasil Klasikal Kemampuan Menulis Siklus II ... 75

4.8 Rangkuman Hasil Siklus I ke Siklus II ... 77

4.9 Data ketuntasan Kemampuan Menulis dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ... 81 4.10 Rangkuman keseluruhan


(11)

MOTTO

Jangan Katakan Tidak Mungkin Saat Kita Sedang Berusaha dan Berdo’a

(Nikholas Pane)

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.


(12)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Imam Rejana, M.Si. ...

Sekretaris : Dr. Siti Samhati, M.Pd. ...

Penguji bukan : Sumarti, S.Pd., M.Hum. ... Pembimbing

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 00 3


(13)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang telah dilimpahkan Allah SWT, penulis mempersembahkan karya tulis ini, kepada orang- orang terkasih berikut.

1. Orang tua dan mertua, dengan segala limpahan kasih sayang, doa, dorongan semangat untuk keberhasilan anaknya yang tidak mungkin terbalaskan.

2. Suami terkasih yang selalu memberi semangat dan motivasi serta kebersamaan sehingga memberikan kedamaian dan keberhasilan.

3. Ketiga buah hatiku Devia Rizki Anggraini, Janatha Kurnia, dan A. Destia Kurnia yang selalu memberikan inspirasi dalam mengejar cita-cita. 4. Dosen-dosenku yang telah membantu menyelesaikan kuliahku. 5. Almamater Tercinta Universitas Lampung.


(14)

Judul :Peningkatan Kemampuan Menulis melalui Penerapan Metode Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas VIII-D Semester Ganjil SMPN 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011

Nama Mahasiswa : Danimah Nurman NPM : 0913066005

Prgram Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyetujui, 1.Komisi Pembimbing

Dr. Siti Samhati, M.Pd. Drs. Imam Rejana, M.Si. NIP 19620829 198803 2 001 NIP 19480421 197803 1 004

2.Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Drs. Imam Rejana, M.Si.


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di sebuah desa yang bernama Gunung Katun Tanjungan, Kabupaten Tulang Bawang, pada tanggal 8 Agustus 1962. Sebagai anak ke lima dari lima bersaudara, buah cinta dari pasangan bapak Abdul Rahman dan ibu

Hj. Nursidah.

Pendidikan yang penulis tempuh Sekolah Dasar Negeri (SDN) 9 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun1997. Sekolah Mengah Pertama (SMP) I Kota Agung diselesaikan tahun 1980. Sekolah Menegah Atas Negeri (SMAN) 2 Bandar Lampung diselesaikan tahun 1982. D-2 A-2 Universitas Lampung Jurusan Bahasa Indonesia diselesaikan tahun 1984.

Terdaftar sebagai mahasiswa S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2009, melaksanakan PPL/PPM di SMP N 23 Bandar Lampung selama dua bulan yaitu bulan Oktober hingga bulan Desember 2010


(16)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWTP atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis melalui Penerapan Metode Pemberian Tugas pada Siswa Kelas VIII-D Semster Ganjil SMP N 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahka kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabat, keluarga, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman .Amin.

Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan PTK ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan atas segala bantuan, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku pembimbing I, yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran, motivasi, memberikan pengarahan, serta saran-saran dari penyusunan PTK ini selesai ditulis.

2. Dr. Siti Samhati, M.Pd. selaku pembimbing II, yang telah memberi motivasi dan arahan yang membuat say termotivasi untuk menyelesaikan PTK ini.


(17)

3. Sumarti, S.Pd., M.Hum. sebagai dosen pembahas dan penguji yang telah memberikan arahan dan saran sehingga PTK ini menjadi lebih sempurna. 4. Teman sejawat Mariani, S.Pd.dan Lisna Parida, S.Pd., yang telah membantu

dalam proses pelaksanaan penelitian.

5. Drs. Hijron selaku Kepala SMPN 23 Bandar lampung yang selalu memotivasi dan membantu kelancaran dalam penelitian dan penyusunan PTK ini.

6. Dr. Edy Suyanto, S.Pd., M.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah yang telah memberikan pengarahan, Bimbingan, bantuan, saran, dan motivasi, dengan penuh kesabaran sehingga

penulis dapat menyelesaikan Studi di Universitas Lampung.

7. Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. 8. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Unila beeserta stafnya. 9. Bapak dan ibu dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membekali penulis

dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan.

10. Seluruh Staf Administrasi dan Karyawan Tata Usaha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Unila yang membantu dan melayaniurusan administrasi. 11. Keluarga Besar SMP N 23.

12. Orang tua, mertua, dan keluarga tercinta yang selalu memberikan do’a, semangat, dan dukungan kepadaku.

13. Teman-teman S-1 Dalam Jabatan Program Studi Bahasa Indonesia angkatan 2009/2010 yang telah memotivasi dan berpartisipasi dalam penyelasaian PTK ini, (khususnya Diana, Nurlena, dan Farida).


(18)

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan PTK ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah Swt membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, kakak, adik, dan teman-teman. Penulis menyadari penulisan PTK ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan PTK ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis


(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan menulis merupakan kegiatan menyampaikan pikiran, perasaan atau pertimbangan melalui tulisan dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya. Keterampilan menulis yang dimiliki siswa tidak diperoleh atau dihasilkan dari sesuatu yang datang begitu saja, tetapi keterampilan tersebut dihasilkan dari proses belajar (Tarigan, 1986 : 9).

Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu (1) keterampilan berbicara, (2) mendengarkan, (3) membaca, dan (4) menulis. Hal ini tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006:458). Salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan kepada siswa adalah keterampilan menulis dengan Standar Kompetensi (SK) mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas dan petunjuk. Kompentensi Dasar (KD), yaitu (1) menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku, (2) Menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar, (3) Menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif.

Keterampilan menulis diajarkan dengan tujuan agar dapat melatih siswa mengungkapkan gagasan atau pikiran dalam kalimat dengan benar, dan dapat


(20)

menyampaikan pikiran secara efektif dalam bentuk tulisan. Keterampilan menulis sangat penting diajarkan pada siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia karena dengan memiliki keterampilan menulis yang baik dan benar, siswa dapat menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya.

Dapat dikemukakan bahwa menulis merupakan suatu rangkaian proses mulai dari memikirkan gagasan yang akan disampaikan kepada pembaca dengan menentukan cara mengungkapkan atau menyajikan gagasan dalam rangkaian kalimat. Untuk dapat menyusun atau mengoordinasikan ide dalam kalimat yang logis dan terpadu dalam bahasa tulis, siswa harus dapat memilih kata atau diksi yang tepat, pemakian ejaan yang benar, dan penguasaan kaidah tata bahasa, selain itu juga harus memahami tentang menulis yang baik (Marwoto dalam Karimah,1987:151).

Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 23 Bandar Lampung kelas VIII- D, kemampuan menulis surat dinas siswa masih rendah, dan hasilnya belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 67,00. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, peneliti menemukan dari jumlah 32 siswa, nilai rata-rata 60,87.

Selama proses pembelajaran, siswa masih ada yang pasif, aktivitas hanya terbatas mendengarkan dan mencatat materi. Siswa kurang menguasai diksi, kurang memahami kaidah penulisan kata yang benar sesuai dengan EYD, kurang menguasai keefektifan kalimat dan bahasa baku. Siswa tidak mampu


(21)

mengungkapkan gagasan dan pikirannya secara logis, runtut dan mudah dipahami dalam bentuk tulisan, siswa sulit dalam mengapresiasikan ide, gagasan, pikirannya dalam sebuah kalimat yang baik, kemudian menyusunnya dalam paragraf.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti berusaha mengatasi masalah tersebut dengan memilih salah satu metode dari bermacam-macam metode yang dibaca dari berbagai buku penunjang. Dalam hal ini peneliti memilih metode pemberian tugas. Kelebihan metode pemberian tugas antara lain (1) keterampilan motorik atau gerak, seperti menulis, melafalkan huruf dan kata-kata dalam kalimat, (2) memotivasi siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual maupun kelompok, (3) dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru, (4) dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa, (5) dapat mengembangkan kreativitas siswa (Sagala, 2010:219)

Dengan demikian, kemampuan menulis pada siswa tampaknya memang perlu diupayakan agar pembelajaran menulis dapat tercapai. Berdasarkan hal tersebut, peneliti merasa penting untuk melaksanakan penelitian tentang kemampuan menulis dengan menerapkan metode pemberian tugas baik secara kelompok maupun secara individu pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII- D di SMPN 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis melalui metode pemberian tugas pada siswa kelas VIII tahun pelajaran 2010/2011.


(22)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk

1. Peningkatkan proses pembelajaran Bahasa Indonesia agar siswa lebih terampil menulis dengan metode pemberian tugas.

2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis laporan, bahasa petunjuk, dan surat dinas melalui metode pemberian tugas.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran di kelas memiliki manfaat yaitu manfaat praktis.

Manfaat Praktis

Manfaat praktis meliputi 2 (dua) komponen berikut. a. Bagi siswa

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dalam menulis, laporan, bahasa petunjuk, dan surat dinas.

b. Bagi guru

Memotivasi guru untuk meningkatkan kualitas dan kreatifitas dalam proses pembelajaran di kelas, khususnya aspek keterampilan menulis laporan, bahasa petunjuk, dan surat dinas.


(23)

II. LANDASAN TEORI

A. Menulis

1. Pengertian menulis

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya (Akhdiah, 1997:13), begitu pula Suparno dan Yunus (2004:13) menjelaskan menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Menulis merupakan aktivitas menuangkan gagasan yang diwujudkan dengan lambang-lambang fonem (Jauhari 2008:17). Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan menulis adalah kegiatan menyampaikan pesan dengan bahasa tulis sebagai medianya.

2. Langkah-Langkah menulis

Pada fase prapenulisan ini terdapat aktivitas memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang diperlukan serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk kerangka karangan.

1) Menentukan Topik.

Menentukan topik yaitu sebelum menulis surat dinas terlebih dahulu menentukan topik sesuai dengan kegiatan yang akan disampaikan.

2) Mempertimbangkan maksud atau tujuan penulisan. Dalam menulis surat


(24)

3) Isi surat harus sesuai dengan sasaran atau yang akan dituju.

4) Sebelum menulis surat dinas terlebih dahulu kita mengumpulkan informasi sesuai dengan tujuan dan kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga ide-ide dapat dituangkan dalam bentuk surat dinas.

B. Surat

1. Pengertian surat

Surat adalah sarana komunikasi tertulis paling tidak melibatkan dua pihak, yaitu pihak pertama pengirim surat dan pihak kedua penerima surat. Pihak pertama atau pengirim surat dapat berupa perorangan atau instansi dan demikian pula halnya dengan pihak kedua atau penerima surat. Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi atau pernyataan secara tertulis kepada pihak lain baik atas nama pribadi (sendiri) atau kedinasan (Widjaja, 1993:17). Surat adalah salah satu komunikasi tertulis untuk menyampaikan suatu pesan dari seseorang, satu pihak, atau suatu organisasi/instansi kepada orang, pihak, atau organisasi/instansi lain (Suparno dan Yunus, 2002:65).

Surat adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan oleh suatu pihak untuk menyampaikan informasi tertulis kepada pihak lain (Mustofa, 2003:65). Surat adalah alat untuk menyampaikan suatu maksud secara tertulis (Finoza, 2004:3). Informasi yang disampaikan itu dapat berupa pemberitahuan, pernyataan,

perintah, atau laporan. Hubungan komunikasi yang terjadi antara pihak-pihak itu disebut surat-menyurat atau korespondensi.


(25)

2. Bahasa Surat

Bahasa surat dinas adalah bahasa yang digunakan dalam surat, terutama dalam bagian inti surat. Bahasa yang digunakan dalam surat dinas harus tunduk kepada semua aturan yang berlaku, baik struktur kata dan kalimat maupun penggunaan tanda-tanda baca, pemakaian alinea/paragraf, dan sebagainya (Badudu, 1986:92). Bahasa baku adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baik tentang ejaan, pemilihan kata, maupun kalimatnya (Soedjito dan Solchan, 1999:30). Bahasa yang digunakan dalam bahasa surat,bahasa yang efektif yaitu sederhana, ringkas, jelas, sopam, dan menarik.

3. Kemampuan Menulis Surat Dinas

Kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan (KBBI:707). Menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat dengan pena, pensil, kapur, dan sebagainya (KBBI:1219). Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya (Suparno dan Yunus, 2004:13). Surat dinas adalah alat komunikasi tertulis yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi (Mustakim, 1994:163).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis surat dinas adalah kesanggupan, kecakapan, atau keterampilan membuat tulisan dalam bentuk surat resmi yang menggunakan bahsa baku dan mempunyai unsur-unsur kepala surat, tanggal surat, nomor surat, lampiran surat, perihal surat, alamat surat, salam pembuka surat, isi surat dan penutup surat yang berfungsi untuk


(26)

menyampaikan pesan dari seseorang, satu pihak, atau satu organisasi/instansi lain yang menyangkut kepentingan tugas kegiatan dinas organisasi/instansi.

4. Ciri-ciri Surat Dinas

Surat dinas yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Menggunakan instrument yang sesuai, termasuk di dalamnya adalah ukuran, jenis, dan warna kertas, warna tinta, serta bentuk tulisan (terutama bila meng-gunakan mesin ketik atau computer). Warna kertas untuk surat dinas biasanya warna putih.

2) Memakai bentuk surat yang standar.

3) Menggunakan bahasa Indonesia baku dengan penyampaian yang singkat, lugas, jelas, dan santun, serta menyajikan fakta yang benar bila diperlukan. 4) Menghindari kata-kata dan singkatan yang tidak umum. (misalnya, surat

disingkat sr, penting disingkat pt, dansebagainya). 5). Memperhatikan kerapihan dan kebersihan.

5. Sistematika Surat Dinas

Salah satu yang sangat khas, yang membedakan suatu surat dinas dari surat lainnya adalah bagian-bagian surat yang disusun dalam posisi tertentu sesuai dengan bentuk surat yang digunakan. Surat dinas yang digunakan instansi di Indonesia lazimnya mempunyai bagian-bagian sebagai berikut (1) kepala surat atau kop surat, (2) tanggal surat, (3) nomor surat, (4) lampiran surat, (5) hal surat, (6) alamat surat, (7) salam pembuka, (8) paragraf pembuka, (9) paragraf isi, (10) paragraf penutup, (11) salam penutup, (12) tanda tangan, (13) nama penanda


(27)

tangan, (14) jabatan penanda tangan, (15) tembusan, (16) inisial (Arifin dan Mustakim, 2005:34).

A. Bagian-bagian surat

Bagian-bagian surat resmi yang lengkap adalah sebagai berikut. 1. Kepala Surat

Kepala surat berfungsi sebagai petunjuk identitas sebuah instansi atau kantor. Kepala surat lazim pula disebut kop surat. Di dalamnya tercantum hal-hal, yaitu (1) nama instansi atau badan usaha, (2) alamat lengkap, (3) nomor telepon, (4) nomor kotak pos, (5) nomor kode pos, (6) lambang atau logo instansi atau badan usaha. Hal yang perlu diperhatikan adalah kata jalan tidak ditulis singkat menjadi Jl. Atau Jln., tetapi ditulis secara lengkap menjadi jalan. Jika instansi atau badan usaha yang bersangkutan mempunyai nomor telepon, kata telepon yang dicantumkan dalam kepala surat sebaiknya tidak disingkat menjadi telp atau tilp, tetapi ditulis secara lengkap menjadi telepon. Kemudian, PO BOX jika memang ada sebaiknya diganti dengan kotak pos dan telex, tulisannya juga disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi teleks.

Contoh:

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KANTOR WILAYAH PROVINSI LAMPUNG

SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG

Jalan Jendral Sudirman no 34 Bandar Lampung Lampung 35130 Telepon 0721 269430


(28)

2. Pembuka Surat

Pembuka surat terdiri dari beberapa bagian surat yang diperlukan sebagai kelengkapan sebuah surat. Setiap bagian itu diperlukan untuk melengkapai isi surat tersebut. Bagian-bagian itu adalah (1) tanggal surat, (2) nomor surat, (3) lampiran surat, (4) hal atau perihal surat, (5) alamat surat dan (6) salam pembuka.

a.Tanggal Surat

Tanggal surat berfungsi untuk memberitahukan kepada penerima surat kapan surat itu ditulis. Penulisan tanggal surat tidak perlu didahului nama kota karena nama kota sudah tercantum pada kepala surat. Selanjutnya, penulisan tahun dituliskan juga dengan lengkap, tidak disingkat atau tanda komaa di atas. Pada akhir tanggal surat tidak diberikan tanda baca apa pun.

Contoh:

Kepala Surat

13 Maret 2006

b. Nomor Surat

Nomor surat perlu selalu dicantumkan pada setiap surat dinas yang keluar. Nomor surat berfungsi untuk mempermudahkan penyimpanan surat dan menemukannya kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. Alat untuk mengetahui unit asal surat, alat untuk mengetahui banyakknya surat yang keluar, alat pengukur kegiatan instansi/badan usaha yang berkaitan dengan surat menyurat pada periode tertentu, dan sebagai alat referensi. Kata nomor yang dituliskan dengan lengkap diikuti tanda titik dua atau jika nomor itu disingkat no penulisannya diikuti tanda titik, kemudian diikuti tanda titik dua. Garis miring


(29)

yang digunakan Dalam nomor dan kode surat tidak didahului dan tidak diikuti spasi angka tahun dituliskan dengan lengkap, dan tidak diikuti tanda baca apa pun.

Contoh:

Nomor : 284/AB/III/2006 No : 284/AB/III/2006 Keterangan:

284 : Kode nomor urut surat keluar AB : Kode intern/ kode instansi III : Bulan pembuatan surat 2006 : Kode tahun

c. Lampiran

Bagian lampiran tidak semuanya harus dicantumkan apabila, surat tersebut tidak melampirkan sesuatu. Jika bersama surat tersebut ada sesuatu yang dilampirkan, apa yang tidak dilampirkaan hendaknya dituliskan dengan lengkap. Akan tetapi, jika tidak ada yang dilampirkan dalam surat tersebut, kata lampiran tidak perlu dicantumkan dalam surat. Kata lampiran yang dituliskan dengan lengkap diikuti tanda titik dua atau jika lampiran tersebut disingkat lamp., penulisannya diikuti tanda titik dan tanda titik dua. Kemudian dicantumkan jumlah yang dilampirkan, tidak diikuti tanda baca apa pun. Huruf pada awal kata di tulis dengan huruf kapital, sedangkan kata yang lain ditulis dengan huruf kecil semua. Jika bilangan yang menunjukkan jumlah barang pada lampiran yang dapat dituliskan dengan satu atau dua kata, bilangan tersebut dituliskan dengan huruf. Akan tetapi, jika bilangan itu dituliskan lebih dari dua kata, penulisannya harus dengan angka.


(30)

Contoh:

Lampiran : Dua Berkas Lamp : Empat eksemplar Lampiran : 117 eksemplar

d. Hal atau Perihal Surat

Bagian ini menunjukkan isi surat atau inti surat secara singkat. Seperti kata nomor dan lampiran . kataprihal/hal penulisannya harus diikuti tanda titik dua. Walau hal dan perihal bersinonim atau berarti sama, sebaiknya digunakan kata hal karena lebih singkat. Pokok surat yang dicantumkan dalam bagian ini hendaknya diawali huruf capital. Sedangkan yang lainnya dengan huruf kecil. Pokok surat tidak ditulis berpanjang-panjang tetapi singkat dan jelas, serta mencakup seluruh pesan yang ada dalam surat. Isi surat berupa kelompok kata saja.

Contoh

Hal : Permintaan tenaga pengajar

e. Alamat Surat

Alamat surat ini selain dicantumkan pada kertas surat, juga dicantumkan pada sampul surat. Alamat yang dicantumkan pada kertas surat harus sama dengan alamat yang dicantumkan pada sampul surat. Alamat surat berfungsi sebagai petunjuk langsung tentang pihak yang harus menerima surat. Pengirim dan penerima surat dapat berjalan lancar jika alamat ditulis dengan jelas. Berikut ini merupakan cara penulisan alamat surat.


(31)

1. Alamat yang dituju di sebelah kiri pada jarak tengah antara hal surat dan salam pembuka. Posisi alamat surat pada sisi sebelah kiri lebih menguntungkan daripada dituliskan di sebelah kanan karena kemungkinan pemenggalan tidak ada. Jadi, alamat yang cukup panjang pun dapat dituliskan tanpa dipenggal karena tempatnya cukup luas.

2. Alamat surat tidak diawali katakepadakarena kata tersebut berfungsi sebagai penghubung antar kalimat yang menyatakan arah.

3. Alamat yang dituju diawali Yth. (diikuti tanda titik) atau Yang terhormat (tidak diikuti titik).

4. Sebelum mencantumkan nama orang yang dituju, biasanya penulis surat mencantumkan sapaanibu, bapak, saudara,atauSdr.

5. Jika nama orang yang dituju bergelar akademik yang ditulis di depan namanya, seperti drs., ir., kata sapaan bapak, ibu, atau saudara tidak digunakan.

Jika yang dituju adalah jabatan orang tersebut seperti direktur atau kepala instansi terttentu, kata sapaanbapak, ibuatausaudarajuga tidak digunakan.

Contoh:

Yth. Lurah Desa Way Jepara Yth. Bapak Wahyu


(32)

6. Penulisan kata jalan pada alamat tidak disingkat. Kemudian nama gang, nomor, RT, RW basanya dituliskan lengkap dengan huruf kapital pada setiap awal kata. Selanjutnya nama kota dan provinsi di tuliskan dengan huruf awal kapital, tidak perlu digarisbawahi atau diberi tanda baca apapun.

Contoh:

Yth. Ir. Dwi Setiawan

Jalan Merdeka IV, No. 59, Way Jepara Lampung Timur

f. Salam pembuka

Salam pembuka dicantumkan sebelah kiri satu garis tepi dengan nomor, lampiran, hal dan alamat surat. Huruf pertama awal kata dituliskan dengan huruf kapital sedangkan kata yang lain dituliskan dengan huruf kecil. Kemudian salam pembuka diikuti tanda koma. Contoh: Dengan hormat,

g. Isi Surat

Isi surat atau tubuh surat adalah bagian terpenting dalam surat. Bagian isi surat atau tubuh surat terdiri atas paragraf pembuka surat, paragraf isi surat, dan paragraf penutup surat.

a) Paragraf Pembuka Surat

Paragraf pembuka sebuah surat merupakan bagian pengantar yang berfungsi untuk mengantarkan pihak penerima surat atau pembaca kepada pokok persoalan


(33)

yang dikemukakan. Dengan demikian, fungsi utama paragraf pembuka ini adalah untuk menghubungkan pikiran pembaca dan pokok masalah yang disampaikan.

Paragraf pembuka juga berfungsi untuk menarik minat atau perhatiaan pembaca. Contoh kalimat yang mengawali paragraf pembuka dapat dilihat di bawah ini. 1. Dalam rangka hari Sumpah Pemuda 2006. Kami akan menyelenggarakan

berbagai kegiatan.

2. Dengan ini kami beri tahukan kepada Saudara …

Contoh kalimat yang mengawali paragraf dalam surat balasan atau surat jawaban sebagai berikut.

1. Berkenaan dengan surat Saudara tanggal 20 Januari 2006, Nomor 1817/AB/II/2006, tentang permintaan tenaga pengajar, kami beritahukan bahwa …

2. Sehubungan dengan pertanyaan Saudara, kami akan menanggapinya sebagai berikut.

b) Paragraf Isi Surat

Paragraf isi dapat dipandang sebagai bagian inti dari sebuah surat. Pada paragraf isi ini pula penulis surat mengungkapkan pokok persoalan yang dikehendaki. Pokok persoalan atau masalah yang diungkapkan itu diharapkan dapat memperoleh tanggapan, jawaban, atau reaksi positif sesuai dengan harapan penulis. Sehubungan dengan paragraf isi ini, penulis surat hendaknya dapat merumuskan masalah yang ingin diungkapkan secara menarik, jelas, dan tidak membosankan.


(34)

Contoh:

Kami mengharapkan kehadiran Saudara pada: hari : Sabtu

tanggal : 18 Maret 2006 pukul : 10.00 s.d. 12.00

tempat : Aula SMP Negeri I Way Jepara acara : Seminar pembinaan generasi muda

c) Paragraf Penutup Surat

Paragraf penutup berfungsi untuk mengakhiri pembicaraan dalam surat. Dalam paragraf penutup berisi penegasan, harapan atau ucapan terima kasih penulis surat.

Contoh:

1. Atas perhatian dan kerja sama yang Saudara berikan kami ucapan terima kasih.

2. Kami akhiri surat ini dengan ucapan terima kasih.

h. Penutup Surat

Bagian penutup surat terdiri atas salam penutup surat, tanda tangan, nama penanda tangan, jabatan, NIP, tembusan, dan inisial.

a) Salam Penutup

Salam penutup pada dasarnya mempunyai fungsi yang tidak jauh berbeda dengan salam pembuka, yaitu untuk menyatakan rasa hormat penulis surat kepada penerima surat. Dalam penulisannya, salam penutup dicantumkan di pojok kanan


(35)

bawah, tepatnya di antara paragraf penutup dan tanda tangan penulis surat. Ungkapan yang digunakan pada salam penutup, seperti halnya pada salam pembuka, yang ditulis dengan huruf kapital hanya huruf awal pada unsur yang pertama, sedangkan huruf awal pada unsur selanjutnya ditulis dengan huruf kecil biasa. Tanda koma juga disertakan pada akhir salam penutup.

Beberapa contoh ungkapan salam penutup yang lazim digunakan dalam surat-surat dinas dapat diperhatikan berikut ini.

1. Hormat kami, 2. Hormat saya.

b) Tanda tangan

Tanda tangan merupakan pelengkap surat dinas yang berwajib karena sebuah surat dinas belum dapat dianggap sah jika belum ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, yaitu pemimpin suatu instansi, badan usaha, atau organisasi. Selain itu,, tanda tangan juga dapat dilakukan oleh pejabat yang dijunjukkan oleh pemimpin atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap isi surat yang bersangkutan. Posisi tanda tangan adalah di antara salam penutup dan nama jelas penandatangan. Jadi, letak tanda tangan itu pada pojok kanan bawah.

c) Nama jelas, Jabatan dan NIP

Nama penandatangan surat ditulis secara jelas di bawah tanda tangan, tepatnya sejajar di bawah salam penutup. Nama penanda tangan tidak ditulis dengan huruf kapital seluruhnya, tetapi hanya huruf awal setiap unsurnya yang ditulis dengan huruf kapital. Di samping itu, nama penanda tangan surat juga tidak diapit tanda kurung. Jika nomor induk pegawai (NIP) penanda tangan surat ingin


(36)

dicantumkan, nama pejabat sebaiknya dicantumkan di bawah salam penutup, kemudian NIP-nya dicantumkan di bawah nama penanda tangan. Jadi, susunannya adalah salam penutup, nama jabatan, tanda tangan, nama penanda tangan dan NIP.

Contoh:

Hormat kami, Kepala sekolah Tanda tangan Dra. Suparni NIP 128417182

d) Tembusan Surat

Bagian tembusan surat dinas hanya dicantumkan jika surat itu memerlukan tembusan untuk pihak lain yang ada hubungannya dengan isi surat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menuliskan tembusan surat dinas sebagai berikut. Kata tembusan ditulis dengan huruf awal kapital, diikuti tanda titik dua, tanpa digarisbawahi.

1. Jika pihak yang ditembusi itu lebih dari satu, diberi nomor urut sesuai dengan jenjang jabatan pada instansi itu. Akan tetapi, jika pihak yang ditembusi hanya satu, tidak perlu diberi nomor urut.

2. Pihak yang ditembusi adalah nama jabatan atau nama orang dan bukan nama lembaga atau instansi.

3. Dalam tembusan tidak perlu digunakan kata-kata penghormatan.

4. Pencantuman kata arsip pada nomor terakhir tembusan tidak dibenarkan karena setiap surat dinas itu harus memiliki arsip


(37)

Contoh penulisan tembusan surat. Tembusan:

1. Kepala Sekolah Menengah Pertama 2. Kepala Bagian Tata Usaha

6. Fungsi Surat Dinas

Sebagai sarana komunikasi tertulis, surat mempunyai beberapa fungsi. Fungsi surat yaitu (1) surat sebagai utusan atau wakil penulis atau instansi pengirimannya, (2) surat sebagai bukti tertulis, (3) surat sebagai alat pengingat, (4) surat sebagai bukti sejarah, (5) surat sebagai pedoman kerja (Arifin dan Mustakim, 2005:10)

1) Sebagai Utusan atau Wakil

Penulisan surat yang akan dikirim, perlu memperhatikan tata cara penyusunan surat yang benar, yaitu penyusunan letak bagian-bagian surat yang tepat. Surat berfungsi sebagai utusan atau wakil, karena surat dianggap mencerminkan keadaan mentalitas penulisnya. Ini berarti, surat menunjukkan corak kepribadian penulis.

2) Sebagai Bukti Tertulis

Surat sebagai bukti tertulis, artinya surat tersebut mempunyai bentuk nyata dan tahan lama. Itu sebabnya, jika kedua belah pihak yang mengadakan hubungan surat terdapat perbedaan dan perselisihan, maka surat dapat dipakai sebagai bukti tertulis hitam di atas putih yang mempunyai dasar hukum yang sangat kuat.


(38)

3) Sebagai Alat Pengingat

Surat dapat berfungsi sebagai alat pengingat terhadap hal-hal yang telah terlupakan. Biasanya surat yang telah dijadikan arsip akan dibuka kembali apabila terjadi hal-hal atau peristiwa yang meragukan. Untuk mengetahui langkah-langkah yang pernah ditempuh atau ingin mengetahui langkah-langkah selanjutnya dalam suatu perkara.

4) Sebagai Bukti Sejarah

Suatu instansi, sering mengalami perkembangan dan perubahan. Untuk mengetahui perubahan-perubahan dan perkembangan di masa lalu, dapat diketahui melalui surat sebagai sumbernya. Surat yang disimpan sebagai arsip atau dokumen dapat digunakan sebagai bahan bukti historis di masa yang akan datang.

5) Sebagai Pedoman Kerja

Surat sering kali dipakai sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dalam kehidupan kepegawaian. Surat berfugsi sebagai pedoman kerja yang dimaksudkan agar isi surat itu dapat dijadikan pedoman kegiatan suatu instansi sehingga kegiatan yang dilakukan tidak menyimpang dan dapat berjalan lancar.

7. Bagian-bagian Surat Dinas

Salah satu hal yang sangat khas, yanag membedakan surat dinas dengan surat lainnya adalah bagian-bagian yang disusun dalam posisi tertentu sesuai dengan bentuk surat yang digunakan. Surat dinas yang digunakan instansi di Indonesia lazimnya mempunyai bagian-bagian sebagai berikut (1) kepala surat atau kop surat, (2) tanggal surat, (3) nomor surat, (4) lampiran surat, (5) hal surat, (6)


(39)

alamat surat, (7) salam pembuka, (8) paragraf pembuka, (9) paragraf isi, (10) paragraf penutup, (11) salam pembuka, (12) tanda tangan, (13) nama penanda tangan, (14) jabatan penanda tangan, (15) tembusan, (16) inisial (Arifin dan Mustakim, 2005:34).

8. Format Surat Dinas

Format kadang-kadang juga mempengaruhi pendapat tentang menarik atau tidak menariknya sebuah surat. Format surat dinas adalah bentuk dan ukuran serta tata letak atau posisi bagian-bagian surat, seperti penepatan tanggal, hal surat, alamat surat, salam pembuka, dan salam penutup. Format surat dinas yang biasa digunakan di Indonesia ada enam macam, yaitu (1) format lurus penuh (full block style), (2) format lurus (block style), (3) format setengah lurus A (semi block style), (4) format setengah lurus B (semi block style B), (5) format lekuk atau format bergerigi (indented style), dan (6) format paragraf menggantung (hanging paragraphstyle). Format lurus penuh, format lurus, dan format setengah lurus, baik A maupun B. merupakan format surat dinas yang lazim dijumpai dan digunakan di berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta, sedangkan format lekuk atau bergerigi dan format paragraf menggantung tidak banyak digunakan. Untuk lebih jelasnya masing-masing format dapat dilihat sebagai berikut.


(40)

Gambar 1. Format Lurus Penuh(Full Block Style) Gambar 2. Format Lurus(Block Style) Kepala Surat

Nomor Surat : Tanggal : . Lampiran : Hal : Yth .. .. .. Salam Pembuka, .. .. .. .. . Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Jelas Nama jabatan Tembusan . Inisial Kepala Surat

Nomor Surat : Tanggal : . Lampiran : Hal : Yth .. .. .. Salam Pembuka, Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Jelas Nama jabatan Tembusan . Inisial Kepala Surat Tanggal : Nomor Surat : Lampiran : Hal : Yth .. .. .. Salam Pembuka, Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Jelas Nama jabatan Tembusan . Inisial Kepala Surat

Nomor Surat : Tanggal : . Lampiran : Hal : Yth .. .. .. Salam Pembuka, Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Jelas Nama jabatan Tembusan . Inisial


(41)

Gambar 3. Format Lekuk(Indented Style) Gambar 4. Format Setengah Lurus(semi Block Style B)

Gambar 5. Format Lekuk(Indented Style) Gambar 6. Format paragraf Menggantung (Hanging Paragraph Style) Sumber : Keterampilan Dasar Menulis (2004:34)

Nomor Surat :

Tanggal: Lampiran : Hal : Yth……….. ...….……… …… ..………….. Salam Pembuka, ……….. ……… ……… ……….. ………. ………. ……….. ………. Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Jelas Nama jabatan Tembusan ………. Inisial

Nomor Surat : Tanggal : ………

Lampiran :

Hal :

Yth……… ………..

……….. hal :

Salam Pembuka, ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Jelas Nama jabatan Tembusan ………. Inisial


(42)

1. Contoh Surat Dinas

SEKOLAH MENEGAH PERTAMA (SMP) PERTIWI BANDAR LAMPUNG

Jalan Kapten Piere Tendean No.56 Tanjung Karang Pusat BandarLampung Telp.272067

2 Mei 2007 Nomor : 801/1.3/V/OSIS/2007

Lampiran :

-Perihal : Permohonan izin menggunakan lapangan sepak bola Yth. Camat Tanjungkarang Pusat

BandarLampung Dengan hormat,

Sehubungan dengan akan dilaksanakan pertandingan sepak bola tingkat SMP se-Provinsi Lampung dalam rangka ulang tahun berdirinya SMP Pertiwi Bandar Lampung, dengan ini kami mengajukan izin menggunakan lapangan sepak bola yang ada di kecamatan Bapak. Adapun kegiatan tersebut akan kami laksanakan pada:

hari : Senin s.d Sabtu tanggal : 9 s.d 14 Mei 2007

waktu : mulai pukul 15.00 s.d 18.00 WIB

Demikian surat pengajuan izin dari kami, besar harapan kami atas terkabulnya permohonan ini. Atas perhatian dan pemberian izin dari Bapak kami menyampaikan terima kasih.

Kepala Sekolah, Drs. Tulus Pratama Tembusan:


(43)

C. Laporan

1. Pengertian Laporan

Laporan adalah segala sesuatau yang dilaporkan berisi informasi-informasi yang diperoleh setelah melakukan sesuatu (KBBI, ), begitupula Wahono ( 2006-3) mengatakan laporan adalah hal yang dilaporkan merujuk pada suatu uraian atau rekaman yang bersifat menyeluruh mengenai hasil pengalaman langsung atau observasi di lapangan.

Berdasarkan cara penyampaian laporan dibagi menjadi laporan lisan dan laporan tulisan (tertulis). Sementara berdasarkan jenis isinya laporan dibagi menjadi laporan perjalanan, laporan kegiatan, dan laporan peristiwa

Ada enam unsur penting yang terdapat dalam sebuah laporan, yaitu 5W + 1H atau Askadimega (Apa, Siapa, Kapan, Di mana, Mengapa, dan Bagaimana). What (apa) adalah tema apa yang ditulis dalam sebuah laporan, Who (siapa) adalah siapa yang melaksanakan kegiatan dalam laporan, When (kapan) adalah kapan waktu kejadiannya, Where ( di mana) adalah di mana tempat kejadiannnya, Why (mengapa) adalah mengapa terjadi atau dilakukan, dan How (bagaimana) adalah bagaimana ceritanya atau kegiatannya.

2. Sistematika laporan sebagai berikut.

1. Pendahuluan (latar belakang, tujuan, peserta, waktu, dan permasalahannya).

2. Isi (uraian selama perjalanan)


(44)

D. Bahasa Petunjuk

1. Pengertian Bahasa Petunjuk

Petunjuk adalah ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan. Misalnya, petunjuk penggunaan, petunjuk pelaksanaan, petunjuk operasional, dan petunjuk pemakaian. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat dengan mudah menemukan petunjuk pada bungkus makanan instan, obat-obatan, kemasan barang, atau mainan rakitan. Petunjuk tersebut harus disusun berdasarkan urutan atau tahapan pengerjaannya. Akan lebih baik jika petunjuk tersebut dilengkapi dengan gambar yang sesuai dengan isi petunjuknya.

2.Ciri Ragam Bahasa Petunjuk

Sebuah petunjuk yang baik perlu memperhatikan bahasa yang digunakan pada sebuah petunjuk agar petunjuk tersebut mudah diikuti oleh orang yang hendak membuat, memakai, atau melakukan sesuatu dengan suatu barang atau produk tertentu.

a) Singkat dan informatif

Bahasa petunjuk harus singkat berarti dalam petunjuk tersebut hanya mencantumkan hal-hal yang dianggap penting dan bahasa yang digunakan pun harus informatif, artinya berisi langkah-langkah yang mudah diikuti oleh pemakai/pengguna.

b) Tidak menyesatkan (logis)

Bahasa petunjuk juga tidak boleh menyesatkan. Artinya, langkah-langkah diberikan itu harus berurut dan sistematis. Antara urutan yang satu dan urutan


(45)

yang lain harus praktis, logis, dan tidak menimbulkan penafsiran ganda pada pemakai.

c) Langsung menuju kepada hal yang akan dilakukan

Bahasa petunjuk pun harus langsung kepada hal-hal yang akan dilakukan. Artinya, langkah-langkah yang dicantumkan hanya langkah-langkah yang penting dan tidak bertele-tele agar tidak terjadi ketumpangtindihan informasi. Bahasa yang digunakan harus jelas dan lugas atau menggunakan kata-kata yang sudah umum digunakan. Tidak lupa untuk menambahkan gambar agar petunjuk tersebut lebih jelas dan menarik.

3. Tujuan Bahasa Petunjuk

Petunjuk bertujuan untuk memeberikan informasi kepada masyarakat atau orang-orang tertentu mengenai langkah-langkah atau cara penggunaan sesuatu.Contoh petunjuk pertolongan pertama pada orang yang terkena gigitan anjing


(46)

1. Bersihkan luka dengan air atau kapas yang dibasahi. 2. Berilah antiseptik agar luka tidak terinfeksi.

3. Balutlah dengan kain kassa agar tidak kemasukan kuman. 4. Bawalah penderita ke dokter terdekat.


(47)

E. Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode

Metode adalah suatu alat yang efektif untuk mencapai pengajaran. Atau metode adalah pelicin jalan, pengajaran menuju tujuan (Djamarah dan Zain, 2006 : 75). Sedangkan Roetiyah (2008:1) menjelaskan bahwa metode adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar dan menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas agar pelajaran dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik.

2. Macam-Macam Metode

Metode pembelajaran yang bisa kita gunakan dalam kegiatan pembelajaran itu bermacam-macam. Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai (Djamarah dan Zain, 2006) menyebutkan macam-macam metode sebagai berikut.

a. Metode Proyek

Metode proyek atau unik adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.

b. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.


(48)

c. Metode Tugas dan Resitasi

Metode resitasi dan penugasan adalah metode penyajian bahan pada saat guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar (Djamarah dan Zain, 2006).

Kelebihannya

1) Lebih memotivasi siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual maupun kelompok.

2) Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru. 3) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.

4) Dapat meningkatkan kreativitas siswa. Kekurangannya

1) Siswa sulit diawasi, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain.

2) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah orang tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.

3) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.

4) Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.

3. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan. Guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar (Djamarah dan Zain, 2006 : 85). Sejalan dengan Sagala,( 2010) yang menjelaskan bahwa metode pemberian tugas


(49)

adalah cara penyajian pelajaran, guru memberikan tugas tentu agar siswa melaksanakan kegiatan belajar kemudian dipertanggungjawabkan.

Tetapi sebelum peneliti melaksanakan penelitian, metode yang digunakan dalam pembelajaran menulis surat dinas adalah metode diskusi. Awalnya penulis memilih metode ini ini dengan tujuan agar ada interaksi antara dua atau lebih individu terlibat, saling bertukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, mampu mengeluarkan pendapat, memiliki rasa toleransi, mengembangkan sikap demokratis serta dapat menghargai pendapat orang lain, namun metode ini memiliki beberapa kelemahan, kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari beberapa sudut masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan terjadi menyimpang sehingga memerlukan waktu yang panjang. Untuk mengatasi hal ini guru harus mampu mengarahkan pembicaraan, sehingga bisa mengatasi waktu yang diperlukan. karena dalam diskusi menghendaki pembuktian yang logis yang tidak terlepas dari fakta-fakta dan tidak merupakan jawababn coba-coba saja. Dengan menggunakan metode diskusi bukan suatu hal yang mudah, kadang-kadang siswa larut dengan keasikannya sendiri-sendiri, mengganggu teman dan tidak mudah bertanggung jawab dengan tugasnya, terlebih lagi jika akan mempresentasikan hasil mereka di depan kelas, jarang sekali siswa mau maju ke depan kelas untuk berbicara karena malu dan tidak terbiasa.

Dengan demikian maka metode diskusi yang saya gunakan dalam pembelajaran menulis surat dinas ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka penulis mengganti metode yang digunakan yaitu metode pemberian tugas. Dengan metode pemberian tugas ini harapan penulis agar siswa dapat mengerjakan tugas


(50)

dengan baik. Tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar pertanyaan mengenai mata pelajaran atau satu perintah yang harus dibahas dengan cara diskusi atau perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran. Dapat pula berupa tugas tertulis atau tugas lisan lain.

Hanya diharapkan bila guru memberikan tugas pada siswa hari berikutnya harus diperiksa apakah sudah dikerjakan atau belum, kemudian perlu dievaluasi karena akan memberikan motivasi belajar siswa.

Metode pemberian tugas ini digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih baik karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam memperlajari sesuatu dapat lebih arah. Hal itu terjadi disebabkan siswa memahami situasi atau pengalaman yang berbeda, waktu menghadapi masalah-masalah baru. Dengan kegiatan melaksanakan tugas siswa aktif belajar dan merasa terangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggung jawab sendiri. Banyak tugas yang harus dikerjakan siswa, hal itu diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk melakukan hal-hal yang menunjang belajarnya dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang berguna.

Guru diharapkan bila akan menggunakan metode ini agar sasaran yang disebutkan di atas dapat tercapai, maka perlu mempertimbangkan apakah tujuan-tujuan yang akan dicapai dengan tugas itu cukup jelas? Cukup dipahami oleh siswa, sehingga mereka melaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Begitu


(51)

juga tugas yang kita berikan cukup jelas bagi siswa, sehingga mereka tidak bertanya-tanya lagi apa yang harus dikerjakan dan apa yang menjadi tugasnya.

Setelah siswa memahami tujuan dan makna tugas, maka mereka akan melaksanakan tugas dengan belajar sendiri, atau mencari narasumber sesuai dengan tujuan yang telah digariskan dan penjelasan guru. Dalam proses ini guru perlu mengontrol, pelaksanaan tugas itu, apakah dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak dikerjakan oleh orang lain maka perlu diawasi dan diteliti.

Dalam penggunaan metode pemberian tugas ini siswa mempunyai kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil pekerjaan orang lain, dapat mempelajari dan mendalami hasil uraian orang lain. Dengan demikian akan memperluas, memperkaya dan memperdalam pengetahuan serta pengalaman siswa. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, halaman sekolah, di laboraturium, perpustakaan, bengkel, di rumah siswa sendiri, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.

Memang kita mengalami bahwa metode pemberian tugas memiliki kebaikan sebagai teknik penyajian ialah: karena siswa mendalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, maka pengetahuan itu akan tinggal lama di dalam jiwanya. Apalagi dalam melaksanakan tugas ditunjang dengan minat dan perhatian siswa, serta kejelasan tujuan mereka berkerja. Pada kesempatan ini siswa juga dapat mengembangkan daya berfikirnya sendiri, daya inisiatif, daya kreatif, tanggung jawab dan melatih berdiri sendiri.

Namun metode ini juga tidak lepas dari kelemahan-kelemahannya seperti siswa kemungkinan hanya meniru pekerjaan temannya, itu kelemahannya bila guru


(52)

tidak dapat mengawasi langsung pelaksanaan tugas itu, jadi siswa tidak menghayati sendiri proses belajar mengajar itu sendiri. Kemungkinan orang lain yang mengerjakan tugas itu, maka perlu diminta bantuan orang tua, dengan memberitahu bahwa anaknya mempunyai tugas di rumah sehingga dapat turun mengawasi pelaksanaan tugas, dapat menjadi tempat mengecek apakah itu pekerjaan siswa sebenarnya atau bukan.

Juga perlu diingat, bahwa semua guru pasti memberi tugas. Jadi kenyataan siswa banyak mempunyai tugas dari beberapa mata pelajaran itu. Akibatnya tugas itu terlalu banyak diberikan pada siswa, menyebabkan siswa mengalami kesukaran untuk mengerjakan, serta dapat mengganggu pertumbuhan siswa karena tidak mempunyai waktu lagi untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain yang perlu untuk perkembangan jasmani dan rohaninya pada usianya.

Kalau guru memperhatikan hal-hal di atas, maka walaupun metode ini baik untuk digunakan tetapi jangan terlalu kerap kali diberikan agar tidak terlalu menyita waktu siswa dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan siswa secara wajar.


(53)

35

III. PROSEDUR PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).

Dalam konsep PTK terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hubungan keempatnya dipandang sebagai siklus. Untuk jelasnya siklus kegiatan dengan rancangan PTK model Kusuma adalah sebagai berikut.

Bagan 3.1

Hubungan Prencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi Tindakan

(Acting)

Pengamatan (Observating) Perencanaan

(Planning)

Refleksi (Reflecting)


(54)

36

Penelitian tindakan kelas ini bercirikan adanya perubahan yang secara terus menerus. Bila pembelajaran keterampilan menulis dengan metode pemberian tugas belum dapat meningkatkan kemampuan menulis pada siklus pertama, penulis merencanakan tindakan siklus kedua, dan seterusnya sampai mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian, jumlah siklus tidak terikat dan tidak ditentukan sampai siklus tertentu. Siklus disesuaikan dengan kebutuhan dalam peningkatan hasil pembelajaran. Jika ada peningkatan sesuai dengan indikator yang diharapkan, maka siklus dapat diberhentikan meskipun masih dalam siklus kedua. Siklus juga dapat dihentikan apabila dirasa tidak ada peningkatan hasil belajar dalam setiap tahapan yang telah dilalui sehingga mencapai tingkat kejenuhan.

B. Subjek Penelitian

Subjek yang terlibat dalam penelitian ini, adalah siswa kelas VIII-D SMP Negeri 23 Bandar Lampung dengan jumlah 32orang, terdiri atas 16 laki -laki dan wanita 16 orang.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian diuraikan sebagai berikut.

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 23, beralamat di Jln. Jend.

Sudirman no.76 Rawa Laut. SMP N 23 memiliki 24 rombongan belajar yang terdiri dari kelas IX 8 ruang, kelas VIII 8 ruang, kelas VII 8 ruang.


(55)

37

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 (ganjil) tahun pelajaran 2010/2011. Pelaksanaan PTK sesuai dengan jadwal pelajaran, dan penelitian akan berlangsung sampai mencapai indikator yang telah ditentukan.

D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan, PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki kondisi praktik pembelajaran.

Siklus pertama dilakukan untuk mengidentifikasi masalah pada pembelajaran bahasa Indonesia yang terkait dengan keterampilan menulis pada siswa kelas VIII-D SMP 23 Bandar Lampung. Masalah yang ditemukan akan diberikan usaha pemecahan dengan memberikan tugas menulis.

Siklus kedua merupakan refleksi dari tindakan siklus 1. Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah pada siklus II sama dengan pada siklus satu dan metode pembelajaran dilakukan masih tetap metode pemberian tugas. Segala macam kendala yang dialami pada siklus I diupayakan pemecahan dari perbaikan pada siklus II. Refleksi ini dilakukan pada perbaikan metode pemberian tugas dan partisipasi pada individu siswa. Refleksi dilakukan pada metode yang dianggap negatif, sementara yang positif tetap dipertahankan. Pelaksaan observasi dan refleksi pada siklus II juga sama dengan siklus I.


(56)

38

1. Perencanaan

Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan persiapan demi kelancaran pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini. Permasalahan yang diidentifikasi pada pemebelajaran Bahasa Indonesia yang terkait dengan keterampilan menulis pada siswa SMP N 23 Bandar Lampung, diusahakan pemecahan dengan menerapkan metode pembelajaran pemberian tugas, sesuai dengan metode pembelajaran yang dipilih maka, dilakukan persiapan-persiapan oleh peneliti bersama kolaborator atau teman sejawat seperti berikut.

1) Menyusun persiapan mengajar (skenario pembelajaran) sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan pada setiap pertemuan. Setiap siklus 2 kali pertemuan.

2) Memberi penjelasan tentang pengertian penerapan metode pemberian tugas. 3) Mengadakan media bantu yang dibutuhkan yaitu kartu yang terbuat dari karton

untuk masing-masing kelompok tema yang ditentukan oleh guru.

4) Langkah-langkah yang harus dilakukan selama pemberian tugas berlangsung. 5) Membuat tes hasil belajar untuk evaluasi siklus 1.

6) Membuat lembar evaluasi.

Urutan pelaksanaan tindakan dalam penelitian adalah :

1) Guru membuka pelajaran dengan menyiapkan absensi siswa memberikan.

apersepsi terhadap materi yang akan disampaikan. 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran menulis. 3) Guru menyiapkan lembar wawancara.


(57)

39

2. Tindakan

Proses tindakan berlangsung di kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia. Siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah kelas VIII- D selama dua kali pertemuan (4x40 menit) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Pertemuan Pertama 1) Kegiatan Awal

Pertemuan pertama diawali dengan guru mengucapkan salam, kemudian guru mengkondisikan kelas agar mereka tidak ribut, dengan antusiasnya mereka menyambut kehadiran guru. Dengan tidak menunggu lama-lama guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu keterampilan menulis. Ketika guru menjelaskan tentang keterampilam menulis, siswa ada yang menyimak dengan baik, ada yang bertanya apa itu surat, kemudian pertanyaan itu dilontarkan kepada siswa, apakah mereka sudah mengerti apa itu menulis, dengan pertanyaan tersebut, ada saja yang bisa menjawab dengan baik, ada juga yang tidak. Dan guru harus dapat memaklumi karena anak-anak sekarang sudah kurang terlatih dalam menulis menulis, karena sudah banyak yang menggunakan telepon, hand phone, telegraf, faximil, dan internet. Mereka bisa menulis pesan singkat melalui alat komunikasi yang canggih seperti sekarang ini. Oleh karena itu guru dalam hal ini sangat memiliki peranan penting untuk membimbing siswa dalam pembelajaran menulis.

2) Kegiatan Inti

Peneliti menjelaskan tentang keterampilan menulis dengan metode pemberian tugas, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang belum jelas


(58)

40

tentang menulis. Kegiatan inti pada pertemuan ini berakhir pada pemahaman keterampilan menulis.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan ini diisi dengan kegiatan tanya jawab sesuai dengan materi yang diberikan sekaligus menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa pada saat menulis.Kemudian guru memberikan tugas agar siswa berlatih dengan materi dalam menulis.

c. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan di kelas VIII- D. Kegiatan tetap ditekankan pada pemberian tugas menulis surat dinas. Adapun yang dilakukan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan pembelajaran sebagai berikut.

1) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal guru mengadakan apersepsi guru mengucapkan salam, berdoa bersama sebagai kegiatan pembiasaan bagi siswa, mengecek kehadiran siswa, menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai serta tanya jawab dengan siswa yang berkaitan dengan materi sebelumnya.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru memberikan kesempatan kepada siswa mengumpulkan tugas menulis.Selanjutnya guru dan siswa bertanya jawab yang berhubungan dengan menulis.. Setelah melakukan tanya jawab siswa ditugasi untuk menuliskan kembali contoh menulis surat dinas, laporan, dan bahasa petunjuk yang isinya tentang kegiatan sekolah. Guru berkeliling memberikan motivasi dan


(59)

41

mengomentari kerja setiap kelompok. Setelah siswa selesai menggerjakan tugas, siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya, setiap kelompok mengoreksi hasil pekerjaan kelompok lain dengan indikator yang sudah ditentukan.

3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir peneliti dan siswa melakukan refleksi, dengan tanya jawab dan menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Observasi

Observasi ini berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, baik terhadap siswa maupun guru dengan menggunakan instrument yang telah disiapkan.

Observasi dilakukan secara kolaborasi bersama teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan difokuskan pada proses pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas yang dilakukan oleh guru dan melibatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

4 Refleksi

Setelah hasil data yang diuji coba, maka peneliti melakukan diskusi kepada rekan sejawat yang dilakukan kolaborasi hasil yang didapat. Diskusi meliputi keberhasilan, kegagalan, dan hambatan yang dijumpai pada saat melakukan tindakan. Data-data yang diperoleh, dipilih yang benar-benar dibutuhkan dan dapat dijadikan acuan dalam menyusun laporan dalam hasil penelitian. Setelah mendapatkan gambaran tentang permasalahan dan hambatan yang dijumpai, maka langkah selanjutnya peneliti menyusun kembali rencana kegiatan yang mengacu


(60)

42

pada kekurangan yang belum didapat, sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik pada siklus kedua dan siklus selanjutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini teknik tes tertulis dalam bentuk esai. Teknik ini digunakan untuk memproleh data-data kemampuan siswa menulis.

Indikator uji kemampuan menulis merupakan pendapat Wahono (2007:59) yang disesuaikan dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Indikator uji kemampuan menulis surat dinas adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1. Indikator Uji Kemampuan Menulis Surat Dinas

NO Indikator Deskriptor Skor Skor

Maksimal 1. Pilihan Kata 1. Semua kata yang digunak tepat

sesuai dengan konteks. 2. Hanya terdapat 1-5 kata yang

tidak sesuai dengan konteks. 3. Hanya terdapat 6-10 kata yang

tidak sesuai dengan konteks. 4. Hanya terdapat 11-15 kata yang

tidak sesuai dengan konteks. 5. Hanya 16 atau lebih kata yang

tidak sesuai dengan konteks.

5 4 3 2 1 5 2. Keefektifan kalimat

1. Jika dalam paragraf kalimat yang digunakan efektif (logis).

2. Jika dalam paragraf terdapat kalimat yang kurang efektif (logis).

3. Jika dalam paragraf terdapat kalimat yang kurang efektif

(logis).

3 2

1


(61)

43

No Indikator Deskriptor Skor Skor

Maksimal 3. Ketepatan

Penggunaan Ejaan

1.Penggunaan ejaan/ huruf kapital dalammenulis sangat tepat. 2.Penggunaan ejaan/penggunaan

huruf kapital dalam menulis kurang tepat.

3.Penggunaan ejaan/penggunaan huruf kapital tidak tepat. 4.Penggunaan ejaan/penggunaan

huruf kapital sangat tidak tepat. 5.Penggunaan ejaan/penggunaan

huruf kapital salah.

5 4 3 2 1 5 Jumlah 13 Keterangan

a. Indikator Pilihan Kata

Kata-kata yang digunakan dalam kalimat hendaknya tepat, jelas, bervariasi, serta mudah dipahami sesuai dengan konteks sehingga mudah dipahami pembaca. Apabila semua kata-kata yang digunakan tepat, maka siswa mendapat skor 5. Apabila terdapat 1-5 kata-kata yang tidak sesuai dengan konteks, maka siswa mendapat skor 4. Apabila terdapat 6-10 kata-kata yang tidak seseuai dengan konteks, maka siswa mendapat skor 3. Apabila terdapat 11-15 kata-kata yang tidak sesuai dengan konteks, maka siswa mendapat skor 2. Apabila terdapat 16 kata atau lebih yang tidak sesuai dengan konteks, maka siswa mendapat skor 1.

b. Indikator Keefektifan Kalimat

Kalimat dalam paragraf haruslah efektif agar informasi yang disampaikan dapat lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca. Adapun ciri-ciri kalimat efektif, yaitu kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan,


(62)

44

kecermatan, dan kelogisan. Oleh karena itu, untuk indikator keefektifan kalimat dibatasi pada kelogisan. Jadi, apabila dalam paragraf kalimat yang dibuat siswa efektif (logis), maka siswa tersebut mengapat skor 3. Apabila dalam paragraf terdapat kalimat yang dibuat siswa kurang efektif (logis). Maka siswa mendapat skor 2. Apabila dalam paragraf terdapat kalimat yang dibuat siswa tidak efektif (logis), maka siswa mendapat skor 1.

c. Indikator Ketepatan Penggunaan Ejaan

Penggunaan ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja suatu kata. Tetapi yang lebih utama berkaitan dengan cara mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata, atau kalimat. Ejaan berkaitan pula dengan penggunaan tanda baca pada satuan-satuan huruf. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ejaan adalh ketentuan yang mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar.

Dalam penelitian ini, untuk indikator ketepatan penggunaan ejaan dibatasi pada penggunaan huruf kapital yang dipakai pada awal kata pertama dalam sebuah kalimat dan penggunaan tanda titik (.) yang dipakai pada akhir kalimat. Untuk lebih jelasnya mengenai skor dapat dilihat sebagai berikut.

- Penggunaan huruf kapital: apabila dalam karangan yang dibuat siswa, pengguanan huruf kapital sangat tepat atau tidak ada kesalahan dalam penggunaan huruf kapital yang dipakai pada awal atau kalimat pertama dalam sebuah kalimat, maka siswa tersebut mendapat skor 5. Apabila dalam karangan yang dibuat siswa yang dibuat siswa terdapat 1-5 kesalahan dalam penggunaan huruf kapital yang dipakai pada awal kata atau kalimat, maka siswa mendapat skor 4. Apabila dalam


(63)

45

karangan yang dibuat siswa terdapat 6-10 kesalahan dalam penggunaan huruf kapital yang dipakai pada awal kata atau kalimat, maka siswa mendapat skor 3. Apabila dalam karangan yang dibuat siswa terdapat 11-15 kesalahan dalam penggunaan huruf kapital yang dipakai pada awal kata atau kalimat, maka siswa mendapat skor 2. Apabila dalam karangan yang dibuat siswa terdapat 16 atau lebih kesalahan dalam penggunaan huruf kapital yang dipakai pada awal kata atau kalimat, maka siswa mendapat skor 1.

- Penggunaan tanda titik (.): Apabila dalam karangan yang dibuat siswa penggunaan tanda titik sangat tepat atau tidak ada kesalahan pada akhir kalimat maka siswa tersebut mendapatkan skor 5. Apabila dalam karangan siswa terdapat 1 kesalahan dalam penggunaan tanda titik pada akhir kalimat, maka siswa mendapat skor 4. Apabila dalam karangan siswa terdapat 2 kesalahan dalam penggunaan tanda titik pada akhir kalimat, maka siswa mendapat skor 3. Apabila dalam karangan siswa terdapat 3 kesalahan dalam penggunaan tanda titik pada akhir kalimat, maka siswa mendapat skor 2. Apabila dalam karangan siswa terdapat 4 kesalahan dalam penggunaan tanda titik pada akhir kalimat, maka siswa mendapat skor 1.

Karena dalam indikator ketepatan penggunaan ejaan dibatasi menjadi 2, yaitu penggunaan huruf kapital yang dipakai pada awal kata atau kalimat pertama dan penggunaan tanda titik yang dipakaipada akhir kalimat, maka jumlah skor yang diproleh oleh siswa dibagi menjadi 2, sehingga akan mendapat hasil akhir keseluruhan aspek ketepatan penggunaan ejaan. Misalnya: Apabila siswa mendapat skor 5 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 5 untuk penggunaan tanda titik, maka jumlah skor 10. Oleh karena itu, skor 10 tersebut dibagi 2


(64)

46

sehingga menghasilkan skor akhir yaitu 5 untuk aspek penggunaan ejaan. Apabila siswa mendapat skor 4 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 4 untuk penggunaan tanda titik, maka jumlah skor 8. Oleh karena itu, skor 8 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir yaitu 4 untuk aspek penggunaan ejaan. Apabila siswa mendapat skor 3 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 3 untuk penggunaan tanda titik, maka jumlah skor 6. Oleh karena itu, skor 6 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir yaitu 3 untuk aspek penggunaan ejaan. Apabila siswa mendapat skor 2 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 2 untuk penggunaan tanda titik, maka jumlah skor 4. Oleh karena itu, skor 4 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir yaitu 2 untuk aspek penggunaan ejaan. Apabila siswa mendapat skor 1 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 1 untuk penggunaan tanda titik, maka jumlah skor 2. Oleh karena itu, skor 2 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir yaitu 1 untuk aspek penggunaan ejaan.

Tetapi apabila skor yang diperoleh siswa berbeda, misalnya: Apabila siswa mendapat skor 5 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 4 untuk penggunaan tanda titik atau sebaliknya, maka jumlah skor yang didapat siswa tersebut, yaitu 9. Oleh karena itu, skor 9 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir, yaitu 4,5. karena skor tersebut 4,5, maka skor tersebut dibulatkan menjadi 5 karena skor tersebut lebih dari 4. Apabila siswa mendapat skor 4 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 3 untuk penggunaan tanda titik atau sebaliknya, maka jumlah skor yang didapat siswa tersebut, yaitu 7. Oleh karena itu, skor 7 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir, yaitu 3,5. karena skor tersebut 3,5, maka skor tersebut dibulatkan menjadi 4 karena skor tersebut lebih dari 3. Apabila siswa mendapat skor 3 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 2 untuk penggunaan


(65)

47

tanda titik atau sebaliknya, maka jumlah skor yang didapat siswa tersebut, yaitu 5. Oleh karena itu, skor 5 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir, yaitu 2,5. karena skor tersebut 2,5, maka skor tersebut dibulatkan menjadi 2 karena skor tersebut lebih dari 3. Apabila siswa mendapat skor 2 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 1 untuk penggunaan tanda titik atau sebaliknya, maka jumlah skor yang didapat siswa tersebut, yaitu 3. Oleh karena itu, skor 3 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir, yaitu 1,5. karena skor tersebut 1,5, maka skor tersebut dibulatkan menjadi 2 karena skor tersebut lebih dari 1. Tetapi apabila siswa mendapat skor 1 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 0 untuk penggunaan tanda titik atau sebaliknya, maka jumlah skor yang didapat siswa tersebut, yaitu 1. Oleh karena itu, skor 1 tersebut tidak perlu dibagi, karena skor 1 dalam indikator ketepatan penggunaan ejaan merupakan skor terkecil, jadi skor akhir siswa tersebut akan tetap1.

F. Hasil Tes Awal

Hasil tesawal memproleh data rata-rata nilai akhir 60,87 dengan kategiri kurang. Siswa mendapat nilai dengan kategori cukup (tuntas) 8 orang, sedangkan yang mendapat nilai dengan kategori kurang (tidak tuntas) 24 orang.

Tabel 3.2 Hasil Tes Awal (prasiklus)

No Aspek Penilaaian Rata-Rata Keterangan

1. 2. 3.

Pilihan Kata

Penggunaan Kalimat

Ketepatan Penggunaan Ejaan

51,87 47.50 43.13 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak tuntas


(66)

48

Data ketuntasan belajar kemampuan menulis pada siswa kelas VIII-D SMPN 23 Bandar Lampung dapat dilihat pada grafik berikut.

3.1 Grafik Hasil Tes Awal (Prasiklus)

G. Teknis Analisis Data

Hal-hal yang dinilai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, keefektifan kalimat, pilihan kata, penggunaan kalimat, ketepatan penggunaan ejaan.

Langkah-langkah yang ditulis dalam menganalisis data, sebagai berikut.

1. Penulis memberikan lembaran soal pada siswa untuk membuat surat dinas, laporan, dan bahasa petunjuk.

2. Membaca setiaplembar hasil tes siswa.

3. Mengoreksi dan memberi skor hasil tes kemampuan siswa menulis surat dinas, laporan, dan bahasa petunjuk berpedoman dengan tabel 3.1.


(67)

49

4. Menghitung rata-rata kemampuan siswa dalam menulis surat dinas, laporan, dan bahasa petunjuk.

Nilai akhir = Skor yang diperoleh X 100% Skor maksimal

4. Menentukan tingkat kemampuan siswa dengan tolok ukur dibawah ini.

Tabel 3.3 Tolok Ukur Penilaian Kebahasaan dalam Kemampuan Menulis .

Persentase Nilai Tingkat Kemampuan

85% - 100% 75% - 84% 65% - 74% 50% - 64% 0% - 49%

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Gagal ( Bahasa Indonesia kelas VIII untuk SMP (2007:59)

Tabel 3.4 Tolok Ukur Hasil Penilaian Kemampuan Menulis

Rentang Skor Huruf Tingkat Kemampuan

85100 75 -84 65- 74 50 -64 0- 49 A B C D E Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal


(68)

(69)

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil penelitian tindakan di kelas VIII-D SMP N 23 Bandar Lampung, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan menulis. Proses pembelajaran menulis pada siklus satu menerapakan metode pemberian tugas secara kelompok, sedangkan pada siklus kedua menerapkan metode pemberian tugas secara individu. Metode pemberian tugas dapat memotivasi siswa lebih kreatif dalam menulis.

2. Hasil pembelajaran pada prasiklus, nilai rata-rata siswa 60,87, siswa yang mencapai KKM 8 orang (25%). Pada siklus satu nilai rata-rata siswa 63,59 siswa yang mencapai KKM 19 orang (51,38%). Dengan demikian nilai rata-rata siswa terjadi peningkatan 26,38%. Pada siklus dua nilai rata-rata-rata-rata siswa 83,71 siswa yang mencapai KKM 30 orang (93,75%). Dengan demikian hasil pembelajaran siklus satu ke siklus dua mengalami peningkatan 42,37%.

3. Jika nilai rata-rata siswa 60,87 dan jumlah siswa yang mencapai KKM 8 orang sebelum tindakan, disandingkan dengan siklus terakhir pada penelitian tindakan kelas ini, tampak bahwa terjadi peningkatan. Nilai rata-rata siswa yang mencapai KKM pada prasiklus ke siklus dua 68,75%.


(70)

4. B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut.

1. Untuk Guru

a) Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia penerapan metode pemberian tugas untuk peningkatkan kemampuan menulis dalam proses pembelajaran dapat dijadikan salah satu alternatif untuk memotivasi belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa;

b) Guru harus lebih cepat tanggap terhadap kesulitan-kesulitan belajar siswa yang dihadapi dalam menerima materi pelajaran yang menyebabkan kemampuan belajar siswa menurun. Untuk mengatasi hal tersebut dalam menyampaikan materi pelajaran, guru diharapkan menggunakan model-model atau teknik-teknik pembelajaran yang bervariasi. Selain itu, guru juga harus memberikan bimbingan dan nasihat kepada siswa;

c) Jarak antara siklus satu dengan siklus selanjutnya jangan terlalu lama, karena akan mengakibatkan siswa menjadi asing terhadap metode yang digunakan kembali.

2. Untuk Sekolah

a) Memperbanyak workshop untuk menunjang proses pembelajaran pada

umumnya, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia;


(71)

tugas pada setiap pelajaran.

3. UntukSiswa

a) Siswa harus lebih banyak mengerjakan tugas untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang dimiliki;

b) Siswa harus sering menggunakan bahasa yang baik dan benar, untuk diri sendiri maupun saat berbicara dengan orang lain;


(72)

DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti. 1997.Menulis I. Jakarta: Depdikbud.

BSNP. 2006.Metode Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Model Silabus Mata Pelajaran SMP/MTS.Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Depdiknas. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Djamarah, Syaipul Bahri dan Azwan Zain. 2006.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Erlangga.

Jauhari, Heri. 2008. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Kusuma, Wijaya, 2009.Mengenal Tindakan Kelas.Jakarta: PT Indeks.

Pusat Bahasa Depdiknas. 2009.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.Bandung: Yirama Widya.

Roestiyah, NK. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Sagala, Sayiful. 2010.Kosep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Suparno dan Muhamad Yunus.2004.Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:

Universitas terbuka.

Tarigan, Henri Guntur. 1086.Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


(73)

Unila. 2008.Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Wahono. 2007.Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII. Bandar Lampung: Gita Perdana.


(1)

(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil penelitian tindakan di kelas VIII-D SMP N 23 Bandar Lampung, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan menulis. Proses pembelajaran menulis pada siklus satu menerapakan metode pemberian tugas secara kelompok, sedangkan pada siklus kedua menerapkan metode pemberian tugas secara individu. Metode pemberian tugas dapat memotivasi siswa lebih kreatif dalam menulis.

2. Hasil pembelajaran pada prasiklus, nilai rata-rata siswa 60,87, siswa yang mencapai KKM 8 orang (25%). Pada siklus satu nilai rata-rata siswa 63,59 siswa yang mencapai KKM 19 orang (51,38%). Dengan demikian nilai rata-rata siswa terjadi peningkatan 26,38%. Pada siklus dua nilai rata-rata-rata-rata siswa 83,71 siswa yang mencapai KKM 30 orang (93,75%). Dengan demikian hasil pembelajaran siklus satu ke siklus dua mengalami peningkatan 42,37%.

3. Jika nilai rata-rata siswa 60,87 dan jumlah siswa yang mencapai KKM 8 orang sebelum tindakan, disandingkan dengan siklus terakhir pada penelitian tindakan kelas ini, tampak bahwa terjadi peningkatan. Nilai rata-rata siswa yang mencapai KKM pada prasiklus ke siklus dua 68,75%.


(3)

4. B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut.

1. Untuk Guru

a) Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia penerapan metode pemberian tugas untuk peningkatkan kemampuan menulis dalam proses pembelajaran dapat dijadikan salah satu alternatif untuk memotivasi belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa;

b) Guru harus lebih cepat tanggap terhadap kesulitan-kesulitan belajar siswa yang dihadapi dalam menerima materi pelajaran yang menyebabkan kemampuan belajar siswa menurun. Untuk mengatasi hal tersebut dalam menyampaikan materi pelajaran, guru diharapkan menggunakan model-model atau teknik-teknik pembelajaran yang bervariasi. Selain itu, guru juga harus memberikan bimbingan dan nasihat kepada siswa;

c) Jarak antara siklus satu dengan siklus selanjutnya jangan terlalu lama, karena akan mengakibatkan siswa menjadi asing terhadap metode yang digunakan kembali.

2. Untuk Sekolah

a) Memperbanyak workshop untuk menunjang proses pembelajaran pada

umumnya, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia;


(4)

tugas pada setiap pelajaran.

3. UntukSiswa

a) Siswa harus lebih banyak mengerjakan tugas untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang dimiliki;

b) Siswa harus sering menggunakan bahasa yang baik dan benar, untuk diri sendiri maupun saat berbicara dengan orang lain;


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1997.Menulis I. Jakarta: Depdikbud.

BSNP. 2006.Metode Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Model Silabus Mata Pelajaran SMP/MTS.Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Depdiknas. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Djamarah, Syaipul Bahri dan Azwan Zain. 2006.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Erlangga.

Jauhari, Heri. 2008. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Kusuma, Wijaya, 2009.Mengenal Tindakan Kelas.Jakarta: PT Indeks.

Pusat Bahasa Depdiknas. 2009.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.Bandung: Yirama Widya.

Roestiyah, NK. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Sagala, Sayiful. 2010.Kosep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Suparno dan Muhamad Yunus.2004.Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:

Universitas terbuka.

Tarigan, Henri Guntur. 1086.Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


(6)

Unila. 2008.Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Wahono. 2007.Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII. Bandar Lampung: Gita Perdana.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VIII-D SEMESTER GANJIL SMPN 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 10 73

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VIII-D SEMESTER GANJIL SMPN 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 6 72

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VII SMP DIRGANTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 22 71

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

0 11 47

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

0 9 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 80

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 53 61

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE PELATIHAN PADA SISWA KELAS VIIC SMPN 2 TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 93

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE PELATIHAN PADA SISWA KELAS VIIC SMPN 2 TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 18 60

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI PEMODELAN PADA SISWA KELAS VB SEMESTER GANJIL SDN 2 NATAR TAHUN PELAJARAN 2012 - 2013

0 7 19