PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

i ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII

SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh DESMAWATI

Permasalahan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 2011/2012. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengobservasian, dan refleksi. Data hasil observasi dari setiap siklus menjadi dasar atau bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

Hasil penelitian kemampuan menulis pengalaman pribadi pada setiap siklus terdapat peningkatan. Prasiklus nilai rata-rata siswa 59,00 siswa yang sudah mencapai KKM 11 orang dengan persentase 36,67% siswa yang belum mencapai KKM 19 orang


(2)

ii

dengan persentase 53,33%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 76,00 siswa yang mencapai KKM 26 orang dengan persentase 86,67%, siswa yang belum mencapai KKM 4 orang dengan persentase 13,33%. Hasil yang diperoleh mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I meningkat 10% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 50%.

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa teknik pelatihan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu tercapai KKM sekolah untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia 65,00.


(3)

iii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII

SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh DESMAWATI (Penelitian Tindakan Kelas)

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

xvi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII

SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Penelitian Tindakan Kelas) Oleh

DESMAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

xi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL DALAM ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

MOTTO ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

II. LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Konsep Dasar Menulis ... 7

2.1.1 Pengertian Menulis ... 8

2.1.2 Hakikat Menulis ... 9

2.1.3 Tujuan Menulis ... 9

2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik ... 11

2.1.5 Pembelajaran Menulis ... 14

2.1.6 Pengertian Pengalaman Pribadi ... 16

2.1.6.1 Langkah-langkah Menulis Pengalaman ... 16

2.1.6.2 Manfaat Menulis Pengalaman Pribadi ... 18

2.2 Pengertian Pelatihan ... 19

2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan ... 19

2.2.2 Keungguln dan Kelemahan Teknik Pelatihan ... 21

2.2.2.1 Keunggulan Teknik Pelatihan ... 21

2.2.2.2 Kelemahan Teknik Pelatihan ... 22

2.2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan ... 23


(6)

xii

3.2.1 Tempat Penelitian ... 27

3.2.2 Waktu Penelitian ... 28

3.3 Indikator Kinerja ... 28

3.4 Subjek Penelitian ... 28

3.5 Sumber Data ... 28

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 29

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.6.2 Alat Pengumpulan Data ... 29

3.7 Prosedur Penelitian ... 29

3.7.1 Siklus I ... 30

3.7.1.1 Perencanaan Tindakan ... 30

3.7.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 30

3.7.1.3 Observasi dan Evaluasi ... 32

3.7.1.4 Refleksi ... 32

3.7.2 Siklus II... ... 33

3.8 Teknik Analisis Data ... 33

3.9 Langkah-Langkah Menganalisis Data ... 39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi pada Siklus I ... 42

4.1.1.1 Perencanaan ... 42

4.1.1.2 Tindakan ... 43

4.1.1.3 Pengamatan... 45

4.1.1.4 Refleksi ... 47

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi pada Siklus II ... 49

4.1.2.1 Perencanaan ... 50

4.1.2.2 Tindakan ... 50

4.1.2.3 Pengamatan... 52

4.1.2.4 Refleksi ... 54

4.2 Pembahasan ... 56

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Simpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(7)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Indikator dan Deskriptor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi ... 34

3.2 Indikator dan Deskriptor Kegiatan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi (Aktifitas Siswa) ... 36

3.3 Alat Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi ... 38

3.5 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi ... 40

4.1 Skor Rata-rata Menulis Pengalaman Pribadi Siklus I ... 46

4.2 Skor Rata-rata Menulis Pengalaman Pribadi Siklus II ... 52

4.3 Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan ... 57

4.4 Skor Perolehan Menulis Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 57

4.5 Data Ketuntasan Menulis Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 59

4.6 Skor Rata-rata Menulis Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 60


(8)

x MOTTO

Kata-kata yang baik dan memberikan maaf itu lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan cercaan

(Surat Al-Baqarah, ayat 263)

Hal utama yang diperlukan untuk membuat manusia bahagia dalam hidup adalah kecerdasan


(9)

v

PENGESAHAN

1. TIM Penguji

Ketua : Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. ___________ Sekretaris : Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. ___________ Penguji

Bukan Pembimbing : Sumarti, S.Pd., M. Hum. ___________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(10)

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulis ini kepada orang-orang terkasih Ayahanda Akmaluddin dan Ibunda Asmani

Suami tercinta Amroni

Kedua buah hatiku, Reyfan Deni Irawan dan Daghfal Deni Dafi Kakak-kakakku Amir Mukhlis, Abdul Halim, Maiyana dan adikku Tri Antoni

Almamater tercinta “Universitas Lampung”.


(11)

iv

Judul PTK : Peningkatan Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama Mahasiswa : Desmawati Nomor Pokok Mahasiswa : 1013134002

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan : Bahasa dan Seni

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi pembimbing

Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. NIP 196401061988031001 NIP 197808092008012001

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Drs. Imam Rejana, M.Si. NIP 194804211978031004


(12)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wayakrui, pada Tanggal 9 Desember 1979 anak keempat dari lima bersaudara, buah cinta dari pasangan Bapak Akmaluddin dan Ibu Asmani.

Pendidikan yang telah peneliti tempuh Sekolah Dasar (SD) Negeri Wayakrui, Kabupaten Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 1993, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Tanjung Karang, Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1996, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta Trisakti Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1999, D-3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Lampung, Program Studi Bahasa dan Sastra Daerah Lampung diselesaikan pada tahun 2002. Peneliti diangkat menjadi CPNSD Kabupaten Lampung Timur pada 1 Desember 2002, ditempatkan di SMP Negeri 1 Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur sampai sekarang masih aktif mengajar.

Terdaftar sebagai mahasiswa S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2010, melaksanakan PPL/PKM di SMP Negeri 1 Waway Karya, Lampung Timur selama 2 bulan, pada April hingga Mei 2011.


(13)

viii

SANWACANA

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Pengalam Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/ 2012” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah mem- bimbing penulis dengan penuh kesabaran, keikhlasan, memotivasi, memberikan pengarahan, serta saran-saran dari penyusunan proposal hingga PTK ini selesai; 2. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II, yang telah memberikan

bimbingan, kritik, serta saran demi kesempurnaan PTK ini dan selama perkuliah- an memberikan ilmu yang sangat bermanfaat;

3. Sumarti, S.Pd., M.Hum. selaku dosen pembahas yang telah memberikan kritik, dan saran yang bermanfaat;


(14)

ix

motivasi, dengan penuh ke- sabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Lampung dengan baik;

5. Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Lampung beserta stafnya;

6. Bapak dan Ibu dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan;

7. Ngatimin, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur yang memotivasi dan membantu kelancaran dalam penelitian dan penyusunan PTK ini, serta Keluarga Besar SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur; dan

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan PTK ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan pengorbanan Bapak, Ibu, Kakak, Adik dan Teman-teman. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.

Bandar Lampung, April 2012

Penulis,


(15)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan sehari-hari dalam masyarakat selalu berhubungan dengan bahasa. Bahasa tersebut digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, dan keinginan kepada orang lain.

Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa antara komunikan dengan komu- nikator perlu adanya pengetahuan bahasa yang memadai. Sering terjadi kesulitan antara komunikan dengan komunikator dalam menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginannya karena antara mereka kurang pengetahuan tentang bahasa. Ini berarti bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. “Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya” (Tarigan, 2008:1).

Dalam pendidikan formal, pembelajaran bahasa terdapat empat aspek keterampil-an berbahasa, yaitu (a) mendengar, (b) berbicara, (c) membaca, dketerampil-an (d) menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut merupakan tujuan akhir pengajaran bahasa yang harus dimiliki dan dikuasai oleh semua siswa. Jika dilihat dari urutan pemerolehan keterampilan berbahasa tersebut, menulis merupakan urutan yang ke empat. Hal ini menunjukkan bahwa menulis bukanlah sesuatu yang mudah, karena untuk dapat menghasilkan tulisan yang baik siswa dituntut


(16)

memiliki kemampuan-kemampuan yang lain. Kemampuan tersebut mencakup pengetahuan tentang hal yang akan ditulis dan bagaimana menuangkan ide, pikiran, dan gagasan yang dimiliki ke dalam bentuk tulisan.

Kegiatan menulis bukan panjang tulisan yang dipentingkan, melainkan kejelasan isi tulisan serta efisiensi pemakaian dan pemilihan kata. Karena itu, selama ke- giatan menulis berlangsung siswa perlu disadarkan bahwa ada cara penataan atau penyusunan kata dalam pembelajaran keterampilan menulis (Purwo, 1997: 7). Berdasarkan hasil pengamatan dari catatan nilai harian, siswa dalam pembelajaran menulis kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya, Lampung Timur semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/ 2012, khususnya menulis pengalaman pribadi belum mencapai kreteria ketentuan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 65,00. Dari 30 siswa yang telah berhasil mencapai KKM hanya 11 siswa dengan rata-rata nilai 59,00 dan siswa yang belum mencapai KKM 19 siswa.

Pembelajaran menulis pengalaman pribadi di SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012 belum berhasil. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.

a) Siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar. b) Siswa kurang terbiasa menulis.

c) Siswa kurang terlatih untuk menulis berbagai macam jenis tulisan, khususnya menulis pengalaman pribadi.

d) Siswa kurang mampu mencari dan menentukan terma yang akan mereka tulis, karena mereka tidak terbiasa menulis.


(17)

Untuk mengatasi hal-hal di atas, idealnya guru harus mempunyai kreativitas dalam pembelajaran, khususnya pada materi keterampilan menulis, terutama metode atau teknik yang digunakan. Dalam hal ini, guru benar-benar dituntut kreativitasnya dan dapat mencari solusi yang tepat. Guru harus mampu mem-variasikan pembelajaran bahasa Indonesia agar menarik dan menyenangkan. Apabila guru dapat menggunakan teknik atau metode yang tepat, maka proses pembelajaran di kelas tidak lagi membosankan.

Selain dari faktor siswa, masalah yang menyebabkan pembelajaran menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur adalah dari faktor guru, diantaranya

a) Guru kurang tanggap dalam menentukan teknik yang digunakan sehingga pro- ses belajar mengajar terkesan monoton dan membosankan.

b) Guru belum mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa, se- hingga terkesan proses pembelajaran masih terpusat pada guru.

c) Sistem evaluasi tidak berorientasi pada proses, tetapi lebih ditekankan pada hasil akhir.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, diperlukan upaya nyata dalam proses pem- belajaran, misalnya dengan menggunakan teknik pelatihan. Teknik pelatihan merupakan salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan, karena memenuhi beberapa kelebihan.

Teknik pelatihan mempunyai kelebihan antara lain (1) anak didik akan dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur dan


(18)

lebih teliti dalam mendorong daya ingatannya dan (2) pengetahuan anak didik yang bertambah tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan men- dalam. Kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena di- dalamnya terdapat unsur-unsur keterampilan berbahasa yang lain. Untuk itu, siswa akan mampu menulis apabila ia menguasai aspek berbahasa yang lain seperti membaca, mendengar, dan berbicara. Jadi empat aspek keterampilan berbahasa tersebut sangat berhubungan satu dengan yang lain. Untuk keterampilan menulis siswa harus sering berlatih, jadi dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran menulis guru harus lebih terampil untuk menyiasati agar siswa tertarik mengerjakan latihan-latihan menulis, misalnya menulis pengalaman pribadi, karena dengan banyak berlatih siswa akan terbiasa dan akan memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

Berdasarkan uraian penulis merasa perlu memperbaiki proses pembelajaran dengan teknik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 2011/2012.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah peneliti ini adalah bagai- manakah peningkatan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII semester ganjil melalui teknik pelatihan SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 2011/2012.


(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 2011/2012, sebagai berikut.

a. Memperbaiki proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 2011/2012.

b. Meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik pe- latihan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelitian diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa tentang peningkatan kemampuan menulis pengalaman pribadi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis, baik untuk siswa maupun guru.

1) Untuk siswa

a. Meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa dalam menulis pengalaman pribadi, dan

b. Memotivasi siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar di kelas baik secara individu maupun kelompok.


(20)

2) Untuk Guru

a. Memperbaiki proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi di kelas,

b. Meningkatkan kinerjanya secara profesional dalam melaksanakan pembelajaran menulis pengalaman pribadi, dan

c. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi.


(21)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh setiap orang. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau media. Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri dalam bentuk tulisan (Widyamartaya, 1991:9). Menulis adalah menuangkan gagasan, pikiran, perasaan dan pengalaman melalui bahasa tulis (Depdiknas, 2003: 6).

Berdasarkan beberapa teori peneliti menyimpulkan bahwa menulis adalah menuangkan gagasan, pikiran, perasaan dan pengalaman dalam bentuk tulisan sehingga menjadi sebuah hasil karangan dimana pembaca seolah-olah merasakan atau mengalami sendiri seperti apa yang ia baca.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia aspek keterampilan menulis sangat beragam, seperti menulis sastra, yang didalamnya terdapat menulis mengenai prosa, puisi, dan drama, menulis kreatif seperti mengarang, yang didalamnya terdapat lima jenis tulisan yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan


(22)

argumentasi, dan masih banyak jenis-jenis tulisan yang lain. Pada penelitian tindakan kelas, penulis akan mengangkat permasalahan mengenai menulis pengalaman pribadi. Setiap siswa pasti memiliki pengalaman, baik yang menyenangkan ataupun yang menyedihkan. Tidak setiap siswa mampu menuangkannya dalam sebuah tulisan, walau sebenarnya apa yang mereka tulis merupakan benar-benar pengalaman/kejadian yang meraka alami sendiri.

2.1.1 Pengertian Menulis

“Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.” (Tarigan, 2008: 21). Pendapat lain mengatakan “Menulis berarti meng- organisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkan secara tersurat.” (Sabarti dkk. 2003: 2).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu proses kegiatan mengungkapkan pikiran, perasaan, sikap dan keyakinan dengan mengggunakan lambang-lambang bahasa tertulis secara logis dan sistematis. Tulisan yang baik hendaknya mengandung isi yang berbobot, jelas, singkat, me- narik, dan mudah dipahami. Apabila seseorang berhasrat menyampaikan pikiran, sikap, perasaan, dan keyakinan serta mantap dan mampu menyampaikan dalam bahasa tulis, maka ia telah memiliki keterampilan dan kemampuan menulis.


(23)

2.1.2 Hakikat Menulis

Kegiatan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, artinya tidak secara langsung bertatap muka dengan orang lain, melainkan melalui media tulis. Menulis juga bisa dikata- kan suatu kegiatan yang bersifat produktif dan ekspresif. Produktif dan ekspresif mengandung arti kedua karakteristik tersebut berfungsi sebagai penyampai informasi. Dikatakan produktif karena kegiatan menulis merupakan kegiatan yang bersifat menghasilkan suatu karya tulis berupa hasil dari ungkapan gagasan pikiran seseorang. Sedangkan ekspresif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007: 291) mengandung arti tepat (mampu) memberikan (ungkapan) gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan.

Keterampilan menulis harus melalui proses pelatihan dan praktik yang intensif. Berdasarkan konsep dasar tersebut, keterampilan menulis akan diperoleh siswa melalui proses yaitu dengan cara pelatihan atau praktik menulis. Semakin banyak pelatihan, akan semakin besar pula kemungkinan siswa mampu dan senang akan kegiatan menulis.

2.1.3 Tujuan Menulis

Tujuan menulis adalah memproyeksikan sesuatu mengenai diri seseorang. Me-nulis tidak mengharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan sesuai, tetapi harus menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut dan apa maksud dan tujuannya.


(24)

Tujuan menulis (the writer‘s intention) adalah respons atau jawaban yang di- harapkan oleh penulis akan diperoleh dari pembaca. Berdasarkan batasan di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan menulis adalah sebagai berikut.

1. Untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informaf

(informative discourse),

2. Untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasif

discourse),

3. Untuk menghibur atau yang menyenangkan yang mengandung tujun

estetik disebut tulisan literer (literary discourse),

4. Mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api

disebut wacana ekspresif (expressive discourse).

Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008: 24-25) mengungkapkan tujuan menulis meliputi:

1. Tujuan penugasan (assigment Purpose), yaitu menulis karena ditugaskan

bukan kemauan sendiri,

2. Tujuan altruistik (altruistic purpose), yaitu untuk menyenangkan pembaca,

3. tujuan persuasif (persuasive purpose), yaitu meyakinkan pembaca dan

kebenaran gagasan yang diutamakan,

4. Tujuan informasional (informational purpose), yaitu memberi informasi

kepada pembaca,

5. Tujuan pernyataan diri (self-expressive purpose), yaitu memperkenalkan

diri sebagai pengarang kepada pembaca,

6. Tujuan kreatif (creative purpose), yaitu mencapai nilai-nilai artistik dan


(25)

7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose), yaitu mencer-minkan serta menjelajahi pikiran-pikiran agar dimengerti dan diterima oleh pembaca.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diungkapkan bahwa tujuan pembelajaran menulis standar kompetensi bahasa dan sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah siswa mampu mengekspresikan berbagai pikir- an, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan. Artinya, siswa terampil menulis secara efektif dan efisien berbagai ragam tulisan dalam berbagai konteks.

Berdasarkan uraian mengenai tujuan menulis yang disampaikan di atas, dapat di- ketahui bahwa menulis mengandung tujuan untuk melatih diri siswa memiliki kompetensi menulis dalam menyampaikan pendapat dan perasaannya.

2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik

Tulisan yang baik setidak-tidaknya harus memiliki kriteria yang berhubungan dengan hal-hal berikut.

1. Tema

Untuk membuat tulisan yang baik diperlukan tema atau topik. Tema atau topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan digarap. Keberhasilan mengarang banyakditentukan oleh tepat atau tidaknya memilih tema atau topik (Akhadiah, 2003: 9).


(26)

2. Kesesuaian Isi dengan Judul

Sebuah karangan akan terlihat apabila ada keserasian antara isi dengan judul. Judul sebuah karangan akan menggambarkan isi secara keseluruhan. Judul yang baik juga harus memenuhi syarat seperti; judul harus relevan, ekspresif, dan singkat.

3. Ketepatan Ide dalam Paragraf dan Pengembangan Paragraf

Setiap paragraf harus memiliki ide pokok yang akan dikembangkan menjadi paragraf. Paragraf yang baik harus memiliki syarat-syarat tertentu, seperti yang dikemukakan Keraf (1994: 67) berikut ini.

a. Kesatuan

Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu.

b. Koherensi (kepaduan)

Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena ada loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antarkalimat dengan kalimat. Akan tetapi, dalam suatu karangan tidak hanya terdapat kalimat yang terpisah-pisah melainkan, kalimat-kalimat tersebut membentuk suatu paragraf.


(27)

Paragraf adalah suatu unsur yang kecil dalam sebuah unit yang lebih besar, baik berupa bab maupun berupa sebuah karangan yang lengkap. Karena paragraf merupakan suatu unit yang lebih kecil, maka harus dijaga agar hubungan antara paragraf yang satu dengan yang lainnya, yang bersama-sama membentuk unit yang lebih besar itu, terjalin dengan baik. Atau dengan kata lain harus terdapat perkembangan dan perpaduan yang baik antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain. Apabila perpaduan antarparagraf itu baik dan jelas, maka pembaca dapat mengikuti uraian itudengan jelas dan mudah. Oleh karena itu, untuk menghasilkan karangan yang baik, kepaduan antarkalimat dan antarparagraf tidak dapat dipisahkan dan diabaikan. Agar hubungan antarkalimat dan paragraf itu padu, maka penulis dapat menggunakan unsur kebahasaan yang digambarkan dengan (1) repetisi atau pengulangan kata kunci, (2) kata ganti, (3) kata transisi atau ungkapan penghubung, dan (4) paralelisme. Dari uraian di atas, maka indikator penilaian yang akan diambil oleh penulis adalah kepaduan antarkalimat dan paragraf. Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf adalah penyusunan atau perincian dari gagasan-gagasan yang membina paragraf itu.

4. Ketepatan Susunan Kalimat

Susunan sebuah kalimat sangat penting. Hal ini dimaksudkan untuk me- mudahkan pembaca menuangkan ide-ide pokok dalam paragraf. Begitu pula hubungan kalimat satu dengan kalimat lain yang diungkapkan secara tepat akan ikut menentukan kejelasan gagasan.


(28)

5. Keefektifan Kalimat

Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar dalam kegiatan menulis dapat lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca. Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehemat-an, kecermatkehemat-an, dan kelogisan.

6. Ketepatan Memilih Kata/Diksi

Dalam memilih kata terdapat dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan yaitu ketepatan dan kesesuaian. Persyaratan ketepatan menyangkut makna, aspek logika kata-kata, kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan pengertian yang akan disampaikan. Persyaratan kesesuaian menyangkut ke-cocokan antara kata yang digunakan dengan situasi/kesempatan dan keadaan pembaca. Jadi, menyangkut aspek sosial kata-kata (Akhadiah, 2003: 83).

7. Ketepatan Penggunaan Ejaan

Untuk membuat karangan kita harus berpedoman kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ini berarti ejaan memegang peranan penting dalam karangan. Hal yang tercakup dalam penggunaan ejaan adalah pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pema-kaian tanda baca (Finoza, 2001: 15).

Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penulisan kata, penulisan huruf, dan pemakaian tanda baca.

2.1.5 Pembelajaran Menulis

Pembelajaran menulis merupakan suatu kegiatan yang berencana dan bertujuan. Pembelajaran menulis terdapat dalam pembelajaran keterampilan berbahasa di


(29)

samping keterampilan menyimak, berbicara, dan keterampilan membaca. Keempat keterampilan berbahasa tersebut dalam pembelajaran harus mendapat porsi yang seimbang dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu serta intensif.

Tujuan menulis adalah membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan ber- komunikasi secara tertulis. Hal terpenting pada kegiatan menulis bukan panjang tulisan yang dihasilkan siswa, melainkan kejelasan isi tulisan, efisiensi pemakai- an, dan pemilihan kata atau diksi. Selalam kegiatan menulis berlangsunh siswa perlu disadarkan bahwa ada berbagai kemungkinan cara unttuk penataan atau pe-milihan kata.

Keterampilan menulis sangat penting dimiliki semua siswa, baik pada tingkatan sekolah dasar, menengah, atas, dan perguruan tinggi. Untuk mencapai kompetensi dasar pembelajaran menulis siswa akan lebih mudah berpikir kritis dan kreatif apabila dilatih secara rutin dan terus menerus. Pada pembelajaran menulis pe- ngalaman ini, siswa perlu dilatih untuk menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir. Hal itu dilaksanakan guna membantu siswa untuk mencapai mak- sud dan tujuannya menulis.

Keterampilan menulis diperoleh dari pengalaman yang berulang-ulang. Karena melalui kegiatan latihan yang dilksanakan secara terus-menerus, maka siswa akan terbiasa menulis, karena sudah terbiasa menulis maka siswa akan terampil dan ter- memotivasi untuk menuangkan gagasan atau daya imajinasinya ke dalam bentuk tulisan, seperti menuliskan pengalaman pribadi yang oernah mereka alami, baik itu pengalaman yang menyenangkan ataupun yang menyedihkan.


(30)

2.1.6 Pengertian Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi adalah suatu yang pernah kita alami atau yang pernah kita rasakan (Kosasih, 2002: 53). Menurut Hasnun (2006: 191) pengalaman pribadi adalah apa yang kita alami, dirasakan, dikerjakan dalam berbagai kegiatan atau aktivitas dimana saja kita berada. Sedangkan menurut KBBI (1998: 22) pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya).

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tentunya pernah mengalami kejadian yang mereka anggap lucu, khas, unik, aneh, menyedihkan, mengharukan, dan menggembirakan. Setiap pengalaman yang dialami seseorang pasti berbeda satu sama lain. Ada pun kemungkinan kesaaman pengalaman secara persis sifatnya jarang terjadi. Berbagai pengalaman tersebut akan lebih bermakna apabila dapat dikomunikasikan dengan orang lain.

Dengan demikian, orang lain pun dapat merasakan atau ikut terbawa dalam suasana yang diceritakan. Dalam konteks ini, komunikasi dilakukan melalui bahasa tulisan. Namun demikian sebenarnya pengalaman pribadi dapat pula dikomunikasikan secara lisan dengan orang lain.

2.1.6.1 Langkah-langkah Menulis Pengalaman Pribadi

Menurut Hasnun (2006: 192) dalam menulis pengalaman pribadi siswa harus memperhatikan langkah-langkah penulisan yang harus dilakukan. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.


(31)

1. Sebelum mulai menulis, siswa terlebih dahulu memilah dan menentukan pengalaman apa yang akan ditulis, apakah pengalaman menyenangkan atau tidak menyenangkan.

2. Setelah siswa menentukan pengalaman yang akan ditulis, siswa mulai

menyusun urutan peristiwa dalam bentuk kerangka karangan.

3. Apabila kerangka karangan telah tersusun, siswa mulai menentukan judul dari

tulisannya tersebut.

4. Mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah alinea.

5. Dalam penulisan pengalaman pribadi, hal-hal yang diuraikan harus secara

rinci, tersusun dengan baik dan runtun.

Dalam menulis pengalaman pribadi, peneliti membatasi indikator-indikator yang akan dinilai yaitu:

1. Kesesuaian Judul dengan Isi Karangan

Karangan akan menggambarkan isi secara keseluruhan. Judul yang baik juga harus memenuhi syarat seperti; judul harus relevan, ekspresif, dan singkat.

2. Penggunaan Ejaan

Dalam penelitian ini, untuk indikator ketepatan penggunaan ejaan dibatasi pada penggunaan huruf kapital dalam kalimat dan tanda titik yang dipakai dibelakang singkatan nama orang dan akhir kalimat.

3. Keefektifan Kalimat

Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar pengalaman pribadi yang ditulis dapat lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca. Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.


(32)

4. Pilihan Kata (Diksi)

Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan apabila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau ber- miripan. Maka siswa diharapkan dapat memilih kata yang tepat.

5. Kepaduan Paragraf.

Untuk menghasilkan karangan yang baik, kepaduan antarkalimat dan antar- paragraf tidak dapat dipisahkan dan diabaikan. Dalam penulisan pengalaman pribadi hubungan antarkalimat dalam pargraf saling bertautan dan berurutan.

2.1.6.2 Manfaat Menulis Pengalaman Pribadi

Menulis pengalaman pribadi memiliki rmanfaatan yang khas, yaitu menulis dapat mengungkapkan pesan dan perasaan terhadap pembaca ihwal pengalaman pribadi seseorang yang sesuai dengan apa yang dialami oleh penulis tersebut dengan berbagai topik yang menarik. Penulis dapat menyususn pikiran melalui penggunaan kata-kata dan struktur kalimat yang baik. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis hendaknya memiliki kretivitas dalam mengorganisasikan gaga-san pengalamannya secara sistematis.

Berdasarkan uraian di atas, menulis pengalaman pribadi bermanfaat untuk menggali potensi diri, melatih mengembangkan berbagai gagasan, menyerap dan merefleksikan fenomena kehidupan yang dialami secara nyata, sehingga penulis secara psikologis akan lebih bijak memandang setiap persoalan yang dialaminya. Dengan demikian, selain aspek kognitif dan psikomotorik yang meningkat, aspek afektif pun semakin baik.


(33)

2.2 Teknik Pelatihan

Teknik yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Teknik mangajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat ber- langsungnya pelajaran (Suryobroto, 1996:36). Teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu (KBBI, 2001: 1158). Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, teknik ini mengacu pada implementasi perencanaan pembel- ajaraan Bahasa Indonesia di depan kelas. Teknik bersifat prosedural. Teknik yang baik dijabarkan metode dan serasi dengan pendekatan.

Dalam hal ini penulis mengacu pada pendapat Suryobroto, teknik merupakan cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa saat ber- langsungnya pelajaran. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik pelatihan. Teknik pelatihan atau training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Teknik pelatihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan mengenai apa yang telah dipelajari. Oleh karena itu, penulis akan menerapkan teknik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi. Dengan teknik pelatihan, siswa diharapkan agar berperan aktif dalam proses belajar mengajar sehingga komunikasi tidak berjalan satu arah, guru sebagai sumber informasi ke arah siswa sebagai penerima informasi.

2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan

Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam sesuatu, misalnya dalam berbicara, menyanyi, atau memasak, dan lain-lain. Oleh sebab


(34)

itu, dalam proses pembelajaran perlu diadakan latihan untuk menguasai ke- terampilan tersebut. Salah satu teknik atau teknik penyajian pelajaran untuk me-

menuhi tuntutan tersebut ialah teknik pelatihan. Teknik pelatihan, asal kata dari

latihan adalah suatu teknik atau cara mengajar siswa untuk melaksanakan kegiat- an-kegiatan latihan, agar siswa memilki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Roestiyah N.K (2008:125).

Teknik latihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa. untuk itu, dalam proses pelaksanaan pembelajaran siswa harus diberi kesempatan untuk melatih ke- mampuannya tersebut, dengan guru berperan sebagai komentator, kritikus atau pembimbingan atau dia boleh juga memberikan aktivitas yang cocok seperti “games” yang memungkinkan siswa belajar berdiskusi sesama mereka. Jadi, jika kita membicarakan aktivitas siswa dalam pendidikan yang kita maksudkan adalah siswa aktif secara mental, dan sensitif secara emosional, melatih kemampuan dan mengalaminya dengan melaksanakannya.

Penggunaan istilah latihan sering disamakan artinya dengan istilah ulangan. Padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik siswa atau peserta didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan hanya sekedar mengukur sebagaimana dia telah menyerap pengajaran tersebut (Darajat, 2004:302).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa, teknik latihan adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan memerintahkan siswa untuk melaksanakan latihan-latihan atas bimbingan dari guru.


(35)

2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pelatihan

Dalam setiap proses pembelajaran guru harus pandai memilih suatu teknik, metode, atau pendekatan tertentu yang dipandang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Setiap teknik yang dipilih pasti memiliki keunggulan dan kelemahan, teknik apapun itu, tidak terkecuali pada teknik pelatihan. Berikut beberapa keunggulan teknik pelatihan.

2.2.2.1 Keunggulan Teknik Pelatihan

Pengajaran yang diberikan melalui teknik pelatihan yang dilaksanakan dengan baik, akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut.

1) Anak didik akan dapat menggunakan daya berpikirnya yang makin lama makin

bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatannya. Ini berarti daya berpikirnya bertambah.

2) Pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak didik tersebut

akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam. (Zakiah Darajat, 2004: 302).

Agar keunggulan teknik pelatihan menjadi berhasil guna dan berdaya guna, guru perlu menanamkan pengertian kepada siswa mengenai beberapa hal berikut ini.

a) Tentang sifat-sifat suatu latihan, yaitu setiap latihan harus selalu berbeda

dengan latihan sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan pula ada perubahan kondis/situasi belajar yang menuntut daya tangkap/respon yang lebih baik pada peserta didik/siswa.


(36)

b) Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan sebelum memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimna kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lain yang diterima. Persiapan yanng baik sebelum latihan mendorong/memotivasi siswa agar responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan dan tinggal lama dalam jiwanya, karena sifatnya permanen, dan siap untuk digunakan/dimanifestasikan oleh siswa dalam kehidupan.

2.2.2.2 Kelemahan Teknik Pelatihan

Telah dibahas diatas, bahwa setiap teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru di dalam kelas pasti memiliki keunggulan dan kelemahan. untuk itu, guru harus memperhatikan beberapa hal yang merupakan kelemahan dari teknik pelatihan, diantaranya;

1) Dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak yang tidak bisa berubah, karena

merupakan cara yang telah dibakukan. Hal ini akan menghambat bakat dan inisiatif siswa,

2) Terkadang latihan itu langsung dijalankan tanpa penjelasan sebelumnya, se-

hingga siswa tidak paham.

3) Walau tidak mengerti maksud dan tujuan dari latihan, namun siswa tetap me-

laksanakan latihan tersebut.

4) Suatu latihan yang dijalankan dengan cara tertentu yang telah dianggap baik


(37)

peroleh siswa umumnya juga menetap/pasti, yang akan merupakan kebiasaan yang kaku atau keterampilan yang salah.

2.2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam teknik pelatihan ini dapat dilaku- kan dengan bermacam-macam, antara lain:

1. Latihan hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.

2. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya: (a) menjelaskan terlebih

dahulu tujuan latihan tersebut, (b) agar siswa dapat memahami manfaat latihan itu bagi kehidupan siswa, dan (c) siswa perlus mempunyai sikap bahwa latihan ini diperlukan untuk melengkapi belajar.

3. Masa latihaan relatif singkat, tetapi harus sering dilkukan pada waktu-waktu

tertentu.

4. Latihan harus menarik, gembira, dan tidak membosankan. Untuk itu perlu: (a)

Tiap-tiap kemajuan yang akan dicapai harus jelas, (b) hasil latihan terbaik dengan sedikit menggunakan emosi.

5. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan proses

perbedaan individual: (a) tingkat kecakapan yang diterima pada satu titik perlu sama, (b) perlu diberikan perorangan dalam dalam rangka menambah latihan kelompok.


(38)

2.3 Menulis Pengalaman Pribadi melalui Teknik Pelatihan

Menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII adalah diharapkan siswa dapat menulis pengalaman pribadi berdasarkan buku harian dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang ekspresif, adapun aspek yang dinilai dalam pembelajaran keterampilan menulis adalah pilihan kata yang menarik (diksi), kerapian karangan, bentuk ejaan, dan memiliki kelogisan dalam mengembang- kan gagasan.

Maka untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan teknik yang cocok agar siswa dalam proses pembelajaran aktif menyenangkan. Untuk itu penulis mencoba untuk menerapkan teknik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi.

Langkah-langkah penggunaan teknik pelatihan untuk menulis pengalaman pribadi sebagai berikut.

a. Guru mengemukakan materi yang akan dipelajari dan memberikan peng-

arahan mengenai cara-cara pelaksanaan tugas pada materi tersebut. Artinya, pokok permasalahan yang akan dikerjakan siswa dibahas oleh guru dan siswa. Dalam hal ini guru haru merumuskan permasalahan yang akan dikerjakan dengan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami oleh siswa.

b. Apabila dipandang siswa telah siap mengerjakan tugas, maka guru mem-

bagikan lembar kerja kepada siswa.

c. Guru memberikan bimbingan kepada siswa secara satu persatu. Dengan cara

pada waktu proses pelaksanaan penugasan, guru mendatangi siswa untuk diberikan bimbingan atau arahan.


(39)

d. Pada pelaksanaan pelatihan, harus berjalan dalam suasana bebas, setiap siswa diberikan kebebasan untuk memilih tema apa yang mereka sukai untuk dijadikan acuan dalam penulisan.

Setiap siswa memberikan laporan hasil kerjanya. Hasil yang dilaporkan itu di- tanggapi oleh seluruh siswa. Setelah itu guru memberikan ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut. Para siswa mencatat hasil tanggapan dari guru, yang tujuannya sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan tugas selanjutnya.


(40)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkup penelitian ini adalah pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan yang berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).

Pada konsep PTK terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hubungan dari keempat tahap tersebut dikenal sebagai siklus. Untuk lebih jelasnya, siklus kegiatan dengan rancangan PTK model Kusuma adalah sebagai berikut.

Bagan 3.1

Hubungan Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi Model Kurt Lewin.

Tindakan (acting)

Pengamatan (observating) Perencanaan

(planning)

Refleksi (reflecting)


(41)

Penelitian tindakan kelas ini bercirikan adanya perubahan yang berlangsung se- cara terus menerus. Bila pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan mem- perhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang ekspresif melalui teknik pelatihan belum meningkat pada siklus pertama, penulis akan merencanakan tindakan siklus kedua, dan seterusnya sampai tercapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian, jumlah siklus tidak terikat dan tidak ditentukan sampai siklus tertentu.

Pelaksanaan tindakan siklus disesuaikan dengan kebutuhan dalam upaya pe- ningkatan hasil pembelajaran. Jika terdapat peningkatan dalam pembelajaran yang sesuai dengan indikator, maka siklus tersebut dapat dihentikan, meskipun masih dalam siklus kedua. Siklus juga dapat dihentikan apabila dirasa tidak ada pe- rubahan hasil belajar dalam setiap tahapan yang telah dilalui karena akan me- nimbulkan kejenuhan pada siswa.

3.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini meliputi tempat dan waktu penelitian.

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Waway Karya Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur. SMP Negeri 1 Waway Karya memiliki 13 rombongan belajar yang terdiri atas 4 ruang kelas VII, 4 ruang kelas VIII, dan 5 ruang kelas IX.


(42)

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 terhitung dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2011 (tiga bulan). Penelitian tindak- an kelas dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran.

3.3 Indikator Kinerja

Penelitian akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan tercapai, yaitu 75% siswa memperoleh nilai sesuai atau melebihi KKM mata pelajaran bahasa Indonesia pada SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012 yaitu 65,00.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan ini dilaksanakan pada kelas VII.1 Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/ 2012 dengan jumlah siswa 30 siswa, yang terdiri atas 14 siswa laki dan 16 siswa perempuan.

3.5 Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data hasil kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.


(43)

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan penelitian ini berlangsung dengan tes. Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa. Hal ini dilaku- kan untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.

3.6.2 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis.

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan daur ulang atau siklus. Tiap siklus terdiri atas empat kegiatan inti, yaitu: perencanaan, tinda- kan observasi, dan refleksi. Kegiatan pertama penelitian didahulukan dengan me- nemukan masalah dan berupaya mencari solusi berupa perencanaan perbaikan (perenungan). Lalu dilanjutkan dengan tindakan yang telah direncanakan sehingga menghasilkan perbaikan untuk tindakan selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya.


(44)

3.7.1 Siklus I

Pelaksanaan siklus I terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

3.7.1.1 Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan tindakan dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut.

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi

yang direncanakan.

b. Menyusun lembar pengamatan untuk pembelajaran keterampilan menulis

dengan menerapkan teknik pelatihan dan lembar aktivitas siswa dan guru di dalam kelas.

c. Menyiapkan beberapa contoh tulisan tentang pengalaman pribadi dengan tema

yang disenangi siswa.

3.7.1.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan proses tindakan berlangsung di kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia, siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.1 dalam dua kali pertemuan (4 x 40 menit) dengan menggunakan langkah-langkah sebagi berikut.

Pertemuan Pertama (2 x 40 menit)

A. Kegiatan awal

Proses pembelajaran diawali dengan, guru mengondisikan kelas, mengecek kehadiran siswa. Menginformasikan tujuan pembelajaran, mengadakan apersepsi antara materi yang telah lalu dengan materi yang akan dipelajari.


(45)

B. Kegiatan Inti

a. Siswa mendengarkan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan

pengalaman pribadi. Kemudian, memperhatikan contoh tulisan tentang pengalaman pribadi yang disajikan.

b. Bertanya jawab bagaimana cara pengungkapan dan bahasa yang efektif

c. Siswa mengerjakan tugas berlatih menuangkan ide-idenya ke dalam

bentuk tulisan sehingga menjadi sebuah karangan.

C. Kegiatan Akhir

Setelah melaksanakan proses pembelajaram guru dan siswa melakukan refleksi yang nantinya akan menjadi bahan acuan dalam perencanaan tindakan berikutnya.

Pertemuan Kedua (2 x 40 menit)

A. Kegiatan awal

Guru mengondisikan kelas, mengecek kehadiran siswa, menanyakan kabar siswa pada hari ini, apakah baik-baik saja, dan telah siap menerima materi.

B. Kegiatan Inti

Guru mengapresiasikan hasil dari salah satu siswa dan memberikan tanggapan. Siswa memperhatikan penjelasan guru untuk bahan koreksian terhadap tugasnya. Siswa secara bergiliran mempresentasikan tugasnya di depan kelas, guru dan siswa memberikan penilaian.


(46)

C. Kegiatan Akhir

Setelah melaksanakan proses pembelajaram guru dan kolaborasi melakukan refleksi, menyimpulkan hasil pada siklus pertama apakah sudah dianggap berhasil atau berlanjut pada siklus kedua.

3.7.1.3 Observasi dan Evaluasi

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, baik terhadap siswa maupun guru dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan.

Observasi ini dilaksanakan secara kolaborasi bersama teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan difokuskan pada proses pembelajaran menggunakan teknik pelatihan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran.

3.7.1.4 Refleksi

Setelah data diperoleh dari uji coba teknik pelatihan untuk menulis pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang ekspresif, maka peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat mengenai data tersebut. Diskusi meliputi keberhasilan, kegagalan, dan hambatan-hamabatan yang dijumpai pada saat melaksanakan tindakan. Data-data yang diperoleh, dipilih yang benar-benar dipandang perlu dan dapat dijadikan acuan dalam menyusun laporan hasil penelitian.


(47)

Setelah mendapatkan gambaran mengenai permasalahan serta hambatan dihadapi, maka langkah selanjutnya peneliti menyusun kembali rencana kegiatan yang mengacu pada kekurangan yang telah ditemukan sehingga tercapai hasil lebih baik pada siklus berikutnya.

3.7.2 Siklus II

Setelah diadakan evaluasi pada siklus I oleh peneliti dan teman sejawat ternyata hasil yang diperoleh belum tercapai, maka perlu adanya siklus selanjutnya, yaitu siklus II sampai mencapai hasil lebih baik. Pelaksanaan Siklus II dilakukan seperti halnya siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan refleksi.

3.8 Teknik Analisa Data

Hal-hal yang dinilai dalam penelitin ini adalah aspek aktivitas siswa dan aktivitas guru. Aspek aktivitas siswa, meliputi perhatian dan keterampilan menulis pengalaman pribadi yang meliputi judul karangan, penggunaan ejaan, keefektifan kalimat, pilihan kata/diksi, dan kepaduan paragraf. Aspek aktivitas guru meliputi penyajian dan pembimbingan.

Untuk menilai aktivitas siswa yaitu dilihat dari keterampilan menulis. Maka, Indikator dan deskriptor kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII.1 adalah sebagai berikut.


(48)

Tabel 3.1

Indikator dan Deskriptor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa Kelas VII.1

SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

No.

Indikator Deskriptor Penilaian Skor

1. Judul karangan Judul karangan ekspresif dan singkat

sesuai dengan isi.

Judul karangan sesuai dengan isi cukup ekspresif dan singkat, tetapi kurang menarik.

Judul karangan kurang ekspresif dan tidak singkat.

Isi karangan tidak sesuai dengan judul, tidak ekspresif dan tidak menarik.

5

4

3

1

2. Ejaan Penggunaan ejaan yaitu penulisan

kata, pemakaian huruf kapital dan pemakaian tanda baca tepat. Penggunaan ejaan yaitu penulisan kata dan pemakaian huruf kapital tepat tetapi terdapat kesalahan pada pemakaian tanda baca.

Penggunaan ejaan yaitu penulisan kata tepat tetapi terdapat kesalahan pada pemakaian huruf kapital dan tanda baca.

Penggunaan ejaan terdapat kesalahan pada penulisan kata, pemakaian huruf kapital dan pemakaian tanda baca.

5

4

3

1

3. Keefektifan kalimat Kalimat yang digunakan efektif

memiliki ciri kesepadanan,

kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.

Kalimat yang digunakan memenuhi

5


(49)

syarat-syarat keefektifan. Tetapi, kurang satu syarat.

Kalimat yang digunakan memenuhi syarat-syarat keefektifan. Tetapi, kurang dua syarat.

Kalimat yang digunakan memenuhi syarat-syarat keefektifan. Tetapi, kurang tiga syarat.

3

1

4. Pilihan kata (diksi) Syarat-syarat pilihan kata tepat,

makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tepat.

Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tidak tepat. Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan kurang tepat, pembentukan kata kurang tepat.

Syarat-syarat pilihan kata tidak tepat, makna kata yang digunakan tidak tepat, pembentukan kata tidak tepat.

5

4

3

1

5. Paragraf Hubungan antarkalimat dalam

paragraf terdapat kesatuan dan kepaduan yang tepat.

Hubungan antarkalimat dalam paragraf terdapat kesatuan tepat dan kepaduan yang tidak tepat.

Hubungan antarkalimat dalam paragraf kesatuan tidak tepat, kepaduan tepat.

Hubungan antarkalimat dalam paragraf tidak terdapat kesatuan dan kepaduan yang tepat.

5

4

3

1

25 (Dimodifikasi dari Wahono, 2006: 56)


(50)

Aspek aktifitas siswa dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi meliputi perhatian, partisipasi, kreatifitas, dan keterampilan siswa.

Tabel 3.2

Indikator dan Deskriptor Kegiatan dalam Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa

SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

No Indikator Sub Indikator Deskriptor Skor

1 Aktivitas

Siswa 1) Perhatian Siswa Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa sangat memperhatikan materi yang di sampaikan

5

Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa memperhatikan materi yang di sampaikan dengan baik

4

Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa cukup memperhatikan materi yang di sampaikan

3

Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa kurang memperhatikan materi yang di sampaikan

2

Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa tidak memperhatikan materi yang di sampaikan

1

2)Partisipasi

Siswa Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi

siswa sangat berpartisipasi 5

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa berpartisipasi dengan baik

4

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi

siswa cukup berpartisipasi 3

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa kurang berpartisipasi Dalam proses pembelajaran

2


(51)

menulis pengalaman pribadi siswa tidak berpartisipasi 3) Kreatifitas

Siswa Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa dapat berkreativitas dengan sangat baik

5

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa berkreativitas dengan baik

4

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi kreativitas siswa cukup baik

3

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa kurang berkreativitas

2

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa tidak menunjukkan kreativitasnya

1

4) Keterampilan

Siswa Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa sangat terampil

melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.

5

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa terampil melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.

4

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa cukup terampil

melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.

3

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa kurang terampil melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.

2

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa tidak terampil

melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.


(52)

Aktivitas guru dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi terdapat beberapa aspek yang diamati dan dinilai oleh kolabor.

Tabel 3.3

Alat Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan

Siswa SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I. PRAPEMBELAJARAN

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 1 2 3 4 5

2 Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 5

II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan Materi Pembelajaran

3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5

4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan 1 2 3 4 5

5 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan

hirarki belajar dan karakteristik siswa 1 2 3 4 5

6 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5

B. Pendekatan/Strategi Pembelajaran 7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan

karakteristik siswa 1 2 3 4 5

8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5

9 Menguasai kelas 1 2 3 4 5

10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat

kontekstual 1 2 3 4 5

11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif 1 2 3 4 5

12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu yang direncanakan 1 2 3 4 5

C. Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembelajaran 13 Menggunakan media sarana secara efektif dan

efisien 1 2 3 4 5

14 Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5

15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5

D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa 16 Menumbuhkan parsipasi aktif siswa dalam

pembelajaran 1 2 3 4 5

17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5

18 Menumbuhkan kerjasama dan antusiasme siswa


(53)

E. Penilaian Proses Hasil Belajar

19 Memantau kemajuan belajar selama proses

pembelajaran 1 2 3 4 5

20 Melakukan penilaian khir sesuai dengan

kompetensi (tujuan) 1 2 3 4 5

F. Penggunaan Bahasa

21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,

baik, dan benar 1 2 3 4 5

22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5

G. PENUTUP

23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman

dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 5

24 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian

remedial/pengayaan 1 2 3 4 5

JUMLAH

Penskoran pada kegiatan pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat selama pro- ses kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom skor.

3.9 Langkah-langkah Menganalisis Data

Cara yang penulis gunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Seluruh siswa dibagikan lembar kerja,

2. Menjumlahkan skor penulisan pengalam pribadi berdasarkan tolok ukur pe-

nilaian dalam tabel 3.5,

3. Menghitung skor rata-rata kemampuan siswa dalam menulis pengalaman

pribadi.

Nilai akhir = Skor perolehan x 100


(54)

4. Menemukan tingkat kemampuan siswa dalam menulis pengalaman pribadi dengan tolok ukur di bawah ini.

Tabel 3.5

Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa Kelas VII

SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

Nilai Tingkat Kemampuan

86 – 100 76 – 85 66 – 75 51 – 65 0 – 50

Sangar Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang (Dikutip dari Nurgiantoro, 2001: 399)


(55)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/ 2012 ini dilaksanakan dalam dua siklus, karena pada siklus I siswa yang mencapai KKM hanya 46,67% dengan rata-rata nilai 66,00. Pada siklus II siswa yang mencapai KKM 86,67% dengan rata-rata nilai 76,00, sehingga penelitian dihentikan pada siklus II. Setiap siklus pada pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti sebagai pengajar, dan didampingi seorang teman sejawat sebagai observer (pengamat).

Setiap siklus dalam penelitian dilaksanakan dua kali tatap muka atau dua tindak- an. Setiap tindakan dalam setiap siklus merupakan tahapan yang berkesinambung-an. Dalam kegiatan menulis pengalaman pribadi, peneliti menampilkan contoh menulis pengalaman pribadi, siswa menyimak dan mencermati contoh tersebut. Kemudian siswa menuliskan dua pengalaman pribadi yaitu pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Hasil yang dikumpulkan adalah sebuah wacana yang sesuai dengan indikator kesatu yakni mampu menulis pokok-pokok pengalaman pribadi sesuai dengan tema dalam kompetensi dasar menulis


(56)

pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar. Setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Refleksi dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan penerapan teknik pelatihan, meliputi aktivitas guru dengan siswa di dalam proses pembelajaran. Aktivitas guru yang berhubungan dengan persiapan pembelajaran, memotivasi siswa dalam melaksanakan tugas yang dibebankan guru kepadanya. Aktivitas siswa dalam penelitian meliputi keseriusan siswa dalam pembelajaran, inisiatif yang ditunjukkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, dan tanya jawab yang dilaksanakan siswa selam proses pembelajaran. Adapun aspek yang dinilai dalam menuliskan pengalaman pribadi adalah kesesuaian isi dengan judul, ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, keefektifan kalimat, pilihan kata/ diksi, dan kepaduan paragrap.

4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi pada Siklus I Pelaksanaan pembelajaran dengan kompetensi dasar menulis pengalaman pribadi ilaksanakan dalam dua kali tatap muka merupakan tahapan pembelajaran berke-sinambungan. Kegiatan ini dimulai dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. 4.1.1.1 Perencanaan (planning)

Dalam perencanaan, peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah terprogram sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diajarkan yaitu


(57)

menulis pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar.

4.1.1.2Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dua kali tatap muka. Peneliti melaksanakan pembelajaran dibantu oleh seorang guru Bahasa Indonesia sebagai kolaborator.

A. Pertemuan pertama

Pelaksanaan tindakan kelas di kelas yang dijadikan objek yaitu kelas VII-1 pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Oktober 2011 pukul 07.15 - 08.35 WIB

1) Kegiatan awal

Proses pembelajaran diawali dengan berdoa bersama, guru mengecek ke- hadiran siswa untuk mengetahui keadaan dan kelengkapan jumlah siswa pada saat pembelajaran menulis pengalaman pribadi berlangsung. Guru me- nyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa mengetahui apa yang akan di- capai setelah proses pembelajaran berlangsung, yaitu siswa mampu menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi.

2) Kegiatan Inti

Siswa mendengarkan penjelasan dua contoh tulisan tentang pengalaman pribadi dengan tema menyenangkan dan tidak menyenangkan, bertanya jawab bagaimana cara pengungkapan dan bahasa yang efektif. Siswa mengerjakan tugas menggunakan cara kerja teknik pelatihan yaitu siswa berlatih


(58)

menuangkan ide-idenya dan guru mendampingi untuk memberikan bimbingan. Masing-masing siswa dituntun dalam menuangkan ide-idenya, yaitu siswa membuat kerangka karangan, menemutunjukkan penggunaan kalimat yang efektif, ejaan yang benar, pilihan kata yang tepat sampai akhirnya menjadi tulisan, secara bergiliran guru memberikan bimbingan. Guru juga memberikan kesempatan bagi siswa yang belum paham untuk bertanya kepada guru. Terlihat masih ada siswa yang masih bingung memahami penjelasan dari guru, maka guru menyarankan untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan ini diisi dengan tanya jawab sesuai dengan materi yang diberikan sekaligus menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa pada saat latihan menuliskan pengalaman pribadi. Kemudian, guru memberikan tugas agar siswa berlatih secara mandiri dalam menyelesaikan tuganya.

B. Pertemuan Kedua

Pertemuan Kedua, dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 13 Okotober 2011 pukul 07.15-08.35 WIB. Kegiatan tetap ditekankan pada latihan menulis pengalaman pribadi. Adapun yang dilakukan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai serta tanya jawab dengan siswa yang berkaitan dengan materi sebelumnya.


(59)

2) Kegiatan Inti

Guru mengapresiasikan tugas siswa yang telah dilaksanakan pada pertemuan yang lalu tentang menulis pengalaman pribadi. Siswa memperhatikan tanggapan guru mengenai karangan salah satu siswa yang sudah dianggap baik sebagai contoh agar siswa dapat mengoreksi kembali hasil pekerjaannya. Guru dan siswa memberikan penilaian atas hasil yang telah dikerjakan bersama-sama, yaitu dengan cara secara satu persatu siswa mempresentasikan hasil pekerjaanya. Kemudian siswa lain memeberikan tanggapan dan dibantu oleh guru memberikan penilaian. Masih terlihat ada beberapa siswa yang belum percaya diri dalam mempresentasikanp hasilnya di depan kelas, begitu juga siswa yang memberikan tanggapan dan penilaian masih ragu-ragu. 3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir peneliti dan siswa melakukan refleksi dengan tanya jawab dan menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.

4.1.1.3 Pengamatan (Observasi)

Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan berlangsung untuk mengukur ketercapaian indikator. Hasil observasi yang dilaksanakan di kelas VII-1 SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur pada siklus pertama dalam menulis pe- ngalaman melalui penerapan teknik pelatihan dijelaskan sebagai berikut.

Observasi yang dilakukan kolaborator terhadap guru sebagai motivator dan fasi- litator adalah rencana pembelajaran materi menulis pengalaman pribadi yang dibuat oleh guru, belum membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran, karena


(60)

guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk banyak terlibat dalam proses pembelajaran. Guru kurang sabar dalam membimbing siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan lembar pengamatan yang ditulis teman sejawat sebagai kolaborator, proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan menerapkan teknik pe- latihan dalam siklus I belum mencapai indikator yang diharapkan. Ketika siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil tulisannya mengenai pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan hanya sebagian siswa yang aktif dan mau mempresentasikan, sedangkan sebagian siswa hanya bengong, mengganggu temannya, melamun, ada yang masa bodoh, bahkan ada yang kelihatan malas dengan kepala selalu di letakkan di atas meja. Namun setelah guru mendatangi ke setiap siswa membimbing dan mengarahkan. Maka siswa mulai aktif walaupun belum maksimal. Pelaksanaan penelitian menulis pengalaman pribadi dilakukan untuk melihat data nilai hasil tulisan siswa. Data nilai tersebut dapat divisualisasikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.1

Skor Rata-rata Menulis Pengalaman Pribadi Siswa Kelas VII Siklus I

No Aspek yang Dinilai Nilai Rata-rata Prasiklus Nilai Rata-rata Siklus I 1. Kesesuaian Judul dengan Isi 71,30 74,00

2. Penggunaan Ejaan 56,66 61,33

3. Kefektifan kalimat 59,26 61,33

4. Pilihan Kata/Diksi 57,41 64,67


(61)

Berdasarkan data tersebut, nilai rata-rata hasil siswa menulis pengalaman pribadi cukup bervariasi. Kesesuaian judul dengan isi masuk kategori baik, sedangkan aspek penggunaan ejaan dan keefektifan kalimat masuk kategori cukup, karena siswa sering melakukan kesalahan dalam penulisan ejaan dan kalimat yang digunakan belum mendekati kohesi dan koheren. Aspek pilihan kata dan kepaduan paragraf juga masuk kategori cukup, siswa belum mampu memilih kata yang tepat dan belum mampu menghubungkan kata demi kata atau dari kalimat satu dengan kalimat yang lain. Rata-rata nilai untuk keseluruhan komponen menulis pengalaman pribadi pada prasiklus masih belum mencapai indikator yang diharapkan. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa yang tuntas 36,67% atau rata-rata nilai 59,00 sedangkan yang siswa yang belum tuntas 63,33%. Pada siklus I mengalami sedikit peningkatan yaitu rata-rata nilai yang diperoleh siswa yang tuntas 46,67% atau rata-rata nilai 66,00 sedangkan yang siswa yang belum tuntas 53,33%.

4.1.1.4 Refleksi

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi, guru bersama kolaborator membahas kelemahan atau kendala-kendala yang muncul dari tindakan atau perlakuan yang diberikan, ke- mudian mencari solusi sebagai bentuk perbaikan yang akan diterapkan pada siklus berikutnya. Refleksi dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian. Dari tindakan pada siklus I ada tindakan yang berhasil dan ada tindakan yang kurang berhasil. Berikut ini uraian dalam refleksi.


(62)

1. Pada siklus I pemberian tugas menulis pengalaman pribadi secara individu hasilnya masih di bawah standar ketuntasan, padahal indikator ketuntasan yang ditetapkan adalah 65,00, namun siswa yang telah mencapai nilai 65,00 atau lebih hanya 14 siswa atau dengan persentase 46,67% sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 16 siswa atau dalam persentase 53,33%. Tetapi, keterampilan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII mengalami peningkatan kalau dilihat dari data prasiklus, pekerjaan siswa dapat terkontrol karena pelatihan dilaksanakan di dalam kelas.

2. Hasil dari siklus I terlihat indikator kemampuan menulis pengalaman pribadi pada aspek kesesuaian judul sudah baik yaitu rata-rata nilai 74, aspek penggunaan ejaan dan keefektifan kalimat masih rendah yaitu rata-rata nilai 61, aspek pilihan kata/diksi dan kepaduan paragraf juga rendah yaitu rata-rata nilai 63 dan 64. Siswa masih lemah dalam hal penggunaan ejaan dan keefektifan kalimat. Menurut kolabor selaku observer, guru/peneliti juga belum dapat menggunakan kalimat yang efektif dengan baik.

3. Guru menjelaskan materi pelajaran terlalu cepat, kurang memperhatikan tingkat kemampuan siswa yang tidak sama. Menurut observer, guru harus lebih memperhatikan tingkat kemampuan siswa dan memberikan penjelasan dengan cermat, menggunakan bahasa tepat pada sasaran. Sehingg siswa tidak menjadi bingung dengan penjelasan yang disampaikan oleh guru.


(63)

4. Penilaian menulis pengalaman pribadi kurang maksimal, masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Peneliti dan kolabor menyimpulkan bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah dengan diberikan dua macam tema yaitu menulis pengalaman yang menyenangkan dan pengalaman yang tidak menyenangkan, siswa kurang fokus dalam menuangkan ide-ide dalam tulisan. Siswa seolah-olah dipaksakan untuk menuangkan ide-ide yang belum tentu mereka pikirkan sebelumnya. Melihat kenyataan-kenyataan yang ada, maka peneliti dan kolabor memutuskan untuk melaksanakan siklus II yaitu siswa menulis pengalaman pribadi difokuskan pada satu tema saja yaitu pengalaman yang mereka sukai, apakah pengalaman yang menyenangkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi pada Siklus II Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 20 Oktober 2011 pem- belajaran pada siklus II ini merupakan tindak lanjut dan sekaligus pelaksanaan hasil refleksi dari siklus I yaitu pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menuliskan pengalaman pribadi pada siswa kelas VII-1 SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur. Pada siklus II ini penulis menerapkan hasil refleksi siklus I ke siklus II dengan menampilkan hasil latihan menulis pengalaman pribadi yang telah ditulis siswa untuk memotivasi siswa yang dianggap masih kurang.

Pada siklus II, siswa kembali berlatih menulis pengalaman pribadi dengan diberi kebebasan memilih tema yang mereka sukai, apakah pengalaman yang menye-nangkan atau pengalaman tidak menyemenye-nangkan. Pada siklus ini siswa tidak lagi


(64)

mempresentasikan dan memberikan penilaian terhadap teman-temannya. Tetapi, peneliti dan kolabor yang menilai hasil menulis siswa.

4.1.2.1Perencanaan

Sebelum pembelajaran di kelas dilaksanakan, guru mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang di dalamnya berisi (a) tujuan pembelajaran, (b) materi pembelajaran, (c) metode pembelajaran, (d) langkah-langkah kegiatan (e) sumber belajar, dan (f) penilaian. Lembar lain yang dipersiapkan adalah lembar pengamatan aktivitas guru, lembar uji kompetensi, lembar persentase uji kemampuan menulis pengalaman pribadi dari unsur kebahasaan.

4.1.2.2Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilakukan dua kali pertemuan karena tes kemampuan menulis pengalaman pribadi membutuhkan waktu yang cukup lama. Peneliti sebagai pelaksana pembelajaran dibantu oleh teman sejawat yaitu guru Bahasa Indonesia sebagai kolaborator.

A. Pertemuan Pertama 1) Kegiatan awal

Proses pembelajara diawali dengan apersepsi, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, menanyakan kabar siswa, serta mengabsen kehadiran siswa. Kemudian, guru menyampaikan tujuan belajar yang akan dicapai serta menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran menulis pengalaman pribadi.


(65)

2) Kegiatan inti

Siswa menulis kembali pengalaman pribadi dengan tema yang mereka tentukan sendiri berdasarkan pengalaman pribadi. Siswa bersemangat selama proses pembelajaran, terlihat dari interaksi siswa dengan guru sebagai pembimbing mereka dalam menulis. Mereka menuangkan ide-ide pokok pikiran ke dalam bentuk tulisan dengan berpacu pada hasil menulis mereka pada siklus I yang telah dievaluasi bersama.

Guru lebih sabar membimbing, lebih banyak memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.

3) Kegiatan Akhir/Penutup

Selanjutnya peneliti dibantu kolaborator mengadakan evaluasi atas pembelajaran menulis pengalaman pribadi. Akhirnya guru menutup pembelajaran dengan salam.

B. Pertemuan Kedua 1) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai serta tanya jawab dengan siswa yang berkaitan dengan materi sebelumnya. 2) Kegiatan Inti

Guru mengapresiasikan tugas siswa yang telah dilaksanakan pada pertemuan yang lalu tentang menulis pengalaman pribadi. Siswa memperhatikan tanggapan guru mengenai karangan salah satu siswa yang sudah dianggap baik. Guru dan siswa memberikan penilaian atas hasil yang telah dikerjakan


(1)

Berikut skor rata-rata menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.

Tabel 4.6

Skor Rata-rata Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya

Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 No. Aspek yang Dinilai Nilai Rata-rata

Prasiklus Nilai Rata-rata Siklus I Nilai Rata-rata Siklus II 1. Kesesuaian Judul dengan

Isi 71,30 74,00 74,66

2. Penggunaan Ejaan 56,66 61,33 77,33

3. Kefektifan kalimat 59,26 61,33 69,33

4. Pilihan Kata/Diksi 57,41 64,67 68,00

5. Kepaduan Paragraf 50 63,33 75,33

Dari data hasil belajar siswa diatas, jelas terlihat bahwa terjadi peningkatan pada jumlah siswa yang tuntas dari parsiklus ke siklus I lalu siklus II, dan sebaliknya terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas dari prasiklus ke siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi yang telah dilaksanakan antara kolabor dengan peneliti, sebagian besar siswa yang tidak tuntas baik pada pra- siklus maupun di siklus I umumnya mengalami kesulitan pada indikator peng- gunaan ejaan dan tanda baca, siswa masih kesulitan memisah kata berdasarkan suku kata, pada indikator pilihan kata/diksi, siswa belum pandai memilih kata yang tepat untuk digunakan pada tulisannya, mereka masih menggunakan bahasa sehari-hari atau anak/bahasa gaul, dan pada indikator kepaduan antar paragraf masih banyak terdapat beberapa siswa yang belum mampu menggunakan kata


(2)

skor. Hal ini disebab pada pelaksanaan prasiklus dan dilanjutkan ke siklus I guru telah melaksanakan proses pembelajaran namun belum maksimal, hal ini terlihat dari hasil latihan menulis pengalaman pribadi prasiklus dari 30 siswa yang mencapai KKM hanya 11 orang, siklus I siswa 30 orang hanya 14 orang yang mencapai KKM, namun pada siklus II pelaksanaan pembelajaran telah berjalan dengan baik, dan dapat dikatakan berhasil, hal ini dapat dibuktikan dari jumlah siswa 30 orang yang belum berhasil mencapai KKM hanya 4 siswa.


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII.1 semester ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Hasil prasiklus dari 30 siswa yang tuntas 11 dengan rata-rata nilai 59,00 persentase 36,67% dan yang belum tuntas 19 siswa dengan persentase 63,33%. Pada siklus I pembelajaran menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan siswa yang tuntas 14 orang dengan rata-rata nilai 66,00 persentase 46,67%, dan yang belum tuntas 16 orang dengan persentase 53,33%. Selanjutnya, siklus II proses pembelajaran dengan menggunakan teknik pelatihan yang dilaksanakan dengan lebih maksimal tingkat ketuntasan siswa mencapai 26 orang dengan rata-rata nilai 76,00 persentase 86,67% dan yang tidak tuntas 4 siswa dengan persentase 13,33%,

2. Dengan teknik pelatihan dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa. Siswa mampu menuangkan inspirasinya menjadi sebuah tulisan yang berisi tentang menulis pengalaman pribadi, dan


(4)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, peneliti menyarankan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur apabila dalam proses kegiatan pembelajaran menemukan kendala, dapat menerapkan teknik pelatihan. Dengan penerapan teknik pelatihan dapat menimbulkan kebiasaan baik pada siswa dan dapat meningkatkan kemampuan menulis pada siswa, khususnya menulis pengalaman pribadi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah M. K., Sabarti dkk. 1997. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka.

______ 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Depdiknas. 2003. Kurikulum Sekolah Menengah Umum, Garis-garis Besar.

Jakarta: PT. Indeks.

______ 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Finoza, Lamuddin. 2001. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan

Mulia

Hasnun, Anwar. 2006. Pedoman Menulis untuk Siswa SMP dan SMA.

Yogyakarya: Andi

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah

Kosasih, E. 2002. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMK Tingkat I.

Jakarta: Yrama Widya

Kusuma, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Yogyakarta: BPSG.

Roestiyah.N. K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryobroto, B. 1996. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Tarigan, Djago. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan

Pengembangannya. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Unila. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung: Universitas


(6)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI ISI TEKS BACAAN SASTRA MELALUI TEKNIK LATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 5 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 65

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI ISI TEKS BACAAN SASTRA MELALUI TEKNIK LATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 5 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 67

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PENGUMUMAN MELALUI TEKNIK PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 2 PUGUNG TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 23 54

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 13 53

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PENGUMUMAN MELALUI TEKNIK PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 2 PUGUNG TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 17 92

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 80

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 53 61

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN SISWA KELAS VII. 3 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 329

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 1 LABUHAN RATU LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

3 41 108

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI STRATEGI INKUIRI PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BANDAR SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 0 12