PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6

BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

Oleh Yuhartini

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis catatan harian dengan penerapan metode diskusi pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis catatan harian dengan penerapan metode diskusi pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII, berjumlah 33 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, dalam proses pembelajaran menulis catatan harian menggunakan metode diskusi.

Hal-hal yang dinilai dalam penelitian ini adalah ketepatan kosakata, keterpaduan hubungan antar kalimat, ketepatan ejaan, bahasa ekspresif, kelengkapan.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil pembelajaran menulis catatan harian mengalami peningkatan. Pada prasiklus kemampuan menulis catatan harian diperoleh nilai rata-rata 60,06, sedangkan sekolah menetapkan KKM adalah 65,00 siklus I diperoleh nilai rata-rata 64,75 tergolong kategori cukup atau mengalami peningkatan sebesar 4,69%, sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 75,00 tergolong kategori baik, mengalami peningkatan 10,25%.


(2)

56

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6

BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh YUHARTINI

Penelitian Tindakan Kelas

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Bahasa dan sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6

BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh YUHARTINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL DALAM ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan (Kompetensi) ... 6

2.2 Pengertian Menulis ... 6

2.3 Catatan Harian ... 9

2.4 Model-model Menulis Catatan Harian ... 10

a. Berdasarkan Hasil Pemikiran ... 10

b. Berdasarkan Hasil Perenurangan ... 11

2.5 Bentuk-bentuk Catatan Harian Berdasarkan Bentuk Karangan ... 11

a. Agenda ... 11

b. Uraian ... 12

c. Puisi ... 12

2.6 Manfaat Catatan Harian ... 12

a. Teman Untntuk Mencurahkan Hati ... 12

b. Bahan Biografi ... 13

c. Bahan Cerita ... 13

d. Sebagai Evaluasi Diri/ Cermin Diri ... 13

e. Tata Cara Menulis Catatan Harian ... 13

2.7 Metode Pembelajaran Diskusi ... 14

a. Beberapa Jenis Diskusi ... 16

b. Manfaat Metode Diskusi ... 19

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Diskusi ... 20

d. Peranan Guru Sebagai Pemimpin Diskusi ... 22


(5)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

3.3 Subjek Penelitian ... 27

3.4 Objek Penelitian ... 27

3.5 Rancangan Penelitian ... 27

3.6 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan Siklus I ... 28

3.7 Instrumen Penelitian, dan Validitas Reabilitas Instrumen Penelitian ... 28

a. Insrumen Penelitian ... 28

b. Validitas, Reabilitas Instrumen Penelitian ... 29

3.8 Teknik Analisis Data ... 29

3.9 Contoh Instrumen Penelitian ... 30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laporan Hasil Penelitian Siklus I ... 33

a. Kegiatan Belajar dan Mengajar ... 33

b. Kegiatan Refleksi ... 37

c. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Rindakan Siklus Dua ... 39

4.2 Laporan Hasil Penelitian Siklus II ... 40

a. Kegiatan Belajar dan Mengajar ... 40

b. Kegiatan Refleksi ... 43

4.3 Pembahasan ... 45

a. Menulis Catatan Harian ... 45

b. Diskusi Sebagai Motode Pembelajaran ... 46

BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50 LAMPIRAN


(6)

6

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. ...

Sekretaris : Sumarti, S.Pd., M. Hum. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Imam Rejana, M.Si. ..…………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 002


(7)

4

PERSEMBAHAN

Sebagai tanda syukur penulis atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah limpahruahkan kepada penulis, PTK ini dipersembahkan kepada orang-orang tercinta berikut :

1. Anak-anak, menantu dan cucu-cucu yang telah memberikan dorongan untuk terus bersemangat menuntut ilmu walau usia sudah menjelang senja. 2. Rekan-rekan guru SMP Negeri 6 Bandarlampung yang telah terlebih dahulu menyelesaikan study strata satu sehingga menginspirasi penulis untuk menyelesaikan pendidikan penyetaraan strata satu di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. 3. Dosen pembimbing yang telah membimbing penulisan PTK ini. 4. Almamater tercinta”Universitas Lampung”

Semoga Allah Swt senantiasa memberkati jasa dan karya mereka sehingga dicatat sebagai amal saleh. Amin.


(8)

5

Judul PTK : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDAR LAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012 Nama Mahasiswa : Yuhartini

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013066021

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Sumarti, S.Pd., M. Hum. NIP 19620203 198811 1 001 NIP 19700318 199403 2 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Drs. Imam Rejana, M.Si. NIP 19480421 197803 1 004


(9)

1

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Talangpadang Lampung Selatan,tanggal 28 Januari 1956. Sebagai anak ketiga pasangan Hi. Hasbullah dan Ibu Hj. Asroh (almarhum). Pendidikan yang penulis tempuh Sekolah Dasar Negeri 3 Telukbetung diselesaikan pada tahun 1969, Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri Tanjung Karang diselesaikan tahun 1974 PGSMTP Bandar Lampung Jurusan Bahasa Indonesia diselesaikan tahun 1986. Universitas Terbuka Jurusan Bahasa Indonesia tidak selesai. Terdaftar sebagai mahasiswa S-I Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung Jurusan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah tahun 2009, melaksanakan PPL/PPM di SMP Negeri 6 Bandar Lampung selama dua bulan pada tahun 2010.


(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Catatan Harian Dengan Penerapan Metode Diskusi pada Siswa SMP 6 Bandar Lampung Kelas VII Semester Ganjil Tahun 2011/2012”. Penulis menyadari PTK ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan atas segala bantuan, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut :

1. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Pembimbing 1 yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memotivasi, memberikan pengarahan serta saran-saran dari menyusun proposal hingga PTK ini selesai ditulis.

2. Sumarti, S.Pd., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah membimbing, memotivasi, dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan PTK ini.

3. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta stafnya. 4. Drs.Imam Rejana, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. 5. Dr. Edy Suyanto, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah yang telah memberikan pengarahan, dan bimbingan bantuan dan saran,motivasi dengan penuh kebijakan dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Lampung dengan baik.


(11)

6. Drs. Khaeroni, M.M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Bandar Lampung yang selalu memotivasi dan membantu kelancaran dalam penelitian dan penyusunan PTK ini.

7. Bapak dan Ibu dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani perkuliahan.

8. Keluarga besar SMP Negeri 6, seluruh dewan guru, karyawan, dan Staf Tata Usaha SMP Negeri 6 Bandar Lampung.

9. Anak, menantu,dan cucu-cucu tercinta yang telah memberikan doa dan semangat serta dukungan kepada penulis menyelesaikan pendidikan S-I walaupun usia semakin senja.

10. Teman-teman mahasiswa penyetaraan S-1 dalam Jabatan Program Studi Bahasa Indonesia Angkatan 2009/2010 yang telah bersama-sama berjuang menyelesaikan Pendidikan S-1 dalam jabatan.

Semoga Allah Swt mencatatnya menjadi amal saleh. Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan PTK ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah.

Bandar Lampung, 2012 Penulis


(12)

(13)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. (Depdiknas, 2008 : 16) Standar Isi Bahasa Indonesia untuk SMP. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan menulis yang tertuang dalam Standar Isi Bahasa Indonesia kelas VII semester ganjil adalah menulis catatan harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dengan bahasa yang baik dan benar.

Keterampilan menulis mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Kompetensi ini sangat penting diajarkan untuk melatih kebiasaan menulis di kalangan siswa, namun demikian sebagian besar siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung masih kesulitan menulis catatan harian. Hal ini disebabkan siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung belum terbiasa menulis catatan harian dan kekurangtepatan guru memilih metode pembelajaran menulis catatan harian menjadi faktor penyebab ketidak berhasilan. Indikasi ini terlihat Nilai rata-rata pelajaran menulis


(14)

2

khususnya menulis catatan harian siswa kelas VII menduduki peringkat terbawah dari kelima aspek penilaian berbahasa dengan KKM 65.

Nilai tersebut dapat dijelaskan tabel berikut.

Tabel 1

Nilai Rerata Aspek Kebahasan Siswa Kelas VII Semester Ganjil 2010/2011

Kelas Menyimak Berbicara Nilai Aspek Kebahasaan Membaca Menulis

VII A 69 70 73 60

VII B 67 73 65 65

VII C 63 68 68 64

VII D 68 69 71 61

VII E 67 65 63 60

VII F 70 63 67 59

VII G 65 67 64 62

Rerata 67 67 67 62

Sumber Waka Kurikulum SMP Negeri 6 Bandar Lampung

Berdasarkan wawancara antara peneliti dan guru, didapat gambaran mengenai kesulitan kegiatan menulis catatan harian, yaitu salah satunya kosakata yang dimiliki siswa terbatas mengingat mereka masih menduduki tingkat pertama pendididikan menengah pertama. Mereka merasa kesulitan merangkaikan kata menjadi catatan harian dengan bahasa yang ekpsresif. Di lain pihak, guru mengatakan pelajaran menulis harian adalah pelajaran yang paling tidak dikuasai siswa. Pembelajaran menulis adalah momok dalam pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa karena mereka harus berpikir dan menuangkan pikirannya dalam bahasa tulis sekaligus. Keterbatasan kosakata siswa cukup memenga-ruhi minat siswa dalam mengembangkan idenya untuk dituangkan menjadi tulisan catatan harian. Akibatnya mereka jadi enggan mengikuti pelajaran menulis catatan harian.


(15)

3

Guru juga masih kesulitan menemukan metode pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan materi menulis catatan harian. Selama ini dalam mengajarkan materi menulis catatan harian, guru menggunakan metode ceramah dan tugas. Pada awal kegiatan belajar-mengajar, guru menerapkan pembekalan materi mengenai pengertian menulis catatan harian sambil memberi pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang tulisan catatan harian. Kemudian guru memberi tugas pada siswa menulis buku harain.

Menurut siswa pembelajaran menulis catatan harian itu tidak menyenangkan karena mereka merasa kesulitan merangkaikan kata. Di lain pihak, guru mengatakan pelajaran menulis catatan harian adalah keterampilan berbahasa yang paling tidak dikuasai siswa. Pembelajaran menulis catatan harian adalah momok dalam pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa karena mereka harus berpikir dan menuangkan pikirannya dalam bahasa tulis sekaligus. Keterbatasan kosakata siswa cukup memengaruhi minat siswa dalam mengembangkan idenya untuk dituangkan menjadi catatan harian. Akibatnya mereka jadi enggan dan mengikuti pelajaran menulis catatan harian.

Guru kesulitan menemukan teknik yang tepat untuk mengajarkan materi menulis catatan harian. Selama ini dalam mengajarkan materi menulis catatan harian, guru menggunakan metode ceramah dan tugas dan cenderung teoritis. Pada awal kegiatan belajar-mengajar, guru menerapkan pembekalan materi mengenai pengertian menulis catatan harian sambil memberi pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang tulisan catatan harian. Kemudian guru mengajarkan kepada siswa materi menulis catatan harian. Selanjutnya, siswa diminta membuat tulisan


(16)

4

catatan harian sesuai dengan penjelasan guru. Siswa masih mengalami kesulitan membuat tulisan catatan harian yang baik, terbukti hasil pekerjaan menulis catatan harian siswa belum maksimal. Kesulitan yang banyak dialami siswa adalah cara mengembangkan ide dan mengatur ide tersebut agar dapat ditulis secara runtut.

1.2 Identifikasi Masalah

Rendahnya prestasi menulis catatan harian siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung, masalah yang terkait dengan penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung belum terbiasa menulis catatan harian.

2. Kekurangtepatan guru dalam memilih metode pembelajaran.

3. Menulis catatan harian belum menjadi budaya/tradisi baik bagi siswa ataupun guru.

4. Nilai rata-rata pelajaran menulis khususnya menulis catatan harian siswa kelas VII menduduki peringkat terbawah dari kelima aspek berbahasa dengan KKM 65.

5. Kosakata yang dimiliki siswa masih terbatas mengingat mereka masih menduduki tingkat pertama pendididikan menengah pertama dan merangkaikan kata-kata menjadi catatan harian dengan bahasa yang ekpsresif. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dicoba metode pembelajaran diskusi untuk meningkatkan kemampuan siswa SMP Negeri 6 Bandar Lampung kelas VII semester ganjil menulis catatan harian.


(17)

5

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran pada kegiatan menulis catatan harian dengan metode diskusi?

2. Apakah kemampuan siswa menulis catatan harian bisa ditingkatkan dengan penerapan metode diskusi?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah berikut ini.

1. Meningkatkan aktivitas siswa menulis catatan harian dengan penerapan metode pembelajaran diskusi.

2. Meningktakan kemampuan siswa menulis buku catatan harian dengan penerapan metode pembelajaran diskusi.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi guru untuk meningkatkan wawasan guru tentang model pmbelajaran diskusi dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis buku catatan harian. 2. Meningkatkan kemampuan siswa menulis buku catatan harian.

3. Meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 6 Bandar Lampung.


(18)

6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemampuan (kompetensi)

Berkaitan dengan pengertian kemampuan, banyak pakar telah mendefinisikan. Nurhadi dan Agus G.S. (2003: 15) menyebutkan bahwa kemampuan (kompetensi) merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Hal senada diungkapkan oleh Suparno (2004: 16). Dia menjelaskan bahwa kemampuan merujuk pada pengetahuan fundamental, keterampilan, dan pembawaan perilaku berkaitan pada keadaan seseorang dalam menunjukkan pemilikan suatu kompetensi. Departemen Pendidikan Nasional (2006: 1) menyederhanakan pengertian kemampuan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Jadi, kemampuan merujuk pada “kemampuan mendemonstrasikan pengetahuan” (Suparno, 2001: 27).

2.2 Pengertian Menulis

Menulis adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri dalam tulisan. Pendapat ini senada dengan Tarigan, (2002: 12 ) yang menyatakan bahwa menulis berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan isi hati dan buah pikiran secara menarik pada pembaca. Menulis adalah segenap rangkaian


(19)

7

kegiatan seseorang yang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti oleh orang lain. Hasil perwujudan melalui bahasa tulis tersebut menjadi karya tulis yang dapat berupa catatan harian. Lain halnya dengan Harefa (2003: 7) yang menjelaskan bahwa menulis merupakan keterampilan tingkat dasar, artinya menulis akan membangun keyakinan dan sikap percaya diri secara sehat. Keyakinan itu dapat diperteguh dengan menambahkan berbagai alasan yang bersifat rasional maupun sosial-emosional, bahkan spiritual. Dalam proses membangun proses keyakinan diri tersebut, pertanyaan pertama yang perlu dijawab bukan pertanyan apa yang harus ditulis, melainkan pertanyaan yang muncul adalah mengapa ingin menulis.

Menurut HG Tarigan menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut berserta simbol-simbol grafis. Menulis adalah komunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak pada orang lain secara tertulis.

Berdasarkan pada beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis merupakan aktivitas seseorang dalam mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan melalui bahasa tulis secara tertib dan tertata sehingga mudah dipahami oleh orang lain. Dalam menulis catatan harian diperlukan adanya bentuk ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan mempunyai urutan logis dengan menggunakan kosa kata dan tatabahasa tertentu atau kaidah bahasa yang digunakan sehingga dapat menggambarkan atau dapat menyajikan informasi yang diekspresikan secara jelas.


(20)

8

Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, pandapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis. Secara umum tujuan pembelajaran keterampilan menulis yaitu siswa mampu mengomunikasikan ide atau gagasan secara tertulis ataupun sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengethuan, pengalaman hidup, ide, imaji, aspirasi dan lain-lain.

Sejalan dengan tujuan tersebut, peran budaya menulis catatan harian semakin menempati kedudukan yang sentral di dalam kehidupan moderen. Tanpa budaya menulis, arus komunikasi dan informasi akan terputus sehingga manusia akan terkungkung dalam keterbelakangan dan kebodohan. Pendapat bahwa membuat seorang anak mengingat berbagai jenis informasi, kata-kata, dan tulisan yang sedemikian banyak, bukan merupakan cara efektif untuk mengembangkan memorinya. Kunci pengembangan memori anak-anak adalah dengan mendorong mereka menyusun sebuah kisah dan merangkai sejumlah kata-kata yang mereka miliki. Aen Trisnawati (2005:1) juga berpendapat bahwa fantasi merupakan unsur paling menarik dalam kehidupan anak-anak. Fantasi sangat mendominasi kehidupan mereka karena merupakan unsur yang mendukung kreativitas. Anak-anak bisa memandang hal-hal yang tidak mungkin menjadi hal yang mungkin dengan fantasinya menjadi catatan catatan harian.

Dengan menulis kita meninggalkan monumen dalam kehidupan ini bahkan ketika kita menulis karya kita akan abadi walau kita nantinya telah meninggal dunia. Untuk itu saat ini mulai dengan memiliki buku catatan yang mencatat hal-hal yang menarik yang kita temui di jalan, di kantor atau di rumah. Langkah berikutnya


(21)

9

mencoba mengelola emosi kepada teman, atasan maupun pasangan dalam bentuk kalimat, puisi maupun prosa, maka akan terbiasa untuk menulis dan mengasah ketajaman kemampuan menulis.

2.3 Catatan Harian

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, catatan harian artinya tulisan yang berisi kegiatan yang harus dilakukan dari kejadian yang dialaminya setiap hari. Catatan harian bisa merupakan catatan pribadi yang berisi kejadian atau pengalaman seseorang yang dialami setiap hari. Catatan harian bukanlah semata-mata sebuah catatan pikiran-pikiran kita dan aktivitas kita sehari-hari. Hal ini tidak perlu diragukan, tetapi juga merupakan catatan kemajuan dan perkembangan dari seseorang yang terus menerus bertambah. Sifat yang perlahan-lahan berkembang menjadi bukti dan nampak jelas bagi orang yang memelihara catatan harian jika catatan tersebut dibaca kembali setelah setahun atau lebih.

Catatan harian digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian dan pikiran-pikiran yang benar, tidak menyimpang atau dibesar-besarkan, dan harus lengkap tanpa meringkas-ringkas apa yang ada. Kenyataannya, ini merupakan catatan yang terus terang tanpa sesuatu yang disembunyikan dan dihilangkan dari konteksnya. Catatan seperti itu membuat mudah bagi orang untuk melihat kedalam dirinya dengan kejujuran yang mutlak, penilaian kondisi atas diri sendiri menjadi sederhana dan mudah, serta seseorang juga dapat perlahan-lahan mulai menerima dirinya sendiri sebagaimana adanya tanpa merasa malu atau bersalah.


(22)

10

Setiap orang dalam kehidupan ini pasti mengalami berbagai pengalaman. Ada yang menarik, menjengkelkan, mengecewakan, bahkan membuat putus asa. Semua pengalaman tersebut dapat saja diungkapkan/dicurahkan kepada orang lain. Apakah itu teman, orang tua, guru, atau siapa saja. Jika tidak ada seseorang yang dapat mencurahkan pengalaman, bisa juga perasaan, pemikiran, bahkan hasil perenungan, kita bisa menuliskannya pada catatan harian. Jika menganggap menulis catatan harian adalah sesuatu yang bodoh dan membuang-buang waktu adalah salah besar. Betapa banyak orang yang menulis catatan harian bisa menjadi terkenal. Seperti: Catatan Harian Seorang Demonstran yang ditulis oleh Soe Hok Gie, belum lama ini difilmkan, dan filmnya cukup menarik perhatian kaum muda. Begitu juga, dengan Catatan Harian Anne Frank yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia

2.4 Model-Model Menulis Catatan Harian a. Berdasarkan Hasil Pemikiran

Biasanya orang menggunakan teknik ini jika ia ingin menuliskan sesuatu yang terpikirkan pada saat itu. Pikiran ataupun gambaran tentang sesuatu peristiwa, orang, tempat, waktu, bahkan mimpi pun dapat diungkapkannya. Hal-hal yang sulit dilupakan yang merupakan penggalan dari perjalanan hidup seseorang. Para penulis catatan harian biasanya senang menggunakan teknik ini. Mengapa? Karena teknik ini dapat menggambarkan semua peristiwa yang dipikirkan penulisnya. Contoh: Aku hampir saja yakin bahwa pemerintah memperhatikan rakyatnya. Buktinya kini ada dana BOS yang dapat meringankan beban kedua


(23)

11

orang tuaku membiayai sekolahku. Mungkin memang pemerintah mulai memikirkan rakyatnya.

b. Berdasarkan Hasil Perenungan

Pada model ini penulis dapat menuangkan hasil perenungan dirinya atas suatu kejadian/peristiwa yang dialaminya baik yang menyenangkan, menjengkelkan, mengecewakan, ataupun menyakitkan hati yang dapat mengubah sifat atau karakter diri. Berdasarkan hasil perenungannya penulis dapat mengambil hikmah dari semua kejadian yang telah dialaminya. Misalnya jika penulis adalah seorang yang boros maka ia akan merenungkannya sehingga ia tidaklah boros lagi.

2.5 Bentuk-Bentuk Catatan Harian Berdasarkan Bentuk Karangan a. Agenda

Agenda merupakan catatan catatan harian yang sudah dicetak hari, tanggal, bulan, dan tahunnya. Penulis menuliskan kegiatan atau jadwal kegiatannya pada kolom yang tersedia, sehingga panjang tulisannya terbatas (sesuai dengan tempat yang tersedia). Dengan demikian, penulis menuliskan catatannya secara singkat, padat, dan jelas.

Contoh : Sabtu, 4 Februari 2006 Pukul 11.00 Rapat OSIS


(24)

12

b. Uraian

Penulisan catatan harian berbentuk uraian, maksudnya adalah penulisan dengan mengambil format prosa, biasanya berupa narasi. Penulis dapat dengan bebas menuangkan ide-ide, perasaan, pengalamannya. Contoh: pagi itu hujan turun deras aku kesiangan tiba di sekolah. Aku harus menjalani hukuman guru piket membersihkan WC guru. Hampir setengah jam aku tertahan tidak bisa masuk kelas. Akhirnya pada pukul 07.45 aku baru diizinkan masuk kelas.

c. Puisi

Penulisan catatan harian berbentuk puisi, biasanya penulis ingin mengungkapkan perasaan/ emosi yang membelenggu dirinya secara lepas. Setelah dituliskan, penulis akan merasa lega dan lepas dari beban yang membelenggunya seperti contoh yang dituliskan oleh Anwar berikut ini.

Oh…andai kubisa Andai kuraih

Semua angan yang ada Betapa bahagia…

2.6 Manfaat Catatan Harian

a. Teman untuk Mencurahkan Hati (Curhat)

Seringkalai kita sulit untuk mengungkapkan perasaan kita kepada orang lain karena bisa saja apa yang kita utarakan, teman atau orang lain tersebut tidak bisa menyimpan rahasia kita. Sepertinya sulit mencari orang yang benar-benar dapat kita percayai.


(25)

13

Catatan harian dapat kita jadikan teman atau tempat untuk mencurahkan hati/perasaan kita, istilah sekarang Curhat. Mengapa tidak? Bila kita sudah mencurahkan segala isi hati kita, maka kita akan merasa lega.

b. Bahan Biografi

Catatan harian dapat menjadi bahan biografi dan membagi pengalaman bagi orang yang membacanya. Catatan harian yang bisa menjadi monumental misalnya: Catatan Harian Seorang Demonstran: Soe Hok Gie, bahkan difilmkan. Begitu pula dengan Catatan Harian Anne Frank.

c. Bahan Cerita

Di masa sekarang ini banyak remaja yang mengangkat catatan hariannya menjadi novel. Ada beberapa yang sudah difilmkan, misalnya: Eiffel I’m in Love.

d. Sebagai Evaluasi Diri/Cermin Diri

Catatan harian yang kita tulis dapat sebagai bahan untuk mengevaluasi apa yang telah kita lakukan. Dengan mengevaluasi diri, maka dapat menjadi cermin bagi diri kita untuk memperbaiki prilaku/perbuatan kita yang salah/ menyimpang. Dengan demikian, kita akan menjadi orang yang lebih baik di masa yang akan datang

e. Tata Cara Menulis Catatan Harian

1. Catatlah pada catatan diary yang tersedia.

2. Pada catatan tebal agar dapat dipakai dalam jangka waktu lama. 3. Gunakan tinta permanen agar tidak mudah luntur.


(26)

14

4. Cantumkan tanggal dan hari penulisan catatan harian.

5. Usahakan tidak banyak menggunakan singkatan agar kita mudah memahami isi catatan harian di masa yang akan datang.

6. Tulislah kejadian hari ini dengan segera agar mudah mengingatnya. 7. Tulislah catatan harian kita dengan jujur sesuai dengan kejadian yang

sebenarnya.

8. Jika ada guntingan koran/majalah yang berhubungan dengan prestasi kita jangan lupa tempelkan pada catatan harian kita

2. 7 Metode Pembelajaran Diskusi

Metodologi pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. (Sri Hastuti:1997) Sedangkan Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dan pengajar memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan. Diskusi sebagai metode pembelajaran adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling


(27)

15

mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif, menyebutkan bahwa dibanding dengan metode ceramah, dalam hal retensi, proses berfikir tingkat tinggi, pengembangan sikap dan pemertahanan motivasi, lebih baik dengan metode diskusi. Hal ini disebabkan metode diskusi memberikan kesempatan anak untuk lebih aktif dan memungkinkan adanya umpan balik yang bersifat langsung. Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

Pemecahan masalah merupakan tujuan utama dari diskusi (Maier, dalam Depdikbud, 1983:29). Masalah-masalah yang tepat untuk pembelajaran dengan metode diskusi adalah masalah yang menghasilkan banyak alternatif pemecahan. Dan juga masalah yang mengandung banyak variabel. Banyaknya alternatif dan atau variabel tersebut dapat memancing anak untuk berfikir. Oleh karena itu, masalah untuk diskusi yang pemecahannya tidak menuntut anak untuk berfikir, misalnya hanya menuntut anak untuk menghafal, maka masalah tersebut tidak cocok untuk didiskusikan.

Menurut Maiyer (Depdikbud,1983:29) dalam diskusi kelompok kecil, dapat meningkatkan siswa untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah. Untuk itu,


(28)

16

bilamana guru menginginkan keterlibatan anak secara maksimal dalam diskusi, maka jumlah anggota kelompok diskusi perlu diperhatikan guru. Jumlah anggota kelompok diskusi yang mampu memaksimalkan partisipasi anggota adalah antara 3-7 anggota. Dari hasil pengamatan, kelompok diskusi yang jumlah anggotanya antara 3-7. Anggota yang diduga kurang berpartisipasi penuh berkisar 1-2 orang. Dalam diskusi dengan jumlah anggota yang relatif kecil memungkinkan setiap anak memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi. Masalah atau isu yang dijadikan topik diskusi hendaknya yang relevan dengan minat anak. Masalah diskusi yang cocok dengan minat anak dapat mendorong keterlibatan mental dan keterlibatan emosional siswa secara optimal.

a. Beberapa Jenis Diskusi

a. Diskusi Kelompok Besar (Whole Group Discussion. Jenis diskusi kelompok besar dilakukan dengan memandang kelas sebagai satu kelompok. Dalam diskusi ini, guru sekaligus sebagai pemimpin diskusi. Namun begitu, siswa yang dipandang cakap, dapat saja ditugasi guru sebagai pemimpin diskusi. Dalam diskusi kelompok besar, sebagai pemimpin diskusi, guru berperan dalam memprakarsai terjadinya diskusi. Untuk itu, guru dapat mengajukan permasalahan-permasalahan serta mengklarifikasinya sehingga mendorong anak untuk mengajukan pendapat. Dalam diskusi kelompok besar, tidak semua siswa menaruh perhatian yang sama, karena itu tugas guru sebagai pemimpin diskusi untuk membangkitkan perhatian anak terhadap masalah yang sedang didiskusikan. Di samping itu, distribusi siswa yang ingin berpendapat perlu diperhatikan. Dalam diskusi kelompok besar, pembicaraan


(29)

17

sering didominasi oleh anak-anak tertentu. Akibatnya tidak semua anak berkesempatan untuk berpendapat. Untuk menghindari keadaan itu, pemimpin diskusi perlu mengatur distribusi pembicaraan. Tugas terberat bagi pemimpin diskusi adalah menumbuhkan keberanian peserta untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam praktek, tidak sedikit anak-anak yang kurang berani berpendapat dalam berdiskusi. Terlebih bagi anak yang kurang menguasai permasalahan yang menjadi bahan diskusi.

b. Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri atas 4-5 orang. Tempat berdiskusi diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan dipertengahan pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud menajamkan pemahaman kerangka pelajaran, memperjelas penguasaan bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap individu membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan pelajaran, membandingkan interpretasi dan informasi yang diperoleh masing-masing individu yang dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi, informasi, interpretasi, sehingga dapat dihindarkan kekeliruan-kekeliruan.

c. Diskusi Panel Fungsi utama diskusi panel adalah untuk mempertahankan keuntungan diskusi kelompok dengan situasi peserta besar, dimana ukuran kelompok tidak memungkinkan partisipasi kelompok secara mutlak. Dalam artian panel memberikan pada kelompok besar keuntungan partisipasi yang dilakukan orang lain dalam situasi diskusi yang dibawakan oleh beberapa


(30)

18

peserta yang terplih. Peserta yang terpilih yang melaksanakan panel mewakili beberapa sudut pandangan yang dipertimbangkan dalam memecahkan masalah. Mereka memiliki latar belakang pengetahuan yang memenuhi syarat untuk berperan dalam diskusi tersebut. Forum panel secara fisik dapat dihadiri audience secara lansung atau tidak langsung (melalui TV, radio, dan sebagainya).

d. Diskusi Kelompok. Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil erdiri atas 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan diskusi dengan masalah tertentu. Guru menjelaskan garis besar problem kepada kelas, ia menggambarkan aspek- aspek masalah kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi topik masalah yang sama atau berbeda-beda selanjutnya masing-masing kelompok bertugas untuk menemukan kesepakatan jawaban penyelesaiannya. Untuk memudahkan diskusi anak, guru dapat menyediakan reference atau sumber-sumber informasi yang relevan. Setiap sindikat bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi dan menysusun kesimpulan sindikat. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan kesimpulan hasil diskusinya dalam sidang pleno untuk didiskusikan secara klasikal.

e. Brain Storming Group. Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan ide-ide yang yang ditemukannya dianggap benar.


(31)

19

f. Symposium. Beberapa orang membahas tentang aspek dari suatu subjek tertentu dan membacakan di muka peserta simposium secara singkat (5-20 menit). Kemudian dikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah dan juga dari pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh panitia perumus sebagai hasil simposium.

g. Informal Debate. Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperdebatkan peraturan perdebatan. Bahan yang cocok untuk diperdebatkan ialah yang bersifat problematis, bukan yang bersifat faktual. h. Colloqium. Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari audiensi. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa/mahasiswa menginterview manusia sumber, selanjutnya mengundang pertanyaan lain/tambahan dari siswa mahasiswa lain.

i. Fish Bowl. Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan suatu diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur merupakan setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi, kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan yang berada dalam mangkuk (fish bowl). Selama kelompok diskusi berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyumbang pikiran dapat masuk duduk di kursi kosong. Apabila ketua diskusi mempersilahkan berbicara ia dapat langsung berbicara, dan meninggalkan kursi setelah berbicara.


(32)

20

b. Manfaat Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk : a. Mendorong siswa berpikir kritis.

b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.

c. Mendorong siswa menyumbangkan pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.

d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Diskusi Kelebihan metode diskusi:

1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan

2. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.

3. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode diskusi:

1. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar. 2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. 3. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.


(33)

21

4. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamrah, 2000)

Beberapa model diskusi kelompok berbasis pembelajaran kooperatif (Depdiknas 2005:41-42), antara lain sebagai berikut.

1. Learning together (belajar bersama) yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok beranggotakan empat - lima siswa heterogen untuk menangani tugas.

2. Jigsaw yang mengelompokkan siswa ke dalam tim beranggotakan enam orang yang memelajari materi akademik yang telah dibagi menjadi beberapa subbab.

3. Team-Assisted Individualization (TAI) yang lebih menekankan pengajaran individual meskipun tetap menggunakan pola kooperatif.

Menurut Zaini, dkk. (2004:123-124), keunggulan metode diskusi kelompok di antaranya:

1. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir. 2. Membantu siswa mengevaluasi logika dan bukti-bukti bagi posisi dirinya

atau posisi yang lain.

3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memformulasikan penerapan suatu prinsip.

4. Membantu siswa menyadari akan suatu problem dan memformulasikannya dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari bacaan atau ceramah. 5. Menggunakan bahan-bahan dari anggota lain dalam kelompoknya.


(34)

22

6. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik

7. Siswa akan lebih cepat dalam menemukan dan mengorganisasikan ide dengan bantuan teman sebaya karena menulis merupakan aktivitas kolaborasi.

d. Peranan Guru Sebagai Pemimpin Diskusi

Untuk mempertahankan kelangsungan, kelancaran dan efektivitas diskusi, guru sebagai pemimpin diskusi memegang peranan menentukan. Mainuddin, Hadisusanto dan Moedjiono, 1980:8-9, menyebutkan sejumlah peranan yang harus dimainkan guru sebagai pemimpin diskusi, adalah berikut.

1. Initiating, yakni menyarankan gagasan baru, atau cara baru dalam melihat masalah yang sedang didiskusikan.

2. Seeking information, yakni meminta fakta yang relavan atau informasi yang otoritarif tentang topik diskusi.

3. Giving information, yakni fakta yang relavan atau menghubungkan pokok diskusi dengan pengalaman pribadi peserta didik.

4. Giving opinion, yakni memberi pendapat tentang pokok yang sedang dipertimbangkan kelompok, bisa dalam bentuk menantang konsesus atau sikap "nrimo" kelompok.

5. Clarifying, yakni merumuskan kembali pernyataan sesorang; memperjelas pernyataan sesorang anggota.

6. Elaborating, yakni mengembangkan pernyataan seseorang atau memberi contoh atau penerapan.


(35)

23

7. Controlling, yakni menyakinkan bahwa giliran bicara merata menyakinkan bahwa anggota yang perlu bicara, memperoleh giliran bicara.

8. Encouraging, yakni bersikap resetif dan responsitif terhadap pernyataan serta buah pikiran anggota.

9. Setting Standards, yakni memberi atau meminta kelompok menetapkan, kriteria untuk menilai urunan anggota.

10. Harmonizing, yakni menurunkan kadar ketegangan yang terjadi dalam diskusi.

11. Relieving tension, yakni melakukan penyembuhan setelah terjadinya tegangan.

12. Coordinating, yakni menyimpulkan gagasan pokok yang timbul dalam diskusi, membantu kelompok mengembangkan gagasan. Orientating, yakni menyampaikan posisi yang telah dicapai kelompok dalam diskusi dan mengarahkan perjalanan diskusi selanjutnya.

13. Testing, yakni menilai pendapat dan meluruskan pendapat kearah yang seharusnya dicapai.

14. Consensus Testing, menialai tingkat kesepakatan yang telah dicapai dan menghindarkan perbedaan pandangan.

15. Summarizing, yakni merangkum kesepakatan yang telah dicapai. 2.8 Definisi Operasional

a. Kemampuan = (kompetensi) merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.


(36)

24

perasaan melalui bahasa tulis secara tertib dan tertata sehingga mudah dipahami oleh orang lain.

c. Catatan harian = catatan tulis yang berisi catatan kegiatan yang harus dilakukan dari kejadian yang dialaminya setiap hari.

d. Metodologi pembelajaran = ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.

e. Metode diskusi = cara penyampaian bahan pelajaran dan pengajar memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan.


(37)

25

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini berusaha menghasilkan data tertulis yang secara potensial dapat menghasilkan makna dan informasi sesuai dengan tujuan penelitan. Data dimaksud berupa nilai kuantitatif menulis catatan harian dan aktivitas siswa selama berdiskusi menulis catatan harian seperti serius, bekerja sama atau saling mengganggu. Data tersebut dikumpulkan dan dianalisis secara induktif berupa uraian kata-kata, bukan dalam bentuk perhitungan angka-angka. Hal ini sejalan ini sejalan dengan karakteristik penelitian kualitatif yang terdiri dari lima bentuk yakni (1) latar penelitian sebagai sumber pengambilan data bersifat alamiah; (2) bersifat deskriptif (3) bersifat induktif (4) penulis menjadi instrumen kunci dan (5) menekankan pada proses selaian hasil dan (6) makna menjadi tekanan utama ( Bogdan dan Biklen, 1990). Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas karena masalah yang dipecahkan berasal dari praktik pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil dengan mengubah cara, metode, pendekatan, startegi yang berbeda dari biasanya Penelitian tidak harus selalu berpikir dan mengejar hasil, tetapi mengamati proses yang terjadi. Hasil yang diperoleh merupakan dampak dari prosesnya.” (Suharsimi Arikunto: 2009)


(38)

26

Mengacu pada pandangan Jhonston, penelitian tindakan kelas diawali dengan mengidentifikasikan gagasan umum yang dispesifikasikan sesuai dengan tema penelitian. Spesifikasi gagasan tersebut lebih lanjut digarap melalui empat tahap secara berdaur ulang, yaitu perencanaan (planing), pelaksanaan tindakan (akting) , pengamatan (observing), dan reflekting (perenungan, pemikiran dan evaluasi). (Johnston:1997). Lebih lanjut lihat bagan di bawah ini !

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan semester ganjil tahun 2011/2012 selama 2 siklus pada bulan September sampai dengan Oktober 2011 di SMP Negeri 6 Bandar


(39)

27

Lampung. Penelitian tindakan kelas dianggap selesaia bila ketuntasan belajaran secara klasikal diatas 80 % .

3.3 Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VII A sebanyak 33 orang siswa. Secara umum keadaan intak siswa kelas VII A memiliki potensi akademik sedang, rendah dan kemampuan menulis catatan catatan harian masih rendah.

Keadaan latar belakang etnis dan sosial siswa kelas VII A sangat heterogen. Secara etnis siswa kelas VII A terdiri dari suku Jawa, Sunda, Lampung, Banten, Minang, dan Batak. Mata pencaharian orang tua siswa sebagian buruh, wiraswasta, dan sebagain kecil PNS/POLRI.

3.4 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah kemampuan siswa menulis catatan harian dengn penerapan metode diskusi dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran menulis catatan harian dengan penerapan metode diskusi.

3.5 Rancangan Penelitian

1. Melakukan observasi awal untuk melihat pembelajaran menulis catatan harian yang selama ini dilakukan oleh guru SMP Negeri 6 Bandar Lampung serta melihat hasilnya.

2. Menyusun rancangan pelaksana pembelajaran (RPP)


(40)

28

3.6 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan Siklus I

(1) Guru menyampaikan kompetensi dasar (KD) 4.2 Menulis catatan harian atau pengalaman pribadi dengan memperhartikan cara pengungkapan bahasa yang baik dan benar (2) Siswa dibagi menjadi 7 kelompok diskusi dengan cara berhitung satu sampai tujuh. Siswa yang mempunyai nomor sama berkumpul menjadi satu kelompok diskusi. Learning together (belajar bersama) yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok beranggotakan empat atau lima siswa heterogen untuk menangani tugas tertentu. (3) Siswa berdiskusi menulis pokok-pokok catatan catatan harian dan mengembangkan pokok-pokok catatan harian menjadi catatan harian (4) Setiap kelompok diwakili satu siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. (5) Siswa dari kelompok lain saling menanggapi. (6) Guru Kolabolator mencatat aktivitas siswa dengan belangko observasi (7) Siswa mengerjakan tugas evaluasi dengan mengerjakan LKS yang telah disusun oleh guru peneliti (9) Siswa saling bertukar catatan harian, selanjutnya siswa menyunting catatan harian yang ditulis sesama siswa (9) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran menulis catatan harian (10) Guru menilai catatan harian dan merefleksi pembelajaran menulis catatan harian bersama siswa dengan menjawab kuis yang disusun oleh guru peneliti dan mewawancarai siswa tentang pembelajaran menulis catatan harian dengan metode diskusi. Guru berdiskusi dengan kolabborator tentang keberhasilan, kegagalan, dan hambatan pada saat pembelajaran. (11) Hasil evaluasi dan refleksi digunakan untuk memperbaiki pembelajaran siklus dua.


(41)

29

3.7 Instrumen Penelitian, dan Validitas Realibilitas Instrumen Penelitian a. Instrumen Penelitian

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan instrumen (1) Tes tertulis dalam bentuk uraian untuk mengevaluasi kemampuan siswa menulis catatan harian (2) Lembar Observasi oleh guru kolaborator digunakan untuk mengetahui aktivitas dan partisipasi siswa pada saat diskusi kelompok menulis catatan catatan harian seperti keseriusan, kerja sama, mengobrol, dan saling mengganggu, bertanya, menyanggah, dan memberi saran-saran (3) Kuis pada kegiatan refleksi, digunakan untuk mengetahui sikap dan pendapat siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis catatan catatan harian dengan metode diskusi. (4) Daftar wawancara dengan siswa untuk mengetahui kesulitan dan hambatan menulis catatan harian dengan metode diskusi.

b. Validitas, Realibilitas Instrumen Penelitian

Tes validitas dan realibiltas instrumen penelitian dilakukan dengan mencontoh instrumen penelitian yang telah dikembangkan oleh para penulis penelitian tindakan kelas dan para peneliti tindakan kelas yang dimuat dalam jurnal pendidikan yang diterbitakan oleh perguruan tinggi, Kantor Bahasa, dan LPMP, Materi Penilaian Terintegrasi Bahasa Indonesia.

3.8 Teknik Analisis data

Data penelitian berupa data tertulis yang diperoleh dengan memanfaatkan isntrumen pengumpulan data seperti observasi aktivitas siswa, dan nilai kuantitatif hasil siswa menulis catatan harian setelah terkumpul kemudian dianalisis dan


(42)

30

ditafsirkan secara deskriptif dalam bentuk uraian kata-kata. Hal ini sejalan dengan pendapat (Moleong 2001) untuk mengumpulkan data penelitian menggunakan beberapa teknik yakni observasi (pengamatan), wawancara, dan studi dokumentasi.

3.9 Contoh Instrumen Penelitian a. Lembar Observasi aktivitas siswa

No. Nama Aktivitas Positif Serius Kerja Aktivitas Negatif

sama Mengobrol Mengganggu

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

a. Soal Menulis Catatan Harian LEMBAR KEGIATAN SISWA

MATA PELAJARAN: BAHASA INDONESIA KELAS/SEMESTER: VIII/GANJIL

Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam catatan harian dan surat pribadi

Kompetensi Dasar : 4.1 Menulis catatan harian atau pengalaman pribadi de-ngan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar


(43)

31

1. Diskusikan dengan kelompokmu! tulislah 5 pokok-pokok pengalaman

pribadimu yang terjadi hari kemarin

1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. ...

2. Diskusikan dengan kelompokmu ! Kembangkan pokok-pokok pengalaman pribadimu menjadi catatan harian.

Hari/tanggal...

3. Suntinglah catatan harian yang telah ditulis oleh kawan kamu!

1. ketidaktepatan kosa kata Ditemukan pada kalimat

nomor...

2. ketidakterpaduan hubungan

antarkalimat

3. ketidaktepatan ejaan 4. bahasa tidak ekspresif

c. Kuis Kegiatan Refleksi

Pilihlah salah satu jawaban soal di bawah ini :

……… ……… ……… ………


(44)

32

1. Apakah kamu senang belajar menulis catatan harain dengan berdiskusi ?

a. Ya b. tidak

2. Apakah belajar menulis catatan harian dengan berdiskusi lebih mudah?

a. Ya b. tidak

3. Apakah belajar menulis catatan harian dengan berdiskusi lebih semangat

a. Ya b. tidak

d. Daftar wawancara

1. Apakah kamu pernah menulis catatan harian?

2. Apa saja yang menyulitkan kamu menulis catatan harian dengan diskusi kelompok?

3. Apa manfaat menulis catatan harian bagi kamu?

4. Apakah dengan diskusi kelompok dapat membantu kamu menulis catatan harian?

5. Apakah kamu ingin menulis catatan harian setelah mengetahui manfaat catatan harian?

e. Instrumen saling mengomentari presentasi hasil diskusi di depan kelas Jawablah pertanyaan di bawah dengan memilih salah jawab a,b,c,dan d yang kamu anggap benar dan beri alasan yang cuku serta logis!

1. Apakah catatan harian yang dibuat teman kamu sudah menggunakan bahasa ekspresif?

a. sangat ekspresif b. cukup ekspresif c. kurang ekspresif d. tidak ekspresif 2. Apakah catatan harian yang dibuat oleh teman kamu hubungan antarkalimatnya

sudah padau?

a. sangat padu b. cukup padu c. kurang padu d. tidak padu

3. Apakah pelafalan teman kamu saat presentasi di depan kelas sudah jelas? a. sangat jelas b. cukup jelas c. kurang jelas d. tidak jelas 4. Apakah suara teman kamu sudah jelas saat presentasi di depan kelas?

a. sangat jelas b. cukup jelas c. kurang jelas d. tidak jelas Jawaban

No. Soal Jawaban Alasan

1. 2. 3. 4.


(45)

54

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung, dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran dengan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 dalam menulis catatan harian tergolong sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menulis catatan harian secara keseluruhan yaitu pada siklus satu aktivitas siswa memperoleh nilai 60% pada siklus satu sedangkan pada sik lus dua meningkat aktivitas siswa siswa menjadi 78%.

Melalui pembelajaran dengan metode diskusi, hasil kemampuan menulis catatan harian siswa sangat baik terbukti dari hasil nilai rata-rata 65,06 pada siklus satu, siswa yang tuntas adalah 68,75% sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 31,25% pada siklus satu. Nilai rata-rata pada siklus dua adalah 75, siswa yang tuntas 84,37% sedangkan siswa yang tidak tuntas 15,62%. Angka ini mengindikasikan bahwa secara klasikal dari jumlah siswa 33 orang, siswa setuju terhadap metode diskusi yang diterapkan peneliti.


(46)

55

5.2 . Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran-saran yang dapat disampaikan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada guru Bahasa Indonesia agar menerapkan metode diskusi sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan rancangan tindakan yang telah dipaparkan dan dilaksanakan oleh peneliti.

2. Pembelajaran dengan metode diskusi sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis catatan harian pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Diharapkan kepada peneliti lain agar mengadakan penelitian lebih lanjut dengan metode diskusi pada keterampilan yang lain.

3. Guru bidang studi Bahasa Indonesia SMP Negeri 6 Bandar Lampung

hendaknya lebih sering memberikan pelatihan kepada siswa dalam menulis catatan harian dan keterampilan menulis. Dengan banyaknya pelatihan yang dilakukan siswa didalam maupun di luar kelas, akan lebih terlatih sehingga kemampuan mereka menjadi lebih baik.


(47)

7

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdikbud.

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Harefa, Andrias. 2003. Agar Menulis-Menulis Bisa Gampang. Jakarta: Gramedia. Hastuti, Sri. 1997. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Gramedia.

Moleong, Lexy J.1991. Metodelogi Penelitian Kualitatf. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Permendiknas. 2009. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Yogyakarta: Pustaka Timur.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Fajar

Interpratama.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta: Bumi Aksara.

Suparno dan Muhammad Yunus. 2007. Materi Pokok Keterampilan Dasar

Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, Hendry Guntur. 1992. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Pustaka. 2009. KBBI. Jakarta: PT. Media Pustaka Phonik.

Tim. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Unila.


(1)

ditafsirkan secara deskriptif dalam bentuk uraian kata-kata. Hal ini sejalan dengan pendapat (Moleong 2001) untuk mengumpulkan data penelitian menggunakan beberapa teknik yakni observasi (pengamatan), wawancara, dan studi dokumentasi.

3.9 Contoh Instrumen Penelitian

a. Lembar Observasi aktivitas siswa

No. Nama Aktivitas Positif Serius Kerja Aktivitas Negatif

sama Mengobrol Mengganggu 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

a. Soal Menulis Catatan Harian

LEMBAR KEGIATAN SISWA

MATA PELAJARAN: BAHASA INDONESIA KELAS/SEMESTER: VIII/GANJIL

Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam catatan harian dan surat pribadi

Kompetensi Dasar : 4.1 Menulis catatan harian atau pengalaman pribadi de-ngan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar


(2)

1. Diskusikan dengan kelompokmu! tulislah 5 pokok-pokok pengalaman pribadimu yang terjadi hari kemarin

1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. ...

2. Diskusikan dengan kelompokmu ! Kembangkan pokok-pokok pengalaman pribadimu menjadi catatan harian.

Hari/tanggal...

3. Suntinglah catatan harian yang telah ditulis oleh kawan kamu!

1. ketidaktepatan kosa kata Ditemukan pada kalimat nomor...

2. ketidakterpaduan hubungan antarkalimat

3. ketidaktepatan ejaan 4. bahasa tidak ekspresif

c. Kuis Kegiatan Refleksi

Pilihlah salah satu jawaban soal di bawah ini :

……… ……… ……… ………


(3)

1. Apakah kamu senang belajar menulis catatan harain dengan berdiskusi ?

a. Ya b. tidak

2. Apakah belajar menulis catatan harian dengan berdiskusi lebih mudah?

a. Ya b. tidak

3. Apakah belajar menulis catatan harian dengan berdiskusi lebih semangat

a. Ya b. tidak

d. Daftar wawancara

1. Apakah kamu pernah menulis catatan harian?

2. Apa saja yang menyulitkan kamu menulis catatan harian dengan diskusi kelompok?

3. Apa manfaat menulis catatan harian bagi kamu?

4. Apakah dengan diskusi kelompok dapat membantu kamu menulis catatan harian?

5. Apakah kamu ingin menulis catatan harian setelah mengetahui manfaat catatan harian?

e. Instrumen saling mengomentari presentasi hasil diskusi di depan kelas Jawablah pertanyaan di bawah dengan memilih salah jawab a,b,c,dan d yang kamu anggap benar dan beri alasan yang cuku serta logis!

1. Apakah catatan harian yang dibuat teman kamu sudah menggunakan bahasa ekspresif?

a. sangat ekspresif b. cukup ekspresif c. kurang ekspresif d. tidak ekspresif 2. Apakah catatan harian yang dibuat oleh teman kamu hubungan antarkalimatnya

sudah padau?

a. sangat padu b. cukup padu c. kurang padu d. tidak padu 3. Apakah pelafalan teman kamu saat presentasi di depan kelas sudah jelas?

a. sangat jelas b. cukup jelas c. kurang jelas d. tidak jelas 4. Apakah suara teman kamu sudah jelas saat presentasi di depan kelas?

a. sangat jelas b. cukup jelas c. kurang jelas d. tidak jelas Jawaban

No. Soal Jawaban Alasan 1.

2. 3. 4.


(4)

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung, dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran dengan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 dalam menulis catatan harian tergolong sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menulis catatan harian secara keseluruhan yaitu pada siklus satu aktivitas siswa memperoleh nilai 60% pada siklus satu sedangkan pada sik lus dua meningkat aktivitas siswa siswa menjadi 78%.

Melalui pembelajaran dengan metode diskusi, hasil kemampuan menulis catatan harian siswa sangat baik terbukti dari hasil nilai rata-rata 65,06 pada siklus satu, siswa yang tuntas adalah 68,75% sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 31,25% pada siklus satu. Nilai rata-rata pada siklus dua adalah 75, siswa yang tuntas 84,37% sedangkan siswa yang tidak tuntas 15,62%. Angka ini mengindikasikan bahwa secara klasikal dari jumlah siswa 33 orang, siswa setuju terhadap metode diskusi yang diterapkan peneliti.


(5)

5.2 . Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran-saran yang dapat disampaikan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada guru Bahasa Indonesia agar menerapkan metode diskusi sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan rancangan tindakan yang telah dipaparkan dan dilaksanakan oleh peneliti.

2. Pembelajaran dengan metode diskusi sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis catatan harian pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Diharapkan kepada peneliti lain agar mengadakan penelitian lebih lanjut dengan metode diskusi pada keterampilan yang lain.

3. Guru bidang studi Bahasa Indonesia SMP Negeri 6 Bandar Lampung hendaknya lebih sering memberikan pelatihan kepada siswa dalam menulis catatan harian dan keterampilan menulis. Dengan banyaknya pelatihan yang dilakukan siswa didalam maupun di luar kelas, akan lebih terlatih sehingga kemampuan mereka menjadi lebih baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdikbud.

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Harefa, Andrias. 2003. Agar Menulis-Menulis Bisa Gampang. Jakarta: Gramedia. Hastuti, Sri. 1997. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Gramedia.

Moleong, Lexy J.1991. Metodelogi Penelitian Kualitatf. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Permendiknas. 2009. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Yogyakarta: Pustaka Timur.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Fajar

Interpratama.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta: Bumi Aksara.

Suparno dan Muhammad Yunus. 2007. Materi Pokok Keterampilan Dasar

Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, Hendry Guntur. 1992. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Pustaka. 2009. KBBI. Jakarta: PT. Media Pustaka Phonik.

Tim. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Unila.


Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM DISKUSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 10 73

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

0 11 47

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

0 9 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP 17.3 KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 65

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP 17.3 KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 59

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 80

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 53 61

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADASISWA SMP NEGERI 11 BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GENAP TAHUN 2010/2011

2 17 101

KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN SISWA KELAS VII MTs AL-HIDAYAH SRIKUNCORO, SEMAKA, TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 69

PEMBELAJARAN MENULIS DONGENG PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 16 PONTIANAK

0 0 10