ANALISIS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI YOGYAKARTA
commit to user i
ANALISIS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL
AHMAD YANI YOGYAKARTA
TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama
Pendidikan Profesi Kesehatan
Disusun Oleh: Ekawati NIM S540209210
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
(2)
commit to user ii
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL
AHMAD YANI YOGYAKARTA
Disusun oleh: Ekawati NIM S540209210
Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd
NIP. 19440404 197603 1 001
... ...
Pembimbing II Eti Poncorini Pamungkasari P, dr., MPd
NIP. 19750311 200212 2 002
... ...
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., MM., M.Kes., PAK NIP. 19480313 197610 1 001
(3)
commit to user iii
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL
AHMAD YANI YOGYAKARTA
Disusun oleh: Ekawati NIM S540209210
Telah Disetujui oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., MM.,
M.Kes., PAK
NIP. 19480313 197610 1 001 ... ...
Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, MPd
NIP.196611081990032001 ... ...
Anggota 1. Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd
NIP. 19440404 197603 1 001 ... ...
2. Eti Poncorini Pamungkasari P, dr., MPd
NIP. 19750311 200212 2 002 ... ...
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., MM., M.Kes., PAK
NIP. 19480313 197610 1 001 ... ...
(4)
commit to user iv
Pascasarjana NIP. 195708201985031004 ... ...
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Ekawati
NIM : S540209210
Program Studi : Pendidikan Profesi Kesehatan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Analisis
Pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik Di STIKES A Yani Yogyakarta adalah benar-benar karya otentik saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya, dalam tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis ini.
Surakarta, Oktober 2010 Yang membuat pernyataan,
(5)
commit to user v
ABSTRAK
Ekawati, NIM : S540209210, 2010. Analisis Pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik Di STIKES A Yani Yogyakarta. Komisi Pembimbing I: Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd. Pembimbing II: dr. Eti Poncorini Pamungkasari P, MPd, Tesis: Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Universitas Sebelas Maret.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui : (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan dasar praktik klinik, (2) Bagaimana pengaturan kerjasama antara STIKES A. Yani dengan mitra kerja, (3) Bagaimana prestasi belajar mahasiswa, (4) Kendala-kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan dasar praktik klinik.
Penelitian ini dilaksanakan di STIKES A. Yani Yogyakarta selama satu bulan dengan menggunakan penelitian metode kualitatif dengan menggunakan rancangan studi kasus dan bersifat deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Klinik pada semester II, ketua program studi D III kebidanan, koordinator raktik, pembimbing praktik, Kepala Diklat.
Kesimpulan : (1) Pelaksanaan praktik keterampilan dasar praktik ini sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, dan untuk pengaturan jadwal ditentukan oleh pihak lahan praktik, (2) STIKES A. Yani Yogyakarta dalam menjalin kerjasama dengan Institusi lain selalu dituangkan dalam MOU, Krikteri lahan praktik tersebut adalah RSUD atau RSU tipe A/B/C, dan Puskesmas untuk praktik keterampilan dasar praktik ini, (3) Dari 296 mahasiswa yang melaksanakan praktik keterampilan dasar praktik klinik, mahasiswa yang mendapatkan nilai A sebanyak 72 orang (24,32%) dan nilai B sebanyak 224 mahasiswa (75,68%). Prestasi mahasiswa juga dipengaruhi oleh tingkat percaya diri dari mereka sendiri dalam melakukan suatu perasat yang ada di lahan praktik, (4) Kendala-kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan praktik keterampilan dasar praktik klinik adalah binbingan dosen pembimbing supervisi yang kurang intensif, kondisi kasus lahan praktik sehingga pencapaian target mahasiswa kurang.
(6)
commit to user vi ABSTRACT
Ekawati, NIM: S540209210, 2010. Analysis of Clinical Practice Basic Skills Learning In STIKES A Yani Yogyakarta. Supervising Commission I: Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPD. Second supervisor: dr. Eti Poncorini Pamungkasari P, MPD, Thesis: Post Graduate Program University of Sebelas Maret Surakarta, 2010.
The objectives of the research are to determine: (1) How the implementation of clinical practice basic skills learning, (2) How the cooperation arrangement between STIKES A. Yani with partners, (3) How the achievement of students, (4) constraints encountered in implementation of clinical practice learning basic skills.
This research was conducted in STIKES A. Yani Yogyakarta for one month using qualitative research methods using case study and descriptive design. Subjects in this study are students who take the course Basic Skills Practice Clinic in the second semester, practice coordinator, Clinical Instructure, Diklat.
Conclusions: (1) The practice of basic skills practice is already carried out in accordance with a predetermined schedule, and for setting a schedule determined by the practice field, (2) STIKES A. Yani Yogyakarta in cooperation with other institutions are always stated in the MOU, the practice of land Krikteri hospitals or public hospitals are type A / B / C, and health centers to practice basic skills practice, (3) Of the 296 students who carry out the practice of clinical practice basic skills , Students who get an A as many as 72 people (24.32%) and the value of B shares of 224 students (75.68%). Student achievement is also influenced by the level of their own confidence in doing a land perasat in practice, (4) The constraints faced in the course of practice the basic skills of clinical practice is binbingan lecturers less intensive supervision, the practice of land cases so that student achievement is less.
(7)
commit to user vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Analisis Pembelajaran Praktik Klinik Di STIKES A Yani Yogyakarta”. Penulisan tesis ini untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Kedokteran Keluarga minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan Pasca Sarjana UNS.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing serta memberikan pengarahan dalam penyusunan tesis ini.
Selesainya tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Syamsulhadi, dr., Sp.KJ, selaku Rektor Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D, selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., MM., M.Kes., PAK, Selaku Ketua Program
Studi Kedokteran Keluarga.
4. P Murdani, dr., MHPEd selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Pasca Sarjana UNS beserta jajarannya.
5. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan petunjuk dan arahan penyusunan tesis ini.
6. Eti Poncorini Pamungkasari P, dr., MPd selaku pembimbing II yang
telah memberikan petunjuk dan arahan penyusunan tesis ini.
7. Seluruh Dewan Penguji, yang banyak memberikan saran maupun reward
untuk perbaikan tesis ini.
8. Staf Tata Usaha dan karyawan-karyawati PPS UNS Sarjana serta seluruh
(8)
commit to user viii
yang telah banyak member kemudahan sarana dan prasarana penyusunan tesis.
9. Ketua STIKES, Ka Prodi D III Kebidanan, Koordinator Praktik Klinik
Kebidanan, Dosen Mata Kuliah KDPK, Pembimbing Supervisi, staf pengajar dan bagian administrasi akademik STIKES A. Yani Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian dan telah banyak membantu kelancaran proses penelitian.
10.Direktur RSUD Sleman, Kepala Diklat, Clinical Instructure yang telah
memberikan izin penelitian dan telah banyak membantu kelancaran proses penelitian.
11.Para Pemahasiswi STIKES A Yani Yogyakarta yang telah bersedia
menjadi responden sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar.
12.Bapak dan Ibu Tercinta yang telah memberikan dukungan baik material
dan Spiritual.
13.Rekan-rekan mahasiswa pasca sarjana kedokteran keluarga minat utama
Pendidikan Profesi Kesehatan yang telah banyak membantu penulis selama proses pendidikan.
14.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak memberikan bantuan selama masa pendidikan sampai berakhir.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas budi baik yang telah diberikan dan selalu mendapat rahmat dan nikmat-NYA. Mudah-mudahan tesis ini dapat bermanfaat. Amien.
Surakarta, Oktober 2010
(9)
commit to user ix DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ………...
HALAMAN PERSETUJUAN ………... HALAMAN PENGESAHAN ………... PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………...
B. Rumusan Masalah ………...
C. Tujuan Penelitian ………..
D. Manfaat Penelitian ………..
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pendekatan dalam Proses Belajar-Mengajar ………..
2. Pembelajaran Praktik Klinik...
3. Keterampilan Dasar Praktik Klinik...
4. Strategi Pembelajaran Klinik...
5. Metode Pembelajaran Klinik...
6. Media Pembelajaran………
7. Sumber Belajar ………...
8. Perjanjian kerjasama antara organisasi ………..
9. Prestasi Belajar ………...
B. Penelitian Yang Relevan ………..
i ii iii iv v vi vii ix xi xii xiii 1 6 7 8 10 11 11 15 17 24 26 27 29 34
(10)
commit to user x
C. Kerangka Pikir Penelitian………..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ……….
B. Subyek Penelitian………..
C. Sumber Data dan Teknik Sampling………..
D. Teknik Sampling………
E. Teknik Pengumpulan Data dan Uji Kepercayaan Data…………...
F. Prosedur dan Jadwal Penelitian………...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi lokasi penelitian………
1. Lokasi Secara Umum………..
2. Struktur Pengelola Program………
3. Visi dan Misi Program Studi DIII Kebidanan………...
B. Temuan Penelitian………
1. Pelaksanaan Pembelajaran Praktik………
a. Persyaratan Mengikuti Pembelajaran Praktik……….
b. Persiapan Praktik Klinik………..
c. Pelaksanaan Praktik Klinik……….
2. Kerjasama dengan Mitra Kerja……….
3. Prestasi Belajar Mahasiswa………..
4. Kendala-Kendala Yang dihadapi dalam Praktik Klinik……..
C. Pembahasan………
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……….
B. Implikasi kebijakan……….
C. Saran………... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 38 39 39 39 41 43 44 33 47 47 49 50 52 52 53 54 57 64 68 71 75 90 90 92 93
(11)
commit to user xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian 38
(12)
commit to user xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 2. Deskripsi Pencapaian Prestasi Belajar Praktik Keterampilan Dasar Praktik Klinik...
46
(13)
commit to user xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengantar Penelitian Penyusunan Tesis Lampiran 2. Persetujuan Informan
Lampiran 3. Panduan Wawancara Mendalam Untuk Mahasiswa
Lampiran 4.Panduan Wawancara Mendalam Untuk Dosen Pengampu Mata Kuliah KDPK
Lampiran 5. Panduan Wawancara Mendalam Untuk Clinical Instructure Lampiran 6. Panduan Wawancara Mendalam Untuk Kepala Diklat
Lampiran 7. Panduan Wawancara Mendalam Untuk Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Lampiran 8. Panduan Wawancara Mendalam Untuk Pembimbinga Supervisi
Lampiran 9. Catatan Lapangan Lampiran 10. Contoh MOU
Lampiran 11. Silabus Praktik Keterampilan Dasar Praktik Klinik Lampiran 12. Daftar Hadir Mahasiswa
(14)
commit to user xiv BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) adalah salah satu institusi pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan Diploma III Kebidanan. Diploma III Kebidanan merupakan salah satu pendidikan tinggi kebidanan yang mempunyai tujuan untuk menghasilkan tenaga bidan profesional yang menuntut peserta didik untuk menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai calon bidan profesional yang mampu memberikan asuhan kebidanan secara berkualitas (Kusno, 2009).
Penyelenggaraan pendidikan Diploma III Kebidanan menggunakan kurikulum Nasional Program Diploma III Kebidanan yang ditetapkan oleh Keputusan MenKes RI No. Hk. 00.06.2.4.158.3 tentang kurikulum pendidikan Diploma III Kebidanan tahun 2002. Secara garis besar dalam kurikulum tersebut dinyatakan bahwa sebaran mata kuliah Diploma III Kebidanan adalah 40 % teori dan 60 % praktek (GBPP, 2002), maka pembelajaran laboratorium lebih banyak dilakukan dibandingkan pembelajaran di kelas.
Kegiatan pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia secara sadar dalam upaya menanamkan pengetahuan, pengembangan nilai-nilai kepada anak didik melalui proses belajar mengajar (PBM). Proses belajar
(15)
commit to user xv
mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan (Majid, 2008).
Pada proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanya merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar, yakni suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2003). Tujuan pengajaran yang dilaksanakan di dalam kelas menurut Mager adalah menitik beratkan pada
perilaku siswa atau perbuatan (performance) sebagai suatu jenis out put yang
terdapat pada siswa dan teramati serta menunjukkan bahwa siswa tersebut telah melaksanakan kegiatan belajar (Yamin,2009).
Pada proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode-metode dari sekian banyak metode-metode yang telah ditemui oleh para ahli sebelum ia menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan instruksional (Yamin, 2009). Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi misal dikarenakan guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran
(16)
commit to user xvi
sehingga guru tersebut menyajikan tidak jelas, sikap guru yang kurang baik terhadap siswa, dan terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar (Slameto, 2003).
Setiap pengajar senantiasa dihadapkan pada pertanyaan tentang metode-metode apa yang digunakan untuk membantu pembelajar mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Hasil belajar merupakan kerjasama antara pengajar dan pembelajar. Namun demikian metode atau teknik mengajar hanyalah salah satu komponen
penting di dalam keseluruhan interaksi belajar mengajar atau interaksi edukatif.
Memilih dan menggunakan metode mengajar merupakan kiat pengajar berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mengajarnya, maka yang terbaik adalah mengkombinasikan berbagai metode mengajar disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan, keadaan peserta didik serta karakteristik mata pelajaran yang akan disampaikan (Makarao, 2009).
Metode apapun yang digunakan oleh pendidik/guru dalam proses pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah akomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip KBM. Pertama, berpusat pada anak didik (student oriented). Guru harus memandang anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang anak didik yang sama, sekalipun mereka kembar. Satu kesalahan jika guru
memperlakukan mereka secara sama. Gaya belajar (learning style) anak didik
harus diperhatikan. Kedua, belajar dengan melakukan (learning by doing). Supaya proses belajar itu menyengkan, guru harus menyediakan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh
(17)
commit to user xvii
pengalaman yang nyata. Ketiga, mengembangkan kemampuan social. Proses pembelajaran dan pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh
pengetahuan, juga sebagai sarana untuk berinteraksi sosial (learning to live
together). Keempat, mengembangkan keingintahuan dan imajinasi. Proses pembelajaran dan pengetahuan harus dapat memancing rasa ingin tahu anak didik. Juga mampu memompa daya imajinatif anak didik untuk berfikir kritis dan kreatif. Kelima, mengembangkan kreativitas dan keterampilan memecahkan masalah. Proses pembelajaran dan pendidikan yang dilakukan oleh guru bagaimana merangsang kreativitas dan daya imajinasi anak untuk menemukan jawaban terhadap setiap masalah yang dihadapi anak didik (Majid, 2008).
Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja membuat siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode belajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin (Slameto, 2003). Berkaitan dengan hal tersebut patut disadari oleh pengajar bahwa tidak ada satu metode mengajar yang terbaik atau yang cocok untuk semua situasi/ mata pelajaran, atau tidak ada “ magic solution” dalam mengajar. Maka terdapat berbagai metode mengajar yang telah digunakan tenaga pengajar dalam mengajar dan telah memberinya pengalaman. Dengan pengalaman, seorang pengajar dapat menggunakan metode-metode mengajar tersebut dalam situasi-situasi yang berbeda dan memperhatikan
(18)
commit to user xviii
faktor peserta didik, materi pelajaran, tujuan pengajaran dan sarana yang tersedia (Makarao, 2009).
Mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Klinik (Bd. 308) adalah salah satu mata kuliah di semester genap yang terdapat di dalam kurikulum Diploma III Kebidanan, yang mempunyai bobot sks praktek paling besar yaitu dengan bobot 2 SKS, sehingga mata kuliah ini banyak kegiatan pembelajaran di laboratorium (GBPP, 2002). Pembelajaran laboratorium merupakan penerapan dari teori dan konsep yang telah diperoleh peserta didik. Kegiatannya adalah melakukan praktek mengenai keterampilan-keterampilan yang sebelumnya telah disampaikan teori dan konsepnya di kelas. Tujuan dari pembelajaran di laboratorium adalah untuk menerapkan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan pada situasi yang lebih nyata, selain itu dengan pembelajaran di laboratorium membimbing dan melatih mahasiswa memiliki kemampuan keterampilan sebelum ke lahan praktik (Yulita, 2008).
Melihat realita yang ada, bidang studi Keterampilan Dasar Praktik Klinik di Stikes A Yani Yogyakarta waktunya sangat terbatas, yakni hanya 5 jam (5X50 menit) pelajaran perpekan untuk menyampaikan materi Keterampilan Dasar Praktik Klinik secara detil terasa kurang. Oleh karena itu, guru Keterampilan Dasar Praktik Klinik perlu mengusahakan metode alternatif, efektif, dan efisien, yaitu dengan menerapkan metode yang variatif dan inovatif dengan memberi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh para siswa baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah sebelum mahasiswa dipraktekkan ke lapangan.
(19)
commit to user xix
Pernyataan di atas mengisyaratkan betapa pentingnya bagi seorang guru Keterampilan Dasar Praktik Klinik di Stikes A. Yani Yogyakarta untuk memahami, mengamalkan atau melaksanakan metode pengajaran yang tepat agar tujuan pengajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik secara optimal. Mengingat pentingnya pemilihan metode yang tepat dalam rangka mengoptimalkan hasil belajar siswa, penulis tertarik untuk melakukan penelitian Pelaksanaan pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Penelitian ini dilaksanakan di Stikes A. Yani Yogyakarta.
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan fenomena yang diuraikan dalam pendahuluan diatas, peneliti merumuskan masalah penelitian :
1 Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik :
a. Metode apa saja yang dipakai dalam pembelajaran Keterampilan Dasar
Praktik Klinik?
b. Media apa saja yang dipakai dalam pembelajaran Keterampilan Dasar
Praktik Klinik?
c. Bagaimana penerapan pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik
(20)
commit to user xx
2 Bagaimana pengaturan kerjasama antara STIKES A. Yani Yogyakarta dengan
mitra kerja:
a. Bagaimana perjanjian antara STIKES A. Yani Yogyakarta dengan mitra
kerja?
b. Bagaimana pengaturan jadwal pembimbingan mahasiswa?
c. Apa saja hak dan kewajiban antara STIKES A. Yani Yogyakarta dengan
mitra kerja?
3 Bagaimana prestasi belajar mahasiswa?
4 Kendala-kendala apa yang dijumpai dalam pelaksanaan pembelajaran
Keterampilan Dasar Praktik Klinik?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengevaluasi Pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik di Stikes A. Yani Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran Keterampilan
Dasar Praktik Klinik :
1) Untuk mengetahui metode apa saja yang dipakai dalam pembelajaran
Keterampilan Dasar Praktik Klinik.
2) Untuk mengetahui media apa saja yang dipakai dalam pembelajaran
(21)
commit to user xxi
3) Untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran Keterampilan
Dasar Praktik Klinik mahasiswa.
b. Untuk mengetahui pengaturan kerjasama antara STIKES A. Yani
Yogyakarta dengan mitra kerja:
1) Untuk mengetahui perjanjian antara STIKES A. Yani Yogyakarta
dengan mitra kerja.
2) Untuk mengetahui pengaturan jadwal pembimbingan mahasiswa.
3) Untuk mengetahui hak dan kewajiban antara STIKES A. Yani
Yogyakarta dengan mitra kerja.
c. Untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa.
d. Untuk mengetahui Kendala-kendala apa yang dijumpai dalam pelaksanaan
pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapan dapat menambah pengetahuan dan masukan tentang pelaksanaan Keterampilan Dasar Praktik Klinik yang berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar mahasiswa di bidang praktik.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan masukan kepada institusi pendidikan dalam memecahkan masalah pembelajaran praktik keterampilan dasar
(22)
commit to user xxii
praktik klinik Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta.
b. Bagi Pembimbing Praktik
Diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pembimbing dalam pelaksanaan bimbingan yang efektik sehingga dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta
(23)
commit to user xxiii BAB II TINJAUAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Pendekatan dalam Proses Belajar-Mengajar
Belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak hanya sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Salah satu cara belajar mengajar yang menekankan berbagai kegiatan dan tindakan adalah penggunaan pendekatan tertentu dalam belajar mengajar karena pendekatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan suatu upaya dalam mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan siswa dan guru.
Pendekatan dalam belajar mengajar pada dasarnya adalah melakukan proses belajar mengajar yang menekankan pentingnya belajar melalui proses mengalami untuk memperoleh pemahaman. Pendekatan ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya belajar yang diinginkan.
Peningkatan mutu belajar mengajar sebenarnya tidak terlepas dari pendekatan dalam proses belajar mengajar (PBM), karena tidak baiknya hasil belajar mengajar dapat dilihat dari produknya. PBM dikatakan berhasil apabila menghasilkan banyak lulusan dan bermutu tinggi sesuai dengan kebutuhan
(24)
commit to user xxiv
masyarakat, serta yang memadai, juga dalam prosesnya menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat kerja yang besar, dan percaya pada diri sendiri. Untuk memperoleh hasil diatas maka salah satu jalan kita perlu meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sebagaimana dikatakan diatas, belajar mengajar adalah suatu proses tidak hanya mendapatkan informasi dari guru, tetapi banyak kegiatan maupun tindakan yang dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada siswa.
Dalam pelaksanaan PBM sering dijumpai berbagai masalah. Para siswa meskipun memperoleh nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka nampak kurang mampu menerapkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap dalam situasi yang lain.
Memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dipandang paling efektif dan efisien dapat dijadikan pegangan oleh para pendidik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar sasaran pengajaran dapat tercapai.
2. Pembelajaran Praktik Klinik
Pembelajaran Praktik Klinik adalah suatu transformasi mahasiswa menjadi seorang bidan professional yang member kesempatan mahasiswa untuk beradaptasi dengan perannya sebagai bidan professional di situasi nyata pada pelayanan kesehatan klinik atau komunitas (Nursalam, 2009).
3. Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Pembelajaran praktik klinik merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk praktik di Rumah Sakit (RS), Puskesmas, unik kesehatan lainnya dan di masyarakat (Sofyan, 2004). Menurut Yessie dalam artikelnya
(25)
commit to user xxv
menuyatakan bahwa, suatu pembelajaran praktik klinik harus memenuhi komponen yang menjadi syarat dilaksanakannya pembelajaran praktik klinik, yaitu :
a. Lahan Praktik
Lahan praktik adalah suatu institusi di masyarakat dimana peserta didik berpraktik pada situasi nyata melalui penumbuhan dan pembinaan keterampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal (Nursalam, 2009). Syarat dan ketentuan lahan praktik dapat dilihat dari pedoman yang ditetapkan bersama antara organisasi profesi, Departemen kesehatan, dan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK) dalam dokumen Standard Sarana Pelayanan dan Standar Petugas (Yessi, 2009). Sampai saat ini belum ada kepastian mengenai nisbah (rasio) antara peserta didik dengan jumlah klien yang tepat, tetapi pada dasarnya untuk penempatan peserta didik harus disesuaikan dengan tingkat kinerja. Lahan Praktik yang memenuhi persyaratan diantaranya adalah :
1) Kelengkapan fasilitas pendukung pembelajaran klinik
2) Kecukupan jumlah kasus pembelajaran
3) Situasi lingkungan kerja yang kondusif dan memberikan peluang belajar
kepada peserta didik
4) Kebijakan yang mendukung pembelajaran klinik
5) Keterjangkauan lahan praktik
6) Lahan praktik telah mempraktikkan praktik terbaik (Implement Best
(26)
commit to user xxvi
b. Pembimbing Klinik
Pembimbing Klinik adalah seseorang yang melaksanakan bimbingan pembelajaran klinik dalam bentuk edukatif untuk memberikan pengalaman nyata dan membantu peserta didik secara optimal agar mereka dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan. Pembimbing klinik merupakan tim yang terdiri dari pembimbing klinik dari institusi dan pembimbing klinik dari lahan praktik. Rasio pembimbing klinik dan peserta didik adalah 1 : 3 (Yessi, 2009). Alur rekruitmen pembimbing klinik dapat dilaksanakan melalui pelatihan keterampilan melatih yang telah dibakukan oleh Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK) dan diharapkan dapat diadopsi oleh instansi terkait, oleh karena alur rekruitmen pembimbing klinik telah dilakukan evaluasi di berbagai Negara yang menunjukkan hasil yang baik
(Lesson learn from streigtening preservice by JHPIEGO). Alur rekruitmen
dibuat sedemikian rupa sehingga pelatih klinik berdasarkan kemampuan dan pilihannya dapat menjadi pelatih madya dan pelatih utama baik di kelas, laboratorium kelas maupun di lahan praktik. Alur rekruitmen ini agaknya dapat diadopsi sebagai salah satu guna menyediakan tenaga pembimbing yang kompeten, sebab organisasi JNPK sudah berkembang sampai ke provinsi dan kabupaten. Namun disadari tidak seluruh provinsi dan kabupaten mempunyai pusat pelatihan reproduksi sekunder (P2KS)/ pusat pelatihan reproduksi primer (P2KP) yang mampu melaksanakan pelatihan bagi pelatih klinik. Dua
(27)
commit to user xxvii
wilayah kerja JNPK yaitu, wilayah timur yang berkedudukan di Surabaya dan wilayah barat yang berkedudukan di Jakarta menjalankan organisasi JNPK sebagai pusat pelatihan reproduksi tertier (P2KT). JNPK sebagai jaringan organisasi professional yang melibatkan Persatuan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah mampu membuat dan menyebarluaskan standar-standar guna peningkatan kesehatan reproduksi dimana pelatihan klinik merupakan bagian penting dari alih kemampuan yang diselenggarakan dan bentuk
pelatihan-pelatihan seperti contraceptive technical updated(CTU). Kriteria pembimbing
klinik :
1) Pembimbing klinik dari institusi pendidikan
a) Staf akademik dari pendidikan
b) Mempunyai latar belakang profesi harus sesuai dengan program yang
dilaksanakan
c) Berpengalaman klinik minimal 3 tahun
d) Mempunyai pendidikan minimal 1 (satu) tingkat dari program yang
dilaksanakan
e) Mempunyai sertifikat pembimbing klinik
f) Mempunyai komitmen yang tinggi dalam melakukan bimbingan klinik
2) Pembimbing dari lahan praktik
a) Berasal dari unit pelayanan yang digunakan sebagai lahan praktik
b) Mempunyai latar belakang profesi harus sesuai dengan program yang
(28)
commit to user xxviii
c) Berpengalaman klinik minimal 5 tahun di area klinikyang dikelolanya
d) Mempunyai pendidikan sama minimal sama dengan program yang
dikelolanya
e) Mempunyai kemampuan yang sama dengan bidang yang dikelolanya
f) Memiliki sertifikat pembimbing klinik
g) Mempunyai komitmen yang tinggi dalam melakukan bimbingan klinik
4. Strategi Pembelajaran Klinik
Pembelajaran klinik merupakan satu siklus yang menggambarkan proses pembelajaran sistematis yang dilaksanakan sebagai kelanjutan pembelajaran teori yang diberikan di kelas, dan laboratorium praktikum (Yessi, 2004).
1) Persiapan Teori
Persiapan teori berupa kegiatan penggalian informasiteoritis dan pengalaman peserta didik berkaitan dengan program pembelajaran klinik yang akan dilaksanakan, termasuk informasi tentang lingkungan klinik dimana peserta didik akan melaksanakan praktik klinik (Yessi, 2004).
2) Laboratorium
Pembelajaran di Laboratorium merupakan proses pembelajaran yang member kesempatan kepada peserta didik untuk mengaplikasikan teori dan konseptual model yang mendukung pembelajaran praktikum di laboratorium. Proses pembelajaran di laboratorium berbagai metode antara simulasi, pemecahan masalah dan demonstrasi dengan peralatan yang dibutuhkan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk melatih keterampilan peserta didik dengan menggunakan
(29)
commit to user xxix
alat peraga atau antar peserta didik samapi kompeten. Laboratorium kelas akan sangat memerlukan investasi yang benar bila kekuatannya adalah pada pemakaian alat-alat yang canggih namun bila penguatan laboratorium kelas didasarkan pada kemampuan pelatih maka investasi laboratorium kelas dapat dialihkan pada investasi SDM melalui pelatihan-pelatihan yang berbasis kompetensi.
3) Pertemuan Pra Klinik
Pertemuan Pra Klinik merupakan kegiatan pembelajaran dimana pembimbing memberikan informasi dan membahas kasus-kasus terpilih yang tersedia di lahan praktik sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan (akuisi, kompeten, profisien) (Yessi, 2004). Pada kesempatan ini juga diinformasikan tentang strategi pembimbingan, metode dan system penilaian pembelajaran klinik yang digunakan.
4) Praktik Klinik
Praktik klinik adalah kegiatan pembelajaran klinik dengan menggunakan target kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik pada situasi nyata sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. Pembelajaran klinik ini member kesempatan pada peserta didik mendapatkan pengalaman nyata dalam mencapai kompetensi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas-tugas tertentu. Dalam proses pembelajaran klinik peserta didik mengembangkan tanggung jawab profesi, berpikir kritis, kreatifitas, hubungan interpersonal, pemahaman terhadap profesi, pemahaman aspek social budaya, dan mengaplikasikan teori ke lahan praktik.
(30)
commit to user xxx
5) Pertemuan Pasca Praktik Klinik
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengevaluasi hasil praktik dan langsung memberikan umpan balik kepada peserta didik terhadap kegiatan
pembelajarannya. Kegiatan pasca klinik ini dilakukan untuk
mengidentifikasikan temuan peserta didik, kemampuan dan pandangan-pandangan berdasarkan pengalaman yang diperoleh, pada tahap ini pembimbing harus mampu memfasilitasi peserta didik untuk merefleksikan pengalaman beljarnya dan mendiskusikan apa yang diinterpresstasikan peserta didik terhadap kejadian kritis dan keputusan klinik yang dilakukannya.
6) Evaluasi tindak lanjut
Pada tahap ini pembimbing melakukan observasi terhadap pelaksanaan praktik klinik khususnya terhadap terhadap pencapaian kompetensi yang ditetapkan dan dapat memberikan umpan balik kepada institusi pendidikan dan lahan praktik. Kegiatan ini diikuti seluruh peserta didik dan pembimbing klinik.
5. Metode Pembelajaran
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh lembaga penyelenggara (instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dsb) untuk mempersiapkan generasi yang lebih baik di masa yang akan datang (Makarao, 2009).
Secara khusus pendidikan dilakukan oleh pelaksana pendidikan yaitu pendidik (guru, tutor, pelatih, instruktur, widyaiswara) terhadap peserta didik supaya lebih mampu berperan dalam melaksanakan tugas, pekerjaan, dan kehidupan di masa datang.
(31)
commit to user xxxi
Metode pembelajaran menurut Knowles (1979), adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai pendidikan. Metode mencakup
pembelajaran individual (individual learning method), pembelajaran
kelompok (group learning method), dan pembelajaran komunitas
(comumunity learning method). Karakteristik metode pembelajaran
merupakan salah satu unsure kurikulum dan digunakan dalm proses pembelajaran. Karakteristik metode pembelajaran adalah luwes, terbuka, dan partisipatif.
Dibawah ini meruipakan metode-metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran (Yamin, 2009):
a. Metode Penugasan
Metode penugasan merupakan suatu cara pemberian kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang dipersipakan guru. Dalam melaksanakan tugas ini siswa dalam memperoleh pengalaman secara langsung dan nyata. Melalui metode ini siswa dapat mengembangkan berbagai keterampilan dan pembiasaan untuk kerja mandiri serta bersikap jujur.
b. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan suatu cara untuk memberikan kesempatan kepada siswa secara perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu proses percobaan secara mandiri. Melalui metode ini siswa sepenuhnya terlibat, antara lain dalam merencanakan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variable, menganalisis data,
(32)
commit to user xxxii
menarik kesimpulan, merumuskan, prinsip atau hukum. Metode ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan sikap ilmiah pada diri sendiri.
c. Metode Proyek
Metode proyek merupakan suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan mengembangkan sebanyak mungkin pengetahuan yang diperoleh dari berbagai mata pelajaran. Melalui metode ini diharapkan siswa dapat dilatih baik secara individual maupun secara kelompok untuk menelaah suatu pelajaran dengan wawasan yang lebih luas, memantapkan pengetahuan yang telah diperoleh, meningkatkan penghargaan terhadap lingkungan, memahami dan berupaya memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari serta menyalurkan minat yang memungkinkan baik dilihat dari segi waktu atau bahan pelajaran dari berbagai mata pelajaran.
d. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui proses wahana tukar pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh guru memecahkan suatu masalah, memperjelas suatu bahan pelajaran dan mencapai suatu kesepakatan.
e. Metode Widyawisata
Metode Widyawisata adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung ke obyek yang akan dipelajari yang terdapat di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata. Agar widyawisata ini dapat mencapai hasil yang optimal, maka diperlukan adanya perencanaan yang
(33)
commit to user xxxiii
matang, pelaksanaan yang efektif dan efisien, serta adanya kegiatan tindak lanjut seperti laporan diskusi, deklasi, pameran sederhana, pembuatan karangan siswa pada Koran sekolah. Majalah dinding, atau media lainnya dan evaluasi keseluruhan program wisata.
f. Metode Bermain peran
Metode bermain peran adalah salah satu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi, daya ekspresi dan penghayatan siswa. Kegiatan memerankan seseorang atau sesuatu akan membuat siswa mudah memahami dan mudah menghayati hal-hal yang dipelajari.
g. Metode Demonstrasi
Demonstrasi diartikan sebagai metode yang mengutamakan
pengungkapan sesuatu (showing). Dalam hubungan ini dapat disertai pula
dengan : Tanya jawab, diskusi maupun praktik. Apabila lebih banyak
ditekankan pada praktik oleh peserta latihan seperti on the job trainning dan
simulasi, maka metode ini sering disebut Demonstrasi prestasi kerja (Demonstrasi Performance). Demonstrasi merupakan metode dasar dalam menyampaikan keahlian baru kepada peserta didik. Ini merupakan proses menunjukkan kepada peserta didik, bagaimana sesuatu harus dilakukan. Ketika pelatih/fasilitator menunjukkan cara kerja sesuatu, pelatih harus menjelaskan bagaimana dan mengapa masing-masing langkah tersebut harus dilakukan. Demonstrasi menjadi efektif, karena menarik panca indera peserta didik.
(34)
commit to user xxxiv
h. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang dijawab siswa. Metode ini sering digunakan dalam proses belajar mengajar bersama-sama dengan metode laaian. Tanya jawab seting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran yang sedang atau telah dibahas itu dipahami siswa. Dari hasil Tanya jawab guru dapat memperjelas atau meluruskan pemahaman siswa mengenai suatu bahan pelajaran tertentu.
i. Metode Latihan
Metode latihan merupakan suatu metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih melakukan suatu keterampilan tertentu berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru.
j. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah peserta didik yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham peserta didik.
k. Metode Cerita
Metode cerita adalah suatu penanaman nilai-nilai kepada siswa dengan mengungkapkan kepribadian tokoh-tokoh melalui penuturan hikayat,
(35)
commit to user xxxv
legenda, dongeng dan sejarah local. Metode ini dapat digunakan untuk membantu penghayatan nilai dan moral serta pembentukan sikap.
l. Metode Simulasi
Simulasi adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk meniru suatu kegiatan yang dituntut dalam pekerjaan sehari-hari atau yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya.
m. Metode Curah Pendapat (Brainstroming)
Brainstroming merupakan metode pembelajaran melalui penggalian pendapat dari pembelajar. Fasilitator melontaarkan suatu topik permasalahn kepada pembelajar. Kemudian pembelajar diminta mengemukakan pendapat, gagasan, atau saran untuk menyelesaikan masalah yang dilontarkan, untuk kemudian dirumuskan oleh fasilitator.
Metode Pembelajaran Klinik
Pembelajaran klinik menempatkan peserta didik pada situasi klinik yang sesungguhnya dimana peserta didik dapat mengamati dan mempraktikkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai standar kinerja yang disepakati. Pembimbing klinik memerlukan interaksi yang intensif antara pembimbing klinik dengan peserta didik, interaksi seperti ini diperlukan untuk membantu peserta belajar dan menerapkan pengetahuan khusus, perilakuk positif dan mengembangkan keterampilan serta pemecahan masalah klinik. Keterampilan klinik dikembangkan melalui suatu proses yang disebut dengan coaching.
(36)
commit to user xxxvi
Proses coaching meliputi 3 fase :
1) Demonstrasi keterampilan klinik oleh pembimbing
2) Praktik keterampilan oleh peserta didik di bawah pengawasan langsung
pembimbing, pertama pada model selanjutnya dengan klien
3) Evaluasi kompetensi keterampilan peserta didik oleh pembimbing
Seorang pembimbing (coach) efektif adalah seseorang yang memiliki
karakteristik sebagai berikut : sabar dan mendukung, memberikan pujian dan penguatan positif, memperbaiki kesalahan peserta didik namun tetap mempertahankan harga dirinya serta mendengarkan dan mengamati. Dengan kata lain coach yang efektif adalah focus pada praktik, selalu mendorong kerjasama, berusaha mengurangi kecemasan, memperkuat komunikasi dua arah dan sebagai fasilitator dalam proses belajar.
Pendekatan pembelajaran yang efektif dirancang dan diselenggarakan sesuai dengan prinsip-prinsip :
a) Belajar Orang Dewasa
- Dimulai dari pengalaman
- Peserta didik memahami akan kebutuhan
- Menggunakan metode yang bervariasi
- Melakukan praktik menggunakan model anatomi
- Membudayakan pengalaman
- Realistis
(37)
commit to user xxxvii
b) Behavior Modeling
- Role Model
- Gambaran jenis kinerja (performance)
c) Competency Based Education
- Penekanan pada pengelolaan perilaku
- Memfasilitasi dan memotivasi peserta didik
- Standarisasi penilaian belajar, instrument penilaian belajar
- Evaluasi kinerja
d) Humanistik
- Memfasilitasi proses belajar dimulai pada model
- Pembimbing memeragakan keterampilan
- Peserta didik memperagakan keterampilan pada model sampai kompeten
- Peserta didik mempraktikkan pada klien
6. Media Pembelajaran
a. Pengertian
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya
(38)
commit to user xxxviii
b. Fungsi media pembelajaran
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1) Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta
didik.
2) Dapat melampaui batasan ruang kelas
3) Memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya.
4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan abstrak
c. Jenis-jenis media belajar
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
1) Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2) Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3) Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan
sejenisnya
4) Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
(39)
commit to user xxxix
7. Sumber Belajar
Menurut Anitah (2008) sumber belajar diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memfasilitasi kegiatan belajar. Sedangkan Majid (2008), mendefinisikan sumber belajar sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.
Sumber belajar diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.
Dari pengertian tersebut sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Tempat atau lingkungan alam sekitar
yaitu dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar, misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan, dan sebagainya.
b. Benda
Yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda peningggalan lainnya.
(40)
commit to user xl
c. Orang
Yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tetentu dimana peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sumber belajar. Misalnya guru, ahli geologi, polisi dan ahli-ahli lainnya.
d. Buku
Yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik dapat dikategorikan sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedia,fiksi dan lain sebagainya.
e. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi
Misalnya peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat dapat menjadikan peristiwa atau fakta sebagai belajar.
8. Perjanjian kerjasama antara organisasi
a. Pengertian perjanjian
Perjanjian adalah Persetujuan antara dua orang atau lebih dalam bentuk tertulis yang dibubuhi materai, yang meliputi hak dan kewajiban timbal-balik. Masing-masing pihak menerima tembusan perjanjian itu sebagai tanda bukti keikutsertaannya dalam perjanjian tersebut.
b. Syarat sah perjanjian
Sesuai pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata menyebutkan bahwa perjanjian yang mengikat hanyalah perjanjian yang sah. Mengenai sahnya suatu perjanjian diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata.
(41)
commit to user xli
Pasal 1320 KUH Perdata menentukan empat syarat sahnya perjanjian, yaitu:
1) Kesepakatan kedua belah pihak
Syarat sahnya perjanjian adalah adanya kesepakatan atau consensus yang ditandai dengan perasaan rela atau ikhlas di antara para pihak pembuat perjanjian mengenai hal-hal yang dituangkan didalam isi perjanjian.
2) Kecakapan bertindak
Kecakapan bertindak merupakan penjabaran dari cakap hokum, yaitu kecakapan atau kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum bagi orang-orang yang oleh hukum dinyatakan sebagai subjek hukum.
3) Adanya objek perjanjian
Adanya objek perjanjian memperjelas bahwa objek yang dimaksud dalam kontrak harus jelas atau setidaknya dapat dipastikan.
4) Adanya kausa yang halal
Suatu sebab yang dibolehkan atau halal berarti kesepakatan yang tertuang dalam suatu perjanjian tidak boleh bertentangan dengan perundang-undangan, ketertiban umum, dan kesulitan.
9. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan
tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan. Selama
belajar mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula
(42)
commit to user xlii
aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya (Sukmadinata, 2007). Belajar itu sebagai suatu proses. Prosesnya sendiri tidak kelihatan, yang kelihatan adalah hasil dari proses. Belajar merupakan suatu proses, maka dalam belajar adanya masukan, yaitu yang akan di proses dan adanya hasil dari proses tersebut (Walgito, 2004).
Menurut kamus Bahasa Indonesia, prestasi adalah sebagai hasil yang telah di capai. Prestasi belajar adalah keberhasilan seseorang dalam belajar. Keberhasilan maksimal dari prestasi seseorang dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah di ajarkan dalam kegiatan formal di kelas dapat terungkap melalui suatu tes, yaitu tes prestasi belajar (Azwar, 1996).
Belajar merupakan suatu proses, yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku, ini berarti setelah belajar individu mengalami perubahan dalam perilakunya. Karena itu perubahan dapat dalam segi kognitif, afektif dan dalam segi psikomotor. Perubahan perilaku dan kecakapan yang diperoleh dari hasil usaha dan latihan, tiap individu tidak sama hasilnya. Ada individu dengan cepat bisa menguasai ilmu dan keterampilan namun ada individu yang lambat dalam mencapai hasil belajar. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar ini maka dilakukan suatu pengukuran atau penilaian melalui suatu tes, yaitu tes prestasi belajar, yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk
(43)
commit to user xliii
mengungkap performansi maksimal individu dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah di ajarkan (Azwar,1996). Tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes formatif, tes sumatif. Hasil dari tes ini merupakan cerminan apa yang telah dicapai oleh mahasiswi dalam belajar. Hasil dari tes dapat berupa angka-angka atau huruf-huruf yang masing-masing mempunyai makna yang bertingkat untuk melihat baik-buruk dari hasil belajar individu. Bukti dari prestasi belajar mahasiswi di dokumentasikan dalam buku yaitu buku laporan kemajuan mahasiswi.
Prestasi merupakan hal yang sangat penting bagi mahasiswi, dan mereka mulai menyadari bahwa mulai saat inilah mereka di tuntut untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Mahasiswi mulai melihat kesuksesan atau kegagalan masa kini untuk meramalkan keberhasilan di kehidupan mereka nanti sebagai orang dewasa. Pengertian prestasi belajar dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan mahasiswi dalam proses belajar yang dilihat dari nilai ketuntasan belajar pada akhir semester (SK Dirjen Mandikdasmen no 12/2008).
Kesimpulan tentang definisi dari prestasi belajar yaitu tingkat keberhasilan mahasiswi selama mengikuti proses belajar pada periode satu semester pada satu lembaga pendidikan yang hasilnya dinyatakan dengan bentuk angka.
(44)
commit to user xliv
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam mencapai prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu yang dan ada pula dari luar diri individu. Faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar tersebut adalah faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri yang meliputi: 1) Kesehatan, kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar, bila seseorang selalu tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap mahasiswi, agar pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar. 2) Inteligensi, aspek inteligensi ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang memiliki inteligensi baik, umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya individu yang inteligensinya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam belajar sehingga prestasi belajar rendah. 3) Motivasi belajar. Sama hal nya dengan inteligensi, motivasi juga memberi pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Motivasi yang berasal dari dalam diri, karena adanya kesadaran akan pentingnya belajar. Motivasi yang berasal dari luar, yaitu dorongan yang datang dari luar diri, seperti guru, orang tua atau teman. Seorang mahasiswi yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan dengan sungguh-sungguh serta semangat (Sukmadinata, 2007).
(45)
commit to user xlv
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah : 1) Keluarga, faktor keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Hubungan pernikahan, pengasuhan dan perilaku mahasiswi dapat saling memiliki efek langsung maupun tak langsung terhadap satu sama lain. Satu contoh efek langsung adalah pengaruh perilaku orang tua terhadap anaknya. Seperti konflik pernikahan dapat mengurangi efisiensi fungsi orang tua, yaitu dapat memiliki pengaruh tidak langsung terhadap perilaku mahasiswi (Thiessen, 1997). Perpisahan dan perceraian adalah merupakan masalah perasaan yang berat, yang membawa remaja khususnya ke dalam konflik. Selama tahun pertama setelah perceraian: kualitas pengasuhan orang tua terhadap anaknya sering buruk, orang tua lebih sibuk dengan perasaan mereka sendiri. 2) Suasana rumah. Rumah merupakan tempat tinggal, tempat berkumpul anggota keluarga. Suasana rumah yang tenang, damai dan penuh kehangatan kasih sayang serta keakraban antar anggota, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar. 3) Pendidikan orang tua. Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan belajar anaknya. Orang tua yang mempunyai pendidikan tinggi, mempunyai pandangan yang lebih tinggi terhadap kemajuan prestasi anaknya. Pola asuh orang tua yang memiliki pendidikan cukup berbeda dengan pola asuh orang tua yang memiliki pendidikan rendah. 4) Sekolah, keadaan sekolah tempat belajar turut
(46)
commit to user xlvi
mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajar, fasilitas, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas dan tata tertib, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan anak. 5) Masyarakat, keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. 6) Lingkungan sekitar tempat tinggal juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar (Sukmadinata, 2007).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswi ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswi yaitu : kesehatan inteligensi dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri mahasiswi yaitu : keutuhan keluarga, pendidikan orang tua, suasana rumah, sekolah dan masyarakat.
(47)
commit to user xlvii
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang pembelajaran praktik klinik sudah pernah dilakukan
sebelumnya, antara lain dilakukan oleh :
1. Fransisca Novitasari, 2009. Praktik Klinik Dalam Upaya Pencapaian
Kompetensi Mahasiswa Pada Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin. Tesis : Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Penelitian yang dilakukan oleh Fransisca Novitasari berjenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data menggunakan informan, tempat penelitian dan dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, pengamatan dan dokumen. Uji keterpercayaan data memungkinkan Triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik klinik kebidanan prodi D III Kebidanan pemenang berjalan dengan baik, pencapaian kompetensi mahasiswa ada yang baik dan ada yang kurang kompeten, kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin adalah kurang mendapat kesempatan melaksanakan asuhan kebidanan dan jumlah persalinan yang tidak sesuai target dan praktik klinik kebidanan dan jumlah persalinan yang tidak sesuai target dan praktik klinik kebidanan merupakan upaya pencapaian kompetensi asuhan kebidanan ibu bersalin. Rekomendasi penelitian ini adalah perlu adanya peningkatan praktik klinik kebidanan sehingga dapat mencapai kompetensi pada asuhan kebidanan ibu bersalin.
(48)
commit to user xlviii
2. Netty Herlina, 2006. Rencana Operasional Pembelajaran Praktik Klinik Guna
Meningkatkan pencapaian kompetensi Inti mahasiswa Program Studi Kebidanan Sutomo Surabaya. Tesis: Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga. Penelitian yang dilakukan oleh Netty Herlina berjenis penelitian survey yang dilakukan secara cross-sectional dengan menggunakananalisis deskriptif. Sumber informasi terdiri dari 2 kelompok yakni : mahasiswa semester VI sebanyak 87 orang dan kelompok dua pembimbing praktik klinik sebanyak 30 orang terdiri dari pembimbing pendidikan 16 orang dan pembimbing lahan praktik RSU Dr. Sutomo Surabaya. Instrumen penelitian adalah kuisioner dan checklist. Variabel penelitian ini adalah : (1) Pengetahuan, sikap, motivasi dan keterampilan praktik mahasiswa; (2) keadaan pembimbing klinik (criteria pembimbing klinik, metode pembimbingan dan frekuensi pembimbingan); Ketersediaan jenis dan jumlah sasaran di lahan praktik. RSU Dr. Soetomo Surabaya; (4) Manajemen pembelajaran praktik klinik, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian); Kondisi sumber daya Prodi Kebidanan Soetomo Surabaya ( SDM, Lab, perpustakaan, keuangan, fasilitas, dan metode). Penentuan prioritas masalah menggunakan CARL (Capability, Acceptability, Readiness, Leverage), serta menentukan pemecahan masalah melalui focus Group Discussion (FGD). Unit analisis dalam penelitian ini adalah Prodi Kebidanan Soetomo dan RSU Dr. Soetomo Surabaya. Hasil isu strategis (daftar masalah) sesuai urutan prioritas masalah adalah : (1) Lahan Praktik RSU Dr. Soetomo : Jumlah kasus rata-rata 30% dari target yang ditentukan; (2) Manajemen
(49)
commit to user xlix
pembelajaran praktik klinik sebagian besar (55,9%) tidak baik : a) Jadwal praktik sedang berubah-ubah (diundur), b) ROtasi tidak merata, c) target terlalu tinggi, d) Frekuensi pembimbingan kurang; (3) Pembimbing : a) 36,8% tidak memenuhi criteria perihal latar belakang pendidikan dari profesi bidan, b)Metode bimbingan sebagian besar (57,3%) tidak sesuai standar yang ada, c) Frekuensi pembimbingan sebagian besar (62,1%) tidak sesuai dengan standar 3 kali dalam satu rotasi; 4) Mahasiswa : Sikap dan motivasi untuk pelaporan praktik klinik tidak tepat waktu (30% sering terlambat) ; (5) Sumber Daya : a) SDM terutama dosen pembimbing praktik klinik sebagian besar tidak sesuai dengan criteria (43,7%), b) Laboratorium : jumlah alat dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang ada belum sesuai (1 alat : > 10 mahasiswa), c) Perpustakaan : Judul buku, jumlah masing-masing jenis buku dan tahun penerbitan terbaru kurang, d) Fasilitas : Jumlah computer yang kurang, ruang kuliah kurang nyaman, tidak ada internet untuk mahasiswa.
3. Farkhondeh Sharif, Sata Masoumi.2005. A qualitative study of nursing
student experiences of clinical practice. Educational Research
Penelitian yang dilkakukan oleh Farkhondeh dan Sata adalah jenis penelitian kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali pengalaman belajar praktik klinik mahasiswa keperawatan dan kebidanan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) untuk mengetahui pendapat dan pengalaman belajar klinik mahasiswa pada saat mahasiswa dalam proses belajar di klinik. Sebanyak 90 orang mahasisawa keperawatan dan kebidanan dari fakultas keperawatan dan kebidanan Universitas Shiraz
(50)
commit to user l
dipilih secara random dari 200 orang mahasiswa keperawatan dan kebidanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa keperawatan dan kebidanan (94%) berjenis kelamin perempuan, sebesar 86% belum menikah dan usia berkisar antara 18-25 tahun. Dari analisis kualitatif yang dilakukan peneliti, diidentifikasi empat masalah pokok yang dianggap sangat penting dalam proses pembelajaran di klinik diantaranya adalah (!) kecemasan pada saat akan memasuki lahan praktik, (2) adanya perbedaan antara teori yang diberikan dan praktik yang dilakukan di lahan, (3) Supervisi klinik yang kurang optimal, (4) Kurangnya kejelasan peran professional perawat dalam melaksanakan praktik klinik. Rekomendasi penelitian ini
adalah meningkatkan kegiatan supervise klinik untuk membantu
memecahkan masalah mahasiswa perawat baik dari pendidikan maupun ketika berada dalam pembelajaran klinik. Masukan bagi fakultas ilmu keperawatan dan kebidanan untuk merencanakan kurikulum yang baik yang didalamnya terdapat pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam selama pembelajaran klinik.
(51)
commit to user li
C. Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Metode
Pembelajaran
Media Pembelajaran
Sumber mata kuliah
Pelaksanaan pembelajaran Keterampilan dasar Praktik
Klinik
Prestasi Belajar
Kendala
Kerjasama dengan mitra kerja
(52)
commit to user lii BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk menggambarkan pelaksanaan pembelajaran praktik keterampilan dasar praktik klinik di Prodi D III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Prodi D III Kebidanan semester V tahun ajaran 2010/2011 karena pada semester II telah melaksanakan praktik keterampilan dasar praktik klinik.
C. Sumber Data dan Teknik Sampling
1. Sumber Data
Sumber data kedudukannya sangat penting dalam penelitian kualitatif karena menyangkut kesahihan dan ketepatan data untuk analisis lebih lanjut. Ketepatan memilih sumber data atau informan dalam penelitian ini ditentukan dan didasarkan atas representasi informasi karena itu sampel
sumber data dipilih. Sumber data meliputi sumber data kunci (Key
Informan) dan sumber data pendukung yang dipilih berdasarkan topik masalah yang ingin digali datanya. Peneliti selama penelitian berusaha memanfaatkan multi sumber untuk mendapatkan multiperspektif atas
(53)
commit to user liii
permasalahan penelitian. Nara Sumber dalam penelitian ini dibagi menjadi 6 kategori :
a. Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan
Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta membawahi secara langsung semua kegiatan di Program Studi Kebidanan b.Koordinator Praktik Klinik
Koordinator praktik klinik mempunyai tugas untuk menyiapakan segala sesuatu yang berhubungan dengan praktik, mulai dari pembuatan proposal dan pembagian kelompok praktik.
c. Pembimbing Praktik Klinik
Pembimbing praktik dalam penelitian ini adalah (1). Pembimbing lapangan/ CI (Clinical Instrukcture) yang ditunjuk langsung oleh pejabat yang berwenang dalam Rumah Sakit dan Puskesmas yang membimbing proses pembelajaran mahasiswa di lahan praktik. (2). Dosen pembimbing supervise yang ditunjuk oleh coordinator praktik untuk melakukan kegiatan supervise ke lahan praktik selama proses pembelajaran praktik.
d.Mahasiswa
Mahasiswa yang dijadikan nara sumber dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi D III Kebidanan angkatan III Tingkat III Semester V yang pernah menjalani praktik keterampilan dasar praktik klinik selama 16 hari di lahan praktik.
(54)
commit to user liv
e.Diklat
Diklat yang digunakan adalah lahan yang sudah menjalin kerjasama dengan STIKES A. Yani dalam bidang Kesehatan.
2. Peristiwa/ Aktivitas/ Tempat
Tempat praktik yang digunakan untuk pembelajaran praktik keterampilan dasar praktik klinik terdiri dari 3 klasifikasi tempat yaitu :
a. Rumah Sakit Umum/Daerah (Tipe B)
b. Rumah Sakit Umum/Daerah (Tipe C)
c. Pusat Kesehatan Masyarakat
Aktivitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan observasi di tempat prakti yaitu meliputi alat-alat yang digunakan di lahan dan kondisi ruangan.
3. Dokumen
Dalam pengumpulan data selain wawancara dengan nara sumber digunakan juga dengan cara analisis dokumen tentang pembelajaran praktik keterampilan dasar praktik klinik, diantaranya adalah :
a. Jadwal pembelajaran praktik
b. Presensi mahasiswa
c. Catatan-catatan pembimbing
D. Teknik Sampling
Sumber data utama berupa orang yang dipilih dengan teknik purposive sampling didasari tujuan dan anggapan peneliti bahwa sampel sumber data
(55)
commit to user lv
tersebut paling banyak mengetahui dan menghayati informasi yang diperlukan, masih berkecimpung dalam kegiatan yang diteliti, memiliki waktu, tidak subyektif dan layak menjadi narasumber. Informan pendukung lainnya ditentukan berdasarkan jenis informasi sesuai dengan kebutuhan informasi di lapangan yang dicari dengan teknik snowball sampling. Artinya informan dipilih karena representasi informasi dan peneliti benar-benar sudah memahami posisi dan peran dari informan. Faktor lain yang dipertimbangkan adalah aksesibilitas dan karakteristik dari sumber data. Sumber data berupa peristiwa dan aktifitas dipilih atas dasar bahwa aktifitas tersebut mengandung informasi yang diperlukan seperti aktifitas kegiatan belajar mengajar, peristiwa, insiden dan kejadian lain yang mendukung. Beberapa aktifitas yang masih samar dan tidak teramati digali dengan memanfaatkan sumber data berupa informan. Dokumen dipilih berdasarkan kebutuhan untuk memperkuat dari peristiwa yang diamati oleh informan. Jadi kedudukan beragam sumber data adalah saling melengkapi sekaligus untuk kepentingan peningkatan validitasnya.
Pada penelitian ini partisipan adalah mahasiswa angkatan ketiga yang pernah melaksanakan praktik keterampilan dasar praktik klinik di Rumah Sakit atau Puskesmas yang ditunjuk oleh STIKES A. Yani Yogyakarta. Adapun criteria inklusi partisipan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menandatangani surat pernyataan bersedia menjadi partisipan, tidak mengalami gangguan mental dan mampu menceritakan masalah yang dialaminya.
(56)
commit to user lvi
Rekrutmen parisipan dimulai dengan mengidentifikasi nama dan biodata partisipan yang memenuhi criteria inklusi. Pertemuan pertama untuk membina hubungan saling percaya, kesesuaian criteria inklusi penelitian mengadakan pendekatan lebih dalam.
Peneliti mengadakan kontrak waktu dengan partisipan dalam rangka mengambil data dengan melakukan wawancara mendalam dan menggunakan alat perekam dan notebook.
Proses rekrutmen partisipasi saat pelaksanaan penelitian peneliti memperoleh jumlah partisipan sesuai dengan yang direncanakan pada proposal. Secara konsep pada penelitian kualitatif tidak ada ketentuan rumus untuk menentukan besar jumlah partisipan namun ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi jumlah partisipan adalah ketetapan memilih partisipan kunci, kompeksitas dan keragaman fenomena yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi pedoman adalah apabila informasi sudah tersaturasi dari partisipan maka proses pengumpulan data dianggap sudah selesai (Bungin, 2003).
E. Teknik Pengumpulan Data dan Uji Kepercayaan Data
Dalam penelitian ini cara pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam dan penelusuran dokumen. Untuk menguji keabsahan data perlu dilakukan uji kredibilitas dengan cara triangulasi. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi teknik. Triangulasi teknik yang digunakan yaitu wawancara dan penelusuran dokumen
(57)
commit to user lvii
F. Prosedur dan Jadwal Penelitian
1. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan direncanakan sebagai berikut :
a. Persiapan yang terdiri dari pengurusan surat ijin penelitian, penentuan
lokasi, persiapan penyusunan instrument penelitian, observasi awal dan menyusun agenda pelaksanaan kegiatan.
b. Pengumpulan data meliputi kegiatan
1) Observasi, wawancara
2) Melakukan review refleksi terhadap data yang diperoleh, mengatur
data sesuai dengan kebutuhan analisis.
c. Analisis data yang terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
1) Cheeking kelengkapan data, diberi kode dan dikategorikan
2) Melakukan analisis, penafsiran atau interpretasi dan
transformasi temuan
3) Merumuskan simpulan yang disesuaikan dengan rumusan
masalah dan temuan di lokasi penelitian.
2. Menulis Laporan
a. Menyusun laporan awal
b. Melakukan review dan revisi
3. Perkiraan Waktu
a. Persiapan : 3 bulan
b. Pengumpulan data : 4 bulan
(58)
commit to user lviii
(59)
commit to user lix
(60)
commit to user i
Pelaksanaan Penelitian N
o
Jadwal Kegiatan
Bulan Ke
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nop Des
1. Penyusunan
Proposal
2. Seminar
proposal
3. Pembuatan
instrument penelitian
4. Izin
Penelitian
5. Penelitian
6. Analisa
Data
7. Mendeskrip
sikan hasil penelitian
8. Hasil
penelitian
9. Seminar
Hasil Penelitian
(61)
commit to user ii
10. Perbaikan Laporan 11. Laporan Penelitian
(62)
commit to user 3
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
1. Lokasi Secara Umum
STIKES A. Yani Yogyakarta merupakan salah satu sekolah tinggi swasta yang ada di wilayah Yogyakarta tepatnya di Jl. Ringroad Barat Ambarketawang Gamping Sleman. Pendidikan di STIKES A. Yani Yogyakarta diresmikan pada tanggal 15 Juni 2006 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 84/D/0/2006 dan memberikan ijin untuk menyelenggarakan 2 (dua) program studi, yaitu Rekomendasi Departemen Kesehatan No. HK 03.2.4.1.02054 untuk Program Studi Ilmu Keperawatan untuk jenjang program sarjana (S-1) dan HK 03.2.4.1.02053 untuk Program Studi Kebidanan untuk jenjang program diploma (D-III) (Panduan Akademik, 2009).
Program Studi DIII Kebidanan menyelenggarakan dua program berdasarkan latar belakang studi mahasiswa yaitu program reguler dan alih jalur. Untuk program reguler dengan latar belakang pendidikan mahasiswa lulusan SMU atau sederajat dan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK), sedangkan alih jalur dengan latar belakang studi lulusan Diploma 1 (D1) Kebidanan. Beban studi tiap program juga berbeda disesuaikan dengan latar belakang pendidikannya, program reguler jumlah SKS yang ditempuh sebesar 120 SKS
(63)
commit to user 4
selama 4 Semester (Panduan Akademik, 2009).
Diploma III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta sudah mempunyai visi, misi dan tujuan yang diseuaikan dengan visi dan misi dari STIKES A.Yani Yogyakarta yang ingin menjadi lembaga pendidikan yang unggul dan terdepan dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang kesehatan yang profesional, mampu bersaing di tingkat nasional, regional maupun Internasional. Keinginan dari STIKES A. Yani yang ingin menjadi lembaga yang unggul dan terdepan merupakan motivasi untuk Program Studi yang ada didalamnya khususnya Program Studi Diploma III Kebidanan untuk mendidik mahasiswa menjadi bidan yang profesional sesuai dengan visi, misi dan tujuan yang telah dibuat.
Pembelajaran keterampilan dasar praktik klinik ini terdiri dari pembelajaran teori di kelas dan praktikum baik di laboratorium maupun di lahan praktik. Penerapan pembelajaran teori dan praktikum di laboratorium dilaksanakan pada semester satu, sedangkan untuk praktiknya dilaksanakan pada semester dua. Keterampilan dasar praktik klinik ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil mahasiswa pada semester satu dan dua dengan kode mata kuliah BD. 208 dengan bobos 3 SKS dengan perincian 1 teori dan 2 praktik. Dalam satu semester pembelajaran terdiri dari 14 kali pertemuan dan setiap minggunya terdapat dua kali tatap muka yaitu 2 jam pelajaran dan 3 jam pelajaran. Dalam proses pembelajaran di kelas materi disampaikan dengan metode ceramah, diskusi, seminar dan penugasan
(64)
commit to user 5
demonstrasi, role play dan bed side teaching (GBPP, 2002).
Untuk praktik keterampilan dasar praktik klinik termasuk dalam muatan lokal artinya tidak dimasukkan dalam mata kuliah. Praktik ini dilaksanakan pada semester II dengan bobot 2 SKS. Pelaksanaan praktik ini dilaksanakan di lahan praktik yaitu meliputi praktik di Rumah Sakit dan Puskesmas.
2. Struktur Pengelola Program Studi Diploma III Kebidanan
Berdasarkan penulusuran dokumen, Struktur organisasi Program Studi Diploma III Kebidanan Stikes A. Yani Yogyakarta merupakan struktur organisasi formal yang baku meliputi Ketua Program Studi yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua STIKES, Sekretaris Program Studi dalam pelaksanaannya membantu ketua program studi dalam melaksanakan tugasnya, Sedangkan Koordinator kurikulum, Koordinator Praktik Klinik Kebidanan dan Koordinator Laboratorium bertanggung jawab kepada ketua program studi dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan bagian masing-masing.
(65)
commit to user 6
Gambar 2. Struktur organisasi Program Studi Diploma III Kebidanan Stikes A. Yani Yogyakarta
3. Visi dan Misi Program Studi Diploma III Kebidanan
Visi
Menjadi pusat pengembangan pendidikan bidan profesional di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat pada tingkat nasional dan regional dengan standar internasional yang memiliki jiwa kewirausahaan, nilai kejuangan, serta wawasan kebangsaan dalam mengembangkan sumber daya manusia bidang kesehatan pada tahun 2011 (Panduan Akademik, 2009).
Misi
a) Menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran secara profesional
dalam bidang kesehatan yang bermutu, inovatif, kreatif untuk memenuhi kebutuhan tenaga profesional yang mandiri, bermoral dan berbudaya,
Ketua Program Studi
Sekretaris Program Studi
(66)
commit to user 7
fasilitas pendidikan dengan standar nasional dan internasional.
b) Meningkatkan kegiatan penelitian mahasiswa dan dosen untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan pelyanan kebidanan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
c) Melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat dalam bidang kesehatan berskala nasional, regional dan internasional (Panduan Akademik, 2009).
Tujuan
Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta mempunyai tujuan sebagai berikut :
a) Menghasilkan lulusan yang mampu mengabdikan dan
mengimplementasikan pengetahuan dan ketrampilannya dalam bidang ilmu kebidanan secara profesional kepada masyarakat
b) Menghasilkan bidan yang mampu melaksanakan penelitian yang
mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kebidanan dan bidang kesehatan pada umumnya.
c) Mengembangkan sikap profesional dalam praktik kebidanan dengan
mengedepankan soft skill, komunikasi interpersonal, dan konseling serta
menjalin kerjasama dalam tim kesehatan.
d) Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi bagi tenaga pengajar
(1)
commit to user 44
menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah peserta didik yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Jadi dengan metode ceramah saja mahasiswa cenderunga akan merasa bosan dan tidak bisa menggali kreatifitas mahasiswa.
Kendala lain yang ditemui mahasiswa adalah ketika pembelajaran di laboratorium adalah jadwal sering bentrok dengan kelas yang lain sehingga menimbulkan kegaduhan dan mengganggu konsentrasi belajar mahasiswa.
Selain itu, juga terdapat kendala dari lahan praktik yaitu terdapat beberapa perasat yang tidak boleh dilakukan oleh mahasiswa karena perasat tersebut dianggap berbahaya. Kendala tersebut bukan hanya dari lahan praktik saja karena adanya salah satu mahasiswa karena kurang percaya diri sehingga tidak bersedia melakukan perasat dikarenakan canggung karena terhadap lawan jenis, hal tersebut akan menyebabkan keperercayaan perawat terhadap mahasiswa menjad berkurang.
Spencer dan Spencer (dalam Palan, 2007:6), menguraikan lima karakteristik yang membentuk kompetensi, sebagai berikut: (1) Pengetahuan; merujuk pada informasi dan hasil pembelajaran. (2) Keterampilan; merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. (3) Konsep diri dan nilai; merujuk pada sikap, nilai-nilai dan citra diri seseorang, seperti kepercayaan seseorang bahwa dia bisa berhasil dalam suatu situasi. (4) Karakteristik pribadi; merujuk pada
(2)
commit to user 45
karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi, seperti pengendalian diri dan kemampuan untuk tetap tenang
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian tidak dilaksanakan pada saat praktik berlangsung sehingga tidak dapat mengobservasi kegiatan praktik mahasiswa
(3)
commit to user 46
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pratik keterampilan dasar praktik klinik di STIKES A. Yani a. Persyaratan untuk mengikuti praktik keterampilan dasar praktik klinik
adalah mengikti ujian Pre Clinic Examination Standard (PCES) yang mengacu pada silabi dalam GBPP yang disusun oleh Depkes berdasarkan kurikulum Depkes tahun 2002
b. Persiapan untuk pembelajaran Koordinator praktik membuat silabi dalam yang mengacu GBPP yang disusun oleh Depkes berdasarkan kurikulum Depkes tahun 2002, untuk persipan praktik sudah dibuat proposal dan penjadwalan kegiatan yang meliputi sebagai berikut :
1) Dilakukan rapat koordinasi tentang rencana praktik keterampilan dasar praktik klinik oleh semua dosen pembimbing.
2) Pembekalan mahasiswa, materi dalam pembekalan mahasiswa yaitu tentang jadwal pelaksanaan praktik, penyebaran tempat praktik, kompetensi yang harus di capai, tugas-tugas yang harus dilaksanakan selama praktik berlangsung dan yang paling penting adalah tentang tata tertib pelaksanaan praktik keterampilan dasar praktik klinik
(4)
commit to user 47
3) Koordinasi dengan lahan praktik, koordinasi ini dilaksanakan sebelum mahasiswa di serahkan ke lahan praktik. Jadwal pelaksanaan koordinasi disesuaikan dengan permintaan lahan praktik, ada juga lahan praktik yang menginginkan koordinasi bersamaan dengan penyerahan mahasiswa. Koordinasi dengan lahan praktik biasanya dihadiri oleh CI lahan, bagian diklat dan dosen dari akademik.
4) Penyerahan mahasiswa ke lahan praktik, dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan dan disesuaikan dengan lahan praktik biasanya 1 hari sebelum pelaksanaan praktik atau pada hari pertama mahasiswa mulai praktik.
c. Pelaksanaan pembelajaran praktik keterampilan dasar praktik klinik
Pelaksanaan praktik keterampilan dasar praktik ini sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, dan untuk pengaturan jadwal ditentukan oleh pihak lahan praktik
2. Kerjasama dengan mitra kerja
STIKES A. Yani Yogyakarta dalam menjalin kerjasama dengan Institusi lain selalu dituangkan dalam MOU, Krikteri lahan praktik tersebut adalah RSUD atau RSU tipe A/B/C, dan Puskesmas untuk praktik keterampilan dasar praktik ini.
3. Prestasi belajar mahasiswa
Dari 296 mahasiswa yang melaksanakan praktik keterampilan dasar praktik klinik, mahasiswa yang mendapatkan nilai A sebanyak 72 orang (24,32%) dan nilai B sebanyak 224 mahasiswa (75,68%). Prestasi mahasiswa juga
(5)
commit to user 48
dipengaruhi oleh tingkat percaya diri dari mereka sendiri dalam melakukan suatu perasat yang ada di lahan praktik
4. Kendala-kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan praktik keterampilan dasar praktik klinik adalah binbingan dosen pembimbing supervisi yang kurang intensif, kondisi kasus lahan praktik sehingga pencapaian target mahasiswa kurang.
B. IMPLIKASI KEBIJAKAN
1. Meningkatkan koordinasi dengan lahan praktik agar terdapat kesamaan dalam pencapaina target mahasiswa
2. Meningkatkan peran para pembimbing untuk melakukan bimbingan kepada mahasiswa selama dilahan praktik
3. Mempertimbangkan tempat praktik mahasiswa agar kompetensi mahasiswa dapat tercapai
C. SARAN
1. Diharapkan bagi Institusi pendidikan untuk selalu mengadakan koordinasi dengan mitra kerja untuk penyamaan persepsi dalam setiap praktik sehingga tidak tetjadi kesalahpahaman dalam pencapaian target dan tugas-tugas mahasiswa sehingga praktik dapat berjalan dengan lancar.
2. Diharapkan bagi para pembimbing untuk dapat melakukan bimbingan kepada mahasiswa lebih intensif
(6)
commit to user 49
3. Diharapkan bagi institusi pendidikan untuk memilih lahan praktik yang sesuai dengan kompetensi mahasiswa