commit to user
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan STIKES adalah salah satu institusi pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan Diploma III Kebidanan.
Diploma III Kebidanan merupakan salah satu pendidikan tinggi kebidanan yang mempunyai tujuan untuk menghasilkan tenaga bidan profesional yang menuntut
peserta didik untuk menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai calon bidan profesional yang mampu memberikan asuhan kebidanan secara berkualitas
Kusno, 2009. Penyelenggaraan pendidikan Diploma III Kebidanan menggunakan
kurikulum Nasional Program Diploma III Kebidanan yang ditetapkan oleh Keputusan MenKes RI No. Hk. 00.06.2.4.158.3 tentang kurikulum pendidikan
Diploma III Kebidanan tahun 2002. Secara garis besar dalam kurikulum tersebut dinyatakan bahwa sebaran mata kuliah Diploma III Kebidanan adalah 40 teori
dan 60 praktek GBPP, 2002, maka pembelajaran laboratorium lebih banyak dilakukan dibandingkan pembelajaran di kelas.
Kegiatan pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia secara sadar dalam upaya menanamkan pengetahuan, pengembangan nilai-nilai
kepada anak didik melalui proses belajar mengajar PBM. Proses belajar
commit to user
xv
mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan Majid, 2008.
Pada proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.
Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi
pelajaran hanya merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar, yakni suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.
Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik Slameto, 2003. Tujuan pengajaran yang
dilaksanakan di dalam kelas menurut Mager adalah menitik beratkan pada perilaku siswa atau perbuatan
performance
sebagai suatu jenis out put yang terdapat pada siswa dan teramati serta menunjukkan bahwa siswa tersebut telah
melaksanakan kegiatan belajar Yamin,2009. Pada proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode-
metode dari sekian banyak metode yang telah ditemui oleh para ahli sebelum ia menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan instruksional Yamin,
2009. Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi misal dikarenakan guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran
commit to user
xvi
sehingga guru tersebut menyajikan tidak jelas, sikap guru yang kurang baik terhadap siswa, dan terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa
kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar Slameto, 2003.
Setiap pengajar senantiasa dihadapkan pada pertanyaan tentang metode- metode apa yang digunakan untuk membantu pembelajar mencapai tujuan-tujuan
pengajaran. Hasil belajar merupakan kerjasama antara pengajar dan pembelajar. Namun demikian metode atau teknik mengajar hanyalah salah satu komponen
penting di dalam keseluruhan interaksi belajar mengajar atau interaksi
edukatif
. Memilih dan menggunakan metode mengajar merupakan kiat pengajar
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mengajarnya, maka yang terbaik adalah mengkombinasikan berbagai metode mengajar disesuaikan dengan
tuntutan kebutuhan, keadaan peserta didik serta karakteristik mata pelajaran yang akan disampaikan Makarao, 2009.
Metode apapun yang digunakan oleh pendidikguru dalam proses pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah akomodasi menyeluruh terhadap
prinsip-prinsip KBM. Pertama, berpusat pada anak didik
student oriented.
Guru harus memandang anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang anak
didik yang sama, sekalipun mereka kembar. Satu kesalahan jika guru memperlakukan mereka secara sama. Gaya belajar
learning style
anak didik harus diperhatikan. Kedua, belajar dengan melakukan
learning by doing.
Supaya proses belajar itu menyengkan, guru harus menyediakan kesempatan kepada anak
didik untuk melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh
commit to user
xvii
pengalaman yang nyata. Ketiga, mengembangkan kemampuan social. Proses pembelajaran dan pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh
pengetahuan, juga sebagai sarana untuk berinteraksi sosial
learning to live together
. Keempat, mengembangkan keingintahuan dan imajinasi. Proses pembelajaran dan pengetahuan harus dapat memancing rasa ingin tahu anak didik.
Juga mampu memompa daya imajinatif anak didik untuk berfikir kritis dan kreatif. Kelima, mengembangkan kreativitas dan keterampilan memecahkan
masalah. Proses pembelajaran dan pendidikan yang dilakukan oleh guru bagaimana merangsang kreativitas dan daya imajinasi anak untuk menemukan
jawaban terhadap setiap masalah yang dihadapi anak didik Majid, 2008. Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja membuat siswa
menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode baru, yang dapat membantu meningkatkan
kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode belajar harus diusahakan yang
setepat, efisien dan efektif mungkin Slameto, 2003. Berkaitan dengan hal tersebut patut disadari oleh pengajar bahwa tidak ada satu metode mengajar yang
terbaik atau yang cocok untuk semua situasi mata pelajaran, atau tidak ada
“ magic solution”
dalam mengajar. Maka terdapat berbagai metode mengajar yang telah digunakan tenaga pengajar dalam mengajar dan telah memberinya
pengalaman. Dengan pengalaman, seorang pengajar dapat menggunakan metode- metode mengajar tersebut dalam situasi-situasi yang berbeda dan memperhatikan
commit to user
xviii
faktor peserta didik, materi pelajaran, tujuan pengajaran dan sarana yang tersedia Makarao, 2009.
Mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Klinik Bd. 308 adalah salah satu mata kuliah di semester genap yang terdapat di dalam kurikulum Diploma III
Kebidanan, yang mempunyai bobot sks praktek paling besar yaitu dengan bobot 2 SKS, sehingga mata kuliah ini banyak kegiatan pembelajaran di laboratorium
GBPP, 2002. Pembelajaran laboratorium merupakan penerapan dari teori dan konsep yang telah diperoleh peserta didik. Kegiatannya adalah melakukan praktek
mengenai keterampilan-keterampilan yang sebelumnya telah disampaikan teori dan konsepnya di kelas. Tujuan dari pembelajaran di laboratorium adalah untuk
menerapkan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan pada situasi yang lebih nyata, selain itu dengan pembelajaran di laboratorium membimbing dan melatih
mahasiswa memiliki kemampuan keterampilan sebelum ke lahan praktik Yulita, 2008.
Melihat realita yang ada, bidang studi Keterampilan Dasar Praktik Klinik di Stikes A Yani Yogyakarta waktunya sangat terbatas, yakni hanya 5 jam 5X50
menit pelajaran perpekan untuk menyampaikan materi Keterampilan Dasar Praktik Klinik secara detil terasa kurang. Oleh karena itu, guru Keterampilan
Dasar Praktik Klinik perlu mengusahakan metode alternatif, efektif, dan efisien, yaitu dengan menerapkan metode yang variatif dan inovatif dengan memberi
tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh para siswa baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah sebelum mahasiswa dipraktekkan ke lapangan.
commit to user
xix
Pernyataan di atas mengisyaratkan betapa pentingnya bagi seorang guru Keterampilan Dasar Praktik Klinik di Stikes A. Yani Yogyakarta untuk
memahami, mengamalkan atau melaksanakan metode pengajaran yang tepat agar tujuan pengajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik secara optimal. Mengingat
pentingnya pemilihan metode yang tepat dalam rangka mengoptimalkan hasil belajar siswa, penulis tertarik untuk melakukan penelitian Pelaksanaan
pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Penelitian ini dilaksanakan di Stikes A. Yani Yogyakarta.
B. Perumusan Masalah