PENGARUH PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI MERAH TERHADAP KADAR Hb PADA REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA DEFISEINSI BESI DI STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI Suharjiman¹, Iden Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Program Studi Ilmu Keperawatan (S.1

  

PENGARUH PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI MERAH TERHADAP KADAR Hb PADA

REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA DEFISEINSI BESI DI

STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

  

Suharjiman¹, Iden

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi

Program Studi Ilmu Keperawatan (S.1)

  

ABSTRAK

  Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah haemoglobin dalam sel darah merah berada dibawah normal.Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan vitamin C yang mempengaruhi absorpsi dan pelepasan besi dari transferin ke dalam jaringan tubuh.Remaja yang lebih sering mengalami anemia adalah remaja putri, karena remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya.25-40% remaja putri menjadi penderita anemia defisiensi zat besi tingkat ringan sampai berat di Asia Tenggara, Indonesia yaitu 21,7% dan diProvinsi Jawa Barat sebesar 13,4%. Dampak dari remaja putri yang menderita anemia dapat mengalami gangguan pertumbuhan, penurunan daya konsentrasi belajar, kurang bersemangat dalam beraktivitas karena cepat merasa lelah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar Hb pada remaja dengan anemia defisiensi. Metode penelitian quasi eksperimen dengan desain Non-equivalent Control

  Group .Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel yang

  diukur 20 remaja.Pengambilan data dengan data primer dan melakukan pemberian jus jambu biji merah.Uji statistik yang digunakan yaitu Uji Beda Dua Mean Independen (Uji t Independent). Didapatkan nilai Mean sebelum pada kelompok eksperimen 10,020 dan nilai Mean sesudah pada kelompok eksperimne 10,620. Nilai Mean sebelum pada kelompok kontrol 9,980 dan nilai Mean sesudah pada kelompok kontrol 9,390. Hasil analisis menunjukan terdapat pengaruh jus jambu biji merah terhadapa kadar hb pada remaja (p value

  0,019 ; α=0,05). Saran yang diajukan dari hasil penelitian ini bagi remaja atau mahasiswi Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi untuk mengkonsumsi jus jambu bijji merah karena dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan kadar hemoglobin.

  Kata kunci : Anemia, kadar hemoglobin, jus jambu biji merah

  ABSTRACT

  Anemia is a condition in which of red blood cells or the amount of hemoglobin in red blood cells is below normal.anemia caused by a deficiency of vitamin C which affects the absorption and release of iron from transferrin in body tissue. Adolescents more often experience anemia because she has menstruate every month. In Southeast Asia 25-40 % of adolescents into deficiency anemia patients with mild to severe, in Indonesia is 21.7% and in the West Java province of 13.4%.The impact of adolescents suffering from anemia can be impaired growth,reduced concentration studied, less enthusiastic in their activities as quickly feel tired. determine the influence of red guava juice on hemoglobin levels in adolescents with deficiency anemia. Quasi-experimental research methodstodesignthe Non-equivalent ControlGroup.Sampling usingpurposive samplingwith a sample of20 adolescents measured. Collecting datawiththe primary dataand giving red guava juice intervention. The statisticaltestused isdifferent testMeanTwoIndependent(Independent t test). Meanvalues obtainedbeforethe intervention groupand10,020 and mean10,620afterthe intervention group. Meanvaluesbeforethe control groupand9,980 andmean9,390afterthe control group. Results ofthe analysis showedthere is an influence red guava juice on the hb levels in adolescents (p value = 0.019; Suggestion based onthe research results for adolescentsat student Stikes Jenderal Achmad Yani α=0.05).

  Cimahi to consume red guava juice because can be an alternative to increase hemoglobin levels.

  Keywords: Anemia, Hb, red guava juice

A. PENDAHULUAN

  Remaja merupakan masa peralihan dari tahap anak-anakke tahap dewasa yang jangka waktunya berbeda-beda tergantung faktor sosial dan budaya. Klasifikasi masa peralihan remaja tersebut terbagi menjadi 3 yaitu: remaja awal (usia 11-14 tahun), pertengahan (usia 15-17 tahun) dan remaja akhir (usia 18- 20 tahun) (Sarwono, 2005). Remaja yang sehat menjadi aset bangsa yang sangat berharga bagi kelangsungan pembangunan dimasa mendatang.Status kesehatan remaja merupakan hal yang perlu dipelihara dan ditingkatkan agar dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, tangguh dan produktif serta mampu bersaing di Indonesia maupun mancanegara (Depkes RI, 2009).

  Pada kenyataannya masih banyak masalah yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja.Di samping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir, anemia, HIV/AIDS, penyalahgunaan obat, kecanduan alkohol, kekerasan dan merokok serta hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah masalah pada remaja.Anemia merupakan masalah kekurangan asupan zat besi yang paling sering ditemukan di dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat (Arisman, 2009).

  Anemia adalah keadaan di mana kadar hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut (Arisman,2010). Kadar hemoglobin pada laki-laki dan perempuan dikatakan normal jika kadar Hbnya >12 gr%, anemia ringan 10- 11 gr%, anemia sedang 8-10 gr% dan anemia berat bila kadar hemoglobin < 8 gr%(Bakta, 2006).

  Remaja yang lebih sering mengalami anemia adalah remaja putri, hal ini disebabkan remaja putri dalam usia reproduksi setiap harinya memerlukan zat besi tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan remaja putra karena remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya. Hal tersebut diperparah dengan pola konsumsi remaja putri yang terkadang melakukan diet pengurusan badan sehingga semakin sedikit asupan zat besi yang dapat memenuhi kebutuhan mereka (Arisman, 2010).

  World Health Organisation (WHO) Regional Office South East Asia Region Organisation (SEARO) menyatakan bahwa

  25-40% remaja putri menjadi penderita anemia defisiensi zat besi tingkat ringan sampai berat di Asia Tenggara (Tim Poltekkes Depkes Jakarta, 2010). Data Riskesdas 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7%, dengan proporsi 20,6% di perkotaan dan 22,8% di pedesaan serta 18,4% laki-laki dan 23,9% perempuan. Berdasarkan kelompok umur, penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 18,4%. Secara prevelensi anemia pada wanita sebesar 11,3% dan pria 12,2%. Sedangkan prevelensi anemia di provinsi Jawa Barat sebesar 13,4% (Riskesdes, 2007). Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Cimahi yang didapatkan dari 12 puskesmas tahun 2013 dan 2014, total anemia pada remaja di kota Cimahi berjumlah 148 orang, 32 orang pada remaja putra dan 116 orang remaja putri.

  Remaja yang menderita anemia dapat mengalami gangguan pertumbuhan yang kurang optimal dan menjadi kurang cerdas.Disamping itu remaja putri yang menderita anemia dapat mengalami gangguan pertumbuhan, penurunan daya konsentrasi belajar, kurang bersemangat dalam beraktivitas karena cepat merasa lelah.Defisiensi besi juga dapat mempengaruhi pemusatan perhatian, kecerdasan dan prestasi belajar di sekolah (Al Matsier, 2009).

  Berdasarkan survey awal dengan melakukanpemeriksaan hemoglobin pada mahasiswi keperawatan tingkat 1 Stikes Jendral Achmad Yani,5 dari 8 mahasiswi keperawatantersebut 3 orang mengalami anemia ringan dan 2 orang mengalami anemia sedang. hal ini disebabkan karena tinggal di kos cendrung lebih memilih makan-makanan yang instan seperti junk

  Penelitian ini menggunakan penelitian

  Quasi Eksperiment dengan desain penelitian Non-equivalent Control Group.

  food, fast food tanpa mengutamakan gizi maupun nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh terutama mengadung zat besi, disamping itu aktifitas kuliah yang padat, sehingga mahasiswa sulit untuk membagi waktu, membuat mahasiswa kurang istirahat dan turunnya daya tahan tubuh memicu terjadinya anemia, disamping itu, masih minimnya pengetahuan mereka tentang anemia, mengakibatkan mereka kurang memperhatikan pola hidup sehat, memenuhi nutrisi terutama zat besi sehingga mengalami anemia.

  Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar Hb pada remaja dengan anemia defisiensi besi di Stikes Jendral Achmad Yani Cimahi. Sedangkan tujuan khususnya adalah pertama diketahuinya rata-rata kadar Hb remaja putri sebelum diberikan jus jambu biji merah pada penderita anemia diStikes Jendral Achmad Yani Cimahi. Kedua diketahuinya rata-rata kadar Hb remaja putri sesudah diberikan jus jambubiji merah pada penderita anemia diStikes Jendral Achmad Yani Cimahi. Ketiga Diketahui pengaruh kadar Hb remaja putri kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah pemberian jus jambu biji merah pada penderita anemia di Stikes Jendral Achmad Yani Cimahi.

B. METODE PENELITIAN Desain Penelitian

  Pada desain penelitian ini dilakukan untuk membandingkan hasil intervensi kelompok eksperimen dan kelompok control dilakukan dengan caranon random. kelompok kontrol yang tidak mengkonsumsi Kemudian dilakukan pretes pada kelompok Jus Jambu Biji Merah, selanjutnya setelah Intervensi yang mengkonsumsi Jus Jambu beberapa waktu dilakukan postes pada kedua Biji Merah maupun kelompok (Riyanto, 2011).

  Populasi dan Sampel

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh purposive sampling. Besar sampel dalam mahasiswi tingkat 1 dari program studi Ilmu penelitian ini adalah 20 responden, 10 pada Keperawatan (S1) Stikes Jenderal Achmad kelompok eksperimen dan 10 pada kelompok Yani Cimahi yang berjumlah 87 orang. kontrol. Sampel dalam penelitian ini sebagian mahasiswi stikes jenderal achmad yani cimahi dan diambil menggunakan teknik

  Instrumen Penelitian

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian melihat perubahan kadar hemoglobin yang ini adalah lembar observasi dan alat tes darah signifikan.

  Portable Hemoglobin Digital untuk C.

HASIL PENELITIAN

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pemberian jus jambu dan bivariate disajikan terhadap 10 orang sampel selanjutnya dalam bentuk tabel dengan T dependent dilakukan analisis univariat dan bivariate dengan hasil sebagai berikut : dalam bentuk tabel frekuensi tentang rata- rata kadar haemoglobin sebelum dan sesudah

Tabel 4.1 Rata-rata kadar Hb kelompok eksperimen dankelompok kontrol sebelum

  

pemberian jus jambu biji merah pada penderita anemia diStikes Jendral

Achmad Yani Cimahi Tahun 2015.

  SD Variabel Kelompok Mean

  KadarHb sebelum Eksperimen 10,020 0,887 intervensi Kontrol 9,980 0,826

  Hasil analisis pada tabel 4.1 didapatkan rata- 0,887. Sedangkan rata-rata kadar hb pada rata kadar hb sebelum diberikan jus jambu kelompok kontrol adalah 9,980 gr/dl dengan biji merah pada kelompok eksperimen standar deviasi 0,826. adalah 10,020 gr/dl dengan standar deviasi

Tabel 4.2 Rata-rata kadar Hb kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah pemberian jus jambu biji merah pada penderita anemia di Stikes Jendral Achmad Yani Cimahi Tahun 2015. SD Variabel Kelompok Mean

  Kadar Hb setelah Eksperimen 10,620 1,101 intervensi Kontrol 9,390 1,025

  Hasil analisis pada tabel 4.2 didapatkan rata- 1,101. Sedangkan rata-rata kadar hb pada rata kadar hb sesudah diberikan jus jambu kelompok kontrol adalah 9,390 gr/dl dengan biji merah pada kelompok eksperimen standar deviasi 1,025. adalah 10,620 gr/dl dengan standar deviasi

Tabel 4.3 Pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar hb pada remaja dengan anemia defisiensi besi diStikes Jendral Achmad Yani

  Cimahi Tahun 2015. Variabel Kelompok Mean SD p-Value N

  Kadar Hb sesudah Eksperimen 10,620 1,101

  10 0,019 intervensi

  Kontrol 9,390 1,025

  10 Hasil analisis pada tabel 4.3 didapatkan menunjukan terdapat pengaruh jus jambu bahwa rata-rata (mean) kadar hb sesudah biji merah pada penderita anemia di Stikes diberikan jus jambu biji merah pada Jendral Achmad Yani Cimahi (P kelompok eksperimen adalah 10,620 gr/dl value=0,019 ; α : 0,05). dan rata-rata kadar hb sesudah pada kelompok kontrol adalah 9,390 gr/dl. Terdapat selisih rata-rata (mean) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah sebesar 1,23 gr/dl. Hasil uji statistik diperoleh nilai 9,980 termasuk dalam

  D.

  kategori anemia.

SIMPULAN DAN SARAN

  Berdasarkan hasil penelitian dapat 2.

  Rerata kadar hb pada kelompok yang disimpulkan sebagai berikut : diberikan intervensi sesudah di

  1. berikan jus jambu biji merah

  Rerata kadar hb pada remaja putri sebelum di berikan jus jambu biji diperoleh nilai mean 10,620. merah diperoleh nilai 10,020. Sedangkan nilai rerata kadar hb pada Sedangkan nilai rerata kadar hb pada kelompok yang tidak diberikan kelompok yang tidak diberikan intervensi jus jambu biji merah intervensi jus jambu biji merah adalah 9,390 terdapat peningkatan kadar hb.

  3. Terdapat pengaruh terapi herbal jus jambu biji merah terhadap peningkatan kadar hb pada remaja putri dengan anemia defisiensi besi di Stikes Jendral Achmad Yani Cimahi dengan p-Value

  = 0,019 < α (α = 0,05).

DAFTAR PUSTAKA

  Afrianti. Dr. Ir. Leni Herliani M.P. (2010). 33 Tahun. Dari:

  Macam Buah-Buahan untuk Kesehatan . http://www.univmed.org/2004/01/01/vi

  Bandung: CV, Alfabeta. tamin-c-sebagai-faktor-dominan-untuk- kadar-hemoglobin-pada-wanita-usia- Agustinus.(2009).

  ‘Studi Hematologis Potensi 20-35-tahun. Metabolik Jambu Biji Merah Pada Penderita Demam Berdarah Arikunto. S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu

  Pendekatan Praktis . Jakarta: Rineka Dengue’.Dari:http://repository.ipb.ac.id

  /bitstream/handle/123456789/11378/G Cipta 09agu.pdf

  Arikunto. S.(2010).Prosedur Penelitian Suatu Agustiani. (2009). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Praktis . Jakarta: Rineka

  Konsep diri dan penyesuaian diri pada Cipta remaja. (Edisi ke-2). Bandung: Refika Bakta, Prof. Dr. I Made. (2006).Hematologi Aditama.

  Klinik Ringkas . Jakarta: EGC

  Ahmadi dan Supriyono.(2008). Psikologi

  

Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Dariyo.(2004). Psikologi Perkembangan

Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia

  Almatsier, Sunita. (2004). Prinsip Dasar Ilmu

  Gizi . Jakarta: T.Gramedia Pustaka Dahlan, S. (2009). Besar Sampel Dan Cara Utama.

  Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta:

  Almatsier, Sunita. (2009).Prinsip Dasar Ilmu Salemba Medika

  Gizi . Jakarta: T.Gramedia Pustaka

  Utama. Departemen Kesehatan RI. (2005). Anemia Gizi

  Dan Tablet Tambah Darah untuk

  Arisman. (2009).Gizi Dalam Daur Kehidupan :

  Wanita Usia Subur. Jakarta:

  Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku Departemen Kesehatan

  Kedokteran EGC Departemen Kesehatan RI. (2009). Program

  Arisman. (2010).Gizi Dalam Daur Kehidupan :

  Penanggulangan Anemia Gizi Pada

  Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku

  Wanita Usia Subur (WUS) . Jakart:

  Kedokteran EGC Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Arifatul. (2010).

  ‘Pengaruh Pemberian Jus Kacang Hijau dengan Jus Jambu Biji Terhadap Kadar Hemoglobin’.Dari:http://student-

  research.umm.ac.id/print/student_resea rch_3885.html. Argana, Guntur. (2004). Vitamin C Sebagai

  Faktor Dominan Untuk Kadar Hemoglobin Pada Wanita Usia 20-35 Dinas Kesehatan Kota Cimahi.(2013). Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2013.

  Cimahi: Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Dinas Kesehatan Kota Cimahi.(2014). Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2014.

  Riskesdas. (2007). Riset Kesehatan Dasar.

  Turgeon, M.L. (2005). Clinical Hematology Theory and Procedures. 4th ed .

  Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika

  Bandung: CV, Alfabeta. Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta I. (2010).

  Sugiyono, Prof, Dr. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D .

  Dan Sayur-Sayuran . Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

  Sarwono, SW. (2005). Psikologi Remaja. Jakarta: Radja Grafindo Persada. Sivakali, N. (2007). Terapi Jus Buah-Buahan

  Data Kesehatan . Yogyakarta: Nuha Medika.

  Riyanto, Agus. (2011). Pengolahan Dan Analisis

  Penelitian Kesehatan . Yogyakarta: Nuha Medika.

  Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi

  Laporan Nasional 2013. Jakarta:

  Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar.

  Laporan Nasional 2007 . Jakarta: Badan

  Jakarta: Rineke Cipta.

  Cimahi: Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Emayanti, Dea. (2012).Aneka Buah Kaya

  Notoadmojo, Sokijo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi.

  Kebidanan Fort De Kock Bukit Tinggi, LTA, Bukit Tinggi, Stikes Fort De Kock.

  Hemoglobin Pada Penderita Anemia Sebelum Dan Sesudah Diberikan Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajaava.L ) di Asrama Mahasiswi DIII

  Bandung: CV, Alfabeta. Ninda.(2013). Analisis Perbedaan Kadar

  Klutuk . Jakarta: Dunia Sehat Muchtadi, D. (2009). Pengantar Ilmu Gizi.

  Yogyakarta: Hanggar Kreator Marty, Tia. (2012).Khasiat Istimewa Jambu

  Salemba Medika Kusumawardani, Endah.(2010).Waspada Penyakit Darah Mengintai Anda .

  Keperawatan Anak Pengarang . Jakarta:

  Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, Alimul, A.Aziz. (2008).Pengantar Ilmu

  Erlangga Hidayat Alimul, Aziz. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data.

  Perkembangan Remaja . Jakarta:

  B. (2005). Psikologi

  Pinang Merah Hurlock, Elizabeth

  Vitamin Berkhasiat Obat . Yogyakarta:

  Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin. Utami, dr. Prapti. (2007). Jus Untuk Anak. Edisi Wirakusumah, Emma. S. (2011).Mencegah ke II. Jakarta: PT Agro Media Pustaka. Osteoporosis . Jakarta: Niaga Swadaya Warianto.(2011). Yohana&Yevita. (2012).Memahami Penyakit

  “Unsur Dalam Metabolisme Tubuh dan Pengobatan Theraphy Herbal .

  Garda Media

  Manusia”.http://skp.unair.ac.id/reposit

  ory/GuruIndonesia/Unsurdalammetabol Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan i_ChaidarWarianto_45.pdf.

  Anak Dan Remaja. Bandung: PT Widyatuti.(2008). Terapi Komplementer Dalam Rosdakarya.

  Keperawatan. FIK : Universitas Indonesia.

Dokumen yang terkait

Kata Kunci : lactobacillus bulgaricus, klebsiella pneumoniae, soyghurt A. PENDAHULUAN - View of PENGARUH LAJU PERTUMBUHAN DAN WAKTU GENERASI TERHADAP PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN KOLONI Klebsiella pneumoniae STRAIN ATCC 700603, CT1538 DAN S941 OLEH Lactobacil

0 0 14

View of HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT NYERI PADA PERSALINAN HYPNOBIRTHING DI BPM ONIH SRI HARTATI KOTA BANDUNG TAHUN 2014

0 0 9

HUBUNGAN FAKTOR MATERNAL DENGAN KEJADIAN BBLR DI WILAYAHKERJA PKM TEGALWARU KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2012-2014 Pebyani Pramanik Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal A.Yani Cimahi email : pebyani250285gmail.com ABSTRAK - View of HUBUNGAN FAKTOR

1 1 10

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLANT DENGAN SIKLUS MENSTRUASI Indria Astuti Siska Asti Prodi Kebidanan (D-3) Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK - View of HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLANT DENGAN SIKLUS MENSTRUASI

0 0 8

PENGARUH TERAPI BERMAIN (MELOMPAT TALI DAN MERONCE MANIK – MANIK) TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA SISWA DI PAUD FAJAR PURNAMA MANDIRI KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI Sri Yuniarti Dede Waslia Prodi Kebidanan (D-3) Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK - Vi

0 3 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL PADA TRIMESTER III TENTANG INISIASI MENYUSU DISI DENGAN SIKAP PELAKSANAAN IMD DI BPM BIDAN PELLY YULIA KABUPATEN BANDUNG BARAT PERIODE JULI – AGUSTUS TAHUN 2015 Dini Marlina Mu’tarifah Billah

0 1 8

View of FAKTOR RISIKO IBU PADA IBU BERSALIN DENGAN SECTIO CAESAREA DI RSUD CIANJUR TAHUN 2014

0 1 8

View of HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PELAKSANAANNYA DI POSYANDU BUNGA TANJUNG KELUHARAN TANJUNGSARI PURWAKARTA TAHUN 2015

0 0 10

View of PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KESEHATAN MENTAL TENAGA KESEHATAN INDONESIA DI JEPANG

0 0 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP UNMET NEED PADA WANITA USIA SUBUR DENGAN HIV POSITIF Sophia Prodi Kebidanan (D 3), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi email: sophia.maryanayahoo.com ABSTRAK - View of HUBUNGAN PENGETA

0 0 12