PENGARUH PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI MERAH TERHADAP KADAR Hb PADA REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA DEFISEINSI BESI DI STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI Suharjiman¹, Iden Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Program Studi Ilmu Keperawatan (S.1
PENGARUH PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI MERAH TERHADAP KADAR Hb PADA
REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA DEFISEINSI BESI DI
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
Suharjiman¹, Iden
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi
Program Studi Ilmu Keperawatan (S.1)
ABSTRAK
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah haemoglobin dalam sel darah merah berada dibawah normal.Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan vitamin C yang mempengaruhi absorpsi dan pelepasan besi dari transferin ke dalam jaringan tubuh.Remaja yang lebih sering mengalami anemia adalah remaja putri, karena remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya.25-40% remaja putri menjadi penderita anemia defisiensi zat besi tingkat ringan sampai berat di Asia Tenggara, Indonesia yaitu 21,7% dan diProvinsi Jawa Barat sebesar 13,4%. Dampak dari remaja putri yang menderita anemia dapat mengalami gangguan pertumbuhan, penurunan daya konsentrasi belajar, kurang bersemangat dalam beraktivitas karena cepat merasa lelah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar Hb pada remaja dengan anemia defisiensi. Metode penelitian quasi eksperimen dengan desain Non-equivalent Control
Group .Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel yang
diukur 20 remaja.Pengambilan data dengan data primer dan melakukan pemberian jus jambu biji merah.Uji statistik yang digunakan yaitu Uji Beda Dua Mean Independen (Uji t Independent). Didapatkan nilai Mean sebelum pada kelompok eksperimen 10,020 dan nilai Mean sesudah pada kelompok eksperimne 10,620. Nilai Mean sebelum pada kelompok kontrol 9,980 dan nilai Mean sesudah pada kelompok kontrol 9,390. Hasil analisis menunjukan terdapat pengaruh jus jambu biji merah terhadapa kadar hb pada remaja (p value
0,019 ; α=0,05). Saran yang diajukan dari hasil penelitian ini bagi remaja atau mahasiswi Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi untuk mengkonsumsi jus jambu bijji merah karena dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan kadar hemoglobin.
Kata kunci : Anemia, kadar hemoglobin, jus jambu biji merah
ABSTRACT
Anemia is a condition in which of red blood cells or the amount of hemoglobin in red blood cells is below normal.anemia caused by a deficiency of vitamin C which affects the absorption and release of iron from transferrin in body tissue. Adolescents more often experience anemia because she has menstruate every month. In Southeast Asia 25-40 % of adolescents into deficiency anemia patients with mild to severe, in Indonesia is 21.7% and in the West Java province of 13.4%.The impact of adolescents suffering from anemia can be impaired growth,reduced concentration studied, less enthusiastic in their activities as quickly feel tired. determine the influence of red guava juice on hemoglobin levels in adolescents with deficiency anemia. Quasi-experimental research methodstodesignthe Non-equivalent ControlGroup.Sampling usingpurposive samplingwith a sample of20 adolescents measured. Collecting datawiththe primary dataand giving red guava juice intervention. The statisticaltestused isdifferent testMeanTwoIndependent(Independent t test). Meanvalues obtainedbeforethe intervention groupand10,020 and mean10,620afterthe intervention group. Meanvaluesbeforethe control groupand9,980 andmean9,390afterthe control group. Results ofthe analysis showedthere is an influence red guava juice on the hb levels in adolescents (p value = 0.019; Suggestion based onthe research results for adolescentsat student Stikes Jenderal Achmad Yani α=0.05).
Cimahi to consume red guava juice because can be an alternative to increase hemoglobin levels.
Keywords: Anemia, Hb, red guava juice
A. PENDAHULUAN
Remaja merupakan masa peralihan dari tahap anak-anakke tahap dewasa yang jangka waktunya berbeda-beda tergantung faktor sosial dan budaya. Klasifikasi masa peralihan remaja tersebut terbagi menjadi 3 yaitu: remaja awal (usia 11-14 tahun), pertengahan (usia 15-17 tahun) dan remaja akhir (usia 18- 20 tahun) (Sarwono, 2005). Remaja yang sehat menjadi aset bangsa yang sangat berharga bagi kelangsungan pembangunan dimasa mendatang.Status kesehatan remaja merupakan hal yang perlu dipelihara dan ditingkatkan agar dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, tangguh dan produktif serta mampu bersaing di Indonesia maupun mancanegara (Depkes RI, 2009).
Pada kenyataannya masih banyak masalah yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja.Di samping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir, anemia, HIV/AIDS, penyalahgunaan obat, kecanduan alkohol, kekerasan dan merokok serta hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah masalah pada remaja.Anemia merupakan masalah kekurangan asupan zat besi yang paling sering ditemukan di dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat (Arisman, 2009).
Anemia adalah keadaan di mana kadar hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut (Arisman,2010). Kadar hemoglobin pada laki-laki dan perempuan dikatakan normal jika kadar Hbnya >12 gr%, anemia ringan 10- 11 gr%, anemia sedang 8-10 gr% dan anemia berat bila kadar hemoglobin < 8 gr%(Bakta, 2006).
Remaja yang lebih sering mengalami anemia adalah remaja putri, hal ini disebabkan remaja putri dalam usia reproduksi setiap harinya memerlukan zat besi tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan remaja putra karena remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya. Hal tersebut diperparah dengan pola konsumsi remaja putri yang terkadang melakukan diet pengurusan badan sehingga semakin sedikit asupan zat besi yang dapat memenuhi kebutuhan mereka (Arisman, 2010).
World Health Organisation (WHO) Regional Office South East Asia Region Organisation (SEARO) menyatakan bahwa
25-40% remaja putri menjadi penderita anemia defisiensi zat besi tingkat ringan sampai berat di Asia Tenggara (Tim Poltekkes Depkes Jakarta, 2010). Data Riskesdas 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7%, dengan proporsi 20,6% di perkotaan dan 22,8% di pedesaan serta 18,4% laki-laki dan 23,9% perempuan. Berdasarkan kelompok umur, penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 18,4%. Secara prevelensi anemia pada wanita sebesar 11,3% dan pria 12,2%. Sedangkan prevelensi anemia di provinsi Jawa Barat sebesar 13,4% (Riskesdes, 2007). Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Cimahi yang didapatkan dari 12 puskesmas tahun 2013 dan 2014, total anemia pada remaja di kota Cimahi berjumlah 148 orang, 32 orang pada remaja putra dan 116 orang remaja putri.
Remaja yang menderita anemia dapat mengalami gangguan pertumbuhan yang kurang optimal dan menjadi kurang cerdas.Disamping itu remaja putri yang menderita anemia dapat mengalami gangguan pertumbuhan, penurunan daya konsentrasi belajar, kurang bersemangat dalam beraktivitas karena cepat merasa lelah.Defisiensi besi juga dapat mempengaruhi pemusatan perhatian, kecerdasan dan prestasi belajar di sekolah (Al Matsier, 2009).
Berdasarkan survey awal dengan melakukanpemeriksaan hemoglobin pada mahasiswi keperawatan tingkat 1 Stikes Jendral Achmad Yani,5 dari 8 mahasiswi keperawatantersebut 3 orang mengalami anemia ringan dan 2 orang mengalami anemia sedang. hal ini disebabkan karena tinggal di kos cendrung lebih memilih makan-makanan yang instan seperti junk
Penelitian ini menggunakan penelitian
Quasi Eksperiment dengan desain penelitian Non-equivalent Control Group.
food, fast food tanpa mengutamakan gizi maupun nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh terutama mengadung zat besi, disamping itu aktifitas kuliah yang padat, sehingga mahasiswa sulit untuk membagi waktu, membuat mahasiswa kurang istirahat dan turunnya daya tahan tubuh memicu terjadinya anemia, disamping itu, masih minimnya pengetahuan mereka tentang anemia, mengakibatkan mereka kurang memperhatikan pola hidup sehat, memenuhi nutrisi terutama zat besi sehingga mengalami anemia.
Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar Hb pada remaja dengan anemia defisiensi besi di Stikes Jendral Achmad Yani Cimahi. Sedangkan tujuan khususnya adalah pertama diketahuinya rata-rata kadar Hb remaja putri sebelum diberikan jus jambu biji merah pada penderita anemia diStikes Jendral Achmad Yani Cimahi. Kedua diketahuinya rata-rata kadar Hb remaja putri sesudah diberikan jus jambubiji merah pada penderita anemia diStikes Jendral Achmad Yani Cimahi. Ketiga Diketahui pengaruh kadar Hb remaja putri kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah pemberian jus jambu biji merah pada penderita anemia di Stikes Jendral Achmad Yani Cimahi.
B. METODE PENELITIAN Desain Penelitian
Pada desain penelitian ini dilakukan untuk membandingkan hasil intervensi kelompok eksperimen dan kelompok control dilakukan dengan caranon random. kelompok kontrol yang tidak mengkonsumsi Kemudian dilakukan pretes pada kelompok Jus Jambu Biji Merah, selanjutnya setelah Intervensi yang mengkonsumsi Jus Jambu beberapa waktu dilakukan postes pada kedua Biji Merah maupun kelompok (Riyanto, 2011).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh purposive sampling. Besar sampel dalam mahasiswi tingkat 1 dari program studi Ilmu penelitian ini adalah 20 responden, 10 pada Keperawatan (S1) Stikes Jenderal Achmad kelompok eksperimen dan 10 pada kelompok Yani Cimahi yang berjumlah 87 orang. kontrol. Sampel dalam penelitian ini sebagian mahasiswi stikes jenderal achmad yani cimahi dan diambil menggunakan teknik
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian melihat perubahan kadar hemoglobin yang ini adalah lembar observasi dan alat tes darah signifikan.
Portable Hemoglobin Digital untuk C.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pemberian jus jambu dan bivariate disajikan terhadap 10 orang sampel selanjutnya dalam bentuk tabel dengan T dependent dilakukan analisis univariat dan bivariate dengan hasil sebagai berikut : dalam bentuk tabel frekuensi tentang rata- rata kadar haemoglobin sebelum dan sesudah
Tabel 4.1 Rata-rata kadar Hb kelompok eksperimen dankelompok kontrol sebelum
pemberian jus jambu biji merah pada penderita anemia diStikes Jendral
Achmad Yani Cimahi Tahun 2015.SD Variabel Kelompok Mean
KadarHb sebelum Eksperimen 10,020 0,887 intervensi Kontrol 9,980 0,826
Hasil analisis pada tabel 4.1 didapatkan rata- 0,887. Sedangkan rata-rata kadar hb pada rata kadar hb sebelum diberikan jus jambu kelompok kontrol adalah 9,980 gr/dl dengan biji merah pada kelompok eksperimen standar deviasi 0,826. adalah 10,020 gr/dl dengan standar deviasi
Tabel 4.2 Rata-rata kadar Hb kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah pemberian jus jambu biji merah pada penderita anemia di Stikes Jendral Achmad Yani Cimahi Tahun 2015. SD Variabel Kelompok MeanKadar Hb setelah Eksperimen 10,620 1,101 intervensi Kontrol 9,390 1,025
Hasil analisis pada tabel 4.2 didapatkan rata- 1,101. Sedangkan rata-rata kadar hb pada rata kadar hb sesudah diberikan jus jambu kelompok kontrol adalah 9,390 gr/dl dengan biji merah pada kelompok eksperimen standar deviasi 1,025. adalah 10,620 gr/dl dengan standar deviasi
Tabel 4.3 Pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar hb pada remaja dengan anemia defisiensi besi diStikes Jendral Achmad YaniCimahi Tahun 2015. Variabel Kelompok Mean SD p-Value N
Kadar Hb sesudah Eksperimen 10,620 1,101
10 0,019 intervensi
Kontrol 9,390 1,025
10 Hasil analisis pada tabel 4.3 didapatkan menunjukan terdapat pengaruh jus jambu bahwa rata-rata (mean) kadar hb sesudah biji merah pada penderita anemia di Stikes diberikan jus jambu biji merah pada Jendral Achmad Yani Cimahi (P kelompok eksperimen adalah 10,620 gr/dl value=0,019 ; α : 0,05). dan rata-rata kadar hb sesudah pada kelompok kontrol adalah 9,390 gr/dl. Terdapat selisih rata-rata (mean) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah sebesar 1,23 gr/dl. Hasil uji statistik diperoleh nilai 9,980 termasuk dalam
D.
kategori anemia.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat 2.
Rerata kadar hb pada kelompok yang disimpulkan sebagai berikut : diberikan intervensi sesudah di
1. berikan jus jambu biji merah
Rerata kadar hb pada remaja putri sebelum di berikan jus jambu biji diperoleh nilai mean 10,620. merah diperoleh nilai 10,020. Sedangkan nilai rerata kadar hb pada Sedangkan nilai rerata kadar hb pada kelompok yang tidak diberikan kelompok yang tidak diberikan intervensi jus jambu biji merah intervensi jus jambu biji merah adalah 9,390 terdapat peningkatan kadar hb.
3. Terdapat pengaruh terapi herbal jus jambu biji merah terhadap peningkatan kadar hb pada remaja putri dengan anemia defisiensi besi di Stikes Jendral Achmad Yani Cimahi dengan p-Value
= 0,019 < α (α = 0,05).
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti. Dr. Ir. Leni Herliani M.P. (2010). 33 Tahun. Dari:
Macam Buah-Buahan untuk Kesehatan . http://www.univmed.org/2004/01/01/vi
Bandung: CV, Alfabeta. tamin-c-sebagai-faktor-dominan-untuk- kadar-hemoglobin-pada-wanita-usia- Agustinus.(2009).
‘Studi Hematologis Potensi 20-35-tahun. Metabolik Jambu Biji Merah Pada Penderita Demam Berdarah Arikunto. S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktis . Jakarta: Rineka Dengue’.Dari:http://repository.ipb.ac.id
/bitstream/handle/123456789/11378/G Cipta 09agu.pdf
Arikunto. S.(2010).Prosedur Penelitian Suatu Agustiani. (2009). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Praktis . Jakarta: Rineka
Konsep diri dan penyesuaian diri pada Cipta remaja. (Edisi ke-2). Bandung: Refika Bakta, Prof. Dr. I Made. (2006).Hematologi Aditama.
Klinik Ringkas . Jakarta: EGC
Ahmadi dan Supriyono.(2008). Psikologi
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Dariyo.(2004). Psikologi Perkembangan
Remaja. Bogor: Ghalia IndonesiaAlmatsier, Sunita. (2004). Prinsip Dasar Ilmu
Gizi . Jakarta: T.Gramedia Pustaka Dahlan, S. (2009). Besar Sampel Dan Cara Utama.
Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta:
Almatsier, Sunita. (2009).Prinsip Dasar Ilmu Salemba Medika
Gizi . Jakarta: T.Gramedia Pustaka
Utama. Departemen Kesehatan RI. (2005). Anemia Gizi
Dan Tablet Tambah Darah untuk
Arisman. (2009).Gizi Dalam Daur Kehidupan :
Wanita Usia Subur. Jakarta:
Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku Departemen Kesehatan
Kedokteran EGC Departemen Kesehatan RI. (2009). Program
Arisman. (2010).Gizi Dalam Daur Kehidupan :
Penanggulangan Anemia Gizi Pada
Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku
Wanita Usia Subur (WUS) . Jakart:
Kedokteran EGC Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Arifatul. (2010).
‘Pengaruh Pemberian Jus Kacang Hijau dengan Jus Jambu Biji Terhadap Kadar Hemoglobin’.Dari:http://student-
research.umm.ac.id/print/student_resea rch_3885.html. Argana, Guntur. (2004). Vitamin C Sebagai
Faktor Dominan Untuk Kadar Hemoglobin Pada Wanita Usia 20-35 Dinas Kesehatan Kota Cimahi.(2013). Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2013.
Cimahi: Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Dinas Kesehatan Kota Cimahi.(2014). Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2014.
Riskesdas. (2007). Riset Kesehatan Dasar.
Turgeon, M.L. (2005). Clinical Hematology Theory and Procedures. 4th ed .
Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika
Bandung: CV, Alfabeta. Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta I. (2010).
Sugiyono, Prof, Dr. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D .
Dan Sayur-Sayuran . Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Sarwono, SW. (2005). Psikologi Remaja. Jakarta: Radja Grafindo Persada. Sivakali, N. (2007). Terapi Jus Buah-Buahan
Data Kesehatan . Yogyakarta: Nuha Medika.
Riyanto, Agus. (2011). Pengolahan Dan Analisis
Penelitian Kesehatan . Yogyakarta: Nuha Medika.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi
Laporan Nasional 2013. Jakarta:
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
Laporan Nasional 2007 . Jakarta: Badan
Jakarta: Rineke Cipta.
Cimahi: Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Emayanti, Dea. (2012).Aneka Buah Kaya
Notoadmojo, Sokijo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi.
Kebidanan Fort De Kock Bukit Tinggi, LTA, Bukit Tinggi, Stikes Fort De Kock.
Hemoglobin Pada Penderita Anemia Sebelum Dan Sesudah Diberikan Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajaava.L ) di Asrama Mahasiswi DIII
Bandung: CV, Alfabeta. Ninda.(2013). Analisis Perbedaan Kadar
Klutuk . Jakarta: Dunia Sehat Muchtadi, D. (2009). Pengantar Ilmu Gizi.
Yogyakarta: Hanggar Kreator Marty, Tia. (2012).Khasiat Istimewa Jambu
Salemba Medika Kusumawardani, Endah.(2010).Waspada Penyakit Darah Mengintai Anda .
Keperawatan Anak Pengarang . Jakarta:
Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, Alimul, A.Aziz. (2008).Pengantar Ilmu
Erlangga Hidayat Alimul, Aziz. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data.
Perkembangan Remaja . Jakarta:
B. (2005). Psikologi
Pinang Merah Hurlock, Elizabeth
Vitamin Berkhasiat Obat . Yogyakarta:
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin. Utami, dr. Prapti. (2007). Jus Untuk Anak. Edisi Wirakusumah, Emma. S. (2011).Mencegah ke II. Jakarta: PT Agro Media Pustaka. Osteoporosis . Jakarta: Niaga Swadaya Warianto.(2011). Yohana&Yevita. (2012).Memahami Penyakit
“Unsur Dalam Metabolisme Tubuh dan Pengobatan Theraphy Herbal .
Garda Media
Manusia”.http://skp.unair.ac.id/reposit
ory/GuruIndonesia/Unsurdalammetabol Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan i_ChaidarWarianto_45.pdf.
Anak Dan Remaja. Bandung: PT Widyatuti.(2008). Terapi Komplementer Dalam Rosdakarya.
Keperawatan. FIK : Universitas Indonesia.