xlvi
pembangunan Jalan di Pasar 8 Simpang Pos Medan pelaksanaannya dimulai dengan menggunakan landasan hukum Perpres 36 Tahun 2005 junto Perpres 65
Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Apabila tidak terjadi kesepakatan antara pemerintah dengan pihak pemilik tanah mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi, maka menurut ketentuan lokasinya
dipindahkan ketempat lain. Dalam pengadaan tanah yang perlu dipikirkan adalah pihak yang terkena pengadaan tanah, dalam hal ini yang terkena pengadaan tanah
diharapkan tidak mengalami kemunduran baik secara sosial maupun ekonomi. Pengadaan tanah ini dilakukan oleh Panitia Pengadaan Tanah P2T yang
dibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku dan ditetapkan sebagai bagian dari kegiatan Proyek Pembangunan Jalan Pasar 8 Simpang Pos
Medan. Panitia Pengadaan Tanah telah mengadakan musyawarah dengan sejumlah warga,
khususnya pemilik tanah dan bangunan serta tanaman termasuk melalui perangkat kelurahan, akan tetapi tidak semua warga menyepakati hasil-hasil
musyawarah. Tabel berikut ini menyajikan gambaran mengenai pelaksanaan musyawarah antara Panitia Pengadaan Tanah P2T:
Tabel 1 Proses Musyawarah Antara Warga Dengan Panitia Pengadaan Tanah P2T
No. Kategori
Jumlah Prosentase
1. Mengetahui dan diajak
musyawarah 4
40 2.
Mengetahui tetapi tidak
diajak musyawarah 6
60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xlvii
Jumlah 10
100
Sumber Data : diolah dari Data Primer Dari 10 responden, 60 menjawab bahwa penduduk sama sekali tidak
pernah diajak bermusyawarah. Oleh karena penetapan ganti rugi cenderung sepihak, maka sejumlah warga tidak mau datang dalam pertemuan dengan Panitia
Pengadaan Tanah. Di sini ada kepentingan-kepentingan yang perlu diperhatikan yang
pelaksanaannya tidak mudah karena menghadapi kepentingan yang berbeda bahkan kepentingan-kepentingan tersebut saling bertentangan atau bertolak
belakang. Dalam hal tidak diperoleh kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi, Pimpinan Proyek dapat mengambil langkah menggunakan lembaga
penawaran diikuti dengan konsinyasi uang ganti rugi pada pengadilan negeri setempat.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, Panitia Pengadaan Tanah P2T Kota Medan, segera memberi tahu warga di Kelurahan Pasar 8 Simpang Pos
Medan yang lahannya terkena proyek jalan Pasar 8 Simpang Pos Medan, mengenai konsinyasi uang ganti rugi lahan. Surat konsinyasi atas 31 bidang tanah di Jalan
Pasar 8 Simpang Pos Medan sudah di kirim ke Pengadilan Negeri Kota Medan. Begitu sudah ada keputusan dari pengadilan, akan dilakukan pemberitahuan ke
warga terkena proyek WTP. Lebih lanjut Ketua P2T Kota Medan mengatakan bahwa Pengadaan lahan
proyek jalan Pasar 8 Simpang Pos Medan Seksi I, sudah 95,6 persen lahan telah dilakukan pelepasan hak oleh pemegang hak atas tanah yang bersangkutan. Panitia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xlviii
sudah melakukan pemberitahuan kepada warga soal kemungkinan 31 bidang tersebut dikonsinyasi.
Sosialisasi dan pengadaan lahan untuk seksi II yang dilakukan secara paralel, kerja keras panitia sudah mulai terlihat hasilnya dengan sudah dilakukan
pembayaran ganti rugi selama dua kali di bagi warga Pasar 8 Simpang Pos Medan, selanjutnya akan dilakukan pemberkasan untuk kemudian dibayarkan.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, juga ditemukan fakta bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh P2T sering tidak dihadiri oleh warga terkena
proyek. Selama tujuh kali dilakukan sosialisasi dan musyawarah bersama warga belum maksimal, karena warga banyak yang tidak hadir. Bahkan panitia sampai
menyosialisasikan di lingkungan Pasar 8 Simpang Pos Medan. Tabel berikut ini menyajikan gambaran mengenai penerimaan warga nilai
maksimal ganti rugi yang telah ditetapkan oleh Panitia Pengadaan Tanah P2T:
A. Tabel 2