Analisis efisiensi saluran pemasaran jamur tiram segar di Bogor, Propinsi Jawa Barat

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN JAMUR
TIRAM SEGAR DI BOGOR, PROPINSI JAWA BARAT

Oleh :
ADITYA PANDU NUGRAHA
A. 14101114

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

PERNYATAAN

DENGAN

INI

SAYA

MENYATAKAN


BAHWA

SKRIPSI

YANG

BERJUDUL “ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN JAMUR
TIRAM SEGAR DI BOGOR, PROPINSI JAWA BARAT” INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG
BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITELITI ATAU DITERBITKAN
OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG
DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Februari 2006

ADITYA PANDU NUGRAHA
A.14101114

RINGKASAN
ADITYA PANDU NUGRAHA. Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Jamur

Tiram Segar Di Bogor, Propinsi Jawa Barat. (Dibawah Bimbingan WILSON H.
LIMBONG)
Keberadaan jamur sebagai salah satu jenis bahan pangan telah cukup lama
dikenal oleh masyarakat di Indonesia, yakni sebagai salah satu bahan pangan yang
memiliki manfaat baik untuk kesehatan. Jamur juga dapat dikategorikan sebagai
salah satu komoditas pertanian organik, karena dalam proses penanaman jamur
tidak menggunakan pupuk buatan atau bahan kimia lainnya. Keunggulan tersebut
menjadikan jamur menjadi salah satu pilihan makanan yang semakin populer di
masyarakat. Saat ini ada lima macam jenis jamur yang sudah mulai dibudidayakan
di Indonesia, diantaranya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)
Di Bogor, berdasarkan pengamatan awal yang telah dilakukan
sebelumnya, sebagian besar produsen jamur tiram masih mengandalkan
pemasaran produksinya melalui jalur tradisional dan borongan. Menurut beberapa
produsen jamur, kondisi yang dihadapi oleh produsen di jalur ini adalah
ketidaksesuaian proporsi keuntungan antara pedagang dengan produsen. Pihak
pedagang akan selalu memperoleh bagian keuntungan yang lebih besar daripada
produsen, baik pada saat harga jatuh, ataupun pada saat harga normal.
Kondisi ini diperparah dengan sistem jaringan pemasaran di antara
pedagang sehingga semakin menekan harga di tingkat produsen.
Ketidakkompakan serta persaingan diantara produsen dalam memasarkan jamur

tiram dinilai merupakan penyebab rendahnya harga jual jamur tiram. Produsen
jamur pun perlu mencari jalan untuk memperbaiki harga jual jamur tiram produksi
mereka.
Berdasarkan kondisi diatas, maka permasalahan yang diteliti adalah
mengenai analisis saluran pemasaran jamur tiram, yang meliputi (a) saluran dan
fungsi- fungsi pemasaran jamur tiram segar di wilayah Bogor, (b) keragaan
struktur dan perilaku pasar yang terjadi pada pemasaran jamur tiram segar di
wilayah Bogor, dan (c) tingkat efisiensi margin pemasaran jamur tiram segar di
Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk (a) Menganalisis saluran dan fungsifungsi pemasaran jamur tiram segar di wilayah Bogor, (b) Menganalisis keragaan
struktur dan perilaku pasar yang terjadi pada pemasaran jamur tiram segar di
wilayah Bogor, dan (c) Menganalisis tingkat efisiensi margin pemasaran jamur
tiram segar di Bogor .
Penelitian ini dilakukan sejak awal agustus 2005 hingga pertengahan
september 2005 Lokasi penelitian yaitu wilayah kabupaten dan kotamadya Bogor.
Sampel yang digunakan sebanyak tujuh produsen dan 32 pedagang. Metode
penelitian yang digunakan berdasarkan pendekatan kelembagaan (institutional
approach) dengan sudut pandang produsen dan pasar tradisional. Sudut pandang
pertama dimulai dari produsen hingga ke pengecer. Metode ini digunakan untuk
mengetahui saluran pemasaran jamur tiram di Kabupaten Bogor dari sisi hulu

pemasaran jamur tiram. Pemilihan dan penelusuran responden dilakukan dengan
sengaja (purposive), menggunakan judgemental sampling kemudian dilanjutkan
dengan tekhnik snowball sampling. Sudut pandang kedua berasal tujuh pasar di

Bogor ditelusuri kembali hingga ke produsen. Metode ini digunakan untuk
mengetahui gambaran menyeluruh mengenai saluran pemasaran jamur tiram yang
mungkin terjadi.
Untuk pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode riset jenis
survei dan juga observasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif
dan kuantitatif. Analisis kualitatif ditujukan untuk menganalisis saluran
pemasaran, struktur pasar, dan perilaku pasar. Untuk analisis kuantitatif
digunakan pada aspek-aspek efisiens i pemasaran, yakni margin tataniaga,
farmer’s share, serta rasio keuntungan dan biaya.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa saluran pemasaran jamur tiram
segar di Bogor melibatkan enam lembaga, yakni (a) produsen, (b) pengumpul, (c)
pedagang besar, (d) pedagang menengah, (e) pengecer, dan (e) supplier. Saluran
pemasaran yang terjadi adalah, (I) produsen, konsumen, (II) produsen,
pengumpul, dan konsumen, (III) produsen, pedagang besar, konsumen, (IV)
produsen, pengumpul, pedagang besar, pedagang menengah, dan konsumen, (V)
produsen,

pengumpul, pedagang besar, pedagang menengah, pengecer,
konsumen, (VI) produsen, pengecer, dan konsumen, sementara dua saluran lain
yang tidak dapat diteliti secara lengkap adalah (VII) produsen, supplier,
supermarket, konsumen, dan (VIII) produsen, pengumpul, pedagang besar,
supplier, supermarket, dan konsumen.
Produsen melakukan fungsi pertukaran berupa penjualan, fungsi fisik
berupa pengangkutan, dan fungsi fasilitas berupa sortasi, pengemasan, dan
grading. Pengumpul melakukan fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran seperti
pembelian dan penjualan, fungsi fisik yaitu pengangkutan, dan fungsi fasilitas.
Pedagang besar dan pedagang menengah, melakukan fungsi pertukaran, serta
fungsi fasilitas berupa standarisasi, pembayaran, pengemasan, serta penanggungan
resiko. Pengecer melakukan fungsi pemasaran, yaitu fungsi pembelian dan
penjualan, fungsi fisik yaitu pengangkutan, serta fungsi fasilitas yaitu
pembayaran, pengemasan, dan penanggungan resiko. Untuk supplier, fungsi
pertukaran yang dilakukannya adalah pembelian dan penjualan, fungsi fisik
berupa pengangkutan, serta fungsi fasilitas berupa standarisasi dan pembayaran,
dan penanggungan resiko.
Hasil analisis menunjukkan bahwa saluran produsen langsung kepada
konsumen memiliki indikasi tingkat efisiensi terbaik. Farmer’s share pada saluran
ini mencapai 100 persen, menujukkan nilai farmer’s share maksimal. Alternatif

untuk meningkatkan tingkat harga dan keuntungan produsen adalah
mengoptimalkan saluran pemasaran antara produsen dan konsumen langsung, atau
dapat juga melalui produsen, pengumpul dan konsumen.
Saran yang diberikan dalam penelitian ini lebih diarahkan kepada sistem
pemasaran yang berada diluar pasar tradisional, yaitu: 1) Produsen melakukan
penjualan lansgung ke pihak konsumen, 2) Fasilitasi pemerintah daerah antara
produsen dengan konsumen bisnis, 3) Produsen lebih giat melakukan penjualan ke
pengecer tetap diluar lingkungan pasar.

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN JAMUR
TIRAM SEGAR DI BOGOR, PROPINSI JAWA BARAT

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
ADITYA PANDU NUGRAHA

A. 14101114

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

LEMBAR PENGESAHAN

Judul

: ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN
JAMUR TIRAM SEGAR DI BOGOR, PROPINSI
JAWA BARAT

Nama

: Aditya Pandu Nugraha

NRP


: A.14101114

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, MS
NIP. 130 354 139

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr
NIP. 130 422 698

Tanggal Lulus :


UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih penulis tujukan pertama kali kepada kepada Allah
SWT Tuhan Raja Manusia, yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
hingga detik ini, serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW seru
sekalian alam. Terkait dengan telah selesainya penulisan skripsi hasil penelitian
ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin memberikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS atas seluruh perhatian dan waktu yang
telah diberikan kepada penulis sela ma proses bimbingan, dan juga atas
kesabaran Bapak dalam menghadapi penulis yang telah banyak berbuat salah
selama bimbingan.
2. Ibu Ir. Yayah K. Wagiono, MEc yang telah bersedia menjadi dosen penguji
utama dalam ujian skripsi penulis, dan juga atas masukan dan saran Ibu dalam
penyempurnaan skripsi ini.
3. Bapak Ir. Nindyantoro, MSP yang telah bersedia menjadi dosen penguji wakil
departemen dalam ujian skripsi penulis.
4. Ibu Ir. Ratna Winandi A. MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan banyak saran dan pertimbangan selama perkuliahan.
5. Kepada seluruh responden dan narasumber yang telah banyak membantu
dalam pengumpulan data dan informasi demi terselesaikannya penelitian ini.

6. Kedua orang tua penulis atas seluruh doa, dukungan, dan limpahan kasih
sayang tanpa henti. Mom, Dad, I dedicate this for you both. Juga kepada adikadik penulis atas seluruh kasih sayang, doa dan juga dukungan selama ini.
7. Ucapan spesial dari penulis bagi: Damir Satria, Daru [My mentor, who teached
me different perspectives about life. Thanks, Bro!. Thanks a lot!], Kiki Cadel,
Shanti “Angel” [an angel in life], Nanda “Mestre Gerradorre” [atas
antusiasme, kegembiraan dan juga semangat yang telah ditularkan].
8. Tentu saja, kepada Esty Melasih, for everything...
9. Kepada rekan-rekan satu bimbingan, Rika dan Lia [Manajemen/FEM], atas
informasi, dukungan dan, juga kebersamaan selama proses bimbingan.
10.Teman-teman penulis di AGB’38 yang banyak memberikan inspirasi,
dukungan, hiburan, dan juga renungan. Mereka diantaranya, Opyx, Yopi,
Renal, Gus Bud, Cornel, Salim, Rahmat, Ilham, Meyer, Yugi, Pupung, Piping,
Iday, Oo, Topan-kong, Iqbal, Toa, Denny [Eh ini EPS..], Darius, dan kawankawan lain yang terlalu banyak untuk dituliskan satu persatu.

11.Masih lanjut, Kepada Emma, Manda, Ethee, Irna, Kaka, Vini “The
Cozmogirl”, Nina, Sree, Wulan, Mijut, I-C Pingky, Yarie, Indah, L.A. Girls:
Iffa, Pimskoy, Alma, Nura, Bessy, dan Anie. (Dipisah bukan karena alasan
hijab.. J)
12.Anggota Ladang Seni Faperta Generasi 01 & 02: Zee, Tya, Susan, Teta, Bakur,
Ditta, Ayu, Lembu [G-03], MISETA 2001/2002 dan 2002/2003, atas tempaan

dan juga kesempatan mengembangkan sekaligus memperbaiki kualitas diri.
13.Pak Nur, Teh Ida, Mas Ipoel, Pak Daryanto, Bu Enny, seluruh staf pegawai
Faperta dan juga Sosek Faperta, yang udah sering dibikin repot sama penulis
kalo minjem- minjem ruangan (dan pas ngebakar audit juga..)
14.My friends in AGB ’37, AGB ’39, AGB ’40, Sosek 38, 39, and 40. Good luck
to all of you.
15.Rekan-rekan dan Camara-Camara de Capoeira di Das Ruas UI, Treimento de
Capoeira Bogor, Coeracao de Capoeira, dan Allegria, atas kegembiraan dan
semangat yang terjadi di setiap jogo dan hoda. Salve!
16.Critics, comments, and discussions are widely opened. Please use e-mails to
contact me at aditya.nugraha@telkom.net . All e-mails are welcome.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Semarang, 11 Januari 1983, sebagai anak pertama
dari tiga bersaudara, putra dari Bapak Ir. Duto Nugroho, MSi., dan Ibu Ir. Nina
Ratna Dewi.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK. Sempur pada tahun 1989. Pada
tahun 1995, penulis menamatkan pendidikan di SD Swasta Mardi Yuana, Bogor.
Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama penulis tamatkan di SLTP
Swasta Bud i Mulia, Bogor pada tahun 1998 dan untuk jenjang pendidikan
Sekolah Menengah Atas diselesaikan di SMU Negeri 1 Bogor pada tahun 2001.
Penulis berhasil masuk ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN
pada tahun 2001, dan diterima pada program studi Manajemen Agribisnis,
Departemen Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Selama
kuliah, penulis pernah menjadi asisten dosen matakuliah Sosiologi Umum selama
dua semester. Penulis beberapa kali aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan
kepanitiaan, baik kegiatan internal maupun eksternal kampus. Organisasi
kemahasiswaan yang pernah diikuti penulis antara lain tergabung dalam Himpro
MISETA selama dua periode (200102002 dan 2002/2003), Ladang Seni Faperta
selama dua periode (2002/2003 dan 2003/2004), dan UKM ASPECT selama satu
periode (2003/2004). Selain itu, kecintaan penulis pada kebebasan berekspresi dan
seni mendorong penulis untuk membentuk band kampus, serta aktif dalam
beberapa kegiatan-kegiatan musik kampus semasa kuliah.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Lindungan,
dan Kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini untuk
menjadi sebuah skripsi yang komprehensif. Berbagai halangan dan rintangan ternyata
sudah timbul sejak mulai tahap pencarian ide penelitian, saat penulisan usulan penelitian,
hingga tahap penulisan akhir hasil penelitan.
Penelitian ini berjudul “Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Jamur Tiram Segar
Dalam Upaya Peningkatan Harga Jual Di Bogor, Propinsi Jawa Barat”. Skripsi ini
meneliti tentang berbagai lembaga dan saluran pemasaran jamur tiram segar yang terjadi
di wilayah Bogor, Skripsi ini lebih lanjut bertujuan untuk memberikan alternatif untuk
memperoleh keuntungan yang lebih baik bagi produsen jamur di wilayah Bogor tersebut.
Dengan adanya wacana bahwa jamur tiram akan dijadikan sebagai komoditas unggulan,
maka skripsi ini diharapkan memiliki manfaat dan implementasi yang nyata bagi pihakpihak yang terlibat dalam agribisnis jamur tiram ini.
“Bu Yao Pa, Bu Hou Hui, “Jangan Takut dan Jangan Pernah Menyesal”. Katakata petuah bijak dari dongeng Tiongkok klasik tersebut menginspirasi penulis untuk
selalu berusaha mencapai harapan dan cita-cita. Skripsi ini diharapkan akan dapat
membantu penulis dalam meraih gelar sarjana dan menyelesaikan satu bagian dalam
skenario kehidupan ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah banyak berdiskusi, memberikan inspirasi, serta memberikan dukungan
tanpa henti.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Bogor, Januari, 2006
Peneliti

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN JAMUR
TIRAM SEGAR DI BOGOR, PROPINSI JAWA BARAT

Oleh :
ADITYA PANDU NUGRAHA
A. 14101114

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

PERNYATAAN

DENGAN

INI

SAYA

MENYATAKAN

BAHWA

SKRIPSI

YANG

BERJUDUL “ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN JAMUR
TIRAM SEGAR DI BOGOR, PROPINSI JAWA BARAT” INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG
BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITELITI ATAU DITERBITKAN
OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG
DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Februari 2006

ADITYA PANDU NUGRAHA
A.14101114

RINGKASAN
ADITYA PANDU NUGRAHA. Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Jamur
Tiram Segar Di Bogor, Propinsi Jawa Barat. (Dibawah Bimbingan WILSON H.
LIMBONG)
Keberadaan jamur sebagai salah satu jenis bahan pangan telah cukup lama
dikenal oleh masyarakat di Indonesia, yakni sebagai salah satu bahan pangan yang
memiliki manfaat baik untuk kesehatan. Jamur juga dapat dikategorikan sebagai
salah satu komoditas pertanian organik, karena dalam proses penanaman jamur
tidak menggunakan pupuk buatan atau bahan kimia lainnya. Keunggulan tersebut
menjadikan jamur menjadi salah satu pilihan makanan yang semakin populer di
masyarakat. Saat ini ada lima macam jenis jamur yang sudah mulai dibudidayakan
di Indonesia, diantaranya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)
Di Bogor, berdasarkan pengamatan awal yang telah dilakukan
sebelumnya, sebagian besar produsen jamur tiram masih mengandalkan
pemasaran produksinya melalui jalur tradisional dan borongan. Menurut beberapa
produsen jamur, kondisi yang dihadapi oleh produsen di jalur ini adalah
ketidaksesuaian proporsi keuntungan antara pedagang dengan produsen. Pihak
pedagang akan selalu memperoleh bagian keuntungan yang lebih besar daripada
produsen, baik pada saat harga jatuh, ataupun pada saat harga normal.
Kondisi ini diperparah dengan sistem jaringan pemasaran di antara
pedagang sehingga semakin menekan harga di tingkat produsen.
Ketidakkompakan serta persaingan diantara produsen dalam memasarkan jamur
tiram dinilai merupakan penyebab rendahnya harga jual jamur tiram. Produsen
jamur pun perlu mencari jalan untuk memperbaiki harga jual jamur tiram produksi
mereka.
Berdasarkan kondisi diatas, maka permasalahan yang diteliti adalah
mengenai analisis saluran pemasaran jamur tiram, yang meliputi (a) saluran dan
fungsi- fungsi pemasaran jamur tiram segar di wilayah Bogor, (b) keragaan
struktur dan perilaku pasar yang terjadi pada pemasaran jamur tiram segar di
wilayah Bogor, dan (c) tingkat efisiensi margin pemasaran jamur tiram segar di
Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk (a) Menganalisis saluran dan fungsifungsi pemasaran jamur tiram segar di wilayah Bogor, (b) Menganalisis keragaan
struktur dan perilaku pasar yang terjadi pada pemasaran jamur tiram segar di
wilayah Bogor, dan (c) Menganalisis tingkat efisiensi margin pemasaran jamur
tiram segar di Bogor .
Penelitian ini dilakukan sejak awal agustus 2005 hingga pertengahan
september 2005 Lokasi penelitian yaitu wilayah kabupaten dan kotamadya Bogor.
Sampel yang digunakan sebanyak tujuh produsen dan 32 pedagang. Metode
penelitian yang digunakan berdasarkan pendekatan kelembagaan (institutional
approach) dengan sudut pandang produsen dan pasar tradisional. Sudut pandang
pertama dimulai dari produsen hingga ke pengecer. Metode ini digunakan untuk
mengetahui saluran pemasaran jamur tiram di Kabupaten Bogor dari sisi hulu
pemasaran jamur tiram. Pemilihan dan penelusuran responden dilakukan dengan
sengaja (purposive), menggunakan judgemental sampling kemudian dilanjutkan
dengan tekhnik snowball sampling. Sudut pandang kedua berasal tujuh pasar di

Bogor ditelusuri kembali hingga ke produsen. Metode ini digunakan untuk
mengetahui gambaran menyeluruh mengenai saluran pemasaran jamur tiram yang
mungkin terjadi.
Untuk pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode riset jenis
survei dan juga observasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif
dan kuantitatif. Analisis kualitatif ditujukan untuk menganalisis saluran
pemasaran, struktur pasar, dan perilaku pasar. Untuk analisis kuantitatif
digunakan pada aspek-aspek efisiens i pemasaran, yakni margin tataniaga,
farmer’s share, serta rasio keuntungan dan biaya.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa saluran pemasaran jamur tiram
segar di Bogor melibatkan enam lembaga, yakni (a) produsen, (b) pengumpul, (c)
pedagang besar, (d) pedagang menengah, (e) pengecer, dan (e) supplier. Saluran
pemasaran yang terjadi adalah, (I) produsen, konsumen, (II) produsen,
pengumpul, dan konsumen, (III) produsen, pedagang besar, konsumen, (IV)
produsen, pengumpul, pedagang besar, pedagang menengah, dan konsumen, (V)
produsen,
pengumpul, pedagang besar, pedagang menengah, pengecer,
konsumen, (VI) produsen, pengecer, dan konsumen, sementara dua saluran lain
yang tidak dapat diteliti secara lengkap adalah (VII) produsen, supplier,
supermarket, konsumen, dan (VIII) produsen, pengumpul, pedagang besar,
supplier, supermarket, dan konsumen.
Produsen melakukan fungsi pertukaran berupa penjualan, fungsi fisik
berupa pengangkutan, dan fungsi fasilitas berupa sortasi, pengemasan, dan
grading. Pengumpul melakukan fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran seperti
pembelian dan penjualan, fungsi fisik yaitu pengangkutan, dan fungsi fasilitas.
Pedagang besar dan pedagang menengah, melakukan fungsi pertukaran, serta
fungsi fasilitas berupa standarisasi, pembayaran, pengemasan, serta penanggungan
resiko. Pengecer melakukan fungsi pemasaran, yaitu fungsi pembelian dan
penjualan, fungsi fisik yaitu pengangkutan, serta fungsi fasilitas yaitu
pembayaran, pengemasan, dan penanggungan resiko. Untuk supplier, fungsi
pertukaran yang dilakukannya adalah pembelian dan penjualan, fungsi fisik
berupa pengangkutan, serta fungsi fasilitas berupa standarisasi dan pembayaran,
dan penanggungan resiko.
Hasil analisis menunjukkan bahwa saluran produsen langsung kepada
konsumen memiliki indikasi tingkat efisiensi terbaik. Farmer’s share pada saluran
ini mencapai 100 persen, menujukkan nilai farmer’s share maksimal. Alternatif
untuk meningkatkan tingkat harga dan keuntungan produsen adalah
mengoptimalkan saluran pemasaran antara produsen dan konsumen langsung, atau
dapat juga melalui produsen, pengumpul dan konsumen.
Saran yang diberikan dalam penelitian ini lebih diarahkan kepada sistem
pemasaran yang berada diluar pasar tradisional, yaitu: 1) Produsen melakukan
penjualan lansgung ke pihak konsumen, 2) Fasilitasi pemerintah daerah antara
produsen dengan konsumen bisnis, 3) Produsen lebih giat melakukan penjualan ke
pengecer tetap diluar lingkungan pasar.

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN JAMUR
TIRAM SEGAR DI BOGOR, PROPINSI JAWA BARAT

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
ADITYA PANDU NUGRAHA
A. 14101114

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

LEMBAR PENGESAHAN

Judul

: ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN
JAMUR TIRAM SEGAR DI BOGOR, PROPINSI
JAWA BARAT

Nama

: Aditya Pandu Nugraha

NRP

: A.14101114

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, MS
NIP. 130 354 139

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr
NIP. 130 422 698

Tanggal Lulus :

UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih penulis tujukan pertama kali kepada kepada Allah
SWT Tuhan Raja Manusia, yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
hingga detik ini, serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW seru
sekalian alam. Terkait dengan telah selesainya penulisan skripsi hasil penelitian
ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin memberikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS atas seluruh perhatian dan waktu yang
telah diberikan kepada penulis sela ma proses bimbingan, dan juga atas
kesabaran Bapak dalam menghadapi penulis yang telah banyak berbuat salah
selama bimbingan.
2. Ibu Ir. Yayah K. Wagiono, MEc yang telah bersedia menjadi dosen penguji
utama dalam ujian skripsi penulis, dan juga atas masukan dan saran Ibu dalam
penyempurnaan skripsi ini.
3. Bapak Ir. Nindyantoro, MSP yang telah bersedia menjadi dosen penguji wakil
departemen dalam ujian skripsi penulis.
4. Ibu Ir. Ratna Winandi A. MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan banyak saran dan pertimbangan selama perkuliahan.
5. Kepada seluruh responden dan narasumber yang telah banyak membantu
dalam pengumpulan data dan informasi demi terselesaikannya penelitian ini.
6. Kedua orang tua penulis atas seluruh doa, dukungan, dan limpahan kasih
sayang tanpa henti. Mom, Dad, I dedicate this for you both. Juga kepada adikadik penulis atas seluruh kasih sayang, doa dan juga dukungan selama ini.
7. Ucapan spesial dari penulis bagi: Damir Satria, Daru [My mentor, who teached
me different perspectives about life. Thanks, Bro!. Thanks a lot!], Kiki Cadel,
Shanti “Angel” [an angel in life], Nanda “Mestre Gerradorre” [atas
antusiasme, kegembiraan dan juga semangat yang telah ditularkan].
8. Tentu saja, kepada Esty Melasih, for everything...
9. Kepada rekan-rekan satu bimbingan, Rika dan Lia [Manajemen/FEM], atas
informasi, dukungan dan, juga kebersamaan selama proses bimbingan.
10.Teman-teman penulis di AGB’38 yang banyak memberikan inspirasi,
dukungan, hiburan, dan juga renungan. Mereka diantaranya, Opyx, Yopi,
Renal, Gus Bud, Cornel, Salim, Rahmat, Ilham, Meyer, Yugi, Pupung, Piping,
Iday, Oo, Topan-kong, Iqbal, Toa, Denny [Eh ini EPS..], Darius, dan kawankawan lain yang terlalu banyak untuk dituliskan satu persatu.

11.Masih lanjut, Kepada Emma, Manda, Ethee, Irna, Kaka, Vini “The
Cozmogirl”, Nina, Sree, Wulan, Mijut, I-C Pingky, Yarie, Indah, L.A. Girls:
Iffa, Pimskoy, Alma, Nura, Bessy, dan Anie. (Dipisah bukan karena alasan
hijab.. J)
12.Anggota Ladang Seni Faperta Generasi 01 & 02: Zee, Tya, Susan, Teta, Bakur,
Ditta, Ayu, Lembu [G-03], MISETA 2001/2002 dan 2002/2003, atas tempaan
dan juga kesempatan mengembangkan sekaligus memperbaiki kualitas diri.
13.Pak Nur, Teh Ida, Mas Ipoel, Pak Daryanto, Bu Enny, seluruh staf pegawai
Faperta dan juga Sosek Faperta, yang udah sering dibikin repot sama penulis
kalo minjem- minjem ruangan (dan pas ngebakar audit juga..)
14.My friends in AGB ’37, AGB ’39, AGB ’40, Sosek 38, 39, and 40. Good luck
to all of you.
15.Rekan-rekan dan Camara-Camara de Capoeira di Das Ruas UI, Treimento de
Capoeira Bogor, Coeracao de Capoeira, dan Allegria, atas kegembiraan dan
semangat yang terjadi di setiap jogo dan hoda. Salve!
16.Critics, comments, and discussions are widely opened. Please use e-mails to
contact me at aditya.nugraha@telkom.net . All e-mails are welcome.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Semarang, 11 Januari 1983, sebagai anak pertama
dari tiga bersaudara, putra dari Bapak Ir. Duto Nugroho, MSi., dan Ibu Ir. Nina
Ratna Dewi.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK. Sempur pada tahun 1989. Pada
tahun 1995, penulis menamatkan pendidikan di SD Swasta Mardi Yuana, Bogor.
Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama penulis tamatkan di SLTP
Swasta Bud i Mulia, Bogor pada tahun 1998 dan untuk jenjang pendidikan
Sekolah Menengah Atas diselesaikan di SMU Negeri 1 Bogor pada tahun 2001.
Penulis berhasil masuk ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN
pada tahun 2001, dan diterima pada program studi Manajemen Agribisnis,
Departemen Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Selama
kuliah, penulis pernah menjadi asisten dosen matakuliah Sosiologi Umum selama
dua semester. Penulis beberapa kali aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan
kepanitiaan, baik kegiatan internal maupun eksternal kampus. Organisasi
kemahasiswaan yang pernah diikuti penulis antara lain tergabung dalam Himpro
MISETA selama dua periode (200102002 dan 2002/2003), Ladang Seni Faperta
selama dua periode (2002/2003 dan 2003/2004), dan UKM ASPECT selama satu
periode (2003/2004). Selain itu, kecintaan penulis pada kebebasan berekspresi dan
seni mendorong penulis untuk membentuk band kampus, serta aktif dalam
beberapa kegiatan-kegiatan musik kampus semasa kuliah.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Lindungan,
dan Kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini untuk
menjadi sebuah skripsi yang komprehensif. Berbagai halangan dan rintangan ternyata
sudah timbul sejak mulai tahap pencarian ide penelitian, saat penulisan usulan penelitian,
hingga tahap penulisan akhir hasil penelitan.
Penelitian ini berjudul “Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Jamur Tiram Segar
Dalam Upaya Peningkatan Harga Jual Di Bogor, Propinsi Jawa Barat”. Skripsi ini
meneliti tentang berbagai lembaga dan saluran pemasaran jamur tiram segar yang terjadi
di wilayah Bogor, Skripsi ini lebih lanjut bertujuan untuk memberikan alternatif untuk
memperoleh keuntungan yang lebih baik bagi produsen jamur di wilayah Bogor tersebut.
Dengan adanya wacana bahwa jamur tiram akan dijadikan sebagai komoditas unggulan,
maka skripsi ini diharapkan memiliki manfaat dan implementasi yang nyata bagi pihakpihak yang terlibat dalam agribisnis jamur tiram ini.
“Bu Yao Pa, Bu Hou Hui, “Jangan Takut dan Jangan Pernah Menyesal”. Katakata petuah bijak dari dongeng Tiongkok klasik tersebut menginspirasi penulis untuk
selalu berusaha mencapai harapan dan cita-cita. Skripsi ini diharapkan akan dapat
membantu penulis dalam meraih gelar sarjana dan menyelesaikan satu bagian dalam
skenario kehidupan ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah banyak berdiskusi, memberikan inspirasi, serta memberikan dukungan
tanpa henti.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Bogor, Januari, 2006
Peneliti

ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .........................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian .....................................................................................7
1.4. Kegunaan Penelitian ................................................................................7
1.5. Batasan Penelitian....................................................................................7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jamur Tiram............................................................................................ 9
2.2. Penelitian Terdahulu ..............................................................................11
2.3. Tataniaga Pertanian ...............................................................................13
2.4. Saluran dan Lembaga Pemasaran ......................................................... 14
2.5. Struktur Pasar........................................................................................ 17
2.6. Perilaku Pasar ....................................................................................... 22
2.7. Efisiensi Pemasaran ...............................................................................23
2.7.1. Margin Tataniaga ......................................................................26
2.7.2. Farmer’s Share .........................................................................30
2.7.3. Rasio Keuntungan dan Biaya ....................................................30
2.8. Kerangka Pemikiran Konseptual ...........................................................31
III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ..................................................................................... 34
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 34
3.3. Jenis dan Sumber Data.......................................................................... 35
3.4. Metode Pengumpulan Data................................................................... 35
3.5. Metode Penarikan Sampel .....................................................................36
3.6. Metode Pengolahan Data .......................................................................38

x

3.6.1. Analisis Saluran Pemasaran ......................................................39
3.6.2. Analisis Lembaga Pemasaran....................................................39
3.6.3. Analisis Struktur dan Perilaku Pasar .........................................41
3.6.4. Analisis Efisiensi Pemasaran ....................................................41
3.6.5.1 Margin tataniaga ............................................................41
3.6.5.2. Farmer’s Share .............................................................42
3.6.5.3. Rasio Keuntungan dan Biaya ........................................43
3.7. Definisi Operasional.....................................................................43
IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN PEMASARAN
JAMUR TIRAM SEGAR
4.1. Karakteristik Kondisi penelitian ............................................................46
4.1.1.Kondisi Budidaya dan Pemasaran Jamur di Indonesia ..............46
4.1.2. Organisasi Produsen Jamur di Indonesia ..................................48
4.1.3. Industri Jamur di Indonesia .......................................................48
4.2. Karakteristik Lokasi Penelitian..............................................................50
4.2.1. Kondis i dan Keadaan Lokasi Produsen.....................................51
4.2.2. Kondisi dan Keadaan Pasar Lokasi Sampel Penelitian.............55
4.3. Karakteristik Responden Sampel Penelitian..........................................58
4.3.1. Karakteristik Produsen Jamur Tiram.........................................58
4.3.2. Karakteristik Pedagang Jamur Tiram........................................59
V. ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN
JAMUR TIRAM SEGAR DI BOGOR
5.1. Analisis Lembaga dan Saluran Pemasaran .......................................... 61
5.1.1. Lembaga Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor ...................61
5.1.2. Saluran Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor......................64
5.1.2.1. Analisis Saluran Pemasran pada Masing- masing
Kategori Produsen..................................................................73
5.2. Fungsi- fungsi Lembaga Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor ........78
5.3. Analisis Struktur dan Perilaku Pasar .....................................................85
5.4. Analisis Margin dan Efisiensi Pemasaran .............................................94
5.4.1. Biaya Pemasaran .......................................................................94
5.4.2. Keuntungan Pemasaran.............................................................96
5.4.3. Analisis Margin dan Efisiensi Pemasaran.................................99

xi

VII. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan ...........................................................................................110
5.2 Saran .....................................................................................................111
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 114
LAMPIRAN ........................................................................................................113

xii

DAFTAR TABEL

Nomor

Teks

Halaman

1.1. Kandungan Nutrisi Jamur Konsumsi Yang Telah Dibudidayakan
di Indonesia ......................................................................................................2
2.1. Faktor Lingkungan yang Menentukan Pertumbuhan Jamur Tiram ..................8
4.1. Perkembangan Ekspor Jamur Segar, Jamur Kering, dan Jamur Olahan di
Indonesia, Tahun 2000-2003..........................................................................41
5.1. Fungsi-Fungsi Pemasaran Yang Dilakukan Oleh Lembaga Pemasaran
Jamur Tiram Segar Di Bogor, 2005 ................................................................70
5.2. Fungsi Pemasaran Yang Dilakukan oleh Lembaga Pemasaran pada
Setiap Saluran Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor, 2005 .......................75
5.3. Komponen Biaya Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor, 2005..................86
5.4. Rasio Rata-Rata Keuntungan Terhadap Biaya dari Setiap
Lembaga Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor, 2005 ..............................90
5.5. Rincian Margin dan Persentase Margin Lembaga Saluran Pemasaran I,
II, dan III di Bogor...........................................................................................92
5.5. (Lanjutan) Rincian Margin dan Persentase Margin Lembaga
Saluran Pemasaran IV, V, dan VI di Bogor. ...................................................93

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Teks

Halaman

1. Pola Umum Saluran Pemasaran Produk-Produk Pertanian di Indonesia ...........17
2. Hubungan antara fungsi-Fungsi Pertama dan Turunan Terhadap
Margin Tataniaga dan Nilai Margin Tataniaga ...............................................28
3. Kerangka Pemikiran Operasional.......................................................................33
4. Saluran Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor, 2005.....................................65

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Karakteristik Produsen .....................................................................................114
2. Karakteristik Pedagang ....................................................................................115
3. Kuisioner Penelitian Untuk Produsen ..............................................................116
4. Kuisioner Penelitian Untuk Pedagang..............................................................121

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Keberadaan jamur sebagai salah satu jenis bahan pangan telah cukup lama
dikenal oleh masyarakat di Indonesia sebagai salah satu bahan pangan yang
memiliki manfaat baik untuk kesehatan. Tabel 1. menunjukkan perbandingan
antara beberapa jenis jamur dengan bahan makanan lain. Terlihat bahwa jamur
memiliki kandungan protein nabati yang tinggi, karbohidrat yang sebanding, serta
kandungan lemak yang lebih rendah dari daging sapi namun sebanding dengan
sayur-sayuran lain. Dengan demikian, jamur merupakan pilihan tepat untuk
dikonsumsi sebagai alternatif menu makanan sehat.
Selain keunggulann diatas, jamur juga dapat dikategorikan sebagai salah
satu komoditas pertanian organik, karena dalam proses penanaman jamur tidak
menggunakan pupuk buatan atau bahan kimia lainnya. Keunggulan tersebut
menjadikan jamur menjadi salah satu pilihan makanan yang semakin populer di
masyarakat.
Tabel 1. Nilai Gizi Beberapa Jenis Jamur Dibandingkan Dengan Bahan
Makanan Lain
Jenis Makanan
Protein (%)*
Lemak (%)
Jamur tiram
40.0
Jamur Champignon
4,8
0,2
Jamur shiitake
13,4-17,5
4,9 – 8,9
Jamur merang
1,8
0,3
Kentang
2,0
0,1
Buncis
2,4
0,2
Kubis
1,5
0,1
Seledri
1,3
0,2
Bit
1,6
0,1
Bayam
2,2
0,3
Daging sapi
21,0
5.5
Keterangan :
-) Data tidak tersedia
*) Persentase terhadap satuan bobot segar
**) Berdasarkan berat kering
Sumber: Pasaribu, et al. (2002)

Karbohidrat (%)*
3,5
9,5 – 70,7**
4 – 48**
20,9
7,7
4,2
3,7
9,6
1,7
0,5

2

Pada awalnya, jamur diperoleh dengan cara mengambil langsung dari
alam. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan terhadap komoditas jamur
pun semakin bertambah. Pada akhirnya, penyediaan jamur secara alami tidak
dapat lagi memenuhi permintaan, dan mulai mencari alternatif lain untuk
memenuhi permintaan jamur tersebut. Pilihan untuk membudidayakan jamur pada
akhirnya menjadi solusi untuk dapat memenuhi permintaan.
Saat ini ada lima jenis jamur yang sudah mulai dibudidayakan di
Indonesia. Kelima jenis ini sudah mulai dibudidayakan hingga skala kategori
industri, yang berarti memiliki kapasitas produksi cukup besar. Kelima spesies itu
adalah jamur putih atau jamur kancing (Agricus bisporus), jamur kuping
(Auricularia auricula),

jamur shiitake (Lentinula edodes), jamur tiram putih

(Pleurotus ostreatus), dan jamur merang (Volvarriella volvaceae).
Jamur tiram sebagai salah satu jenis jamur yang dibudidayakan memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan jenis jamur lainnya. Beberapa keunggulan
jamur tiram adalah: (a) budidaya jamur tiram dapat berlangsung sepanjang tahun,
menjadikan produksi jamur tiram yang terus menerus, (b) budidaya jamur tiram
dapat dilaksanakan dalam areal yang relatif sempit, sehingga menjadi alternatif
yang baik untuk memanfaatkan lahan pekarangan, (c) bud idaya jamur tiram
menggunakan bahan baku serbuk kayu yang mudah diperoleh, (d) tingkat
kesulitan budidaya yang relatif lebih mudah dibandingkan jenis jamur lainnya, (e)
jamur tiram memiliki masa produksi hingga masa panen yang paling cepat
diantara jamur-jamur lain, dan (f) jamur tiram memiliki tingkat harga jual yang
relatif baik dan stabil dibandingkan jamur-jamur lain..

3

Oleh sebagian masyarakat, rasa jamur tiram juga dinilai sesuai dengan
selera. Hal ini menjadi nilai tambah jamur tiram di masyarakat, dan didukung
kenyataan bahwa jamur tiram memiliki harga yang relatif terjangkau di
masyarakat dibandingkan dengan jenis-jenis jamur konsumsi lainnya.
Melihat jamur tiram sebagai salah satu komoditas yang memiliki
keunggula-keunggulan tersebut, sebagian masyarakat pun menyadari peluang
bisnis yang muncul dala m usaha budidaya jamur tiram. Peluang bisnis ini
kemudian menarik minat masyarakat untuk turut mengembangkannya, dan lokasilokasi budidaya jamur tiram pun bermunculan. Indonesia kemudian menjadi salah
satu negara penghasil jamur tiram yang cukup besar di dunia. Tabel 2.
menunjukkan beberapa negara penghasil jamur utama di dunia.
Tabel 2. Urutan Negara Penghasil Beberapa Jenis Jamur Berdasarkan
Tingkat Produksinya
Jenis Jamur
Jamur Champignon
Jamur Shiitake
Jamur Merang
Jamur Kuping,
Jamur Tiram

Negara Penghasil
Amerika Serikat, Perancis, Belanda, Inggris, Cina, Taiwan, Australia,
Skandinavia
Cina, Jepang, Taiwan, Korea, Indonesia, Amerika Serikat.
Cina, Taiwan, Filipina, Thailand, Korea, Indonesia, Malaysia
Cina, Taiwan, Filipina
Cina, Taiwan,, Thailand, Pakistan, Indonesia, Singapura, Jerman, Belanda

Sumber: Suriawiria, 2000
Di Indonesia, beberapa tempat di pulau jawa menjadi sentra produksi
jamur tiram yang cukup besar. Wilayah Bogor memiliki kondisi alam yang sesuai
bagi pertumbuhan jamur tiram, dan hal ini menjadi faktor pendorong utama bagi
usaha budidaya jamur tiram ini. Usaha- usaha budidaya jamur tiram yang
berkembang memiliki skala usaha yang berbeda, dan pada akhirnya bermuara
pada perbedaan kemampuan penawaran jamur tiram segar kepada konsumen.
Dengan skala usaha yang berbeda tersebut, pengusaha-pengusaha jamur akan

4

memiliki saluran pemasaran yang berbeda pula, sesuai dengan keterbatasan
pasokan yang dimilikinya.
Berdasarkan pengamatan selama penelitian, permintaan jamur tiram segar
yang melalui pasar di beberapa wilayah Bogor diketahui berkisar antara 700
kilogram hingga satu ton per hari. Jumlah ini belum termasuk permintaan jamur
tiram yang tidak melalui pasar, seperti pembelian langsung di tingkat produsen.
Tingginya permintaan ini diakui oleh produsen utama dan beberapa pedagang
besar di sejumlah pasar utama memang belum dapat dipenuhi. Penelitian
menunjukkan bahwa masih aada permintaan sekitar 200 hingga 300 kilogram
jamur tiram segar yang belum dipenuhi di beberapa pasar utama. Prospek besar
lainnya adalah pada segi industri pendukung pariwisata yang diharapkan mampu
menyerap produksi jamur tiram segar di wilayah Bogor ini. Industri tersebut
diantaranya adalah industri rumah makan, catering, penginapan, atau industri
pengolahan makanan yang berada di wilayah Bogor ini.

1.2. Perumusan Masalah
Di

Bogor,

berdasarkan

pengamatan

awal

yang

telah

dilakukan

sebelumnya, sebagian besar produsen jamur tiram masih mengandalkan
pemasaran produksinya melalui jalur tradisional dan borongan. Menurut beberapa
produsen jamur, kondisi yang dihadapi oleh produsen di jalur ini adalah
ketidaksesuaian proporsi keuntungan antara pedagang dengan produsen. Pihak
pedagang akan selalu memperoleh bagian keuntungan yang lebih besar daripada
produsen, baik pada saat harga jatuh, ataupun pada saat harga normal.

5

Slamet (2005) sebagai ketua umum Masyarakat Agrobisnis Jamur
Indonesia (MAJI) menyatakan bahwa pada beberapa waktu belakangan ini harga
jamur mengalami penurunan cukup drastis di beberapa sentra produksi di Jawa
Barat, terutama untuk jenis jamur tiram. Kondisi ini semakin diperparah dengan
sistem jaringan pemasaran di antara pedagang sehingga semakin menekan harga
di tingkat produsen. Ketidak kompakan serta persaingan diantara produsen dalam
memasarkan jamur tiram dinilai merupakan penyebab rendahnya harga jual jamur
tiram. Maka, produsen jamur pun perlu mencari jalan untuk memperbaiki harga
jual jamur tiram produksi mereka 1 .
Di wilayah Bogor sendiri, pengamatan awal sebelum penelitian
menunjukkan bahwa harga jamur tiram memang mengalami penurunan di tingkat
produsen. Kondisi penurunan harga ini terjadi sejak pertengahan Juli 2005, tanpa
adanya volume pasokan yang berlebih, ataupun penurunan permintaan konsumen,
dua hal yang pada umumnya mempengaruhi pembentukan harga di pasar. Harga
jual jamur tiram di Pasar Bogor dan Pasar T.U. Kemang yang semula berkisar
antara Rp 7.000 – 7.500,- per kilogram, mengalami penurunan, menjadi berkisar
antara Rp 5.000 – 5.500,- per kilogram. Penurunan harga di tingkat produsen
tersebut ternyata tidak diikuti oleh penurunan harga di tingkat konsumen. Harga di
tingkat konsumen pada kedua pasar tersebut memang mengalami penurunan
harga, namun tidak sebesar penurunan harga yang terjadi pada produsen.
Penurunan harga di tingkat konsumen ha nya berkisar antara Rp 500 hingga Rp
1.000 dari kisaran harga jual semula Rp. 10.000 – Rp. 10.500,- per kilogram.
Adanya penurunan harga yang tidak proporsional ini, menunjukkan bahwa dalam

1

www.agroindonesia.com, 30 Agustus 2005

6

transaksi yang berlangsung di pasar, produsen memiliki posisi tawar yang lemah
dalam penentuan harga jual jamur tiram produksi mereka.
Berdasarkan kondisi di atas, maka diadakan sebuah penelitian mengenai
saluran pemasaran jamur tiram segar. Penelitian yang dilakukan meliputi saluran
tataniaga, lembaga- lembaga pemasaran, fungsi pemasaran, struktur pasar dan
perilaku pasar, serta margin pemasaran dalam usaha jamur tiram segar ini.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi yang komprehensif mengenai
pola pemasaran, termasuk didalamnya situasi pasar dan juga saluran pemasaran,
yang terdapat di wilayah Bogor.
Melalui penelitian ini, akan terlihat bagaimana proporsi distribusi
keuntungan masing- masing lembaga pada setiap saluran pemasaran, proses
pembentukan harga, serta perilaku-perilaku lembaga pemasaran yang terlibat
dalam sistem pemasaran. Pada akhirnya, akan diketahui alternatif-alternatif
saluran yang dapat dimaksimalkan untuk lebih lanjut meningkatkan pendapatan
produsen jamur tiram segar.
Dengan demikian, perumusan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut,
1.

Bagaimanakah saluran dan fungsi- fungsi pemasaran jamur tiram
segar di wilayah Bogor?

2.

Bagaimanakah keragaan struktur dan perilaku pasar yang terjadi pada
pemasaran jamur tiram segar di wilayah Bogor?

3.

Bagaimanakah tingkat efisiensi margin pemasaran jamur tiram segar
di Bogor?

7

1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan, maka penelitian
memiliki tujuan sebagai berikut,
1.

Menganalisis saluran dan fungsi- fungsi pemasaran jamur tiram segar
di wilayah Bogor

2.

Menganalisis keragaan struktur dan perilaku pasar yang terjadi pada
pemasaran jamur tiram segar di wilayah Bogor

3.

Menganalisis tingkat efisiensi margin pemasaran jamur tiram segar di
Bogor

1.4. Kegunaaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memiliki manfaat bagi,
1. Produsen jamur tiram segar, sebagai referensi dalam mengambil
keputusan dalam hal pemasaran produksinya.
2. Masyarakat umum, sebagai referensi ilmiah bila ingin mendalami
bidang budidaya dan pemasaran jamur tiram.
3. Pemerintah Daerah Bogor, sebagai referensi ilmiah bagi pihak-pihak
dalam tata pemerintahan terkait yang bertujuan mengembangkan jamur
tiram sebagai salah satu komoditas unggulan di Bogor.

1.5. Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi hanya pada saluran pemasaran jamur tiram segar,
lembaga- lembaga pemasaran, fungsi pemasaran, struktur pasar dan perilaku pasar,
serta margin pemasaran dari masing- masing lembaga pemasaran jamur tiram

8

segar. Data, informasi primer dan sekunder mengenai harga, pasokan, serta
permintaan dalam penelitian ini juga dibatasi dari segi waktu penelitian, yakni
dari awal bulan agustus 2005 hingga pertengahan september 2005.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Komoditas Jamur Tiram
Jamur tiram sudah mulai dibudidayakan sejak tahun 1986 di kawasan
Bogor, akan tetapi baru populer pada awal tahun 2000. Di Indonesia, jamur tiram
lebih banyak dijual dalam keadaan segar, sementara di Eropa jamur tiram dikemas
dalam keadaan kering. Jamur tiram tumbuh soliter, tetapi umumnya membentuk
massa menyerupai susunan papan pada batang kayu. Di alam, jamur tiram banyak
dijumpai tumbuh pada tumpukan limbah biji kopi.
Tudung jamur tiram berdiame ter sekitar 4-15 cm atau lebih, berbentuk
seperti tiram, cembung, kemudian menjadi rata atau kadang-kadang membentuk
corong. Saat lembab jamur tiram cenderung berminyak namun tidak lengket.
Jamur tiram memiliki warna putih sampai abu-abu, kadangkala coklat, coklat tua
dan kekuningan pada jamur yang telah dewasa. Daging jamur tiram cukup tebal,
berwarna putih, dan kokoh tetapi lunak pada bagian yang berdekatan dengan
tangkai.
Pertumbuhan jamur tiram memerlukan beberapa parameter persyaratan,
terutama mencakup temperatur, kelembaban relatif, waktu, kandungan, CO2 , dan
cahaya. Parameter tersebut memilki pengaruh berbeda terhadap setiap stadium
atau tingkatan pertumbuhan, misalnya:
a. terhadap pertumbuhan miselia pada substrat tanam;
b. terhadap pembentukan bakal kuncup jamur;
c. terhadap pembentukan tubuh buah;
d. terhadap siklus panen; dan

10

e. terhadap rasio antara berat hasil jamur dengan berat substrat log tanam
jamur
Tabel 3. menunjukkan faktor lingkungan yang menentukan pertumbuhan
budidaya jamur tiram.
Tabel 3. Faktor Lingkungan Yang Menentukan Pertumbuhan Jamur Tiram
Parameter Pertumbuhan
Pertumbuhan miselia pada substrat tanam.
a. Tempratur inkubasi
b. RH
c. Waktu tumbuh
d. Kandungan CO2
e. Cahaya
f. Sirkulasi udara
pembentukan bakal kuncup (primordia)
a. Tempratur inisiasi pertumbuhan
b. RH
c. Waktu tumbuh
d. Kandungan CO2
e. Cahaya
f. Sirkulasi udara
Pembentukan tubuh buah
a. Tempratur inisiasi pertumbuhan
b. RH
c. Waktu tumbuh
d. Kandungan CO2
e. Cahaya
Siklus panen
a. Interval waktu
b. Jangka waktu masa panen
c. Nilai BER
d. Produksi rata-rata per log tanam

Besaran
240 C - 290 C
90% - 100%
10 - 14 hari
5.000 - 20.000 ppm
500 – 1.000 lux
1 - 2 jam
210 c – 270 c
90% - 100%
3 - 5 hari
< 1.000 ppm
500 – 1.000 lux
4 - 8 jam
210 C – 280 C
90% - 95%
3 – 5 hari
< 1.000 ppm
500 – 1.000 lux
3 – 4 kali/10 – 14 hari
2 – 4 kali/7-10 hari
40 – 85
350 gr

Sumber: Suriawiria, 2002.

Setelah melewati masa budidaya, maka fase berikutnya yang harus
diperhatikan adalah fase panen dan pascapanen. Selama musim tanam, panen
dapat dilakukan antara 3-8 kali, bergantung pada kandunga n substrat tanam, bibit
jamur, serta lingkungan selama pemeliharaan. Keberhasilan budidaya jamur
ditentukan oleh nilai BER (Biological Efficiency Ratio). Jika jumlah jamur yang