Desain, Pabrikasi, Dan Pengujian mesin Gerinda Toolspot Pada Mesin Bubut Konvensional
DESAIN, PABRIKASI, DAN PENGUJIAN
MESIN GERINDA TOOLPOST PADA
MESIN BUBUT KONVENSIONAL
TESIS
OLEH
M. KAMIL
037015012/TM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 0 6
(2)
DESAIN, PABRIKASI, DAN PENGUJIAN
MESIN GERINDA TOOLPOST PADA
MESIN BUBUT KONVENSIONAL
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik Pada Program Studi Magister Teknik Mesin, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
OLEH
M. KAMIL
037015012/TM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 0 6
(3)
Judul Tesis : DESAIN, PABRIKASI, DAN PENGUJIAN MESIN GERINDA TOOLPOST PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL
Nama mahasiswa : M. KAMIL
Nomor Pokok : 037015012
Program Studi : TEKNIK MESIN
Menyetujui Komisi Pembimbing
Prof.Dr.Ir. Bustami Syam, MSME Ketua
Dr.- Ing. Ikhwansyah Isranuri Ir. Tugiman, MT
Anggota Anggota
Ketua Program Studi, Direktur SPs-USU,
Prof.Dr.Ir.Bustami Syam, MSME Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, MSc
(4)
Telah Diuji Pada Tanggal : 04 September 2006
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof.Dr.Ir. Bustami Syam, MSME
Anggota : 1. Dr.-Ing. Ikhwansyah Isranuri
2. Ir. Tugiman, MT
3. Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D
(5)
ABSTRAK
Mesin gerinda toolpost adalah alat yang dirancang secara khusus sebagai alat bantu dalam proses pengerjaan lanjut. Alat ini mampu menggerinda komponen permesinan yang dipasangkan pada mesin bubut konvensional dengan panjang benda kerja yang melebihi kapasitas mesin gerinda biasa, juga berfungsi untuk memperbaiki harga kekasaran sesuai dengan standar mesin gerinda. Mesin gerinda toolpost yang dirancang/didisain dan dipabrikasi yang dimensinya disesuaikan dengan toolpost mesin bubut konvensional. Komponen mesin gerinda toolpost pada mesin bubut konvensional disesuaikan dengan standard industri yang memiliki putaran motor 3000 rpm. Untuk mengetahui seberapa besar perilaku getaran mesin gerinda toolpost dilakukan pengujian getaran tanpa beban dan dikenai beban dengan menggunakan alat pengujian vibrometer analog VM-3314A, buatan IMC Cooperation Japan. Bahan uji yang digunakan pada pengujian adalah low carbon steel (mild steel). Untuk membuktikan kelayakan mesin gerinda toolpost agar dapat diproduksi maka dilakukan pengujian kekasaran permukaan hasil penggerindaan dengan menggunakan alat stylus instrumen (surftest 402). Dengan melakukan pengujian respon getaran untuk menguji displacement, velocity, acceleration dan pengujian kekasaran permukaan bahan uji, sehingga akan diketahui kemampuan mesin gerinda toolpost yang memiliki getaran dan standard kekasaran permukaan sesuai dengan disain dan pabrikasinya.
Kata kunci : Mesin gerinda toolpost, Mesin bubut konvensional, perilaku getaran, dan kekasaran permukaan (surface roughness)
(6)
ABSTRACT
Toolpost grinding machine, is a tool that is specially designed as a supporting device for further processing. This tool that is attached to a conventional lathe machine can grind longer machinery components than a standard grinding machine. It also functions to improve the roughness value adapted to standard grinding machine. The dimension of the designed and fabricated toolpost is adapted to that of conventional lathe machine. The components of toolpost attached to the conventional machine has motor rotation of 3000 rpm adjusted to the industrial standard. To figure out the intensity of vibration characteristics of toolpost, a test of vibration without loading and with loading by using vibrometer analog VM-3314 A made by IMC Cooperation Japan was done. The material used in this test was low carbon steel (mild steel). To prove the properness of toolpost to be produced, a test of surface roughness of grinded material was done by using stylus instrument (surftest 402). By doing a test of vibration responses determining displacement, velocity, acceleration and a test of surface roughness of tested material, the capability of toolpost that has vibration and standardized surface roughness adapted to the design and fabrication is to be found. Keyword : Toolpost grinding machine, conventional lathe machine, characteristics of
(7)
(8)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan berkat limpah Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul
DESAIN, PABRIKASI DAN PENGUJIAN MESIN GERINDA TOOLPOST
PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL.
Tesis ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada Pusat Riset Noise
and Control Vibration pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik USU, Pendidikan
Teknologi Kimia Industri (PTKI), dan Fakultas Teknik Mesin Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, serta Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan.
Penulisan tesis ini terlaksana berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak terutama komisi pembimbing, dan melalui seminar kolokium memperoleh banyak saran dan masukan demi kesempurnaan pada penelitian.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang tinggi kepada Prof.Dr.Ir. Bustami Syam, MSME dan Dr.-Ing. Ikhwansyah Isranuri serta Ir. Tugiman, MT selaku komisi pembimbing yang
telah memberikan petunjuk dalam menentukan langkah penelitian.
Prof.Dr.Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana, yang memberikan kesempatan dan fasilitas dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Magister Teknik Mesin SPs USU serta Ir. Alfian Hamsi, M.Sc selaku Ketua Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin USU, yang telah
(9)
memberikan keempatan dan fasilitas pada laboratorium Teknik Mesin. Seluruh dosen dan Staf administrasi Program Studi Magister Teknik Mesin SPs USU dan rekan-rekan yang telah memberikan tanggapan dan saran perbaikan. Selanjutnya penulis menyampaikan terima kasih kepada istri dan sanak keluarga yang telah banyak memberikan dorongan dan doa sehingga dapat selesainya penelitian ini.
Penulis menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dari penulisan tesis ini, oleh karenanya kritik dan demi perbaikan yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini ada manfaatnya bagi pembangunan dan kemajuan teknologi.
Medan, 14 Maret 2007
Penulis,
(10)
ABSTRAK
Mesin gerinda toolpost adalah alat yang dirancang secara khusus sebagai alat Bantu dalam proses pekerjaan lanjut untuk menggerinda komponen pemesinan pada mesin bubut konvensional dengan panjang benda kerja melebihi kapasitas mesin gerinda biasa serta berfungsi untuk merubah harga kekasaran permukaan sesuai standard mesin gerinda. Mesin gerinda toolpost yang didesain dan dipabrikasi serta disesuaikan dengan dimensi pada toolpost mesin bubut konvensional. Komponen mesin gerinda toolpost pada mesin bubut konvensional disesuaikan dengan standard industri yang memiliki putaran motor 3000 rpm. Untuk mengetahui seberapa besar prilaku getaran mesin gerinda toolpost dilakukan pengujian getaran tanpa beban dan menggunakan beban dengan alat pengujian vibrometer analog VM-3314A, buatan
IMC Cooperation Japan. Bahan uji yang digunakan pada pengujian adalah low
carbon steel (mild steel). Untuk membuktikan kelayakan mesin gerinda toolpost
dapat diproduksi maka dilakukan pengujian kekasaran mesin gerinda penggerindaan dengan menggunakan stylus instrument (surftest 402). Dengan melakukan pengujian respon getaran untuk menguji displacement, velocity, acceleration dan pengujian kekasaran permukaan beban uji, sehingga akan diketahui kemampuan mesin gerinda
toolpost yang memiliki getaran dan standard kekasaran permukaan sesuai dengan
desain dan pabrikasinya.
Kata kunci : Mesin bubut konvensional, mesin gerinda toolpost, perilaku getaran dan kekasaran permukaan (surface roughness)
(11)
ABSTRACT
The toolpost grinding machine is a model tool machine which is specially designed in advanced grinding process to grinding such conventional lathe is components with its length over than regular grinding machine capacity an also has the function to change the surface standard grinding machine. This toolpost grinding machine is designed, manufactured and also adapted to the dimension of toolpost conventional lathe. The component of toolpost grinding on conventional lathe is adjusted to the industrial standard which has the motor rotation of 3000 rpm. To know the amount of this toolpost machine’s vibration, a testing on vibration is carried out with or without capacity by using a testing tool called vibrometer Analog VM – 3314A, made by IMC Coorperation Japan. The testing material which is used is low carbon steel (mild steel). To prove the properness of this toolpost grinding machine can be produced a testing on the roughness of grinding result by using stylus instrument (surftest 402) is carried out. By doing at testing on vibration respond to test displacement, velocity, acceleration and the test on surface roughness of testing substance, can be know the capability of toolpost grinding machine who has vibration and surface roughness standard suitable with its design and manufacture.
Keyword : Conventional lathe machine, toolpost grinding machine, vibration
(12)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
ABSTRAK iii ABSTRACT iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN x
DAFTAR ISTILAH xi
RIWAYAT HIDUP xiii
1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penulisan 5
1.4 Manfaat 6
2. TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1 Landasan Teori 7
2.1.1 Mesin bubut konvensional 7
2.1.2 Toolpost 8
2.1.3 Klasifikasi mesin gerinda toolpost 8 2.1.4 Proses hasil permukaan gerinda 9
2.1.5 Pemilihan batu gerinda 10
2.1.6 Proses gerinda 11
2.1.7 Pengujian getaran mesin gerinda toolpost dengan analisa teori 14
2.1.8 Kekasaran permukaan 17
2.2 Kerangka Konsep Penelitian 20
3. METODE PENELITIAN 21
3.1 Desain dan Pabrikasi Mesin Gerinda Toolpost 21
3.1.1 Tempat dan waktu 21
3.1.2 Bahan 21
3.2 Pengujian Mesin Gerinda toolpost 21
3.2.1 Tempat dan waktu 21
(13)
3.3 Pelaksanaan Desain 23
3.3.1 Batu gerinda 24
3.3.2 Bantalan 24
3.3.3 Putaran Mesin dan komponen belt dan pulley 25
3.3.4 Motor Listrik 26
3.4 Pabrikasi Mesin Gerinda Toolpost 26
3.5 Peralatan 27
3.6 Rencana Penelitian 28
3.7 Variabel yang diamati 28
3.8 Teknik Pengambilan Data Penelitian 30
3.8.1 Pengukuran respon getaran 30
3.8.2 Pengukuran respon kekasaran permukaan 32
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 35
4.1 Pendahuluan 35
4.2 Pelaksanaan Pengukuran Respon Getaran Tanpa Beban 39 4.3 Pengukuran Respon Getaran Tanpa Beban 40 4.4 Pengukuran Respon Getaran dengan Beban 47 4.5 Hubungan Respon Getaran pada Pengukuran Displacement 63 4.6 Hubungan Respon Getaran pada Pengukuran Velocity 66 4.7 Hubungan Respon Getaran pada Pengukuran Acceleration 69 4.8 Harga rata-rata Respon Getaran 72 4.9 Respon Pengukuran Langsung Nilai Kekasaran 82 4.10 Hubungan Pengukuran Displacement terhadap Harga Ra 84
5. KESIMPULAN 90
DAFTAR PUSTAKA 92
(14)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Type Mesin Gerinda 1
Tabel 2.1 Data Teknik Mesin Bubut konvensional 8 Tabel 2.2 Harga Tingkatan Kekasaran Surface Roughness in Practice 18 Tabel 3.1 Tingkat kekasaran batu gerinda 24
Tabel 3.2 Bantalan 24
Tabel 3.3 Capacity Belt 25
Tabel 3.4 Pulley dengan Type V 25
Tabel 3.5 Komponen Mesin Gerinda Toolpost 26 Tabel 3.6 Mesin yang digunakan pada Proses Pabrikasi 27 Tabel 3.7 Peralatan yang dibutuhkan pada Proses Pabrikasi 28 Tabel 4.1 Bahan uji dengan data properties 35 Tabel 4.2 Capacity dan Identifikasi data mesin Gerinda toolpost pada
Mesin Bubut Konvensional
36 Tabel 4.3 Pengukuran Respon Getaran Tanpa Beban 40 Tabel 4.4 Analisa Perhitungan tanpa Pemakanan 45 Tabel 4.5 Pengukuran Respon Getaran dengan kedalaman Pemakanan
0.01 mm
49 Tabel 4.6 Pengukuran Respon Getaran dengan kedalaman Pemakanan
0.03 mm
52 Tabel 4.7 Pengukuran Respon Getaran dengan kedalaman Pemakanan
0.05 mm
56 Tabel 4.8 Pengukuran Respon Getaran dengan kedalaman Pemakanan
0.07 mm
59 Tabel 4.9 Hasil Respon Getaran Pengukuran Displacement terhadap
waktu dengan kedalaman Pemakanan
63 Tabel 4.10 Harga Rata-rata Respon Getaran 73 Tabel 4.11 Analisa Perhitungan dengan Pemakanan 81 Tabel 4.12 Hasil Pengukuran Langsung Kekasaran 83 Tabel 4.13 Hubungan Respon Getaran dengan Pengukuran Displacement
dengan Pengukuran Kekasaran Permukaan
85 Tabel 4.14 Rata-rata Respon Getaran dengan Nilai Ra 86
Tabel 4.15 Gap Analisys 87
Tabel 4.16 Gap Analisys 88
(15)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mesin Bubut Konvensional 7
Gambar 2.2 Mesin Gerinda Toolpost 9
Gambar 2.3 Proses Pemakanan Penggerindaan 10 Gambar 2.4 Type I Lurus Batu Gerinda 10 Gambar 2.5 Proses Penggerindaan Benda Kerja 13
Gambar 2.6 Mekanisme Gerak 14
Gambar 2.7 Proses Tanpa Beban 15
Gambar 2.8 Kerangka Konsep Penelitian 20
Gambar 3.1 Bahan Uji 22
Gambar 3.2 Mesin Gerinda Toolpost 23
Gambar 3.3 Bahan Uji Hasil Pembubutan pada Mesin Bubut Konvensional 29 Gambar 3.4 Posisi Titik Pengukuran Menggunakan Vibrometer 31 Gambar 3.5 Set Up Alat Pengujian Respon Getaran 32 Gambar 3.6 Set Up Alat Pengujian Kekasaran Permukaan 33
Gambar 4.1 Gaya-gaya yang Terjadi 38
Gambar 4.2 Respon Getaran pada Pengukuran Displacement 46 Gambar 4.3 Respon Getaran pada Pengukuran Velocity 46 Gambar 4.4 Respon Getaran pada Pengukuran Acceleration 47 Gambar 4.5 Flow Chart Pengukuran Respon Getaran 48 Gambar 4.6 Respon Getaran Pengukuran Displacement 49 Gambar 4.7 Respon Getaran Pengukuran Velocity 50 Gambar 4.8 Respon Getaran Pengukuran Acceleration 51 Gambar 4.9 Respon Getaran Pengukuran Displacement 53 Gambar 4.10 Respon Getaran Pengukuran Velocity 54 Gambar 4.11 Respon Getaran Pengukuran Acceleration 55 Gambar 4.12 Respon Getaran Pengukuran Displacement 56 Gambar 4.13 Respon Getaran Pengukuran Velocity 57 Gambar 4.14 Respon Getaran Pengukuran Acceleration 58 Gambar 4.15 Respon Getaran Pengukuran Displacement 60 Gambar 4.16 Respon Getaran Pengukuran Velocity 61 Gambar 4.17 Respon Getaran Pengukuran Acceleration 62 Gambar 4.18 Respon Getaran Pengukuran Displacement 64 Gambar 4.19 Respon Getaran Pengukuran Displacement 65 Gambar 4.20 Respon Getaran Pengukuran Displacement 66 Gambar 4.21 Respon Getaran Pengukuran Velocity 67 Gambar 4.22 Respon Getaran Pengukuran Velocity 68 Gambar 4.23 Respon Getaran Pengukuran Velocity 69 Gambar 4.24 Respon Getaran Pengukuran Acceleration 70 Gambar 4.25 Respon Getaran Pengukuran Acceleration 71 Gambar 4.26 Respon Getaran Pengukuran Acceleration 72
(16)
Gambar 4.27 Flow Chart Pengujian Respon Kekasaran Permukaan 82 Gambar 4.28 Respon Pengukuran Kekasaran Permukaan 83 Gambar 4.29 Perbandingan Harga Respon Getaran dan Karga Kekasaran 86 Gambar 4.30 Gap Analisys Antara Hx dengan Ra 87 Gambar 4.31 Gap Analisys Antara Hv dengan Ra 88 Gambar 4.32 Gap Analisys Antara Hh dengan Ra 89
(17)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Set Up Kedudukan Mesin Gerinda Toolpost pada Mesin 94 Lampiran 2 Vybrometer Analog VM 3314A 95 Lampiran 3 Pengukuran Kekasaran Permukaan Bahan Uji 96 Lampiran 4 Bahan Uji Hasil Penggerindaan dan Pengujian 97 Lampiran 5 Hasil Pabrikasi Mesin Gerinda Toolpost 97 Lampiran 6 Mesin Bubut Konvensional Horison M 300 98
Lampiran 7 Pengujian Tarik 99
Lampiran 8 Diagram Surface Roughness 100 Lampiran 9 Hasil Pengukuran Velocity 101 Lampiran 10 Hasil Pengukuran Acceleration 102 Lampiran 11 Tabel Pengukuran rata-rata Getaran Tanpa Beban dan
Menggunakan Beban
103 Lampiran 12 Data Teknik Desain dan Pabrikasi Msin Gerinda Toolpost 104 Lampiran 13 Perencanaan Bahan Pabrikasi Mesin Gerinda Toolpost 105
(18)
DAFTAR ISTILAH
Simbol Besaran Satuan
A Penampang mm2
A Amplitudo m; rad
b Lebar mm
Ck Faktor Koreksi -
d Diameter mm
E Modulus Elastis N/m2
f Frekwensi Hz
f Gerakmakan m/rev
F Kecepatan Potong m/min
G Modulus Elastis Geser N/m2
h Tebal mm
Ip Momen Inersia Polar m4
Jo Momen Inersia kg m2
K Kelakuan N/m
L Panjang M
n Putaran Rpm
M Momen Tahanan mm
(19)
Simbol Besaran Satuan
Ra Kekasaran m
T Torsi Mekanik Nm
vf Kecepatan Potong m/min
vc Volume m3
W Berat N
x Simpangan arah x m
y Simpangan arah y m
z Simpangan arah z m
jt Tegangan tarik N/mm2
Simpangan Sudut rad Kerapatan massa kg/m3
τ Periode osilasi det
(20)
RIWAYAT HIDUP
I. DATA UMUM
1. Nama / Nip : Drs. M. Kamil, ST / 131 637 885 2. Tempat / Tgl. Lahir : T. Morawa, 16 Januari 1961 3. Pekerjaan : PNS
4. Pangkat / Golongan : Pembina – IV/a 5. Jabatan : Widyaiswara Madya 6. Instansi : PPPG Teknologi Medan
7. Alamat : Komplek Johor Indah Permai I Blok II/19
Medan 20144
Telp. (061) 7872095 Hp. (081) 362066711 II. DATA PROFESI
1. Pendidikan
a. SD : SD Alwaslyah 1967 s.d 1974 Medan b. SLTP : SMP UNIVA 1974 s.d 1977 Medan
c. SLTA : STM Negeri II Medan 1977 s.d 1981 Medan d. Perguruan Tinggi : S1 Pendidikan FPTK IKIP Padang 1981 s.d 1985 Padang dan S1 Fakultas Teknik UISU Medan 2001 Medan
e. Magister (S2) : Magister Teknik Mesin Sekolah Pscasarjana USU 2003 s.d 2006 Medan
2. Penelitian / Karya Ilmiah
No Judul Penelitian / Karya Ilmiah Tahun Publikasi
1 Menggambar Teknik Dasar 1994 Nasional
2 Product Cost 1995 Internal
3 Screw Jack BAKP SMK 1999 Nasional 4 Poligon Gaya BAKP 1999 Nasional 5 Menggambar Teknik SMK sesuai Kurikulum
Edisi 1999
1999 Internal 6 Proses Pembuatan Nozzle pada Mesin CNC PU 2001 -
7 Desain, Pabrikasi dan Pengujian Mesin Gerinda Toolpost pada Mesin Bubut Konvensional
2006 Seminar MASTRUCT 8 Desain, Pabrikasi dan Pengujian Mesin Gerinda
Toolpost pada Mesin Bubut Konvensional
2006 Seminar Hasil
(21)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fenomena mesin gerinda adalah berfungsi sebagai proses pekerjaan pemesinan lanjut, berdasarkan kepada spesifikasi dan bentuk geometrik dan tingkatan proses pemesinan yang diinginkan dalam pembuatan produk atau komponen mesin. Mesin gerinda silinder yang terdapat pada dunia industri umumnya memiliki standard panjang penggerindaan di bawah satu meter, sedangkan banyak benda-benda yang diproduksi panjangnya melebihi dari satu meter. Hal ini merupakan faktor kelemahan apabila menerima order yang panjang benda kerjanya melebihi kapasitas mesin. Berikut ini ada beberapa contoh dan type mesin gerinda silinder berdasarkan data-data teknis.
Tabel 1.1 Type Mesin Gerinda
No Nama Mesin
Gerinda Spesifikasi Sistem
Max. benda
kerja Sumber data
1 2 3 4 5
Bendix Besly Allen Bredley Besly DH6 Gardner Maho
15 HP 75 HP 60 HP 60 HP 15 HP
CNC CNC
NC/Hidroulik CNC
NC/Hidroulik
850 mm 800 mm 460 mm 383,90 mm 488 mm
Designed Built and Warranted by CB. Grinding Machine 2003 Manual Book Maho
Untuk mengatasi hal tersebut penulis mencoba mengangkat permasalahan melalui penelitian tentang desain, pabrikasi, dan pengujian mesin gerinda toolpost
(22)
pada mesin bubut konvensional dengan merancang sebuah mesin gerinda toolpost yang diletakkan pada kedudukan toolpost mesin bubut konvensional, dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati berdasarkan standard. Untuk pemakaian jenis batu gerinda dengan Standard ISO 3274-1975 E Bonded Abrasive Product General Feature Designation Range of Dimension and Profiles (Brad F. Kuvin, 2001). Selanjutnya ukuran kehalusan permukaan batu gerinda mempunyai ukuran grade yang berbeda atau disesuaikan dengan putaran yang dibutuhkan, hal ini merupakan penentuan untuk kekuatan ikatan serbuk atau kekerasan batu gerinda yang diklasifikasikan sesuai penggunaannya. Standard ISO telah menetapkan berdasarkan klasifikasi batu gerinda dengan menggunakan abjad A sampai dengan Z secara berurutan dengan tingkatannya (Serope Kalpakjian, 1984). Hasil penggerindaan permukaan maka dilakukan pengukuran parameter sesuai dengan geometrik dan kekasaran permukaan benda kerja berdasarkan standard ISO 4287 (Surface Metrology Standard, 2000)
Untuk mendapatkan proses perancangan yang memiliki standard hasil penggerindaan, perancangan mesin gerinda toolpost yang memenuhi standard apabila hasil penggerindaan yang berkualitas sesuai standard toleransi yang diizinkan serta desain alat yang presisi dan memenuhi standard vibration (Chris Heppy, 1996)
Getaran mekanis dapat terjadi disebabkan oleh proses pemesinan yang bergerak secara harmonik, periodik, bebas dan secara paksa, besarnya getaran yang terjadi secara konseptual dapat dianalisis (Ikhwansyah Isranuri, 2004).
(23)
Fenomena chatter atau getaran eksistensi yang timbul selama proses pemotongan dengan mesin gerinda toolpost pada mesin bubut konvensional, hal ini merupakan permasalahan yang perlu di kaji tentang pengaruh antara getaran dan hasil penggerindaan permukaan proses (surface roughness in grinding operation), data ini dapat dilakukan pengujian terhadap perubahan-perubahan pada kondisi pemotongan.
Penulis mencoba melakukan penelitian dengan melakukan penggerindaan pada poros baja karbon rendah menggunakan mesin gerinda toolpost pada mesin bubut konvensional dengan metoda penggerindaan poros karbon rendah terhadap perubahan bentuk kekasaran permukaannya diharapkan pada posisi N5.
Tantangan bagi dunia industri sekarang adalah kurangnya informasi tentang pengujian dan penelitian yang dapat memecahkan permasalahan teknologi manufaktur, sehingga memperlambat proses pencapaian standard mutu.
Selanjutnya proses kerja menggunakan mesin gerinda toolpost dimaksudkan disini adalah suatu model mesin gerinda yang dapat menggerinda benda kerja berbentuk diameter atau disebut juga dengan proses pekerjaan pemesinan lanjut, kedudukan alat ini diletakkan pada tempat toolpost mesin bubut konvensional. Desain dan pabrikasi mesin ini menggunakan bahan dan peralatan yang relatif murah sehingga biaya produksinya sangat menguntungkan pihak pengguna.
Hal dari proses perancangan dan pabrikasi mesin gerinda toolpost, peneliti dapat menganalisanya dengan mengukur parameter tentang berapa besar getaran yang terjadi pada mesin gerinda toolpost pada mesin bubut konvensional pada saat tanpa beban dan menggunakan beban dengan memanfaatkan teknologi sederhana (alat
(24)
penguji getaran vibrometer) sehingga mendapatkan hasil sesuai dengan standard penggerindaan sebelumnya.
1.2. Perumusan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan tentang desain, pabrikasi dan pengujian mesin gerinda toolpost pada mesin bubut konvensional, maka desain dan pabrikasi mesin gerinda toolpost pembahasannya hanya sebagian kecil pada sub bab 3.3 pada pelaksanaan desain dan hal ini tidak termasuk ke dalam hasil dan pembahasan penentuan pengujian, selanjutnya komponen mesin gerinda toolpost di rancang dengan software komputer dan pada proses pabrikasi komponen disesuaikan dengan bahan alat serta mesin yang digunakan sehingga mendapatkan dimensi sesuai standard toleransi.
Untuk menyelidiki kelayakan desain dan pabrikasi mesin gerinda toolpost pada mesin bubut konvensional diperlukan bahan uji sebagai sampel yang telah dilakukan pengujian dengan pengujian tarik (menggunakan alat uji servo pulser).
Penelitian ini yang akan menjadi pokok pembahasan adalah respon getaran yang terjadi pada mesin gerinda toolpost, pengujian dilakukan dengan menggunakan alat uji vibrometer analog VM-3314A, buatan IMC Coperation Japan, yang mampu menyelidiki respon getaran yang terjadi pada mesin gerinda toolpost yang mempunyai kecepatan 3000 rpm, dengan pengujian tanpa beban dan dengan beban sehingga mesin gerinda toolpost pada mesin bubut konvensional sebagai subjek penelitian. Untuk mengujian hasil pengerjaan mesin gerinda toolpost dilakukan
(25)
pengujian kekasaran permukaan bahan uji sesuai dengan standard penggerindaan dengan menggunakan alat uji sesuai dengan standard penggerindaan, dengan menggunakan alat uji Mutitoyo Surftest – 402.
Pada proses desain dan pabrikasi mesin gerinda toolpost, komponen dan peralatan dilakukan dengan mengidentifikasi sesuai spesifikasi mesin bubut yang digunakan, hal ini untuk mendapatkan standard posisi peletakan mesin gerinda toolpost.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan mesin gerinda toolpost yang mampu menggerinda benda kerja pada mesin bubut konvensional dan memiliki kemampuan lebih dari satu meter penggerindaan benda kerja serta memiliki rendah getaran dan mendapatkan penyimpangan kekasaran permukaan pada penggerindaan poros.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Mendapatkan sebuah model desain mesin gerinda toolpost yang dapat berfungsi menggerinda benda kerja pada mesin bubut konvensional melebihi kapasitas mesin gerinda khusus, serta memenuhi stnadardisasi dan spesifikasi desain.
(26)
2. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan respon getaran mesin gerinda toolpost tanpa beban (tanpa pemakanan)
3. Untuk menyelidiki respon getaran dengan menggunakan beban (dengan pemakanan)
4. Untuk dapat menyelidiki respon pengujian kekasaran permukaan poros hasil proses penggerindaan.
5. Untuk dapat menyelidiki hubungan respon getaran displacement dengan respon pengujian kekasaran permukaan sebagai dasar penetapan kelayakan mesin gerinda toolpost pada mesin bubut dapat diproduksi.
1.4. Manfaat
1. Sebagai bahan masukan untuk dunia pendidikan tentang pengembangan teknologi di masa yang akan datang
2. Sebagai bahan masukan bagi dunia industri tentang proses penggerindaan poros yang baik dan dapat dikembangkan
3. Sebagai bahan kajian tentang teknologi, apakah mesin gerinda toolpost pada mesin bubut konvensional dapat diproduksi untuk penggerindaan komponen pemesinan yang melebihi ukuran panjang standard mesin gerinda khusus
(27)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Mesin bubut konvensional
Menurut data manual of part list for celtic 14, mesin bubut celtic dirancang untuk mengerjakan benda kerja berbentuk bulat (diameter dimention) dengan sistem kerjanya benda kerja berputar sedangkan pahat tetap. Mesin bubut konvensional ini dilengkapi dengan roda gigi dan spindle putaran untuk mengatur kecepatan putaran. Spindel putaran dirancang sebanyak 16 tingkatan dengan perincian 8 tingkatan putaran cepat dan 8 tingkat putaran lambat, pada gambar 2.1 adalah mesin bubut konvensional yang menjadi dasar perancangan penempatan mesin gerinda toolpost.
Mesin bubut konvensional merk celtic 14 produced By PT. Persero Industri Mesin Perkakas Indonesia (IMPI) Cilegon
(28)
Pendukung data teknik dari mesin bubut konvensional tersebut dapat dilihat pada table 2.1.
Tabel 2.1 Data Teknis Mesin Bubut Konvensional
Daya Motor
Putaran Minimum
Putaran Maksimum
Diameter Pencekaman
Panjang Benda Kerja
Bobot Mesin
3 PK 24 rpm 1000 rpm 300 mm 1000 mm 1 ton
Keterangan Tabel 2.1 menunjukkan bahwa putaran mesin sesuai dengan data mesin, yaitu dari putaran minimum hingga putaran maksimum 24, 35, 45 , 60, 75, 81, 118, 145, 235, 290, 370, 460, 515, 725 dan 1000 (satuan rpm), selanjutnya mesin bubut konvensional ini memiliki tinggi senter 12’’ atau 30, 48 mm.
2.1.2. Toolpost
Toolpost adalah rumah pahat (tempat pengikatan pahat) yang dirancang sesuai kebutuhan misalnya tempat pahat faching tool, netral tool, thread tool, grouping tool, boring tool, center drill dan pahat inside tool.
2.1.3. Klasifikasi mesin gerinda toolpost
Mesin gerinda toolpost adalah suatu alat Bantu untuk menggerinda benda kerja yang berbentuk diameter atau disebut juga dengan proses pekerjaan pemesinan lanjut, alat ini diletakkan pada tempat toolpost mesin bubut konvensional.
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya tentang rancang bangun mesin gerinda toolpost, telah banyak digunakan pada mesin bubut
(29)
konvensional, model dan desain konstruksi dari mesin gerinda toolpost berbeda-beda akan tetapi posisi kedudukan mesin gerinda toolpost tetap sama yaitu, diletakkan pada toolpost mesin bubut.
Menurut Chris Heapy (1996), konstruksi mesin grinding toolpost yang pernah dirancang pada mesin bubut konvensional dengan kecepatan putar 2500 rpm seperti terlihat pada gambar 2.2. Mesin gerinda toolpost ini digunakan untuk proses pekerjaan akhir (finishing) dari hasil bubutan, penanganan pada pengerjaan ini biasanya untuk memperoleh hasil pekerjaan permukaan yang lebih halus dan mengkilat seperti kaca.
Gambar 2.2 Mesin Gerinda Toolpost
2.1.4. Proses hasil permukaan gerinda
Serope Kalpakjian (1984), bahwa proses hasil permukaan specimen yang digerinda secara actual di dalam prakteknya di dapat dari kedalaman pemakanan yang terletak pada 0.0005 s.d 0.0003 in (0.01 s.d 0.07 mm)
(30)
Gambar 2.3 Proses Pemakanan Penggerindaan
Berdasarkan ketetapan di dapat analisa perhitungan kedalaman pemakanan menggunakan persamaan,
d D
L= . (2.1) sehingga
D d r C V
v t
. .
. 4
= (2.2)
2.1.5. Pemilihan batu gerinda
Untuk menjamin keberhasilan dari hasil penggerindaan, peneliti ini memilih batu gerinda sesuai dengan yang telah ditetapkan secara Internasional (ISO R, 605, 1117 dan 2933 Bonded Abrasive Product Grinding wheel dimensions part. 1, 2, 3).
(31)
Keterangan :
D = Diameter luar d = Diameter dalam
t = Tebal
Gambar 2.4 Type I Lurus (Straight Wheel) Batu Gerinda
2.1.6. Proses gerinda
Proses gerinda dilaksanakan dengan mesin gerinda toolpost pada mesin bubut konvensional, untuk menghitung kecepatan batu gerinda dapat dilakukan dengan ketetapan,
000 . 60
1
xn xd
n s
s π
= (2.3) Keterangan :
ns = Kecepatan periferal batu gerinda
ds = Diameter batu gerinda n1 = Putaran batu gerinda
maka putaran bahan uji,
000 . 60
2
xn xd
n w
w π
= (2.4)
Dimana :
nw = Kecepatan periferal bahan uji
dw = Diameter bahan uji
(32)
Kecepatan periferal specimen ini jauh lebih kecil daripada kecepatan periferal batu gerinda, hal ini bisa diambil rasio kecepatannya.
w s n n
q = (2.5)
Dimana : q adalah rasio kecepatan (speed ratio = 20 s.d 120)
Karena keausan batu gerinda makin lama semakin bertambah serta diameter spesimen makin mengecil, maka kedalaman penggerindaan makin lama semakin mengecil, untuk itu diperlukan kompensasi keausan, sehingga harga gerak makan radial yang dipilih pada mesin harus lebih besar dari pada kedalaman penggerindaan yang diinginkan.
) 1
( k
a
fr = + (2.6) Dimana :
fr = gerak makan radial yang diatur pada mesin a = kedalaman penggerindaan yang diinginkan
k = adalah kompensasi karena keausan batu gerinda dan pengecilan benda kerja
s s
w w
xb Gxd
xl d
k = (2.7)
dw = diameter bahan uji yang digerinda
lw = panjang bahan uji yang digerinda ds = diameter awal batu gerinda
(33)
bs = lebar batu gerinda
G = rasio penggerindaan
Gambar 2.5 Proses Penggerindaan Benda Kerja
Parameter rasio penggerindaan merupakan harga yang spesifik yang berlaku bagi suatu kombinasi jenis batu gerinda dan material spesimen pada kondisi penggerindaan.
Vs Vw
G= (2.8)
Dimana :
Vw = Volume material yang digerinda, diukur setelah proses penggerindaan selesai dilakukan
Vs = Volume keausan batu gerinda, diukur secara pendekatan dengan cara mengukur permukaan dengan menggunakan microscope setelah proses penggerindaan
(34)
Kecepatan penghasilan tatal (rate of metal removed) dapat dihitung dengan menggunakan rumus,
f xaxv xd
Z =π w / (2.9) Dimana :
Z = Kecepatan penghasilan tatal dw = diameter bahan uji
a = kedalaman penggerindaan bs = lebar batu gerinda
Vfa = Kecepatan gerak melintang eretan Vfr = Kecepatan makan radial
2.1.7. Pengujian getaran mesin gerinda toolpost dengan analisa teori
Berdasarkan desain dan pabrikasinya bahwa mesin gerinda toolpost digunakan pada proses pergerakan dinamis dengan kondisi batu gerinda berputar berlawanan jarum jam dan benda kerja berputar searah dengan jarum jam, sehingga dapat dianalisa sesuai dengan gerak yang timbul.
(35)
Dalam kondisi ini dapat diasumsikan bahwa akan terjadi torsi yang dihasilkan motor melalui mekanisme pulley. Untuk memudahkan analisis gerak, maka gambar 2.6 dapat disederhanakan.
Gambar 2.7 Proses tanpa Pemakanan
Persamaan pada kondisi tanpa pemakanan sesuai dengan hukum Newton
∑
M =Jθ&&Maka
(
J01+J02)
θ ÷Ktθ =T0sinϖtv
(2.10) Untuk gerak harmonic maka berlaku
t A ϖ
θ = sin (2.11) t
A ϖ
θ&= cos (2.12)
t A ϖ
ϖ
θt= − 2 sin (2.13) Sehingga
(
J J)
(
ϖ Asinϖt)
Kt(
Asinϖt)
T0sinϖt2 02
01+ − ÷ =
(
)
(
k − J +J)
A=To2 02
01 ϖ
(36)
Amplitudo getarannya
(
)
(
2)
02 01
0
ϖ
τ J J
k
T A
+ −
= (2.14)
Frekuensi pribadi sistem
(
J01 J02)
k n+
= τ
ϖ (2.15)
Kekakuan yang terjadi pada poros
( )
kτ(
Nm rad)
LG I
Kτ = p / (2.16) Dimana Ip adalah momen inersia polar penampang melintang poros (m4)
32
4
d
Ip =π maka
L G d k 32 4 π τ = Massa momen inersia pada batu gerinda
( )
J0Untuk menghitung momen inersia pada pulley dan batu gerinda diperhitungkan terlebih dahulu dengan persamaan untuk pulley.
4 2 p p p t d
V = π dan untuk batu gerinda
4 2 p p b t d V =π maka g d W J c 8 2
0 = atau
8 . 2
0
d v J = cρ
(37)
Maka torsi yang bekerja pada sistem (T) dianggap mengalami torsi harmonik sehingga T(t)=T0sinϖtdiasumsikan bahwa torsi maksimum bekerja pada keadaan
1
sinϖt = , maka berlaku,
n xP T
To t T
π 2 60 :
)
( = 0 = (2.18)
Gaya-gaya yang bekerja pada proses pemakanan batu gerinda dengan bahan uji adalah disebut dengan gaya yang bekerja, gaya tangensial dan gaya radial, maka untuk menghitung gaya.
gaya
s n Nmr
F = (2.19)
gaya tangensial
m eq xh F
Ft = 1 (2.20) maka gaya radial yang terjadi
m eq
n xh
F F
υ1
= (2.21)
2.1.8. Kekasaran permukaan surface roughness
Menurut Thomas (1999), bahwa kekasaran permukaan dapat diukur antara batas puncak tertinggi dan lembah bagian bawah yang membentuk sudut atau disebut gelombang amplitude dapat dilakukan pengukuran kekasaran permukaan dengan menggunakan alat stylus instrument.
(38)
Menurut G. Takeshi Sato (1983), kekasaran permukaan dari suatu proses pengerjaan mesin bubut merupakan faktor yang sangat penting dalam bidang produksi (proses pengerjaan), hal ini adalah untuk menjamin mutu, akurasi, dan kepresisian suatu komponen.
Untuk memperoleh kualitas dari hasil pengerjaan pemesinan dari hasil bubutan diperlukan pengerjaan finishing dengan mengatur kecepatan putaran, depth of cut dan kecepatan langkah pemakanan yang bertujuan untuk mencapai suatu angka standard kekasaran permukaan rata-rata dan dengan nilai tingkat kekasaran permukaan tertentu, maka untuk menghitung nilai angka kekasaran permukaan rata-rata yaitu dengan menggunakan persamaan.
L A L
An A
A A
Ra= 1+ 2+ 3+... =
∑
(2.22)Menurut Serope Kalpakjian (1984), nilai Ra adalah jumlah rata-rata puncak tertinggi dan terendah setiap gelombang serta berbanding terbalik dengan panjang pengukuran.
(39)
Keterangan dari data menunjukkan batas roughness hasil uji coba grinding menunjukkan batasan berada pada posisi diantara 1.6 m s.d 0.1 m, maka dari data tersebut dinyatakan bahwa batas normalnya dapat dikelompokkan pada :
a. Kasar = 1.6 m s.d 0.8 m b. Sedang = 0.8 m s.d 0.4 m c. Halus = 0.4 m s.d 0.1 m
(40)
2.2. Kerangka Konsep Penelitian
Pengukuran posisi kedudukan Toolpost pada mesin bubut konvensional
Desain mesin gerinda menggunakan Auto cad Pemilihan bahan berdasarkan spesifikasi
Pemilihan mesin dan alat ukur dimensi proses pemesinan Pembuatan Bahan Uji
Proses pembuatan komponen mesin gerinda
Pengujian dimensi hasil proses permesinan
Perakitan komponen
Ya
Pengujian getaran Tanpa beban dan menggunakan beban
Pengujian kekasaran permukaan Bahan Uji
Pengolahan data
Analisys
Selesai Hasil
Tidak
Pengujian mesin gerinda
Tidak
Ya
(41)
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Desain, Pabrikasi Mesin Gerinda Toolpost
3.1.1. Tempat dan waktu
Untuk proses desain dan pabrikasi mesin gerinda toolpost dilaksanakan pada Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi (PPPG Teknologi) Medan, dengan rentang waktu hingga mesin gerinda toolpost dan disetujui oleh pembimbing.
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada desain, pabrikasi mesin gerinda toolpost pada mesin bubut konvensional ini adalah berdasarkan spesifikasi standard bahan yang terdapat pada lampiran 10.
3.2. Pengujian Mesin Gerinda Toolpost
3.2.1. Tempat dan waktu
Tempat Pengujian mesin gerinda toolpost pada mesin bubut konvensional ini dilaksanakan pada :
1. Pengujian getaran mesin gerinda toolpost dilaksanakan pada Laboratorium Pusat Riset Universitas Sumatera Utara, Sekolah Pascasarjana Jurusan Teknik Mesin
(42)
2. Pengujian kekasaran permukaan hasil proses pekerjaan mesin gerinda toolpost dilakukan pada Departemen Perindustrian RI (PTKI) Medan
3. Waktu pengujian dilaksanakan hingga riset ini dianggap selesai oleh komisi pembimbing.
3.2.2. Bahan Uji
Proses pembuatan bahan uji dilakukan dengan pembubutan hingga mencapai batas penggerindaan dengan dimensi sesuai gambar 3.1.
Keterangan :
Panjang bahan uji = 150 mm Diameter bahan uji = 24 mm Kekasaran permukaan = N 5
Simbol Patokan A = Bidang patokan terhadap kesumbuan
Simbol kebulatan O = Kebulatan bahan uji terhadap kesumbuan dengan batas penyimpangan yang diizinkan 0.08 mm
Simbol kelurusan = Kelurusan bahan uji terhadap kesumbuan dengan batas penyimpangan yang diizinkan 0.1 mm
(43)
Toleransi φ h 7 = Harga batas penyimpangan basis poros. Gambar 3.1 Bahan Uji
3.3. Pelaksanaan Desain
Pelaksanaan desain mesin gerinda toolpost dilakukan dengan menggunakan software komputer (lampiran 14) dimensi kedudukan toolpost disesuaikan dengan kondisi dudukan toolpost mesin bubut konvensional yang menjadi patokan utama adalah tinggi senter mesin bubut konvensional, panjang dan lebar dari desain, pabrikasi yang akan dirancang (lampiran 13). Berikutnya untuk melakukan pemilihan bahan yang disesuaikan dengan proses desain dan pabrikasi mesin gerinda toolpost.
Keterangan gambar :
1. Batu gerinda 2. Bearing 3. Pulley 1 4. Belt
5. Motor Listrik 6. Mur Pengunci 7. Baut Dudukan
8. Dudukan
9. Dudukan Motor Listrik 10. Poros
11. Rumah Poros
12. Pelindung Batu Gerinda 13. Bush Pengarah
14. Baut Penyetel Belt 15. Bush Gerinda 16. Pulley 2
(44)
3.3.1. Batu Gerinda
Dasar pemilihan batu gerinda pada mesin gerinda toolpost disesuaikan dengan grit size 60 dan grain size 40 ukuran serbuk 400 m (terdapat pada Tabel 3.1)
Tabel 3.1 Tingkat Kekasaran Batu Gerinda
Grit size
Grain size
Ukuran serbuk m
Klasifikasi serbuk Grit size Grain size Ukuran serbuk m
Klasifikasi serbuk 8 10 12 14 16 500 400 315 250 200 4620 3460 2550 2100 1660
Sangat Kasar 90 100 120 150 180 25 20 16 12 10 216 173 142 122 86 Halus 20 24 30 36 160 125 100 80 1340 1035 900 710 Kasar 220 240 280 8 6 5 66 63 44 Sangat Halus 46 54 60 70 80 63 50 40 40 32 508 430 400 320 200 Medium 320 400 500 600 900 F 40 F 28 F 20 F 10 F 8 32 23 16 8 6 Super Halus
Menurut Taupiq Rochim (1993) tingkat kekasaran proses gerinda
3.3.2. Bantalan
Pada proses perancangan bantalan yang digunakan pada poros batu gerinda toolpost adalah menggunakan standard SKF dengan standard ukuran sesuai Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Bantalan
Diameter Dalam d
Diameter
Luar D Tebal B
Kemampuan Beban Dinamik Beban Statik Limit Kecepatan rpm Type NU
17 mm 40 mm 16 mm 23.800 25.200 16.000
s/d 19.000
NU 2203 ECP
(45)
3.3.3. Putaran mesin, komponen belt dan pulley
Menurut Serope Kalpakjian (1984), telah menemukan bahwa putaran mesin untuk proses gerinda dibagi kepada dua kelompok, pertama putaran benda kerja yang terletak diantara 30 rpm s.d 200 rpm, dan kedua putaran mesin gerinda di atas 2500 rpm. Dari data ini dapat ditentukan tentang perancangan belt dan pulley yang dipilih untuk proses desain pabrikasi mesin gerinda toolpost. Sebagai bahan referensi bahwa belt dan pulley yang digunakan pada proses pabrikasi mesin gerinda toolpost adalah berdasarkan International Engineering Associales oleh Tyler G. Hicks 1987, maka belt dan pulley pada Tabel 3.3 dan 3.4.
Tabel 3.3 Capacity Belt
Belt Speed 30/64 in (7,9mm) 23/64 in (9,1 mm)
Ft/min m/s Medium Heavy
4000 5000 6000
20,3 25,4 30,5
10,9 12,5 13,2
12,6 14,5 15,2
Tabel 3.4 Pulley dengan type V
Pulley speed Minimum pulley diameters
Ft/min Up to m/s Up to in cm in cm
2500 2500 – 4000 4000 – 6000
12.7 12,7 – 20,3 20,3 – 30,5
5 6 7
12,7 15,2 17,8
8 9 10
20,3 22,9 25,4
(46)
3.3.4. Motor Listrik
Pemilihan motor listrik untuk komponen mesin gerinda toolpost di sesuaikan standard kecepatan (putaran mesin gerinda), dalam hal ini spesifikasi motor listrik yang digunakan adalah :
Type = 7104 Spec. MC/JB 165-80 Output = ¼ HP Volts = 110 / 220
Hz = 50 / 60 Amp = (50 Hz) 5,5 / 2,6 dan (60Hz) 4,6 / 2,3 Rpm = 1440 / 1730
Motor listrik ini diproduksi by Fuzhou Electric Mashine & Factury China
3.4. Pabrikasi Mesin Gerinda Toolpost
Pada proses pabrikasi mesin gerinda toolpost dijabarkan dalam tabel kegiatan, dan hasil proses pabrikasi dapat dilihat pada lampiran 5.
Tabel 3.5 Komponen mesin gerinda toolpost sesuai desain
No Nama Bagian Spesifikasi Standard Keterangan
1. Batu Gerinda φ 90 x 10 x 16 Gs 60, Serbuk 400 m Di beli
2. Bantalan φ 36 x 10 SKF Nu 2203 ECF Di beli
3. Pulley 1 φ 116 x 22 Aluminum Di buat
4. Belt φ Seri A 23 Type V. Max. 5000 rpm Di beli
5. Motor Listrik ¼ Hp 1440 rpm Electric motor Di beli
6. Mur Penginci M. 17 x 1,5 Mild Steel Di beli
7. Baut Dudukan M. 17 x 1,5 Mild Steel Standard
8. Dudukan 1 175 x100x20 Mild Steel Di buat
9. Dudukan Motor 173 x 143 x8 Mild Steel Di buat
10. Poros φ 18 x 170 Mild Steel Di buat
(47)
Tabel 3.5 Komponen mesin gerinda toolpost sesuai desain (lanjutan)
12. Pelindung Batu
Gerinda φ
116 x 60 Aluminum Di buat
13. Bush Pengarah φ 41 x 80 Mild Steel Di buat
14. Baut Penyetel M. 12 x 1,25 Mild Steel Di beli
15. Bush Gerinda φ 26 x 22 Mild Steel Di buat
16. Pulley 2 φ 42 x 34 Mild Steel Di buat
3.5. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk proses pabrikasi mesin gerinda toolpost ini menggunakan beberapa peralatan dan mesin.
a. Peralatan mesin yang digunakan pada proses pabrikasi mesin gerinda toolpost sesuai dengan bentuk dan desainnya pada table 3.6.
Tabel 3.6 Mesin yang digunakan pada proses Pabrikasi
No Mesin Kegunaan
1. 2.
3.
4. 5.
Mesin Gergaji Mesin Bor
Mesin Sekraf
Mesin bubut Mesin gerinda
Memotong benda kerja awal pada bagian seluruh komponen mesin gerinda toolpost
Untuk membuat Lubang pada benda kerja, misalnya baut dudukan, baut bush pengarah, pelindung batu gerinda dan rumah poros
Memotong bentuk benda kerja pada komponen Dudukan1,
dudukan motor listrik, pelindung batu gerinda, batu gerinda dan rumah poros.
Membuat benda kerja rumah poros, poros, pelindung batu gerinda dan Bush pengarah
Melakukan pekerjaan finishing antara lain tempat dudukan bantalan pada poros dan bush pengarah
b. Peralatan pendukung yang digunakan pada proses pembuatan mesin gerinda toolpost meliputi perlengkapan mesin dan alat keselamatan kerja
(48)
Tabel 3.7 Peralatan yang dibutuhkan pada Proses Pabrikasi
No Peralatan Kegunaan
1. Sheetmat Alat ukur dimensi benda kerja
2. Micrometer Alat ukur dimensi benda kerja pada proses finishing
3. V. Blok Dudukan benda kerja pada proses pengukuran bentuk bulat 4. Paralel Alas (landasan) benda kerja pada saat pengikatan pada ragum 5. Kunci-kunci Pengikatan mesin gerinda, pengikatan mur pengunci pahat 6. Pahat, mata bor,
gergaji, senter drill
Alat potong benda kerja yang digunakan sesuai dengan kebutuhannya.
7. Kaca mata dan sarung tangan
Alat keselamatan kerja digunakan pada saat proses pembuatan
8. Format instrument data Mendata/mencatat besarnya getaran yang terjadi pada mesin gerinda toolpost
3.6. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dengan mengambil sampel sebanyak 12 buah bahan uji. Pelaksanaan pengujian dilakukan secara bertahap dengan mengambil data masukan dari pengujian getaran yang terjadi pada proses tanpa beban dan dengan menggunakan beban serta menguji respon kekasaran hasil penggerindaan.
3.7.Variabel yang diamati
Rancangan penelitian getaran adalah untuk menyelidiki getaran yang terjadi pada mesin gerinda toolpost pada mesin bubut konvensional ini dilakukan pengujian getaran. Hal ini dengan mengidentifikasi seberapa besarnya getaran yang terjadi pada saat tanpa menggunakan beban dan menggunakan beban.
Untuk menguji getaran yang terjadi dapat dilakukan menggunakan vibrometer analog VM-3314A, sehingga dalam pengolahan data dapat dianalisis dengan
(49)
menggunakan ketentuan besarnya getaran yang terjadi. Untuk mendapatkan data dan karakteristik getaran pada proses mesin gerinda toolpost bekerja ditentukan beberapa variabel yaitu putaran motor listrik, kedalaman pemakanan dan gerakan pemakanan.
1. Putaran mesin untuk proses pembubutan awal bahan uji (specimen) dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan :
1000 n d
Vc=π w sehingga
w d Vcx n
π 1000
= (3.1) Maka,
rpm
x x
n 332
24 14 , 3
1000 25
= =
2. Pada proses pembuatan finishing maka putaran 290 rpm (hal ini disesuaikan dengan data putaran pada mesin bubut konvensional)
Gambar 3.3 Bahan Uji Hasil Pembubutan pada Mesin Bubut Konvensional 3. Sedangkan putaran mesin bubut konvensional untuk penggerindaan bahan uji
ditetapkan dengan putaran 125 rpm dan dilaksanakan pada mesin Harrison M 300 pada Fakultas Teknik USU Medan
(50)
4. Putaran motor listrik mesin gerinda toolpost ditetapkan berdasarkan spesifikasi motor listrik, maka untuk mencapai kecepatan yang diharapkan dengan membuat perbandingan besar diameter Pulley1 dengan diameter
pulley2 sehingga putaran batu gerinda.
t
m n
pulley Diameter
pulley Diameter x
n =
2 1
. .
(3.2)
rpm rpm
x 2977.01 3000 42
116
1440 = =
5. Kedalaman pemakanan (a) pada penelitian ini ditetapkan berdasarkan proses kedalaman pemakanan sesuai sub bab 2.1.4 yaitu 0,01 s.d 0,07 mm dengan mengambil sampel kedalaman pemakanannya 0.01 mm, 0.03 mm, 0.05 mm dan 0.07 mm
6. Kecepatan gerak pemakanan dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan data mesin bubut dengan kecepatan gerak pemakanan 0.05 mm/min. Bahan uji hasil penggerindaan terlampir pada lampiran 4.
3.8. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
3.8.1. Pengukuran respon getaran
Untuk pengukuran respon getaran mesin gerinda toolpost dilakukan dengan tiga arah atau disesuaikan dengan arah gerakan mesin bubut konvensional, dengan posisi titik pengukurannya pada pelindung batu gerinda gambar 3.4.
(51)
Keterangan :
1. Arah gerakan horizontal = Hh 2. Arah pergerakan vertical = Hv 3. Arah pergerakan axial = Hx
Gambar 3.4 Posisi Titik Pengukuran Menggunakan Vibrometer
1. Teknik pengumpulan data getaran
Untuk pengumpulan data getaran dipersiapkan instrument pengumpulan data yang berisikan arah pengukuran, kedalaman pemakanan dan kecepatan pemakanan. Instrumen pengambilan data pengukuran getaran (displacement, velocity dan acceleration) proses penggerindaan tanpa menggunakan bahan uji dan menggunakan bahan uji.
2. Alat pengukuran getaran
Alat pengukuran getaran selama proses penggerindaan spesimen akan terdapat kecepatan dan percepatan, setiap titik pengukuran pada kondisi tanpa beban (tanpa bahan uji) dan menggunakan beban (dengan bahan uji), maka untuk
(52)
mengambil data dibutuhkan alat pengukur getaran (handy vibrometer Vm-3314A) data alat terlampir pada lampiran 2.
Untuk melakukan pengujian respon getaran maka ditetapkanlah titik pengukuran pada gambar 3.5.
Keterangan : 1.Bahan uji 2.Batu gerinda
3.Pelindung batu gerinda 4.Posisi vertical alat uji 5.Posisi Horizontal alat uji 6.Posisi Axial Alat uji
Gambar 3.5 Set Up Alat Pengujian Respon Getaran
3.8.2 Pengukuran respon kekasaran permukaan
Konfigurasi permukaan hasil proses penggerindaan adalah hal utama pada proses riset yang dilakukan untuk menetapkan bahwa mesin gerinda toolpost pada
(53)
mesin bubut konvensional dapat diproduksi. Untuk membuktikan berapa besarnya harga kekasaran permukaan datanya dikumpulkan pada instrumen, untuk mengukur kekasaran permukaan menggunakan alat Mitutoyo Surftest-402 (lampiran 3).
Untuk melakukan pengujian respon kekasaran permukaan ditetapkanlah titik pengukuran sesuai pada gambar 3.6
Keterangan :
1. Peraba 2. Baut Penyetel 3. Poros
4. Tombol on off
5. Tombol Set
6. Tombol Pengurangan 7. Tombol Penambahan
8. Motor Listrik 9. Dudukan 10. Dudukan 11. Blok V 12. Meja 13. Benda Uji
Gambar 3.6 Set Up Alat Pengujian Kekasaran Permukaan
Secara keseluruhan variabel yang diamati pada penelitian ini : 1. Putaran mesin gerinda toolpost
(54)
3. Kedalaman pemakanan dan kecepatan pemakanan 4. Gaya-gaya yang terjadi pada proses pemakanan
5. Respon getaran tanpa pemakanan, displacement, velocity, dan acceleration dengan masing-masing memiliki arah vertikal dan arah horisontal.
6. Respon getaran menggunakan nahan uji pada pengujian displacement, velocity dan acceleration dengan masing-masing memiliki arah axial, arah vertikal dan arah horisontal
7. Respon kekasaran permukaan yang dihasilkan dari penggerindaan bahan uji berdasarkan ketetapan putaran mesin gerinda toolpost 3000 rpm dan putaran mesin bubut konvensional 125 rpm dengan kecepatan pemakanan 0.05 mm, serta kedalaman pemakanan yang bervariasi antara : 0.01 mm, 0.03 mm, 0.05 mm dan 0.07 mm
(55)
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pendahuluan
Penelitian ini memodelkan bentuk fisis sistem pada analisa data untuk getaran tanpa menggunakan beban dan menggunakan beban (Ikhwansyah, 2004). Bahan yang digunakan pada pengujian menggunakan bahan mild steel sebagai bahan uji, menurut John A. Schey (1987), bahan mild steel sesuai pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Low Carbon Steel dengan Data Properties
Bahan Uji
Tensile Strength
MPa
Fatique Strength
MPa
Density Kg/m3
Hardness HB
Carbon Steel
Mild Steel 380 190 7800 110 0,15 C
Selanjutnya bahan uji tersebut dilakukan pengujian dengan menggunakan alat pengujian tarik (data terlampir pada lampiran 7)
Sistem yang digunakan dalam pengambilan data dari pengujian ini adalah menguji seberapa besar respon getaran mesin gerinda toolpost pada mesin bubut konvensional tanpa beban dan menggunakan beban dengan kedalaman pemakanan ditetapkan 0.01 mm, 0.03 mm, 0.05 mm dan 0.07 mm. Untuk mengetahui seberapa besar respon kekasaran permukaan benda uji, selanjutnya dilakukan dengan pengujian kekasaran permukaan surface roughness. Hal ini dilakukan untuk
(56)
memberikan informasi tentang hasil pengujian, bahwa desain dan pabrikasi mesin gerinda toolpost pada mesin bubut dapat diketahui secara teoritis.
Tabel 4.2 Capacity dan Identifikasi Data Mesin Gerinda Toolpost pada Mesin Bubut Konvensional
No Capacity Simbol Harga Satuan
1 Daya output P 0.25 – 0,1865 Hp & Kw
2 Putaran batu gerinda n1 3000 rpm
3 Putaran batu uji n2 125 rpm
4 Panjang Poros lw 140 mm
5 Diameter poros batu gerinda dp 18 mm
6 Diameter Pulley dp2 42 mm
7 Tebal pulley tp 14 mm
8 Kerapatan massa baja 7800 kg/m3
9 Modulus elastisitas geser G 200 x 109 N/m2
10 Diameter batu gerinda ds 90 mm
11 Lebar batu gerinda bs 10 mm
12 Kerapatan massa batu 7100 kg/m3
13 Kecepatan pemakanan f 0,05 mm/rev
14 Tebal beram ekivalen heq 0,266 m
15 Koefisien gesek interaksi 0,30
16 Konstanta potong untuk baja m 0,75
Untuk mencapai kecepatan yang diharapkan dengan membuat perbandingan besar diameter Pulley1 dengan diameter pulley2, maka putaran batu gerinda dapat
dihitung.
a. Putaran batu gerinda
1 2
1 n
Pulley Diameter
pulley Diameter x
(57)
Sehingga
rpm rpm
x 2977.01 3000 42
116
1440 = =
b. Kecepatan sudut (ϖ)
s rad x x n / 314 60 3000 14 , 3 2 60 1 2 = = = π ϖ
c. Kekakuan pegas torsional poros (kt) perlu diketahui terlebih dahulu Inersia polar penampang melintang poros (m4)
rad Nm x x L x G x d
kt p 14722,85 /
) 14 , 0 ( 32 ) 10 200 ( ) 018 , 0 ( 14 , 3 32 9 4 4 = = =π
d. Untuk menghitung massa momen Inersia (J0), maka massa untuk pulley.
3 5 2 2 2 10 94 , 1 4 ) 014 , 0 ( ) 042 , 0 ( 14 , 3
4 x m
x t
x d
Vp+π p p = = −
rad kgm x
x x
J 0,0008 /
8 ) 042 , 0 ( ) 7800 ( ) 10 94 , 1 ( 2 5
01= =
−
e. Torsi yang bekerja pada system (T) sistem dianggap mengalami torsi harmonik T(t) = T0sinϖt, yang diasumsikan bahwa torsi maksimum bekerja pada keadaan sinϖt=1
Nm x x x n P x
T 0,6
3000 2 ) 10 1865 , 0 ( 60 2 60 3 1
0= = =
π π
f. Frekuensi pribadi sistem (ϖn)
s rad
n 1516,72 /
0056 , 0 0008 , 0 85 , 14722 = + = ϖ
(58)
g. Amplitudo getaran torsional (A) adalah
(
)
(
)
(
14722,85(
0,008 0,0056)
314)
6 , 0 2 1 02 01 0 x x J J k T At − +
= + − = ϖ rad
A= 4,25.10−5
h. Gaya-gaya yang bekerja pada proses pemakanan batu gerinda dengan bahan uji adalah gaya yang bekerja, gaya tangensial dan gaya radial. Untuk menghitung gaya yang diperlukan adalah kecepatan putaran mesin gerinda
toolpost pada mesin bubut konvensional.
000 . 60 1 n x d x n s s π = ik m x x
ns 14,13 /det 000 . 60 3000 90 = =π
i. Gaya yang bekerja pada proses penggerindaan benda kerja
Gambar 4.1 Gaya-gaya yang terjadi
N n N F s mr = = N w Kw
F 13,198877
13 , 14 5 , 186 13 , 14 1865 , 0 = = =
(59)
maka N mm b
F
F 1,64985846 /
8 1988677 ,
13
1= = =
j. Gaya tangensial
m eq t F xh
F' = 1
mm N
F't=1,64985846(0,266)0,75 = /
mm N x
F't =1,64985846 0,370391=0,61109272 / k. Gaya radial yang bekerja
mm N h x F
Fn= 1 eqm= /
υ
mm N x
Fn 0,266 /
3 , 0 64985846 ,
1 0,75
= =
mm N x
Fn 0,370391 2,03697575 / 3
, 0 64985846 ,
1
= =
4.2. Pelaksanaan Pengukuran Respon Getaran Tanpa Beban
Pengujian respon getaran tanpa beban dilakukan untuk mengetahui seberapa besar respon getaran yang terjadi pada mesin gerinda toolpost pada saat tanpa beban. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan dengan respon pengujian getaran menggunakan beban.
(60)
4.3.Pengukuran Langsung Respon Getaran Tanpa Beban
Hasil Pengukuran getaran pada pelindung batu gerinda dengan kondisi putaran mesin gerinda toolpost 3000 rpm dan putaran mesin bubut konvensional 125 rpm, maka dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Pengukuran Respon Getaran Tanpa Beban
Displacement m Velocity m/s Acceleration m/s2
Pengujian
Hx Hv Hh Hx Hv Hh Hx Hv Hh
1 17.5 12.5 21.5 3.45 x 10-3
1.8 x 10-3
1.95 x 10-3
2.7 x 10-3
2.4 x 10-3
2.25 x 10-3
2 12.5 12.5 17.5 1.8 x 10-3
1.35 x 10-3
1.85 x 10-3
1.85 x 10-3
1.7 x 10-3
1.8 x 10-3
3 11.5 15 15.5 1.85 x 10-3
1.35 x 10-3
1.7 x 10-3
1.75 x 10-3
1.7 x 10-3
1.8 x 10-3
4 11 12.5 16 1.8 x 10-3
1.2 x 10-3
1.5 x 10-3
1.85 x 10-3
1.55 x 10-3
1.45 x 10-3
Jumlah
rata-rata 13.125 13.125 17.625 2.225 x 10
-3
1.425 x 10-3
1.75 x 10-3
2.3037 x 10-3
1.8375 x 10-3
1.83 x 10-3
Harga respon getaran pada table 4.3 adalah penjumlahan harga rata-rata yang di dapat dari pengukuran langsung displacement, velocity dan acceleration di bagi dengan jumlah pengujian.
Berdasarkan analisa perhitungan getaran di dapat berdasarkan :
t
A ϖ
θ= sin (2.11) t
A ϖ
θ&= cos (2.12)
t
A ϖ
ϖ
θ&&=− 2 sin (2.13)
Bila amplitude (A) dianggap sama berdasarkan analisa getaran :
dan A A A1= 2= 3
t t
t ϖ ϖ
θ ϖ ϖ θ ϖ θ . sin . ˆ . cos . .
sin = = 2
(61)
Sehingga t t ϖ ϖ ϖ θ θ cos . sin = & Maka θ θϖ ϖt=arctan & Aksial s rad x x x / 24 . 13 52 . 175 10 17552 . 0 10 125 , 13 10 3 , 2 3 3 6 = = = = = = − − θ θ ω &&
rad x x x x 0781 . 0 10 101 . 78 10 222 , 0 24 , 13 10 123 , 13 3 3 6 = = = = − − − θ θϖ ϖτ &
(62)
s 0058 . 0 0781 , 0 24 , 13 = = = τ τ θϖ θ ϖ &
(
)
m x x x x Sin x Sin A 4 6 6 6 10 71 , 1 10 09 , 1714 07071 , 0 10 125 , 13 0058 , 0 24 , 13 10 125 , 13 − − − − = = = = = ϖτ θ Vertikal s rad x x x / 83 , 11 140 10 14 . 0 10 125 , 13 10 837 , 1 3 6 3 = = = = = −− θ θ ω &&(63)
rad x x x x x x 1089 , 0 10 96 , 108 10 425 . 1 10 268 . 155 10 425 . 1 83 . 11 10 125 , 13 3 3 6 3 6 = = = = = − − − − − θ θϖ ϖτ & s 009 . 0 01089 . 0 83 . 11 = = = τ τ θ θϖ ϖτ &
(
)
m x x x x Sin x Sin A 4 6 6 6 10 23 , 1 10 508 . 123 106268 , 0 10 125 , 13 0009 , 0 83 . 11 10 125 , 13 − − − − = = = = = ϖτ θ(64)
Horisontal s rad x x x / 17 , 10 8 . 103 10 1038 . 0 10 625 . 17 10 83 , 1 3 6 3 = = = = = −− θ θ ω &&
rad x x x x x x 102527 , 0 10 527 . 102 10 75 . 1 10 4225 . 179 10 75 . 1 18 . 10 10 625 . 17 3 3 6 3 6 = = = = = − − − − − θ θϖ ϖτ & s 01 , 0 1024 . 0 17 . 10 = = = τ τ θ θϖ ϖτ &
(65)
(
)
m x x x x Sin x Sin A 4 6 6 6 10 73 , 1 10 61 . 173 10152 , 0 10 625 . 17 01 , 0 17 . 10 10 625 . 17 − − − − = = = = = ϖτ θTabel 4.4 Analisa Perhitungan Tanpa Pemakanan
Arah Axial Vertikal Horisontal
(rad/s) 13,24 11,83 10,17 t (rad) 0,0781 0,1089 0,1024 T (s) 0.0058 0.009 0.01 A (m) 1,7 x 10-4 1,23 x 10-4 1,73 x 10-4
Dari hasil pengukuran di dapat bahwa untuk posisi pengukuran displacement pada posisi titik tertinggi respon getaran terdapat pada pengukuran 1 arah horisontal dengan harga 21,5 m, dan posisi titik terendah pada pengukuran 4 arah axial dengan harga 11 m.
Untuk hasil pengukuran velocity di dapat respon pengukuran tertinggi pada arah axial dengan harga 3.42 x 10-3 m/s, dan terendah terdapat pada pengukuran arah
vertikal pada pengukuran 4 dengan harga 1.2 x 10-3 m/s. Selanjutnya hasil
(66)
arah axial dengan harga 2.7 x 10-3 m/s. dan terendah pada pengukuran 4 arah
horisontal dengan harga 1.42 x 10-3 m/s.
a. Respon getaran pada pengukuran displacement
Gambar 4.2 Respon Getaran pada Pengukuran Displacement
Respon getaran pada pengukuran displacement yang terjadi pada mesin gerinda toolpost dengan kondisi relatif konstan terhadap waktu dengan posisi pengukuran arah axial, arah vertikal, dan arah horisontal.
b. Respon getaran pada pengukuran velocity
(67)
Respon getaran pada pengukuran velocity yang terjadi pada mesin gerinda
toolpost dengan kondisi relatif konstan terhadap waktu dengan posisi
pengukuran arah axial, arah vertikal, dan arah horisontal. c. Respon getaran pada pengukuran acceleration
Gambar 4.4 Respon Getaran pada Pengukuran Acceleration
Respon getaran pada pengukuran acceleration yang terjadi pada mesin gerinda toolpost dengan kondisi relatif konstan sedikit mengarah penurunan terhadap waktu dengan posisi pengukuran arah axial, arah vertikal dan arah horisontal.
4.4. Pengukuran Langsung Respon Getaran dengan Menggunakan Beban.
Pengukuran langsung respon getaran dilakukan dengan kondisi mesin gerinda
toolpost sedang melakukan proses penggerindaan bahan uji, dari data hasil pengujian
akan di dapat dari skala vibrometer analog yang kemudian di catat pada instrument pengumpulan data, pelaksanaan pengujian getaran sesuai gambar 4.5.
(68)
1. Siapkan alat dan bahan untuk pengujian getaran
3. Lakukan pengaturan dudukan mesin gerinda toolpost pada mesin bubut
7. Lakukan tabulasi data pengukuran getaran pada instrumen data
6. Lakukan pengukuran respon getaran menggunakan Vibrometer analog 3314 A
5. Lakukan pengukuran dimensi bahan uji menggunakan alat ukur
micrometer
4. Lakukan pemakanan awal dengan kedalaman pemakanan yang ditetapkan (0,01; 0,03; 0,05; 0,07 mm) dengan 3 kali secara berulang-ulang
2. Lakukan uji jalan mesin
bubut konvensional, pengaturan kecepatan, kecepatan potong dan kedalaman pemakanan
Keterangan :Pada langkah 4 dari gambar 4.5 bahwa penggerindaan dan pengukuran respon getaran dilakukan secara bertahap sesuai dengan kedalaman pemakanan
(69)
4.4.1. Pengukuran respon getaran pada kondisi putaran mesin gerinda toolpost 3000 rpm, putaran mesin bubut konvensional 125 rpm dan kecepatan potong 0,05 mm/rev serta kedalaman pemakanan 0,01 mm.
Tabel 4.5 Pengukuran Reson Getaran dengan kedalaman Pemakanan 0,01 mm Displacement m Velocity m/s Acceleration m/s2 Time
Hx Hv Hh Hx Hv Hh Hx Hv Hh
1 17.5 22.5 18.5 3 x10-3
8 x 10-3
4.35 x 10-3
3.15 x 10-3
3.45 x 10-3
2.55 x 10-3
2 16 20 15 3 x 10-3 8 x 10-3 3.3 x 10-3 2.85 x 10-3 3.15 x 10-3 3 x 10-3
3 15.5 18 16 2.55 x 10-3
6 x 10-3
3.3 x 10-3
2.55 x 10-3
2.7 x 10-3
2.85 x 10-3
4 14 14.5 12.5 2.85 x 10-3
4.65 x 10-3
3.15 x 10-3
3.9 x 10-3
4.05 x 10-3
3.6 x 10-3
5 14 15.5 17 3.3 x 10-3
5.1 x 10-3
2.7 x 10-3
2.7 x 10-3
.3 x 10-3
3.15 x 10-3
6 13 22.5 14.5 3.6 x 10-3
3.45 x 10-3
1.95 x 10-3
2.63 x 10-3
2.85 x 10-3
2.55 x 10-3
7 13.5 18 17 4.35 x 10-3 2.7 x 10-3 2.7 x 10-3 2.25 x 10-3 2.55 x 10-3 2.25 x 10-3
a. Respon getaran pada pengukuran displacement dengan kedalaman pemakanan 0,01 mm
Gambar 4.6 Respon Getaran pada Pengukuran Displacement
Pengukuran langsung respon getaran displacement pada arah axial di dapat pengukuran maksimum pada titik 1 dengan harga 17,5 m dan pengukuran
(70)
minimum terdapat pada titik 6 dengan harga 13 m, maka selisihnya adalah 4,5 m. Dan pengukuran arah vertikal di dapat pengukuran maksimum pada titik 1 dengan harga 22,5 m dan pengukuran minimum terdapat pada titik 4 dengan harga 14,5 m, maka selisihnya 8,0 m. Selanjutnya pengukuran arah horisontal di dapat pengukuran maksimum pada titik 1 dengan harga 18,5 m, dan pengukuran minimum terdapat pada titik 4 dengan harga 12,5 m, maka selisihnya 6,0 m.
Respon getaran pada pengukuran displacement yang terjadi pada mesin gerinda toolpost dengan kondisi relatif konstan terhadap waktu dengan posisi pengukuran arah axial, arah vertikal dan arah horisontal.
b. Respon getaran pada pengukuran velocity dengan kedalaman pemakanan 0,01 mm, maka dapat di lihat pada gambar 4.7
Gambar 4.7 Respon Getaran pada Pengukuran Velocity
Pengukuran langsung respon getaran velocity pada arah axial di dapat pengukuran maksimum pada titik 7 dengan harga 4.35 x 10-3 m/s, dan
(71)
selisihnya 1.8 x 10-3 m/s. Pada arah vertikal di dapat pengukuran maksimum
pada titik 1 dengan harga 8 x 10-3 m/s, dan pengukuran minimum terdapat
pada titik 7 dengan harga 2.7 x 10-3 m/s, maka selisihnya 5.3 x 10-3 m/s.
Selanjutnya pengukuran arah horisontal di dapat pada titik 1 dengan harga maksimum 4.35 x 10-3 m/s, dan pengukuran minimum terdapat pada titik 4
dengan harga 1.95 x 10-3 m/s, maka selisihnya 2.4 x 10-3 m/s.
Respon getaran pengukuran velocity yang terjadi pada mesin gerinda toolpost dengan kondisi relatif konstan terhadap waktu dengan posisi arah axial, arah vertikal sedikit mengarah penurunan dan arah horisontal konstan.
c. Respon getaran pada pengukuran acceleration dengan kedalaman pemakanan 0,01 mm
Gambar 4.8 Respon Getaran pada Pengukuran Acceleration
Pengukuran langsung respon getaran acceleration pada arah axial di dapat pengukuran maksimum pada titik 4 dengan harga 3.9 x 10-3 m/s2, dan
pengukuran minimum terdapat pada titik 7 dengan harga 2.55 x 10-3 m/s2,
(72)
pada titik 4 dengan harga 4.05 x 10-3 m/s2, dan pengukuran minimum terdapat
pada titik 7 dengan harga 2.55 x 10-3 m/s2, maka selisihnya 1.50 x 10-3 m/s2.
Selanjutnya pengukuran arah horisontal di dapat pada titik 4 dengan harga maksimum 3.6 x 10-3 m/s2, dan pengukuran minimum terdapat pada titik 7
dengan harga 2.25 x 10-3 m/s2, maka selisihnya 1.35 x 10-3 m/s2.
Respon getaran pada pengukuran acceleration yang terjadi pada mesin gerinda toolpost dengan kondisi relatif konstan terhadap waktu dengan posisi arah axial, arah vertikal dan arah horisontal.
4.4.2. Pengukuran respon getaran pada kondisi putaran mesin gerinda toolpost 3000 rpm, putaran mesin bubut konvensional 125 rpm, dan kecepatan potong 0,05 mm/rev, serta kedalaman pemakanan 0,03 mm
Tabel 4.6 Pengukuran Respon Getaran dengan Kedalaman Pemakanan 0,03 mm Displacement m Velocity m/s Acceleration m/s2 Time
Hx Hv Hh Hx Hv Hh Hx Hv Hh
1 18.5 24 22.5 4.65 x10-3
8.5 x 10-3
5.25 x 10-3
3.3 x 10-3
3.15 x 10-3
3 x 10-3
2 16 22.5 22.5 4.5 x 10-3
8 x 10-3
5.55 x 10-3
3.3 x 10-3
3.3 x 10-3
2.55 x 10-3
3 17 21 19.5 2.55 x 10-3
7.5 x 10-3
5.25 x 10-3
3 x 10-3
3 x 10-3
2.25 x 10-3
4 15.5 21 18 2.85 x 10-3 8 x 10-3 4.8 x 10-3 2.55 x 10-3 4.05 x 10-3 3.75 x 10-3
5 14.5 18 18 3.x 10-3
7.5 x 10-3
4.5 x 10-3
2.85 x 10-3
.3.15 x 10-3
3.3 x 10-3
6 14.5 16.5 16.5 3.75 x 10-3 7.5 x 10-3 4.05 x 10-3 2.25 x 10-3 2.85 x 10-3 2.4 x 10-3
7 14 16.5 18 4.35 x 10-3
6.5 x 10-3
3.75 x 10-3
2.4 x 10-3
2.7 x 10-3
2.25 x 10-3
a. Respon getaran pada pengukuran displacement dengan kedalaman pemakanan 0,03 mm
(73)
Gambar 4.9 Respon Getaran pada Pengukuran Displacement
Pengukuran langsung respon getaran displacement pada arah axial di dapat pengukuran maksimum pada titik 3 dengan harga 17 m dan pengukuran minimum terdapat pada titik 7 dengan harga 14 m, maka selisihnya adalah 43,0 m. Pada pengukuran arah vertikal di dapat pengukuran maksimum pada titik 1 dengan harga 22,5 m dan pengukuran minimum terdapat pada titik 4 dengan harga 16,5 m, maka selisihnya 6,0 m. Selanjutnya pengukuran arah horisontal di dapat pengukuran maksimum pada titik 1 dengan harga 22,5 m, dan pengukuran minimum terdapat pada titik 6 dengan harga 16,5 m, maka selisihnya 6,0 m.
Respon getaran pada pengukuran displacement yang terjadi pada mesin gerinda toolpost dengan kondisi relatif konstan terhadap waktu dengan posisi pengukuran arah axial, arah vertikal dan arah horisontal.
b. Respon getaran pada pengukuran velocity dengan kedalaman pemakanan 3,0 mm
(74)
Gambar 4.10 Respon Getaran pada Pengukuran Velocity
Pengukuran langsung respon getaran velocity pada arah axial di dapat pengukuran maksimum pada titik 1 dengan harga 4.65 x 10-3 m/s, dan
pengkuran minimum terdapat pada titik 5 dengan harga 3 x 10-3 m/s, maka
selisihnya 1.65 x 10-3 m/s. Pada pengukuran arah vertikal di dapat
pengukuran maksimum pada titik 1 dengan harga 8.5 x 10-3 m/s, dan
pengukuran minimum terdapat pada titik 7 dengan harga 6.5 x 10-3 m/s, maka
selisihnya 2 x 10-3 m/s. Selanjutnya pengukuran arah horisontal di dapat
pengukuran maksimum pada titik 2 dengan harga 5.55 x 10-3 m/s, dan
pengukuran minimum terdapat pada titik 7 dengan harga 6.5 x 10-3 m/s, maka
selisihnya 9.5 x 10-3 m/s.
Respon getaran pengukuran velocity yang terjadi pada mesin gerinda toolpost dengan kondisi relatif konstan terhadap waktu dengan posisi arah axial, arah vertikal sedikit terbuka dan arah horisontal.
c. Respon getaran pada pengukuran acceleration dengan kedalaman pemakanan 0,03 mm
(75)
Gambar 4.11 Respon Getaran pada Pengukuran Acceleration
Pengukuran langsung respon getaran acceleration pada arah axial di dapat pengukuran maksimum pada titik 1 dengan harga 3.3 x 10-3 m/s2, dan
pengukuran minimum terdapat pada titik 6 dengan harga 2.55 x 10-3 m/s2,
maka selisihnya 1.05 x 10-3 m/s2. Pada pengukuran arah vertikal di dapat
pengukuran maksimum pada titik 4 dengan harga 4.05 x 10-3 m/s2, dan
pengukuran minimum terdapat pada titik 7 dengan harga 2.7 x 10-3 m/s2, maka
selisihnya 1.35 x 10-3 m/s2. Selanjutnya pengukuran arah horisontal di dapat
pengukuran maksimum pada titik 4 dengan harga 3.75 x 10-3 m/s2, dan
pengukuran minimum terdapat pada titik 7 dengan harga 2.25 x 10-3 m/s2,
maka selisihnya 1.50 x 10-3 m/s2.
Respon getaran pada pengukuran acceleration yang terjadi pada mesin gerinda toolpost dengan kondisi relatif konstan terhadap waktu dengan posisi arah axial, arah vertikal dan arah horisontal.
4.4.3. Pengukuran respon getaran pada kondisi putaran mesin gerinda toolpost 3000 rpm, putaran mesin bubut konvensional 125 rpm, dan kecepatan potong 0,05 mm/rev, serta kedalaman pemakanan 0,05 mm
(76)
Tabel 4.7 Pengukuran Respon Getaran dengan Kedalaman Pemakanan 0,05 mm Displacement m Velocity m/s Acceleration m/s2 Time
Hx Hv Hh Hx Hv Hh Hx Hv Hh
1 19.5 25.5 24 4.5 x10-3
8 x 10-3
5.4 x 10-3
3.45 x 10-3
3.3 x 10-3
3.15 x 10-3
2 18.5 25.5 24 4.35 x 10-3
7.5 x 10-3
5.25 x 10-3
3.3 x 10-3
3.15 x 10-3
2.85 x 10-3
3 18.5 22.5 19.5 2.55 x 10-3
7.5 x 10-3
5.1 x 10-3
3 x 10-3
3.3 x 10-3
2.7 x 10-3
4 15.5 19.5 21 2.7 x 10-3
8 x 10-3
4.95 x 10-3
3.75 x 10-3
4.05 x 10-3
3.9 x 10-3
5 15 18 16.5 2.85 x 10-3
7.5 x 10-3
3.75 x 10-3
3 x 10-3
.3.3 x 10-3
3.15 x 10-3
6 14.5 18 16.5 3.75 x 10-3
7.5 x 10-3
3.6 x 10-3
2.4 x 10-3
3 x 10-3
2.55 x 10-3
7 15 16.5 19.5 3.6 x 10-3
6.5 x 10-3
3.45 x 10-3
2.85 x 10-3
2.85 x 10-3
2.4 x 10-3
a. Respon getaran pada pengukuran displacement dengan kedalaman pemakanan 0,05 mm
Gambar 4.12 Respon Getaran pada Pengukuran Displacement
Pengukuran langsung respon getaran displacement pada arah axial di dapat pengukuran maksimum pada titik 1 dengan harga 19.5 m dan pengukuran minimum terdapat pada titik 6 dengan harga 14.5 m, maka selisihnya adalah 5.0 m. Pada pengukuran arah vertikal di dapat pengukuran maksimum pada titik 1 dengan harga 22,5 m dan pengukuran minimum terdapat pada titik 7 dengan harga 16,5 m, maka selisihnya 9,0 m. Selanjutnya pengukuran arah
(77)
horisontal di dapat pengukuran maksimum pada titik 1 dengan harga 24 m, dan pengukuran minimum terdapat pada titik 6 dengan harga 16,5 m, maka selisihnya 7.5 m.
Respon getaran pada pengukuran displacement yang terjadi pada mesin gerinda toolpost dengan kondisi relatif konstan terhadap waktu dengan posisi pengukuran arah axial, arah vertikal dan arah horisontal secara bersamaan mengarah turun.
b. Respon getaran pada pengukuran velocity dengan kedalaman pemakanan 0.05 mm
Gambar 4.13 Respon Getaran pada Pengukuran Velocity
Pengukuran langsung respon getaran velocity pada arah axial di dapat pengukuran maksimum pada titik 1 dengan harga 4.5 x 10-3 m/s, dan
pengkuran minimum terdapat pada titik 3 dengan harga 2.25 x 10-3 m/s, maka
selisihnya 1.95 x 10-3 m/s. Dan pengukuran arah vertikal di dapat pengukuran
maksimum pada titik 1 dengan harga 8 x 10-3 m/s, dan pengukuran minimum
terdapat pada titik 7 dengan harga 6.5 x 10-3 m/s, maka selisihnya 1.5 x 10-3
(78)
pada titik 1 dengan harga 8 x 10-3 m/s, dan pengukuran minimum terdapat
pada titik 7 dengan harga 6.5 x 10-3 m/s, maka selisihnya 1.5 x 10-3 m/s.
Respon getaran pengukuran velocity yang terjadi pada mesin gerinda toolpost dengan kondisi relatif konstan terhadap waktu dengan posisi arah axial, arah vertikal sedikit ada perbedaan mengarah lebih terbuka (lebih besar) dan arah horisontal.
c. Respon getaran pada pengukuran acceleration dengan kedalaman pemakanan 0,05 mm
Gambar 4.14 Respon Getaran pada Pengukuran Acceleration
Pengukuran langsung respon getaran acceleration pada arah axial di dapat pengukuran maksimum pada titik 4 dengan harga 3.75 x 10-3 m/s2, dan
pengukuran minimum terdapat pada titik 6 dengan harga 2.4 x 10-3 m/s2, maka
selisihnya 1.35 x 10-3 m/s2. Pada pengukuran arah vertikal di dapat
pengukuran maksimum pada titik 4 dengan harga 4.05 x 10-3 m/s2, dan
pengukuran minimum terdapat pada titik 7 dengan harga 2.85 x 10-3 m/s2,
(1)
Lampiran 11
Dengan Beban
Arah
Tanpa
Beban
0,01 mm
0,03 mm
0,05 mm
0,07 mm
Rata -rata
Hx 13.125 m 15 15.714 16.643 17.321 16.1695 Hv 13.125 19 20.1428 20.7857 21.485 20.353375
Dis
p
lacem
ent
m
Hh 17.625 15.785 19.286 20.143 21.643 19.21425 Hx 2.225 x 10-3 3.185x10-3 3.664x10-3 3.471x10-3 4.228x10-3 3.637x10-3
Hv
1.425 x 10-3 5.414x10-3 7.642x10-3 7.5 x 10-3 7.657x10-3 7.05325x10-3Velo cit y m /s
Hh
1.75 x 10-3 3.064x10-3 4.735x10-3 4.5 x 10-3 4.67x10-3 4.24225x10-3Hx
2.3037x10-3 2.904x10-3 2.807x10-3 3.107x10-3 3.192x10-3 3.0025x10-3Hv
1.8375x10-3 3.107x10-3 3.171x10-3 3.271x10-3 3.407x10-3 3.239x10-3Acceleration
m
/s
2
Hh
1.825x10-3 3.3 x 10-3 2.785x10-3 2.957x10-3 2.907x10-3 2.98725x10-3Data hubungan respon setara hasil pengujian tanpa beban dan dengan
menggunakan beban
(2)
Lampiran 12
Data Teknik Desain dan Pabrikasi Mesin Gerinda Toolpost
No Uraian Spesifikasi Standard
1 Motor Listrik Type = 7104 Spec. MQ/JB 165-80 Output = ¼ HPVolts = 110/220 Hz = 50/60 Amp = (50 Hz) 5,5/2,6 dan (60Hz) 4,6/2,3 rpm = 1440/1730
Industri 2 Bahan Komponen
pendukung mesin gerinda toolpost
Mild Steel Industri
3 Berat mesin gerinda toolpost
10 kg 4 Kemampuan mesin
pada proses pengerjaan
penggerindaan
Disesuaikan dengan panjang bed mesin bubut komvensional
Standard Mesin 5 Mesin gerinda
toolpost telah diuji getaran
Untuk arah axial berada diantara 15 m sampai dengan 17,3214 m pada arah Vertkal berada pada 19 m sampai dengan 21,4285 m dan pada arah horisontal berada pada 15,785 m sampai dengan 21,6428 m
Vibration
6 Kemampuan menggerinda permukaan
Harga kekasaran : minimum Ra. 0,529 m dan
nilai harga maksimum Ra. 0,757 m N5 7 Batu Gerinda Gid size 60 Diameter batu gerinda 90 mm Tebal
10 mm Industri
8 Rasio putaran
mesin 91,13 Standard
9 Putaran mesin bubut konvensional 125 rpm
Standard Pengerindaan 10 Putaran mesin
gerinda toolpost 3000 rpm
Standard Pengerindaan 11 Kecepatan
pemakanan mesin 0.05 mm/mnt
Standard mesin 12 Variasi kedalaman
pemakanan 0.01 mm, 0.03 mm, 0.05 mm, 0.07 mm
Standard Pengerindaan 13 Besar Amplitude
2,34 x 10-4 s.d 3,19 x 10-4 Standard Perhitungan 14 Produksi
150 mm / 12 menit Standard Pengerindaan
(3)
Lampiran 13
No Komponen
Gambar
Perhitungan
1
Bantalan
(SKF 6202)
2
Poros dan
(4)
3
Mur pengunci
Batu gerinda
4
Baut dan Mur
(5)
5
Ulir Handle
Toolpost
6
Pully 1 dan
(6)