Ciri-Ciri Cerita Pendek Cerita Pendek
44
2 Tokoh Protagonis dan Antagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang mendapat empati pembaca. Sementara tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya
konflik. 3
Tokoh Statis dan Tokoh Dinamis Tokoh statis adalah tokoh yang memiliki sifat dan watak yang tetap, tak
berkembang sejak awal hingga akhir cerita, adapun tokoh dinamis adalah tokoh yang mengalami perkembangan watak sejalan dengan plot yang
diceritakan. 2.
Alur dan Pengaluran Alur adalah rangkaian peristiwa yang saling berkaitan karena hubungan sebab
akibat Suyanto, 2012: 50. Sementara itu, jika dari susunannya atau urutannya terdapat alur maju dan alur mundur Sutoto, 1989: 91. Alur maju
adalah alur yang susunannya mulai dari peristiwa pertama, peristiwa kedua, ketiga, keempat dan seterusnya sampai cerita itu berakhir. Alur mundur
adalah alur yang susunannya dimulai dari peristiwa terakhir kemudian kembali pada peristiwa pertama, peristiwa kedua dan seterunya sampai
kembali lagi pada peristiwa terakhir tadi. Alur yang ada pada cerita pendek yankni alur tunggal. Alur tunggal adalah alur alur yang hanya terjadi pada
sebuah cerita yang memiliki sebuah jalan cerita saja. Ini yang terjadi ciri khas dari sebuah cerita pendek.
45
3. Latar
Penggambaran dari setiap peristiwa yang terjadi pada cerita pendek tidak terlepas dari latar yang mendukungnya. Melalui latar yang digambarkan
dalam cerita pendek, dapat diketahui bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Menurut Abrams dalam Suyanto 2012: 50, latar adalah tempat, hubungan
waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Latar dalam cerita pendek diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu, 1 latar tempat, yaitu latar yang merupakan lokasi tempat terjadinya peristiwa cerita,
misalnya rumah, kantor, gedung, dan lain-lain, 2 latar waktu, yaitu latar yang berhubungan denagn saat terjadinya peristiwa cerita, apakah berupa
penanggalan, penyebutan peristiwa sejarah, penggambaran situasi pagi, siang, malam, dan lain-lain, dan 3 latar sosial, yaitu keadaan yang berupa adat
istiadat, budaya, nilai-nilai atau norma, dan sejenisnya yang ada di tempat peristiwa cerita.
4. Gaya Bahasa Style
Dalam menyampaikan sebuah cerita, pengarang tentu memiliki gaya bahasa style masing-masing. Gaya bahasa style adalah cara mengungkapkan
bahasa seorang pengarang untuk mencapai efek estetis dan kekuatan daya ungkap Suyanto, 2012: 50. Untuk mencapai hal tersebut, pengarang
memberdayagunakan unsur-unsur style
tersebut, yaitu dengan diksi pemilihan kata, pencitraan penggambaran sesuatu yang seolah-olah dapat