Uji Korelasi Kemampuan Kerja Dan Kemampuan Kognitif

98 Berikut ditampilkan grafik skor kemampuan kognitif berdasarkan umur para karyawan: Gambar 4.10. Skor Kemampuan Kognitif Berdasarkan Usia

4.2.3. Uji Korelasi Kemampuan Kerja Dan Kemampuan Kognitif

Uji korelasi antara kemampuan kerja dengan kemampuan kognitif dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang saling berkaitan antara kemampuan kerja seorang karyawan dengan kemampuan kognitifnya. Berikut uji korelasi antara kemampuan kerja dan kemampuan kognitif karyawan. Diketahui hipotesis statistik: H : = 0 , artinya tidak terdapat hubungan antara kemampuan kerja dengan kemampuan kognitif karyawan. H 1 : ≠ 0 , artinya terdapat hubungan antara kemampuan kerja dengan kemampuan kognitif karyawan. Adapun taraf kemaknaan α level of significance α, yaitu α = 5. Dan untuk kriteria uji statistik yang dipakai adalah: H ditolak jika t hitung t tabel . Dimana: t hitung = r 2 r 1 2 N − − 99 Keterangan: t hitung = distribusi student N = number of case r = koefisien korelasi Tabel 4.57. Uji Korelasi Kemampuan Kerja Dan Kemampuan Kognitif Kemampuan_kerja Kemampuan_kognitif Kemampuan_kerja Pearson Correlation 1 .600 Sig. 2-tailed .018 N 15 15 Kemampuan_kognitif Pearson Correlation .600 1 Sig. 2-tailed .018 N 15 15 . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Maka untuk : t hitung = r 2 r 1 2 N − − = 0.600 2 600 . 1 2 15 − − = 2.70 t tabel = t α, db=n-2 = t 0.05;13 = 1.771 = 1.77 Berdasarkan hasil perhitungan kriteria penolakan diperoleh bahwa nilai t hitung dari nilai t tabel , yakni : 2.70 1.77, H ditolak yang artinya terdapat hubungan antara kemampuan kerja dengan kemampuan kognitif karyawan. Untuk pengujian signifikansi dalam SPSS digunakan kriteria sebagai berikut: • Jika angka signifikansi hasil riset nilai 0.05, H ditolak yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel. • Jika angka signifikansi hasil riset nilai 0.05, H diterima yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS diatas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.018 untuk hubungan kemampuan kerja dan kemampuan kognitif. Karena nilai 0.018 0.05 maka H ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan kerja dan kemampuan kognitif karyawan. 100

Bab 5 Analisis

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan memberikan dua buah kuesioner kepada responden karyawan. Kuesioner yang pertama yaitu merupakan kuesioner Work Ability Index dimana kuesioner ini digunakan untuk mengetahui kemampuan kerja karyawan yang di dalamnya terdapat tujuh buah item pertanyaan yang berhubungan dengan: 1. Kemampuan tenaga kerja pada saat dia bekerja dibandingkan dengan kemampuan pada saat dia bekerja pada saat yang paling baik. 2. Hubungan antara kemampuan bekerja dengan tuntutan dari pekerjaannya. 3. Diagnosa penyakit yang pernah dialami oleh tenaga kerja. 4. Perkiraan berkurangnya kemampuan bekerja yang diakibatkan berbagi penyakit yang muncul. 5. Mengidentifikasi cuti sakit tenaga kerja selama satu tahun terakhir. 6. Harapan kemampuan bekerja untuk dua tahun kedepan. 7. Sumber daya mental tenaga kerja tersebut. Kemudian kuesioner yang kedua merupakan kuesioner yang digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif karyawan. Dalam kuesioner ini terdapat tiga jenis variabel yang digunakan peneliti untuk mengukur tingkat kemampuan kofnitif dari para responden, diantaranya: 1. Kemampuan verbal Tes kemampuan verbal merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa yang dimiliki oleh seseorang, baik secara lisan maupun tulisan serta untuk mengukur sejauh mana seseorang memahami hal-hal yang dibicarakan. Inteligensi seseorang sangat berkaitan erat dengan kemampuan verbal. Semakin banyak informasi yang diketahui, semakin tinggi inteligensi, wawasan dan pengetahuan orang tersebut.