103
rater1 rater2 Crosstabulation
Count rater2
1.00 2.00
Total rater1
1.00 2
2 2.00
4 4
Total 2
4 6
Symmetric Measures
Value Asymp. Std.
Error
a
Approx. T
b
Approx. Sig. Measure of Agreement
Kappa 1.000
.000 2.449
.014 N of Valid Cases
6 a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Tabel 3.22
menunjukkan reliabilitas antar rater yaitu K = 1.000 dengan kategori sangat baik. Asymp Std. Error menunjukkan kesalahan pengukuran terstandard,
semakin kecil besarnya koefisien ini, semakin reliabel hasil pengukuran yang dihasilkan.
Tabel 3.23 Nilai koefisien kappa untuk instrument kemenarikan kelompok kecil
Case Processing Summary
Cases Valid
Missing Total
N Percent
N Percent
N Percent
rater1 rater2 14
100.0 .0
14 100.0
104
rater1 rater2 Crosstabulation
Count rater2
1.00 2.00
Total rater1
1.00 2
1 3
2.00 11
11 Total
2 12
14
Symmetric Measures
Value Asymp. Std.
Error
a
Approx. T
b
Approx. Sig. Measure of Agreement
Kappa .759
.226 2.925
.003 N of Valid Cases
14 a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Tabel 3.23 menunjukkan reliabilitas antar rater yaitu K = 0,759 dengan kategori
baik. Asymp Std. Error menunjukkan kesalahan pengukuran terstandard, semakin kecil besarnya koefisien ini, semakin reliabel hasil pengukuran yang dihasilkan.
Tabel 3.24 Nilai koefisien kappa untuk instrument kemenarikan kelompok besar
Case Processing Summary
Cases Valid
Missing Total
N Percent
N Percent
N Percent
rater1 rater2 20
100.0 .0
20 100.0
105
rater1 rater2 Crosstabulation
Count rater2
1.00 2.00
Total rater1
1.00 2
2 2.00
1 17
18 Total
3 17
20
Symmetric Measures
Value Asymp. Std.
Error
a
Approx. T
b
Approx. Sig. Measure of Agreement
Kappa .773
.216 3.549
.000 N of Valid Cases
20 a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Tabel 3.24 menunjukkan reliabilitas antar rater yaitu K = 0,773 dengan kategori
baik. Asymp Std. Error menunjukkan kesalahan pengukuran terstandard, semakin kecil besarnya koefisien ini, semakin reliabel hasil pengukuran yang dihasilkan.
3.10 Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis secara
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisa data hasil analisis kebutuhan sedangkan analisis kuantitatif digunakan
untuk menganalisa data hasil pretest dan postest.
106 Kriteria pengujian yang digunakan adalah :
Hipotesis H
: Hasil belajar anak menggunakan multimedia tutorial interaktif lebih
kecil atau sama dengan pembelajaran menggunakan media presentasi
H
1
: Hasil belajar anak menggunakan multimedia tutorial interaktif
lebih besar daripada pembelajaran menggunakan media presentasi
V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkanpembahasanhasilpenelitian, penelitimenyimpulkanbahwa: 1 Ketersediaan sarana dan prasarana SMP Negeri 4 Gedongtataan, SMP
Negeri Gedongtataan, maupun SMP Negeri 2 Gedongtataan yang memadai, kemampuan prasyarat yang telah dimiliki siswa untuk
menjalankan tutorial interaktif serta belum tersedianya tutorial interaktif yang sesuai dengan karakteristik siswa memungkinkan
dikembangkannya tutorial interaktif software Microsoft Word 2007. 2 Pengembangan tutorial interaktif software Microsoft Word 2007 terdiri
dari 5 lima langkah utama, yaitu analisis kebutuhan, desain pembelajaran, desain dan pengembangan media, uji coba dan revisi,
serta produk final. Langkah-langkah penelitian merupakan adaptasi dari prosedur penelitian dan Pengembangan Borg and Gall. Desain
pembelajaran menggunakan model pengembangan pembelajaran Dick and Carey, dan desain dan pengembangan media menggunakan model
Roblyer and Doering 3 Tutorial interaktifi efektif meningkatkan prestasi belajar siswa lebih
tinggi dibandingkan media presentasi, dibuktikan dengan hasil pretest dan posttest. Pada SMP Negeri 4 Gedongtataan, pada kelas eksperimen
155
jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM 70 berjumlah 33 siswa atau 86,84, sedangkan pada kelas kontrol adalah
27 siswa atau 71,05. Pada SMP Negeri 2 Gedongtataan, pada kelas eksperimen jumlah siswa yang mencapai KKM 70 berjumlah 30 siswa
atau 93,75, sedangkan pada kelas kontrol adalah 20 siswa atau 62,05. Pada SMP Negeri 3 Gedongtataan, pada kelas eksperimen
jumlah siswa yang mencapai KKM 70 berjumlah 33 siswa atau 94,29, sedangkan pada kelas kontrol adalah 25 siswa atau 71,43.
4 Pembelajaran menggunakan tutorial interaktif dengan keberhasilan belajar yang berbeda memiliki efisiensi berupa penghematan waktu
lebih besar dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan media presentasi. Pada SMP Negeri 4 memiliki efisiensi dengan nilai
rasio 2. Pada SMP Negeri 2 memiliki efisiensi dengan nilai rasio 1,6. Pada SMP Negeri 3 memiliki efisiensi dengan nilai rasio 1,6.
5 Program tutorial interaktif Microsoft Word 2007 ini memiliki daya tarik yang sangat baik, dilihat dari hasil rekapitulasi angket sebesar 78,58
responden menyatakan sangat baik dan terbukti dapat meningkatkan motivasi siswa untuk tetap pada tugas belajarnya.
5.2 Implikasi
1 Dalam pembelajaran bermedia computer siswa berhadapan dan berinteraksi secara langsung dengan komputer. Interaksi antara
komputer dengan siswa ini terjadi secara individual dan komputer sehingga apa yang dialami oleh seorang siswa akan berbeda dengan apa
yang dialami oleh siswa lain. Oleh Karena itu pengembangan suatu
156
produk pembelajaran harus didasarkan pada hasil analisis kebutuhan sehingga produk yang akan dikembangkan benar-benar relevan dengan
tujuan pembelajaran yang ditetapkan dan relevan dengan karakteristik peserta didik yang menjadi sasaran kegiatan pembelajaran.
2 Merujuk pada definisi teknologi pendidikan sebagai studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja
dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber daya teknologi yang sesuai dan definisi model penelitian dan
pengembangan, sebagai suatu penelitian sistematis pada proses desain, pengembangan dan evaluasi dengan tujuan membangun sebuah dasar
empiris untuk penciptaan produk-produk pembelajaran, seharusnya menjadi prioritas utama para peneliti di bidang teknologi pendidikan
untuk dapat memfasilitasi belajar, meningkatkan kinerja dan memecahkan masalah-masalah belajar. Namun banyak kalangan yang
memandang penelitian dan pengembangan sebagai suatu penelitian yang rumit karena selain memerlukan waktu yang lama juga tenaga
dan biaya yang tidak sedikit. Pada kenyataannya penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik dan target dapat tercapai. Hal ini dapat
menjadi pijakan empiric bagi peneliti lain untuk melakukan hal yang sama denganobyek yang berbeda.
5.3 Saran
Berdasarkan simpulan, saran dari peneliti adalah: 1 Bagi sekolah, tutorial interaktif dapat dipergunakan sebagai alternative
pembelajaran untuk meningkatkanefektifitas, efisiensi pembelajaran
157
dan mampu memotivasi siswa untuk tetap terlibat dan pada tugas belajar baik pada pelajaran TIK.
2 Bagi guru-guru matapelajaran TIK, produk tutorial interaktif hasil penelitian pengembangan ini dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin
memfasilitasi belajar, sebagai pelengkap complement, yaitu untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam
kelas dan sebagai reinforcement pengayaan yang bersifat enrichment atau remedial bagi siswa, juga pengganti substitute, karena produk
turotial interaktif ini dapat digunakan untuk belajar secara mandiri. 3 Bagisiswa, tutorial interaktif dapat digunakan untuk belajar secara
mandiri, sehingga memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip untuk
memecahkan masalah, dan membangkitkan keingintahuan, dan memotivasi siswa untuk bereksplorasi dan melakukan penemuan diri
secara terstruktur.