Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara

(1)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 20-40 TAHUN DI KELURAHAN POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA

TENTANG SADARI SEBAGAI SALAH SATU CARA UNTUK MENDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

OLEH:

NINA MUNAWAROH DAMANIK NIM: 060100174

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 20-40 TAHUN DI KELURAHAN POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA

TENTANG SADARI SEBAGAI SALAH SATU CARA UNTUK MENDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

“ Karya Tullis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran ”

OLEH:

NINA MUNAWAROH DAMANIK 060100174

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

ABSTRAK

Latar Belakang----Angka kejadian kanker payudara di Indonesia masih terbilang tinggi, yaitu sekitar 11,9%. Sebagian besar kasus kanker payudara (60-80%) terdeteksi pada stadium lanjut. Padahal kanker ini dapat dideteksi secara dini. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Tujuan---Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) serta untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI.

Metode---Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian potong lintang. Populasi penelitian adalah wanita usia 20-40 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia. Jumlah sampel minimal yang harus dicapai adalah sebanyak 100 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non probability sampling, yaitu dengan teknik consecutive sampling. Sampel dikelompokkan menjadi dua kategori tingkat pendidikan, yaitu pendidikan rendah dan pendidikan tinggi. Pengetahuan responden tentang SADARI akan diukur melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Pengetahuan ini juga dikelompokkan menjadi dua kategori tingkat pengetahuan, yaitu pengetahuan kurang dan pengetahuan baik. Selanjutnya, hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI dianalisa menggunakan uji statistik chi square dengan bantuan SPSS versi 11.0.

Hasil---Dari 100 orang responden penelitian, 38 orang memiliki tingkat pendidikan rendah dan 62 orang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Sebanyak 68 orang responden tidak megetahui istilah SADARI sedangkan 32 orang lainnya mengetahui istilah SADARI. Setelah dilakukan pengelompokan tingkat pengetahuan tentang SADARI, didapatkan bahwa 95% responden memiliki pengetahuan yang kurang dan hanya 5% yang memiliki pengetahuan baik. Analisa data menggunakan uji chi square menunjukkan p value uji chi square pada penelitian ini adalah 0,925 (dengan = 0,1). Nilai p value yang tidak signifikan menunjukkan bahwa hipotesis nol gagal ditolak.

Kesimpulan---Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI.


(4)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

ABSTRACT

Background----Breast cancer incidence rate in Indonesia is still fairly high, around 11.9%. Most cases of breast cancer (60-80%) was detected at an advanced stage though this cancer can be detected early. One of the early detection ways is by doing breast self-examination.

Objective----The purposes of this study were to assess public knowledge about the image of breast self-examination and to find out how the relationship between the education level of respondents and their knowledge level about breast self-examination.

Method---- This study was analytical descriptive study with cross-sectional design. Population studies were women aged 20-40 years who lived in Kelurahan Medan Polonia. The minimum sample size should be achieved is 100 people. Sampling was done by using non-probability sampling technique, ie by consecutive sampling technique. Samples were grouped into two categories education level, ie lower education and higher education. Knowledge of respondents about breast self-examination were measured through interview using structured questionnaires. This knowledge was also grouped into two categories level of knowledge, namely lack of knowledge and good knowledge. Furthermore, the relationship of education level and knowledge level about breast self-examination of the respondents were analyzed using chi-square statistical test with the help of SPSS version 11.0

.

Result---- From 100 respondents, 38 person had lower education level and 62 person had higher education level. About 68 respondents didn’t know the term “breast-self examination” while the 32 others knew about it. Grouping of respondents’ knowledge level showed that 95% respondents had lack of knowledge and only 5 % had good knowledge. Analysis of data using a chi-square test showed p chi-square value of this study was 0.646 (with = 0.1). The p-value was not significant, indicates that the null hypothesis failed to be rejected.

Conclusion---- There is no relationship between level of education and level of knowledge knowledge about breast self-respondents.


(5)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT., Tuhan pemilik alam semesta dan ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya. Berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini.

Laporan hasil penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara” ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. H. Delyuzar, Sp.PA(K), selaku dosen pembimbing penulis. Terima kasih atas segala bimbingan, ilmu, dan waktu yang diluangkan untuk membimbing penulis.

3. Seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, teristimewa kepada dosen dan staf departemen IKK serta staf

Medical Education Unit (MEU).

4. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pemerintahan Kota Medan, pegawai Kantor Camat Medan Polonia dan Kantor Lurah Polonia, yang mempermudah penulis dalam pengambilan data penelitian.

5. Masyarakat Kelurahan Polonia yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini.


(6)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

6. Kedua orang tua penulis : Alinafiah Damanik, S.H dan Dra. Rahimah Purba. Terima kasih tiada tara penulis persembahkan untuk kasih sayang, dukungan, dan doa yang tiada hentinya.

7. Kakak-kakak dan adik penulis : Yuniar Safithri Damanik, Mita Fauziah Damanik, dan Fithria Khairina Damanik. Terima kasih untuk dukungan serta doa yang diberikan.

8. Anak-anak kos Sumarsono 4, teristimewa kepada Kakanda Eka Febri dan Adinda Ajeng Eka. Terima kasih atas bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini.

9. Teman-teman yang telah mendukung dan membantu penulis : Yuni, Sinta, Ain, Ummi, Okto, Dicky, Pebri, Dina, Wina, Ika, Putri, Ekawaty, dan Desy.

10.Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian.

Penulis menyadari laporan hasil penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat menjadi lebih baik untuk ke depannya kelak. Semoga...

Medan, 24 November 2009

Penulis,

Nina Munawaroh Damanik 060100174


(7)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan... iii

Abstrak... iv

Abstract... v

Kata Pengantar... vi

Daftar Isi………. viii

Daftar Gambar……… x

Daftar Tabel……… xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……… 1

1.2. Rumusan Masalah……… 2

1.3. Tujuan Penelitian……… 3

1.4. Manfaat Penelitian……….. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan……… 4

2.1.2 Tingkat Pengetahuan……… 4

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan……… 5

2.2. Pendidikan………. 6

2.3. Kanker Payudara 2.3.1 Anatomi Payudara……… 6

2.3.2 Definisi Kanker Payudara………. 7

2.3.3 Etiologi dan Faktor Resiko………... 8

2.3.4 Gejala Klinis... 9

2.3.5 Diagnosa... 9

2.3.6 Stadium (Staging)... 10

2.3.7 Prognosa... 12

2.4 SADARI Sebagai Salah Satu Cara untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara 2.4.1 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)... 13

2.4.2 Prosedur Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian……….. 17

3.2. Definisi Operasional………... 17

3.3. Hipotesis………. 18

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian………... 19


(8)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

4.3. Populasi dan Sampel……….. 20 4.4. Teknik Pengumpulan Data……… 21 4.5. Pengolahan dan Analisa Data... 22 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 24 5.2. Deskripsi Responden Penelitian... 24 5.3. Hasil Penelitian

5.3.1 Deskripsi Hasil Penelitian... 25 5.3.2 Analisa Hasil Penelitian... 27 5.4. Pembahasan

5.4.1 Gambaran Pengetahuan... 27 5.4.2 Gambaran Frekuensi Melakukan SADARI... 29 5.4.3 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan

Responden SADARI... 29 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan... 31 6.2. Saran... 31 DAFTAR PUSTAKA


(9)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Ukuran Tumor Berdasarkan TNM System

10 Tabel 2.2 Klasifikasi Palpable Lymph Node

Berdasarkan TNM System

11 Tabel 2.3 Klasifikasi Metastase Berdasarkan

TNM System

11 Tabel 2.4 Stadium Numerik Kanker Payudara 12 Tabel 2.5 Five-Year Survival Rate Pasien Kanker

Payudara

12 Tabel 4.1 Timeline Pelaksanaan Penelitian 20 Tabel 4.2 Hasil Uji Vailiditas dan Reliabilitas

Kuesioner Penelitian

22 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase

berdasarkan karakteristik responden penelitian

25 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase

berdasarkan pengetahuan responden penelitian

26

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan sumber pengetahuan responden penelitian tentang SADARI

26

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan frekuensi melakukan SADARI responden penelitian

27

Tabel 5.5 Tabulasi tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan responden tentang

SADARI.


(10)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat adanya perubahan sel tubuh menjadi sel yang abnormal dan membelah diri diluar kendali (sel kanker). Biasanya, pemberian nama kanker disesuaikan dengan tempat dimana kanker tersebut pertama kali ditemukan.

Kanker masih menjadi momok bagi masayarakat karena selalu diidentikkan dengan kematian. Faktanya, jika kanker ditangani dengan baik pada stadium dini, angka kesembuhannya dapat mencapai 90%. Sayangnya, sangat sedikit penyakit kanker yang terdeteksi pada stadium dini sehingga angka kematian akibat kanker masih tergolong tinggi. Setiap tahun, diperkirakan terdapat 190.000 penderita baru kanker di seluruh dunia dan seperlimanya akan meninggal akibat penyakit tersebut ( Dinkes Bone, 2007).

Kanker dapat menyerang siapa saja, baik wanita maupun pria, anak-anak sampai orang lanjut usia. Sampai saat ini, belum diketahui penyebab pasti kanker walaupun gen kanker yang diturunkan telah ditemukan pada beberapa jenis kanker. Ada beberapa faktor resiko terjadinya kanker, seperti faktor genetik, asupan gizi, hormonal, paparan radiasi, dan lain-lain.

Salah satu jenis kanker yang sering terjadi pada wanita adalah kanker payudara. Sesuai dengan namanya, kanker ini berada pada jaringan payudara. Kanker payudara menempati urutan kedua kanker terbanyak pada wanita setelah kanker serviks. Sebenarnya, kanker ini tidak hanya diderita oleh wanita saja. Pria juga memiliki resiko menderita kanker payudara. Namun, angka kejadiannya pada wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria. Di Indonesia, angka kejadian kanker payudara pada wanita sekitar 11,9% dari seluruh jenis kanker (Alisyawiya, 1984).

Sama seperti kanker pada umumnya, prognosa kanker payudara tergantung pada stadium kanker ketika didiagnosa dan penanganannya. Sebagian besar


(11)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

kanker payudara terdeteksi pada stadium lanjut (60-80%). Dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang pada tahun 1998-2000, diketahui bahwa umumnya pasien kanker payudara yang datang mencari pengobatan di rumah sakit tersebut adalah pasien kanker stadium lanjut dengan persentase sekitar 68,6 % (Azamris, 2006).

Oleh karena itu, pendeteksian dini perlu dilakukan untuk menurunkan mortalitas kanker payudara. Bahkan, deteksi dini ini dapat menurunkan mortalitas sebesar 40%. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dini kanker payudara, yaitu: pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan payudara oleh tenaga kesehatan, dan pemeriksaan mammografi.

Umumnya, kanker payudara terdeteksi pertama kali oleh penderitanya sendiri. Untuk itu, agar kanker tersebut dapat dideteksi lebih awal, pemeriksaan payudara sendiri perlu dilakukan secara rutin setiap bulan oleh para wanita, baik wanita yang beresiko tinggi maupun wanita tanpa resiko. Selain mudah untuk dilakukan, pemeriksaan ini juga membuat para wanita merasa nyaman karena pemeriksaan ini dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.

Adanya fakta bahwa sebagian besar kanker payudara terdeteksi pada stadium lanjut menimbulkan ketertarikan tersendiri bagi peneliti untuk meneliti bagaimana pengetahuan masyarakat tentang SADARI. Lebih jauh lagi, peneliti ingin meneliti hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan masyarakat tentang SADARI tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ingin digali peneliti dalam penelitian ini adalah: a. Apakah SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) telah dikenal luas di

masyarakat kelurahan Polonia?

b. Apakah ada hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di Polonia tentang SADARI?


(12)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah SADARI sudah dikenal luas oleh masyarakat kelurahan Polonia.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui tingkat pendidikan mana yang lebih mengetahui SADARI.

b. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di kelurahan Polonia tentang SADARI.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Memperoleh gambaran hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di kelurahan Polonia tentang SADARI.

b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam bidang penelitian.

c. Menambah pengetahuan masyarakat tentang SADARI.

d. Memberikan informasi kepada lembaga terkait agar lembaga tersebut dapat menyusun strategi penyuluhan.


(13)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2003).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu: a. Tahu

Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Paham

Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain, misalnya mengelompokkan dan membedakan.


(14)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

e. Sintesis

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Widianti (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b. Tingkat pendidikan

Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

d. Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain. e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.


(15)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

f. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.2.Pendidikan

Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003).

Pendidikan terdiri dari tiga unsur, yaitu: a. Input, yaitu: sasaran pendidikan dan pendidik.

b. Proses, yaitu: upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain. c. Output, yaitu: hasil yang diharapkan.

2.3.Kanker Payudara 2.3.1. Anatomi Payudara

Payudara merupakan kelenjar aksesoris kulit yang terletak pada iga dua sampai iga enam, dari pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris media. Kelenjar ini dimiliki oleh pria dan wanita. Namun, pada masa pubertas, payudara wanita lambat laun akan membesar hingga membentuk setengah lingkaran, sedangkan pada pria tidak. Pembesaran ini terutama terjadi akibat penimbunan lemak dan dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium (Snell, 2006).

Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan, yaitu jaringan glandular (kelenjar) dan jaringan stromal (penopang). Jaringan kelenjar meliputi kelenjar susu (lobus) dan salurannya (ductus). Sedangkan jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat. Selain itu, payudara juga memiliki aliran limfe. Aliran limfe payudara sering dikaitkan dengan timbulnya kanker maupun penyebaran (metastase) kanker payudara.

Setiap payudara terdiri atas 15-20 lobus yang tersusun radier dan berpusat pada papilla mamma. Saluran utama tiap lobus memiliki ampulla yang membesar


(16)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

tepat sebelum ujungnya yang bermuara ke papilla. Tiap papilla dikelilingi oleh daerah kulit yang berwarna lebih gelap yang disebut areola mamma. Pada areola mamma, terdapat tonjolan-tonjolan halus yang merupakan tonjolan dari kelenjar areola di bawahnya.

Jika dilakukan perabaan pada payudara, akan terasa perbedaan di tempat yang berlainan. Pada bagian lateral atas (dekat aksila), cenderung terasa bergumpal-gumpal besar. Pada bagian bawah, akan terasa seperti pasir atau kerikil. Sedangkan bagian di bawah puting susu, akan terasa seperti kumpulan biji yang besar. Namun, perabaan ini dapat berbeda pada orang yang berbeda.

Untuk mempermudah menyatakan letak suatu kelainan, payudara dibagi menjadi lima regio, yaitu :

1. Kuadran atas bagian medial (inner upper quadrant)

2. Kuadran atas bagian lateral (outer upper quadrant) 3. Kuadran bawah bagian medial (inner lower quadrant) 4. Kuadran bawah bagian lateral (outer lower quadrant) 5. Regio puting susu (nipple)

Gambar 2.1 : Anatomi Payudara

klavikula Otot pectoralis mayor Costa kedua Kelenjar mamma nipple areola payudara Lymph Nodes ductus Ampulla klavikula Costa kedua Lymph Nodes klavikula Costa kedua Otot pectoralis mayor Lymph Nodes klavikula Costa kedua Kelenjar mamma Ampulla Otot pectoralis mayor Lymph Nodes klavikula Costa kedua nipple payudara ductus Kelenjar mamma Ampulla Otot pectoralis mayor Lymph Nodes klavikula Costa kedua nipple ductus Ampulla ductus nipple lobulus ductus areola payudara Kelenjar mamma Otot pectoralis mayor Lymph Nodes klavikula Costa kedua Ampulla nipple lobulus ductus


(17)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

2.3.2. Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara adalah massa ganas yang berasal dari pembelahan diluar kendali sel-sel yang ada di jaringan payudara. Kanker payudara dapat berasal dari jaringan payudara itu sendiri atau dari jaringan lain yang merupakan hasil metastase dari kanker lain.

2.3.3. Etiologi dan Faktor Resiko

Sampai saat ini, penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi, yaitu :

a. Jenis kelamin

Wanita lebih beresiko menderita kanker payudara dibandingkan dengan pria. Prevalensi kanker payudara pada pria hanya 1% dari seluruh kanker payudara. b. Riwayat keluarga

Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita kanker payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.

c. Faktor genetik

Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat meningkatkan resiko kanker payudara sampai 85%. Selain itu, gen p53,

BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya

kanker payudara. d. Faktor usia

Resiko kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. Setiap sepuluh tahun, resiko kanker meningkat dua kali lipat. Kejadian puncak kanker payudara terjadi pada usia 40-50 tahun (Azamris, 2006).

e. Faktor hormonal

Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.


(18)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.

g. Penyakit payudara jinak sebelumnya h. Terpapar radiasi

i. Pemakaian kontrasepsi oral

Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.

2.3.4. Gejala Klinis

Keluhan pasien kanker payudara berbeda-beda sesuai dengan stadiumnya. Umumnya, pasien karsinoma in situ, T1, dan T2 datang dengan keluhan adanya benjolan pada payudara tanpa disertai nyeri atau hasil pemeriksaan skrining mamografi yang abnormal.

Pada stadium lanjut, perubahan-perubahan pada payudara akan ditemui, seperti : perubahan pada permukaan kulit payudara, keluarnya discharge dari puting, serta perubahan pada bentuk dan ukuran payudara. Selain itu, dapat pula ditemui pembesaran kelenjar limfa dan tanda-tanda metastase pada jaringan lain (Hoskins et al, 2005).

2.3.5. Diagnosa

Sebagai langkah pendeteksian dini, para wanita disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di rumah atau pemeriksaan payudara oleh tenaga kesehatan secara rutin. Pada pemeriksaan ini, dapat ditemukan adanya benjolan pada payudara, baik disertai nyeri ataupun tanpa nyeri. Berdasarkan lokasinya, kanker payudara sering ditemukan pada :

• Kuadran atas bagian lateral : 41%

• Regio puting susu : 34%

• Kuadran atas bagian medial : 14%

• Kuadran bawah bagian lateral : 6%


(19)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Selain pemeriksaan fisik, mamografi dan USG payudara juga dapat dilakukan, terutama pada wanita lanjut usia dan wanita yang beresiko tinggi. Bahkan, sekarang ini dapat pula dilakukan pemeriksaan MRI payudara. Pemeriksaan ini terutama dianjurkan kepada wanita muda yang telah terbukti mengalami mutasi gen.

Jika pada pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dijumpai adanya kelainan, baik berupa benjolan atau gambaran radiologi yang abnormal, maka perlu dilakukan biopsi untuk mendapatkan contoh jaringan yang akan diperiksa di bawah mikroskop. Dari pemeriksaan biopsi ini, dapat dipastikan ada atau tidaknya sel kanker.

2.3.6. Stadium (Staging)

Jika diagnosa kanker payudara telah ditegakkan, maka perlu ditentukan stadium dari kanker tersebut untuk dapat memberikan pengobatan yang sesuai. Stadium kanker ditentukan berdasarkan klasifikasi TNM system yang meliputi:

a. Ukuran Tumor (T)

Selain menunjukkan ukuran tumor, huruf “T” pada TMN system ini juga mendeskripsikan apakah tumor mengenai dinding dada ataupun kulit.

Tabel 2.1 : Klasifikasi Ukuran Tumor Berdasarkan TNM System

Ukuran Tumor (T) Interpretasi

T0 Tidak ada bukti adanya suatu tumor

Tis Lobular carcinoma in situ (LCIS), ductus carcinoma in situ (DCIS), atau Paget’s disease

T1 T1a T1b

Diameter tumor ≤ 2 cm

Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis T2

T2a T2b

Diameter tumor 2-5 cm

Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis


(20)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

T3 T3a T3b

Diameter tumor ≥ 5 cm

Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis T4

T4a T4b

Berapa pun diameternya, tumor telah melekat pada dinding dada dan mengenai pectoral lymph node

Dengan fiksasi ke dinding toraks

Dengan edema, infiltrasi, atau ulserasi di kulit

Sumber: Djamaloeddin, 2005.

b. Palpable Lymph Node (N)

Huruf “N” menunjukkan penyebaran kanker ke lymph node dan perlekatan lymph node tersebut terhadap struktur lengan.

Tabel 2.2 : Klasifikasi Palpable Lymph Node Berdasarkan TNM System Palpable Lymph Node

(N)

Interpretasi

N0 Kanker belum menyebar ke lymph node

N1 Kanker telah menyebar ke axillary lymph node

ipsilateral dan dapat digerakkan

N2 Kanker telah menyebar ke axillary lymph node

ipsilateral dan melekat satu sama lain (konglumerasi) atau melekat struktur lengan

N3 Kanker telah menyebar ke mammary lymph node atau

supraclavicular lymph node ipsilateral

Sumber: Djamaloeddin, 2005.


(21)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Huruf “M” menunjukkan metastase (penyebaran) kanker ke organ yang jauh atau ke lymph node yang tidak langsung berhubungan dengan kanker (misal:

lymph node di leher).

Tabel 2.3 : Klasifikasi Metastase Berdasarkan TNM System

Metastase (M) Interpretasi

M0 Tidak ada metastase ke organ yang jauh M1 Metastase ke organ jauh

Sumber: Djamaloeddin, 2005.

Tabel 2.4 : Stadium Numerik Kanker Payudara

Stadium Ukuran Tumor Palpable Lymph Node Metastase

0 Tis N0 M0

I T1 N0 M0

IIA T1

T2

N1 N0

M0 M0

IIB T2

T3

N1 N0

M0 M0

IIIA T1, T2

T3

N2 N1

M0 M0

IIIB T4 N3 M0

IV T N M1

Sumber: Kosmojaya Pandu Nusa, 2009.

2.3.7. Prognosa

Keberlangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal, seperti: karakteristik tumor, status kesehatan, faktor genetik, level stres,


(22)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

imunitas, keinginan untuk hidup, dan lain-lain. Harapan hidup pasien kanker payudara dalam lima tahun digambarkan dalam five-year survival rate (Imaginis, 2009).

Tabel2.5 : Five-Year Survival Rate Pasien Kanker Payudara

Stadium Five-Year Survival Rate

0 100%

I 100%

IIA 92%

IIB 81%

IIIA 67%

IIIB 54%

IV 20%

2.4. SADARI Sebagai Salah Satu Cara untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara

2.4.1 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Menurut Sukardja (2000), deteksi dini kanker adalah suatu usaha untuk menemukan adanya kanker yang belum lama tunbuh, masih kecil, masih lokal, dan belum menimbulkan kerusakan yang berarti sehingga masih dapat disembuhkan. Deteksi dini biasanya dilakukan pada orang-orang yang “kelihatannya sehat”, asimptomatik, atau pada orang yang beresiko tinggi menderita kanker.

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini tidak hanya dilakukan oleh wanita yang beresiko tinggi, tetapi sebaiknya dilakukan oleh seluruh wanita karena sekitar 75% kasus kanker payudara ditemukan pada wanita yang tidak dianggap beresiko tinggi (Ihea, 2003).

Wanita usia 20 tahun ke atas sebaiknya melakukan SADARI sebulan sekali, yaitu 7-10 hari setelah menstruasi. Pada saat itu, pengaruh hormon ovarium telah hilang sehingga konsistensi payudara tidak lagi keras seperti menjelang


(23)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

menstruasi. Untuk wanita yang telah menopause, SADARI sebaiknya dilakukan setiap tanggal 1 setiap bulan agar lebih mudah diingat.

2.4.2. Prosedur Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :

1. Melihat payudara

a. Pemeriksaan ini dilakukan di depan cermin.

b. Bukalah seluruh pakaian dari pinggang ke atas dan berdirilah di depan cermin yang besar.

c. Letakkan kedua tangan di samping tubuh d. Perhatikan payudara :

- Apakah bentuk dan ukuran payudara kanan dan kiri tidak simetris? - Apakah payudara membesar atau mengeras?

- Apakah arah puting tidak lurus ke depan atau berubah arah? - Apakah puting tertarik ke dalam?

- Apakah puting atau kulit ada yang lecet? - Apakah ada perubahan warna kulit?

- Apakah kulit menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit jeruk)? - Apakah permukaan kulit tidak mulus, ada kerutan atau cekungan? e. Ulangi semua pengamatan di atas dengan posisi kedua tangan lurus ke

atas.

f. Setelah itu, ulangi lagi pengamatan tersebut dengan posisi kedua tangan di pinggang, dada dibusungkan, dan siku ditarik ke belakang.


(24)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Gambar 2.2 : Cara Melakukan SADARI dengan Melihat Payudara 2. Memijat payudara

a. Dengan kedua tangan, pijat payudara dengan lembut dari tepi hingga ke puting.

b. Perhatikan apakah ada cairan atau darah yang keluar dari puting susu (seharusnya, tidak ada cairan yang keluar, kecuali pada wanita yang sedang menyusui).

Gambar 2.3 : Cara Melakukan SADARI dengan Memijat Payudara 3. Meraba payudara

a. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berbaring. b. Lakukan perabaan payudara satu per satu.

c. Untuk memeriksa payudara kanan, letakkan bantal atau handuk yang dilipat di bawah bahu kanan. Lengan kanan direntangkan di samping kepala atau diletakkan di bawah kepala.


(25)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

d. Raba payudara dengan menggunakan tiga atau empat jari tangan kiri yang saling dirapatkan.

e. Rabaan dilakukan dengan gerakan memutar dari tepi payudara hingga ke puting susu.

f. Geser posisi jari, kemudian lakukan lagi gerakan memutar dari tepi payudara hingga ke puting susu.

g. Lakukan seterusnya hingga seluruh bagian payudara diperiksa. h. Lakukan hal yang sama pada payudara satunya lagi.

i. Sebaiknya, perabaan dilakukan dalam tiga macam tekanan : tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan di permukaan kulit, tekanan sedang untuk memeriksa adanya benjolan di tengah jaringan payudara, dan tekanan kuat untuk meraba benjolan di dasar payudara yang melekat pada tulang iga.

j. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan lotion atau minyak sebagai pelicin agar pemeriksaan lebih sensitif.

Gambar 2.4 : Cara Melakukan SADARI dengan Meraba Payudara dalam Posisi Berbaring

k. Setelah itu, lakukan semua langkah perabaan payudara dalam posisi berdiri. Sebaiknya dilakukan saat sedang mandi ( dengan menggunakan sabun).


(26)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Gambar 2.5 : Cara Melakukan SADARI dengan Meraba Payudara Dalam Posisi Berdiri

Jika pada pemeriksaan payudara ditemukan kelainan-kelainan (benjolan atau perubahan lain pada payudara), segera periksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan yang lebih akurat. Semakin cepat terdiagnosa, semakin cepat diobati, semakin besar harapan untuk sembuh.

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun (responden) tentang SADARI diuraikan berdasarkan variabel tingkat pendidikan.

Variabel independen Variabel dependen 3.2. Definisi Operasional

Tingkat pendidikan responden

Tingkat pengetahuan responden tentang SADARI


(27)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

3.2.1. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh responden berdasarkan ijazah yang dimiliki. Dalam hal ini, tingkat pendidikan dibagi dua, yaitu :

a. Pendidikan rendah : tidak sekolah, tamat SD (atau pendidikan sederajat), atau tamat SMP (atau pendidikan sederajat) b. Pendidikan tinggi : tamat SMA (atau pendidikan sederajat) atau tamat

kuliah (D1, D3, S1, S2, atau S3).

3.2.2. Pengetahuan diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang SADARI. Dalam konsep penelitian ini, pengetahuan yang diukur hanya dalam batas “tahu”. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Pengetahuan kurang : apabila responden mendapat nilai ≤ 50% dari seluruh skor yang ada.

b. Pengetahuan baik : apabila responden mendapat nilai > 50% dari seluruh skor yang ada.

3.3. Hipotesis

3.3.1 Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di Kelurahan Polonia Kecamantan Medan Polonia tentang SADARI.

3.3.2 Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia tentang SADARI.


(28)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Dalam satu rentang waktu tertentu, didapatkan gambaran pengetahuan responden tentang SADARI dan hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI.


(29)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Penelitian ini dilakukan sejak pencarian dan penentuan judul (bulan Februari) hingga pembuatan laporan hasil penelitian (bulan November). Selama pembuatan proposal dan laporan hasil penelitian, telah dilakukan beberapa kali proses bimbingan. Pengumpulan data penelitian telah dilakukan selama bulan Agustus-November bertempat di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia. Tidak ada alasan khusus dalam pemilihan tempat pengumpulan data penelitian dengan asumsi bahwa seharusnya setiap wanita mengetahui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) ini karena setiap wanita memiliki resiko untuk menderita kanker payudara. Langkah pertama yang diambil adalah memilih secara acak kecamatan yang menjadi tempat penelitian, yaitu Kecamatan Medan Polonia. Setelah itu, tempat penelitian diperkecil lagi menjadi tingkat kelurahan. Adapun alasan memilih Kelurahan Polonia sebagai tempat penelitian adalah:

a. Jarak kelurahan Polonia tidak terlalu jauh dari tempat tinggal peneliti. b. Kelurahan Polonia merupakan kelurahan dengan penduduk terbanyak

di Kecamatan Medan Polonia.

c. Tingkat pendidikan masyarakatnya beragam.

Tabel 4.1 : Timeline Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan Bulan

II III IV V VI VII VIII IX X XI Penentuan judul

penelitian

Pengumpulan bahan atau referensi Pembuatan proposal penelitian

Bimbingan

pembuatan proposal Seminar proposal penelitian


(30)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

penelitian

Entry dan analisa data

Pembuatan laporan hasil penelitian Seminar hasil proposal penelitian

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah wanita usia 20-40 tahun yang bertempat tinggal di kelurahan Polonia. Alasan pemilihan usia 20-40 tahun adalah sebagai berikut:

a. Untuk membatasi populasi penelitian.

b. Batas bawahnya adalah usia 20 tahun karena sejak usia 20 tahun setiap wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin. Batas atasnya adalah usia 40 tahun karena puncak kejadian kanker payudara adalah usia 40-50 tahun. Diharapkan, wanita usia 20-40 tahun telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang SADARI untuk mendeteksi dini kanker payudara.

Menurut Notoatmodjo (2005), jumlah sampel minimal akan dihitung dengan menggunakan rumus :

N n=

1 + N(d2)

n : jumlah sampel N : jumlah populasi


(31)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Dari hasil survei awal, didapatkan bahwa jumlah wanita usia 20-40 tahun di kelurahan Polonia adalah 5779 orang. Dengan menggunakan rumus penghitungan sampel di atas, maka jumlah sampel penelitian adalah 98 orang (dibulatkan menjadi 100 orang).

Sampel diambil dengan menggunakan teknik non probability sampling, yaitu dengan teknik consecutive sampling, dimana semua orang yang memenuhi kriteria sampel dijadikan sebagai sampel penelitian. (Wahyuni, 2008)

4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Pada penelitian ini, digunakan data primer yang didapat langsung dari responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner ditanyakan langsung oleh surveyer kepada responden.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 13 pertanyaan. Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner disebarkan kepada 10 orang responden non sampel penelitian, yang terdiri atas 2 orang responden tamat SD, 3 orang tamat SMP, 4 orang tamat SMA, dan 1 orang tamat perguruan tinggi. Kuesioner ini diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan SPSS versi 11.0. Berikut ini adalah hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian.

Tabel 4.2 : Hasil Uji Vailiditas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian Nomor Pertanyaan Status Validitas Status Reliabilitas

3 Valid Reliabel

4 Valid Reliabel

5 Valid Reliabel

6 Valid Reliabel

7 Valid Reliabel

8 Valid Reliabel


(32)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

10 Valid Reliabel

11 Valid Reliabel

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan adalah data yang didapatkan dari kantor kelurahan Polonia berupa jumlah wanita usia 20-40 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Polonia.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

a. Sebelum meninggalkan tempat penelitian, kelengkapan jawaban kuesioner diperiksa terlebih dahulu oleh surveyer.

b. Setelah itu, jawaban responden diperiksa secara manual. Sistem skoring untuk kuesioner:

1) Jika jawaban pertanyaan no.1 adalah tidak tahu, maka pertanyaan tidak dilanjutkan. Skor total yang didapat oleh responden adalah 0.

2) Pertanyaan no.1, no.2, no.12, dan no.13 tidak memiliki poin. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak dimasukkan ke dalam penilaian tingkat pengetahuan, tetapi dijadikan sebagai data deskriptif.

3) Untuk pertanyaan no.3 sampai no.8, masing-masing pertanyaan memiliki poin 1. Jika responden menjawab dengan benar, maka responden mendapat skor 1. Jika salah atau tidak tahu, responden mendapat skor 0.

4) Untuk pertanyaan no.9 dan no.10, poinnya adalah 3. Masing-masing pilihan jawaban memiliki poin 1. Skor yang diberikan sesuai dengan jawaban responden yang benar. Jika salah atau tidak tahu, maka skornya adalah 0.

5) Untuk pertanyaan no.11, poinnya adalah 1. Jika salah atau tidak tahu, maka skornya adalah 0.


(33)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

7) Seluruh skor yang didapatkan oleh responden akan dijumlahkan.

8) Nilai yang didapat oleh responden akan dihitung dengan menggunakan rumus:

c. Tingkat pengetahuan responden akan ditentukan berdasarkan nilai yang didapat.

1) Jika responden mendapat nilai ≤ 50, maka responden dikategorikan sebagai pengetahuan kurang.

2) Jika responden mendapat nilai > 50, maka responden dikategorikan sebagai pengetahuan baik.

d. Tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tersebut diberi kode (coding).

e. Data dimasukkan (entry data) kemudian dianalisa dengan menggunakan program SPSS versi 11.0. Pada penelitian ini, uji statistik yang digunakan adalah uji chi square tipe independen. Dengan uji chi square tipe independensi, dapat diketahui hubungan dua variabel dengan skala pengukuran ordinal (Wahyuni, 2008).

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian beserta pembahasannya. Penelitian dilakukan sejak penyusunan proposal hingga penyusunan laporan hasil penelitian. Proses pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Agustus

Nilai = (skor total/poin total) 100


(34)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

sampai November 2009 dengan melakukan wawancara terhadap 100 orang wanita usia 20-40 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Polonia tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Kelurahan Polonia. Kelurahan Polonia merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Medan Polonia yang dipimpin oleh Bapak Arrahmaan Pane SSTP, MAP. Kelurahan ini memiliki luas 1,57 km2 dan dibagi menjadi 13 lingkungan. Penelitian mencakup seluruh lingkungan yang ada di Kelurahan Polonia. Secara geografis, kelurahan ini memiliki batas-batas sebagai berikut:

 Utara: Kelurahan Anggrung

 Barat: Kelurahan Titi Pane dan Kelurahan Padang Bulan  Timur: Kelurahan Sukaramai

 Selatan: landasan terbang Bandar Udara Polonia Medan.

5.2. Deskripsi Responden Penelitian

Responden penelitian adalah wanita dengan rentang usia 20 sampai 40 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Polonia. Responden penelitian berjumlah 100 orang dan memiliki riwayat pendidikan yang beragam, yaitu : 10 orang tamat SD/sederajat, 28 orang tamat SMP/sederajat, 57 orang tamat SMA/sederajat, dan 5 orang tamat Perguruan Tinggi. [Tabel 5.1]

Tabel 5.1 : Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden penelitian (N=100).

Karakterisiktik Responden Frekuensi Persentase Usia

20-25 26-30

20 32

20 32


(35)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

31-35 36-40

Riwayat Pendidikan SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat PT

28 20 10 28 57 5

28 20 10 28 57 5

Riwayat pendidikan responden dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu pendidikan rendah (tamat SD/sederajat atau SMP/sederajat) dan pendidikan tinggi (tamat SMA/sederajat atau tamat PT). Dari hasil pengelompokkan, didapatkan 38 orang berpendidikan rendah dan 62 orang berpendidikan tinggi.

Gambar 5.1: Gambaran proporsi tingkat pendidikan responden penelitian (N=100).

5.3. Hasil Penelitian

5.3.1. Deskripsi Hasil Penelitian

Wawancara terhadap 100 orang responden penelitian menunjukkan bahwa 68 orang responden tidak mengetahui istilah SADARI dan 32 orang lainnya mengetahui istilah SADARI. Setelah dilakukan pengelompokkan tingkat pengetahuan, 95 orang dinyatakan memiliki pengetahuan yang kurang tentang SADARI (skor penilaian ≤ 50) dan hanya 5 orang yang memiliki pengetahuan baik tentang SADARI (skor penilaian > 50). [Tabel 5.2]

Tingkat Pendidikan

Pendidikan tinggi

Pendidikan rendah

38% 62%


(36)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan pengetahuan responden penelitian (N=100).

Pengetahuan Frekuensi Persentase

Gambaran Pengetahuan Tidak tahu Tahu Tingkat pengetahuan Pengetahuan kurang Pengetahuan baik 68 32 95 5 68 32 95 5

Responden penelitian mengetahui istilah SADARI dari sumber yang berbeda-beda. Dari 32 orang yang mengetahui istilah SADARI, 4 orang mengetahuinya dari media cetak, 14 orang dari media elektronik, 7 orang dari orang lain, dan 7 orang lainnya dari penyuluhan. [Tabel 5.3]

Tabel 5.3 : Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan sumber pengetahuan responden penelitian tentang SADARI (N=32).

Sumber Pengetahuan Frekuensi Persentase Media cetak Media elektronik Orang lain Penyuluhan Total 4 14 7 7 32 12,5 43,75 21,875 21,875 100

Pengetahuan responden tentang SADARI tidak selalu diikuti dengan kerutinan responden untuk melakukan SADARI. Dari seluruh responden yang mengetahui SADARI, 8 orang tidak pernah melakukan SADARI, 10 orang jarang melakukan SADARI (kurang dari tiga tahun sekali), dan 14 orang rutin melakukan SADARI (sebulan sekali). [Tabel 5.4]

Tabel 5.4 : Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan frekuensi melakukan SADARI responden penelitian (N=32).

Frekuensi Melakukan SADARI Frekuensi Persentase


(37)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Jarang (kurang dari tiga kali setahun Rutin (sebulan sekali)

10 14

31,25 43,75 5.3.2. Analisa Hasil Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI, peneliti menggunakan uji chi square. Hasil uji chi square dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.5 : Tabulasi tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI.

Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pengetahuan Responden Tentang SADARI Total Pengetahuan Kurang Pengetahuan Baik Pendidikan Rendah Pendidikan Tinggi Total 36 59 95 2 3 5 38 62 100 Dari hasil analisa uji chi square dengan bantuan SPSS versi 11.0, p value

adalah 0,925 (dengan taraf kepercayaan = 0,1) . Nilai p (p value) yang lebih besar dari 0,1 menunjukkan bahwa hipotesis nol gagal ditolak (hipotesis nol diterima). Artinya, peneliti percaya 90% bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI.

5.4. Pembahasan

5.4.1 Gambaran Pengetahuan

Dari 100 orang responden, hanya 32% responden yang mengetahui istilah pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI, sedangkan 68% lainnya tidak mengetahui istilah SADARI [Tabel 5.2]. Hal ini menunjukkan bahwa informasi tentang SADARI masih belum tersampaikan dengan baik kepada masyarakat, khususnya masyarakat di Kelurahan Polonia.

Salah satu yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah ketersediaan fasilitas sebagai sumber informasi (Notoatmodjo, 2003). Seperti yang kita ketahui,


(38)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

informasi tentang SADARI ini sudah banyak dipublikasikan di berbagai media, seperti media cetak (buku, majalah, koran, tabloid) dan media elektronik (televisi, radio, internet). Oleh karena itu, keterbatasan media informasi tidak dapat dijadikan alasan mengapa informasi tentang SADARI kurang menyebar di masyarakat. Menurut pendapat peneliti, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang SADARI lebih disebabkan oleh kurangnya ketertarikan masyarakat untuk mencari informasi tentang SADARI.

Penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Kelurahan Polonia masih kurang digalakkan. Responden yang sumber pengetahuannya berasal dari penyuluhan (21,875 %) mendapatkan penyuluhan tentang SADARI ini dari kantor tempat suami responden bekerja, bukan dari penyelenggara pelayanan kesehatan setempat [Tabel 5.3]. Hal ini sangat disayangkan mengingat penyelenggara pelayanan kesehatan setempat (puskesmas) sebenarnya sangat berpotensi untuk menyebarluaskan informasi tentang SADARI.

Sesuai dengan faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003), pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain dapat memperluas pengetahuan seseorang. Sebagian responden yang mengetahui istilah SADARI mengaku pernah memiliki masalah kesehatan pada payudara, sedangkan sebagian lainnya memiliki keluarga atau tetangga yang pernah menderita penyakit pada payudara.

Seluruh responden yang mengetahui istilah SADARI hanya mengetahui perabaan payudara sebagai langkah pemeriksaan payudara sendiri dan adanya benjolan sebagai interpretasi yang mungkin ditemukan saat pemeriksaan payudara sendiri. Padahal, langkah pemeriksaan payudara sendiri ada tiga, yaitu melihat, meraba, dan memijat payudara. Kelainan yang mungkin ditemukan saat pemeriksaan pun tidak hanya benjolan. Seperti yang kita ketahui, kelainan lain yang mungkin ditemukan adalah ukuran dan bentuk payudara yang tidak simetris, perubahan arah puting, perlukaan pada kulit atau puting, perubahan warna kulit


(39)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

payudara, permukaan kulit yang tidak mulus, dan keluarnya cairan yang tidak normal dari puting susu (Rumah Kanker, 2008).

5.4.2 Gambaran Frekuensi Melakukan SADARI

Tidak semua responden melakukan SADARI secara teratur meskipun telah mengetahui betapa pentingnya pemeriksaan ini. Sebagian responden menganggap bahwa pemeriksaan payudara sendiri merupakan hal yang tabu untuk dilakukan, sedangkan sebagian lainnya menganggap bahwa pemeriksaan payudara sendiri ini hanya perlu dilakukan jika ada keluhan (seperti nyeri pada payudara). Padahal, sebagai suatu cara untuk mendeteksi dini, pemeriksaan payudara sendiri ini seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang “kelihatannya sehat” atau orang yang asimptomatik (Sukardja, 2000).

Responden yang melakukan SADARI secara teratur (43,75%) menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi, berupa penerapan (aplikasi), dibandingkan dengan responden yang tingkat pengetahuannya hanya sekedar “tahu” (Notoatmodjo, 2003). [Tabel 5.4]

5.4.3 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang SADARI

Dari hasil penelitian, sebagian besar responden (95%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang SADARI [Tabel 5.2]. Pengetahuan yang kurang menunjukkan bahwa responden tidak mengetahui atau salah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di kuesioner penelitian. Secara umum, responden penelitian tidak mengetahui atau salah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

 sejak usia berapa dianjurkan untuk melakukan SADARI  seberapa sering melakukan SADARI

 kapan sebaiknya melakukan SADARI  langkah-langkah SADARI secara lengkap


(40)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Menurut peneliti, ketidaktahuan atau kesalahan responden dalam menjawab pertanyaan ini mungkin disebabkan oleh ketidakpahaman responden tentang pemeriksaan payudara sendiri sehingga informasi tentang SADARI yang pernah dibaca atau didengar responden terlupakan begitu saja.

Dari hasil analisa data diketahui bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Responden dengan tingkat pendidikan rendah (tamat SD/sederajat atau SMP/ sederajat) dan responden dengan tingkat pendidikan tinggi (tamat SMA/sederajat atau PT) memiliki tingkat pengetahuan yang hampir sama. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin luas pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2003).


(41)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

 Dari 100 orang responden penelitian, sebanyak 38 orang(38%) memiliki tingkat pendidikan rendah (tamat SD/sederajat atau SMP/sederajat) dan 62 orang (62%) memiliki tingkat pendidikan tinggi (tamat SMA/sederajat atau Perguruan Tinggi).

 Dari hasil wawancara terhadap responden tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), didapatkan bahwa 68 orang (68%) tidak mengetahui istilah SADARI dan 32 orang lainnya (32%) mengetahui istilah SADARI.  Setelah dilakukan pengelompokan tingkat pengetahuan tentang SADARI,

95 orang (95%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang SADARI (skor penilaian ≤ 50) dan hanya 5 orang (5%) yang memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI (skor penilaian > 50).

 Sumber pengetahuan responden tentang SADARI berbeda-beda, yaitu media cetak (12,5%), media elektronik (43,75%), penyuluhan (21,875%), dan orang lain (21,875%).

 Setelah dilakukan analisa statistik, didapatkan p value pada chi square adalah 0,925 ( = 0,1). Dari hasil ini, disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di Kelurahan Polonia tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

6.2Saran

 Puskesmas yang memiliki wilayah kerja di Kelurahan Polonia, sebagai unit kesehatan primer di masyarakat sekaligus perpanjangan tangan dari Dinas Kesehatan Kota Medan, diharapkan dapat meningkatkan promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan, terutama tentang pemeriksaan


(42)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

payudara sendiri. Penyuluhan dilakukan kepada seluruh wanita, baik yang tingkat pendidikannya rendah maupun yang tingkat pendidikannya tinggi. Sebaiknya penyuluhan juga disertai dengan peragaan cara melakukan pemeriksaan agar para wanita dapat lebih memahami tentang pemeriksaan payudara sendiri ini dan dapat mempraktekkannya sendiri di rumah.

 Pihak lain, baik pemerintah maupun swasta, juga dapat berperan aktif dalam menyebarluaskan informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri ini. Informasi dapat disebarkan melalui media cetak (seperti koran, majalah, dan tabloid) atau media elektronik (seperti radio dan televisi) karena kedua media ini mudah diakses oleh masyarakat. Peneliti menyarankan agar menggalakkan penggunaan media elektronik dalam menyebarluaskan informasi tentang SADARI karena media ini merupakan media yang paling banyak digunakan masyarakat untuk mengakses informasi tentang SADARI.

 Masyarakat, khususnya para wanita, sangat dianjurkan untuk lebih proaktif dalam mencari informasi seputar masalah kesehatan wanita, terutama tentang pemeriksaan payudara sendiri yang merupakan salah satu cara untuk mendeteksi penyakit yang paling ditakuti para wanita, yaitu kanker payudara.

 Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini. Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor apa saja yang menyebabkan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang SADARI karena tingkat pengetahuan seseorang tidak hanya diukur dari tingkat pendidikanya saja.

DAFTAR PUSTAKA

Aryandono, Teguh. Epidemiologi, Faktor Resiko, Genetik, dan Skrining Kanker Payudara. Available from:


(43)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Azamris, 2006. Analisis Faktor Resiko pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran No. 152. Available from :

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Deteksi Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Available from:

Dinkes Bone Bolango, 2007. Mengenal Kanker. Available from:

Djamaloeddin, 2005. Kelainan pada Mamma (Payudara). Dalam : Wiknjosastro, Hanifa, Abdul Bari Saifuddin, dan Trijatmo Rachimhadi, ed. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 486-493.

Hoskins, William J., Robert C. Young, et al, 2005. Breast Cancer. In : Principles and Practice of Gynecologic Oncology. Fourth Edition. Philadelphia :

Lippincott Williams & Wilkins, 1077-1155. Ihea,2003. Pemeriksaan Payudara. Available from:

Imaginis, 2009. Breast Cancer: Statistics on Incidence, Survival, and Screening. Available from: [Accessed : 09 April 2009]

_______, 2009. Staging and Survival Rate of Breast Cancer. Available from: http//www.imaginis.com/breasthealth/staging.asp [Accessed : 09 April 2009]


(44)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Kanker Payudara. Available from :

Kosmojaya Pandu Nusa, 2009. Kanker Payudara. Available from :

2009]

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan.Dalam :

Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 121-128. __________________, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Eka

Cipta, 92.

O’neill, Paul, 2006. Breast Cancer: Breast Self Exam. Available from:

March 2009]

Snell, Richard S., 2006. Extremitas Superior. Dalam : Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 420-422.

Sukardja, I Dewa Gede, 2000. Deteksi Dini Kanker. Dalam : Onkologi Klinik. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press, 175-177.

Wahyuni, Arlinda Sari, 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta : Bamboedoea Communication, 87-102.

Widianti, Efri, Aat Sriati, dan Tati Hernawaty, 2007. Pengetahuan Pasien Mengenai Gangguan Psikosomatik dan Pencegahannya di Puskesmas Tarogong Garut. Available from :


(45)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nina Munawaroh Damanik Tempat/Tanggal Lahi : P. Siantar/04 Oktober 1989 Agama : Islam

Alamat : Jl. Sidodadi RT 02 RW 10 Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai- Pekanbaru Riwayat Pendidikan : 1. TK Teratai Dolok Sinumbah (1994-1995)

2. SDN 003 Pekanbaru (1995-2001) 3. SMPN 4 Pekanbaru (2001-2004) 4. SMAN 8 Pekanbaru (2004-2006)

Riwayat Pelatihan : 1. Pelatihan Enumerator Yayasan Kanker Indonesia Cabang Medan

2. Workshop Terapi Cairan Tim Bantuan Medis Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 3. Pelatihan Siaga Bencana Bulan Sabit Merah Indonesia Cabang Medan

Riwayat Organisasi : 1. Ketua Divisi Keputrian Panitia Hari Besar Islam FK USU tahun 2007-2008

2. Anggota Divisi Program Standing Comitte on Research Programme (SCORE) PEMA FK USU tahun 2007-2008


(46)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Pemerintahan Mahasiswa FK USU tahun 2009 4. Anggota Departemen Hubungan Masyarakat Kelompok Aspirasi Mahasiswa Rabbani FK USU tahun 2008-2009

5. Anggota Bidang Sumber Daya Manusia Bulan Sabit Merah Indonesia Cabang Medan 2008-2009


(1)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

 Dari 100 orang responden penelitian, sebanyak 38 orang(38%) memiliki tingkat pendidikan rendah (tamat SD/sederajat atau SMP/sederajat) dan 62 orang (62%) memiliki tingkat pendidikan tinggi (tamat SMA/sederajat atau Perguruan Tinggi).

 Dari hasil wawancara terhadap responden tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), didapatkan bahwa 68 orang (68%) tidak mengetahui istilah SADARI dan 32 orang lainnya (32%) mengetahui istilah SADARI.  Setelah dilakukan pengelompokan tingkat pengetahuan tentang SADARI,

95 orang (95%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang SADARI (skor penilaian ≤ 50) dan hanya 5 orang (5%) yang memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI (skor penilaian > 50).

 Sumber pengetahuan responden tentang SADARI berbeda-beda, yaitu media cetak (12,5%), media elektronik (43,75%), penyuluhan (21,875%), dan orang lain (21,875%).

 Setelah dilakukan analisa statistik, didapatkan p value pada chi square adalah 0,925 ( = 0,1). Dari hasil ini, disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di Kelurahan Polonia tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

6.2 Saran

 Puskesmas yang memiliki wilayah kerja di Kelurahan Polonia, sebagai unit kesehatan primer di masyarakat sekaligus perpanjangan tangan dari Dinas Kesehatan Kota Medan, diharapkan dapat meningkatkan promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan, terutama tentang pemeriksaan


(2)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

payudara sendiri. Penyuluhan dilakukan kepada seluruh wanita, baik yang tingkat pendidikannya rendah maupun yang tingkat pendidikannya tinggi. Sebaiknya penyuluhan juga disertai dengan peragaan cara melakukan pemeriksaan agar para wanita dapat lebih memahami tentang pemeriksaan payudara sendiri ini dan dapat mempraktekkannya sendiri di rumah.

 Pihak lain, baik pemerintah maupun swasta, juga dapat berperan aktif dalam menyebarluaskan informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri ini. Informasi dapat disebarkan melalui media cetak (seperti koran, majalah, dan tabloid) atau media elektronik (seperti radio dan televisi) karena kedua media ini mudah diakses oleh masyarakat. Peneliti menyarankan agar menggalakkan penggunaan media elektronik dalam menyebarluaskan informasi tentang SADARI karena media ini merupakan media yang paling banyak digunakan masyarakat untuk mengakses informasi tentang SADARI.

 Masyarakat, khususnya para wanita, sangat dianjurkan untuk lebih proaktif dalam mencari informasi seputar masalah kesehatan wanita, terutama tentang pemeriksaan payudara sendiri yang merupakan salah satu cara untuk mendeteksi penyakit yang paling ditakuti para wanita, yaitu kanker payudara.

 Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini. Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor apa saja yang menyebabkan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang SADARI karena tingkat pengetahuan seseorang tidak hanya diukur dari tingkat pendidikanya saja.

DAFTAR PUSTAKA

Aryandono, Teguh. Epidemiologi, Faktor Resiko, Genetik, dan Skrining Kanker Payudara. Available from:


(3)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Azamris, 2006. Analisis Faktor Resiko pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran No. 152. Available from :

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Deteksi Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Available from:

Dinkes Bone Bolango, 2007. Mengenal Kanker. Available from:

Djamaloeddin, 2005. Kelainan pada Mamma (Payudara). Dalam : Wiknjosastro, Hanifa, Abdul Bari Saifuddin, dan Trijatmo Rachimhadi, ed. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 486-493.

Hoskins, William J., Robert C. Young, et al, 2005. Breast Cancer. In : Principles and Practice of Gynecologic Oncology. Fourth Edition. Philadelphia :

Lippincott Williams & Wilkins, 1077-1155.

Ihea,2003. Pemeriksaan Payudara. Available from:

Imaginis, 2009. Breast Cancer: Statistics on Incidence, Survival, and Screening. Available from: [Accessed : 09 April 2009]

_______, 2009. Staging and Survival Rate of Breast Cancer. Available from: http//www.imaginis.com/breasthealth/staging.asp [Accessed : 09 April 2009]


(4)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Kanker Payudara. Available from :

Kosmojaya Pandu Nusa, 2009. Kanker Payudara. Available from :

2009]

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan.Dalam : Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 121-128.

__________________, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Eka Cipta, 92.

O’neill, Paul, 2006. Breast Cancer: Breast Self Exam. Available from:

March 2009]

Snell, Richard S., 2006. Extremitas Superior. Dalam : Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 420-422.

Sukardja, I Dewa Gede, 2000. Deteksi Dini Kanker. Dalam : Onkologi Klinik. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press, 175-177.

Wahyuni, Arlinda Sari, 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta : Bamboedoea Communication, 87-102.

Widianti, Efri, Aat Sriati, dan Tati Hernawaty, 2007. Pengetahuan Pasien Mengenai Gangguan Psikosomatik dan Pencegahannya di Puskesmas Tarogong Garut. Available from :


(5)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nina Munawaroh Damanik Tempat/Tanggal Lahi : P. Siantar/04 Oktober 1989 Agama : Islam

Alamat : Jl. Sidodadi RT 02 RW 10 Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai- Pekanbaru Riwayat Pendidikan : 1. TK Teratai Dolok Sinumbah (1994-1995)

2. SDN 003 Pekanbaru (1995-2001) 3. SMPN 4 Pekanbaru (2001-2004) 4. SMAN 8 Pekanbaru (2004-2006)

Riwayat Pelatihan : 1. Pelatihan Enumerator Yayasan Kanker Indonesia Cabang Medan

2. Workshop Terapi Cairan Tim Bantuan Medis Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 3. Pelatihan Siaga Bencana Bulan Sabit Merah Indonesia Cabang Medan

Riwayat Organisasi : 1. Ketua Divisi Keputrian Panitia Hari Besar Islam FK USU tahun 2007-2008

2. Anggota Divisi Program Standing Comitte on Research Programme (SCORE) PEMA FK USU tahun 2007-2008


(6)

Nina Munawarah Damanik : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, 2009.

Pemerintahan Mahasiswa FK USU tahun 2009 4. Anggota Departemen Hubungan Masyarakat Kelompok Aspirasi Mahasiswa Rabbani FK USU tahun 2008-2009

5. Anggota Bidang Sumber Daya Manusia Bulan Sabit Merah Indonesia Cabang Medan 2008-2009


Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Salah Satu Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Babura Tahun 2011

0 57 65

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Sastra USU Medan Angkatan 2008 Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara

1 36 70

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

1 69 65

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 2 65

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 0 11

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 0 1

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 0 3

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 1 15

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 0 3

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 0 18