PENGARUH PEMOTONGAN UMBI BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA VAR ASCALONICUM L.).

PENGARUH PEMOTONGAN UMBI BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS BAWANG MERAH
(Allium cepa var. ascalonicum L.)

Oleh:
Siti Sekar Wangi
NIM 4122220012
Program Studi Biologi

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i

ii


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Kisaran Provinsi Sumatera Utara, 09 Pebruari
1995 yang bernama Siti Sekar Wangi. Ibu bernama Yusniati dan Ayah bernama
Abdul Latip, dan merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Pada tahun 2000
penulis memulai pendidikan pertamanya di SD Muhammadiyah Lubuk Palas, dan
lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan pendidikan ke
Madrasah tsanawiyah Alwasliyah 64 Pasar Lembu, dan lulus pada tahun 2009.
Pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di SMA NEGERI 1 AIR
JOMAN, dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di
Program Studi Biologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dan lulus ujian pada tahun 2016.

iii

PENGARUH PEMOTONGAN UMBI BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS BAWANG MERAH
(Allium cepa var ascalonicum L.)
Siti Sekar Wangi (4122220012)

Email : wsitisekar@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui varietas yang memiliki pertumbuhan dan produksi
terbaik dari perlakuan yang diberikan, yang dilaksanakan pada Pebruari 2016 sampai April
2016, di Kebun Percontohan Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja XII, Medan.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi bawang merah varietas Brebes,
Samosir, Tiron, Biru, dan Crok Kuning. Metode dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor yaitu varietas dan pemotongan umbi bibit.
Parameter yang diamati adalah perkecambahan tanaman (hari), tinggi tanaman (cm), jumlah
helaian daun (helai), jumlah anakan (buah), bobot basah umbi (gr), bobot kering umbi (gr),
warna umbi, dan bentuk umbi. Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis varians dan
bila nyata atau sangat nyata dengan uji BNt/LSD (Least Significant Difference) pada taraf
0,01 dan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi varietas Crok Kuning pada
pemotongan 1/3 bagian umbi (A5B2) dengan jumlah perkecambahan tertinggi 100 %, dan
varietas Brebes tanpa pemotongan (A1B0) dengan jumlah perkecambahan terendah 87,5 %.
Interaksi varietas Crok Kuning tanpa pemotongan (A5B0) dengan tinggi tanaman tertinggi
28,61 cm, dan varietas Biru pemotongan ¼ bagian umbi (A4B1) dengan tinggi tanaman
terendah 17,88 cm. Interaksi varietas Crok Kuning pemotongan 1/3 bagian umbi (A5B2)
dengan jumlah helaian daun tertinggi 17,62 helai dan varietas Brebes tanpa pemotongan

(A1B0) dengan jumlah helaian daun terendah 8,73 helai. Interaksi varietas Crok Kuning pada
pemotongan 1/3 bagian umbi (A5B2) dengan jumlah anakan tertinggi 7,33 buah, dan varietas
Brebes tanpa pemotongan (A1B0) dengan jumlah anakan terendah 3,62 buah. Bobot basah
umbi per rumpun tertinggi dihasilkan oleh varietas Crok Kuning pemotongan ¼ bagian umbi
(A5B1) 26,18 gr dan varietas Samosir tanpa pemotongan (A2B0) dengan bobot umbi basah
terendah 7,8 gr. Bobot kering umbi per rumpun tertinggi dihasilkan oleh varietas Crok
Kuning pemotongan ¼ bagian umbi (A5B1) 24,2 gr dan varietas Samosir pemotongan 1/3
bagian umbi (A2B2) dengan bobot umbi kering terendah 7,54 gr.
Kata Kunci : bawang merah, varietas, pemotongan umbi bibit

iv

THE EFFECT OF CUTTING SEED BULBS ON THE GROWTH
AND PRODUCTION OF FIVE SHALLOT VARIETIES
(Allium cepa var ascalonicum L.)

Siti Sekar Wangi (4122220012)
Email : wsitisekar@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine which varieties have the best growth and production of the
treatment given, which was held on February 2016 until April 2016, at the Kebun
Percontohan Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja XII, Medan. The materials
used in this study are varieties of shallot bulbs Brebes, Samosir, Tiron, Biru, and Crok
Kuning. The method used in this study is a randomized block design (RAK) Factorial with
two factors: the variety and cutting of seed bulbs. Parameters measured were plant
germination (day), plant height (cm), the number of leaf blade (blade), the number of tillers
(pieces), wet weight of bulbs per hill (gr), and the dry weight of bulbs (gr). The data obtained
were processed using analysis of variance and if very significant or followed by BNt / LSD
(Least Significant Difference) at the level of 0,01 and 0,05. The results showed that the
interaction of Crok Kuning varieties on the 1/3 bulbs (A5B2) with the highest germination
number 100%, and Brebes varieties on the without cuts (A1B0) with the lowest germination
number 87,5%. Interaction varieties of Crok Kuning on the without cuts (A5B0) with the
highest plant height of 28,61 cm, and the Biru varieties on the ¼ bulbs (A4B1) with the lowest
plant height of 17,88 cm. Interaction varieties of Crok Kuning on the 1/3 bulbs (A5B2) with
the highest number of 17,62 pieces of the leaf blade, and the Brebes varieties on the without
cuts (A1B0) with the lowest amount of the leaf blade 8,73 strands. Interaction varieties of
Crok Kuning on the 1/3 bulbs (A5B2) with the highest number of tillers 7,33 pieces, and the
Brebes varieties on the without cuts (A1B0) with the lowest number of tillers 3,62 pieces. Wet
weight of bulbs per hill top varieties produced by Crok Kuning varieties on the ¼ bulbs

(A5B1) 26,18 gr and the Samosir varieties on the without cuts (A2B0) produce wet weight of
bulb per clump 7,8 gr. The heavest weight of dried bulbs produced by Crok Kuning varieties
on the ¼ bulbs (A5B1) 24,2 gr and Samosir varieties on the 1/3 bulbs (A2B2) with the lowest
weight of dried bulbs 7,54 gr.
Keywords: Shallot, variety, cutting seed bulbs

v

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
tepat pada waktunya.
Skripsi ini merupakan hasil penelitian penulis yang berjudul “Pengaruh
Pemotongan Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Produksi Lima Varietas
Bawang Merah (Alliumcepa var. ascalonicum L.).” Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Pebruari sampai April 2016 di Lahan Percobaan Universitas
Sisingamangaraja XII, Jalan Djamin Ginting Km. 10,5 Medan Tuntungan.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis telah memperoleh banyak
kritik, saran, dan motivasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Dr. Tumiur Gultom, S.P, M.P.,

selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membantu dari segi material dan
non material terhadap penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Dra. Cicik Suryani, M.Si., Bapak Ir. Herkules Abdullah, M.S., dan Bapak Drs.
Nusyirwan, M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak saran
dan masukan dalam perbaikan skripsi ini. Terimakasih kepada Ibu Dr. Melva
Silitonga, M.S., sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., selaku Ketua
Jurusan Biologi, Ibu Dr. Melva Silitonga, M.S., selaku Ketua Program Studi
Biologi Non Kependidikan, serta kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen, beserta
para pegawai di Jurusan Biologi yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Teristimewa ucapan terimakasih untuk keluarga besar penulis yang selalu
memberikan doa dan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini,
yaitu Ayahanda Abdul Latip dan Ibunda Yusniati, Abangda Muliadi, Mpok
Melati, dan Mpok Sri Juwita Handayani, dan yang terkasih Ridho Kiki Nanjar,
serta seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan doa dan kasih
sayang, perhatian, serta dukungannya yang tiada henti kepada penulis secara moril
maupun materil.


vi

Terimakasih juga kepada teman-teman terkasih penulis di Biologi
Nondik A dan B 2012, untuk kebersamaan yang terjalin hingga saat ini, terkhusus
untuk Agus Handoko, Quistina Sinaga, Siska Boru Panjaitan, dan Difa Diniandra,
serta rekan-rekan Biologi Nondik A 2014, yang telah memberi bantuan dan
motivasi kepada penulis. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Keluarga
Bang Arif yang telah menerima penulis untuk tinggal bersama selama melakukan
penelitian dan penyelesaian skripsi ini.
Penulis berharap kesediaan pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun bagi penyempurnaan skripsi ini, dan semoga bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta aplikasi dalam kehidupan
bermasyarakat.

Medan, 07 Juni 2016
Penulis

Siti Sekar Wangi
NIM. 4122220012


vii

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Abstract

iv


Kata Pengantar

v

Daftar Isi

vii

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xii


BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Definisi Operasional

1
1
3
3
3
4
4
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Bawang Merah

2.2. Morfologi Bawang Merah
2.2.1. Akar
2.2.2. Batang
2.2.3. Daun
2.2.4. Bunga
2.2.5. Biji
2.2.6. Umbi
2.3. Varietas Bawang Merah
2.3.1. Varietas Brebes
2.3.2. Varietas Medan / Samosir
2.3.3. Varietas Tiron
2.3.4. Varietas Biru
2.3.5. Varietas Kuning
2.4. Budidaya Bawang Merah
2.4.1. Iklim
2.4.2. Tanah
2.2.3. Benih

5
5
6
6
6
6
7
7
7
8
8
8
8
8
9
9
9
10
10

viii

2.2.4. Air
2.5. Pemotongan Umbi Bibit
2.6. Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah

10
11
11

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Alat dan Bahan
3.3.1. Alat
3.3.2. Bahan
3.4. Prosedur Kerja
3.5. Rancangan Percobaan
3.6. Parameter
3.7. Teknik Analisis Data

13
13
13
13
13
13
13
17
19
20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Perkecambahan Tanaman
4.1.2. Tinggi Tanaman
4.1.3. Jumlah Helai Daun (Helai)
4.1.4. Jumlah Anakan (Buah)
4.1.5. Bobot Umbi Basah per Rumpun (gr)
4.1.6. Bobot Umbi Kering per Rumpun (gr)
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Perlakuan Varietas terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Bawang Merah
4.2.2. Pengaruh Perlakuan Pemotongan Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Tanaman Bawang Merah
4.2.3. Pengaruh Interaksi Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah

24
24
24
34
36
38
40
41
43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

49
49
49

DAFTAR PUSTAKA

50

LAMPIRAN

43
44
47

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Tata Letak Tanaman di Lapangan

18

Gambar 4.1. Diagram Persen Perkecambahan Tanaman (%) pada
Umur 1 HST berdasarkan Varietas Perlakuan Pemotongan

25

Gambar 4.2.
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.
Gambar 4.7.

Diagram Persen Perkecambahan Tanaman (%) pada
Umur 2 HST berdasarkan Varietas Perlakuan Pemotongan

26

Diagram Persen Perkecambahan Tanaman (%) pada
Umur 3 HST berdasarkan Varietas Perlakuan Pemotongan

27

Diagram Persen Perkecambahan Tanaman (%) pada
Umur 4 HST berdasarkan Varietas Perlakuan Pemotongan

28

Diagram Persen Perkecambahan Tanaman (%) pada
Umur 5 HST berdasarkan Varietas Perlakuan Pemotongan

29

Diagram Persen Perkecambahan Tanaman (%) pada
Umur 6 HST berdasarkan Varietas Perlakuan Pemotongan

30

Diagram Persen Perkecambahan Tanaman (%) pada
Umur 7 HST berdasarkan Varietas Perlakuan Pemotongan

31

Gambar 4.8. Diagram Perkecambahan Tanaman (cm) pada Umur 1-7 HST
berdasarkan Varietas
33
Gambar 4.9.

Diagram Batang Perkecambahan Tanaman (cm) pada Umur
1 HST Berdasarkan Interaksi Vrietas dan Pemotongan Umbi
Bibit

34

Gambar 4.10. Diagram Batang Tinggi Tanaman (cm) pada Umur 2-6 MST
berdasarkan Varietas
36
Gambar 4.11. Diagram Batang Jumlah Helaian Daun (helai) pada Umur
2-7 MST berdasarkan Varietas

37

Gambar 4.12. Diagram Batang Jumlah Anakan (buah) pada Umur 3 MST
berdasarkan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit

39

Gambar 4.13. Diagram Batang Bobot Umbi Basah per Rumpun (gr) pada
Perlakuan Varietas

41

Gambar 4.14. Diagram Batang Bobot Umbi Kering per Rumpun (gr) pada
Perlakuan Varietas
42

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Analisis Varians (ANAVA)

20

Tabel 3.2. Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit 1-7 HST

21

Tabel 3.3. Pengaruh Pemotongan Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Lima Varietas Bawang Merah (Allium cepa var.
ascalonicum L.)

22

Tabel 4.1. Rataan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (%) pada
Perlakuan Varietas Umur 1 HST

24

Tabel 4.2. Rataan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (%) pada
Perlakuan Varietas Umur 2 HST

26

Tabel 4.3. Rataan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (%) pada
Perlakuan Varietas Umur 3 HST

27

Tabel 4.4. Rataan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (%) pada
Perlakuan Varietas Umur 4 HST

28

Tabel 4.5. Rataan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (%) pada
Perlakuan Varietas Umur 5 HST

29

Tabel 4.6. Rataan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (%) pada
Perlakuan Varietas Umur 6 HST

30

Table 4.7. Rataan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (%) pada
Perlakuan Varietas Umur 7 HST

31

Tabel 4.8. Rataan Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm)
pada Perlakuan Varietas Umur 1-7 MST

32

Tabel 4.9. Rataan Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm)
pada Interaksi Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 1 MST

33

Tabel 4.10. Rataan Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan
Varietas Umur 2-7 MST

35

Tabel 4.11. Rataan Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai)
Pada Perlakuan Varietas Umur 2-7 MST

37

Tabel 4.12. Rataan Rataan Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah)
pada Perlakuan Interaksi Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 MST
38

xi

Tabel 4.13. Rataan Bobot Umbi Basah per Rumpun Tanaman Bawang
Merah (gr) pada Perlakuan Varietas
Tabel 4.14. Rataan Bobot Umbi Basah per Rumpun Tanaman Bawang
Merah (gr) pada Perlakuan Varietas

40
42

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Tata Letak Tanaman di Lapangan

53

Lampiran 2.

Data Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 1 HST
54

Lampiran 3.

Sidik Ragam Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 1 HST
54

Lampiran 4.

Data Uji BNt/LSD untuk Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan
Umbi Bibit Umur 1 HST

55

Lampiran 5.

Data Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 2 HST
56

Lampiran 6.

Sidik Ragam Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 2 HST
56

Lampiran 7.

Data Uji BNt/LSD untuk Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan
Umbi Bibit Umur 2 HST

57

Lampiran 8.

Data Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 HST
58

Lampiran 9.

Sidik Ragam Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 HST
58

Lampiran 10. Data Uji BNt/LSD untuk Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan
Umbi Bibit Umur 3 HST

59

Lampiran 11. Data Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 4 HST
60
Lampiran 12. Sidik Ragam Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 4 HST
60

xiii

Lampiran 13. Data Uji BNt/LSD untuk Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan
Umbi Bibit Umur 4 HST

61

Lampiran 14. Data Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 HST
62
Lampiran 15. Sidik Ragam Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 HST
62
Lampiran 16. Data Uji BNt/LSD untuk Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan
Umbi Bibit Umur 5 HST

63

Lampiran 17. Data Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 HST
64
Lampiran 18. Sidik Ragam Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 HST
64
Lampiran 19. Data Uji BNt/LSD untuk Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan
Umbi Bibit Umur 6 HST

65

Lampiran 20. Data Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 HST
66
Lampiran 21. Sidik Ragam Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 HST
66
Lampiran 22. Data Uji BNt/LSD untuk Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan
Umbi Bibit Umur 7 HST

67

Lampiran 23. Data Pengamatan Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 1 HST

68

Lampiran 24. Sidik Ragam Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) padaPerlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 1 HST

68

Lampiran 25. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 1 HST

69

xiv

Lampiran 26. Data Pengamatan Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 2 HST

70

Lampiran 27. Sidik Ragam Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 2 HST

70

Lampiran 28. Data Uji BNt/LSD untuk Tiinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 2 HST

71

Lampiran 29. Data Pengamatan Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 3 HST

72

Lampiran 30. Sidik Ragam Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 3 HST

72

Lampiran 31. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 3HST

73

Lampiran 32. Data Pengamatan Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 4 HST

74

Lampiran 33. Sidik Ragam Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 4 HST

74

Lampiran 34. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 4 HST

75

Lampiran 35. Data Pengamatan Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 5 HST

76

Lampiran 36. Sidik Ragam Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 5 HST

76

Lampiran 37. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 5 HST

77

Lampiran 38. Data Pengamatan Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 6 HST

78

xv

Lampiran 39. Sidik Ragam Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) padaPerlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 6 HST

78

Lampiran 40. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 6 HST

79

Lampiran 41. Data Pengamatan Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 7 HST

80

Lampiran 42. Sidik Ragam Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 7 HST

80

Lampiran 43. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Perkecambahan Tanaman
Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 7 HST

81

Lampiran 44. Data Pengamatan Tinggi tanaman Bawang Merah (cm)
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 2 MST

82

Lampiran 45. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada
Perlakuan Varietasdan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 2 MST

82

Lampiran 46. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Tanaman Bawang Merah
(cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 2 MST

83

Lampiran 47. Data Pengamatan Tinggi tanaman Bawang Merah (cm)
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 MST

84

Lampiran 48. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 MST

84

Lampiran 49. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Tanaman Bawang Merah
(cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 MST

85

Lampiran 50. Data Pengamatan Tinggi tanaman Bawang Merah (cm) pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 4 MST
86
Lampiran 51. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 4 MST

86

xvi

Lampiran 52. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Tanaman Bawang Merah
(cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 4 MST

87

Lampiran 53. Data Pengamatan Tinggi tanaman Bawang Merah (cm) pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 MST
88
Lampiran 54. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 MST

88

Lampiran 55. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Tanaman Bawang Merah
(cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 MST

89

Lampiran 56. Data Pengamatan Tinggi tanaman Bawang Merah (cm) pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 MST
90
Lampiran 57. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 MST

90

Lampiran 58. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Tanaman Bawang Merah
(cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 MST

91

Lampiran 59. Data Pengamatan Tinggi tanaman Bawang Merah (cm) pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 MST
92
Lampiran 60. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 MST

92

Lampiran 61. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Tanaman Bawang Merah
(cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 MST

93

Lampiran 62. Data Pengamatan Jumlah Helaian Daun Tanaman
Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 2 MST

94

Lampiran 63. Sidik Ragam Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah
(helai) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 2 MST
94
Lampiran 64. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Helaian Daun Tanaman
Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 2MST

95

xvii

Lampiran 65. Data Pengamatan Jumlah Helaian Daun Tanaman
Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 3 MST

96

Lampiran 66. Sidik Ragam Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah
(helai) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 MST
96
Lampiran 67. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Helaian Daun Tanaman
Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 3 MST

97

Lampiran 68. Data Pengamatan Jumlah Helaian Daun Tanaman
Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 4 MST

98

Lampiran 69. Sidik Ragam Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah
(helai) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 4 MST
98
Lampiran 70. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Helaian Daun Tanaman
Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 4 MST

99

Lampiran 71. Data Pengamatan Jumlah Helaian Daun Tanaman
Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 5 MST

100

Lampiran 72. Sidik Ragam Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah
(helai) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 MST
100
Lampiran 73. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Helaian Daun Tanaman
Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 4 MST

101

Lampiran 74. Data Pengamatan Jumlah Helaian Daun Tanaman
Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 6 MST

102

Lampiran 75. Sidik Ragam Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah
(helai) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 MST
102
Lampiran 76. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Helaian Daun Tanaman
Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 6 MST

103

Lampiran 77. Data Pengamatan Jumlah Helaian Daun Tanaman
Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 7 MST

104

xviii

Lampiran 78. Sidik Ragam Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah
(helai) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 MST
104
Lampiran 89. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Helaian Daun Tanaman
Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 7 MST

105

Lampiran 80. Data Pengamatan Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah
(buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 MST
106
Lampiran 81. Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah
(buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 MST
106
Lampiran 82. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Anakan Tanaman
Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 3 MST

107

Lampiran 83. Data Pengamatan Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah
(buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 4 MST
108
Lampiran 84. Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 4 MST

108

Lampiran 85. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Anakan Tanaman
Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 4 MST

109

Lampiran 86. Data Pengamatan Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah
(buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 MST
110
Lampiran 87. Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah
(buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 MST
110
Lampiran 88. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Anakan Tanaman
Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 5 MST

111

Lampiran 89. Data Pengamatan Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah
(buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 MST
112
Lampiran 90. Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah
(buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 MST
112

xix

Lampiran 91. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Anakan Tanaman
Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 6 MST

113

Lampiran 92. Data Pengamatan Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 MST
114
Lampiran 93. Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah
(buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 MST
114
Lampiran 94. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Anakan Tanaman
Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 6 MST

115

Lampiran 95. Data Pengamatan Bobot Basah Umbi Tanaman
Bawang Merah (gr) padaPerlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit

116

Lampiran 96. Sidik Ragam Bobot Basah Tanaman Bawang Merah (gr)
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit

116

Lampiran 97. Data Uji BNt/LSD untuk Bobot Basah Tanaman
Bawang Merah (gr) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit

117

Lampiran 98. Data Pengamatan Bobot Kering Umbi Tanaman
Bawang Merah (gr) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit

118

Lampiran 99. Sidik Ragam Bobot Kering Tanaman Bawang Merah (gr)
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit

118

Lampiran 100.Data Uji BNt/LSD untuk Bobot Kering Tanaman
Bawang Merah (gr) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit

119

Lampiran 101.Dokumentasi Penelitian

120

1

BABBIB
PENDAHULUANB
B
1.1.BLatarBBelakangBMasalahB
Kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah (Allium cepa var.
ascalonicum L.) akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk. Namun produktivitas bawang merah di Indonesia masih sangat rendah
dibandingkan dengan Negara lain seperti Thailand dan Filipina, yang rata-rata
produksinya mencapai 12 ton umbi kering per hektar (Rismunandar dan Nio, 1986).
Sementara produksi umbi kering di Nanggroe Aceh Darussalam antara 3 – 5 ton
per hektar (Distan NAD, 2008).
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah produksi bawang merah tahun
2013 sebesar 1,011 juta ton atau terjadi kenaikan jumlah produksi bila
dibandingkan tahun 2012 sebesar 4,83%, yaitu 964,22 ribu ton. Untuk jumlah
produksi bawang merah berdasarkan triwulan tahun 2013 maka pada triwulan I
sebesar 242.929 ribu ton, triwulan II 237.753 ribu ton, triwulan III sebesar 299.299
ribu ton, dan triwulan IV 230.792 ribu ton. Pada tahun 2013 produksi bawang merah
1.010.773 ton dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebanyak 22,08 % yaitu
1.233.983 ton. Provinsi yang mengalami perkembangan produksi bawang merah
tertinggi pada tahun 2013 terjadi di Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan dan NTT. Sedangkan, penurunan cukup drastis terjadi di
Sumatera Utara, Jambi, Yogyakarta, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah (BPS
dan Dirjen Hortikultura, 2015).
Meskipun produksi bawang merah di Indonesia mengalami peningkatan
tiap tahunnya, namun Indonesia tetap mengimpor bawang merah dari negaranegara pemasok seperti India, Thailand, Vietnam, Filipina, dan China. BPS
mencatat, angka impor bawang dari tahun 2012 sampai 2015 mengalami penurunan
yaitu pada tahun 2012 sebanyak 123.315 ton, 2013 sebanyak 74.000 ton, 2014
sebanyak 60.023 ton, dan di bulan februari 2015 Indonesia mengimpor bawang
merah sebanyak 836 ton (BPS dan Dirjen, 2015).

2

Tingginya impor bawang merah di Sumatera Utara menunjukkan bahwa
kebutuhan akan bawang merah di Sumatera Utara masih jauh di bawah kebutuhan.
Negara pengimpor bawang merah ke daerah Sumatera Utara yakni Thailand, India,
dan Vietnam. Pada tahun 2013, Sumut mengimpor bawang merah sebanyak 15.684
ton, di tahun 2014 sebanyak 15.684 ton dan di tahun 2015 hingga bulan Mei
sebanyak 8.233 ton. (Dinas Pertanian Sumut, 2015) mencatat bahwa hasil panen
petani bawang merah Sumut memang belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen.
Kondisi itu akibat kalah cepatnya kenaikan produksi di berbagai sentra pertanian
seperti Deliserdang, Langkat, dan Samosir dibandingkan permintaan. Akibat masih
kekurangan, pedagang Sumut biasanya memasok dari luar Sumut, terutama dari
Jawa, seperti Brebes.
Hal itu membuktikan bahwa kebutuhan akan bawang merah didalam negeri
masih tinggi dibandingkan ketersediaannya. Bisa dikatakan bahwa produktivitas
bawang merah nasional masih rendah, sedangkan kebutuhan bawang merah secara
nasional terus mengalami peningkatan seiring dengan laju pertambahan jumlah
penduduk, sehingga perlu dilakukan optimalisasi dalam budidaya bawang merah
agar dapat meningkatkan produksi bawang merah salah satunya adalah melalui
penyeleksian umbi/bibit (Anonim, 2011).
Seleksi umbi bibit merupakan langkah awal yang sangat menentukan
keberhasilan produksi. Beberapa perlakuan perlu mendapat perhatian setelah umbi
dipilih dan siap untuk ditanam. Menurut Jumini (2010), pemotongan yang optimal
untuk pertumbuhan dan produksi bawang merah adalah ¼ bagian dari ujung umbi.
Namun, pemotongan ini hanya diuji pada satu varietas saja yakni varietas Bangkok.

Penggunaan bawang merah varietas lokal sebagai bibit oleh petani bawang
sering mengalami kendala seperti harga bibit yang mahal dan hasil produksinya
rendah. Sehingga para petani sering memakai umbi/bibit hasil penen sendiri.
Menurut Jasmi (2013), penggunaan umbi dari varietas yang sama secara turun
temurun menyebabkan kecilnya peluang perbaikan sifat/kualitas sehingga daya
saing bawang merah Indonesia cenderung menurun dibandingkan dari negara lain
yaitu Thailand, Philipine, China, Vietnam dan Singapura. Salah satu alternatif cara
untuk mengatasi kekurangan bahan tanam serta meningkatkan produksi dan

3

kualitas bawang merah adalah dengan pengembangan bahan tanam bawang merah
dari biji yang dikenal dengan nama TSS (True Seed Shallot).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis memandang penting
mengangkat kasus di atas ke dalam proposal dengan judul : Pengaruh Pemotongan
Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Produksi Lima Varietas Bawang Merah
(Allium cepa var. ascalonicum L.).
1.2.BIdentifikasiBMasalahB
Berdasarkan pembahasan latar belakang permasalahan di atas dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Tingkat impor bawang merah masih tinggi karena kebutuhan dalam negeri
belum tercukupi.
2. Masih rendahnya kualitas dan produktivitas bawang merah lokal.
1.3.BBatasanBMasalahB
Penelitian ini dibatasi pada:
1. Jenis tanaman yang digunakan adalah bawang merah dengan lima varietas lokal
Indonesia, yakni varietas Brebes, Samosir, Tiron, Biru, dan Kuning.
2. Pemotongan bagian ujung umbi bibit 5 (lima) varietas bawang merah dengan
ukuran yang berbeda.
1.4.BRumusanBMasalahB
Beberapa permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh perbedaan varietas terhadap pertumbuhan dan produksi
lima varietas bawang merah?
2. Bagaimana pengaruh pemotongan umbi bibit terhadap pertumbuhan dan
produksi lima varietas bawang merah?
3. Bagaimana interaksi antara varietas dan perlakuan pemotongan umbi bibit
terhadap pertumbuhan dan produksi lima varietas bawang merah?

4

1.5.BTujuanBPenelitianB
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Mengetahui

pengaruh

varietas

dan

pemotongan

terhadap

kecepatan

berkecambah umbi bawang merah.
2. Mengetahui pengaruh perbedaan varietas terhadap pertumbuhan dan produksi
lima varietas bawang merah.
3. Mengetahui pengaruh pemotongan umbi bibit terhadap pertumbuhan dan
produksi lima varietas bawang merah.
4. Mengetahui interaksi antara varietas dan perlakuan pemotongan umbi bibit
terhadap pertumbuhan dan produksi lima varietas bawang merah.
1.6.BManfaatBPenelitianB
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai sumber informasi pertumbuhan 5 (lima) varietas bawang merah (Allium
cepa var. ascalonicum L.) yang diberikan perlakuan pemotongan ujung umbi
bibit yaitu varietas Brebes, Samosir, Tiron, Biru, dan Kuning.
2. Sebagai sumber informasi produksi 5 (lima) varietas bawang merah (Allium cepa
var. ascalonicum L.) yang sesuai ukuran pemotongan bagian ujung umbi bibit
bagi para petani maupun peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.
1.7.BDefenisiBOperasional
1. Umbi bibit

B

: umbi yang berasal dari hasil produksi dan digunakan sebagai
bibit awal.

2. Pertumbuhan

: proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat
irreversible (tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel
dan pertambahan jumlah sel akibat adanya proses pembelahan
sel.

3. Produksi

: proses mengeluarkan hasil.

4. Varietas

: suatu peringkat taksonomi sekunder di bawah spesies.

B

49

BABBV
KESIMPULANBDANBSARANB
B
5.1.BKesimpulanB
B

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik yang telah dilakkukan

maka dipernleh kesimpulan bahwa :
1.

Varietas dan pemntnngan umbi berpengaruh nyata terhadap kecepatan
perkecambahan. Varietas Crnk Kuning pada

pemntnngan 1/3 umbi

berkecambah lebih cepat pada umur 1-7 HST.
2.

Varietas berpengaruh nyata terhadap kecepatan berkecambah, tinggi tanaman,
jumlah helai daun, jumlah anakan, bnbnt basah umbi, dan bnbnt kering umbi.
Varietas yang memiliki nilai tertinggi pada seluruh parameter pengamatan
adalah Crnk Kuning, diikuti varietas Tirnn, Biru, Samnsir, dan Brebes.

3.

Pemntnngan umbi berpengaruh nyata terhadap kecepatan berkecambah, namun
tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah helai daun,
jumlah anakan, bnbnt basah umbi, dan bnbnt kering umbi. Pemntnngan 1/3
umbi berkecambah lebih cepat, dibandingkan pemntnngan ¼ umbi, dan tanpa
pemntnngan. Sedangkan perlakuan tanpa pemntnngan memiliki nilai tertinggi
untuk parameter tinggi tanaman, jumlah helai daun, jumlah anakan, bnbnt
basah umbi, dan bnbnt kering umbi.

4.

Interaksi varietas dengan pemntnngan umbi berpengaruh nyata terhadap
kecepatan berkecambah, tinggi tanaman, dan jumlah anakan. Varietas Crnk
Kuning pada pemntnngan 1/3 umbi (A5B2) berkecambah lebih cepat dan
memiliki tinggi tanaman terbaik, varietas Tirnn pada pemntnngan ¼ umbi
(A4B2) memiliki jumlah anakan terbanyak pada umur 3 MST dan varietas Crnk
Kuning pada pemntnngan 1/3 bagian (A5B2) pada umur 7 MST.

5.2.BSaran
B

Adapun saran yang bisa diberikan dari penelitian yang telah dilakukan

untuk penelitian lanjutan adalah menggunakan varietas bawang merah lainnya
dengan perlakuan yang sama.

50

DAFTAR PUSTAKA
Anonimn, 2011, http:// www.bps.go.id, Produksi Bawang Merah, Diakses 20
September 2015n
Badan Pusat Statistik dan Dirjen Hortikultura Sumuatera Utaran, 2015, Produksi
dan Impor Bawang Merah di Sumatera Utara, diakses dari
http://wwwnbpsungonid tanggal 26 September 2015n
Badan Pusat Statistik dan Dirjen Hortikulturan, 2015, Luas Panen, Produksi dan
Produktivitas Bawang Merah, diakses dari http://wwwnbpsngonid tanggal
29 September 2015n
Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (BALITBANG) Pertaniann,
2015, Inovasi Hortikultura Pengungkit Peningkatan Pendapatan Rakyat,
IAARD PRESS, Jakartan
Bangun, En, Mn Nur, HnIn, FnHn Silalahi, dan Jn Alin, 2000, Pengkajian Teknologi
Pemupukan Bawang Merah di Sumatera Utara, Prosiding Seminar
Nasional Teknologi Spesifik Lokasi Menuju Desentralisasi Pembangunan
Pertanian,13-14 Maret 2000, Medan, Hlmn 338-342n
Departemen Pertaniann, 2010n Modul diklat tugas dan fungsi penyuluhan pertaniann
http://wwwnpustakandeptanngonidn

Distan NADn, 2008, Informasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Nanggroe Aceh
Darussalam, Provinsi Acehn
Djuariah, Dn dan Sumiati, En, 2003, Perbaikan Teknologi Biji Botani Bawang
Merah dengan Teknik Polinasi Artificia, Laporan hasil Penelitian
BALITSAn
Erythrinan, 2013, Pembenihan dan Budidaya Bawang Merah, Seminar Nasional
Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan dan
Swasembada Beras Berkelanjutan di Sulawesi Utara, Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknoloogi Pertanian, Bogorn
Hadiati, Sn, 2010, Pendugaan Jarak Genetik dan Hubungan Kekerabatan Nanas
Berdasarkan Analisis Isozim, Jurnal Hortikultura Voln 13 Non 2n Hlmn 8794n
Harjadi, Setyadi, Sn, 2009, Zat Pengatur Tumbuh, PTn Penebar Swadaya, Jakartan
Hidayatn, 2004, Budidaya Bawang Merah, Beberapa Penelitian di Kabupaten
Brebes, Direktorat Tanaman Sayuran Dan Biofarmatika, Brebesn

51

Hortikulturan, 2010, Pengenalandan Pengendalian beberapa OPT Benih
Hortikulturan, 36 halamann
Jasmi, Sulistyaningsih, E, dan Indradewan, 2013, Pengaruh Vernalisasi Umbi
terhadap Pertumbuhan, Hasil, dan Pembungaan Bawang Merah (Allium
cepa L. aggregatum Group) di Dataran Rendah, Jurnal Ilmu Pertanian
Voln 16 Non1n Hlmn 42 – 57n
Jumini, Sufyati, Y, dan Fajri, Nn, 2010, Pengaruh Pemotongan Umbi Bibit dan
Jenis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah,
Jurnal Floratek Voln5 Non 1n Hlmn 164-171n
Mayun, In An, 2007, Efek Mulsa Jerami dan Pupuk Kandang Sapi terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah di Daerah Pesisir, Jurnal Agritop
Voln 28 Non1n Hlmn 33 - 40n
Putrasmedja, Sn, 2007, Pengaruh Berbagai Macam Bobot Umbi Bibit Bawang
Merah (Allium ascalonicum Ln) yang Berasal dari Generasi Ke Satu
terhadap Produksi, Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” Voln
11 Non1n Hlmn 1-6n
Rapa, Y, Haryati, dan Lisa, Mn, 2012, Respons Pertumbuhan dan Hasil Bawang
Sabrang(Eleutherine Americana Merr.) pada Beberapa Jarak Tanam dan
Berbagai Tingkat Pemotongan Umbi Bibit, Jurnal Online
Agroekoteknologi Voln 1 Non 1n Hlmn 159-171n
Rahayu, E, Berlian, Nn Vn An, 2004, Bawang Merah, PTn Penebar Swadaya, Jakartan
Rukmana, Rn, 2007, Bawang Merah dari Biji, Aneka Ilmu, Semarangn
Rukmana, Rn, 2000, Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen, Kanisius,
Yogyakartan
Samadi, B dan B, Cahyonon, 2005, Intensifikasi Budidaya Bawang Merah,
Kanisius, Yogyakarta, 74 hlmn
Satopo, Litan, 2002, Teknologi Benih, PTn Raja Grafindo Persada, Jakartan
Sudaryanton, 2012, Pengaruh Pemaparan Bunyi “Jangkrik” (Gryllidae)
Termanipulasi pada Peak Frequency (4,43 ± 0,05) 103 Hz terhadap
Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Bawang Merah (Allium
ascalonicum L.), Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakartan
Suhaeni, Nn, 2007, Petunjuk Praktis Menanam Bawang Merah, Jembar, Bandungn

52

Sumarni dan Hidayatn, 2005, Budidaya Bawang Merah, Balai Penelitian Tanaman
Sayuran, Bandung, 22 hlmn
Sumarni dan Hidayatn, 2005, Respon Bawang Merah terhadap Pemupukan Posfat
pada Beberapa Tingkat Kesuburan Lahan (status p-tanah), Jurnal
Hort,Voln 22 Non2n Hlmn 130-138n
Susanto, Sn, Hartini, Bn, Khumaida, Nn, 2010, Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif
Stroberi pada Sistem Fertigasi yang Berbeda, Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Faperta, IPB, Kumpulan Makalah Seminar Ilmiah Perhoti,
ISBN: 978-979-25-1262-5, 460-471n
Suwandi dan Putrasamedja, Sn, 2006, Bawang Merah di Indonesia, BALITSA,
Bandungn
Tim Bina Karya Tanin, 2008, Pedoman Bertanam Bawang Merah,Yrama Widia,
Bandungn
Tjitrosoepomo, Gn, 2009, Morfologi Tumbuhan, UGM PRESS, Yogyakartan
Wibowo, Sn, 2009, Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah dan Bawang Bombay,
Penebar Swadaya, Jakarta, 201 hlmn