Pengaruh Bio Va-Mikoriza Dan Pemberian Arang Sekam Terhadap Jamur Pythium spp. Pada Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum L.) Di Lapangan

(1)

PENGARUH BIO VA-MIKORIZA DAN PEMBERIAN ARANG SEKAM TERHADAP JAMUR Pythium spp. PADA TANAMAN

TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabaccum L.) DI LAPANGAN

SKRIPSI OLEH

NIKI SIMATUPANG 060302026

HPT

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PENGARUH BIO VA-MIKORIZA DAN PEMBERIAN ARANG SEKAM TERHADAP JAMUR Pythium spp. PADA TANAMAN

TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabaccum L.) DI LAPANGAN

SKRIPSI

OLEH

NIKI SIMATUPANG 060302026

HPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Departemen Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Ir. Lahmuddin Lubis, MP Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr

Ketua Anggota

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

ABSTRACT

Niki Simatupang, “ The Effect of Bio VA-Mycorrhiza and application of

Charcoal to fungi Pythium spp. on Deli Tobacco Plant (Nicotiana tabaccum L.) in Field”, under supervised by Ir. Lahmuddin Lubis, MP and Ir.Mukhtar

Iskandar Pinem, M. Agr. This research aimed to know the effect of Bio

Va-Micoryza dan charcoal on Pythium spp. and know the effect charcoal to help the

growth Bio VA-Mycorrhiza to press Pithyum spp. on Deli Tobacco. This research was done in BPTTD Sampali, Medan at October 2010 until December 2010. This reseach use randomized group design factorial, Bio VA-Mycorrhiza and charcoal factor with 16 treatment combination with 2 replication.The research result showed the highest percentation attact at M0A0 treatment (Control) sebesar 100 % and the lowest at M1A1, M1A2,M1A3,M2A1,M2A2,M2A3,M3A1,M3A2, dan M3A3 sebesar 0,00%.The highest production is at M3A3 (Bio VA-Micoriza 20gr/plant) with 22,55g/plant and the lowest at M0A0 (kontrol) with 0,00%. The charcoal application is effective to control Pythium spp. disease in Deli tobacco.


(4)

ABSTRAK

Niki Simatupang, “PENGARUH BIO VA-MIKORIZA DAN PEMBERIAN ARANG SEKAM TERHADAP JAMUR Pythium spp. PADA TANAMAN TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabaccum L.) DI LAPANGAN”, dibawah bimbingan Ir. Lahmuddin Lubis, MP dan Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Bio VA-Mikoriza dan pemberian arang sekam terhadap jamur Pythium spp dan mengetahui keefektifan arang sekam dalam membantu pertumbuhan Bio VA – Mikoriza untuk menekan jamur Pythium spp. pada tanaman tembakau Deli. Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan BPTD Sampali, Medan pada bulan Oktober 2010 sampai Desember 2010. Penelitian menggunakan. Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yaitu faktor Bio VA –

Mikoriza dan faktor Arang sekam dengan 16 kombinasi perlakuan dan diulang

sebanyak dua kali.Hasil penelitian menunjukkan persentase serangan tertinggi terdapat pada perlakuan M0A0 ( Kontrol ) sebesar 100 % dan terendah pada perlakuan M1A1, M1A2, M1A3, M2A1, M2A2, M2A3, M3A1, M3A2 dan M3A3 sebesar 0,00 %. Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan M3A3 (Bio VA

– Mikoriza 20 gr/tanaman dan Arang sekam 20 gr/tanaman) sebesar 25,55

g/tanaman. Sedangkan yang terendah pada perlakuan M0A0 ( Kontrol ) sebesar 0,00 %. Pemberian Arang sekam efektif dalam mengendalikan penyakit Pythium spp pada tanaman tembakau Deli.


(5)

RIWAYAT HIDUP

Niki Simatupang lahir pada tanggal 31 Desember 1986 di Simangumban dari Ibunda Resmin Hutabarat dan Ayahanda Alm. Tumbur Parulian Simatupang. Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara.

Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

- Lulus dari Sekolah Dasar Negeri Simangumban No. 174574 Pada Tahun 2000

- Lulus dari SLTP. Negeri 2 Pahae Jae Pada Tahun 2003. - Lulus dari SMA Negeri 1 Simangumban Pada Tahun 2006.

- Pada tahun 2006 diterima di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan melalui jalur PMP.

Penulis pernah aktif dalam organisasi kemahasiswaan yaitu:

- Anggota IMAPTAN (Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman) tahun 2006-2011.

- Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN 3, Kebun Rambutan, Kotamadya Tebing Tinggi pada tahun 2010.

- Melaksanakan penelitian skripsi di BPTD Sampali pada bulan Oktober – Desember 2010.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena atas berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari Sikripsi ini adalah PENGARUH BIO VA-MIKORIZA DAN PEMBERIAN ARANG SEKAM TERHADAP JAMUR Pythium spp. PADA TANAMAN TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabaccum L.) DI LAPANGAN sebagai salah satu syarat

untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Lahmuddin Lubis, MP selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr sebagai anggota komisi pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis, dan tidak lupa juga kepada para rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan sikripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2011


(7)

DAFTAR ISI

Hlm

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...vii DAFTAR GAMBAR...viii DAFTAR LAMPIRAN...ix PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 4

Hipotesa Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 6

Syarat Tumbuh ... 8

Tanah ... 8

Iklim ... 9

Penyakit Busuk Batang Tembakau ... 10

Biologi Penyebab Penyakit (Pythium spp.) ... 10

Gejala Penyakit ... 11

Daur Hidup Penyakit ... 12

Faktor Yang Mempengaruhi ... 13

Pengendalian ... 14

Bio VA-Mikoriza ... 14

Arang ... 17

BAHAN DAN METODA Tempat Dan Waktu Penelitian ... 19

Bahan dan Alat ... 19

Metode Penelitian ... 19

Pelaksanan Penelitian ... 21

Pembuatan Bedengan ... 21

Persiapan Bibit Tembakau ... .22

Persiapan Media Tanam ... 22

Susunan Polibeg ... 23

Pemberian Arang dan Bio VA-Mikoriza ... 23

Penanaman ... 23

Penyiraman. ... 24

Penyediaan Sumber Inokulum Phytium spp. ... 25


(8)

Inokulasi Susupensi Phytium spp. ... 26

Peubah Pengamatan ... 26

Persentase Serangan (%) ... 26

Produksi (g/tan) ... 26

HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Serangan a.Pengaruh Bio VA-Mikoriza terhadap persentase serangan (%) ... 27

b.Pengaruh pemberian arang sekam terhadap persentase serangan (%) ... 28

c.Pengaruh Bio VA-Mikoriza dan Pemberian arang sekam terhadap Persentase Serangan (%) ... 29

Produksi a.Pengaruh Bio VA – Mikoriza terhadap produksi pada tanaman tembakau Deli... .... ... 31

b.Pengaruh pemberian arang sekam terhadap produksi pada tanaman tembakau Deli ... 32

c.Pengaruh Bio VA – Mikoriza dan pemberian arang sekam terhadap produksi pada tanaman tembakau Deli ... 34

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 36

Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Keterangan Hlm

1. Rataan Pengaruh Bio VA-Mikoriza Terhadap Persentase

Serangan (%) Tembakau Deli Pada Pengamtan I – X ... 27 2. Rataan Pengaruh Pemberian Arang Sekam Terhadap

Persentase Serangan (%) Tembakau Deli Pada Pengamtan I – X .... 27 3. Rataan Pengaruh Bio VA-Mikoriza dan Pemberian

Arang Sekam Terhadap Persentase Serangan (%) Tembakau Deli Pada Pengamatan I – X ... 27 4. Rataan Pengaruh Bio VA-Mikoriza Terhadap

Produksi (g/tan) Tembakau Deli…... 30 5. Rataan Pengaruh Arang Sekam Terhadap

Produksi (g/tan) Tembakau Deli ... 30 6. Rataan Pengaruh Bio VA – Mikoriza dan Arang Sekam


(10)

DAFTAR GAMBAR

Keterangan Hlm

1. Gambar Jamur Pythium spp...11

2. Gejala Serangan Pythium spp ... 12

3. Mikoriza... 15

4. Foto Biakan Murni Jamur Pythium spp……….. 82

5. Foto Plank Penelitian……….. 82

6. Foto Serangan Jamur Pythium spp Pada Batang……… 83

7. Foto Serangan Pythium spp Yang Merusak Akar Tanaman…………... 83

8. Foto Mikoriza Berupa Tepung……… 84


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Keterangan Hlm

1. Data Pengamatan I Persentase Serangan (%) Pythium spp ... 36

2. Data Pengamatan II Persentase Serangan (%) Pythium spp ... 38

3. Data Pengamatan III Persentase Serangan (%) Pythium spp ... 42

4. Data Pengamatan IV Persentase Serangan (%) Pythium spp ... 46

5. Data Pengamatan V Persentase Serangan (%) Pythium spp ... 50

6. Data Pengamatan VI Persentase Serangan (%) Pythium spp ... 54

7. Data Pengamatan VII Persentase Serangan (%) Pythium spp ... 58

8. Data Pengamatan VIII Persentase Serangan (%) Pythium spp ... 62

9. Data Pengamatan IX Persentase Serangan (%) Pythium spp ... 66

10. Data Pengamatan X Persentase Serangan (%) Pythium spp ... 70

11. Data produksi Daun Tembakau ... 74

12. Bagan Penelitian………... 78

13. Bagan Perlakuan………... 79

14. Deskripsi Tanaman Tembakau Deli……….. 81


(12)

ABSTRACT

Niki Simatupang, “ The Effect of Bio VA-Mycorrhiza and application of

Charcoal to fungi Pythium spp. on Deli Tobacco Plant (Nicotiana tabaccum L.) in Field”, under supervised by Ir. Lahmuddin Lubis, MP and Ir.Mukhtar

Iskandar Pinem, M. Agr. This research aimed to know the effect of Bio

Va-Micoryza dan charcoal on Pythium spp. and know the effect charcoal to help the

growth Bio VA-Mycorrhiza to press Pithyum spp. on Deli Tobacco. This research was done in BPTTD Sampali, Medan at October 2010 until December 2010. This reseach use randomized group design factorial, Bio VA-Mycorrhiza and charcoal factor with 16 treatment combination with 2 replication.The research result showed the highest percentation attact at M0A0 treatment (Control) sebesar 100 % and the lowest at M1A1, M1A2,M1A3,M2A1,M2A2,M2A3,M3A1,M3A2, dan M3A3 sebesar 0,00%.The highest production is at M3A3 (Bio VA-Micoriza 20gr/plant) with 22,55g/plant and the lowest at M0A0 (kontrol) with 0,00%. The charcoal application is effective to control Pythium spp. disease in Deli tobacco.


(13)

ABSTRAK

Niki Simatupang, “PENGARUH BIO VA-MIKORIZA DAN PEMBERIAN ARANG SEKAM TERHADAP JAMUR Pythium spp. PADA TANAMAN TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabaccum L.) DI LAPANGAN”, dibawah bimbingan Ir. Lahmuddin Lubis, MP dan Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Bio VA-Mikoriza dan pemberian arang sekam terhadap jamur Pythium spp dan mengetahui keefektifan arang sekam dalam membantu pertumbuhan Bio VA – Mikoriza untuk menekan jamur Pythium spp. pada tanaman tembakau Deli. Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan BPTD Sampali, Medan pada bulan Oktober 2010 sampai Desember 2010. Penelitian menggunakan. Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yaitu faktor Bio VA –

Mikoriza dan faktor Arang sekam dengan 16 kombinasi perlakuan dan diulang

sebanyak dua kali.Hasil penelitian menunjukkan persentase serangan tertinggi terdapat pada perlakuan M0A0 ( Kontrol ) sebesar 100 % dan terendah pada perlakuan M1A1, M1A2, M1A3, M2A1, M2A2, M2A3, M3A1, M3A2 dan M3A3 sebesar 0,00 %. Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan M3A3 (Bio VA

– Mikoriza 20 gr/tanaman dan Arang sekam 20 gr/tanaman) sebesar 25,55

g/tanaman. Sedangkan yang terendah pada perlakuan M0A0 ( Kontrol ) sebesar 0,00 %. Pemberian Arang sekam efektif dalam mengendalikan penyakit Pythium spp pada tanaman tembakau Deli.


(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman tembakau termasuk golongan semusim. Dalam dunia pertanian tergolong tanaman perkebunan, tetapi bukan merupakan kelompok tanaman pangan. Tembakau dimanfaatkan daunnya sebagai bahan pembuatan rokok (Cahyono, 1998).

Penggunaan tembakau berasal dari bangsa Indian, berkaitan dengan upacara-upacara keagamaan mereka. Colombus pertama kali mengetahui penggunaan tembakau ini dari orang-orang Indian. Pada tahun 1556, tanaman tembakau diperkenalkan di Eropa, dan mula-mula hanya digunakan untuk keperluan dekorasi dan kedokteran/medis saja. Setelah itu tembakau menjadi populer di Eropa dan digunakan untuk beberapa keperluan, misalnya untuk menghilangkan rasa lapar dan mengobati beberapa penyakit (Matnawi, 1997).

Tembakau telah terkenal sebagai komoditi ekspor sejak dua setengah abad yang lalu, yakni ketika penguasa kolonial yang kemudian digantikan oleh pemodal swasta mengusahakan untuk pasaran Eropa. Kira-kira dua abad sejak diperkenalkannya tembakau oleh bangsa Portugis di Nusantara, tanaman tembakau merupakan tanaman untuk komsumsi kelompok elite, dan kemudian secara bertahap meluas menjadi konsumsi rakyat kebanyakan (Pedmo dan Djatmiko, 1991).

Di dunia pertembakan internasional, Indonesia telah terkenal karena jenis tembakau cerutu. Sebab sejak 2,5 abad yang lalu, Indonesia sudah mengekspor


(15)

samping tembakau deli, yang termasuk jenis tembakau cerutu yaitu tembakau besuki dan tembakau vorstenladen. Di pasaran internasioanal, tembakau deli lebih dikenal sebagai tembakau sumatera, sedangkan tembakau besuki dan tembakau vorstenlanden lebih dikenal dengan nama tembakau jawa (Tim Penulis, 1993).

Tembakau deli saat ini masih merupakan primadona tembakau cerutu, kegunaannya lebih diutamakan untuk pembungkus cerutu, bahkan daun tembakau deli lebih terkenal sebagai pembungkus dan pembalut cerutu nomor satu di dunia, sehingga tetap dibutuhkan oleh pabrik penghasil cerutu berkualitas tinggi. Tembakau deli termasuk tembakau kelas elite serta mempunyai keistimewaan anatara lain memiliki cirri, rasa, dan aroma khas yang tidak dapat digantikan posisinya dengan tembakau jenis lain (Erwin, 2000).

Perkembangan penanaman tembakau di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan perkembangan perdagangan di dunia luar. Di samping itu karena pengaruh iklim dan tanah di daerah-daerah pertanaman dan cara-cara bercocok tanam, banyak terdapat tipe-tipe atau jenis tembakau antara lain : tembakau susur, tembakau untuk sigaret kretek, rokok lintingan, tembakau sigaret putih, dan tembakau cerutu yang hasilnya dipasarkan di Eropa untuk industry cerutu (Abdullah dan Soedarmanto, 1990).

Dalam budaya tanaman sering kita jumpai berbagai kendala yang mengakibatkan produksi berkurang. Salah satu kendala dalam budidaya tanaman adalah adanya serangan penyakit khususnya patogen tular tanah. Beberapa upaya pengendalian seperti pemilihan varietas tahan, pengaturan jarak tanam, perawatan


(16)

benih dan pengendalian dengan secara kimia telah dilakukan agar tanaman terhindar dari penyakit (Mujoko dkk, 1999).

Tanaman tembakau deli sangat peka terhadap penyakit, seperti penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri maupun virus. Penyakit tumbuhan menyebabkan kerugian yang cukup besar di setiap musim tanam. Kemunculan penyakit dapat terjadi pada berbagai fase mulai dari persemaian sampai saat panen, bahkan penyakit dapat terjadi pula pada periode lepas panen. Salah satu jenis penyakit tanaman yang menyerang pertanaman tembakau adalah penyakit rebah semai yang disebabkan oleh jamur Pythium spp. (Erwin, 2000).

Pythium ini tergolong kedalam kelas Phycomycetes. Penyakit ini sering

disebut sebagai penyakit hangus batang atau damping off yang dapat menyebabkan turunnya produksi sampai 20 % karena tidak baiknya bibit. Jamur ini pada umumnya berkembang di daerah tropika. Sumber penyakit pada umumnya berkembang di daerah tropika. Sumber penyakit pada umumnya terdapat di dalam tanah yang dipergunakan, atau terikut oleh aliran air hujan dan sebagainya (Erwin, 2000).

Usaha pengendalian penyakit tanaman akhir-akhir ini lebih banyak ditekankan pada pengendalian secara biologi. Salah satu mikroba yang berpotensi sebagai agen antagonis patogen tular tanah termasuk Pythium spp. adalah jamur Mikoriza Vesikular-Arbuskular (MVA) (Hersanti, 1997).

Penggunaan agen biologi sebagai pengendali patogen tular tanah memerlukan kondisi tanah yang cukup mendukung. Menurut Kobayashi dan Branch (1989) dalam Hersanti (1997), kombinasi antara jamur MVA dengan arang kelapa sawit pada tanaman lebih aktif dalam menekan layu


(17)

Fusarium axysporum f.sp. cucumberinum, Rhizoctonian sealant, Pythium spp.

Jika dibandingkan dengan penggunaan MVA dan arang kelapa sawit secara sendiri-sendiri.

BioVA-Mikoriza adalah jamur yang hidup bersimbiosis saling menguntungkan dengan akar tanaman. BioVA-Mikoriza dapat membantu dan mempermudah akar tanaman dalam menyerap mineral dan unsure hara dari dalam tanah (Anonimus, 2006).

Sehubungan dengan uraian diatas, untuk mengetahui lebih lanjut dalam menekan serangan jamur Pythium spp. maka perlu diadakan suatu penelitian untuk mengendalikan penyakit ini di lapangan pada tanaman tembakau deli.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Bio VA-Mikoriza dan pemberian arang sekam terhadap jamur Pythium spp. Pada tanaman tembakau deli di lapangan. 2. Untuk mengetahui arang sekam yang efektif dalam membantu

pertumbuhan Bio VA-Mikoriza untuk menekan jamur Pythium spp pada tanaman tembakau deli.

3. Untuk mengetahui efektifitas antara Bio VA-Mikoriza dan Arang sekam dalam menekan jamur Pythium spp pada tanaman tembakau Deli.

Hipotesis Penelitian

1. Pemberian mikoriza dengan dosis yang berbeda mempengaruhi efektifitasnya dalam pengendalian penyakit Pythium spp. pada tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum L.).


(18)

2. Pemberian arang sekam dengan dosis yang berbeda mempengaruhi efektifnya penggunaan mikoriza dalam pengendalian penyakit

Pythium spp. pada tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum L.).

3. Adanya interaksi antara Bio VA-Mikoriza dan Arang sekam dalam menekan jamur Pythium spp pada tanaman tembakau Deli.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.


(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Sharma (1993), tembakau dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae Class : Dicotyledoneae Ordo : Personatae Famili : Solananacea Genus : Nicotiana

Spesies : Nicotiana tabaccum. L.

Tanaman tembakau memiliki akar tunggang, jika tanaman tumbuh bebas pada tanah yang subur terkadang dapat tumbuh sepanjang 7,5 cm. Selain akar tunggang terdapat bulu-bulu akar dan akar serabut. Akar tanaman tembakau kurang tahan terhadap air yang berlebihan karena dapat mengganggu pertumbuhan akar bahkan tanaman dapat mati (Matnawi, 1997).

Batang tanaman tembakau berbentuk agak bulat, batangnya agak lunak tetapi kuat. Makin ke ujung semakin kecil, ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun. Batang tanaman tidak bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun juga ditumbuhi tunas yang disebut tunas ketiak daun. Diameter batang sekitar 5 cm (Cahyono, 1998).

Daun tembakau berbentuk lonjong atau bulat, tergantung pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya berbulat runcing, sedangkan berbentuk bulat ujungnya berbentuk tumpul. Daun memiliki tulang-tulang


(20)

menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Ketebalan daun yang berbeda-beda, tergantung varietas budidaya. Daun tumbuh berselang-seling mengelilingi batang tanaman. Daun memiliki mulut daun yang terletak merata. Jumlah daun dalam satu tanaman 28 – 32 helai (Cahyono, 1998).

Buah tembakau berbentuk lonjong dan berukuran yang kecil, didalamnya banyak berisi biji yang bobotnya sangat ringan. Dalam setiap gram biji berisi 12000 butir biji. Tiap-tiap batang tembakau dapat menghasilkan rata-rata 25 gram biji. Kira-kira 3 minggu sesudah pembuahan, buah tembakau telah jadi masak, biji dari buah tembakau yang baru dipungut kadang-kadang belum dapat berkecambah bila disemaikan, sehingga biji-biji tembakau perlu mengalami masa istirahat atau dominasi kira-kira 2 – 3 minggu untuk dapat berkecambah. Untuk dapat memperoleh kecambah yang baik sekitar 95% biji yang dipetik harus sudah masak dan telah disimpan dengan baik dengan suhu yang kering (Abdullah dan Soedarmanto, 1998).

Jika diurutkan ke bawah, tembakau termasuk sub-famili Nicotianae dan genus Nicotiana. Dari sekian banyak species, yang mempunyai arti ekonomi paling tinggi diantaranya species Nicotianae tabacum dan Nicotiana rustica. Kedua species tembakau ini bisa dibedakan dari bentuk dan warna bunganya. Lebih teliti lagi, kedua spesies ini bisa dibedakan dengan menggunakan mikroskop. Walaupun keduanya dalam kedaan diploid mempunyai jumlah kromosom yang sama (48), tetapi di bawah mikroskop bentuknya mudah dibedakan. Beberapa spesies lainnya cukup dikenal baik, tetapi tidak mempunyai nilai ekonomi terlalu tinggi dan lebih banyak dikenal sebagai tanaman hias (Akehurst, 1991).


(21)

Syarat Tumbuh Tanah

Setiap jenis tembakau menghendaki jenis tanah yang berbeda, namun ada syarat khusus yang dikehendaki oleh setiap jenis tembakau. Tembakau cerutu dataran rendah seperti tembakau deli menghendaki tanah yang banyak mengandung humus.Cerutu dataran tinggi seperti besuki menghendaki tanah subur yang berasal dari gunung berasal dari gunung berapi. Tembakau Deli banyak di tanam pada tanah yang berwarna hitam berdebu dengan kandungan humus 16% dan pH 5-5,6. Ada juga yang ditanam pada tanah-tanah sendimenter dan tanah alluvial yang endapannya mengandung bahan drastis (Tim Penulis, 1993).

Sifat fisik tanah yang penting adalah tekstur dan struktur tanah. Tekstur tanah adalah liat berpasir dengan kandungan pasir 50% dengan tekstur debu. Struktur tanah yang baik untuk budidaya tembakau adalah gembur. Karena tanah yang demikian itu memudah pertumbuhan dan perkembangan perakaran tanaman, meningkatkan peredaran udara di dalam tanah sehingga dapat mencegah menggenangnya air (Matnawi, 1997).

Setiap jenis tembakau memiliki mutu yang khas dan menghendaki ketinggian tempat penanaman yang berbeda-beda. Jenis tembakau cerutu menghendaki daun yang tipis dan elastis. Daerah-daerah yang cocok untuk penanaman tembakau cerutu adalah daerah rendah. Misalnya, daerah Klaten dengan ketinggian tempat 120-300 m dpl., daerah Deli dengan ketinggian tempat 120-200 m dpl (Tim Penulis, 1993).


(22)

Keadaan temperatur dan kelembapan udara berbeda-beda sesuai dengan jenis tanaman tembakau. Tembakau dataran tinggi memerlukan temperatur udara yang rendah. Tembakau dataran rendah memerlukan temperatur yang tinggi namun temperatur yang cocok untuk pertumbuhan tembakau pada umumnya berkisar antara 21-32,30C (Cahyono, 1998).

Curah hujan yang dibutuhkan antara tembakau yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Masalah air berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Misalnya tembakau cerutu menghendaki curah hujan berkisar antara 1500-200 mm/tahun. Artinya untuk setiap tahunnya areal daerah tembakau harus mendapatkan siram air hujan sebanyak 1500-2000 mm. Untuk pengelolahan tembakau cerutu mulai pengolahan tanah sampai pemetikan daun yang diinginkan dibutuhkan 4 bulan kering. Jenis tembakau cerutu biasanya dipetik pada waktu musim hujan sedang pengolahan tanah dan penanamannya di usahakan pada waktu musim kemarau (Matnawi, 1997).

Suhu optimal yang dikehendaki adalah 270C atau berkisar antara 220C-330C. Kelembaban udara baik untuk di ketahui guna memperhitungkan saat merajalelanya perkembangan cendawan seperti penyakit patik. Kelembaban udara yang baik berkisar antara 62-85% (Matnawi, 1997).


(23)

Penyakit Busuk Batang pada Tembakau (Pythium spp.) Biologi Penyakit

Menurut Erwin (2000) penyakit rebah semai atau hangus batang (busuk batang) pada tembakau disebabkan oleh jamur Pythium spp. Jamur ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae Divisio : Mycota Subdivisio : Eumycotina Kelas : Phycomycetes Ordo : Peronosporales Family : Pythiaceae Genus : Pythium Spesies : Pythium spp.

Jamur Pythium spp. Mempunyai miselium kasar, lebarnya kadang-kadang sampai 7 µ m. Selain membentuk sporangium yang biasa, (berbentuk bulat atau lonjong), jamur juga membentuk sporangium yang bentuknya tidak teratur seperti batang atau bercabang-cabang, yang dipisahkan dari ujung hifa. Bagian ini sering disebut presporangium dan ukurannya 800 x 20 µ m, sedangkan Oospora memiliki dinding yang agak tebal dan halus, diameter 17-19 µ m. Hifa Pythium spp. adalah hialin, tidak bersepta dan umumnya memiliki lebar 4-6 µ m. Pada agar kentang jamur membentuk banyak klamidospora bulat yang berukuran 21-39 µ m (Semangun, 2000).

Untuk lebih jelasnya, gambar Pythium spp. dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


(24)

Gambar 1. Bentuk klamidospora pada jamur pythium spp. a.Klamidospora b.Miselium

Sumber : Foto Langsung

Sporangia panjangnya bervariasi dari 50-1000 µ m dan umumnya memiliki membedakan zoospore. Oorgonia berbentuk spherical dan terminal dengan diameter 22-27 µm (Erwin, 2000).

Gejala Penyakit

Di Deli selain di pembibitan jamur juga menyerang tanaman tembakau muda yang baru saja di pindah ke lapangan, dan menimbulkan penyakit yang disebut “batang terbakar parasite” (parasitaire Stengel verbranding, Bld.) (Semangun, 2000).

Di kebun, penyakit timbul pada hari-hari pertama sesudah pemindahan. Pangkal batang berlekuk sepanjang 1-15 cm dan membusuk.Tanaman yang sakit “busuk batang” ini biasanya tidak menunjukkan gejala kelayuan yang jelas. Kulit batang sama sekali rusak dan empelur batang berlubang. Kalau batang belum berkayu tanaman akan rebab, karena batang yang terserang mudah sekali patah. Akhirnya tanaman busuk basah menjadi suatu massa berwarna gelap atau hitam (Semangun, 2000).


(25)

Akar tanaman yang terinfeksi akan berwarna coklat muda dan akan terlihat berair. Pengamatan mikroskopis dari jaringan korteks umumnya menunjukkan adanya jamur oospora dan beberapa tanaman akan mengalami penggulungan dan klorotik (Erwin, 2000).

Gambar 2. Gejala serangan Phytium spp.

Sumber : foto langsung dari tembakau BPTD PTPN II Sampali (2010)

Daur Hidup

Temperatur optimum untuk Pythium spp. yang menyerang tanaman tembakau bervariasi cukup besar yaitu 24-350C, pH optimum yang diinginkan adalah 5,5. Jamur ini bersifat polifag sehingga dapat mempunyai beberapa jenis tanaman inang antara lain lamtoro (Leucana leucocephala), bayam (Amaranthus sp.), kucingan (Mimosa pudica), kerokot (Portulaca oleracea) (Erwin, 2000).

Pythium spp. terdapat di dalam tanah sebagai saprofit atau dalam

bahan-bahan lemah dan dapat bertahan untuk masa waktu tertentu tanpa adanya makanan. Sporangium akan berfungsi sebagai struktur survival jangka panjang (Erwin, 2000).

Gejala Serangan


(26)

Faktor Yang Mempengaruhi

Pada tanah yang mengandung air tinggi dan bibit yang rapat merupakan hal yang tidak dikehendaki untuk proses pertumbuhan yang cepat dari jaringan tembakau. Demikian halnya pH tanah antara 5,4 sampai 7,5 mendukung atau meransang untuk berkembangnya rebah semai. Di samping itu factor-faktor lain seperti bibit yang lambat tumbuh atau yang terluka oleh kadar garam tinggi dan infeksi mematoda dapat meningkatkan kerusakan pada tanaman tembakau oleh pathogen ini (Lucas et al.1985).

Beberapa faktor lingkungan seperti kelembaban, aerasi, suhu, derajat keasaman tanah mempengaruhi penyebaran penyakit ini. Air dalam tanah membantu penyebaran penyakit baik langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, kebanyakan air menyebabkan kurangnya aerase, sehingga berpengaruh kurang baik terhadap tanaman tembakau, dengan akibat pertumbuhan yang lemah. Sehingga, air yang tergenang sangatlah tidak cocok dalam pertumbuhan tembakau untuk mencegah keberadaan jamur ini. Jamur Pythium ini mempunyai toleransi yang cukup besar terhadap suhu antara 15-300C (Mehrotra, 1983).

Pengendalian

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit

Pythium spp. sebagai berikut :

1. Untuk media pembibitan diusahakan tanah yang mudah meluluskan air, agar kelembaban tanah tidak terlalu tinggi, terutama pada musim hujan.


(27)

2. Sanitasi,dengan membuang bibit yang sakit untuk menghindari penularan lebih lanjut, juga membuang bibit disekitar pembibitan yang sakit dengan radius 1 m atau lebih.

3. Jarak tanam bibit agar tidak terlalu rapat untuk mengurangi kelembaban di pembibitan.

4. Penyemprotan dengan fungisida terutama yang mengandung bahan aktif metalaxyl. Rekomendasi penggunaan fungisida harus diikuti dengan benar.

(Erwin, 2000).

Untuk mengurangi busuk batang di kebun-kebun yang selalu mendapat serangan, di Deli dianjurkan untuk menanam bibit yang agak berkayu. Bibit ditanam dalam lubang-lubang,hanya akar dan leher akar saja yang ditutup dengan tanah,karena bagian ini lebih rentan terhadap infeksi. Lubang baru diisi penuh dengan tanah lebih kurang 7 hari sesudah penanaman.Juga cara ini dilakuakan pada penyulaman tanaman yang mati (Semangun, 2000).

Bio VA-Mikoriza

Mikoriza merupakan jamur yang hidup secara bersimbiosis dengan system

perakaran tananaman tingkat tinggi. Walau ada juga yang bersimbiosis dengan rizoid (akar semu) jamur. Mikoriza secara umum terbagi atas 2 (dua) golongan, yaitu : ektonikoriza dan endomikoriza.Pembagian ini didasarkan pada tempat

mikoriza yang bersimbiosis pada akar. Eltomikoriza : merupakan mikoriza yang

menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel apeks akar.

Endomikoriza : merupakan mikoriza yang menginfeksi bagian dalam akar


(28)

Gambar 3. Mikoriza (Glomus sp.)

Sumber

Bio VA-Mikoriza adalah jamur yang hidup bersimbiosis saling menguntungkan dengan akar tanaman. Bio VA-Mikoriza ini dirancang untuk membantu dan mempermudah akar tanaman menyerap mineral dan unsure hara dari dalam tanah khususnya fosfat dan air. Tanaman yang berasosiasi dengan

VA-Mikoriza lebih tahan terhadap kekeringan.

Ada 4 manfaat mikoriza yaitu :

1. Berfungsi melarutkan mineral tanah khususnya fosfat yang sangat dibutuhkan tanaman.

2. Membantu proses penyerapan mineral dan air kedalam akar tanaman. 3. Menghasilkan hormone pertumbuhan tanaman antimicrobial.

4. Digunakan cukup hanya sekali pada saat tanaman disemai, jumlah Bio

Va-Mikoriza terus bertambah seiring dengan pertumbuhan tanaman.


(29)

Pemberian inokulum mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tumbuhan dan kemampuan tanaman memamfaatkan nutrisi yang ada dalam tanah, terutama P, Ca, N, Cu, Mn, K, dan Mg. Kolonisasi jamur MVA dapat memperluas bidang serapan akar, berkat adanya hifa eksternal yang tumbuh dan berkembang melebihi jangkauan bulu akar. Selain itu MVA dapat juga meningkatkan kandungan klorofil, penyerapan air, dan perangsang tumbuh. Terpacunya produksi substansi-substansi zat perangsang tumbuh, menjadikan tanaman lebih toleran terhadap shock, terutama untuk tanaman yang dipindahkan ke lapangan (Rompas,1997).

Jamur MVA mempunyai pengaruh fisiologis pada inang uga dapat melindungi akar serabut yang tidak bersuberin terhadap serangan patogen. Perbaikan status hara akibat asosiasi jamur MVA menunjukkan toleransi tanaman lebih tinggi terhadap keracunan logam berat, kekeringan, suhu, pH tanah, dan serangan beberapa patogen tular tanah (Soenartiningsi dan Talanea, 1997).

Akar tanaman yang terbungkus oleh mikoriza akan menyebabkan akar tersebut terhindar dari serangan hama dan penyakit. Infeksi akar akan terhambat,disamping itu mikoiza akan menggunakan semua kelebihan karbohidrat dan eskudat akar lainnya,sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok bagi pertumbuhan patogen. Dipihak lain, jamur mikoriza ada yang dapat melepaskan antibiotik yang dapat mematikan patogen. Beberapa hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jamur mikoriza dapat menghasilkan hormon seperti sitokinin,giberalin dan vitamin (Anonimus, 2007).

Peingkatan ketahanan tanaman terhadap patogen juga dipengaruhi oleh adanya beberapa jamur MVA yang dapat menghasilkan antibiotik,misalnya


(30)

fenol,quinone dan berbagai phytoalexine. Tanaman yang terinfeksi jamur MVA dapat memproduksi bahan atsiri yang bersifat fungistatik jauh lebih banyak dibanding dengan yang tidak terinfeksi MVA. Juga mengandung asam amino 3-10 kali lebih banyak dibanding tanaman yang tidak terinfeksi MVA. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan ketahanan melalui eksudat akar. Eksudat akar yang terinfeksi jamur MVA berbeda dengan eksudat akar yang tidak terinfeksi jamur MVA. Perubahan eksudat akar sangat mempengaruhi mikroorganisme dalam rhizosfer dan bentuk perubahannya dapat mengakibatkan peningkatan ketahanan tanaman, sehingga dapat menguntngkan tanaman karena tanaman dapat terhindar serangan patogen tanah. Dosis yang umum digunakan adalah sebesar 20 gram/tanaman (Soenartiningsih dan Talanea, 1997).

Arang

Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon,dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. ketika pemanasan berlangsung,diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi (Tryana dan Sarma, 2007).

Sekam padi merupakan limbah pertanian yang belum dimamfaatkan secara luas dan secara umum jumlahnya cukup banyak,diberbagai daerah pertanian. Sekam padi mengandung 11,5% air, 20,03% abu dan 44,31 selulosa. Bio VA-Mikoriza dapat memamfaatkan selulosa sebagai sumber karbon dan energi untuk kebutuhan hidupnya (Winarsih dan Syafrudin, 2008).


(31)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD) Sampali PTPN II. Dengan ketinggian tempat + 25 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2010.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah tanaman tembakau varietas F1-45, Bio VA-Mikoriza, arang sekam padi, PDA, pupuk NPK dan pupuk KNO3,

tanaman yang terserang Pythium spp, Alkohol 96%, Clorox 0,1% dan Aquades. Adapun alat yang digunakan adalah cawan petri, erlenmeyer, handsprayer, objek glass,mikroskop, plastik, kukusan, polibeg dan plank.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu :

Faktor 1: Bio VA-Mikoriza (M) M0 : Kontrol

M1 : Bio VA-Mikoriza dengan dosis 10 gr/tanaman M2 : Bio VA-Mikoriza dengan dosis 15 gr/tanaman M3 : Bio VA-Mikoriza dengan dosis 20 gr/tanaman


(32)

Faktor 2 : Pemberian Arang (A) A0 : Kontrol

A1 : Arang sekam padi dengan dosis 10 gr/tanaman A2 : Arang sekam padi dengan dosis 15 gr/tanaman A3 : Arang sekam padi dengan dosis 20 gr/tanaman

Kombinasi Perlakuan :

M0A0 M0A1 M0A2 M0A3 M1A0 M1A1 M1A2 M1A3 M2A0 M2A1 M2A2 M2A3 M3A0 M3A1 M3A2 M3A3

Jumlah ulangan 2, yang diperoleh dari rumus sebagai berikut: (r) = (t-1) (r-1) > 15

(16-1) (r-1) > 15 15(r-1) > 15 15r > 15+15 r > 30 : 15 r > 2

r = 2 ulangan

Kombinasi Perlakuan : 16 perlakuaan Ulangan : 2 blok

Jumlah tanaman per plot : 4 tanaman Jumlah plot : 2 x 16 = 32 plot Jumlah sampel yang diamati : 4 tanaman/plot


(33)

Ukuran plot : 210 cm x 195 cm Jarak antar plot : 50 cm

Paret keliling : 30 cm

Luas lahan : p x l = 13,10 x 12,35 = 161,785 m Jarak tanam : 50 x 45 cm

Jumlah seluruh tanaman : 4 x 32 = 128 tanaman

Model linier yang digunakan adalah :

Yijk = µ + ρi + αj +βk + (αβ)jk + Eijk

Dimana:

Yijk = Data yang dihasilkan dari pengaruh ulangan pada taraf ke i dan perlakuan ke j dan perlakuan ke k.

µ = Rataan/Nilai tengah

ρi = Efek blok ke i

αj = Efek perlakuan ke j

βk = Efek perlakuan ke k

(αβ)jk = Efek interaksi perlakuan ke j dan perlakuan ke k

Eijk = Efek error dari ulangan pada taraf ke i dan perlakuan ke j dan perlakuan ke k.

Pelaksanaan Penelitian

Survey pendahuluan dilakukan untuk menentukan wilayah atau lokasi kebun percobaan di BPTD PTPN II Sampali.


(34)

Pembuatan Bedengan

Pembuatan bedengan dilaksanakan adalah untuk keperluan perkecambahan dan untuk jarangan bibit (Plat). Pembuatan bedengan sudah selesai saat 5-7 hari sebelum bedengan digunakan (sebelum tabur benih). Pekerjaan yang dilakukan dalam pembuatan bedengan adalah mula-mula bedengan dibuat membujur dari utara ke selatan, dengan panjang bedengan 6 m, lebar 1 m dan tinggi 30 – 40 cm. Payungan menghadap timur dengan tinggi 100 cm bagian depan dan 80 cm bagian belakang. Atap payungan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan bawah terdiri dari plastik transparan putih dan lapisan atas terdiri dari atap lalang.

Pada bedengan persemaian permukaan harus rata dan halus, diberi alas dengan plastik tembus air, diisi dengan media campur dengan komposisi tanah : kompos : pasir sebanyak 5 : 3 : 2, pada setiap sisi deberi bumbu untuk menahan media campuran. Tinggi media campuran 6 cm. Pada bedengan jarangan permukaan bedengan harus miring bagian depan dengan tinggi bedengan 30 cm dan bagian belakang 40 cm, permukaan bedengan diberi lembaran plastik yang tidak tembus air. Arah depan bedengan pada bagian yang tinggi menghadap ke timur dan arah belakang menghadap ke barat.

Persiapan Bibit Tembakau

Benih tembakau varietas F1-45 terlebih dahulu diletakkan di atas kain kasa basah selama 72 jam (3 hari) di ruangan yang tidak langsung terkena sinar matahari selama 3 hari agar benih tersebut menggembung dan mudah untuk berkecambah. Setelah 3 hari benih tersebut ditaburkan secara merata pada media


(35)

persemaian. Setelah berumur 16 – 20 hari bibit siap untuk dipindahkan ke plat bibit hingga bibit berumur 40 hari dan siap untuk dipindahkan ke lapangan.

Persiapan Media Tanam

Tanah top soil, pasir dan kompos yang akan digunakan (2:1:1) diayak terlebih dahulu. Diletakkan pada tempat yang terlindung. Media campuran tersebut kemudian disterilkan dengan cara memanaskannya (mengukus) pada suhu ± 105 0C selama ± 30 menit. Media yang dipanaskan dikeluarkan dari kukusan lalu dikering-anginkan di atas alas plastik di ruangan tertutup selama ± 2 hari. Kemudian tanah tersebut dimasukkan ke dalam polibeg ukuran 15 kg setinggi 2/3 dari polibeg. Disusun rapi menjadi 2 bagian, yaitu ulangan I, II dengan masing-masing plot dapat 4 polibeg.

Pemberian Arang Sekam dan Bio VA-Mikoriza

Pengaplikasian arang sekam dilakukan pada saat pengisian tanah ke dalam polibeg dengan dosis sesuai perlakuan. Setelah 3 hari dilakukan pengaplikasian Bio VA-Mikoriza dengan dosis sesuai perlakuan . Kedua aplikasi ini dilakukan 7 hari sebelum dilakukan penanaman.

Penanaman

Tanaman tembakau yang telah berumur 40 hari ditanam ke dalam polibeg yang telah tersedia. Sebelum penanaman dilakukan penyiraman pada media tanam 1 hari sebelum penanaman.

Pemeliharaan

Dalam kegiatan pemeliharaan meliputi penyisipan, penyiraman dengan menyesuaikan interval dan volume penyiraman dengan kebutuhan tanaman.


(36)

Penyiraman dilakukan sebanyak 3 kali bila cuaca panas dan 2 kali bila cuaca mendung. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan hansprayer, pemupukan sesuai dengan anjuran selama masa penanaman, dan pengendalian hama dan penyakit. Jika diperlukan, diberikan perlakuan secara kimia sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

Penyediaan sumber inokulum Pythium spp.

Sumber inokulum diambil dari tanaman tembakau yang terserang patogen

Pythium spp. Bagian tanaman yang terinfeksi dibersihkan dengan aquades steril.

Bagian batang yang terserang dipotong-potong (0,5 x 0,5 cm) lalu disterilisasi permukaanya dengan Clorox 0,1 % selama dua menit. Kemudian dibilas permukaanya dengan aquades steril sebanyak 3 kali. Selanjutnya potongan batang tersebut dikeringkan di atas kertas saring. Potongan tersebut kemudian ditanam diatas media PDA. Setelah miselium tumbuh, miselium tersebut diperiksa dengan menggunakan mikroskop kemudian miselium dari jamur Pythium spp. diisolasi kembali untuk mendapatkan biakan murni. Biakan murni yang digunakan adalah biakan yang telah berumur lima hari.

Inokulasi Pythium spp.

Sebelum memperoleh suspensi dari Pythium spp, dibiakkan terlebih dahulu dalam media PDA sampai diperoleh biakan murninya. Kemudian biakan murni dari Pythium spp. diberi aquades steril sebanyak 10 ml, lalu dishaker selama 15 menit agar bagian permukaan atas dari media terlepas dan tercampur dengan larutan air. Setelah itu suspensi disaring dengan menggunakan kertas saring. Larutan inilah yang kemudian diinokulasikan ke tanaman tembakau.


(37)

Inokulasi Suspensi Pythium spp

Inokulasi suspensi Pythium spp. dilakukan pada media tanam yang telah dibuat lubang melingkar disekitar perakaran tanaman yang dilakukan dengan cara disemprot dengan handsprayer sampai tanah tersebut basah. Inokulasi dilakukan pada saat tanaman tembakau berumur 2 minggu setelah tanam.

Peubah Amatan

1. Persentase Serangan (%)

Pengamatan dilakukan dengan mengamati tanaman tembakau yang terserang jamur Pythium spp. Pengamatan pertama dilakukan 3 hari setelah inokulasi Pythium spp. dengan interval 3 hari sekali. Persentase kerusakan dihitung dengan menggunakan rumus :

a

P = x 100 %

a + b Dimana :

P = Persentase Serangan

a = Jumlah tanaman yang terserang b = Jumlah tanaman yang sehat (Abadi, 2003).

2. Produksi (g/tan)

Pemanenan daun tembakau dapat dilakukan setelah berumur 40 hari. Panen pertama dilakukan dengan memetik dua helai daun tembakau. Panen kedua dilakukan 3 hari setelah panen pertama dengan memetik 2-3 lembar daun. Panen dilakukan sebaiknya 3 kali dengan interval waktu 3 hari. Kemudian daun yang telah dipanen ditimbang basah yang diperoleh pada setiap perlakuan pada tanaman tembakau.


(38)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian Pengaruh Bio VA-Mikoriza dan Pemberian Arang Sekam

Terhadap Jamur Pyhtium spp. Pada Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) Di Lapangan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Rataan Pengaruh Bio VA - Mikoriza dan Pemberian Arang Sekam iTerhadap Persentase Serangan Tembakau Deli (%)

Perlakuan Hari pengamatan (hst)

3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

M0A0 12.50A 37.50B 50.00B 75.00C 75.00D 75.00D 100.00C 100.00C 100.00C 100.00C

M0A1 0.00A 0.00A 12.50A 25.00B 50.00CD 62.50CD 62.50BC 62.50BC 62.50BC 62.50BC

M0A2 0.00A 0.00A 0.00A 25.00B 37.50CD 37.50CD 37.50B 50.00BC 50.00BC 62.50BC

M0A3 0.00A 0.00A 0.00A 25.00B 25.00BC 25.00BC 37.50B 37.50BC 50.00BC 62.50BC

M1A0 0.00A 0.00A 0.00A 12.50AB 12.50AB 12.50AB 12.50A 25.00AB 25.00AB 25.00AB

M1A1 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A M1A2 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A

M1A3 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A

M2A0 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A M2A1 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A M2A2 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A

M2A3 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A M3A0 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A M3A1 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A M3A2 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A

M3A3 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A

Faktor M

M0 3.13A 9.38B 15.63B 37.50B 46.88B 50.00B 59.38B 62.50B 65.63B 71.88B M1 0.00A 0.00A 0.00A 3.13A 3.13A 3.13A 3.13A 6.25A 6.25A 6.25A M2 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A

M3 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A 0.00A

Faktor A

A0 3.13A 9.38B 12.50B 21.88B 21.88B 21.88B 28.13B 31.25B 31.25A 31.25A A1 0.00A 0.00A 3.13AB 6.25A 12.50AB 15.63AB 15.63AB 15.63AB 15.63A 15.63A A2 0.00A 0.00A 0.00A 6.25A 9.38A 9.38AB 9.38A 12.50AB 12.50A 15.63A

A3 0.00A 0.00A 0.00A 6.25A 6.25A 6.25A 9.38A 9.38A 12.50A 15.63A

Keterangan : Superscript yang sama pada satu kolom menunjukan perlakuan memberikan pengaruh yang sama dan superscript yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda


(39)

1. Persentase Serangan (%)

a. Pengaruh Bio VA-Mikoriza terhadap persentase serangan

Data pengamatan persentase serangan tanaman tembakau Deli dimulai pengamatan I-X dapat dilihat pada lampiran 1-10. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa Bio VA-Mikoriza memberikan hasil yang tidak berbeda nyata pada pengamatan I dan berpengaruh sangat berbeda nyata pada pengamatan II – X, hal ini dapat dilihat pada tabel 1.

Dari data yang didapat bahwa pada pengamatan I pada tabel 1 diperoleh hasil tidak nyata tapi pada pengamatan II – X hasil yang diperoleh bahwa M0 (Kontrol) sangat nyata dengan M1 10 gr/tanaman, M2 15 gr/tanaman dan M3 20 gr/tanaman.

Pada pengamatan X persentase serangan tertinggi pada M0 (Kontrol) yaitu 71,88% sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan M3 20 gr/tanaman dan M2 15 gr/tanaman.

Dari hasil yang dapat disimpulkan bahwa serangan pythium spp. terbesar terdapat pada M0 (Kontrol) yang mana tidak adanya pemberian Bio VA –

Mikoriza ataupun pemberian arang sekam. Hal ini sesuai dengan literatur

(Erwin, 2000) yang menyatakan bahwa akar tanaman yang terinfeksi akan berwarna coklat muda dan akan terlihat berair. Pengamatan mikroskopis dari jaringan korteks umumnya menunjukkan adanya jamur oospora dan beberapa tanaman akan mengalami penggulungan dan klorotis.

a. Pengaruh pemberian arang sekam terhadap persentase serangan (%)

Data pengamatan persentase serangan tanaman tembakau deli dimulai pengamatan I – X dapat dilihat pada lampiran 1-10. Dari hasil analisis sidik ragam


(40)

diketahui bahwa arang sekam memberikan hasil yang sangat berbeda nyata pada pengamatan II – IV, hal ini dapat dilihat pada tabel 1.

Dari data yang didapat bahwa pada pengamatan I pada tabel 1 diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa arang sekam efektif dalam menekan perkembangan jamur Pythium spp.

b. Pengaruh Bio VA-Mikoriza dan Pemberian arang sekam terhadap Persentase Serangan (%).

Data pengamatan persentase serangan tanaman tembakau Deli dimulai pengamatan I – X dapat dilihat pada lampiran 1-10. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa pengaruh Bio VA-Mikoriza dan pemberian arang sekam terhadap persentase serangan memberikan hasil yang sangat berbeda nyata pada pengamatan II-X, hal ini dapat dilihat pada tabel 1.

Dari data yang didapat bahwa pada pengamatan I pada tabel 1 diperoleh hasil tidak berbeda nyata tetapi pada pengamatan II – X hasil yang diperoleh bahwa M0A0(Kontrol) sangat berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan M0A1 (arang sekam 10gr/tanaman) tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Pada pengamatan X diperoleh persentase serangan yang terendah terdapat pada M1A1, M1A2, M1A3, M2A1, M2A2, M2A3, M3A1, M3A2 dan M3A3 sebesar 0,00%. Sedangkan persentase serangan tertinggi terdapat pada perlakuan M0A0 (Kontrol) sebesar 100 %. Hal ini sesuai literatur (Anonimous, 2006) yang menyatakan Bio VA-Mikoriza ini dirancang untuk membantu dan mempermudah akar tanaman menyerap mineral dan unsur hara dari dalam tanah khususnya fosfat dan air. Tanaman yang berasosiasi dengan Bio VA-Mikoriza lebih tahan terhadap kekeringan.


(41)

Tabel 2. Rataan Pengaruh Bio VA - Mikoriza dan Pemberian Arang Sekam iTerhadap Produksi Tembakau Deli (g/tan)

Perlakuan Produksi Tembakau M0A0 0.00A

M0A1 11.50B M0A2 16.40C M0A3 18.10CD M1A0 17.15CD M1A1 19.25DE M1A2 21.05EF M1A3 21.15EF M2A0 20.65E M2A1 23.45FG M2A2 24.05G M2A3 24.55G M3A0 24.00G M3A1 24.80G M3A2 25.25G M3A3 25.55G

Faktor M

M0 11.50A M1 19.65B M2 23.18C M3 24.90D

Faktor A

A0 15.45A A1 19.75B A2 21.69C A3 22.34C

Keterangan : Superscript yang sama pada satu kolom menunjukan perlakuan memberikan pengaruh yang sama dan superscript yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda

a. Pengaruh Bio VA – Mikoriza terhadap produksi pada tanaman tembakau Deli Hasil pengamatan produksi tembakau Deli dapat dilihat pada lampiran 11. Dari hasil analisa sidik ragam dapat dilihat bahwa Bio VA – Mikoriza memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap produksi daun tembakau Deli.

Dari hasil pengamatan pada tabel 2, diperoleh bahwa M0 (Kontrol) tidak berbeda nyata dengan perlakuan. Pada perlakuan M0 (Kontrol) yaitu sebesar 11,50 g/tan, M1 10 gr/tanaman sebesar 19,65 g/tan, M2 15 gr/tanaman sebesar


(42)

23,18 g/tan dan M3 20 gr/tanaman sebesar 24,90 g/tan. Hal ini disebabkan banyak tanaman yang terserang penyakit Pythium spp.

b. Pengaruh pemberian arang sekam terhadap produksi pada tanaman tembakau Deli

Hasil pengamatan produksi tembakau Deli dapat dilihat pada lampiran 11. Dari hasil analisa sidik ragam dapat dilihat bahwa arang sekam memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap produksi daun tembakau Deli, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.

Dari hasil pengamatan pada tabel 2, diperoleh bahwa A0 (Kontrol) sangat berbeda nyata dengan perlakuan. Pada perlakuan A0 (Kontrol) yaitu sebesar 15,45 g/tan, A1 (Arang sekam 10 gr/tanaman) sebesar 19,75 g/tan, A2 (Arang sekam 15 gr/tanaman) sebesar 21,68 g/tan dan A3 (Arang sekam 20 gr/tanaman) sebesar 22,33 g/tan. Hal ini disebabkan banyak tanaman yang terserang penyakit

Pythium spp.

c. Pengaruh Bio VA– Mikoriza dan pemberian arang sekam terhadap produksi pada tanaman tembakau Deli

Hasil pengamatan produksi tembakau Deli dapat dilihat pada lampiran 11. Dari hasil analisa sidik ragam dapat dilihat bahwa pengaruh Bio VA – Mikoriza dan pemberian arang sekam memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap produksi daun tembakau Deli.

Dari hasil pengamatan pada tabel 2, diperoleh bahwa M0A0 (Kontrol) sangat berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Produksi terendah terdapat pada perlakuan M0A0 (Kontrol) yaitu sebesar 0,00 g/tan sedangkan yang tertinggi terdapat pada perlakuan M3A3 (Bio VA – Mikoriza 20 gr/tanaman dan Arang sekam 20 gr/tanaman) sebesar 25,55 g/tanaman. Hal ini disebabkan banyak


(43)

tanaman yang terserang penyakit Pythium spp. sehingga menurunkan hasil produksi daun tembakau. Hal ini sesuai literatur (Wikipedia,2007) yang menyatakan bahwa akar tanaman yang terbungkus oleh mikoriza akan menyebabkan akar tersebut terhindar dari serangan hama dan penyakit. Infeksi akar akan terhambat, disamping itu mikoriza akan menggunakan semua kelebihan karbohidrat dan eskudat akar lainnya dan peningkatan ketahanan tanaman terhadap patogen juga dipengaruhi oleh adanya beberapa jamur MVA yang dapat menghasilkan antibiotik.


(44)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Persentase serangan tertinggi pada pengamatan M0A0 sebesar 100 % sedangkan Persentase serangan terendah pada pengamatan M1A1, M1A2, M1A3, M2A1, M2A2, M2A3, M3A1, M3A2 dan M3A3 sebesar 0,00%. 2. Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan M3A3 (Bio VA – Mikoriza 20

gr/tanaman dan Arang sekam 20 gr/tanaman) sebesar 25,55 g/tanaman sedangkan Produksi terendah terdapat pada perlakuan M0A0 (Kontrol) yaitu sebesar 0,00 g/tan.

3. Pemberian arang sekam efektif dalam mengendalikan penyakit Pythium spp pada tanaman tembakau Deli.

4. Pemberian mikoriza yang paling efektif dalam mengendalikan penyakit

Pythium spp terdapat pada perlakuan M1 (Persentase serangan 0%) dan

terendah terdapat pada M0 (71,88%).

Saran

Diperlukan adanya penelitian lanjut terhadap serangan jamur Pythium spp. pada tanaman tembakau Deli dengan menggunakan agensia hayati lainnya.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, A.L., 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan III. Bayumedia Publishing, Malang. Hlm. 33.

Abdullah, A. Dan Soedarmanto, 1990. Budidaya Tembakau. Yasaguna, Jakarta. Hlm. 9 – 33.

Akehurst, B.C., 1991. Tobacco. Longmans, Green dan Co. Ltd. London. p. 42-43. Anonimus, 2006. Bio VA-Mikoriza. Pusat penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia, LIPI. Hlm. 1.

________ , 2007. Mikoriza. Available at : 11 September 2007.

________ , 2010. Phytium spp. Available at :

Cahyono, B., 1998. Tembakau Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius Yogyakarta. Hlm. 11 – 13.

Erwin, 2000. Hama dan Penyakit Tembakau Deli. Balai Penelitian Tembakau Deli PTPN II, Tanjung Morawa, Medan. Hlm 52 – 56.

Hersanti, 1997. Pengaruh Jamur Mikoriza Vasikular-Arbuskular (Glomus sp.)

dan Pemberian Arang Kelapa Sawit Terhadap Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Tomat dalam Prosiding Kongres XIV Dan Seminar

Nasional. Vol. I. Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. Palembang. Hlm. 213 – 215.

Lucas, G.B., C. L. Cambell and L. T. Lucas, 1985. Introduction to Plant Diseases

Identification and Management. The Avi Publishing Company, Inc.

Westport, Connection North Carolina. P. 153.

Matnawi. H., 1997. Budidaya Tembakau Bawah Naungan. Kanisius, Yogyakarta. Hlm. 9-16.

Mehrotra, R. S., 1983. Plant Pathology. Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi. p. 376 – 377.


(46)

Mujoko, T. dan Djajati, 1999. Pengaruh Pemberian Effective Microorganisme 4

Terhadap Patogen Tular Tanah dalam Prosiding Kongres Nasional XV

dan Seminar Ilmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian, Univesitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Hlm. 413.

Pedmo, S., dan E. Djatmiko, 1991. Tembakau Kajian Sosial Ekonom. Aditya Media, Yogyakarta, hlm. 26.

Rompas, J.P., 1997. Potensi Mikoriza (MVA) Dalam Pengendalian Hayati

Patogen Tumbuhan dalam Prosiding Kongres Nasional XVI dan Seminar

Nasional Vol. I. Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. Palembang. Hlm. 217 – 219.

Sastrosupadi, A., 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Kanisius, Jakarta. Hlm. 102.

Semangun. H., 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hlm. 661 – 665.

Sharma, O. P., 1993. Plant Taxonomy. Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi. p. 342.

Soenartiningsih dan H. Talanea, 1997. Potensi Penggunaan Jamur Mikorisa

Vesikula Arbuskula (MVA) Sebagai Pengendali Patogen Tanah Pada

Tanaman Jagung dalam Prosiding Kongres XVI Dan Seminar Nasional. Vol. I. Perhimpunan Fotopathologi Indonesia. Palembang. Hlm. 371 – 373.

Tim Penulis, 1993. Pembudiadayaan Pengolahan dan Pemasaran Tembakau. Penebar Swadaya, Jakarta. Hlm. 22 – 39.

Tryana, M. S., dan Sarma, T. S., 2007. Arang Aktif. Diakses dari :

2007.

Winarsih S., dan Syafrudin, 2008. Pengaruh Pemberian Trichoderma viridae Dan Sekam Padi Trhadap Penyakit Rebah Kecambah Di Persemaian

Tembakau. Diakses dari :

September 2007.


(47)

Lampiran 1. Data persentase serangan Pythium spp. pada tanaman tembakau Deli pengamatan I (3 hari setelah aplikasi) (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2

M0A0 0.00 25.00 25.00 12.50

M0A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M0A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M0A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A3 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 0.00 25.00 25.00

Rataan 0.00 1.56 0.78

Transformasi data pengamatan I

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2

M0A0 0.71 5.05 5.76 2.88

M0A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M0A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M0A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A3 0.71 0.71 1.41 0.71

Total 11.31 15.66 26.97


(48)

Dwikasta data pengamatan I

Dwikasta A0 A1 A2 A3 Total

M0 25.00 0.00 0.00 0.00 25.00

M1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

M2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

M3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 25.00 0.00 0.00 0.00 25.00

Transformasi dwikasta data pengamatan I

Dwikasta A0 A1 A2 A3 Total

M0 5.76 1.41 1.41 1.41 10.00

M1 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

M2 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

M3 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

Total 10.00 5.66 5.66 5.66 26.97

Analisis keragaman data pengamatan I

SK DB JK KT Fhitung Ftabel

5% 1%

Ulangan 1 0.59 0.59 4.54 8.68

Perlakuan 15 8.84 0.59 1.00tn 2.43 3.56

M 3 1.77 0.59 1.00tn 3.29 5.42

A 3 1.77 0.59 1.00tn 3.29 5.42

MA 9 5.30 0.59 1.00tn 2.59 3.89

Galat 15 8.84 0.59

Total 31 18.27

Keterangan : FK = 22.73 Keterangan : KK = 91.09%


(49)

Lampiran 2. Data persentase serangan Pythium spp. pada tanaman tembakau Deli pengamatan II (6 hari setelah aplikasi) (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2

M0A0 25.00 50.00 75.00 37.50

M0A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M0A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M0A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A3 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 25.00 50.00 75.00

Rataan 1.56 3.13 2.34

Transformasi data pengamatan II

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2

M0A0 5.05 7.11 12.16 6.08

M0A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M0A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M0A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A3 0.71 0.71 1.41 0.71

Total 15.66 17.71 33.37


(50)

Dwikasta data pengamatan II

Dwikasta A0 A1 A2 A3 Total

M0 75.00 0.00 0.00 0.00 75.00

M1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

M2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

M3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 75.00 0.00 0.00 0.00 75.00

Transformasi dwikasta data pengamatan II

Dwikasta A0 A1 A2 A3 Total

M0 12.16 1.41 1.41 1.41 16.40

M1 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

M2 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

M3 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

Total 16.40 5.66 5.66 5.66 33.37

Analisis keragaman data pengamatan II

SK DB JK KT Fhitung Ftabel

5% 1%

Ulangan 1 0.13 0.13 4.54 8.68

Perlakuan 15 54.09 3.61 27.28** 2.43 3.56

M 3 10.82 3.61 27.28** 3.29 5.42

A 3 10.82 3.61 27.28** 3.29 5.42

MA 9 32.45 3.61 27.28** 2.59 3.89

Galat 15 1.98 0.13

Total 31 56.20

Keterangan : FK = 34.80 Keterangan : KK = 34.86%

Uji BNJ 1% Faktor M

Faktor M Total Rataan Notasi

M0 75.00 9.38 B

M1 0.00 0.00 A

M2 0.00 0.00 A

M3 0.00 0.00 A

Keterangan : BNJ 1% = 0.67

Uji BNJ 1% Transformasi Faktor M

Faktor M Total Rataan Notasi

M0 16.40 2.05 B

M1 5.66 0.71 A

M2 5.66 0.71 A

M3 5.66 0.71 A


(51)

Faktor M Total Rataan Notasi

A0 75.00 9.38 B

A1 0.00 0.00 A

A2 0.00 0.00 A

A3 0.00 0.00 A

Keterangan : BNJ 1% = 0.67

Uji BNJ 1% Transformasi Faktor A

Faktor M Total Rataan Notasi

A0 16.40 2.05 B

A1 5.66 0.71 A

A2 5.66 0.71 A

A3 5.66 0.71 A


(52)

Uji Ducan 1% Perlakuan

Duncan Tab. Dun x 0.26

Nilai p = 2 p = 3 p = 4 p = 5 p = 6 p = 7 p = 8 p = 9 p = 10 p = 11 p = 12 p = 13 p = 14 p = 15 p = 16

Tab. Dun 4.17 4.37 4.50 4.58 4.64 4.72 4.77 4.81 4.84 4.84 4.90 4.90 4.94 4.94 4.97

Duncan 1.08 1.14 1.17 1.19 1.21 1.23 1.24 1.25 1.26 1.26 1.27 1.27 1.28 1.28 1.29 Perlakuan M0A1 M0A2 M0A3 M1A0 M1A1 M1A2 M1A3 M2A0 M2A1 M2A2 M2A3 M3A0 M3A1 M3A2 M3A3 M0A0 Rataan 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 6.08

A A A A A A A A A A A A A A A B


(53)

Lampiran 3. Data persentase serangan Pythium spp. pada tanaman tembakau Deli pengamatan III (9 hari setelah aplikasi) (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2

M0A0 50.00 50.00 100.00 50.00

M0A1 25.00 0.00 25.00 12.50

M0A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M0A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A3 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 75.00 50.00 125.00

Rataan 4.69 3.13 3.91

Transformasi data pengamatan III

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2

M0A0 7.11 7.11 14.21 7.11

M0A1 5.05 0.71 5.76 2.88

M0A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M0A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A3 0.71 0.71 1.41 0.71

Total 22.06 17.71 39.77


(54)

Dwikasta data pengamatan III

Dwikasta A0 A1 A2 A3 Total

M0 100.00 25.00 0.00 0.00 125.00

M1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

M2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

M3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 100.00 25.00 0.00 0.00 125.00

Transformasi dwikasta data pengamatan III

Dwikasta A0 A1 A2 A3 Total

M0 14.21 5.76 1.41 1.41 22.80

M1 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

M2 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

M3 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

Total 18.46 10.00 5.66 5.66 39.77

Analisis keragaman data pengamatan III

SK DB JK KT Fhitung Ftabel

5% 1%

Ulangan 1 0.59 0.59 4.54 8.68

Perlakuan 15 82.15 5.48 9.29** 2.43 3.56

M 3 27.55 9.18 15.58** 3.29 5.42

A 3 13.65 4.55 7.72** 3.29 5.42

MA 9 40.95 4.55 7.72** 2.59 3.89

Galat 15 8.84 0.59

Total 31 91.58

Keterangan : FK = 49.42 Keterangan : KK = 61.77%

Keterangan : ** = Sangat berbeda nyata

Uji BNJ 1% Faktor M

Faktor M Total Rataan Notasi

M0 125.00 15.63 B

M1 0.00 0.00 A

M2 0.00 0.00 A

M3 0.00 0.00 A

Keterangan : BNJ 1% = 1.42

Uji BNJ 1% Transformasi Faktor M

Faktor M Total Rataan Notasi

M0 22.80 2.85 B

M1 5.66 0.71 A

M2 5.66 0.71 A


(55)

Uji BNJ 1% Faktor A

Faktor A Total Rataan Notasi

A0 100.00 12.50 B

A1 25.00 3.13 AB

A2 0.00 0.00 A

A3 0.00 0.00 A

Keterangan : BNJ 1% = 1.42

Uji BNJ 1% Transformasi Faktor A

Faktor A Total Rataan Notasi

A0 18.46 2.31 B

A1 10.00 1.25 AB

A2 5.66 0.71 A

A3 5.66 0.71 A


(56)

Uji Ducan 1% Perlakuan

Duncan Tab. Dun x 0.54

Nilai p = 2 p = 3 p = 4 p = 5 p = 6 p = 7 p = 8 p = 9 p = 10 p = 11 p = 12 p = 13 p = 14 p = 15 p = 16

Tab. Dun 4.17 4.37 4.50 4.58 4.64 4.72 4.77 4.81 4.84 4.84 4.90 4.90 4.94 4.94 4.97

Duncan 2.25 2.36 2.43 2.47 2.51 2.55 2.58 2.60 2.61 2.61 2.65 2.65 2.67 2.67 2.68 Perlakuan M0A2 M0A3 M1A0 M1A1 M1A2 M1A3 M2A0 M2A1 M2A2 M2A3 M3A0 M3A1 M3A2 M3A3 M0A1 M0A0 Rataan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.88 7.11

A A A A A A A A A A A A A A A B


(57)

Lampiran 4. Data persentase serangan Pythium spp. pada tanaman tembakau Deli pengamatan IV (12 hari setelah aplikasi) (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2

M0A0 75.00 75.00 150.00 75.00

M0A1 25.00 25.00 50.00 25.00

M0A2 25.00 25.00 50.00 25.00

M0A3 25.00 25.00 50.00 25.00

M1A0 25.00 0.00 25.00 12.50

M1A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A3 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 175.00 150.00 325.00

Rataan 10.94 9.38 10.16

Transformasi data pengamatan IV

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2

M0A0 8.69 8.69 17.38 8.69

M0A1 5.05 5.05 10.10 5.05

M0A2 5.05 5.05 10.10 5.05

M0A3 5.05 5.05 10.10 5.05

M1A0 5.05 0.71 5.76 2.88

M1A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A3 0.71 0.71 1.41 0.71

Total 36.67 32.32 68.99


(58)

Dwikasta data pengamatan IV

Dwikasta A0 A1 A2 A3 Total

M0 150.00 50.00 50.00 50.00 300.00

M1 25.00 0.00 0.00 0.00 25.00

M2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

M3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 175.00 50.00 50.00 50.00 325.00

Transformasi dwikasta data pengamatan IV

Dwikasta A0 A1 A2 A3 Total

M0 17.38 10.10 10.10 10.10 47.68

M1 5.76 1.41 1.41 1.41 10.00

M2 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

M3 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

Total 25.96 14.34 14.34 14.34 68.99

Analisis keragaman data pengamatan IV

SK DB JK KT Fhitung Ftabel

5% 1%

Ulangan 1 0.59 0.59 4.54 8.68

Perlakuan 15 182.83 12.19 20.68** 2.43 3.56

M 3 155.89 51.96 88.18** 3.29 5.42

A 3 12.66 4.22 7.16** 3.29 5.42

MA 9 14.28 1.59 2.69* 2.59 3.89

Galat 15 8.84 0.59

Total 31 192.26

Keterangan : FK = 148.74 Keterangan : KK = 35.61%

Keterangan : ** = Sangat berbeda nyata

Uji BNJ 1% Faktor M

Faktor M Total Rataan Notasi

M0 300.00 37.50 B

M1 25.00 3.13 A

M2 0.00 0.00 A

M3 0.00 0.00 A


(59)

Uji BNJ 1% Transformasi Faktor M

Faktor M Total Rataan Notasi

M0 47.68 5.96 B

M1 10.00 1.25 A

M2 5.66 0.71 A

M3 5.66 0.71 A

Keterangan : BNJ 1% = 1.42

Uji BNJ 1% Faktor A

Faktor A Total Rataan Notasi

A0 175.00 21.88 B

A1 50.00 6.25 A

A2 50.00 6.25 A

A3 50.00 6.25 A

Keterangan : BNJ 1% = 1.42

Uji BNJ 1% Transformasi Faktor A

Faktor A Total Rataan Notasi

A0 25.96 3.25 B

A1 14.34 1.79 A

A2 14.34 1.79 A

A3 14.34 1.79 A


(60)

Uji Ducan 1% Perlakuan

Duncan Tab. Dun x 0.54

Nilai p = 2 p = 3 p = 4 p = 5 p = 6 p = 7 p = 8 p = 9 p = 10 p = 11 p = 12 p = 13 p = 14 p = 15 p = 16

Tab. Dun 4.17 4.37 4.50 4.58 4.64 4.72 4.77 4.81 4.84 4.84 4.90 4.90 4.94 4.94 4.97

Duncan 2.25 2.36 2.43 2.47 2.51 2.55 2.58 2.60 2.61 2.61 2.65 2.65 2.67 2.67 2.68 Perlakuan M1A1 M1A2 M1A3 M2A0 M2A1 M2A2 M2A3 M3A0 M3A1 M3A2 M3A3 M1A0 M0A2 M0A3 M0A1 M0A0 Rataan 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 2.88 5.05 5.05 5.05 8.69

A A A A A A A A A A A AB B B B C


(61)

Lampiran 5. Data persentase serangan Pythium spp. pada tanaman tembakau Deli pengamatan V (15 hari setelah aplikasi) (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2

M0A0 75.00 75.00 150.00 75.00

M0A1 50.00 50.00 100.00 50.00

M0A2 50.00 25.00 75.00 37.50

M0A3 25.00 25.00 50.00 25.00

M1A0 25.00 0.00 25.00 12.50

M1A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A3 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 225.00 175.00 400.00

Rataan 14.06 10.94 12.50

Transformasi data pengamatan V

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2

M0A0 8.69 8.69 17.38 8.69

M0A1 7.11 7.11 14.21 7.11

M0A2 7.11 5.05 12.16 6.08

M0A3 5.05 5.05 10.10 5.05

M1A0 5.05 0.71 5.76 2.88

M1A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A3 0.71 0.71 1.41 0.71

Total 40.78 34.38 75.16


(62)

Dwikasta data pengamatan V

Dwikasta A0 A1 A2 A3 Total

M0 150.00 100.00 75.00 50.00 375.00

M1 25.00 0.00 0.00 0.00 25.00

M2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

M3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 175.00 100.00 75.00 50.00 400.00

Transformasi dwikasta data pengamatan V

Dwikasta A0 A1 A2 A3 Total

M0 17.38 14.21 12.16 10.10 53.85

M1 5.76 1.41 1.41 1.41 10.00

M2 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

M3 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

Total 25.96 18.46 16.40 14.34 75.16

Analisis keragaman data pengamatan V

SK DB JK KT Fhitung Ftabel

5% 1%

Ulangan 1 1.28 1.28 4.54 8.68

Perlakuan 15 227.93 15.20 22.21** 2.43 3.56

M 3 206.40 68.80 100.54** 3.29 5.42

A 3 9.63 3.21 4.69* 3.29 5.42

MA 9 11.89 1.32 1.93tn 2.59 3.89

Galat 15 10.26 0.68

Total 31 239.47

Keterangan : FK = 176.53 Keterangan : KK = 35.22%

Keterangan : ** = Sangat berbeda nyata Keterangan : * = Berbeda nyata Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata

Uji BNJ 1% Faktor M

Faktor M Total Rataan Notasi

M0 375.00 46.88 B

M1 25.00 3.13 A

M2 0.00 0.00 A

M3 0.00 0.00 A


(63)

Uji BNJ 1% Transformasi Faktor M

Faktor M Total Rataan Notasi

M0 53.85 6.73 B

M1 10.00 1.25 A

M2 5.66 0.71 A

M3 5.66 0.71 A

Keterangan : BNJ 1% = 1.54

Uji BNJ 5% Faktor A

Faktor A Total Rataan Notasi

A0 175.00 21.88 B

A1 100.00 12.50 AB

A2 75.00 9.38 A

A3 50.00 6.25 A

Keterangan : BNJ 5% = 1.19

Uji BNJ 5% Transformasi Faktor A

Faktor A Total Rataan Notasi

A0 25.96 3.25 B

A1 18.46 2.31 AB

A2 16.40 2.05 A

A3 14.34 1.79 A


(64)

Uji Ducan 1% Perlakuan

Duncan Tab. Dun x 0.58

Nilai p = 2 p = 3 p = 4 p = 5 p = 6 p = 7 p = 8 p = 9 p = 10 p = 11 p = 12 p = 13 p = 14 p = 15 p = 16

Tab. Dun 4.17 4.37 4.50 4.58 4.64 4.72 4.77 4.81 4.84 4.84 4.90 4.90 4.94 4.94 4.97

Duncan 2.42 2.53 2.61 2.66 2.69 2.74 2.77 2.79 2.81 2.81 2.84 2.84 2.87 2.87 2.88 Perlakuan M1A1 M1A2 M1A3 M2A0 M2A1 M2A2 M2A3 M3A0 M3A1 M3A2 M3A3 M1A0 M0A3 M0A2 M0A1 M0A0 Rataan 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 2.88 5.05 6.08 7.11 8.69

A A A A A A A A A A A AB BC CD CD D


(65)

Lampiran 6. Data persentase serangan Pythium spp. pada tanaman tembakau Deli pengamatan VI (18 hari setelah aplikasi) (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2

M0A0 75.00 75.00 150.00 75.00

M0A1 75.00 50.00 125.00 62.50

M0A2 50.00 25.00 75.00 37.50

M0A3 25.00 25.00 50.00 25.00

M1A0 25.00 0.00 25.00 12.50

M1A1 0.00 0.00 0.00 0.00

SM1A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A3 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 250.00 175.00 425.00

Rataan 15.63 10.94 13.28

Transformasi data pengamatan VI

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2

M0A0 8.69 8.69 17.38 8.69

M0A1 8.69 7.11 15.80 7.90

M0A2 7.11 5.05 12.16 6.08

M0A3 5.05 5.05 10.10 5.05

M1A0 5.05 0.71 5.76 2.88

M1A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A3 0.71 0.71 1.41 0.71

Total 42.36 34.38 76.74


(66)

Dwikasta data pengamatan VI

Dwikasta A0 A1 A2 A3 Total

M0 150.00 125.00 75.00 50.00 400.00

M1 25.00 0.00 0.00 0.00 25.00

M2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

M3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 175.00 125.00 75.00 50.00 425.00

Transformasi dwikasta data pengamatan VI

Dwikasta A0 A1 A2 A3 Total

M0 17.38 15.80 12.16 10.10 55.43

M1 5.76 1.41 1.41 1.41 10.00

M2 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

M3 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

Total 25.96 20.04 16.40 14.34 76.74

Analisis keragaman data pengamatan VI

SK DB JK KT Fhitung Ftabel

5% 1%

Ulangan 1 1.99 1.99 4.54 8.68

Perlakuan 15 244.16 16.28 22.60** 2.43 3.56

M 3 220.50 73.50 102.03** 3.29 5.42

A 3 9.74 3.25 4.51* 3.29 5.42

MA 9 13.92 1.55 2.15tn 2.59 3.89

Galat 15 10.81 0.72

Total 31 256.96

Keterangan : FK = 184.04 Keterangan : KK = 35.39%

Keterangan : ** = Sangat berbeda nyata Keterangan : * = Berbeda nyata Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata

Uji BNJ 1% Faktor M

Faktor M Total Rataan Notasi

M0 400.00 50.00 B

M1 25.00 3.13 A

M2 0.00 0.00 A

M3 0.00 0.00 A


(67)

Uji BNJ 1% Transformasi Faktor M

Faktor M Total Rataan Notasi

M0 55.43 6.93 B

M1 10.00 1.25 A

M2 5.66 0.71 A

M3 5.66 0.71 A

Keterangan : BNJ 1% = 1.58

Uji BNJ 5% Faktor A

Faktor A Total Rataan Notasi

A0 175.00 21.88 B

A1 125.00 15.63 AB

A2 75.00 9.38 AB

A3 50.00 6.25 A

Keterangan : BNJ 5% = 1.22

Uji BNJ 5% Transformasi Faktor A

Faktor A Total Rataan Notasi

A0 25.96 3.25 B

A1 20.04 2.50 AB

A2 16.40 2.05 AB

A3 14.34 1.79 A


(68)

Uji Ducan 1% Perlakuan

Duncan Tab. Dun x 0.60

Nilai p = 2 p = 3 p = 4 p = 5 p = 6 p = 7 p = 8 p = 9 p = 10 p = 11 p = 12 p = 13 p = 14 p = 15 p = 16

Tab. Dun 4.17 4.37 4.50 4.58 4.64 4.72 4.77 4.81 4.84 4.84 4.90 4.90 4.94 4.94 4.97

Duncan 2.50 2.62 2.70 2.75 2.78 2.83 2.86 2.89 2.90 2.90 2.94 2.94 2.96 2.96 2.98 Perlakuan M1A1 M1A2 M1A3 M2A0 M2A1 M2A2 M2A3 M3A0 M3A1 M3A2 M3A3 M1A0 M0A3 M0A2 M0A1 M0A0 Rataan 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 2.88 5.05 6.08 7.90 8.69

A A A A A A A A A A A AB BC CD CD D


(69)

Lampiran 7. Data persentase serangan Pythium spp. pada tanaman tembakau Deli pengamatan VII (21 hari setelah aplikasi) (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2

M0A0 100.00 100.00 200.00 100.00

M0A1 75.00 50.00 125.00 62.50

M0A2 50.00 25.00 75.00 37.50

M0A3 50.00 25.00 75.00 37.50

M1A0 25.00 0.00 25.00 12.50

M1A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M1A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M2A3 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A0 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A1 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A2 0.00 0.00 0.00 0.00

M3A3 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 300.00 200.00 500.00

Rataan 18.75 12.50 15.63

Transformasi data pengamatan VII

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2

M0A0 10.02 10.02 20.05 10.02

M0A1 8.69 7.11 15.80 7.90

M0A2 7.11 5.05 12.16 6.08

M0A3 7.11 5.05 12.16 6.08

M1A0 5.05 0.71 5.76 2.88

M1A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M1A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M2A3 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A0 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A1 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A2 0.71 0.71 1.41 0.71

M3A3 0.71 0.71 1.41 0.71

Total 45.75 35.72 81.47


(70)

Dwikasta data pengamatan VII

Dwikasta A0 A1 A2 A3 Total

M0 200.00 125.00 75.00 75.00 475.00

M1 25.00 0.00 0.00 0.00 25.00

M2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

M3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 225.00 125.00 75.00 75.00 500.00

Transformasi dwikasta data pengamatan VII

Dwikasta A0 A1 A2 A3 Total

M0 20.05 15.80 12.16 12.16 60.16

M1 5.76 1.41 1.41 1.41 10.00

M2 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

M3 1.41 1.41 1.41 1.41 5.66

Total 28.64 20.04 16.40 16.40 81.47

Analisis keragaman data pengamatan VII

SK DB JK KT Fhitung Ftabel

5% 1%

Ulangan 1 3.15 3.15 4.54 8.68

Perlakuan 15 293.67 19.58 24.97** 2.43 3.56

M 3 265.44 88.48 112.84** 3.29 5.42

A 3 12.50 4.17 5.31* 3.29 5.42

MA 9 15.73 1.75 2.23tn 2.59 3.89

Galat 15 11.76 0.78

Total 31 308.58

Keterangan : FK = 207.42 Keterangan : KK = 34.78%

Keterangan : ** = Sangat berbeda nyata Keterangan : * = Berbeda nyata Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata

Uji BNJ 1% Faktor M

Faktor M Total Rataan Notasi

M0 475.00 59.38 B

M1 25.00 3.13 A

M2 0.00 0.00 A

M3 0.00 0.00 A


(1)

Lampiran 13 Bagan Perlakuan

Ulangan I Ulangan II U

S

M0A2

M3A2

M2A3

M1A1

M0A0

M0A3

M3A1

M2A0

M2A1

M3A3

M0A1

M1A2

M1A0

M1A3

M2A2

M3A0

M2A3

M2A0

M3A2

M1A0

M0A1

M1A3

M0A0

M3A3

M0A2

M0A3

M2A1

M1A1

M1A2

M2A2

M3A1


(2)

Keterangan : M0 = Kontrol

M1 = Bio VA-Mikoriza dosis 10 gr/tanaman M2 = Bio VA-Mikoriza dosis 15 gr/tanaman M3 = Bio VA-Mikoriza dosis 20 gr/tanaman A0 = Kontrol

A1 = Arang Sekam 10 gr/tanaman A2 = Arang Sekam 15 gr/tanaman A3 = Arang Sekam 20 gr/tanaman


(3)

Lampiran 14

DESKRIPSI TANAMAN TEMBAKAU DELI (Nicotiana tobacum L.)

Varietas : F1-45

Bentuk Permukaan Daun : Ovalis/rata

Urat Daun : Halus

Tepi Daun : Rata

Warna daun : Hijau Terang

Panjang Daun Pasir (cm) : 38,6 Panjang Daun Kaki I (cm) : 48,23 Panjang Daun Kaki II (cm) : 19,12 Lebar Daun Pasir (cm) : 22,43 Lebar Daun Kaki I (cm) : 28,61 Lebar Daun Kaki II (cm) : 28,92 Tebal Daun Pasir (cm) : 0,38 Tebal Daun Kaki I (cm) : 0,29 Tebal Daun Kaki II (cm) : 0,28 Tinggi Tanaman (cm) : 215 Diameter Batang (cm) : 2,3

Intermedia (cm) : 7,5

Jumlah Daun Perpokok (hl) : 42 Jumlah Daun Produksi (hl) : 26 Mulai Tanaman Berbungan (hr) : 55 – 6


(4)

Gambar : Biakan Murni Jamur Pythium spp.


(5)

(6)

Gambar: Mikoriza Berupa Tepung