Pemanfaatan Mikoriza Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana Tabacum L.) Pada Kondisi Cekaman Kekeringan

PEMANFAATAN MIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabacum L.) PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN
TESIS
Oleh ENDANG ANGGRAINI
077001002 / AGR
FAKULTAS PERTANIAN PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

PEMANFAATAN MIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabacum L.) PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN
TESIS
Untuk memperoleh Gelar Magister Pertanian dalam Program Studi Agronomi
pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
OLEH ENDANG ANGGRAINI
077001002 / AGR
FAKULTAS PERTANIAN PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi

: PEMANFAATAN MIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabacum L.) PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN
: Endang Anggraini : 077001002 : Agronomi


Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS.) Ketua

(Dr. Ir. Chairani Hanum, MP.) Anggota

Ketua Program Studi,

Dekan,

(Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, M.Sc.) (Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc, Ph.D)

Tanggal lulus : 14 September 2009

Telah diuji pada Tanggal 14 September 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

KETUA


: Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS.

ANGGOTA : 1. Dr. Ir. Chairani Hanum, MP.

2. Prof. Dr. Ir. Hapsoh, MS.

3. Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP.

4. Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, M.Sc.

ABSTRAK
Endang Anggraini, 2009. “Pemanfaatan Mikoriza untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) pada Kondisi Cekaman Kekeringan”. Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS. sebagai ketua dan Dr. Ir. Chairani Hanum, MP. Sebagai anggota.
Tembakau deli merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis sebagai sumber devisa negara. Varietas tembakau deli yang selama ini dibudidayakan seperti Deli-4 dan F1-45 sangat peka terhadap cekaman kekeringan, oleh karena itu diperlukan masukan teknologi mikrobia yaitu mikoriza yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi cekaman kekeringan pada tembakau deli.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penggunaan teknologi mikrobia dalam meningkatkan daya adaptasi tembakau deli terhadap cekaman kekeringan dan sejauh mana mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tembakau deli karena informasi untuk itu belum tersedia. Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD)-PTPN II Sampali, Medan. Berlangsung sejak bulan Maret sampai dengan Mei 2009.
Penelitian ini menggunakan rancangan petak-petak terbagi dengan 3 ulangan dan terdiri dari 3 faktor yaitu inokulasi mikoriza sebagai faktor pertama (tanpa mikoriza dan mikoriza). Fakor kedua adalah kadar air tanah, terdiri dari 3 taraf (80%, 60% dan 40% kapasitas lapang). Faktor ketiga adalah varietas (Deli-4, F1-45 dan FIN).
Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, tebal daun, luas daun, bobot kering tajuk, akar terpanjang, volume akar, bobot kering akar, laju tumbuh relatif, laju asimilasi bersih, serapan hara P, dan persentase derajat infeksi mikoriza.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi mikoriza pada beberapa varietas tembakau deli belum mampu mengatasi cekaman kekeringan, namun tembakau deli varietas F1-45 yang diinokulasi mikoriza pada kadar air tanah 60% KL pertumbuhannya cenderung meningkat dibandingkan dengan varietas Deli-4 dan FIN.
Kata kunci : mikoriza, cekaman kekeringan, tembakau deli.


ABSTRACT
Endang Anggraini, 2009. “The Utilization of Mycorrhiza to Improve Deli Tobacco (Nicotiana tabacum L.) Growth and Production in Drought Stress Condition”. Supervised by Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS. as the chief of commission, and Dr. Ir. Chairani Hanum, MP. as the commission member.
Deli tobacco is a plant that has economic value as a source country income. Deli tobacco varieties which have been planted such as Deli-4 and F1-45 were sensitive varieties to drought stress. Therefore, it needs a special condition such as microbial technology input like mycorrhiza that can be used to decrease drought stress effect.
The objective of this research were to study the using of microbial technology in improving deli tobacco adaptation on drought stress condition. Beside of that, mycorrhizae was expected to increase deli tobacco growth and production. This research was conducted in a green house of Deli Tobacco Research Station-PTPN II, Sampali, Medan, from March until May 2009.
The research used split-split plot design with three factors. The first factor were mycorrhizae inoculation and without inoculation. The second factor was soil water content were 80%, 60%, and 40% field capacity. The third factor was deli tobacco varieties were Deli-4, F1-45, and FIN. The parameters were plants height, stem diameter, number of leaves, thickness of the leaves, leaf area index, leaf production, shoot dry weight, root length, root volume, root dry weight, relative growth rates, net assimilation rate, P uptake, and percentage of mycorrhizal infection.
The result of this research showed that simbiosis mycorrhiza with deli tobacco can not minimize drought stress effect. However, inoculation of mycorrhiza to AM-F1-45 variety with 60% field capacity tended to improve tobacco growth.
Keywords : mycorrhiza, drought stress, deli tobacco.

UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul ”Pemanfaatan Mikoriza untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) pada Kondisi Cekaman Kekeringan”.
Kepada Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS dan Dr. Ir. Chairani Hanum, MP sebagai komisi pembimbing, penulis ucapkan terima kasih karena telah memberikan sumbangan ide, saran dan motivasi selama penulis merencanakan dan melaksanakan penelitian serta penyusunan tesis ini. Kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Hapsoh, MS, Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP, dan Bapak Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, M.Sc selaku dosen penguji, penulis juga mengucapkan terima kasih atas saran yang diberikan untuk perbaikan tesis ini. Kepada Bapak Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Pertanian penulis juga mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program Magister Pertanian.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTD-PTPN II yaitu Bapak Ir. Fauzi yang telah memberikan fasilitas penelitian kepada penulis. Kepada Ibu Tutik, Dinar, Bapak Saiful, Sofyan, Witno, Edi, Zul serta semua karyawan dan karyawati BPTD-PTPN II terima kasih atas bantuannya. Kepada Analis dan adik-adik asisten laboratorium Biologi Tanah USU penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ketua Yayasan dan BPH Perguruan Tinggi Gunung Leuser, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Gunung Leuser (STIP-GL) Kutacane, Pembantu Ketua I serta seluruh fungsionaris yang telah mendukung penulis dalam menempuh pendidikan program pascasarjana.
Penghargaan dan ucapan terima kasih khusus penulis sampaikan kepada suami tercinta Ovie Farizal, SP. karena telah mendukung penulis untuk melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi, selalu sabar, siaga, dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan pendidikan. Kepada Ayahanda Abdurrahman (Alm), Ibunda Marlina Nazara, kakanda dr. Ismayadi, Adinda Ningsih Rahayu, Nenek, Ayah dan Ibu Mertua serta keluarga besar, terima kasih atas segala doa, bantuan dan motivasi yang telah diberikan selama ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Saudari Hilda, Fitri, Una, Swati, Zuina, Erja, Bang Yusuf, Safrizal, dan Bapak Sabar, Kak Nita, serta semua pihak lain, secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan, masukan dan motivasi kepada penulis dalam rangka penyelesaian tesis ini.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul ”Pemanfaatan Mikoriza untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) pada Kondisi Cekaman Kekeringan”.
Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pertanian pada Program Studi Agronomi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan yang tidak disadari oleh penulis, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang konstruktif dari semua pihak demi perbaikan tesis ini.
Akhir kata, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Medan, September 2009
Penulis

RIWAYAT HIDUP

Endang Anggraini, dilahirkan di Kutacane pada tanggal 11 Januari 1982. Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dari Ayah (Alm). Abdurrahman dan Ibu Marlina Nazara.

Pendidikan Tahun 1993
Tahun 1996 Tahun 1999 Tahun 2003
Tahun 2007

: Lulus dari Sekolah Dasar Negeri I Lawe Dua, Kutacane, Aceh Tenggara.
: Lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri I Kutacane. : Lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri I Kutacane. : Lulus dan memperoleh gelar Sarjana Peternakan dari
Fakultas Peternakan, Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, IPB, Bogor. : Mulai mengikuti pendidikan Magister Pertanian (S.2) Sekolah Pascasarjana Program Studi Agronomi di Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pengalaman Kerja Akhir Tahun 2003 hingga sekarang bekerja sebagai Staf Pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Gunung Leuser (STIP-GL) Kutacane.

DAFTAR ISI


Halaman

ABSTRAK .................................................................................................. ABSTRACT .................................................................................................. UCAPAN TERIMA KASIH....................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................ RIWAYAT HIDUP..................................................................................... DAFTAR ISI............................................................................................... DAFTAR TABEL....................................................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................

iv v vi vii ix x xii xiii xiv

PENDAHULUAN...................................................................................... Latar Belakang ................................................................................... Perumusan Masalah ........................................................................... Tujuan Penelitian ............................................................................... Hipotesis Penelitian............................................................................ Manfaat Penelitian .............................................................................

1 1 4 4 5 5

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ Botani dan Syarat Tumbuh Tembakau Deli....................................... Pengaruh Cekaman Kekeringan Pada Tanaman ................................ Tanggap Tanaman Terhadap Cekaman Kekeringan .......................... Toleransi Tanaman Terhadap Cekaman Kekeringan......................... Mikoriza dan Peranannya Bagi Tanaman .......................................... Pertumbuhan dan Perkembangan Tembakau Deli .............................

6 6 7 8 9 10 14

BAHAN DAN METODE.......................................................................... Tempat dan Waktu ............................................................................. Bahan dan Alat................................................................................... Metode Penelitian .............................................................................. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................

15 15 15 16 18

Pengamatan dan Pengumpulan Data.................................................. 20


HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. Hasil ................................................................................................... Pertumbuhan Vegetatif Beberapa Varietas Tembakau Deli Pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST ...............................................
Laju Tumbuh Relatif Beberapa Varietas Tembakau Deli Pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza .......................................................................
Laju Asimilasi Bersih Beberapa Varietas Tembakau Deli Pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza .......................................................................
Serapan Hara P Daun Beberapa Varietas Tembakau Deli Pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST ...............................................
Persentase Derajat Infeksi Mikoriza Tembakau deli Pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST ...............................................................
Pembahasan ...................................................................................... Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli yang diinokulasi Mikoriza pada Kondisi Cekaman Kekeringan .............................
Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Tembakau Deli yang diinokulasi Mikoriza pada Kondisi Cekaman Kekeringan ..................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................
Kesimpulan ........................................................................................
Saran...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

24 24 24
30
31
33
34 36 36
39 43 43 43 44


DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

1. Karakteristik Media Tanam yang Digunakan dalam Penelitian ........
2. Pertumbuhan Vegetatif Beberapa Varietas Tembakau Deli
pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST .....................................................................

18 25

3. Laju Tumbuh Relatif Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza .............................................................................................

31

4. Laju Asimilasi Bersih Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza .............................................................................


32

5. Serapan Hara P Daun Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST......... 33

6. Persentase Derajat infeksi mikoriza (%) Tembakau deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza ............................................................................................

34

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

1. Volume Akar Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST ..............................................................................................

29


2. Bobot Kering Akar Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST.........

30

3. LAB 28-42 HST Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Tafar Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza.................................

32

4. LAB 42-56 HST Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza ................................

33

5. Serapan Hara P Daun Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST......... 34

6. Persentase Derajat Infeksi Mikoriza Tembakau Deli Pada Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST.....................................................................................

35

7. Jaringan Akar Tembakau Deli yang Terinfeksi Mikoriza.................. 35


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Judul

Halaman

1. Penetapan Kadar Air Tanah ...............................................................
2. Penetapan Kadar Air Tanah Berdasarkan Kapasitas Lapang
dengan Metode Alricks .....................................................................
3. Cara Kerja Persentase Derajat Infeksi Mikoriza dengan Metode Kormanik dan Mc.Graw ....................................................................

48 49 51

4. Deskripsi Varietas Deli-4................................................................... 52

5. Deskripsi Varietas F1-45 ................................................................... 53

6. Deskripsi Varietas FIN....................................................................... 54


7. Gambar Tembakau Deli Umur 56 HST ............................................. 55

8. Gambar Daun Tembakau Deli Umur 56 HST.................................... 56

9. Gambar Akar Tembakau Deli Umur 42 HST .................................... 57

10. Sidik Ragam Tinggi Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST .....................................................................

58

11. Sidik Ragam Diameter Batang Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST .....................................................................
12. Sidik Ragam Jumlah Daun Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST .....................................................

59 60

13. Sidik Ragam Tebal Daun Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST .....................................................................

61

14. Sidik Ragam Luas Daun Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST .....................................................................

62

15. Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi

Mikoriza Umur 56 HST ..................................................................... 63

16. Sidik Ragam Akar Terpanjang Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST .....................................................................
17. Sidik Ragam Volume Akar Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST .....................................................................
18. Sidik Ragam Bobot Kering Akar Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST...............................................
19. Sidik Ragam LTR 14-28 HST Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza .............................................................................
20. Sidik Ragam LTR 28-42 HST Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza .............................................................................................
21. Sidik Ragam LTR 42-56 HST Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza .............................................................................................
22. Sidik Ragam LAB 14-28 Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza .............................................................................................
23. Sidik Ragam LAB 28-42 Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza .............................................................................................
24. Sidik Ragam LAB 42-56 Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza .............................................................................................
25. Sidik Ragam Serapan Hara P Daun Beberapa Varietas Tembakau Deli pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST .....................................................
26. Sidik Ragam Persentase Derajat Infeksi Mikoriza Beberapa Varietas Tembakau Deli Pada Perlakuan Berbagai Taraf Kadar Air Tanah dan Inokulasi Mikoriza Umur 56 HST .............................

64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74

ABSTRAK
Endang Anggraini, 2009. “Pemanfaatan Mikoriza untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) pada Kondisi Cekaman Kekeringan”. Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS. sebagai ketua dan Dr. Ir. Chairani Hanum, MP. Sebagai anggota.
Tembakau deli merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis sebagai sumber devisa negara. Varietas tembakau deli yang selama ini dibudidayakan seperti Deli-4 dan F1-45 sangat peka terhadap cekaman kekeringan, oleh karena itu diperlukan masukan teknologi mikrobia yaitu mikoriza yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi cekaman kekeringan pada tembakau deli.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penggunaan teknologi mikrobia dalam meningkatkan daya adaptasi tembakau deli terhadap cekaman kekeringan dan sejauh mana mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tembakau deli karena informasi untuk itu belum tersedia. Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD)-PTPN II Sampali, Medan. Berlangsung sejak bulan Maret sampai dengan Mei 2009.
Penelitian ini menggunakan rancangan petak-petak terbagi dengan 3 ulangan dan terdiri dari 3 faktor yaitu inokulasi mikoriza sebagai faktor pertama (tanpa mikoriza dan mikoriza). Fakor kedua adalah kadar air tanah, terdiri dari 3 taraf (80%, 60% dan 40% kapasitas lapang). Faktor ketiga adalah varietas (Deli-4, F1-45 dan FIN).
Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, tebal daun, luas daun, bobot kering tajuk, akar terpanjang, volume akar, bobot kering akar, laju tumbuh relatif, laju asimilasi bersih, serapan hara P, dan persentase derajat infeksi mikoriza.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi mikoriza pada beberapa varietas tembakau deli belum mampu mengatasi cekaman kekeringan, namun tembakau deli varietas F1-45 yang diinokulasi mikoriza pada kadar air tanah 60% KL pertumbuhannya cenderung meningkat dibandingkan dengan varietas Deli-4 dan FIN.
Kata kunci : mikoriza, cekaman kekeringan, tembakau deli.

ABSTRACT
Endang Anggraini, 2009. “The Utilization of Mycorrhiza to Improve Deli Tobacco (Nicotiana tabacum L.) Growth and Production in Drought Stress Condition”. Supervised by Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS. as the chief of commission, and Dr. Ir. Chairani Hanum, MP. as the commission member.
Deli tobacco is a plant that has economic value as a source country income. Deli tobacco varieties which have been planted such as Deli-4 and F1-45 were sensitive varieties to drought stress. Therefore, it needs a special condition such as microbial technology input like mycorrhiza that can be used to decrease drought stress effect.
The objective of this research were to study the using of microbial technology in improving deli tobacco adaptation on drought stress condition. Beside of that, mycorrhizae was expected to increase deli tobacco growth and production. This research was conducted in a green house of Deli Tobacco Research Station-PTPN II, Sampali, Medan, from March until May 2009.
The research used split-split plot design with three factors. The first factor were mycorrhizae inoculation and without inoculation. The second factor was soil water content were 80%, 60%, and 40% field capacity. The third factor was deli tobacco varieties were Deli-4, F1-45, and FIN. The parameters were plants height, stem diameter, number of leaves, thickness of the leaves, leaf area index, leaf production, shoot dry weight, root length, root volume, root dry weight, relative growth rates, net assimilation rate, P uptake, and percentage of mycorrhizal infection.
The result of this research showed that simbiosis mycorrhiza with deli tobacco can not minimize drought stress effect. However, inoculation of mycorrhiza to AM-F1-45 variety with 60% field capacity tended to improve tobacco growth.
Keywords : mycorrhiza, drought stress, deli tobacco.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan tanaman berdaun lebar, berasal dari Amerika Utara dan Selatan, dan tanaman ini termasuk kedalam famili Solanaceae. Pada umumnya daun tembakau dimanfaatkan untuk membuat rokok dan cerutu. Selain itu juga digunakan sebagai bahan utama insektisida karena mengandung zat alkaloid nikotin, sejenis neurotoxin yang sangat ampuh jika digunakan pada serangga. Hasil penelitian terbaru ternyata tanaman ini dapat menghasilkan protein anti-kanker yang berguna bagi penderita kanker. Tanaman ini dimanfaatkan sebagai reaktor penghasil protein Growth Colony Stimulating Factor (GCSF), suatu hormon yang menstimulasi produksi darah. Selain protein anti kanker, GSCF juga dimanfaatkan sebagai stimulan perbanyakan sel tunas (stem cell), dapat dikembangkan untuk memulihkan jaringan fungsi tubuh yang sudah rusak (Arief, 2007). Sebagai salah satu sumber pendapatan negara, tembakau mempunyai nilai ekonomi yang cukup penting karena menyumbang pendapatan negara melalui cukai. Di Indonesia, tembakau cerutu berkualitas ekspor berasal dari Sumatera, dikenal dengan nama tembakau deli yang khusus digunakan sebagai pembalut cerutu (Erwin dan Suyani, 2000). Tembakau deli sangat spesifik lokasi, hanya dapat dibudidayakan di Sumatera Utara tepatnya diantara Sungai Wampu dan Sungai Ular. Ditanam pada awal musim kemarau dan untuk dapat tumbuh baik memerlukan air yang cukup. Adanya fenomena pemanasan global menyebabkan musim kemarau panjang sehingga lingkungan menjadi kurang sesuai untuk pertumbuhan tanaman ini dan

mengakibatkan bergesernya waktu tanam. Varietas-varietas tembakau deli yang dibudidayakan selama ini seperti Deli-4 dan F1-45 sangat peka terhadap cekaman kekeringan. Kekurangan air menyebabkan rendahnya kualitas daun tembakau. Naif (2007) melaporkan dari tahun ke tahun produksi tembakau deli terus menurun, pada tahun 2007 tembakau deli yang dilelang hanya 1,675 bal sedangkan kebutuhan dunia 3.000 bal. Berarti hanya setengah saja kebutuhan dunia terpenuhi. Rendahnya nilai lelang tembakau deli disebabkan oleh faktor lingkungan seperti hujan dan panas sehingga mempengaruhi kualitas.
Air merupakan salah satu faktor pembatas bagi partumbuhan dan produksi, mempengaruhi penampilan morfologi, anatomi dan fisiologi tanaman terutama daun (Sutoro et al., 1999). Sebagai bahan pembungkus cerutu, tembakau deli yang diinginkan adalah berdaun lebar, tipis dan elastis, sedangkan kekurangan air menyebabkan luas daun menjadi lebih sempit dan tebal. Karakter morfologi umum untuk menduga tingkat toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan dapat diketahui dengan mengamati perkembangan perakaran yang dapat digunakan untuk membedakan tanaman tahan atau peka (Chairani et al., 2007).
Pemanfaatan Mikoriza merupakan masukan teknologi mikrobia yang mungkin dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah kekeringan pada budidaya tembakau deli. Asosiasi mikoriza dengan tanaman inang memungkinkan tanaman memperoleh air dan hara dalam kondisi lahan kering marjinal. Mikoriza merupakan simbiosis mutualisme antara cendawan (myces) dan perakaran (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi. Manisfestasi dari simbiosis ini adalah perbaikan morfofisiologi perakaran tanaman inang.

Dari beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa mikoriza dapat meningkatkan resistensi tanaman terhadap lingkungan yang tidak sesuai seperti kekeringan (Mawardi dan Djazuli, 2006 ; Prihastuti, 2007) dan juga dapat meningkatkan penyerapan unsur hara tanaman terutama fosfor (Oktira et al., 2000 ; Kabirun, 2002 ; Delvian, 2005) sehingga dapat meningkatkan produksi kedelai (Hapsoh, 2005 ; Hanum, 1997) Nilam (Mawardi dan Djazuli, 2006) cabai (Zulaikha dan Gunawan, 2006).
Toleransi tanaman terhadap kekeringan timbul akibat meningkatnya kemampuan tanaman untuk menghindari pengaruh langsung dari kekeringan dengan jalan meningkatkan luas penyerapan air melalui sistem gabungan antara akar tanaman dan mikoriza. Hifa eksternal pada mikoriza masih mampu menyerap air pada pori-pori mikro tanah pada saat akar tanaman sudah mengalami kesulitan menyerap air. Selain itu, penyebaran hifa ekternal didalam tanah sangat luas sehingga dapat mengambil air relatif lebih banyak dibandingkan dengan tanaman tanpa mikoriza (Abdullah et al., 2005 ; Mawardi dan Djazuli, 2006) .
Selama ini belum ditemukan varietas tembakau deli yang adaptif terhadap cekaman kekeringan, untuk meningkatkan toleransi tembakau deli terhadap cekaman kekeringan, salah satu alternatifnya adalah menginokulasinya dengan mikoriza. Perluasan bidang setiap hara dan air pada tanaman bermikoriza akan membantu tanaman beradaptasi pada kondisi kekeringan.

Perumusan Masalah Adanya fenomena pemanasan global menyebabkan kemarau panjang sehingga lingkungan menjadi kurang sesuai untuk pertumbuhan tembakau deli dan mengakibatkan bergesernya waktu tanam. Varietas-varietas tembakau deli yang dibudidayakan selama ini seperti Deli-4 dan F1-45 kurang adaptif terhadap cekaman abiotik terutama kekeringan yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan menurunnya produksi, sehingga perlu dicari solusi untuk meningkatkan daya adaptasi tembakau deli terhadap cekaman kekeringan. Inokulasi mikoriza pada tanaman dari beberapa hasil penelitian terbukti dapat mengurangi atau menekan pengaruh cekaman kekeringan karena mikoriza memiliki hifa-hifa eksternal yang membantu perakaran tanaman untuk dapat meningkatkan luas penyerapan air dan hara sehingga tanaman dapat terhindar dari cekaman kekeringan serta dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi. Namun sejauh mana mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tembakau deli pada cekaman kekeringan belum banyak diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh mikoriza dalam meningkatkan daya adaptasi pada cekaman kekeringan serta pertumbuhan dan produksi tembakau deli.
Tujuan Penelitian Mempelajari penggunaan teknologi mikrobia dalam meningkatkan daya adaptasi tembakau deli terhadap cekaman kekeringan.

Hipotesis Penelitian 1. Inokulasi mikoriza memberikan respons yang berbeda terhadap
pertumbuhan dan produksi tembakau deli. 2. Perbedaan kadar air tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
produksi tembakau deli. 3. Masing-masing varietas memiliki tanggap yang berbeda terhadap
pertumbuhan dan produksinya. 4. Simbiosis mikoriza pada beberapa varietas tembakau deli dengan kondisi
kadar air tanah yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi.
Manfaat Penelitian 1. Menemukan varietas tembakau deli yang adaptif pada kondisi
kekeringan spesifik Sumatera Utara. 2. Temuan paket teknologi budidaya tembakau deli yang efisien, efektif
dan ramah lingkungan dengan menggunakan mikrobia tanah bermanfaat.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Syarat Tumbuh Tembakau Deli Tembakau termasuk klas Dikotil, famili Solanaceae, genus Nicotiana dan spesies Nicotiana tabacum. Memiliki akar tunggang, panjangnya sekitar 0-75 cm dan mempunyai banyak akar serabut yang menyebar kesamping. Selain itu tembakau juga memiliki bulu-bulu akar yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika tanahnya gembur, subur dan porous (mudah menyerap air). Pada pertumbuhan normal batang tembakau dapat tumbuh tegak, dengan ketinggian sekitar 2 meter. Batang berwarna hijau hampir seluruhnya ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna putih dan terdapat kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan zat pekat berbau khas (Matnawi, 1997) Bagian terpenting dari tembakau adalah daun, bentuk bulat panjang, ujungnya meruncing, tepi atau pinggirnya licin dan bertulang sirip. Antara daun dan batang tembakau dihubungkan oleh tangkai daun yang pendek atau tidak bertangkai sama sekali. Setiap tanaman biasanya memiliki daun sekitar 24 helai. Pada kondisi ideal dapat meningkat menjadi 28-32 helai. Daun tumbuh berselangseling (spiral) mengelilingi batang tanaman (Cahyono, 1998) Tembakau deli merupakan tanaman yang spesifik lokasi. Tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian tempat sekitar 12-150 m dpl. Jenis tanah yang cocok adalah Andosol atau Inceptisol berkadar humus tinggi, kisaran pH 5,5-6,5. Selama masa pertumbuhan memerlukan drainase yang baik dan cukup air. Tanaman ini ditanam dengan sistem double row, jarak tanam 45 x 50 x 100 cm. Suhu optimum 18-27oC, curah hujan yang dikehendaki rendah pada saat tanam dan tinggi pada saat pertumbuhan sampai dengan panen (Erwin dan Suyani, 2000).

Faktor lingkungan seperti suhu, intensitas cahaya, ketersediaan air, CO2 dan sebagainya mempengaruhi laju fotosintesis, ketersediaannya dibutuhkan dalam jumlah tertentu sesuai dengan jenis tanaman. Penyinaran cahaya matahari sangat diperlukan tanaman ini dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan bagian vegetatif (batang, daun, cabang, dan perakaran), generatif (bunga, buah dan biji). Kurangnya penyinaran matahari menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan produksi (Nasaruddin et al., 2006). Ketebalan dan kehalusan daun sangat dipengaruhi oleh keadaan kering dan banyaknya curah hujan. Tembakau deli mempunyai ciri khas berdaun tipis, elastis dan berwarna terang. Ditanam satu kali satu tahun yaitu pada awal musim kemarau (bulan Februari) dan dipanen pada bulan Mei.
Pengaruh Cekaman Kekeringan Pada Tanaman Cekaman kekeringan merupakan istilah untuk menyatakan bahwa tanaman mengalami kekurangan air akibat keterbatasan air dari lingkungan media tanam. Cekaman kekeringan pada tanaman disebabkan oleh (1) ketersediaan air dalam media tidak cukup. (2) laju transpirasi yang berlebihan, atau kombinasi kedua faktor tersebut. Walaupun didalam tanah air cukup tersedia, tanaman bukan tidak mungkin dapat mengalami cekaman. Hal ini terjadi jika kecepatan laju absorbsi tidak dapat mengimbagi kehilangan air melalui transpirasi. Cekaman kekeringan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang mencakup aspek morfologi dan anatomi, fisiologi dan biokimia tanaman. Cekaman kekeringan pada tembakau menghambat pertumbuhan tinggi, penyempitan luas permukaan daun, berkurangnya jumlah

stomata, penurunan kadar air daun, penghambatan laju transpirasi, penurunan laju tumbuh relatif (LTR), laju asilimasi bersih (LAB), berat kering tajuk dan akar, menghambat pertumbuhan akar dan meningkatnya kandungan asam amino prolina (Nurhayati, 2007). Hal yang sama juga dilaporkan oleh Mawardi dan Djazuli (2006) nilam yang mengalami cekaman kekeringan menunjukkan respons sama seperti tembakau. Begitu juga halnya pada jagung (Kusmarwiyah et al., 2006) dan kelapa sawit (Pangaribuan et al., 2001; Toruan-Mathius et al., 2004).
Cekaman kekeringan tidak hanya mempengaruhi fase vegetatif tetapi juga generatif, jika kondisi ini berlangsung dapat menurunkan hasil meskipun besar kemungkinannya tergantung fase pertumbuhan pada saat dan lamanya stres terjadi. Kekurangan air mengakibatkan berkurangnya laju fotosintesis karena dehidrasi protoplas akan menurunkan kapasitas fotosintesis. Rendahnya jumlah air menyebabkan terbatasnya perkembangan akar, sehingga mengganggu penyerapan unsur hara oleh akar tanaman. Terbatasnya perkembangan akar juga menyebabkan menurunnya bobot kering akar (Pangaribuan et al., 2001).
Tanggap Tanaman Terhadap Cekaman Kekeringan Tanggap tanaman terhadap cekaman kekeringan tergantung pada jumlah air yang hilang, tingkat kerusakan dan lama cekaman kekeringan, macam species dan genotip tanaman, umur dan fase perkembangan tanaman (Chairani et al., 2007). Kehilangan air pada tingkat seluler menyebabkan perubahan konsentrasi senyawa osmotik terlarut, perubahan volume sel dan bentuk membran, perubahan gradien potensial air dan kehilangan turgor. Pada kondisi cekaman kekeringan, stomata daun menutup atau menutup sebagian dan mengurangi aktivitasnya, sehingga

menghambat masuknya CO2, keadaan ini dapat menurunkan tekanan parsial CO2 di dalam ruang interseluler daun, secara langsung mengurangi aktivitas fotosintesis. Kekurangan air dapat menghambat proses fisiologi yang lain, selain fotosintesis seperti sintesis protein dan sintesis dinding sel (Mapegau, 2006).
Toleransi Tanaman Terhadap Cekaman Kekeringan Toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan memiliki keragaman yang berbeda. Mekanisme yang dikembangkan oleh masing-masing tanaman tersebut seperti kemampuan tanaman menyelesaikan siklus hidupnya dengan mempercepat munculnya bunga jantan pada jagung sebelum mengalami kekurangan air yang parah (Sutoro et al., 1999). Mekanisme kedua, tanaman menunjukkan toleransi dengan menciptakan potensial air yang tinggi, yaitu kemampuan tanaman tetap menjaga potensial jaringan dengan meningkatkan penyerapan air atau menekan kehilangan air. Pada mekanisme ini tanaman mempunyai kemampuan untuk meningkatkan sistem perakaran, mengatur stomata, mengurangi absorbsi radiasi surya dengan pembentukan lapisan lilin atau bulu rambut daun yang tebal, dan menurunkan permukaan evapotranspirasi melalui penyempitan daun serta pengurangan luas daun (Nurhayati, 2007 ; Bahrum et al., 2005). Mekanisme ketiga yaitu tanaman menunjukkan toleransi dengan pengaturan osmotik sel. Terjadi mekanisme mempertahankan turgor agar tetap diatas nol, sehingga potensial jaringan tetap rendah dibandingkan dengan potensial air eksternalnya sehingga tidak terjadi plasmolisis. Pada mekanisme ini terjadi sintesis dan akumulasi senyawa organik yang dapat menurunkan potensial osmotik sehingga menurunkan potensial air dalam sel tanpa membatasi fungsi enzim serta menjaga

turgor sel. Beberapa senyawa yang berperan dalam penyesuaian osmotik sel antara lain prolina, glisin, betain, asparagin, glutamin, valin, gula osmotik dan asam absisik (ABA) (Toruan-Mathius et al., 2004).
Sifat tanaman toleran kekeringan merupakan sifat yang komplek karena dicerminkan oleh beberapa karakteristik morfo-fisiologi tanaman. Beberapa petunjuk yang dapat dijadikan indikator tanaman toleran kekeringan diantaranya adalah tingginya nisbah akar-tajuk, kuatnya daya penetrasi akar, serta perakaran yang panjang, merupakan suatu cara untuk dapat mengefisienkan penggunaan air demi keperluan pertumbuhan tanaman. Varietas toleran kekeringan dapat diperoleh dengan mengevaluasi adaptasi tanaman terhadap kekeringan yaitu memperhatikan perakaran terutama panjang akar (Chairani et al., 2007 ; Sutoro et al., 1999).
Mikoriza dan Peranannya Bagi Tanaman Assosiasi simbiotik antara jamur dan sistem perakaran tanaman tingkat tinggi memiliki istilah umum yaitu mikoriza. Sesuai dengan akar katanya yaitu myces dan rhiza, adalah struktur simbiosis mutualisme yang dibentuk antara cendawan dan perakaran tanaman (Abdullah et al., 2005). Disebut simbiosis mutualisme karena mikoriza yang hidup di dalam sel akar mendapatkan sebagian karbon hasil fotosintesis tanaman inang dan tanaman inang mendapatkan hara atau keuntungan lain dari mikoriza (Trisilawati dan Firman, 2004). Berdasarkan struktur dan cara jamur menginfeksi akar, mikoriza dapat dikelompokkan menjadi ektomikoriza dan endomikoriza. Pada ektomikoriza jamur menginfeksi tidak masuk kedalam sel akar tanaman dan hanya berkembang

diantara dinding sel jaringan korteks, akar yang terinfeksi membesar dan bercabang. Sedangkan pada endomikoriza jamur yang menginfeksi masuk kedalam jaringan sel korteks dan akar yang terinfeksi tidak membesar. Endomikoriza membentuk struktur karakteristik khusus disebut arbuskel dan vesikel. Arbuskel merupakan hifa yang membelit atau struktur hifa bercabang, terbentuk dari sel-sel akar, arbuskel membantu dalam mentransfer nutrea (terutama fosfat) dari tanah ke sistem perakaran. Vesikel merupakan struktur cendawan, berasal dari pembengkakan yang terbentuk pada hifa dan mengandung minyak. Bentuk struktur ini adalah dasar untuk menunjukkan endomikoriza sebagai mikoriza vesicular arbuskular (Delvian, 2006).
Peranan mikoriza dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman telah banyak dilaporkan. Peranan penting mikoriza dalam pertumbuhan tanaman adalah kemampuannya untuk menyerap air dan unsur hara baik mikro maupun makro. Selain itu akar bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk terikat dan tidak tersedia bagi tanaman. Hifa eksternal pada mikoriza dapat menyerap unsur fosfat dari dalam tanah, dan segera diubah menjadi senyawa polifosfat. Senyawa polifosfat kemudian dipindahkan kedalam hifa dan dipecah menjadi fosfat organik yang dapat diserap oleh tanaman. Hasil Penelitian Delvian (2005) inokulasi mikoriza dapat meningkatkan serapan P tanaman. Kabirun (2002) menambahkan bahwa efisiensi pemupukan P sangat jelas meningkat dengan penggunaan mikoriza.
Rusaknya jaringan korteks akibat kekeringan dan matinya akar tidak permanen pengaruhnya pada akar bermikoriza. Setelah periode kekurangan air, akar bermikoriza akan cepat kembali normal. Hal ini disebabkan karena hifa

eksternal pada mikoriza mampu menyerap air yang ada pada pori-pori mikro tanah saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air. Mawardi dan Djazuli (2006) melaporkan bahwa tanaman nilam yang diinokulasi mikoriza dapat meningkatkan toleransi tanaman nilam terhadap cekaman kekeringan dan dapat meningkatkan kualitas minyak nilam dengan kadar patchouli alcohol sebesar 60,80%. Santoso et al. (2007) juga menambahkan, akar tanaman yang terbungkus oleh mikoriza akan menyebabkan akar tersebut terhindar dari serangan hama dan penyakit. Subiksa (2002) menambahkan bahwa tanaman bermikoriza juga dapat berperan sebagai penghalang biologi terhadap infeksi patogen akar, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembaban yang ekstrim, meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh lainnya seperti auksin serta menjamin terselenggaranya proses biogeokemis.
Efektif tidaknya setiap jenis inokulan mikoriza yang diberikan pada tanaman tergantung pada spesies mikoriza, jenis tanaman, jenis dan keadaan tanah serta interaksi antara ketiganya (Brundrett et al., 1996). Kompatibilitas mikoriza dan tanaman inang sangat penting karena akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Hapsoh (2003) melaporkan bahwa Gigaspora margarita, Glomus etunicatum dan Scutellospora calospora lebih kompatibel dengan genotipe kedelai. Glomus etunicatum lebih kompatibel dengan genotipe Sindoro pada kadar air tanah 60% KL, menginfeksi sebesar 93.33% dan meningkatkan derajat infeksi mikoriza sebesar 21.74% dibandingkan dengan kadar air tanah 80% KL. Ditambahkan oleh Wachjar et al. (2002) bahwa masing-masing spesies mikoriza memberikan respons berbeda terhadap pertumbuhan tanaman. Glomus manihotis dan Glomus aggregatum merupakan spesies mikoriza yang

diinokulasikan pada bibit sawit, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa jika bibit sawit diinokulasikan dengan Glomus manihotis menghasilkan bobot kering tajuk 21,8% lebih rendah dibandingkan dengan bibit sawit yang diinokulasikan dengan Glomus aggregatum. Hasil yang sama juga dilaporkan oleh Kabirun (2002) bahwa spesies Entrophospora colombiana paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan, serapan P dan Hasil padi gogo varietas IR 64 bila dibandingkan dengan Glomus manihotis dan Glomus sp.
Simbiosis mutualisme antara mikoriza dan inang terjadi karena adanya eksudat akar. Bertham et al. (2006) menjelaskan bahwa tanaman akan melepaskan eksudat akar berupa senyawa flavonoid untuk membentuk simbiosis dengan mikoriza, senyawa flavonoid berpengaruh positif terhadap pertumbuhan mikoriza pada tahap prasimbiotik. Lukiwati (2009) menambahkan bahwa tanaman yang memiliki sedikit bulu-bulu akar (magnolioid roots) lebih responsif terhadap mikoriza dibandingkan dengan tanaman berbulu akar banyak.
Jumlah spora juga mempengaruhi persentase derajat infeksi akar. Mayerni dan Hervani (2008) melaporkan bahwa tanaman selasih yang diberi mikoriza dengan kepadatan spora yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dibandingkan dengan kepadatan spora rendah. Kepadatan spora yang tinggi sangat mendukung tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini diduga karena proses kolonisasi berkembang baik. Perkembangan dan kepadatan spora secara positif berkorelasi dengan peningkatan kolonisasi akar sehingga penyerapan unsur hara lebih baik dan akan mendukung pertumbuhan tanaman.
Pemupukan yang tinggi terutama P dapat mempengaruhi persentase derajat infeksi mikoriza. Widiastuti et al. (2002) melaporkan bahwa kondisi optimum

simbiosis mikoriza pada kelapa sawit dapat dicapai dengan pemberian P rendah sekitar 25% dari dosis rekomendasi. Tingginya P menghambat perkecambahan spora dan pertumbuhan hifa. Kabirun (2002) juga melaporkan bahwa pengaruh inokulasi mikoriza lebih baik pada tanaman dengan kandungan P rendah dibandingkan dengan P cukup. Tingginya P mengakibatkan inefektifitas dari mikoriza.
Mikoriza memberikan respons positif dengan efektifitas tinggi pada pH tanah masam dibandingkan pH netral. Widiastuti et al. (2002) dalam penelitiannya menggunakan media tanam pH 4.10 (sangat masam), hasilnya menunjukkan bahwa inokulasi mikoriza memberikan respons positif terlihat dari meningkatnya pertumbuhan bibit sawit.
Pertumbuhan dan Perkembangan Tembakau Deli Pertumbuhan tanaman mempengaruhi produksi, bila pertumbuhan tanaman baik maka produksi juga meningkat. Pertumbuhan tembakau dibagi menjadi 3 fase yaitu fase pertumbuhan awal, pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif. Pada tahap pertumbuhan awal, berlangsung hingga umur 17 hari setelah tanam (HST) dengan laju pertumbuhan lambat dan pertumbuhan utama terletak pada pertumbuhan akar, sedangkan pertumbuhan vegetatif berlangsung sekitar umur 50 sampai 60 HST (Erwin dan Suyani, 2000).

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dirumah kaca Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD) PTPN II Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi berada pada ketinggian sekitar 12 m dpl. Uji persentase derajat infeksi mikoriza dilaksanakan di Laboratorium Biologi Tanah USU. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2009.
Bahan dan Alat Bahan tanaman menggunakan 3 (tiga) varietas tembakau, berasal dari koleksi BPTD, inokulant mikoriza berasal dari mycofer, terdiri dari gabungan 4 (empat) spesies mikoriza yaitu Glomus manihotis, Glomus Etunicatum, Gigaspora sp., dan Acaulospora sp. diproduksi oleh Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, Pusat Penelitian Bioteknologi, IPB. Media tumbuh mengunakan top soil dan kompos blootong yang telah siap pakai berasal dari BPTD. Media tumbuh terlebih dahulu disterilkan, kemudian dimasukkan kedalam polibeg ukuran 40 x 50 cm, pupuk yang diberikan adalah pupuk NPK mixed, untuk pengendalian hama kutu daun diberikan insektisida Condifor 200 SL, hama ulat dibasmi dengan insektisida berbahan aktif delta metrin, untuk fungisida digunakan topsindo 70 WP. Adapun bahan-bahan untuk pengamatan persentase derajat infeksi mikoriza meliputi ; KOH, HCL, staining (pewarnaan), aquadest, serta bahan-bahan lain yang mendukung penelitian. Alat yang digunakan antara lain ; cangkul, ayakan, sekop, ember, pisau, timbangan, hand sprayer, alat-alat ukur seperti ; meteran, mistar, jangka sorong,

tecklok, gelas ukur, oven pengering, alat tulis, papan label, alat-alat laboratorium untuk pengamatan persentase derajat infeksi mikoriza seperti ; kaca objek, cover glass, mikroskop, serta peralatan lain yang mendukung penelitian.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak-petak terbagi (Split-split Plot Design) yang terdiri dari 3 faktor yaitu : Faktor I (petak utama) adalah inokulasi mikoriza, dengan simbol M terdiri dari 2 taraf yaitu : M0 = tanpa mikoriza M1 = mikoriza Faktor II (anak petak), adalah kadar air tanah, dengan simbol A terdiri dari 3 taraf yaitu : A1 = 80% Kapasitas Lapang A2 = 60% Kapasitas Lapang A3 = 40% Kapasitas Lapang Faktor III (anak-anak petak), adalah varietas tembakau deli, dengan simbol V terdiri dari 3 taraf yaitu : V1 = Deli-4 V2 = F1-45 V3 = F1N Dengan demikian terdapat 18 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 54 unit percobaan. Setiap kombinasi perlakuan diwakili oleh 2 tanaman (sampel destruktif), dan ada 4 kali pengamatan

selama penelitian, sehingga jumlah seluruh tanaman adalah : 2 x 3 x 3 x 3 x 2 x 4

= 432 tanaman, terdiri atas 1 tanaman / polibeg.

Model linier untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : Yijkl = μ+ρi+αj+εij+βk+(αβ)jk+εijk+γl+(αγ)jl+(βγ)kl+(αβγ)jkl+εijkl

Dimana :

Yijkl

= hasil pengamatan pada ulangan ke-i, perlakuan inokulasi mikoriza pada taraf ke-j, perlakuan kadar air tanah pada taraf ke-k dan perlakuan varietas pada taraf ke-l

μ = rata-rata umum nilai tengah pengamatan

ρi = Pengaruh ulangan pada taraf ke-i

αj = Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza pada taraf ke-j

εij = Pengaruh galat pada taraf ke-i dan inokulasi mikoriza pada taraf ke-j

βk = Pengaruh perlakuan kadar air tanah pada taraf ke-k

(αβ)jk εijk γl

= pengaruh interaksi perlakuan inokulasi mikoriza pada taraf ke-j dan perlakuan kadar air tanah pada taraf ke