2.3 Konsep Manajemen Bencana
2.3.1 Definisi Manajemen bencana Manajemen bencana adalah upaya sistematis dan komprehensif untuk
menanggulangi semua kejadian bencana secara cepat, tepat dan akurat untuk menekan korban dan kerugian yang ditimbulkan Ramli, S, 2011.
2.3.2 Tahapan Manajemen Bencana Manajemen bencana merupakan suatu proses bencana yang dilakukan untuk
mengelola bencana dengan baik dan aman melalui 3 tiga tahapan sebagai berikut:
1. Pra Bencana Pre-Disaster a. Kesiagaan
1 Menurut kamus besar bahasa Indonesia 2012-2016 dalam Setiawan 2012-2016 Siap adalah suatu kata kerja yang mengacu
pada sudah bersedia untuk. 2 Menurut Ramli 2011 Kesiagaan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan
untuk mengantisipasi
bencana melalui
pengorganisasian serta melaui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Membangun kesiagaan adalah unsur penting, namun
tidak mudah dilakukan karena menyangkut sikap mental dan budaya serta disiplin di tengah masyarakat. Kesiagaan adalah
tahapan yang paling stratis karena sangat menentukan ketahanan anggota masyarakat dalam menghadapai datangnya suatu bencana.
Definisi menurut para ahli diatas, peneliti menyimpulkan kesiapsiagaan perawat adalah perawat yang sudah bersedia dalam
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat
guna dan berdaya guna. b. Peringatan Dini
Langkah lainnya yang perlu dipersiapkan sebelum bencana terjadi adalah peringatan dini. Langkah ini diperlukan untuk memberi
peringatan kepada masyarakat tentang bencana yang akan terjadi sebelum kejadian seperti banjir, gempa bumi, tsunami, letusan gung
api atau badai Ramli,2011. c. Mitigasi
Menurut Peraturan Pemerintah PP No.21 tahun 2008 didalam Ramli 2011 mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi
risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
2. Saat Bencana Intra-Disaster a. Tanggap Darurat
Tanggap darurat bencana response menurut Ramli 2011 adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
3. Pasca Bencana Post-Disaster a. Rehabilitasi
Menurut Ramli,2011 Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintah dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana. b. Rekonstruksi
Menurut Ramli 2011 Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua
prasarana dan
sarana, kelembagaan
pada wilayah
pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat pada wilayah pascabencana.
2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen bencan 1. Pemerintah
Beberapa perundangan yang menyangkut manajemen bencana antara lain sebagai berikut:
a. Undang-Undang No 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
b. Peraturan pemerintah No 21 tahun 2008 tantang penyelenggaraan penanggulangan bencana.
c. Peraturan Pemerintah No 22 tahun 2008 tentang pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana.
d. Peraturan pemerintah No 23 tahun 2008 tentang peran serta lembaga internasional
dan lembaga
asing nonpemerintah
dalam penanggulangan bencana.
e. Peraturan Presiden No 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
2. LSM Peran nyata lembaga usaha juga terlibat pada pra bencana, saat bencana
dan pasca bencana. Peran lembaga usaha pada saat pra bencana antara lain 1 Membuat kesiapsiaagaan internal lembaga usaha business continuity
plan, 2 Membantu kesiapsiagaan masyarakat, 3 Melakukan upaya pencegahan bencana, seperti konservasi lahan, 4 Melakukan upaya
mitigasi struktural bersama pemerintah dan masyarakat, 5 Melakukan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan untuk upaya PRB, 6 Bekerjasama
dengan pemerintah membangun sistem peringatan dini, dan 7 Bersinergi dengan Pemerintah dan LSMOrsosmas mewujudkan DesaKelurahan
Tangguh Bencana. 3. Masyarakat
Secara nyata peran masyarakat itu terlibat pada pra bencana, saat bencana, dan pascabencana. Peran masyarakat pada saat pra bencana antara lain 1
Berpartisipasi pembuatan analisis risiko bencana, 2 Melakukan penelitian terkait kebencanaan, 3 Membuat Rencana Aksi Komunitas,
4 Aktif dalam Forum prabencana, 5 Melakukan upaya pencegahan bencana, 6 Bekerjasama dengan pemerintah dalam upaya mitigasi, 7
Mengikuti pendidikan, pelatihan dan penyuluhan untuk upaya prabencana, dan
8 Bekerjasama
mewujudkan DesaKelurahan
Tangguh Bencana.Ramli, 2011.
2.4 Manajemen Penanganan Krisis Kesehatan di Indonesia