4.9 Etika Penelitian
Semua penelitian yang erat kaitannya dengan manusia sebagai obyek harus mempertimbangkan etika penelitian. Pelaksaanaan penelitian harus
memperhatikan etika penelitian yang mengacu pada pedoman nasional etika penelitian kesehatan
Komite Nasional Etik Penelitian Kesehatan , 2005.
4.9. 1 Menghormati Martabat Subjek Penelitian Penelitian yang dilakukan harus menjunjung tinggi martabat seseorang
subyek penelitian. Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta
memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian autonomy. Beberapa tindakan yang
terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia adalah peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek informed consent.
4.9.2 Asas Keanoniman Keanoniman merupakan suatu jaminan kerahasiaan identitas dari
responden Notoatmodjo,2005. Peneliti menjaga kerahasiaan responden dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan, berupa huruf dan angka, seperti P-1 untuk responden penelitian 1.
4.9.3 Asas Kerahasiaan Kerahasiaan merupakan jaminan bahwa informasi dan kerahasiaan
identitas responden tidak dapat diketahui oleh orang lain kecuali peneliti Notoatmodjo, 2005. Informasi yang telah dikumpulkan peneliti responden
dijamin kerahasiannya dan hanya diketahui oleh peneliti.
4.9.4 Asas Kemanfaatan Penelitian yang dilakukan harus mempertimbangkan manfaat dan risiko
yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikodampak negatif yang akan terjadi. Selain itu, penelitian
yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan harus menjaga kesejahteraan manusia. Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi beneficence. Peneliti
meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek non maleficence. Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan maka
subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun kematian subyek penelitian.
4.9.5 Prinsip Keadilan Selama melakukan penelitian, setiap orang diberlakukan sama berdasar
moral, martabat, dan hak asasi manusia. Hak dan kewajiban peneliti maupun subyek juga harus seimbang. Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan
adil. Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian. Prinsip keadilan menekankan sejauh mana
kebijakan penelitian membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas masyarakat. Pada
penelitian ini peneliti memberi kesempatan bertanya kepada masing-masing responden.
4.9.6 Informed Consent Informed consent merupakan pernyataan kesediaan dari subyek penelitian
untuk diambil datanya dan ikut serta dalam penelitian. Isi informed consent harus ada penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan. Baik mengenai tujuan
penelitian, tata cara penelitian, manfaat yang akan diperoleh, risiko yang mungkin terjadi, dan adanya pilihan bahwa subjek penelitian dapat menarik diri kapan saja.
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN