Ketentuan Pidana Di Bidang Perpajakan

j. Menghentikan penyidikan. k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan menurut hukum yang bertanggung jawab. Dalam hal ini Penyidik Pajak tidak berwenang melakukan penahanan dan penangkapan.

C. Ketentuan Pidana Di Bidang Perpajakan

Tindak Pidana Pajak adalah suatu perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan pajak yang menimbulkan kerugian keuangan negara dimana pelakunya diancam dengan hukum pidana. Ketentuan yang mengatur tindak pidana pajak terdapat dalam hukum pidana pajak yang berisi peraturan-peraturan tentang perbuatan-perbuatan apa yang dapat diancam dengan hukuman, siapa-siapa yang dapat dihukum, dan hukuman apa yang dapat dijatuhkan. Sumber hukum formil pidana pajak adalah Perundang-undangan Perpajakan, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP, dan Kitab Undang-Undang Acara Pidana KUHAP. Adapun unsur- unsur tindak pidana pajak yaitu : a. Unsur Subjek Subjek Hukum Tindak Pidana Pajak Dalam hal melihat subjek hokum pidana pajak, harus memperhatikan asas umum hokum pidana, dipersalahkan atas pelanggaran hokum pidana dan dapat dijatuhi hukuman pidana adalah Orang Pribadi Natuurlijk Persoon. Secara umum subjek tindak pidana pajak dapat dibedakan menjadi 2 dua golongan besar yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Wajib Pajak atau Penanggung Pajak Dalam hukum pidana pajak yang merupakan hukum pidana khusus, Wajib Pajak sebagai subjek tindak pidana dapat terdiri atas dua jenis yaitu Orang Pribadi sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi dan Seseorang sebagai wakil dan bertindak untuk dan atas nama Wajib Pajak Badan. Orang Pribadi yang menjadi subjek hukum pidana pajak adalah Orang Pribadi dalam posisinya sebagai Wajib Pajak yang terikat pada peraturan perundang-undangan perpajakan. Sedangkan dalam hal Wajib Pajak Badanmaka sesuai asas umum pidana, penuntutan pidananya dilakukan terhadap pengurus wakil, kuasa dan atau pegawai dari Wajib Pajak Badan. Hal ini telah diatur dalam pasal 32 UU KUP sebagai berikut : a. Badan oleh pengurus b. Badan yang dinyatakan pailit oleh curator c. Badan dalam Pembubaran oleh orang atau badan yang ditugasi d. Badan dalam likuidasi oleh kurator. 2. Bukan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak Seseorang yang bukan Wajib Pajak dan bukan Penanggung Pajak, dapat menjadi subjek tindak Pidana Pajak dan dapat dijatuhi hukuman pidana apabila melakukan tindak pidana perpajakan, yang dapat di katagorikan dalam 3 tiga golongan yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Pejabat Pajak Sesuai dengan pasal 34 ayat 1 UU KUP setiap pejabat baik petugas pajak maupun mereka yang melakukan tugas di bidang perpajakan dilarang mengungkapkan kerahasian Wajib Pajakyang menyangkut masalah perpajakan. Sesuai dengan pasal 41 ayat 1 UU KUP, pelanggaran karena kealpaan atas kewajiban tersebut dapat dikenai hukuman pidana kurungan maksimum satu tahun dan denda setinggi-tingginya Rp.25.000.000,- dua puluh lima juta rupiah, dan atau apabila perbuatan tersebut dilakukan secara sengaja, maka sesuai dengan pasal 41 ayat 2 UU KUP pejabat yang bersangkutan diancam hukuman penjara maksimum dua tahun dan denda setinggi-tingginya Rp.50.000.000,- lima pulu juta rupiah. Disamakan dengan Pejabat Pajak, adalah tenaga ahli yang ditunjuk dan ditugaskan oleh Dirjen Pajak untuk membantu pelaksanaan peraturan perundang-undangan perpajakan. 2. Pihak Ketiga Dalam pasal Undang-Undang Ketentuan perpajakan KUP, telah diatur pengenaan sanksi pidana kepada pihak ketiga yang bukan Wajib Pajak. Universitas Sumatera Utara Pasal 41A Dalam pasal ini diatur ancaman pidana bagi pihak ketiga yang sengaja melanggar kewajiban pasal 35 ayat 1. Untuk menyerahkan keterangan atau bukti terkait dengan wajib pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan pajak, penagihan pajak atau penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan, atau memberi atau bukti yang tidak benar. Ancaman pidana dari pelanggaran ini adalah pidana kurungan paling lama 1satu tahun dan denda paling banyak Rp. 25.000.000,- dua puluh lima juta rupiah. Dalam pasal 35 ayat 1 UU KUP disebutkan pihak ketiga yang dimaksud dalam pasal ini adalah pejabat bank, akuntan publik, notaris, konsultan pajak, dan kantor administrasi dan atau pihak ketiga lainnya yang memiliki hubungan dengan wajib pajak yang dilakukan pemeriksa pajak, penagihan pajak atau penyidikan pidana di bidang perpajakan. Pasal 41 B Dalam pasal ini diatur ancaman pidana bagi pihak ketiga yang dengan sengaja menghalangi atau mempersulit penyidikan tindak pidana perpajakan. Ancaman pidananya adalah pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp.35.000.000,- tiga puluh lima juta rupiah. Universitas Sumatera Utara Pasal 41 C Dalam pasal ini diatur bagi pihak ketiga yang melanggar ketentuan pasal 35 ayat 1 dan 2 dengan ancaman pidana: 1. Bagi pihak ketiga yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat 1 diancam dengan pidana kurungan paling 1ama 1 satu tahun atau denda paling banyak RP. 1.000.000.000, 1 milyar rupiah. 2. Bagi pihak ketiga yang dengan sengaja menyebabkan tidak terpenuhinya kewajiban pejabat dan pihak lainnya sebagaimana dimaksud pasal 35 ayat 1 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 10 sepuluh bulan atau denda paling banyak Rp. 800.000.000,- delapan ratus juta rupiah. 3. Bagi pihak ketiga yang dengan sengaja tidak memberikan data dan informasi yang diminta oleh Direktur Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 35A ayat 2 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 10 sepuluh bulan atau denda paling banyak Rp. 800.000.000,- delapan ratus juta rupiah. Universitas Sumatera Utara 4. Bagi pihak ketiga yang dengan sengaja menyalahgunakan data dan informasi perpajakan sehingga menimbulkan kerugian kepada negara dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- lima ratus juta rupiah Pihak ketiga yang dimaksud dalam pasal 35A ayat 1 dan 2 adalah setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain. 3. Penyertaan Tindak Pidana Dalam pasal 43 ayat 1 UU KUP diatur ketentuan tentang penyertaan tindak pidana pajak yang bunyinya: “ Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 38 dan 39, berlaku bagi wakil, kuasa, atau pegawai dari Wajib Pajak, yang menyuruh melakukan, yang menganjurkan, atau yang membantu melakukan tindak pidana di bidang perpajakan”. Ketentuan tersebut diadopsi dari ketentuan pasal 55 dan 56 KUHP, sebagai antisipasi terhadap tindak pidana pajak yang dilakukan oleh beberapa orang secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. Penyertaan dalam tindak pidana pajak terdiri dari 5 lima kriteria, yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Yang melakukan perbuatan Plegen, Dader Adalah subjek tindak pidana pajak Wajib Pajak, pejabat, pihak ketiga yang melakukan sendiri, perbuatan yang melanggar hukum pidana. b. Yang menyuruh melkukan perbutan Doen Plegen, Middelijke Dader Adalah seseorang yang menyuruh si pelaku untuk melaksanakan perbuatan yang melanggar hukum pidana pajak, dalam hai ini yang menyuruh dalam posisi yang mengendalikan si pelaku, yang disuruh melakasanakan perbuatan tindak pidana pajak. c. Yang turut melakukan perbuatan Adalah seseorang secara sadar bekerjasama dengan seorang pelaku tindak pidana pajak, dan secara bersama pula dalam melaksanakan perbutan pidana tersebut. Dalam hal ini kepentingan si dader dan mededader adalah setara atau seimbang. d. Yang membantu perbutan Medeplichtige Adalah seseorang yang sengaja memberi kesempatan, sarana, atau keterangan untuk melaksanakan kejahatan Universitas Sumatera Utara perpajakan, atau memberi bantuan kepada pelaku pada waktu kejahatan perpajakan di bidang pajak dilakukan. e. Yang menganjurkan supaya perbuatan dilakukan Uitlokker Adalah seseorang yang dengan pemberian kesanggupan pemyalahgunaan kekuasaan atau martabat, paksaan, atau ancaman, penipuan, memberi kesempatan, sarana atau keterangan dengan sengaja menghancurkan orang lain supaya melakukan perbutan yang melanggar hukum pidana pajak. Dengan adanya ketentuan yang mengatur tentang penyertaan tindak pidana pajak bahwa sanksi pidana perpajakan tidak hanya ditujukan dan diterapkan bagi masyarakat wajib pajak, tetapi kepada siapapun, termasuk terhadap aparat dan pejabat pemerintah, yang melakukan, turut melakukan, membantu, menyuruh melakukan, atau membujuk supaya dilakukan penggelapan pajak, penyelewengan pajak, atau kejahatan parpajakan lainya. b. Unsur Perbuatan Objek Hukum Tindak Pidana Pajak Objek hukum tindak pidana di bidang perpajakan adalah perbuatan-perbuatan yang melanggar larangan-larangan atau kewajban-kewajiban yang ditentukan dalam undang-undang perpajakan, yang secara langsung atau tidak langsung Universitas Sumatera Utara dapat menimbulkan kerugian keuangan negara, diancam dengan hukuman pidana. Perbuatan-perbuatan yang termasuk tindak pidan pajak adalah : a. Karena Kealpaan Sesuai denagan pasal 38 UU KUP, setiap orang yang karena kealpaannya : a. Tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan, atau b. Menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali, didenda paling sedikit 1 satu kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling sinkat 3 tigabulan atau paling lama1 satu tahun. b. Karena Kesengajaan Pasal 39 1. Setiap orang yang dengan sengaja : a. Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak. b. Menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha kena Pajak. Universitas Sumatera Utara c. Tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan. d. Menyampaikan Surat Pemberitahuan dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap. e. Menolak untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada pasal 29. f. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau di palsukan seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. g. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lain. h. Tidak menyimpan buku, catatan atau dokumen lain yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari program aplikasi on-line di Indonesia sebagaimana dimaksud pada pasal 28 ayat 11, atau i. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut. Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 enam bulan dan paling lama 6 enam tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling Universitas Sumatera Utara banyak 4 empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. 2. Pidana sebagaimana ayat 1 di tambah 1satu kali menjadi 2 dua kali sanksi pidana apabila seseorang melakukan tindak pidana lagi di bidang perpajakan sebelum lewat 1 satu tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan. 3. Setiap orang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana menyalahgunakan atau menggunakan hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, atau menyampaikan Surat Pemberitahuan dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf d , dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi pajak atau pengkreditan pajak, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 enam bulan dan paling lama 2 dua tahun dan denda paling sedikit 2 dua kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan atau kompensasi atau pengkreditan yand dilakukan dan paling banyak 4 empat kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan atau kompensasiatau pengkreditan yang dilakukan Pasal 39A Setiap orang yang dengan sengaja : Universitas Sumatera Utara a. Menerbitkan dan atau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya, atau b. Menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 dua tahun dan paling lama 6 enam tahun serta denda paling sedikit 2 dua kali jumlah dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan atau bukti setoran pajak dan paling banyak 6 enam kali jumlah dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan atau bukti setoran pajak. c. Unsur Akibat Dalam UU KUP perbuatan pidana pajak sebagaimana diatur pada pasal 38, 39. dan pasal 41C ayat 4 memenuhi unsur akibat yaitu : “ Sehingga dapat dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara” dapat diancam dengan hukuman pidana pajak. d. Unsur Kesalahan Terdapat dua unsur kesalahan yang ada pada pasal-pasal pidana dalam Undang-Undang Perpajakan yaitu : karena Kealpaan sebagaimana diatur pada pasal 38 dan pasal 41 ayat 1 UU KUP, dan karena perbuatan sengaja Universitas Sumatera Utara sebagaimana diatur dalam pasal 39, 39A, 412, 41A, 41B, dan pasal 41C, sehingga perbuatan tersebut menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.

D. Daluarsa Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan

Dokumen yang terkait

Penyelasaian Keberatan Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I

7 82 67

Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Atas Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I

5 39 66

Pengaruh Adanya Sunset Policy 2008 Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I (DJP Sumut I)

1 51 59

Penerapan Pengawasan Penagihan Pajak Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I.

4 84 88

Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis Pada Kantor Wilayah I Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Bagian Utara

0 44 55

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Penagihan Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I

0 2 1

Pengaruh Prinsip Keadilan Perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Dan Implikasinya Pada Penerimaan Pajak (Survey Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I)

2 30 39

PROSEDUR DAN MANFAAT PEMBUATAN NPWP BAGI WAJIB PAJAK DI KANTOR DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KPP SLEMAN

3 44 59

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN, DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013.

2 3 167

Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Atas Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perkebunan (Studi Kasus Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I)

0 0 6