BAB IV PENCEGAHAN KARIES TERHADAP AGEN
Dalam kedokteran gigi, sangat diperlukan pencegahan yang efektif pada pasien. Pencegahan menjadi pondasi pilihan yang harus dibangun pada semua pelayanan
kesehatan rongga mulut. Banyak yang dapat dilakukan untuk mencegah karies,
mengetahui penyebabnya merupakan hal penting agar mengerti cara pencegahannya. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa jumlah S. mutans berhubungan dengan
karies. Upaya kontrol plak ditujukan untuk membatasi jumlah S. mutans dalam plak gigi untuk pencegahan karies. Salah satu cara pencegahan karies adalah mengusahakan agar
pembentukan plak pada permukaan gigi dapat dibatasi secara baik dengan mencegah pembentukannya atau dengan pembersihan plak secara teratur. Pengendalian plak dapat
dilakukan dengan cara pembersihan plak secara mekanis dan penggunaan bahan anti bakteri untuk menekan S. mutans.
29,30
Penyuluhan ditujukan untuk menghindari transmisi S. mutans secara dini. Penyuluhan sebaiknya lebih di arahkan dalam mengurangi kejadian transmisi S. mutans,
terutama kebiasaan ibu yang memberi peluang terjadinya transfer air liur, di samping untuk menghindari transmisi S. mutans.
4.1 Metode Mekanis
Metode mekanis dengan penyikatan gigi merupakan pengendalian plak yang paling banyak diterima. Pengendalian plak dapat dilakukan saat erupsi gigi sulung
pertama.
30
Universitas Sumatera Utara
4.1.1 Penyikatan Gigi
Anak usia dibawah 1 tahun teknik pelaksanaan penyikatan giginya yaitu dengan menggunakan jari telunjuk yang dibalut kain atau handuk basah kemudian digosokkan
pada gigi yang sedang erupsi dan secara lembut melakukan pemijatan gusi. Pemijatan gusi bertujuan untuk melancarkan peredaran darah dan merangsang erupsi gigi.
Pelaksanaan pembersihan tersebut harus dilakukan dalam keadaan nyaman baik bagi ibu maupun bayi. Posisi yang dapat dilakukan yaitu bayi digendong di atas satu tangan dalam
posisi terlentang menghadap ke atas, sementara tangan ibu yang satu lagi melakukan pembersihan.
31
Gambar 3. Teknik membersihkan gigi dan mulut anak usia 0-1 tahun
31
Usia anak di atas 1 tahun, pengendalian plak dapat dilakukan dengan penyikatan gigi. Penyikatan gigi adalah metode yang paling umum dalam pencegahan karies untuk
menghilangkan plak dari rongga mulut. Sikat gigi yang dianjurkan untuk anak adalah sikat gigi yang lembut karena kemungkinan terjadi trauma pada jaringan gingiva
interproksimal berkurang dan meningkatkan kemampuan pembersihan. Selain itu dianjurkan untuk menggunakan sikat dengan kepala yang lebih kecil dan pegangan yang
Universitas Sumatera Utara
lebih besar daripada sikat gigi ukuran dewasa agar dapat membantu akses ke rongga mulut dan memfasilitasi cengkeraman yang baik.
29,30
Anak usia di bawah tiga tahun, penyikatan gigi pada anak masih dilakukan oleh orang tua. Posisi yang mudah untuk melakukan penyikatan gigi pada usia ini adalah
posisi lap to lap. Posisi ini dua orang duduk saling berhadapan dengan lutut saling bertemu. Anak diletakkan di atasnya dengan posisi menghadap ke atas. Gerakan tangan
dan tubuh ditahan oleh tangan orang yang memangku, sementara orang yang satu lagi melakukan penyikatan gigi. Teknik ini dapat dilakukan oleh satu orang, dimana orang tua
duduk di atas lantai dengan kaki diluruskan. Kemudian kepala anak diletakkan diantara kedua paha, sedangkan kaki dan tangan anak ditahan oleh kedua kaki. Posisi ini agak
sulit dilakukan, namun dapat memberikan hasil yang cukup baik di dalam melakukan penyikatan gigi pada anak.
31
Gambar 4. Posisi lap to lap
31
Universitas Sumatera Utara
Pada anak usia 3-6 tahun, penyikatan gigi harus diawasi oleh orang tua. Cara penyikatan gigi yang mudah dan dapat dilakukan sendiri oleh anak adalah dengan
Metode Fons. Penyikatan gigi dilakukan dengan gerakan memutar pada gigi anterior maupun posterior. Untuk anak usia 6-12 tahun, peranan orang tua hanya di dalam
menerapkan disiplin melaksanakan tanggung jawab tersebut.
31
4.1.2 Benang Gigi
Meskipun menyikat gigi adalah yang paling banyak digunakan, namun menyikat gigi saja tidak cukup untuk menghilangkan plak dari semua permukaan gigi. Khususnya,
tidak efisien dalam menghilangkan plak interproksimal, oleh karena itu pembersihan daerah interproksimal diperlukan.
30
Penggunaan benang gigi dilakukan terutama pada gigi dengan kontak proksimal yang sangat rapat. Penerapan penggunaan sama seperti penerapan penyikat gigi, usia 3-6
tahun masih dilakukan bantuan orang tua dan 6-12 tahun diajarkan penggunaan benang gigi yang benar dan dilakukan pengawasan agar tidak terjadi luka pada gusi.
31
Chen dan Rubinson menunjukkan bahwa penggunaan benang gigi setiap hari dipraktekkan hanya 20 oleh ibu, 12 ayah, dan 6 anak-anak dalam keluarga. Tingkat
kepatuhan yang rendah ini merupakan masalah yang memerlukan perhatian kita sebagai praktisi.
30
4.2 Metode Kimia
Meskipun penggunaan terapi mekanis kontrol plak dapat memberikan hasil yang sangat baik, namun banyak pasien tidak mampu dan tidak mau, atau tidak terlatih untuk
melaksanakan metode mekanis yang efektif. Selain itu, beberapa pasien dengan penyakit gigi atau penyakit medis memerlukan bantuan tambahan di luar metode mekanis dalam
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan keadaan normal kesehatan mulut, oleh karena itu terapi metode kimia telah dikembangkan dalam kontrol plak.
30
4.2.1 Zat Antiseptik
Zat antiseptik digunakan dalam kontrol plak metode kimia telah menunjukkan tidak ada toksisitas yang ditimbulkan pada rongga mulut atau sistemik bila digunakan
dalam konsentrasi yang ditentukan. Hampir tidak ada resistensi obat yang diinduksi, dan kebanyakan zat ini memiliki spektrum antimikroba luas.
30
Chlorhexidine, salah satu jenis agen antiseptik organik telah diteliti dan cukup besar kemampuannya untuk mengurangi skor plak. Memiliki keefektifan yang kuat,
pengikat baik untuk banyak bakteri dalam rongga mulut. Chlorhexidine mengikat anionik glikoprotein dan phosphoproteins pada bukal, palatal, dan labial mukosa dan
pelikel pada gigi. Efek antibakterinya berupa mengikat membran sel bakteri dengan baik, meningkatkan permeabilitas, dan pengendapan komponen intraselular.
30
Listerine, isinya mengandung alkohol yang tinggi dibanding obat kumur lain, sekitar 25. Alkohol sebagai isi beberapa obat kumur telah menjadi penyebab beberapa
kelainan. Perkembangan kanker mulut dan faring dengan menggunakan obat kumur jangka panjang telah diselidiki dan alkohol tidak relevan untuk anak-anak.
30
Pemberian obat kumur pada anak, sebaiknya diberikan pada anak usia di atas 6 tahun. Sediaan yang dapat diberikan adalah chlorhexidine. Pemberian ini dilakukan bagi
anak-anak dengan risiko karies dan penyakit periodontal tinggi. Anak-anak yang termasuk di dalam kelompok ini adalah penderita penyakit sistemik dan maloklusi
berat.
31
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Enzim
Sistem enzim plak dimaksudkan untuk mengubah struktur dan perlekatan plak, serta dirancang untuk menghasilkan produk antibakteri. Namun, masalah yang terkait
dengan stabilitas jangka panjang dari molekul enzim dalam lingkungan dengan konsentrasi tinggi berisikan alkohol atau surfaktan masih dalam penelitian, hasilnya
belum diketahui. Penggunaan urea peroksida sebagai zat yang memodifikasi sebuah plak telah diteliti, hasilnya ada peningkatan stabilitas pada hidrogen peroksida dan efek
denaturasi protein pada urea, namun hasilnya tidak cukup baik.
30
Penggunaan zat delmopinol berasal dari orpholinoetanol yang dirancang untuk mengganggu perlekatan awal bakteri atau akumulasi pertumbuhan dan perlekatan
interbakterial. Efek delmopinol yang diberikan yaitu enzim ini akan mengikat protein saliva dan mengubah keutuhan dan sifat perlekatan biofilm yang terbentuk.
30
4.3 Penyuluhan untuk menghindari transmisi S. mutans secara dini. Identifikasi sumber transmisi S. mutans penting bagi pengembangan strategi
untuk pencegahan karies gigi. Transmisi S. mutans secara vertikal terjadi karena adanya transfer air ludah dari ibu yang memiliki risiko karies ke anaknya. Biasanya ibu
mempunyai kebiasaan memberikan makanan setelah dilumat kepada anak. Untuk mencegah hal tersebut, hindari kebiasaan yang tidak baik tersebut. Ibu juga harus
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dengan cara menggunakan obat kumur yang memiliki daya antimikroba dan mengurangi konsumsi substrat yang menyebabkan S.
mutans atau mengunakan jenis gula yang dapat membatasi jumlah S. mutans dalam rongga mulut. Disamping itu, ibu harus menghilangkan kebiasaan yang memberi peluang
terjadinya transfer air liur ibu ke anak.
24
Universitas Sumatera Utara
Pencegahan transmisi S. mutans secara horizontal sulit untuk dilakukan, karena bersifat kompleks dan sulit diketahui dari mana sumber utamanya. Cara membatasi atau
mengurangi infeksius adalah dengan mengurangi atau membatasi anak dalam mengkonsumsi diet sumber utama nutrisi bakteri dan orang tua lebih memperhatikan
kesehatan gigi dan mulut anak.
32
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN