S. MUTANS SEBAGAI FAKTOR RISIKO KARIES

BAB III S. MUTANS SEBAGAI FAKTOR RISIKO KARIES

Untuk mendapatkan perawatan karies yang baik dan berhasil, hal penting dilakukan dokter gigi yaitu mengidentifikasi faktor risikonya. Lingkungan rongga mulut yang dapat mempengaruhi terjadinya proses karies tiap individu berbeda-beda, oleh karena itu pemeriksaan risiko karies harus dilakukan secara individual. Risiko didefenisikan sebagai peluang terjadinya sesuatu yang membahayakan. Menurut Hausen dkk. 1994, risiko karies merupakan peluang seseorang untuk mempunyai beberapa lesi karies selama kurun waktu tertentu. 12 3.1 Morfologi dan Gambaran Umum S. mutans merupakan bakteri patogen penyebab karies termasuk dalam genus mutans steptokokus dan merupakan bakteri gram negatif berbentuk kokus bulat atau lonjong yang membentuk rantai. Bakteri ini fakultatif anaerob yang tumbuh optimal pada suhu 37 C. 19-21 Gambar 2. Streptococcus mutans 19 Universitas Sumatera Utara 3.2 Peranan S. mutans dalam Pembentukkan Karies S. mutans merupakan bakteri utama penyebab awal proses karies gigi, individu yang memiliki koloni bakteri banyak akan diidentifikasi sebagai risiko tinggi karies. Setelah memakan sesuatu yang mengandung gula terutama sukrosa, glikoprotein yang lengket bertahan pada gigi untuk memulai perbentukkan plak pada gigi.Pada waktu yang sama, berjuta-juta bakteri terutama S. mutans juga bertahan pada glikoprotein tersebut. Walaupun banyak bakteri yang lengket, hanya S. mutans yang dapat menyebabkan lubang pada gigi. Ada korelasi yang signifikan antara jumlah S. mutan pada saliva dan jumlah S. mutans di permukaan gigi-geligi, kedua hal tersebut terkait dalam risiko terjadinya karies gigi. 21 Berbagai hasil penelitian menunjukkan ada hubungan erat antara keparahan karies dengan meningkatnya jumlah S. mutans. Pembentukkan karies jumlah bakteri dalam saliva diperkirakan ± 10 9 CFU ml cit. Bowen, 1996. Saliva membantu dalam mengendalikan invasi bakteri dalam mulut, dan kekurangan sekresi saliva mengakibatkan meningkatnya jumlah bakteri dalam mulut. Saliva juga dapat bertindak sebagai suatu medium selektif untuk pertumbuhan bakteri cit. Bowen, 1996. 21 3.3 Transmisi S. mutans Bayi baru lahir bebas dari bakteri, setelah beberapa minggu pada mukosa mulut bayi dijumpai beberapa jenis bakteri diantaranya Streptococcus oralis dan Streptococcus mitis, bakteri ini dapat berkolonisasi pada epitel permukaan mukosa. Streptococcus sangius dan S. mutans ditemukan dalam rongga mulut bayi saat gigi mulai erupsi yaitu berusia lebih kurang 9 bulan. Berdasarkan studi longitudinal, bakteri tersebut diperoleh dari hasil transmisi dari ibu kepada bayi. 22 Universitas Sumatera Utara S. mutans dapat ditransmisikan secara vertikal dan horisontal. Transmisi secara vertikal, reservoir utama anak memperoleh S. mutans adalah ibu mereka. Berdasarkan beberapa studi klinis, strain S. mutans yang diisolasi dari ibu dan anaknya menunjukkan ciri bakteriosin yang sama atau identik dan adanya kesamaan bentuk plasma atau kromosom DNA. 23-24 Penelitian yang dilakukan di Mongolia pada 320 anak usia 6-30 bulan beserta ibunya menunjukkan hasil pada ibu, prevalensi secara keseluruhan S. mutans sebesar 79 dan Streptococcus sobrinus S. sobrinus sebesar 33, sedangkan bila dilihat secara terpisah dari masing-masing ibu ditemukan prevalensi 54 S. mutans, 8 S. sobrinus, 25 terdapat kedua strain tersebut. Demikian juga pada anak usia 6-18 bulan didapat hasil salah satu atau kedua strain tersebut dideteksi 67,3, sedangkan pada anak usia 19-30 bulan dideteksi 76,5. Bila dilihat secara terpisah masing-masing anak ditemukan hasil 45 terdapat S. mutans, 9 S. sobrinus, dan 18 terdeteksi keduanya. Pada penelitian ini juga menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah koloni S. mutans pada ibu dengan anaknya. 25 Beberapa studi menunjukkan transmisi secara horizontal S. mutans dapat terjadi, biasanya berasal dari teman sepermainan atau anggota keluarga anak. Mattos-Craner dkk. mengisolasi S. mutans pada anak usia 12-30 bulan di sebuah penitipan anak, diperoleh banyak anak yang memiliki genotip yang sama dari strain S. mutans. Van Loveren dkk. menemukan pada anak yang memperoleh S. mutans setelah usia 5 tahun memiliki tipe bakteriosin strain S. mutans yang sama dengan anggota keluarganya. 26 3.4 S. mutans Sebagai Indikator Karies Penelitian dalam bidang bakteriologi menunjukkan bahwa pada anak-anak dengan karies gigi, ditemuka n S. mutans melebihi 30 dari flora yang ada di plak, sedangkan Universitas Sumatera Utara pada anak-anak yang bebas karies ditemukan S. mutans kurang dari 0,1 dari flora yang ada di plak. 23 Penelitian lain dilakukan pada anak-anak usia 3-5 tahun di Afrika Selatan, anak dengan indeks dmft yang tinggi, dijumpai jumlah S. mutans pada saliva sebanyak 10 6 CFU ml. Hasil tersebut membuktikan konsentrasi S. mutans yang tinggi pada saliva akan menjadi indikator risiko karies pada anak. 27 Penelitian di Thailand yang dilakukan pada anak usia 6-12 tahun, mengidentifikasi anak dengan jumlah S. mutans pada saliva sebagai risiko karies yang dibagi atas tiga tingkat yaitu tingkat risiko rendah dengan jumlah S. mutans pada saliva 10 3 CFU ml, tingkat sedang dengan S. mutans 10 3 -10 5 CFU ml, dan tingkat tinggi dengan S. mutans 10 5 CFU ml saliva. Hasilnya anak dengan karies rendah memiliki tingkat S. mutans rendah sebanyak 68 , karies sedang dengan tingkat S. mutans sedang sebanyak 70 dan karies tinggi dengan tingkat S. mutans yang tinggi sebanyak 100 anak Thaweboon B dkk, 2006. 28 Penelitian di atas jelaslah S. mutans merupakan faktor risiko terjadinya karies. Mengingat hal tersebut perlu dilakukan pencegahan berupa peningkatan kebersihan rongga mulut. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENCEGAHAN KARIES TERHADAP AGEN