2.4 Candida albicans
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena mampu tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang
menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah hingga akhirnya terbentuk hifa semu. Blastospora berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dan berukuran 2-5
μ x 3-6 μ sampai 2-5,5 μ x 5-28 μ Hendrawati, 2007.
2.4.1 Klasifikasi Candida albicans Menurut Frobisher 1983, kedudukan Candida albicans sebagai berikut:
Kingdom : Fungi Divisi : Eurocophyta
Kelas : Deuteromycetes Ordo : Saccharomycetales
Famili : Saccharomycetaceae Genus : Candida
Spesies : Candida albicans
2.4.2 Morfologi Candida albicans Candida albicans memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan
terus memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu tersebut terbentuk dengan banyak kelompok blastospora yang berbentuk bulat atau lonjong. Pada
beberapa strain, blastospora ada yang berukuran besar, berbentuk bulat atau seperti botol dan dalam jumlah yang tidak banyak. Blastospora dapat berkembang
menjadi klamidospora yang memiliki dinding tebal dan berdiameter sekitar 8-12 μ .
Gambar 2.5 Jamur Candida albicans Sumber: http:www.optimalhealthnetwork.comCandida-Albicans-s202.htm
Candida albicans pada medium padat sabouraud dekstrosa agar SDA umumnya berbentuk bulat dan memiliki permukaan yang sedikit cembung, halus,
licin dan terkadang sedikit berlipat-lipat. Koloni Candida albicans berwarna putih kekuningan dan aromanya asam seperti tape. Candida albicans tumbuh di dasar
tabung pada medium cair seperti glucose yeast dan extract pepton Tjampakasari, 2006.
Candida albicans pada media SDA dengan pengeraman pada suhu 37 °
C selama 24 jam menghasilkan koloni-koloni halus berwarna krem dan beraroma
seperti ragi. Pertumbuhan permukaannya terdiri dari sel-sel bertunas lonjong. Pertumbuhan di bawah sel-sel bertunas lonjong terdiri dari pseudohifa yang
membentuk blastokonidia pada nodus-nodus dan terkadang di bagian
ujungnya terdapat klamidokonidia Simatupang, 2009.
2.5 Hipotesis