Analisis Nilai Etika Normatif Dalam Buku Confucius Says

(1)

ANALISIS NILAI ETIKA NORMATIF DALAM BUKU CONFUCIUS SAYS

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina

Oleh :

SURYANI

NIM : 070710013

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA CINA MEDAN

2011


(2)

ANALISIS NILAI ETIKA NORMATIF DALAM BUKU CONFUCIUS SAYS SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina

Oleh : SURYANI NIM : 070710013

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. Dra. Nur Cahaya Bangun, M. Si NIP. 19630109 198803 2 001 NIP. 19600711 198903 2 001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA CINA MEDAN


(3)

Disetujui oleh

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi S-1 Sastra Cina Ketua Program Studi

Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. NIP. 19630109 198803 2 001


(4)

PENGESAHAN Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina Pada : Pukul WIB

Tanggal : 16 Juni 2011 Hari :Kamis

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan

Dr. Syahron Lubis, M.A. NIP : 196201161987031003

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan 1. ( ) 2. ( ) 3. ( )

4. ( )


(5)

Abstract

Confucius, as one of the greatest teacher in the history of China has been known well for his manners and ethics teachings among human being in Chinese society. Confucius’ teachings focus on human beings’ behaviors and attitude. The title of this thesis is “An Analysis of Ethics Value in ConfuciusSays Book”. The aim of this thesis is to know the ethic value and the dominant ethic value in Confucius Says book.

The concept which is used to accomplish this thesis is the theory of value, ethics, and Confucius teachings. The methodology used in this thesis is descriptive method. The data is twenty Confucius teaching samples. They are taken by using systematic random sampling.

The result shows that thirteen teachings are about individual ethics value, seven teachings are about social ethics. Social ethics value is divided into two parts; they are five teachings for human being among each others, and two teachings for government.


(6)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya panjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang diberi judul “ANALISIS NILAI ETIKA NORMATIF DALAM BUKU CONFUCIUS SAYS”. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Budaya, Jurusan Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera utara. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bimbingan dan doa kepada penulis. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis dengan tulus dan ikhlas ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr.T. Thyrhaya Zein, M.A, selaku Ketua Jurusan Program Studi Sastra

Cina, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun,M.Si, selaku Sekretaris jurusan Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera utara.

4. Ibu Dr.T. Thyrhaya Zein, M.A, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia menjadi pembimbing penulis yang banyak memberikan arahan, masukan dan kritik yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.


(7)

5. Dra. Nur Cahaya Bangun,M.Si, selaku Dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan kritikan yang membangun kepada penulis selama berlangsungnya proses penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar di fakultas sastra khususnya program studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama di perkuliahan.

7. Seluruh dosen dari Universitas JINAN(暨南大学) Guang Zhou, RRC

yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama di perkuliahan.

8. Seluruh teman penulis yang berada di kampus Sastra Cina khususnya Angkatan 2007 Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas kerjasama dan dukungannya, semoga pertemanan kita tetap terjaga dengan baik selamanya.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis sajikan ini sangat jauh dari sempurna karena masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.


(8)

Akhir kata, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu. Demikianlah ucapan terima kasih ini penulis sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan,16 Juni 2011

Penulis

Suryani . NIM. 070710013


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRACT... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1. Latar Belakang Penelitian………. 1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian……… 6

1.3. Tujuan Penelitian……….. 7

1.4. Manfaat Penelitian……… 7

1.4.1. Manfaat Teoritis………... 7

1.4.2. Manfaat Praktis……… 7

1.5. Ruang Lingkup Penelitian……… 8

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA………. 9

2.1. Hasil Penelitian Sebelumnya..……….. 9

2.2. Konsep……….………. 10


(10)

2.2.2 Etika, Etos, Etis, Etistika, Etiket …..……….………..…… 13

2.2.2. Ajaran …...………15

2.3. Landasan Teori .………... 19

BAB III METODE PENELITIAN……….. 21

3.1. Metode Penelitian………. 21

3.2. Teknik Pengumpulan Data………... 22

3.3. Teknik Analisis Data……… 23

3.4. Data dan Sumber Data………. 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 27

4.1. Hasil Penelitian di dalam buku ConfuciusSays………...………….…... 27

4.2 Pembahasan ………...…...……… 28

4.2.1 Nilai Etika Normatif Individu ………. 28

4.2.2 Nilai Etika Normatif Sosial ……….39

4.2.2.1 Nilai Etika dalam masyarakat ………... 39

4.2.2.2 Nilai Etika dalam negara ……… 43

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN……… 46


(11)

5.2. Saran……… 47 DAFTAR PUSTAKA ………..……48


(12)

Abstract

Confucius, as one of the greatest teacher in the history of China has been known well for his manners and ethics teachings among human being in Chinese society. Confucius’ teachings focus on human beings’ behaviors and attitude. The title of this thesis is “An Analysis of Ethics Value in ConfuciusSays Book”. The aim of this thesis is to know the ethic value and the dominant ethic value in Confucius Says book.

The concept which is used to accomplish this thesis is the theory of value, ethics, and Confucius teachings. The methodology used in this thesis is descriptive method. The data is twenty Confucius teaching samples. They are taken by using systematic random sampling.

The result shows that thirteen teachings are about individual ethics value, seven teachings are about social ethics. Social ethics value is divided into two parts; they are five teachings for human being among each others, and two teachings for government.


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kodrat manusia di muka bumi ini adalah sebagai individu dan makhluk sosial yang tidak dapat dipisahkan hubungannya dengan sesama. Kata individu sendiri berasal dari bahasa Latin

individuum seperti yang dikutip dari Setiadi (2009:63) yang berarti tidak dapat terbagi, yaitu maksudnya manusia memiliki unsur jasmani dan rohani yang merupakan satu kesatuan yang ridak dapat diceraiberaikan. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial dikarenakan adanya kebutuhan sosial untuk berhubungan dengan sesamanya yang mungkin saja didasari atas kesamaan sifat, ciri, dan kepentingan.

Menurut Mead dalam Setiadi (2009:70), ada tiga tahap pengembangan diri manusia.

Tahap pertama ialah tahap play stage, tahap di mana seorang anak kecil mengambil dan meniru perilaku orang di sekitarnya tanpa adanya pemahaman yang penuh terhadap apa yang ditiru olehnya. Tahap kedua, tahap game stage, tahap di mana seorang anak mengerti peranan yang harus dijalankannya dan peranan orang lain. Dalam tahap ini dapat dikatakan seorang anak telah mampu mengambil peranan orang lain dan layak untuk memasuki tahap yang terakhir yakni tahap generalized others.

Setelah melewati tiga tahap ini maka diri seseorang terbentuk melalui interaksi dengan sesama.”

Kebudayaan atau budaya berasal dari bahasa Sanskerta, budhayah, yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Belanda, kata budaya diistilahkan dengan kata

cultuur (Setiadi, 2009:27). Kebudayaan merupakan hasil interaksi antara manusia dan lingkungan hidupnya.

Taylor dalam Setiadi (2009:27) mengungkapkan,” Budaya sebagai suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan,hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Isi


(14)

utama kebudayaan dapat berupa sistem pengetahuan, pandangan hidup, nilai, kepercayaan, dan etos kebudayaan.”

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam buku Setiadi (2009:28) mengatakan”kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.”

Selain istilah kebudayaan terdapat pula istilah peradaban. Peradaban menurut Fairchild (Setiadi , 2009 : 46) adalah sebagai berikut :

Civilization is cultural development; distinctly human attributes and attainment of particular society. In ordinary usage, the term implies a fairly high stage on the cultural evolutionary scale. Reference is made to “civilized peoples”. More accurate usage world refer to more higly civilized peoples, the determinative characteristics being intellectual, aesthetic, technological, and spiritual attainments.

Dalam bahasa Inggris, peradaban diartikan dengan kata civilization dalam buku Nursyid (1996:67) yang dipakai untuk menyatakan kebudayaan yang halus, maju, dan indah yang telah memiliki sistem kehidupan berupa sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan, dan mayarakat kota yang maju dan kompleks.

Peradaban dunia secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar yakni peradaban barat dan peradaban timur yang memiliki para pemikir besar yang pemikirannya mempengaruhi perkembangan dunia. Yunani kuno, satu dari sekian peradaban barat, disebut sebagai peradaban yang tertinggi di masa lalu yang telah mampu memberikan sumbangan pengetahuan, arsitektur, dan sistem pemerintahan bagi kemajuan dunia. Adapun para pemikir yang ada pada masa peradaban Yunani kuno adalah Socrates dengan ajarannya tentang filsafat etika atau kesusilaan dengan logika sebagai dasar untuk membahasnya. Plato dikenal dengan filsafat idenya. Aristoteles adalah seorang yang ahli di bidang biologi dan ketatanegaraan. Yang terakhir, Pythagoras sebagai ahli di bidang matematika dan Archimedes di bidang teori gravitasi dan benda mengapung.

Negara Republik Rakyat Cina, selanjutnya disingkat dengan RRC, merupakan negara perwakilan dari peradaban timur. Peradaban Lembah Sungai Hwang Ho merupakan peradaban bangsa Cina yang muncul di lembah Sungai Kuning (Hwang Ho atau yang sekarang disebut Huang He).Sungai Hwang Ho disebut sebagai Sungai


(15)

Kuning karena membaw tanah di sekitar. Dilihat dari adanya banyak dinasti yang pernah memerintah, Negara Cina memiliki catatan sejarah yang panjang dari waktu ke waktu.

Sama halnya dengan Yunani, RRC di dalam catatan sejarahnya juga memiliki para pemikir besar yang dikenal oleh masyarakat dunia seperti : Lao Zi (老子), Zhuang Zi(庄子), Kong Zi (孔子), Meng Zi(孟子), dan Sun Zi(孙子). Di antara kelima pemikir Cina ini hanya Lao Zi dan Kong Zi yang mempunyai pengaruh terbesar, baik di RRC sendiri ataupun di dunia. Filsafat Cina kuno yang dihasilkan oleh para pemikir merupakan warisan budaya dan sejarah yang berpengaruh besar pada kehidupan masyarakat Cina bahkan masyarakat dunia. Filsafat Cina sendiri terdiri dari beberapa periodisasi yang terbagi dalam zaman klasik (600 –200 SM), zaman Neo-Taoisme dan Buddhisme (200 SM–1000 M), zaman Neo-Konfusianisme (1000-1900) dan zaman modern (1900-sekarang).

Ajaran Konfusius berada pada periodisasi zaman klasik yang lahir pada masa Dinasti Zhou yang dikenal sebagai zaman klasik kebudayaan Cina yang kemudian dijadikan sebagai panutan kebudayaan bangsa Cina. Hal ini sama kaitannya dengan zaman emas kebudayaan klasik Yunani yang dijadikan sebagai dasar norma kebudayaan barat.

Konfusius lahir dan dibesarkan pada zaman yang kacau sehingga latar belakang kehidupannya banyak diwarnai kekacauan yang kemudian membentuk pola pemikirannya yang bebas dari kekacauan. Oleh karena itu, Konfusius lebih memperhatikan masalah-masalah sosial yang terjadi pada masa tersebut. Konfusius banyak mengajarkan ajaran moral tentang perilaku yang baik kepada murid-muridnya. Penulis memilih untuk meneliti tentang ajaran Konfusius karena pemikirannya yang banyak mengajarkan kearifan dan kebijakan. Selain itu, Konfusius juga banyak menulis tentang hal-hal yang berkaitan dengan seni kepemimpinan, politik, dan kemasyarakatan yang patut menjadi bahan pelajaran guna menjadikan masyarakat yang berkualitas, tidak hanya pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi juga pada akhlak dan budinya yang memiliki prinsip etika, nilai moral, tata cara dan prosedur, jalan hidup, kebiasaan dan adat, seni budaya yang baik. Semua prinsip tersebut terdapat dalam buku Confucius Says, karya klasik ini merupakan karya yang diwariskan secara estafet dari satu generasi ke generasi berikutnya agar keberadaannya dapat dipertahankan dan dapat dipelajari oleh generasi di masa yang akan datang.


(16)

Wellek dan Warren (1997:134) sastra sering dianggap sebagai salah satu bentuk filsafat atau pemikiran yang terdapat dalam bentuk tertentu misalnya banyak puisi yang terkenal karena filsafatnya. Hal ini dikarenakan pengarang karya sastra memiliki aliran pemahaman filsafat tertentu yang berpengaruh pada saat menciptakan karyanya.

Berdasarkan beberapa jurnal yang telah dikumpulkan seperti Virtue Ethics and Confucian Ethics yang ditulis oleh Chen Lai di Tsinghua University, Beijing, China dan The Ethics of Confucius and Aristotle yang ditulis oleh May Sim di Philosophy Department, College of the Holy Cross, Worcester, MA 01610, USA, belum ditemukan adanya penelitian yang membahas ajaran Konfusius berdasarkan etika normatif khusus yang membahas tentang etika individu dan etika sosial. Dengan demikian penulis memilih judul “ANALISIS NILAI ETIKA NORMATIF DALAM BUKU CONFUCIUS SAYS” sebagai topik dalam penulisan skripsi ini. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Pemahaman filsafat yang diajarkan oleh Konfusius tentu akan memberikan pengaruh yang besar dalam hal berpikir dan bertindak ketika kita berada di masyarakat. Melalui buku yang berjudul Confucius Says, peneliti akan mengkaji beberapa hal seperti :

1. Nilai etika normatif apa sajakah yang terdapat dalam buku Confucius Says? 2. Nilai etika normatif apakah yang dominan dalam buku Confucius Says?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui nilai etika normatif yang terdapat dalam buku

Confucius Says.

2. Untuk mengetahui nilai etika normatif yang dominant dalam buku


(17)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari pengkajian tentang Buku Confucius Says

adalah :

a. Manfaat teoritis

Dari hasil penelitian ini, dapat dilihat bahwa ajaran Konfusius adalah ajaran yang telah banyak mempengaruhi cara berpikir dan bertindak orang-orang keturunan etnis Tionghoa dan banyak memberikan pengaruh yang positif dalam hubungan antar sesama khusunya, sehingga kajian dari buku Confucius Says dapat dijadikan referensi untuk pengaplikasian filsafat Konfusius secara tepat dan akurat dalam kehidupan kemasyarakatan.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini kiranya juga dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa yang hendak melakukan penelitian pemikir besar lainnya yang berasal dari para pemikir terkemuka lainnya seperti: Meng Zi dan Sun Zi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ajaran Konfusius merupakan topik yang sangat unik untuk dikaji karena pengaruhnya yang telah mendunia, terlebih lagi dengan kemajuan negara RRC, maka sangat penting untuk mengenal budaya negara tirai bambu yang sedang berkembang ini. Untuk membatasi ruang lingkup penelitian yang luas, maka penulis membatasi penelitiannya pada buku pegangan utama yang digunakan yakni buku Confucius Says

yang ditulis oleh Cai Xi Qin dan diterbitkan oleh penerbit Sinolingua. Fokus kajian penelitian ini ditujukan pada nilai etika berdasarkan ajaran Konfusius yang dikhususkan pada kajian etika normatif, yaitu etika individu dan etika sosial.


(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

Dalam bab dua ini penulis akan memaparkan tiga jenis penguraian yang berisi tentang hasil penelitian terdahulu, konsep terkait variabel yang digunakan pada judul skripsi, dan landasan teori sebagai acuan penelitian skripsi penulis.

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Jurnal Tsinghua University Virtue Ethics and Confucian Ethics dari

Department of Philosophy, Beijing, China yang ditulis oleh Chen Lai dan dipublikasikan secara online pada 21 Juli 2010 membahas tentang hubungan antara karakter dan tindakan kebajikan yang dikaitkan dengan ajaran Konfusius.

Jurnal YiYang Teachers College 孔子思想:从“礼”中心到“仁”中心 yang ditulis oleh Wang Yue Chuan dan dipublikasikan secara online pada Juli 2007 merupakan penelitian yang membahas pemikiran Konfusius mengenai kebaikan.

Ma Yong di dalam tulisannya yang berjudul从《论语》中析孔子的教育理 念dari Jurnal Yan Bei Normal University yang dipublikasikan secara online pada Juli Agustus 2008 menuliskan bahwa Konfusius, di dalam catatan sejarah RRC, merupakan seorang guru besar yang memberikan pengaruh yang besar, terutama di dalam bidang pendidikan dan memiliki jumlah murid yang banyak.

2.2 Konsep

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 569) mengatakan bahwa konsep adalah rancangan; pemikiran dasar ; pemahaman.

Dalam skripsi ini, penulis akan berbicara mengenai konsep sesuai dengan variabel seperti yang tertera pada judul yaitu sebagai berikut :


(19)

2.1.1 Nilai

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru (2007:605) kata nilai diartikan dengan kadar mutu. Menurut Bertens (1993:139) nilai merupakan sesuatu yang baik yang kita cari. Maka, dari kedua pengertian di atas, nilai dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang baik dan bermutu yang dicari oleh manusia.

Dari sudut etimologi (Bertens, 1993:4), kata etika dan moral memiliki arti yang sama. Kata etika berasal dari bahasa Yunani, ethos, dalam bentuk jamak ta etha

dengan pemahaman sebagai adat kebiasaan. Kata moral berasal dari bahasa Latin,

mos, yang juga berarti kebiasaan, adat.

Sehingga melalui persamaan secara etimologi antara kata etika dan moral, maka nilai etika dapat juga disebut sebagai nilai moral. Adapun ciri-ciri nilai moral atau etika dalam buku Etika Seri Filsafat Atma Jaya (1993:143) adalah:

1. Berkaitan dengan tanggung jawab sebagai manusia

Nilai moral atau etika mengakibatkan seseorang bersalah atau tidak bersalah, karena tanggung jawabnya.

2. Berkaitan dengan hati nurani

Nilai moral atau etika merupakan suara hati kita yang akan mengingatkan kita apabila kita meremehkan atau menentang nilai moral tersebut.

3. Bersifat mewajibkan

Nilai moral atau etika mewajibkan manusia secara absolute dan tidak dapat ditawar-tawar.


(20)

4. Bersifat formal

Manusia merealisasikan nilai moral atau etika dengan mengikutsertakan nilai-nilai lain dalam suatu tingkah laku moral.

Kata etika dan etiket (Sugiarto, 1999:29) sering diartikan sama dan digunakan secara bergantian. Kata etika berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang berarti kebiasaan masyarakat. Kata etika berasal dari bahasa Prancis, etiquette, yang berarti kartu undangan. Tetapi dalam perkembangannya, kata etiket tidak lagi berarti kartu undangan, tetapi lebih kepada aturan sopan santun dalam pergaulan seperti: cara berbicara, cara berpakaian, dan cara duduk. Jadi etiket lebih mengarah kepada penerapan dari etika.

Adapun persamaan antara etika dan etiket menurut Bertens (1993:9) adalah pertama, baik etika dan etiket sama-sama menyangkut tentang perilaku manusia. Kedua, etika dan etiket mengatur perilaku manusia dan menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Ditinjau dari adanya persamaan antara etika dan etiket, maka nilai etiket juga merupakan nilai etika. Nilai-nilai yang mendukung etiket (Sugiarto, 1999:31) atau etika adalah :


(21)

1. Nilai-nilai kepentingan umum

2. Nilai-nilai kejujuran, kebaikan, keterbukaan

3. Nilai-nilai kesejahteraan

4. Nilai-nilai kesopanan, saling menghargai

5. Nilai kebijaksanaan, penuh pertimbangan, mampu membedakan hal yang patut dirahasiakan atau tidak. Dikatakan bijaksana apabila adil atau menggunakan akal pikiran

2.1.2 Etika

Abdullah dalam buku yang berjudul Pengantar Studi Etika (2006:4) menjelaskan arti kata etika berdasarkan etimologinya yang berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang bermakna kebiasaan atau adat-istiadat.

Bertens dalam Etika seri Filsafat Atma Jaya (1993:4) memaparkan pengertian etika dalam dalam bentuk jamak ta etha yang juga berarti adat kebiasaan.

Riady dalam Filsafat Kuno dan Manajemen Modern (2008:189) menjelaskan bahwa etika dalam bahasa Latin diartikan sebagai Moralis yang berasal dari kata Mores dengan makna adat-istiadat yang realistis bukan teoritis.

Jadi etika dapat dinyatakan sebagai suatu pembelajaran tentang tingkah laku manusia yang baik dan juga untuk mengenal tingkah laku yang buruk. Etika menyelidiki perbuatan manusia dan menetapkan hukum, memberikan arahan yang khusus, tegas, dan tetap untuk mewujudkan masyarakat yang utama dan baik.


(22)

Abdullah dalam buku yang berjudul Pengantar Studi Etika (2006:12) mengatakan bahwa secara umum, ruang lingkup etika meliputi :

1. Menyelidiki sejarah tentang tingkah laku manusia

2. Membahas cara menghukum dan menilai baik buruknya suatu tindakan

3. Menyelidiki faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia

4. Untuk menerangkan mana yang baik dan mana yang buruk

5. Untuk meningkatkan budi pekerti

6. Untuk menegaskan arti dan tujuan hidup sebenarnya

Selain kata etika, juga terdapat kata seperti etos, etis, etistika, dan etiket yang memiliki perbedaan makna dari kata etika. Etos merupakan kegiatan yang mengatur hubungan seseorang dengan Khaliknya. Etis adalah kegiatan mengatur kedisiplinan seseorang terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan mengatur hal-hal yang akan dikerjakan dalam keseharian. Etistika adalah kegiatan untuk mendorong diri sendiri dan lingkungan untuk enak dipandang mata. Sedangkan untuk kata etiket memiliki perbedaan yang sangat penting dengan kata etika, sebagai berikut:

1. Etiket berbicara mengenai bagaimana sesuatu itu dilakukan. Etika berbicara boleh tidaknya sesuatu itu dilakukan.

2. Etiket berlaku dalam pergaulan apabila ada orang yang melihat. Etika berlaku tidak bergantung pada ada atau tidaknya orang yang melihat.

3. Etiket, bersifat relatif dapat diterima oleh kebudayaan tertentu tapi belum dapat dipastikan juga dapat diterima oleh kebudayaan lain. Etika bersifat absolute, diterima secara menyeluruh.

4. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah. Etika berbicara mengenai batiniah manusia.


(23)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa etiket adalah cara perilaku manusia sedangkan etika adalah batasan perilaku tindakan manusia dalam kehidupan baik terhadap diri sendiri maupun terhadap sesama.

2.1.3 Ajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru (2007:19) kata ajaran memiliki pengertian sebagai segala sesuatu yang diajarkan, nasehat, petuah.

Menurut Kamus Indonesia Inggris (1992:7) kata ajaran diterjemahkan sebagai

teaching(s), dan kata nasehat atau nasihat diterjemahkan menjadi kata advice.

Kata teaching(s) di dalam Oxford Learner’s Pocket Dictionary (2003:443) memiliki pemahaman sebagai work of a teacher, yang diartikan penulis dengan menggunakan Kamus Inggris Indonesia (1992:652) menjadi hasil karya seorang guru dan tergolong ke dalam kata benda atau noun. Kata advice di dalam sumber Oxford Learner’s Pocket Dictionary (2003:7) memiliki penjelasan sebagai opinion given to somebody about what they should do, yang berarti pikiran atau pendapat yang diberikan kepada seseorang tentang apa yang seharusnya mereka lakukan.

Dalam pembahasan skripsi ini penulis akan mengkaji tentang pemikiran timur dari negara Cina dengan topik pembahasan Konfusius dan nasehat-nasehatnya. Pendidikan akan ajaran Konfusius di Cina sudah dimulai sejak anak berada di bangku pendididikan dasar hingga pendidikan tinggi sehingga ajaran tersebut hidup di dalam kebudayaan dan kehidupan masyarakat Cina. Salah satu akar sumber pemikiran rakyat Cina adalah ajaran Konfusius yang menitikberatkan perihal tanggung jawab manusia terhadap masyarakat.

Dinasti-dinasti yang pernah memerintah di Cina juga berperan penting dalam pembentukkan sejarah dan kebudayaan negara Cina, khususnya sebagai latar belakang muculnya ajaran Konfusius. Berikut ini penulis akan menguraikan dinasti Zhou yang pernah memerintah, dalam hubungannya dengan latar belakang yang mempengaruhui ajaran Konfusius.

Dinasti Zhou (周朝) 1122-256 SM (Kusumohamidjojo,2010:31) merupakan dinasti terpanjang dalam sejarah Negara Cina dan merupakan masa di mana kebudayaan berupa sastra dan pemikiran sangat berkembang, terutama ajaran Konfusius. Dinasti Zhou adalah dinasti terakhir sebelum sebelum Cina resmi dipersatukan oleh dinasti Qin. Periode Musim Semi dan Musim Gugur(春秋)


(24)

722-481 SM merupakan masa di mana ajaran dari beberapa pemikir seperti Konfusius, sangat berkembang pesat.

Konfusius(孔仲尼) dilahirkan di negara Lu dan dibesarkan pada masa yang sangat kacau (Budisutrisna,2009:8) karena banyak negara-negara di daratan Cina berperang satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan daerah kekuasaan. Konfusius memiliki nama lain seperti 孔邱Kong Qiu (Kusumohamidjojo,2010:81) yang menjadi nama kehormatannya, ataupun 孔 子 Kong Zi sebagai nama panggilannya. Konfusius sangat tertarik dengan naskah-naskah kuno dan dalam kurun waktu 50 tahun kemampuan Konfusius baru diakui oleh penguasa Negara Lu yang kemudian mengangkat Konfusius untuk bekerja di pemerintahan. Namun sayang Konfusius tidak memiliki pandangan yang sama tentang reformasi sosial dan politik dengan pejabat lainnya di dalam pemerintahan, sehingga Konfusius mundur dari jabatannya dan mengembara jauh untuk mengajarkan gagasannya tentang kehidupan sosial.

Lun Yu (论语)merupakan catatan tentang pengajaran Konfusius yang dikumpulkan oleh para murid Konfusius setelah Konfusius meninggal dunia (Kusumohamidjojo,2010:84). Melalui buku yang berjudul Lun Yu inilah terdapat 5 inti pengajaran Konfusius yang meliputi hal:

1. 仁 ren

Aksara仁 terdiri dari dua aksara yakni 人ren (orang) dan 二 er (dua) yang berarti tidak bisa berdiri sendiri. 仁 ren biasanya diartikan sebagai hubungan antar manusia, kemanusiaan yang benar dan sempurna, yang merupakan dasar etika dan politik dalam ajaran Konfusius. Konsep 仁 ren ini sebenarnya merupakan dasar keseluruhan pengajaran Konfusius dalam mendidik moral individu yang dimulai dari keluarga, negara, dan yang terakhir, penertiban dunia.


(25)

2. 礼li

Ajaran ini mengarahkan masyarakat untuk tahu bertindak dengan aturan sopan santun agar tidak mengganggu ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat. Konfusius beranggapan apabila setiap orang mampu melaksanakan礼li dengan baik maka akan

tercipta keseimbangan dan keteraturan.

3. 教育jiao yu

教育 jiao yu memiliki pengertian sebagai pendidikan. Konfusius yang juga

merupakan seorang guru mempunyai peranan penting dalam perkembangan kebudayaan. Bagi Konfusius, menjadi seorang pendidik bukanlah hal yang mudah dilaksanakan. Program pendidikan yang diajarkan tidak hanya meningkatkan kecerdasan tetapi harus diiringi dengan keseimbangan emosi. Prinsip Konfusius dalam hal belajar adalah dengan upaya yang terus-menerus secara tekun dan tidak henti-hentinya untuk belajar.

4. 中庸Zhong Yong

Dikenal dengan sebutan Ajaran Jalan Tengah. Mengambil titik tengah agar tidak terjadi kekacauan dalam kehidupan.


(26)

Diartikan sebagai perintah langit. Konfusius menyatakan bahwa manusia tidak dapat mengubah nasib yang sudah ditentukan oleh 天 tian (langit), namun

manusia dapat menentukan sendiri apa yang mau dihasilkan dalam hidup ini.

Dengan cara yang demikian Konfusius akhirnya berhasil menjadi guru pertama yang memiliki jumlah murid yang banyak. Konfusius merupakan seorang guru besar bagi masyarakat Cina yang telah memberikan sumbangsih besar bagi kemajuan berpikir dalam menjalani kehidupan.

2.3 Landasan Teori

Wellek dan Warren (1997:134) menyatakan hubungan antara karya sastra dan pemikiran. Karya sastra dianggap sebagai dokumen sejarah pemikiran dan filsafat. Sejarah karya sastra mempunyai kedudukan yang sejajar dengan sejarah pemikiran yang disebabkan adanya kesamaan latar sosial dan kurun waktu tertentu. Ajaran Konfusius dapat digolongkan ke dalam karya sastra Cina kuno yang merupakan hasil buah pemikiran Konfusius sebagai pemikir besar yang memiliki pengaruh luas terhadap masyarakat dunia. Ajaran Konfusius yang terdapat dalam buku Confucius Says merupakan hasil karya pemikiran Konfusius tentang kehidupan yang dituangkan ke dalam bentuk ajaran berupa ucapan atau sayings.

Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Nilai Etika Normatif dalam Buku Confucius Says” penulis menggunakan landasan teori etika untuk membahas lebih dalam lagi ajaran Konfusius yang terdapat pada buku Confucius Says.

Etika (Bertens, 1993:25) termasuk filsafat dan juga dikenal sebagai cabang filsafat tertua. Etika sebagai cabang filsafat membahas tentang nilai etika bagaimana seharusnya perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian etika berdasarkan bidang-bidangnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu etika deskriptif yang bersifat empiris dan berhubungan erat dengan sosiologi, dan etika normatif yang mengarahkan secara jelas bagaimana manusia seharusnya bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.


(27)

Etika normatif dalam Abdullah (2006:594) dapat juga disebut sebagai

philosophical ethics atau etika filsafat yang berarti petunjuk atau sebuah aturan yang mengatur bagaiman seharusnya manusia bersikap dan bertingkah laku dan terhindar dari pelanggaran norma yang berlaku di masyarakat. Etika normatif terbagi dua yakni etika normatif umum dan etika normatif khusus. Etika normatif khusus sendiri dibagi lagi menjadi dua bagian pembahasan yaitu etika individu yang berkaitan dengan kewajiban dan sikap manusia terhadap diri sendiri serta etika sosial membahas tentang tanggung jawab manusia sebagai manusia dalam antar sesama baik itu di dalam keluarga, masyarakat maupun bernegara .


(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

Dalam bab dua ini penulis akan memaparkan tiga jenis penguraian yang berisi tentang hasil penelitian terdahulu, konsep terkait variabel yang digunakan pada judul skripsi, dan landasan teori sebagai acuan penelitian skripsi penulis.

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Jurnal Tsinghua University Virtue Ethics and Confucian Ethics dari

Department of Philosophy, Beijing, China yang ditulis oleh Chen Lai dan dipublikasikan secara online pada 21 Juli 2010 membahas tentang hubungan antara karakter dan tindakan kebajikan yang dikaitkan dengan ajaran Konfusius.

Jurnal YiYang Teachers College 孔子思想:从“礼”中心到“仁”中心 yang ditulis oleh Wang Yue Chuan dan dipublikasikan secara online pada Juli 2007 merupakan penelitian yang membahas pemikiran Konfusius mengenai kebaikan.

Ma Yong di dalam tulisannya yang berjudul从《论语》中析孔子的教育理 念dari Jurnal Yan Bei Normal University yang dipublikasikan secara online pada Juli Agustus 2008 menuliskan bahwa Konfusius, di dalam catatan sejarah RRC, merupakan seorang guru besar yang memberikan pengaruh yang besar, terutama di dalam bidang pendidikan dan memiliki jumlah murid yang banyak.

2.2 Konsep

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 569) mengatakan bahwa konsep adalah rancangan; pemikiran dasar ; pemahaman.

Dalam skripsi ini, penulis akan berbicara mengenai konsep sesuai dengan variabel seperti yang tertera pada judul yaitu sebagai berikut :


(29)

2.1.1 Nilai

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru (2007:605) kata nilai diartikan dengan kadar mutu. Menurut Bertens (1993:139) nilai merupakan sesuatu yang baik yang kita cari. Maka, dari kedua pengertian di atas, nilai dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang baik dan bermutu yang dicari oleh manusia.

Dari sudut etimologi (Bertens, 1993:4), kata etika dan moral memiliki arti yang sama. Kata etika berasal dari bahasa Yunani, ethos, dalam bentuk jamak ta etha

dengan pemahaman sebagai adat kebiasaan. Kata moral berasal dari bahasa Latin,

mos, yang juga berarti kebiasaan, adat.

Sehingga melalui persamaan secara etimologi antara kata etika dan moral, maka nilai etika dapat juga disebut sebagai nilai moral. Adapun ciri-ciri nilai moral atau etika dalam buku Etika Seri Filsafat Atma Jaya (1993:143) adalah:

1. Berkaitan dengan tanggung jawab sebagai manusia

Nilai moral atau etika mengakibatkan seseorang bersalah atau tidak bersalah, karena tanggung jawabnya.

2. Berkaitan dengan hati nurani

Nilai moral atau etika merupakan suara hati kita yang akan mengingatkan kita apabila kita meremehkan atau menentang nilai moral tersebut.

3. Bersifat mewajibkan

Nilai moral atau etika mewajibkan manusia secara absolute dan tidak dapat ditawar-tawar.


(30)

4. Bersifat formal

Manusia merealisasikan nilai moral atau etika dengan mengikutsertakan nilai-nilai lain dalam suatu tingkah laku moral.

Kata etika dan etiket (Sugiarto, 1999:29) sering diartikan sama dan digunakan secara bergantian. Kata etika berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang berarti kebiasaan masyarakat. Kata etika berasal dari bahasa Prancis, etiquette, yang berarti kartu undangan. Tetapi dalam perkembangannya, kata etiket tidak lagi berarti kartu undangan, tetapi lebih kepada aturan sopan santun dalam pergaulan seperti: cara berbicara, cara berpakaian, dan cara duduk. Jadi etiket lebih mengarah kepada penerapan dari etika.

Adapun persamaan antara etika dan etiket menurut Bertens (1993:9) adalah pertama, baik etika dan etiket sama-sama menyangkut tentang perilaku manusia. Kedua, etika dan etiket mengatur perilaku manusia dan menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Ditinjau dari adanya persamaan antara etika dan etiket, maka nilai etiket juga merupakan nilai etika. Nilai-nilai yang mendukung etiket (Sugiarto, 1999:31) atau etika adalah :


(31)

1. Nilai-nilai kepentingan umum

2. Nilai-nilai kejujuran, kebaikan, keterbukaan

3. Nilai-nilai kesejahteraan

4. Nilai-nilai kesopanan, saling menghargai

5. Nilai kebijaksanaan, penuh pertimbangan, mampu membedakan hal yang patut dirahasiakan atau tidak. Dikatakan bijaksana apabila adil atau menggunakan akal pikiran

2.1.2 Etika

Abdullah dalam buku yang berjudul Pengantar Studi Etika (2006:4) menjelaskan arti kata etika berdasarkan etimologinya yang berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang bermakna kebiasaan atau adat-istiadat.

Bertens dalam Etika seri Filsafat Atma Jaya (1993:4) memaparkan pengertian etika dalam dalam bentuk jamak ta etha yang juga berarti adat kebiasaan.

Riady dalam Filsafat Kuno dan Manajemen Modern (2008:189) menjelaskan bahwa etika dalam bahasa Latin diartikan sebagai Moralis yang berasal dari kata Mores dengan makna adat-istiadat yang realistis bukan teoritis.

Jadi etika dapat dinyatakan sebagai suatu pembelajaran tentang tingkah laku manusia yang baik dan juga untuk mengenal tingkah laku yang buruk. Etika menyelidiki perbuatan manusia dan menetapkan hukum, memberikan arahan yang khusus, tegas, dan tetap untuk mewujudkan masyarakat yang utama dan baik.


(32)

Abdullah dalam buku yang berjudul Pengantar Studi Etika (2006:12) mengatakan bahwa secara umum, ruang lingkup etika meliputi :

1. Menyelidiki sejarah tentang tingkah laku manusia

2. Membahas cara menghukum dan menilai baik buruknya suatu tindakan

3. Menyelidiki faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia

4. Untuk menerangkan mana yang baik dan mana yang buruk

5. Untuk meningkatkan budi pekerti

6. Untuk menegaskan arti dan tujuan hidup sebenarnya

Selain kata etika, juga terdapat kata seperti etos, etis, etistika, dan etiket yang memiliki perbedaan makna dari kata etika. Etos merupakan kegiatan yang mengatur hubungan seseorang dengan Khaliknya. Etis adalah kegiatan mengatur kedisiplinan seseorang terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan mengatur hal-hal yang akan dikerjakan dalam keseharian. Etistika adalah kegiatan untuk mendorong diri sendiri dan lingkungan untuk enak dipandang mata. Sedangkan untuk kata etiket memiliki perbedaan yang sangat penting dengan kata etika, sebagai berikut:

1. Etiket berbicara mengenai bagaimana sesuatu itu dilakukan. Etika berbicara boleh tidaknya sesuatu itu dilakukan.

2. Etiket berlaku dalam pergaulan apabila ada orang yang melihat. Etika berlaku tidak bergantung pada ada atau tidaknya orang yang melihat.

3. Etiket, bersifat relatif dapat diterima oleh kebudayaan tertentu tapi belum dapat dipastikan juga dapat diterima oleh kebudayaan lain. Etika bersifat absolute, diterima secara menyeluruh.

4. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah. Etika berbicara mengenai batiniah manusia.


(33)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa etiket adalah cara perilaku manusia sedangkan etika adalah batasan perilaku tindakan manusia dalam kehidupan baik terhadap diri sendiri maupun terhadap sesama.

2.1.3 Ajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru (2007:19) kata ajaran memiliki pengertian sebagai segala sesuatu yang diajarkan, nasehat, petuah.

Menurut Kamus Indonesia Inggris (1992:7) kata ajaran diterjemahkan sebagai

teaching(s), dan kata nasehat atau nasihat diterjemahkan menjadi kata advice.

Kata teaching(s) di dalam Oxford Learner’s Pocket Dictionary (2003:443) memiliki pemahaman sebagai work of a teacher, yang diartikan penulis dengan menggunakan Kamus Inggris Indonesia (1992:652) menjadi hasil karya seorang guru dan tergolong ke dalam kata benda atau noun. Kata advice di dalam sumber Oxford Learner’s Pocket Dictionary (2003:7) memiliki penjelasan sebagai opinion given to somebody about what they should do, yang berarti pikiran atau pendapat yang diberikan kepada seseorang tentang apa yang seharusnya mereka lakukan.

Dalam pembahasan skripsi ini penulis akan mengkaji tentang pemikiran timur dari negara Cina dengan topik pembahasan Konfusius dan nasehat-nasehatnya. Pendidikan akan ajaran Konfusius di Cina sudah dimulai sejak anak berada di bangku pendididikan dasar hingga pendidikan tinggi sehingga ajaran tersebut hidup di dalam kebudayaan dan kehidupan masyarakat Cina. Salah satu akar sumber pemikiran rakyat Cina adalah ajaran Konfusius yang menitikberatkan perihal tanggung jawab manusia terhadap masyarakat.

Dinasti-dinasti yang pernah memerintah di Cina juga berperan penting dalam pembentukkan sejarah dan kebudayaan negara Cina, khususnya sebagai latar belakang muculnya ajaran Konfusius. Berikut ini penulis akan menguraikan dinasti Zhou yang pernah memerintah, dalam hubungannya dengan latar belakang yang mempengaruhui ajaran Konfusius.

Dinasti Zhou (周朝) 1122-256 SM (Kusumohamidjojo,2010:31) merupakan dinasti terpanjang dalam sejarah Negara Cina dan merupakan masa di mana kebudayaan berupa sastra dan pemikiran sangat berkembang, terutama ajaran Konfusius. Dinasti Zhou adalah dinasti terakhir sebelum sebelum Cina resmi dipersatukan oleh dinasti Qin. Periode Musim Semi dan Musim Gugur(春秋)


(34)

722-481 SM merupakan masa di mana ajaran dari beberapa pemikir seperti Konfusius, sangat berkembang pesat.

Konfusius(孔仲尼) dilahirkan di negara Lu dan dibesarkan pada masa yang sangat kacau (Budisutrisna,2009:8) karena banyak negara-negara di daratan Cina berperang satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan daerah kekuasaan. Konfusius memiliki nama lain seperti 孔邱Kong Qiu (Kusumohamidjojo,2010:81) yang menjadi nama kehormatannya, ataupun 孔 子 Kong Zi sebagai nama panggilannya. Konfusius sangat tertarik dengan naskah-naskah kuno dan dalam kurun waktu 50 tahun kemampuan Konfusius baru diakui oleh penguasa Negara Lu yang kemudian mengangkat Konfusius untuk bekerja di pemerintahan. Namun sayang Konfusius tidak memiliki pandangan yang sama tentang reformasi sosial dan politik dengan pejabat lainnya di dalam pemerintahan, sehingga Konfusius mundur dari jabatannya dan mengembara jauh untuk mengajarkan gagasannya tentang kehidupan sosial.

Lun Yu (论语)merupakan catatan tentang pengajaran Konfusius yang dikumpulkan oleh para murid Konfusius setelah Konfusius meninggal dunia (Kusumohamidjojo,2010:84). Melalui buku yang berjudul Lun Yu inilah terdapat 5 inti pengajaran Konfusius yang meliputi hal:

1. 仁 ren

Aksara仁 terdiri dari dua aksara yakni 人ren (orang) dan 二 er (dua) yang berarti tidak bisa berdiri sendiri. 仁 ren biasanya diartikan sebagai hubungan antar manusia, kemanusiaan yang benar dan sempurna, yang merupakan dasar etika dan politik dalam ajaran Konfusius. Konsep 仁 ren ini sebenarnya merupakan dasar keseluruhan pengajaran Konfusius dalam mendidik moral individu yang dimulai dari keluarga, negara, dan yang terakhir, penertiban dunia.


(35)

2. 礼li

Ajaran ini mengarahkan masyarakat untuk tahu bertindak dengan aturan sopan santun agar tidak mengganggu ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat. Konfusius beranggapan apabila setiap orang mampu melaksanakan礼li dengan baik maka akan

tercipta keseimbangan dan keteraturan.

3. 教育jiao yu

教育 jiao yu memiliki pengertian sebagai pendidikan. Konfusius yang juga

merupakan seorang guru mempunyai peranan penting dalam perkembangan kebudayaan. Bagi Konfusius, menjadi seorang pendidik bukanlah hal yang mudah dilaksanakan. Program pendidikan yang diajarkan tidak hanya meningkatkan kecerdasan tetapi harus diiringi dengan keseimbangan emosi. Prinsip Konfusius dalam hal belajar adalah dengan upaya yang terus-menerus secara tekun dan tidak henti-hentinya untuk belajar.

4. 中庸Zhong Yong

Dikenal dengan sebutan Ajaran Jalan Tengah. Mengambil titik tengah agar tidak terjadi kekacauan dalam kehidupan.


(36)

Diartikan sebagai perintah langit. Konfusius menyatakan bahwa manusia tidak dapat mengubah nasib yang sudah ditentukan oleh 天 tian (langit), namun

manusia dapat menentukan sendiri apa yang mau dihasilkan dalam hidup ini.

Dengan cara yang demikian Konfusius akhirnya berhasil menjadi guru pertama yang memiliki jumlah murid yang banyak. Konfusius merupakan seorang guru besar bagi masyarakat Cina yang telah memberikan sumbangsih besar bagi kemajuan berpikir dalam menjalani kehidupan.

2.3 Landasan Teori

Wellek dan Warren (1997:134) menyatakan hubungan antara karya sastra dan pemikiran. Karya sastra dianggap sebagai dokumen sejarah pemikiran dan filsafat. Sejarah karya sastra mempunyai kedudukan yang sejajar dengan sejarah pemikiran yang disebabkan adanya kesamaan latar sosial dan kurun waktu tertentu. Ajaran Konfusius dapat digolongkan ke dalam karya sastra Cina kuno yang merupakan hasil buah pemikiran Konfusius sebagai pemikir besar yang memiliki pengaruh luas terhadap masyarakat dunia. Ajaran Konfusius yang terdapat dalam buku Confucius Says merupakan hasil karya pemikiran Konfusius tentang kehidupan yang dituangkan ke dalam bentuk ajaran berupa ucapan atau sayings.

Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Nilai Etika Normatif dalam Buku Confucius Says” penulis menggunakan landasan teori etika untuk membahas lebih dalam lagi ajaran Konfusius yang terdapat pada buku Confucius Says.

Etika (Bertens, 1993:25) termasuk filsafat dan juga dikenal sebagai cabang filsafat tertua. Etika sebagai cabang filsafat membahas tentang nilai etika bagaimana seharusnya perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian etika berdasarkan bidang-bidangnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu etika deskriptif yang bersifat empiris dan berhubungan erat dengan sosiologi, dan etika normatif yang mengarahkan secara jelas bagaimana manusia seharusnya bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.


(37)

Etika normatif dalam Abdullah (2006:594) dapat juga disebut sebagai

philosophical ethics atau etika filsafat yang berarti petunjuk atau sebuah aturan yang mengatur bagaiman seharusnya manusia bersikap dan bertingkah laku dan terhindar dari pelanggaran norma yang berlaku di masyarakat. Etika normatif terbagi dua yakni etika normatif umum dan etika normatif khusus. Etika normatif khusus sendiri dibagi lagi menjadi dua bagian pembahasan yaitu etika individu yang berkaitan dengan kewajiban dan sikap manusia terhadap diri sendiri serta etika sosial membahas tentang tanggung jawab manusia sebagai manusia dalam antar sesama baik itu di dalam keluarga, masyarakat maupun bernegara .


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam Fathoni (2006:7), penelitian merupakan terjemahan dari kata Inggris yang ditulis dengan kata research dengan kata re yang berarti kembali dan to search

dengan makna mencari. Maka, dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisasi yang bertujuan untuk mengubah kesimpulan yang telah diterima dan dapat berupa percobaan yang sangat hati-hati dan kritis untuk menemukan hal baru. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif. Kata deskriptif dalam bahasa Inggris dituliskan sebagai

descriptive yang berarti menggambarkan atau menjelaskan data-data yang didapatkan oleh peneliti untuk menjelaskan penelitiannya.

Dalam buku Metodologi Penelitian Sosial oleh Usman dan Akbar (2009:136), hal-hal yang disajikan dalam penelitian deskriptif korelasi bersifat mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan untuk mengetahui seberapa jauhnya pengaruh variabel terkait dengan variabel bebasnya.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai oleh penulis dengan menerapkan langkah-langkah dengan membaca buku pedoman utama Confucius Says secara teliti dan berulang-ulang, apabila terdapat arti kata yang tidak dimengerti maka penulis merujuk kepada Kamus Praktis Indonesia-Tionghoa Tionghoa-Indonesia karangan Dian Rakyat terbitan tahun 2001, kedua mengetikkan 100 butir ajaran Konfusius yang terdapat dalam buku Confucius Says ke dalam Microsoft word.


(39)

Proses pengumpulan data dilakukan secara studi kepustakaan atau library research dengan mencari data tertulis yang terdapat pada buku Confucius Says dan data tertulis lainnya yang berasal dari sumber luar berupa jurnal dan buku-buku yang membahas tentang ajaran Konfusius.

Dari 100 butir ajaran yang terdapat dalam buku Confucius Says maka penulis hanya mengambil 20 butir ajaran dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak sistematik atau systematic random sampling technique (Siagian,2006:161) yang memiliki perumusan sebagai berikut :

K = 100 =5

20

dimana K adalah sebagai interval dan dari 100 populasi yang telah diberi nomor urut 1 sampai 100, penulis mengundi unsur satuan elementer dari nomor 1 sampai nomor 5. Dan yang terpilih adalah nomor 1, maka poupulasi yang terpilih menjadi sampel adalah dengan nomor urut 1, 6, 11, 16, 21, 26, 31, 36, 41, 46, 51, 56, 61, 66, 71, 76, 81, 86, 91, dan 96.

3.3 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka penulis memilah langsung ajaran Konfusius yang terdapat pada buku Confucius Says menjadi dua bagian yakni :


(40)

“知之为知之,不知为不知,是知也。”《论语·为政》

孔子说:“懂就说懂,不懂就说不懂,才是聪明人。”

Kǒng Zǐshuō: dǒng jiù shuō dǒng,bù dǒng jiù shuō; bù dǒng,cái shì cōng míng rén.

Konfusius berkata : “ Orang yang pintar adalah orang yang berkata mengerti jika ia memang mengerti dan berkata tidak mengerti jika ia tidak mengerti.

Dalam hal ini Konfusius menekankan sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang dalam hal belajar.

“学而不厌,悔人不倦。”《论语·述而》

孔子说:“学习努力而不满足,教导别人不知疲倦。”

Kǒng Zǐshuō: xué xí nǔ lì ér bù mǎn zú, jiào dǎo bié rén bù zhī pí juàn.

Konfusius berkata : “ belajar tanpa merasa puas, mengajar tanpa mengenal letih.”

Konfusius sangat menekankan etika atau perilaku yang perlu ada pada diri setiap orang , ajaran ini khusus dititikberatkan pada sikap kita pribadi dalam hal belajar dan mengajar.

“父母在,不远游,游必有方。”《论语·里仁》

孔子说:“父母在堂,不出远门,如必须外出,一定要让父母 知道去处。”


(41)

Kǒng Zǐshuō: fù mǔ zài tang, bù chū yuǎn mén, rú bì xū wài chū,

yī dìng yào ràng fù mǔ zhī dào qù chù.

Konfusius berkata : “ saat ayah ibu masih ada, janganlah pergi jauh, kalaupun harus pergi, harus diberitahukan kepada ayah ibu.”

Ajaran Konfusius ini memberikan pesan moral yang sangat kental bagaimana etika seorang anak terhadap ayah ibunya yang masih ada di dunia untuk selalu berada di sisi mereka.

工欲善其事,必先利其器。《论语·卫灵公》

孔子说:“工匠要想做好他的工作,一定要先准备好他的工 具。”

Kǒng Zǐshuō: gōng jiàng yào xiǎng zuò hǎo tā degōng zuò, yī dìng yào xiān zhǔn bèi hǎotā degōng jù.

Konfusius berkata : “tukang yang hendak menyelesaikan pekerjaannya pasti akan mempersiapkan peralatannya dengan baik.”

Ajaran Konfusius ini lebih mengarah pada etika melakukan sesuatu hal. Misalnya dalam status seorang murid, sebelum ujian, anak murid tersebut perlu mempersiapkan dirinya sebaik-baiknya dengan cara belajar. Dalam status karyawan bagian marketing, perlu untuk menguasai terlebih dahulu apa yang akan disampaikan kepada masyarakat terkait dengan produk atau jasa yang akan ditawarkan.


(42)

道不同,不相为谋。《论语·卫灵公》

孔子说:“政治主张不同,不互相探讨谋划。”

Konfusius berkata : “orang pendirian politiknya yang berbeda tidak akan saling berdiskusi.”

Kǒng Zǐshuō: zhèng zhì zhǔ zhāng bù tong, bù hù xiāng tàn tǎo móu huà.

Tokoh politik yang memiliki pendirian dan pemimpin yang berbeda tidak akan duduk bersama untuk berdiskusi karena setiap orang memiliki kepentingan masing-masing dan berusaha untuk mendapatkan keinginannya tanpa dihalangi oleh siapapun.

3.4 Data dan Sumber data

Sumber data penelitian ini diambil dari:

Buku Confucius Says , Wise Men Talking Series Penulis : Cai Xi Qin

Sampul : 孔子说

Penerbit : Sinolingua


(43)

Jumlah halaman : 201 halaman

Data primer penelitian yang diambil oleh penulis ada sebanyak 20 kalimat dari 100 kalimat yang diundi penulis berdasarkan unsur satuan elementer dari nomor 1 sampai nomor 5. Dan yang terpilih adalah nomor 1 dengan intervalnya 5, maka poupulasi yang terpilih menjadi sampel adalah dengan nomor urut 1, 6, 11, 16, 21, 26, 31, 36, 41, 46, 51, 56, 61, 66, 71, 76, 81, 86, 91, dan 96, yang berisikan ajaran Konfusius yang terdapat pada buku Confucius Says yang mengandung nilai etika dan diambil secara random sampling yang termasuk dalam kategori pembahasan etika normatif khusus dan sosial.

Selain itu penulis juga menggunakan beberapa data pendukung yang didapat dari beberapa jurnal dan buku-buku yang berkaitan tentang sejarah pemikiran Cina dan perkembangannya.


(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab empat ini terdiri atas hasil dan pembahasan tentang nilai etika yang terdapat di dalam buku Confucius Says berdasarkan ajaran Konfusius dan untuk mencari etika yang dominan.

4.1 Hasil

Dari hasil pembahasan 20 butir ajaran Konfusius yang terdapat di dalam buku

Confucius Says yang dikaji berdasarkan landasan teori etika normatif individu dan sosial. Maka dapat hasilnya adalah terdapat tiga belas butir ajaran Konfusisus mengenai etika individu yang berisikan ciri tanggung jawab dan nilai kesejahteraan, ciri absolut dan nilai kebijaksanaan, ciri absolut dan nilai kesopanan, ciri tanggung jawab dan nilai kebijaksanaan, ciri absolut dan nilai kesopanan, ciri tanggung jawab dan nilai kebijaksanaan, ciri absolut dan nilai kebijaksanaan, ciri tanggung jawab dan nilai kebijaksanaan, ciri absolut dan nilai kebijaksanaan, ciri tanggung jawab dan nilai kebijaksanaan.

Lima butir ajaran Konfusius yang lain menjelaskan tentang etika sosial yang perlu diberlakukan agar mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik yang berisikan ciri hati nurani dan nilai kejujuran, ciri formal dan nilai keterbukaan, ciri absolut dan nilai kepentingan umum, ciri hati nurani dan nilai kebaikan, ciri absolut dan nilai kepentingan umum. Dan dua butir yang terakhir menjelaskan sikap ataupun tindakan yang perlu dimiliki oleh para pejabat pemerintah agar dapat menjalankan


(45)

peranan sebagai aparat negara dengan baik dan benar dengan isi yang bercirikan formal dan bernilai kesejahteraan, serta ciri absolut dan nilai kesejahteraan.

4.2 Pembahasan

Dalam bagian ini, penulis akan membagi pembahasan ke dalam dua kelompok utama yaitu dimulai dengan pembahasan mengenai ketiga belas butir ajaran Konfusius yang berkaitan dengan etika individu. Selanjutnya di bagian kedua akan membahas ketujuh butir ajaran Konfusius mengenai etika sosial dalam cakupan masyarakat dan pejabat pemerintahan.

4.2.1 Etika Normatif Individu

Pembahasan mengenai etika individu akan difokuskan pada perilaku atau tindakan yang seharusnya dilakukan atau diterapkan kepada diri sendiri.

Berikut adalah data tentang ajaran Konfusius yang berkaitan dengan tanggung jawab dan nilai kesejahteraan:

(1)

饱食终日,无所用心,难矣哉!《论语·阳货》

孔子说:“整天吃饱饭没事干的人,不会有什么出息。”

Kǒng Zǐ shuō: zhěng tiānchī bǎo fàn méi shì gān de rén, bù huì yǒu shén me chū xi.


(46)

Konfusius berkata:“ Orang yang hanya makan kenyang tidak bekerja seharian, tidak akan memiliki hari depan yang baik.” (Confucius Says, 2006:5)

Dalam pengajaran ini Konfusius menekankan setiap orang hendaklah rajin belajar dan mengerjakan segala sesuatu bukan bermalas-malasan menanti datangnya keberuntungan. Dari pemahaman ini terdapat ciri etika atau moral yakni berkaitan dengan tanggung jawab manusia menurut statusnya masing-masing. Misalnya seorang murid hendaklah belajar dengan rajin dan mendapatkan nilai ujian yang bagus. Seorang karyawan atau pekerja hendaklah bekerja dan menyelesaikan tugas dan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab sebelum menerima haknya berupa gaji. Maka butir pengajaran ini terbuka untuk ditujukan kepada diri sendiri maupun kepada keluarga oleh orang tua kepada anak-anak dan masyarakat sebagai nasehat agar tidak menyesal di hari esok.

Berikut adalah data tentang ajaran Konfusius yang berkaitan dengan ciri etika atau moral yang bersifat mewajibkan dan memiliki nilai kebijaksanaan.

(2)

不愤不启,不悱不发。《论语·述而》

孔子说:“我教学生的方法是:不到他们苦思冥想也不能明白的时 候,不去开导他们;不到他们心里想说又总说不明白的时候,不去启 发他们。”

Kǒng Zǐ shuō: wǒ jiào xué shēng defāng fǎ shì: bù dào tā men kǔ sī míng xiǎng yě bù néng míng bái de shí hòu, bù qù kāi dǎo tā men; bù dào tā men xīn lǐ xiǎngshuō yòu zǒng shuō bù míng bái de shí hòu, bù qù qǐ fā tā men.

Konfusius berkata:“Cara saya mengajar adalah ; jika mereka tidak berpikir secara keras, saya tidak dapat berbuat apa-apa; jika mereka masih tidak berusaha untuk mengungkapkan apa yang ingin mereka sampaikan, saya juga tidak bisa memberikan inspirasi. (Confucius Says, 2006:9)


(47)

Butir ini menekankan dengan tegas apabila dalam hal belajar tidak dibarengi dengan kemauan yang berasal dari diri sendiri, maka tidak ada satu orang pun yang dapat membantu. Asal berkemauan untuk rajin belajar pasti akan ada hasilnya, tapi kalau kemalasan yang ada maka tidak ada cara lain yang bisa membantu lagi. Hal ini dapat diterapkan kepada diri sendiri agar tidak malas untuk terus belajar, di keluarga dari orang tua terhadap anak-anaknya, dan di sekolah dari guru kepada murid-muridnya.

Selanjutnya, data di bawah ini merupakan data tentang ajaran Konfusius yang bersifat mewajibkan dan mengandung nilai kesopanan terhadap orang tua.

(3)

父母在,不远游,游必有方。《论语·里仁》

孔子说:“父母在堂,不出远门,如必须外出,一定要让父母 知道去处。”

Kǒng Zǐ shuō: fù mǔ zài tang, bù chū yuǎn mén, rú bì xū wài chū, yī dìng yào ràng fù mǔ zhī dào qù chù.

Konfusius berkata:” Saat ayah dan ibu masih ada di rumah, janganlah pergi berkelana, jikalau terpaksa harus pergi, maka ayah dan ibu harus diberitahu kemana akan pergi.” (Confucius Says, 2006:33)

Dalam hal ini Konfusius menunjukkan adanya sikap berbakti kepada orang tua saat ayah dan ibu masih ada di dunia. Inilah etika seorang anak kepada orang tuanya yang harus dilaksanakan. Dan kalau sang anak menghadapi masalah tanpa sepengetahuan ayah dan ibu maka hal ini tentu akan membuat ayah dan ibu terus mengkhawatirkan keberadaan sang anak. Hal ini ditujukan secara individu karena sudah merupakan kewajiban dan sikap kita sebagai seorang anak.

Berikutnya, data di bawah ini adalah data tentang ajaran Konfusius yang bersifat tanggung jawab dan mempunyai nilai kebijaksanaan.


(48)

工欲善其事,必先利其器。《论语·卫灵公》

孔子说:“工匠要想做好他的工作,一定要先准备好他的工 具。”

Kǒng Zǐ shuō: gōng jiàng yào xiǎng zuò hǎo tā de gōng zuò , yī dìng yào xiān zhǔn bèi hǎo tā de gōng jù.

Konfusius berkata: tukang yang hendak menyelesaikan pekerjaannya pasti akan mempersiapkan peralatannya dengan baik.” (Confucius Says, 2006:41)

Ajaran Konfusius ini lebih mengarah pada etika melakukan sesuatu hal dengan penuh pertimbangan. Misalnya dalam status seorang murid, sebelum ujian, anak murid tersebut perlu mempersiapkan dirinya sebaik-baiknya dengan cara belajar. Dalam status karyawan bagian marketing, perlu untuk menguasai terlebih dahulu apa yang akan disampaikan kepada masyarakat terkait dengan produk atau jasa yang akan ditawarkan. Pengajaran ini berlaku untuk diri sendiri sebagai seorang murid, guru, ataupun pekerja.

Selanjutnya, data di bawah ini merupakan data mengenai ajaran Konfusius yang memiliki ciri absolut atau mewajibkan dengan nilai kesopanan.

(5)

弟子,入则孝,出则弟,谨而信,泛爱众而亲仁。 《论语·学而》

孔子说:“少年在家里孝顺父母,敬爱兄长,做事谨慎认真, 说话诚实,博爱大众而亲近有仁德的人。”


(49)

Kǒng Zǐ shuō: shào nián zài jiā lǐ xiào shùn fù mǔ, jìng ài xiōng zhǎng, zuò shì jǐn shèn rèn zhēn, shuō huà chéng shí , bó ài dà zhòng ér qīn jìn yǒu rén dé de rén.

Konfusius berkata:“ Saat muda berbakti kepada orang tua di rumah, menghormati saudara, melakukan hal dengan serius , jujur dalam perkataan , mencintai setiap orang dan bersahabat dengan orang-orang yang berbudi.” (Confucius Says, 2006:29)

Berbakti kepada orang tua merupakan nasehat yang sudah sering diajarkan dari sejak kecil. Konfusius menekankan kasih terhadap sesama, memperlakukan sesama dengan tindakan yang baik dan sopan. Terhadap butir ajaran ini dapat diterapkan kepada diri sendiri yang diaplikasikan ke dalam ruang lingkup keluarga.

Berikut adalah data mengenai ajaran Konfusius yang bersifat tanggung jawab dengan nilai kebijaksanaan.

(6)

君子欲讷于言而敏于行。《论语·里仁》

孔子说:“君子应该说话谨慎,做事勤劳敏捷。”

Kǒng Zǐ shuō: jūn ziyīng gāi shuō huà jǐn shèn, zuò shì qín láo mǐn jié.

Konfusius berkata:“ Seorang gentleman hendaklah berhati-hati dalam perkataan dan bertindak cepat.” (Confucius Says, 2006:95)


(50)

Jun Zi adalah istilah yang dipakai Konfusius untuk menyebut seseorang yang memiliki teladan yang baik dalam perkataan dan tindakan. Butir ini membatasi kebiasaan manusia supaya tidak mengeluarkan perkataan yang sia-sia dan memiliki respon yang cepat untuk hal yang membutuhkan dengan penuh pertimbangan.

Selanjutnya data berikut merupakan data tentang ajaran Konfusius dengan sifat mewajibkan dan bernilai kebijaksanaan.

(7)

克己复礼为仁。一日克己复礼,天下归仁焉。 《论语·颜渊》

(颜渊问老师什么是仁)孔子说:“克制自己的言行合于礼就 是仁。一旦能做到这样,人们就会承认你是仁人了。”

(Yán Yuān wèn lǎo shī shén me shì rén) Kǒng Zǐshuō: kè zhì zì jǐ de yán xíng hé yú lǐ jiù shì rén.yī dàn néng zuò dào zhè yang, rén men jiù huì chéng rèn nǐ shì rén rén le.

Kepada muridnya Yan Yuan , Konfusius berkata:”Orang yang dapat membatasi dirinya dalam perkataan dengan tata krama merupakan suatu kebajikan. Jika hal ini dapat diteruskan maka orang-orang akan menganggap dirimu bijak.” (Confucius Says, 2006:103)


(51)

Ajaran ini diterapkan kepada diri sendiri untuk diaplikasikan di dalam kehidupan bermasyarakat. Konfusius mengajarkan keseimbangan antara perkataan dan hal-hal yang dilakukan sesuai dengan aturan tata krama berlaku.

Berikut ini adalah data mengenai ajaran Konfusius dengan ciri berkaitan dengan tanggung jawab dan bernilai kebijaksanaan.

(8)

人无远虑,必有近忧。《论语·卫灵公》

孔子说:“一个人如果没有长远打算,忧患很快就会出现。

Kǒng Zǐ shuō: yī gè rén rú guǒ méi yǒu cháng yuǎn dǎ suàn, yōu huàn hěn kuài jiù huì chū xiàn.

Konfusius berkata:“ Apabila seseorang tidak memiliki perhitungan yang panjang, maka penderitaan akan segera datang.” (Confucius Says, 2006:125)

Konfusius mengajarkan untuk selalu memiliki perhitungan dalam segala hal agar di kemudian hari tidak menyesal. Hal ini perlu diterapkan dalam diri sendiri sehingga dapat memanfaatkan segala sesuatu dengan kebijaksanaan.

Selanjutnya data di bawah merupakan data tentang pengajaran Konfusius dengan sifat mewajibkan dan bernilai kebijaksanaan.


(52)

三人行,必有我师焉。择其善者而从之,其不善者而改之。 《论语·述而》

孔子说:“有几个人一起走路,其中便一定有值得我学习的 人。我选取那些优点而学习,看出那些缺点而检查改正。” Kǒng Zǐ shuō: yǒu jǐ gě rén yī qǐ zǒu lù, qí zhōng biàn yī dìng yǒu zhí de wǒ xué xí de rén.wǒ xuǎn qǔ nà xiē yōu diǎn ér xué xí, kàn chū nà xiē quē diǎn ér jiǎn chá gǎi zhèng. (Confucius Says, 2006:133)

Konfusius berkata:“ Ada beberapa orang berjalan bersama, diantaranya pasti ada orang yang patut saya teladani. Saya akan mempelajari hal-hal positifnya dan mengoreksi kekurangan yang ada.”

Butir ini dapat dijadikan nasehat untuk diri sendiri guna mencapai kualitas pribadi yang baik dan menjadi teladan untuk orang lainnya dengan tanpa mengenal lelah belajar dan mengisi diri dengan kebajikan. Konfusius mengajarkan supaya setiap orang dapat mengambil hal-hal yang positif dari orang di sekeliling dan mengoreksi kekurangan yang ada.

Berikut adalah data mengenai ajaran Konfusius dengan ciri berkaitan dengan tanggung jawab dan bernilai kebijaksanaan.

(10)


(53)

孔子说:“只读书不考虑,就不会分析。只空想不读书,就不 明白事理。

Kǒng Zǐ shuō: zhǐ dú shū bù kǎo lǜ, jiù bù huì fēn xī. zhǐ kōng xiǎng bù dú shū, jiù bù míng bái shì lǐ.

Konfusius berkata:” Kalau hanya belajar tanpa berpikir, tidak akan bisa membedakan. Kalau hanya dengan pikiran kosong belajar, tidak akan mampu mengerti masalah.” (Confucius Says, 2006:159)

Dalam butir ini dapat dilihat Konfusius selalu mengajarkan keseimbangan dalam mengerjakan sesuatu. Butir ini lebih ditujukan kepada diri sendiri dalam hal belajar agar memusatkan pikiran agar pembelajaran dapat memberikan hasil yang efektif.

Selanjutnya merupakan data mengenai ajaran Konfusius yang bercirikan absolut atau mewajibkan dan bernilai kebijaksanaan.

(11)

我非生而知之者,好古,敏以求之者也。《论语·述而》

孔子说:“我不是生来就有知识的人,而是由于爱好古代文 化,靠了勤奋和敏捷求得知识的。”

Kǒng Zǐshuō: wǒ bú shìshēng lái jiù yǒu zhī shí de rén, ér shì yóu yú ài hào gǔ dài wén huà, kào le qín fèn hé mǐn jié qiú dé

zhī shí de.

Konfusius berkata:”Saya tidak dilahirkan sebagai orang yang memiliki pengetahuan, tetapi mendapatkannya melalui rasa


(54)

keingintahuan terhadap kebudayaan sastra kuno, dan rajin mempelajarinya.” (Confucius Says, 2006:147)

Ajaran ini menunjukkan bahwa dengan rajin belajar dan adanya kemauan yang kuat maka tidak ada kata tidak mungkin mempelajari sesuatu. Setiap manusia mendambakan hal yang baik datang dan oleh karena itu dibutuhkan usaha untuk meraihnya.

Berikut ini merupakan data dari ajaran Konfusius yang bercirikan tanggung jawab dan bernilai kebijaksanaan.

(12)

知之者不如好之者,好之者不如乐知者。《论语·雍也》 孔子说:“懂得学业的人不如喜爱学业的人,喜爱学业的人不 如以从事学业为快乐的人。”

Kǒng Zǐ shuō: dǒng de xué yè de rén bù rú xǐ ài xué yè de rén, xǐ ài xué

yè de rén bù rú yǐ cóng shì xué yè wéi kuài lè de rén.

Konfusius berkata:” Orang yang suka belajar lebih baik dari orang yang hanya mengerti, orang yang karena menjadikan hal belajar sebagai kesukaan lebih baik dari orang yang hanya suka belajar.” (Confucius Says, 2006:183)

Memiliki kecintaan akan belajar pasti akan menjadikan orang tersebut terus belajar tiada henti. Ajaran ini perlu diterapkan kepada setiap orang secara individu.


(55)

Selanjutnya data di bawah ini adalah data mengenai ajaran Konfusius yang memiliki ciri tanggung jawab dan bernilai kebijaksanaan.

(13)

言顾行,行顾言。《中庸·不远章》

孔子说:“说话要照顾到行动,行动要照顾到说话。”

Kǒng Zǐshuō: shuō huà yào zhào gù dào xíng dòng, xíng dòng yào zhào gù dào shuō huà.

Konfusius berkata:“ Dalam berkata harus sesuai dengan tindakan, dan tindakan harus sesuai dengan perkataan.” (Confucius Says, 2006:165)

Keselerasan dalam hidup baik terhadap sesama, tetap menjadi focus perhatian Konfusius. Dalam hal ini Konfusius mengajarkan agar perkataan melebihi tindakan dan tindakan juga tidak melebihi perkataan. Hal ini penting untuk diterapkan ke dalam diri pribadi. Jika setiap orang melaksanakan butir ajaran ini maka orang-orang akan hidup di dalam keserasian hidup tanpa adanya permasalahan.

4.2 Etika Normatif Sosial

Etika sosial adalah etika yang berbicara mengenai perilaku manusia yang berkaitan dengan hubungannya kepada sesama secara perorangan ataupun kepada keluarga, masyarakat, dan negara.


(56)

Melalui pembahasan yang telah dilakukan, maka terdapat tujuh butir dari dua puluh butir ajaran Konfusius yang terdapat di dalam buku Confucius Says yang memiliki cakupan dalam kajian masyarakat dan negara.

4.2.1 Etika normatif sosial dalam masyarakat

Selanjutnya data berikut adalah data mengenai ajaran Konfusius yang bercirikan hati nurani dan bernilai kejujuran.

(14)

己所不欲,勿施于人。《论语·卫灵公》

孔子说:“自己不想做的事情,就不要加给别人。”

Kǒng Zǐ shuō: zì jǐ bù xiǎng zuò de shì qíng, jiù bù yào jiāgěi bié rén.

Konfusius berkata:“Hal yang tidak ingin diri sendiri lakukan, jangan limpahkan kepada orang lain.” (Confucius Says, 2006:55)

Segala hal yang tidak diinginkan diperbuat kepada kita, maka janganlah berbuat hal itu kepada orang lain juga. Butir pengajaran Konfusius ini sangat dikenal oleh masyarakat yang pernah belajar mengenai Konfusius. Dalam praktis kehidupan kita dapat berupa jangan melimpahkan hal yang diri sendiri pun tidak menyukainya kepada orang lain.

Berikut adalah data mengenai ajaran Konfusius mengenai ciri formal dan bernilai keterbukaan.


(57)

性相近也,习相远也。《论语·阳货》

孔子说:“人的本性都差不多,只是由于习俗不同,便相距越 来越远了。”

Kǒng Zǐ shuō: rén deběn xìng dōu chà bù duō, zhǐ shì yóu yú xí sú bù tóng, biàn xiāng jù yuè lái yuè yuǎn le.

Konfusius berkata:“Manusia pada dasarnya memiliki sifat yang sama, hanya karena perbedaan kebiasaan mengakibatkan sifat manusia semakin berbeda-beda.” (Confucius Says, 2006:157)

Konfusius menyetujui bahwa pada dasarnya manusia memiliki sifat yang sama namun karena perbedaan latar belakang keluarga, pendidikan, dan status membuat persamaan itu menjadi berbeda.

Selanjutnya merupakan data mengenai ajaran Konfusius dengan ciri absolut atau mewajibkan dan bernilai kepentingan umum.

(16)

有教无类。《论语·卫灵公》

孔子说:“我对凡来求学的人,都无区别地加以教育。”

Kǒng Zǐshuō: wǒ duì fán lái qiú xué de rén, dōu wú qū bié dejiā yǐjiào yù.

Konfusius berkata:”Terhadap setiap orang yang datang belajar kepadaku, tidak akan kubeda-bedakan.” (Confucius Says, 2006:175)


(58)

Belajar adalah hal yang penting bagi Konfusius dan untuk setiap orang yang mau belajar, Konfusius tidak melihat latar belakang keluarga muridnya sebagai pertimbangan diterima atau tidaknya. Hal ini dapat dijadikan nasehat bagi setiap guru yang dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa hendaklah memiliki prinsip yang sama seperti Konfusius dalam hal mengajar anak-anak.

Berikut adalah data mengenai ajaran Konfusius dengan ciri hati nurani dan bernilai kebaikan.

(17)

当仁,不让于师。《论语·卫灵公》

孔子说:“面临仁德时,不必让老师先行。”

Kǒng Zǐshuō:miàn lín rén dé shí, bù bì ràng lǎo shī xiān xíng.

Konfusius berkata:“ Saat menghadapi hal mengenai kebajikan, tidak perlu lebih memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukannya.” (Confucius Says, 2006:21)

Konfusius menyatakan setiap orang memiliki hak untuk melakukan kebajikan terlebih dahulu. Tidak perlu menunggu ataupun merasa tidak enak terhadap guru. Ajaran ini selain berlaku antara guru dan murid ,juga berlaku antara hubungan orang tua dengan anaknya.


(59)

Selanjutnya adalah ajaran Konfusius yang bersifat mewajibkan dan bernilai untuk kepentingan umum.

(18)

君子不以言举人,不以人废言。《论语·卫灵公》

孔子说:“执政者不因为人说好听的话就提拔他们,也不因为 他是坏人就鄙弃他说过的正确的话。”

Kǒng Zǐ shuō: zhí zhèng zhěyīn wèi rén shuō hǎo tīng de huà jiù tí bá

men, yě bù yīn wèi tā shì huài rén jiù bǐ qìtāshuō guò de zhèng què de huà.

Konfusius berkata:“ Orang yang berakhlak baik bukan karena orang membisikkan hal-hal yang enak didengar lalu mempromosikan orang-orang tertentu, dan juga bukan karena orang-orang tersebut adalah orang-orang jahat lantas mengabaikan dan menganggap hina kebenaran yang disampaikan.” (Confucius Says, 2006:65)

Orang yang berakhlak baik akan dapat membedakan dengan jelas perkataan mana sajakah yang hanya bersifat memuja untuk kepentingan sendiri atau perkataan kebenaran yang disampaikan untuk kepentingan umum. Butir ini berlaku untuk di kalangan masyarakat dan pemerintahan yang sering menjumpai oknum-oknum tertentu yang suka mengumbar puji-pujian untuk maksud tertentu

4.2.1 Etika normatif sosial dalam ruang lingkup negara

Berikut adalah data mengenai ajaran Konfusius dengan ciri formal dan nilai kesejahteraan.


(60)

(19)

道不同,不相为谋。《论语·卫灵公》

孔子说:“政治主张不同,不互相探讨谋划。”

Kǒng Zǐ shuō: zhèng zhì zhǔ zhāngbù tong, bùhù xiāng tàn

tǎo móu huà.

Konfusius berkata:“Memiliki pimpinan partai politik yang berbeda, tidak akan saling berdiskusi tentang sesuatu rencana.” (Confucius Says, 2006:23)

Ajaran ini mengingatkan kepada kita bahwa apabila kita memiliki pimpinan partai yang berbeda maka akan sulit terjalin hubungan yang baik antara satu dengan yang lainnya apalagi untuk bersama-sama mendiskusikan rencana kegiatan dikarenakan perbedaan paham dan ideologi yang dianut. Ajaran ini lebih mengarah kepada para pejabat pemerintahan.

Selanjutnya adalah data mengenai ajaran Konfusius dengan ciri mewajibkan dan nilai kesejahteraan.

(20)

其身正,不令而行;其身不正,虽令不从。


(61)

孔子说:“执政者行为端正,不发命令老百姓也会跟着走;执 政者行为不端正,纵三令五申老百姓也不会听从。”

Kǒng Zǐ shuō: zhí zhèng zhě xíng wéi duān zhèng , bù fā mìng lìng lǎo bǎi

xìng yě huì gēn zhe zǒu; zhí zhèng zhě xíng wéi bù duān zhèng, zòng sān lìng wǔ shēn lǎo bǎi xìng yě bù huì tīng cóng.

Konfusius berkata:“ Para pejabat pemerintah apabila bertindak dengan benar, tanpa diperintah pun rakyat akan ikut, tetapi kalau sebaliknya, walaupun diberi perintah dan peringatan berulang-ulang tetap saja tidak akan mendengar.” (Confucius Says, 2006:113)

Butir ajaran ini lebih mengarah kepada orang-orang yang duduk di bangku pemerintahan, Konfusius berpendapat apabila para pejabat memberikan teladan yang baik lewat sikap mereka, maka rakyat akan dengan sendirinya meresponi keteladanan para pejabat tersebut.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab lima merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.


(62)

Setelah melakukan pembahasan terhadap 20 butir ajaran Konfusius yang terdapat di dalam buku Confucius Says dan telah mendapatkan hasilnya yakni terdapat tiga belas butir ajaran Konfusisus mengenai etika individu yang berisikan ciri tanggung jawab dan nilai kesejahteraan, ciri absolut dan nilai kebijaksanaan, ciri absolut dan nilai kesopanan, ciri tanggung jawab dan nilai kebijaksanaan, ciri absolut dan nilai kesopanan, ciri tanggung jawab dan nilai kebijaksanaan, ciri absolut dan nilai kebijaksanaan, ciri tanggung jawab dan nilai kebijaksanaan, ciri absolut dan nilai kebijaksanaan, ciri tanggung jawab dan nilai kebijaksanaan.

Lima butir ajaran Konfusius yang lain menjelaskan tentang etika sosial yang perlu diberlakukan agar mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik yang berisikan ciri hati nurani dan nilai kejujuran, ciri formal dan nilai keterbukaan, ciri absolut dan nilai kepentingan umum, ciri hati nurani dan nilai kebaikan, ciri absolut dan nilai kepentingan umum. Dan dua butir yang terakhir menjelaskan sikap ataupun tindakan yang perlu dimiliki oleh para pejabat pemerintah agar dapat menjalankan peranan sebagai aparat negara dengan baik dan benar dengan isi yang bercirikan formal dan bernilai kesejahteraan, serta ciri absolut dan nilai kesejahteraan.

君子 jun zi adalah tipe manusia unggul yang sering diterjemahkan dengan

kata gentleman dalam Bahasa Inggris. Melalui 5 inti pengajaran Konfusius maka diharapakan karakter manusia yang dibentuk akan lebih baik dibandingkan dengan yang dulu. Dengan hasil penelitian ini maka dapat dilihat Konfusius memang sangat


(63)

menekankan manusia hendaknya memiliki pribadi yang memberikan teladan yang benar dan dalam melakukan segala sesuatu harus seimbang.

5.2 Saran

Setelah mengkaji dan meneliti dua puluh butir ajaran Konfusius yang terdapat di dalam buku Confucius Says, maka dapat dinyatakan bahwa ajaran Konfusius merupakan ajaran atau nasehat yang memiliki unsur kebaikan yang mengarahkan manusia untuk bertindak secara tepat dan seimbang. Dengan demikian penulis mengharapkan di kemudian hari adanya peneliti-peneliti lain yang mengkaji ajaran Konfusius baik yang terdapat di dalam buku Confucius Says ataupun buku lainnya dengan ruang lingkup kajian yang berbeda. Sehingga dengan demikian akan memperkaya pembahasan tentang ajaran Konfusius, khususnya di Medan, Sumatera Utara.


(64)

Achmadi, Asmoro, (1995). Filsafat Umum, jilid 1, terbitan ke 9, 133 halaman, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Bertens.K,(1993). Etika, cetakan pertama, 315 halaman, Gramedia, Jakarta.

Budisutrisna,(2009).Filsafat Kebudayaan Confucius, cetakan pertama,163 halaman,Kepel Press Yogyakarta, Yogyakarta.

Cai Xi Qin,(2006).Confucius Says, cetakan pertama, 201 halaman, Beijing.

Chen, Lai., “Virtue Ethics and Confucian Ethics”, Department of Philosophy, Tsinghua University, Dao (2010) 9:275–287, DOI 10.1007/s11712-010-9174-1, Beijing, China. Fathoni.Abdurrahmat, (2006). Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, cetakan

pertama, 149 halaman, Rineka Cipta, Jakarta.

H.Hart Michael, (2005). 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa, Terjemahan : Suryanto Sigit dan Saputra Lyndon, Karisma Publishing Group, Batam Center, 2005, halaman 350.

Kusumohamidjojo.Budiono,(2010).Sejarah Filsafat Tiongkok-Sebuah Pengantar Komprehensif中国哲学史,cetakan pertama,280 halaman, Jalasutra, Yogyakarta.

Riady. Mochtar,(2008). Filsafat Kuno Dan Manajemen Modern, cetakan pertama, 213 halaman, PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

Seow Jeffrey, dan Xu Hui, (2002). Literartur Lengkap Ajaran Konfusius , Terjemahan : Xia Adam, cetakan Kedua, Lucky Publishers, Batam Center, 2002, halaman 329.

Setiadi.M.Elly, (2009).Ilmu Sosial dan Budaya Dasar,edisi kedua,cetakan kelima,220 halaman,Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Siagian.Matias, (2008). Metode Penelitian Sosial, cetakan ketiga, 150 halaman, Rineka Cipta, Jakarta.

Usman.Husaini, (2009). Metodologi Penelitian Sosial, edisi kedua, cetakan ketiga, 170 halaman, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Yu, Jiyuan, “The Ethics of Confucius and Aristotle: Mirrors of Virtue” Philosophy Department, Dao (2009) 8:225–232, DOI 10.1007/s11712-009-9116-yCollege of the Holy Cross, Worcester, MA 01610, USA.

Yu-Lan.Feng, (2007). Sejarah Filsafat Cina, cetakan pertama, 458 halaman, Pustaka Pelajar, Yogyakarta


(65)

中文系本科生毕业论文

孔子研究思想

学生姓名

林平萍

070710013

指导教师

伍巧平、刘金凤


(1)

(22)性相近也,习相远也。(《论语·阳货》)

孔子把这句话作为教育实践的指南。

(23)中人以上可以语上也,中人以下不可以语上也。(《论语·雍也》) 意思说对有学问的人可以用比较难而深的词语来跟他解释,可是对学问水 平以下的人不可以用那么专业的词语来教他。

(24)不愤不启,不悱不发。(《论语·述而》)

就是说如果一个人对学习没有热心,谁也不能开导那个人;如果一个人不 是自己主动努力战争面对困难时,谁也不会引导那个人更深入一层的。

(25)学而不厌,悔人不倦。(《论语·述而》)

当一个教师还是要努力学习而不满足,教导别人的时候不知疲倦。

2.2.4孔子的教育目的

孔子是中国古代史上最有影响的思想家、教育家。孔子主张的教育目的是 培养“士”,而“士”的标准就是“君子”。“君子”原是奴隶主贵族统治者的专称,即 奴隶主贵族老爷的意思。孔子把它发展成为具有一定道德标准的精神贵族的理 想人格,即把“君子”当作教育的培养目标。他明确提出作为一个“君子”,一要能


(2)

“修养自己,保持恭敬谦逊的态度”,二要有“使亲族和朋友以及老百姓都得到安 乐”的治国安民之术。如:

(26)其身正,不令而行;其身不正,虽令不从。(《论语·子路》)

意思是要求“君子”首先必须是道德完善的人,能以身作为最高的政治理想 和教育的根本出发点。


(3)

第三章

孔子的消极思想

3.1

孔子的中庸思想

孔子认为“中庸”是政治生活和日常社会生活的正确方法。简单说就是不走 极端而取中间的那一段,不可以顾一端不顾另一端。“中”指的是居中不偏, 无过 无不及;“庸”则是指平常,是要切合实际,易于实行,不仅不偏,而且要实实 在在,这就成为处理事物矛盾的一种普遍的、切合实际的原则。但要做到“中 庸”,就必须“执两用中”,即只有把握事物的两端,才能找到合适的中:否则, 执“一”就没有“中”,只有片面性。“执两用中”就是把握住事物矛盾的对立面去寻 找它们的统一、和谐与平衡。

例如:

(22)一张一弛,文武之道也。(《礼记·杂记下》) 有紧有松,才是周文王、周武王治理国家的办法。

中庸思想是对中国人影响最为深远的思想之一,在几千年的发展过程中, 中国人养成了遇到事情不走极端、圆通应对的民族心理。在处事中,这固然有 它好的一方面,但是也有消极应对的含义在其中。所以笔者把中庸思想也放在


(4)

消极思想里面,并不是说中庸思想完全没有可取之处,而是说相对于第二章所 描述的积极思想来说,中庸思想有应该被舍去的消极的一面。

笔者认为,在今天的社会来看,“中庸”思想已经不像以前那样,是一件纯 粹的好事了。比如在职业方面,在老板面前或在工作发展上,我们必须做有特 色的人才。如果保持中庸,我们在这个竞争压力特别大的社会中是无法实现自 己的梦想的。

3.2

孔子的天命观

“天命观”在我们今天看来,也算是孔子的消极思想的一部分。孔子认为一 切都是从“天”上来的,人类是无能无力,无所作为的。我们只能听从老天的安 排,无法改变自己的命运,无法决定自己以后的幸福。如:

(23)生死有命,富贵在天。(《论语》)

意思是一个人的一生即从生到死就是所谓听天由命、命中注定的。人类对 一切是无法跟命运讨价还价的。

(23)敬鬼神而远之,可谓知矣。”(《论语·雍也》) 意思是对鬼神采取敬而远之的态度,可以算是聪明了。


(5)

第四章

结论

《论语》中有许多话已经成为了世人的格言,孔子也被称为伟大的思想家 和教育家,受到中国和世界的重视。孔子对世界的思想发展做出了很大的奉 献。本文分为积极和消极两个方面对孔子思想进行了分析:

一、积极思想

1.仁和礼。孔子思想中的的“仁”和“礼”几千年来发挥过它积极的作用,并将 继续发挥其积极影响;

2.教育思想。作为一个伟大的教育家,孔子思想中的教育理念非常中肯, 至今仍值得我们学习。

二、消极思想

1.中庸思想。中庸思想和对中华民族造成了极为深远的影响,但是到了今 天,有其消极的一方面。

2.天命观。天命观是在对自然和外界认识极为有限的情况下产生的,对现 代的发展来说已经完全不适合。

通过本文的研究,笔者对中国文化有了一个初步了解,希望在以后的学习 生活中,可以从更多不同的方面来了解、研究中国文化。


(6)

参考文献

[1]马永.从《论语》中析孔子的教育理念[J].雁北师范学院学报,2005 年第 4 期.

[2]王岳川.孔子思想:从“礼”中心到“仁”中心[J].益阳师专学报,2000年第四期.

[3]郭鲁兵.孔子思想与现代企业文化 [J].岱宗学刊,2001年第三期.

[4]王银娜.从认知角度看《论语》中的隐喻[J].宁波大学学报(人文科学版), 2009年第五期.

[5]王顺洪.中国概况 [M].北京大学出版社,2003年第三版.